Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan panduan tentang teknik penulisan artikel pada jurnal nasional terakreditasi, mulai dari format penulisan, sumber ide, identifikasi masalah, hingga ketentuan referensi.
2. Beberapa teknik dasar yang disarankan adalah membuat peta keilmuan, mengenal sistem referensi, dan memastikan tidak terdapat unsur plagiat.
3. Sumber referensi yang digun
Teknik Penulisan Artikel Pada Jurnal Nasional Terakreditasi
1. TEKNIK PENULISAN ARTIKEL PADA
JURNAL NASIONAL TERAKREDITASI
WORKSHOP PENULISAN ARTIKEL JURNAL
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
Makassar, 21 Mei 2019
Ismail Suardi Wekke
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong
Email: iswekke@gmail.com
FB: Ismail Suardi Wekke IG: @iswekke
7. Sekedar Cerita
“Bermimpilah, dan Tuhan akan memeluk mimpi-
mimpimu” (Laskar Pelangi)
“Tak ada yang susah, kecuali kalau pikiran susah
itu bersemayam dalam pikiran” (Ismail Suardi
Wekke)
8. Menyamakan Persepsi
• Bentuk-bentuk Karya Ilmiah, Artikel Jurnal
(penelitian lapangan, literatur review,
timbangan buku);
• No Plagiat (termasuk diri sendiri), paraphrase
(makna bukan teks);
• Reputasi? Jurnal Nasional -> Akreditasi
• Platform lain, Google Scholar, DOAJ;
10. Apa yang Diterima Editor Jurnal?
1. Topik sederhana;
2. Trend penelitian dalam aim and
scope jurnal;
3. Mengikuti panduan penulisan dan
teknik referensi;
4. Tidak mengandung plagiasi (juga
no double submission);
11. Teknik Dasar
1. Peta Keilmuan. Riset-riset yang menjadi
rujukan utama;
2. Mengenal “Madzhab” referensi seperti APA,
MLA, dst;
3. Struktur Artikel;
4. Kekayaan Rujukan;
13. Pengantar
• Setiap karya tulis ilmiah harus memenuhi
format dan persyaratan yang ditentukan.
• Karya ilmiah yang baik harus dirancang
secara sistematis dan runtut.
• Bagian inti dari tulisan (pendahuluan,
telaah pustaka, metode penulisan,
analisis dan sintesis) harus seimbang.
• Salah satu teknik yang mudah adalah
dengan membuat kerangka tulisan
(outline)
17. Kajian Pendidikan Bahasa Arab
• Wekke, I. S. (2015). Tradisi pesantren dalam konstruksi
kurikulum bahasa Arab di lembaga pendidikan minoritas
muslim Papua Barat. KARSA: Journal of Social and Islamic
Culture, 22(1), 20-38.
• Wekke, I. S. (2016). Gender dalam Materi Belajar Bahasa
Arab di Pesantren. Turast: Jurnal Penelitian dan Pengabdian
(e-Journal), 1(1), 55-66.
• Wekke, I. S. (2013). Pendidikan Bahasa Arab Dan Konstruksi
Pembelajaran Modern Di Pesantren Minoritas Muslim
Indonesia.”. Simposium Isu-Isu Sejarah dan Tamadun Islam
(SISTI II) Institut Kajian Rantau Asia Barat (IKRAB), Universiti
Kebangsaan Malaysia.
18. Kajian Pendidikan Bahasa Arab
• Wekke, I. S. (2016). Lingkungan Belajar Bahasa Arab dan
Konstruksi Karakter Santri: Tinjauan Pesantren Minoritas
Muslim. Al-Lisan, 1(2), 49-76.
• Wekke, I. S. (2017). Tinjauan Mohammad Arkoun tentang
Bahasa Arab, Teks dan Semiotika Al-Qur'an.
• Wekke, I. S., & Busri, M. (2016). Kepemimpinan
Transformatif Pendidikan Islam: Gontor, Kemodernan, dan
Pembelajaran Bahasa. Deepublish.
• Wekke, I. S. (2014). Kitab Suci, Bahasa Arab dan Pembacaan
Teks: Tinjauan Filsafat Mohammed Arkoun. Ulumuna, 18(2),
243-268.
27. Memicu Ide Kreatif
• Rajinlah mengembangankan rasa ingin tahu
melalui pertanyaan (5W+1H) agar mudah
menemukan ide-ide yang dapat ditulis, sehingga
menulis menjadi mudah.
• Pemicu ide ada di mana-mana; yang dibutuhkan
hanyalah sikap mental yang kondusif dan
kebiasaan mengamati situasi sekitar.
• Kita perlu mengetahui tempat atau situasi
aktifitas apa yang dapat memicu ide kreatif
untuk menulis.
28. SUMBER IDE
Bacaan laporan hasil
penelitian
Seminar dan diskusi
Pernyataan
pemegang otoritas
Pengamatan
Pengalaman
Browsing internet
29. Teknik Meneroka Ide Baru
2-29
BRAINSTORMING
LIBRARY AND
INTERNET RESEARCH
FOCUS GROUP
32. Alur Pikir Penyusunan
PENULISAN ILMIAH
Latar Belakang
Merumuskan tujuan yang konsisten dengan
masalah pada karya ilmiah serta manfaatnya
Mengembangkan pertanyaan– pertanyaan
yang bersumber dari masalah yang telah
dipilih
Menetapkan/memilih masalah dari
kemungkinan yang ada disertai argumentasi
Kemungkinan-kemungkinan masalah yang
timbul dari tema/topik/judul karya ilmiah
Menjelaskan apa, mengapa, dan pentingnya
tema/topik/judul karya ilmiah dipilih.
