1. KEWIRAUSAHAAN 1
TUGAS MINGGU 14
JUWANITA RATININGSIH 46118110098
Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, CMA, MM, MPM
A. Pengertian Modal Menurut Para Ahli
Beberapa ahli dibidang ilmu ekonomi pernah menjelaskan mengenai definisi modal, diantaranya
adalah:
1. Lawrence J. Gitman
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal adalah bentuk pinjaman dalam jangka waktu
tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, atau semua hal yang ada di bagian kanan neraca perusahaan
selain kewajiban saat ini.
2. Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, pengertian modal adalah hasil produksi yang digunakan kembali
untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian modal ditekankan pada nilai,
daya beli, atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang-barang modal.
3. Drs. Moekijat
Menurut Moekijat, definisi modal adalah semua hal yang dimiliki oleh perusahaan, meliputi
uang tunai, kredit, hak membuat, serta menjual sesuatu (berupa paten), mesin-mesin, dan property.
Namun, sering juga istilah modal digunakan untuk menggambarkan hak milik total yang terdiri dari
jumlah yang ditanam, surplus, dan semua keuntungan yang tidak dibagi.
4. Mayo
Menurut Mayo, pengertian modal adalah berbagai instrumen utang untuk memanfaatkan dana
investor yang membeli sekuritas hutang. Ada dua jenis saham; saham preferen dan saham biasa.
5. Prof. A. Bakker
Menurut Prof. Bakker, definisi modal adalah barang-barang konkret yang masih ada dalam
rumah tangga perusahaan yang ada dalam neraca bagian debit, maupun berupa daya beli atau pun
nilai tukar barang-barang yang tercatat di neraca bagian kredit.
2. 6. Profesor Polak
Menurut Profesor Polak, pengertian modal adalah kekuasaan yang dimiliki individu/ organisasi
untuk menggunakan barang-barang modal (berada di neraca kredit). Yang dimaksud dengan barang
modal adalah barang-barang dalam perusahaan yang belum digunakan.
7. Munawir
Menurut Munawir modal adalah kekayaan perusahaan yang bisa berasal dari internal maupun
eksternal termasuk juga kekayaan yang dihasilkan dari proses produksi sebuah perusahaan.
8. Profesor Meij
Definisi modal menurut Profesor Meij adalah kollektivitas dari barang-barang modal (semua
barang yang ada, dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktif-nya untuk membentuk
pendapatan) yang terdapat dalam neraca sebelah debit, dan kekayaan ialah daya beli yang terdapat
dalam barang-barang modal yang ada di neraca sebelah kredit.
9. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian modal menurut KBBI adalah uang yang digunakan sebagai pokok (induk) untuk
berdagang; harta benda (uang, barang) yang bisa digunakan dalam menghasilkan sesuatu yang
mampu menambah kekayaan dan sebagainya.
1. Jenis-Jenis Modal
Jenis-jenis modal atau capital dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan sumber-sumber
modal, berdasarkan wujud, dan berdasarkan fungsinya.
a. Jenis Modal Berdasarkan Sumber Modal
Modal berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu modal internal dan modal
eksternal. Berikut penjalasan keduanya:
1. Modal Internal
Sumber modal internal merupakan modal yang didapatkan dari perusahaan itu sendiri biasanya dari
hasil penjualan. Modal internal sulit digunakan untuk mengembangkan bisnis karena sifatnya yang
terbatas dan sulit mengalami peningkatan signifikan.
3. 2. Modal Eksternal
Sumber modal eksternal adalah modal yang berasal dari luar perusahaan atau dana yang diperoleh
dari para kreditur ataupun dari pemegang saham yang dapat ambil bagian dalam perusahaan. Adanya
keterbatasan pada modal internal, sehingga perlu adanya modal eksternal yang bisa didapatkan dari
luar dan sifatnya tidak terbatas. Modal eksternal ini umumnya didapatkan dari pinjaman bank, koperasi
atau sumber modal lainnya. Modal eksternal juga bisa didapatkan dari investor yang menanamkan
modalnya kepada perusahaan Anda.
b. Jenis Modal Berdasarkan Fungsi
Modal berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal perseorangan dan modal
sosial. Berikut penjelasan dari keduanya:
1. Modal Perseorangan
Jenis modal perseorangan adalah modal yang berasal dari seseorang yang memiliki fungsi untuk
memudahkan berbagai aktivitas dan memberikan laba kepada pemiliknya. Misalnya: deposito, property
pribadi, saham, dan lainnya.
