SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup)
jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di
pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam.
Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan
mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi
(penggolongan/pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih
mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana
pengelompokan-pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua
tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal
banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon
guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi
tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa
disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat-alat dapur, setelah
mencuci kita menempatkan piring,sendok, garpu, gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan
ukurannya masing-masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
1.5 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksut dengan Klasifikasi ?
2. Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?
3. Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
4. Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan ?
1.6 Tujuan Masalah
1. Untuk mengatahui apa yang di maksut dengan klasifilasi.
2. Untuk mengatahui apa tujuan dan manfaat dari klasifikasi.
3. Untuk mengatahui apa saja yang mempengaruhi Klasifikasi.
4. Untuk mengatahui bagai mana dasar Klasifikasi tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata
lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam
golongan/takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman (gembong 2003).
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara
mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk
menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan
makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang
akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada
individu atau populasi individu (gembong 2003).
2.3 Faktor yang Mempegaruhi Klasifikasi
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang
sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.
4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi.
5. Perbedaan tujuan klasifikasi.
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Kalsifikasi mahluk hidup di lakukan para ahli yaitu sebadai berikut.
1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom
Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan)
dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat
mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama
Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar
klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan/penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum
adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula-mula dilakukan oleh orang-orang
untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal-hal sebagai
berikut.
I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu,
pohon, semak, dan rerumputan.
II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan,
sandang dan hias.
III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering
(xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman
saprofit,parasit,epifit.Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih
sering orang-orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh
Carolus Linnaeus.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya
mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di
tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain, para ilmuwan tergerak untuk membuat
klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan
ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan (gembong 2003).
Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan
terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan
karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu
fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara
reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan
cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae, dan Animalia. Menurut para ahli,
ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir. jamur ini
menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan
jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat-zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini
dapat berpindah-pindah mencari makan jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu
kingdom fungi.
1. Tersusun atas sel-sel eukariotik
2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri
3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Pada mulanya beberapa ahli
menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu sebagai berikut.
1. Tumbuhan belah / Schizophyta.
2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di
golongkan menjadi empat divisio yaitu sebagi berikut.
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang.
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi,
bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar
disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan
mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup
di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di
tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran
keturunan (Tjitrosoepomo 2003).
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif
lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).Tumbuhan lumut dapat dapat
disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora
jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan
berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema
tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit (Anonymous 1987).
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut
daun(Musci) dan lumut hati(Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan
sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi
tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Gambar 1.sphagnum (Tjitrosoepomo 2003).
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di
tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah
Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Gambar 2.lumut hati (Tjitrosoepomo 2003).
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau,
atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros.
Gambar 3.anthocerros (Tjitrosoepomo 2003).
2. Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan
fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang
memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau
pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun
vitoplankton yang biasanya melayang-laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar
perairan disebut neustonik ( sufyan, hd.1996).
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut.
a. Epilitik ( hidup diatas batu).
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir).
c. Epipitik ( melekat pada tanaman ).
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Alga/ganggang di bedakan menjadi empat bagian yaitu sebagai berikut.
A. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan
menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen
lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin (
sufyan, hd.1996).
a. Ciri – ciri talus
 Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak,
bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
 Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid
(cakram) dan ada pula yang seperti benang.
 Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
 Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun
dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
 Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan
tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan
ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang
coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion
dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi,
sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus.
2. Makro cystis pyrefera.
3. Sargassum vulgare.
4. Turbinsaris decurrens.
B. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang
atau kemerah–merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung
klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah
fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi ( sufyan, hd.1996).
a. Ciri-Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas,
pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki
kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan
tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang
talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya
karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan
membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh : anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum
moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.
e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
f. Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum ,
selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
C. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella
selnya. Dan mengandung klorofil a, klorofil c, karoten dan xactofil ( sufyan, hd.1996).
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik
yaitu sebagai berikut:
 Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini
disebut pleuronematik.
 Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke
posterior.
 Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat
persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat–tempat yang basah, dan merupakan anggota
penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri
dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan,
bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.
D. Ganggang hijau (chlorophyceae)
a. Ciri-ciri Talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn
tinggi, misalnya bryopsis.
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa,
seperti jala, dan seperti bintan.
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif
yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini
berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya
adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di
tempat-tempat kering.
c. Cara Hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme
lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau
berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa
suatu zigospora .
Contoh: bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan
stigeoslonium.
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana.
Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor
internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi
kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks,silem dan floem (fauzi 1998).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat
pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun
ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya
daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau
bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil
daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan
fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan
daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesi (fauzi 1998).
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium
betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran
keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora
(fauzi 1998).
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut.
I. Psilotophytase
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik
dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa
rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II. Lycophyta
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam
sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat
menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ
jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora,
menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan (fauzi
1998).
III. Sphenophyta
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun
sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile
(paku ekor kuda) (fauzi 1998).
IV. Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya
besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora).
Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk
sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung) (fauzi 1998).
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta
a. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat
dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah
adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya
berlekuk-lekuk. Di tempat
lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah
(Anonymous 1989).
b. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh
daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap
sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae
merupakan tumbuhan berbunga sejati (Anonymous 1989).
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya
terdiri atas floem dan xylem.
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung
ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan
floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju
daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis
3. Daun
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar
kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga
lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota
dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak
lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan
menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang
mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya
memiliki salah satu alat kelamin.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua,
yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan
monocotyledoneae (monokotil) yaitu sebagai berikut.
1. Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil
pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji
(holifa 2003).
2. Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon (holifa 2003).
Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Akar tunggang.
d. Tulang daun menjari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu
beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam
mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar
organisme. Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk
melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar-sdasar klasifikasi yang sudah ada.
3.2 Saran
Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukanklasifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Anonymous.2003.Pembelajaran tentang tumbuhan.Jakarta.Universitas indonesia
sufyan, hd. 1996. penelitian ganggan. Malang : balai pustaka
sofi, cholifah. 2003. penelitian tanaman hias. Jakarta : gramedia