Identifikasi masalah
Pembatasan Masalah
Perumusan masalah
Tujuan dan manfaat
karya ilmiah
33. Masalah
• Merupakan kunci keberhasilan suatu
tulisan ilmiah
• Masalah ≠ judul
• Merupakan inti persoalan yang tersirat
dalam judul tulisan ilmiah
• Berupa pertanyaan atau pernyataan
yang diajukan untuk dicari jawabannya
• Dapat berupa hipotesis yang akan diuji
kebenarannya.
34. Indikator Masalah
• Cukup penting dan menarik minat untuk
dikaji dan dianalis
• Masih ada dalam jangkauan penulis
(pengetahuan & ekonomi)
• Belum terpecahkan seluruhnya atau
sebagian
• Mengungkap masalah dengan bahasa
yang ringkas
• Harus orisinal, aktual, faktual
• Harus bernilai, menyangkut kepentingan
umum dan kebutuhan utama
35. Permasalahan
Adanya kesenjangan antara kenyataan aktual dan
keinginan ideal yang dikehendaki.
Kondisi
aktual
Keinginan ideal
Kesenjangan
(masalah
penelitian)
36. Identifikasi, Pemilihan & Perumusan Masalah
Pengertian Masalah :
• Suatu kesulitan yang dirasakan, konkrit dan
memerlukan solusi
• Suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya
dengan apa yang ada dalam kenyataan atau antara
apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia atau
antara harapan dengan kenyataan dsb.
37. • Perlu diingat, terkadang penelitian dilakukan tidak
harus dimulai dengan suatu masalah. Bisa jadi
fenomena.
Namun dalam sebuah kewajaran, seseorang yang akan
melakukan penelitian, terlebih dahulu dengan
menentukan : apa masalahnya ? Apa fenomenanya?
38. Contoh
Fakta fenomena, mengarah pada adanya kebutuhan
obyektif/ latar belakang
“Kemampuan berbahasa Arab hanya pada membaca
dan tata bahasa”
Masalah mengarah pada adanya upaya untuk
pemecahan
“Bagaimana metode yang efektif dalam pembelajaran
bahasa Arab komunikatif?”
Suatu masalah membutuhkan penelitian untuk mencari
solusinya jika masalah itu kompleks. Bisa jadi hanya
sebuah diskusi terarah.
Suatu Masalah Berbeda dengan Fakta
39. • Upaya untuk melakukan pencarian dan pendataan
masalah-masalah yang akan dibahas
• Pencarian masalah dapat dilakukan dari sumber-sumber
masalah:
1. Bacaan
2. Pengamatan Sepintas/Fakta di lapangan
3. Pengalaman Pribadi
4. Pertemuan Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya dll
5. Pernyataan Pemegang Otoritas
6. Perasaan Intuitif Pribadi
Identifikasi Masalah
40. Setelah masalah-masalah diidentifikasi, belum
menjadi jaminan bahwa semua masalah
tersebut layak dan sesuai untuk diteliti.
Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa
masalah yang paling baik dan layak untuk
diteliti.
Masalah yang belum ada jawaban.
Pemilihan Masalah
41. Pertimbangan Pemilihan Masalah
Dilakukan dengan Dua Arah :
1. Dari Arah Masalahnya
Pertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah
atau sudut obyektifnya atau nilai penelitiannya.
Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada
pengembangan dan penerapan IPTEKS atau
pemecahan masalah praktis ?
2. Dari Arah Penelitinya
Pertimbangan berdasarkan kelayakan dan
kesesuaian penelitinya menyangkut kelayakan biaya,
waktu, sarana, kemampuan keilmuan
42. Fenomena yang membutuhkan/menjadi lingkup
penelitian sehingga memunculkan pertanyaan (Noeng
Muhadjir)
Masalah perlu dirumuskan dengan tujuan agar
permasalahan jelas dan tidak menimbulkan keragu-raguan
atau tafsir yang berbeda-beda sebab masalah tsb nantinya
akan digunakan sebagai dasar:
• pengajuan teori dan hipotesis
• pengumpulan data,
• pemilihan metode analisis dan
• penarikan kesimpulan
Perumusan Masalah
43. 1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat
pertanyaan atau pernyataan;
2. Singkat dengan jelas. Tidak perlu panjang;
3. Memberi petunjuk dimungkinkannya
pengumpulan data dan adanya metode
pemecahannya;
Pertanyaan penelitian ini akan
mempermudah di dalam proses penulisan
analisis hasil penelitian dan pembahasan.
Teknik Perumusan Masalah
44. • Mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi
manfaat/kontribusi
• Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data
dan metode pemecahannya
• Menarik bagi peneliti yang didukung kemampuan
keilmuan
• Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang
lingkup pembahasannya)
• Berguna untuk mengembangkan suatu teori
Rumusan Masalah Yang Baik
54. Ketentuan Referensi
1. Sumber Primer (tidak lagi A dalam B);
2. Hanya dari jurnal dan sumber utama
(laporan penelitian, skripsi, tesis,
disertasi);
3. Mutakhir (contoh 10 tahun terakhir);