2. Modal Sosial
Jenis modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat dimana modal tersebut memberikan
keuntungan bagi masyarakat secara umum dalam melakukan kegiatan produksi. Misalnya jalan raya,
pelabuhan, pasar, dan lainnya.
c. Jenis Modal Berdasarkan Wujud
Jenis-jenis modal juga dibedakan berdasarkan bentuknya yaitu modal konkret atau modal aktif dan
modal abstrak atau modal pasif. Penjelasan modal konkret dan modal abstrak yaitu:
1. Modal Konkret (Modal Aktif)
Modal konkret adalah modal aktif yang berarti dapat diliht secara kasat mata atau berwujud. Yang
termasuk modal konkret seperti bahan baku, tempat, mesin, gudang dan bentuk sarana prasarana
lainnya.
2. Modal Abstrak (Modal Pasif)
Modal abstrak adalah kebalikan dari modal konkret dimana tidak dapat terlihat secara kasat mata.
Meskipun begitu, modal ini juga penting untuk keberlangsungan perusahaan seperti skill tenaga kerja,
hak cipta dan hal pendirian.
4. 2. Manfaat Modal Bagi Perusahaan
Seperti yang sudah dijelaskan dari pengertian modal diatas, modal adalah hal vital yang wajib dimiliki
perusahaan apalagi untuk perusahaan yang sedang berkembang, Tanpa modal, bisnis akan kesulitan
untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya.
Beberapa hal pentingnya modal adalah seuntuk membantu memproduksi barang lainnya yang
dibutuhkan manusia dengan tujuan untuk memperoleh keuntunganbagai berikut:
1. Sewa Tempat
Tidak memiliki lahan untuk berbisnis berarti Anda memerlukan persewaan tempat. Ketersediaan modal
penting untuk urusan sewa tempat dibanding harus membeli lahan yang harganya jauh lebih mahal.
2. Penyediaan Bahan Produksi
Modal diperlukan untuk menyediakan bahan-bahan produksi termasuk bahan baku, peralatan
penunjang dan mesin produksi. Pada bisnis yang menjalankan usaha dibidang penyedia produk tentu
membutuhkan modal untuk membeli peralatan produksi.
3. Gaji Pekerja
Untuk menjalankan perusahaan tak terlepas dari anggota-anggota perusahaan dalam hal ini pegawai
atau tenaga kerja. Sehingga ketersediaan modal diperlukan untuk memberi hak-hak karyawan seperti
gaji, tunjangan bahkan asuransi keselamatan kerja.
4. Simpanan
Modal tidak harus sepenuhnya dialokasikan untuk kepentingan produksi, namun modal juga harus
dalam bentuk simpanan. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti defisit,
kekurangan biaya operasional atau terjadi peningkatan permintaan pasar.
B. Pengertian Break Event Point (Titik Pulang Pulang Pokok)
Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan
dan volume kegiatan. Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume analysis” (CPV analysis). Masalah
break-even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga
mempunyai biaya tetap. Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan
golongan biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil
dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama.
Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan
5. volume kegiatan. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa. Perusahaan hanya
memproduksi satu macam produk. Apabila diprodusir lebih dan satu macam produk, perimbangan
penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.
a. Manfaat Break Event Point.
a. Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
b. Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
c. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
b. Metode Perhitungan Break Event Point
a. Grafik break even point (Chart)
b. Perhitungan Matematik
BEP dalam unit (Q)
BEP dalam rupiah (Rp)
Dimana :
6. Q/Rp = Penghasilan dan biaya produk pada kondisi BEP
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel perunit dikali kuantitas
P = Harga produk perunit
V = Biaya variabel perunit
S = Penjualan
Contoh
Sebuah perusahaan sepeda menjual produk dengan harga Rp400.000, mengeluarkan
biaya tetap Rp800.000.000 dan biaya variabel Rp200.000 perunit. Untuk mencari titik
impas (BEP) :
BEP (unit) = FC/(P-V) = 800.000.000/ (400.000-200.000) = 4000 unit
BEP (Rp) = Q x P = 4.000 unit x Rp400.000 = Rp1.600.000.000
= FC:(1-VC/P) = 800.000.000 : (1-200.000/400.000)
= 800.000.000 : 0,5 =Rp1.600.000.000
Contoh
Sebuah perusahaan mengeluarkan biaya tetap Rp400.000 pertahun dan biaya variabel
Rp60 perunit. Harga jual produk Rp100 perunit, kapasitas normal perusahaan 15.000
unit pertahun. Ditanyakan :
1)Berapa titik impas (BEP) dalam unit dan rupiah?
2)Apabila harga naik menjadi Rp160 perunit, berapa BEP-nya?
3)Apabila biaya tetap naik sebesar Rp200.000, dan biaya variabel perunit turun menjadi
Rp50, berapa BEP-nya?
4)Apabila unit yang diproduksi sebanyak Rp5.000, berapa laba rugi perusahaan?
1) Mencari BEP :
BEP = TR = TC
= P x Q = FC + VC
= 100 x Q = 400.000 + 60Q
= 100Q-60Q= 400.000
7. = 40Q = 400.000
= Q = 10.000 unit
BEP (unit) = FC/(P-V) = 400.000/ (100-60) = 10.000 unit
BEP (Rp) = Q x P = 10.000 unit x Rp100 = Rp1.000.000
= FC : (1-VC/P) = 400.000 : (1-60/100) = Rp1.000.000
2) Harga jual naik menjadi Rp160 perunit ---> BEP turun
• BEP = TR = TC
= P x Q = FC + VC
= 160 x Q = 400.000 + 60Q
= 100Q = 400.000
= Q = 4.000 unit
• BEP (unit) = FC/(P-V) = 400.000/ (160-60) = 4.000 unit
• BEP (Rp) = Q x P = 4.000 unit x Rp160 = Rp640.000
= FC : (1-VC/P) = 400.000 : (1-60/160) = Rp640.000
3) Biaya tetap naik sebesar Rp200.000, Biaya variabel turun menjadi Rp50 perunit
• BEP = TR = TC
= P x Q = FC + VC
= 100 x Q = 600.000 + 50Q
= 50Q = 600.000
= Q = 12.000 unit
• BEP (unit) = FC/(P-V) = 600.000/ (100-50) = 12.000 unit
• BEP (Rp) = Q x P = 12.000 unit x Rp100 = Rp1.200.000
= FC : (1-VC/P) = 600.000 : (1-50/100) = Rp1.200.000
4) Apabila memproduksi 5000 unit, maka laba/rugi :
Q = 5000 unit
TR = 5000 unit x Rp100 = Rp 500.000
TC = Rp 400.000 x (5000xRp60) = Rp 700.000
8. Rugi = Rp 200.000
C. Pengertian NPV (Net Present Value)
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dr. Sobarsa Kosasih dalam buku Manajemen Operasi
(2009:99), NPV adalah Kelebihan Present Value (PV) dari cash inflow yang dihasilkan oleh suatu
proyek atas sejumlah investasi awal.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dian Wijayanto dalam buku Pengantar Manajemen
(2012:246), Net Present Value (NPV) merupakan kombinasi antara present value penerimaan dan
present value pengeluaran.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut R. Agus Sartono (2010:195), Net Present Value adalah
Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan procceed dengan present
value Investasi.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Syafaruddin Alwi (2001,163), Net Present Value
merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam
kaitannya dengan waktu, berdasarkan Discount Rate tertentu.