More Related Content

What's hot

Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahVina Widya Putri
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Athiyyah Yaa
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekulerdewisetiyana52
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaNor Hidayati
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationIsmail Lathiif
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanFirlita Nurul Kharisma
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauSa Ya
 
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...Hariyatunnisa Ahmad
 
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas X
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas XBIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas X
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas XKevinAnggono
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointHusain Anker
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanHariyatunnisa Ahmad
 
Gangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaanGangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaanRisda Hamsuri
 

What's hot (20)

Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanahMakalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
Makalah praktikum jaringan tumbuhan jagung dan kacang tanah
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepaLaporan praktikum mitosis akar Allium cepa
Laporan praktikum mitosis akar Allium cepa
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Gastrula
GastrulaGastrula
Gastrula
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentation
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanamanLaporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
Laporan pengaruh cahaya terhadap tanaman
 
Ppt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayatiPpt keanekaragaman hayati
Ppt keanekaragaman hayati
 
Biologi 10 ekosistem
Biologi 10   ekosistemBiologi 10   ekosistem
Biologi 10 ekosistem
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
Praktikum Mengetahui Letak Stomata, Cara Membuka dan Menutup Stomata Pada Tum...
 
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas X
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas XBIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas X
BIOLOGI klasifikasi makhluk hidup materi kelas X
 
Ppt batang
Ppt batangPpt batang
Ppt batang
 
Teori evolusi Power Point
Teori evolusi Power PointTeori evolusi Power Point
Teori evolusi Power Point
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 
Gangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaanGangguan pada sistem pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan
 

Similar to Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan

Similar to Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan (20)

Bab 14
Bab 14Bab 14
Bab 14
 
Ke 3-identifikasi-taksonomi-dan-klasifikasi-tumbuhan
Ke 3-identifikasi-taksonomi-dan-klasifikasi-tumbuhanKe 3-identifikasi-taksonomi-dan-klasifikasi-tumbuhan
Ke 3-identifikasi-taksonomi-dan-klasifikasi-tumbuhan
 
Lumut ( bryophyta)
Lumut ( bryophyta)Lumut ( bryophyta)
Lumut ( bryophyta)
 
Bab 5.pptx
Bab 5.pptxBab 5.pptx
Bab 5.pptx
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Kunci determinasi
Kunci determinasiKunci determinasi
Kunci determinasi
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Biologi M1KB3
Biologi M1KB3Biologi M1KB3
Biologi M1KB3
 
Bab 7 Tumbuhan.pptx
Bab 7 Tumbuhan.pptxBab 7 Tumbuhan.pptx
Bab 7 Tumbuhan.pptx
 
Bab 7 tumbuhan
Bab 7 tumbuhanBab 7 tumbuhan
Bab 7 tumbuhan
 
Tumbuhan paku
Tumbuhan pakuTumbuhan paku
Tumbuhan paku
 
Bab1hakekatbiologi
Bab1hakekatbiologiBab1hakekatbiologi
Bab1hakekatbiologi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptxAnatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.pptx
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
PPT Klasifikasi Makhluk Hidup.pptx
PPT Klasifikasi Makhluk Hidup.pptxPPT Klasifikasi Makhluk Hidup.pptx
PPT Klasifikasi Makhluk Hidup.pptx
 
klasifikasi-makhluk-hidup.pptx
klasifikasi-makhluk-hidup.pptxklasifikasi-makhluk-hidup.pptx
klasifikasi-makhluk-hidup.pptx
 
Perbedaan 5 kingdom aditya
Perbedaan 5 kingdom adityaPerbedaan 5 kingdom aditya
Perbedaan 5 kingdom aditya
 
