2. PENGERTIAN
Keluarga sakinah adalah “Konsep tentang
bangunan keluarga yan g dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah dan tercatat di Kantor
Urusan Agama sehingga masing-masing
anggota keluarga dapat menjalankan peran
sesuai fungsinya, dalam suasana kasih sayang
untuk mewujudkan rasa aman, tenteram,
damai, bahagia, sejahtera dunia dan akhirat
yamh diridlai Allah SWT”.
3. PRINSIP-PRINSIP KELUARGA SAKINAH
Pola Keluarga besar (Dzawil Qurba)
Pola Hubungan kesederajadan
Orientasi kehidupan kepada Allah (theo-
centris)
Ikatan Mawaddah wa Rahmah.
Pilar yang didasarkan pada lima kebutuhan
hidup.
4. 5 (Lima) Pilar-pilar Kehidupan
Kehidupan beragama yang tercermin dalam
semua aspek kehidupan
Pendidikan yang optimal
Ekonomi yang stabil
Kesehatan yang memadai
Hubungan yang harmanis inter dan antar
keluarga
5. Strategi sosialisasi keluarga
sakinah
1. Sosialisasi keluarga sakinah melalui keluarga
2. Sosialisasi keluarga sakinah melalui sekolah
3. Sosilisasi keluarga sakinah dalam masyrakat
4. Sosialisasi keluarga sakinah melalui masjid
5. Sosialisasi keluarga sakinah melalui mass
media
6. TUJUAN PERNIKAHAN
QS.Ar Ruum 21, terbentuknya keluarga yang
sakinah:
مودة saling mencintai
ورحمة saling menyayangi
4. Fungsi pernikahan
Qs Al Baqarah 127 saling melengkapi
8. Istilah rumah dalam al Qur’an
Tempat menurunkan nilai (ُ
لْيِ
زْن
َ
ملَا)
Ketengan (ُ
نَ
كْ
سَ
مْلَا)
Tempat kembali (ىَ
ُوْأَ
مْلَا)
Tempat berputar (ُ
َّاُر
لدَا)
Tempat ibadah (ُ
تْيَبْلَا)
10. Mu’asyarah bil Ma’ruf
a. Memberi perhatian kepada istri dengan selalu
menjaga kehormatan dan nama baik istri serta
keluarga.
b. Menjadi mitra istri dalam mengokokhkan budi pakerti
dan akhlaq mulia.
c. Mendukung pengembangan potensi dan aktualisasi
diri sebagai hamba dan khalifah Allah.
d. Menjaga penampilan dan menampakkan raut muka
yang disukai oleh istri.
11. Kewajiban suami kepada istri
Kewajiban suami terhadap istri
Kedudukan suami merupakan qawwam
dalam keluarga (QS An-Nisa’ : 34)
12. KEWAJIBAN DAN HAK SUAMI ISTRI
a. Kewajiban suami istri
b. Hak suami istri.
c. Kewajiban suami terhadap istri
d. Kewajiban istri terhadap suami
13. Sabda Nabi menurut Riwayat Ibnu Abbas :
“Saya suka berdandan untuk istriku
seperti halnyasayapun suka ia berdandan
untuk diriku”.
e. Menciptakan hubungan yang demokratis dan
seimbang dalam pengambilan keputusan dalam
keluarga.
f. Mendialoogkan dengan cara ma’ruf setiap masalah
yamg menimbulkan perasaan tidak senang.
g. Mengambil peran dam menyelesaikan pekerjaan-
pekerjaan kerumahtanggaan.
14. h Menghindari berbagaibentuk kekerasan, baik
ucapan dan tindakan yang mengakibatkan
penderitaan fisik maupun psikhologis istri.
i.Tidak membebani pekerjaan di luar batas
kekuatan istrinya.
15. Suami istri dalam QS An Nisa’
ayat 1 sebagai “pasangan”
Perlu adanya penghormatan dan penghargaan
(الحرية )المحافظة
Pendamping (ةَلِداَبْلَ)ا
Kesetaraan (َةو ا َ
سمْلَ)ا
Keseimbangan (نَازوَّتلَ)ا َةمْيِرَلكْا قَالْخَ ْ
ْلَا
Kehormatan (ةَظََافحمْلَ)ا
Kasih sayang (ماحَرَّتلَ)ا
Toleransi (ةام َ
سَّتلَ)ا
16. 3. Tugas bersama
A. Muasyarah bil ma’ruf (QS. An Nisa’ :19)
Dalam sikap/perilaku
Dalam kata-kata: qaulan syadida, qaulan
ma’rufa, qaulan karima, qaulan layyina,
qaulan baligha, qaulan tsaqila
B. Menyikapi hubungan dengan keluarga
dekat (QS An Nisa’ : 36)
17. C. Menyikapi problematika rumah tangga
1. Nusyuz/Durhaka suami dan istri
Nusyuz suami pada istri (QS An Nisa’ 34) :
- Nasehat atau teguiran lisan
- Pisah tempat tidur
- Pukulan (bukan fisik tapi hatinya)
Nusyuz istri pada suami (QS An Nisa’ 128) yaitu
dengan cara “damai” yaitu perjanjian dengan
bukti yang kuat seperti diatas kertas segel yang
isinya suami tidak akan mengulangi lagi
kesalahannya.
18. poligami
Berdasarkan al-qur’an dan hadits dapat dipahami
bahwa poligami dalam islam merupakan ketentuan
pembatasan yang pernah terjadi sebelumnya (yang
tidak terbatas).
Poligami dilakukan dengan memenuhi ketentuan adil.
Allah juga menyatakan bahwa manusia tidak mampu
berlaku adil.poligami dapat dicegah oleh keluarga istri
manakala diduga kuat pernikahan itu dapat
menyusahkan istri pertama.
19. Untuk mewujudkan keluarga sakinah,
poligami tidak menjadi priorias.
Semua anggota keluarga hendaklah berusaha
meminimalisir peluang yang dapat
mengantarkan adanya kemungkinan poligami.
20. TENTANG NIKAH SIRRI
Untuk dihindarkan nikah sirri;
karena dapat menimbul-kan fitnah di
masyarakat, hilangnya hak istri dan
anak, serta mewujudkan keluarga
sakinah hendaklah berpengaruh yang
tidak baik terhadap perkembangan
psikho-logis anak dan pendidikannya.
21. NASAB ANAK
Anak yang lahir dari ikatan perkawinan
yang sah, bernasab pada ayah dan
menjadi tan ggung jawab bersama
(ayah dan ibu).
22. In-Harmonis hubungan suami istri
1. Nusuz : arti bahasa durhaka
Istri : istri tidak taat kepada suami (QS An-Nisa’ : 34)
Solusinya : 1. memberi nasehat
2. pisah tempat tidur (ranjang ?)
3. Dipukul (fisik ?) yg. tdk. menyakiti
Suami : tidak menjalankan kewajiban (QS An-
Nisa‘129 )
Solusinya : Perjanjian tertulis dan saksi
23. 2. Syiqaq/Pertikaian suami dan istri (QS An- Nisa’:
35)
Diperlukan peran orang tua jika suami dan istri
tidak bisa menyelesaikan
D. Kewajiban bersama terhadap anak (QS Al- A’raf 189)
Orang tua berkewajiban mengembangkan potensi
anak secara optimal sehingga menjadi generasi
“sholeh sholihah” maupun “dzurriyatan
thoyyibatan”
E. Saling meningkatkan iman, ilmu dan amal (QS an-
Nisa’ 124)
F. Saling berdo’a