Cara Menghitung NPV (Net Present Value)
Net Present Value adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari investasi
dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima dari proyek. Berikut ini adalah Rumus NPV
dan juga contoh kasusnya.
Rumus NPV (Net Present Value)
Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari investasi,
mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi awal.
Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2
) + (C3/(1+r)3
) + … + (Ct/(1+r)t
) – C0
atau
Dimana :
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
9. C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
Selain rumus NPV diatas, kita juga dapat menggunakan tabel PVIFA (Present Value Interest Factor for
an Annuity) kemudian masukan hasilnya ke persamaan atau rumus NPV dibawah ini :
NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0
Tabel FVIFA dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Contoh Kasus Perhitungan NPV (Net Present Value)
Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah produksi
produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta dengan suku bunga
pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun
selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?
Penyelesaiannya :
Diketahui :
10. Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.
Menggunakan Tabel PVIFA
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa NPV juga dapat dihitung dengan mengggunakan tabel
PVIFA. Jika kita memiliki tabel PVIFA ini, perhitungan NPV menjadi lebih mudah dan cepat.
Berdasarkan tabel PVIFA, angka yang didapat dari suku bunga 12% (r) dan periode 5 tahun (t) adalah
sebesar 3.6048. Angka tersebut dimasukan ke rumus NPV dibawah ini :
NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0
NPV = (50 x PVIFA(12%)(5)) – C0
NPV = (50 x 3,6048) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
11. Hasilnya juga sama dengan nilai NPV yang didapat dari rumus NPV pertama yaitu se30,24 atau Rp.
30,24 juta.
Analisis dan Penilaian NPV (Net Present Value)
Dari hasil perhitungan contoh soal kita diatas, nilai bersih saat ini atau nilai Net Present Value (NPV)
adalah Positif dengan nilai sebesar Rp. 30,24 juta. Ini berarti Mesin Produksi yang bersangkutan dapat
menghasilkan sekitar Rp. 30,24 juta setelah melunasi biaya pembelian mesin dan juga biaya bunga.
Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka dapat diputuskan bahwa rencana investasi pembelian
mesin produksi baru dapat dilanjutkan.
Nilai NPV yang positif (NPV > 0) menunjukan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan dengan
nilai yang diinvestasikan sedangkan nilai NPV negatif (NPV < 0) menandakan penerimaan lebih kecil
dibandingkan dengan pengeluaran atau akan mengalami kerugian pada investasinya setelah
mempertimbangkan Nilai Waktu Uang (Time Value of Money). Namun apabila hasil perhitungan NPV
adalah Nol (NPV = 0), maka artinya investasi atau pembelian tersebut hanya balik modal (tidak untung
dan tidak rugi).
Dan tentunya, Semakin besar angka positifnya, semakin besar pula penerimaan yang bisa
didapatkannya. Oleh karena itu, perhitungan NPV ini tidak saja digunakan untuk mengevaluasi layak
atau tidaknya untuk berinvestasi, namun juga digunakan untuk membandingkan investasi mana yang
lebih baik jika terdapat dua pilihan investasi atau lebih.
Perlu diketahui juga, meskipun perhitungan NPV ini merupakan alat yang sangat bagus untuk membuat
keputusan dalam berinvestasi, namun tidak selalu akurat. Hal ini dikarenakan persamaannya
bergantung pada banyak perkiraan dan asumsi yang sangat sulit untuk benar-benar akurat. Seperti
pada contoh kasus diatas, manajemen perusahaan AAZZ tidak tahu dengan pasti apakah mesin
tersebut akan menghasilkan Rp. 50 juta per tahunnya (karena hanya perkiraan atau asumsi) dan
mungkin juga tingkat bunga akan berubah seiring dengan perkembangan pasar, terkecuali terdapat
perjanjian yang pasti dengan pihak kreditur. Satu-satunya yang diketahui oleh manajemen perusahaan
adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli mesin produksi tersebut pada saat ini.
12. Sumber :
Modul minggu ke 14
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-npv-rumus-npv-net-present-value/
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-modal.html