Makalah spermatophyta
Makalah spermatophytaMakalah spermatophyta
Makalah spermatophyta
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah klasifikasi hewan dan tumbuhan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan/pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat-alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok, garpu, gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing-masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya. 1.5 Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksut dengan Klasifikasi ? 2. Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ? 3. Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ? 4. Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan ? 1.6 Tujuan Masalah 1. Untuk mengatahui apa yang di maksut dengan klasifilasi. 2. Untuk mengatahui apa tujuan dan manfaat dari klasifikasi. 3. Untuk mengatahui apa saja yang mempengaruhi Klasifikasi.
  • 2. 4. Untuk mengatahui bagai mana dasar Klasifikasi tumbuhan.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Klasifikasi Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan/takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman (gembong 2003). 2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu (gembong 2003). 2.3 Faktor yang Mempegaruhi Klasifikasi 1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama. 2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan. 3. Perkembangan Iptek. 4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi. 5. Perbedaan tujuan klasifikasi.
  • 4. 2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan Kalsifikasi mahluk hidup di lakukan para ahli yaitu sebadai berikut. 1. Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia). 2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan/penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula-mula dilakukan oleh orang-orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal-hal sebagai berikut. I. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak, dan rerumputan. II. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang dan hias. III. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit). IV. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit,parasit,epifit.Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang-orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain, para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan (gembong 2003). Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu
  • 5. fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae, dan Animalia. Menurut para ahli, ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir. jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat-zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat berpindah-pindah mencari makan jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi. 1. Tersusun atas sel-sel eukariotik 2. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri 3. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar). 4. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu sebagai berikut. 1. Tumbuhan belah / Schizophyta. 2. Tumbuhan thalus / Thallophyta. 3. Tumbuhan lumut / Bryophyta. 4. Tumbuhan paku / Pteridophyta. 5. Tumbuhan biji / Spermatophyta. Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu sebagi berikut. 1. Tumbuhan lumut / Bryophyta. 2. Alga / Ganggang. 3. Tumbuhan paku / Pteridophyta 4. Tumbuhan biji / Spermatophyta. 1. Tumbuhan lumut / Bryophyta. Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup
  • 6. di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan (Tjitrosoepomo 2003). Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit (Anonymous 1987). Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun(Musci) dan lumut hati(Hepaticea). a. Lumut Daun (Musci) Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum. Gambar 1.sphagnum (Tjitrosoepomo 2003). b. Lumut Hati (Hepaticea) Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
  • 7. Gambar 2.lumut hati (Tjitrosoepomo 2003). c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida) Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros. Gambar 3.anthocerros (Tjitrosoepomo 2003). 2. Alga / Ganggang Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang-laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik ( sufyan, hd.1996). Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut. a. Epilitik ( hidup diatas batu). b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir). c. Epipitik ( melekat pada tanaman ). d. Epizoik ( melekat pada hewan). Alga/ganggang di bedakan menjadi empat bagian yaitu sebagai berikut.
  • 8. A. Ganggang coklat (paeophiceae) warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin ( sufyan, hd.1996). a. Ciri – ciri talus  Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.  Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.  Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.  Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.  Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat. b. Habitat Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang. c. Cara hidup Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang. d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah. e. Reproduksi Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami. Contoh ganggang coklat; 1. Focus serratus.
  • 9. 2. Makro cystis pyrefera. 3. Sargassum vulgare. 4. Turbinsaris decurrens. B. Ganggang merah (Rodophyceae) Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah–merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi ( sufyan, hd.1996). a. Ciri-Ciri talus 1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. 2. Tidak berflagella. 3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis. 4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. b. Cara hidup Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain. c. Habitat Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar. d. Reproduksi Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora. Contoh : anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata. e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
  • 10. f. Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri. C. Ganggang keemasan (Chrysophayceae) Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a, klorofil c, karoten dan xactofil ( sufyan, hd.1996). a. Ciri talus 1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran. 2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut:  Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.  Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.  Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. b. Habitat Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat–tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton. c. Cara hidup Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis. d. Reproduksi Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri. e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam. D. Ganggang hijau (chlorophyceae)
  • 11. a. Ciri-ciri Talus 1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni ) 2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis. 3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintan. 4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah). 5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi. 6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion. 7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik. b. Habitat Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat-tempat kering. c. Cara Hidup Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak. d. Reproduksi Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora . Contoh: bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium. 3. Tumbuhan paku / Pteridophyta Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks,silem dan floem (fauzi 1998).
  • 12. Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesi (fauzi 1998). Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora (fauzi 1998).
  • 13. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut. I. Psilotophytase Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid. II. Lycophyta Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan (fauzi 1998). III. Sphenophyta Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda) (fauzi 1998). IV. Pterophyta Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung) (fauzi 1998). 4. Tumbuhan biji / Spermatophyta
  • 14. a. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae) Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah (Anonymous 1989). b. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae) Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati (Anonymous 1989). Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut. 1. Akar Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem. 2. Batang Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis 3. Daun 4. Bunga Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang
  • 15. mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin. Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil) yaitu sebagai berikut. 1. Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji (holifa 2003). 2. Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon (holifa 2003). Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. a. Biji berkeping dua. b. Dua daun lembaga terangkat keatas. c. Akar tunggang. d. Tulang daun menjari.
  • 16. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme. Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar-sdasar klasifikasi yang sudah ada. 3.2 Saran Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukanklasifikasi.
  • 17.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University. Anonymous.2003.Pembelajaran tentang tumbuhan.Jakarta.Universitas indonesia sufyan, hd. 1996. penelitian ganggan. Malang : balai pustaka sofi, cholifah. 2003. penelitian tanaman hias. Jakarta : gramedia