SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Permenkumham No. 5 Tahun 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN
HUKUM YAYASAN
1. 1. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.393, 2014 KEMENKUMHAM.
Badan Hukum. Yayasan. Pengesahan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR5 TAHUN 2014
TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan
transparansi, profesionalisme, dan integritas pelayanan serta untuk terlaksananya
tertib administrasi dalam pemberian pelayanan pengesahan badan hukum yayasan di
lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga pelayanan harus
diberikan secara elektronik; b. bahwa untuk meningkatkan pemberian pelayanan
kepada masyarakat dan mempercepat proses pengesahan badan hukum yayasan perlu
diatur mengenai tata cara pemesanan nama dan pengesahan badan hukum yayasan
yang dilakukan melalui media elektronik; c. bahwa teknis operasional dalam
pengesahan badan hukum yayasan belum diatur secara komprehensif sehingga perlu
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan;
2. 2. 2014, No.393 2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan; Mengingat : 1. Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4132) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4430); 2. Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4894)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5387); 4.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 676) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 19 Tahun
2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 740);
3. 3. 2014, No.3933 MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG PENGESAHAN BADAN
HUKUM YAYASAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan
Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 2.
Sistem Administrasi Badan Hukum yang selanjutnya disingkat SABH adalah sistem
pelayanan administrasi badan hukum secara elektronik yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 3. Pemohon adalah Notaris yang
diberikan kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan badan hukum Yayasan
melalui SABH. Pasal 2 (1) Permohonan pengesahan badan hukum Yayasan diajukan
oleh Pemohon kepada Menteri. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan melalui SABH. Pasal 3 Permohonan Pengesahan Badan Hukum Yayasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus didahului dengan pengajuan nama
Yayasan. BAB II PERMOHONAN PENGAJUAN NAMA YAYASAN Pasal 4 (1)
Pemohon mengajukan permohonan pemakaian nama Yayasan kepada Menteri melalui
SABH. (2) Pengajuan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengisi format pengajuan nama Yayasan. (3) Format pengajuan nama yayasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:
4. 4. 2014, No.393 4 a. nomor pembayaran persetujuan pemakaian nama Yayasan dari
bank persepsi; dan b. nama Yayasan yang dipesan. Pasal 5 (1) Pemohon wajib
membayar terlebih dahulu biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan melalui bank
persepsi untuk 1 (satu) nama Yayasan yang akan disetujui. (2) Besarnya biaya
persetujuan pemakaian nama Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara
Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (3)
Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk
jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal dibayarkan.
(4) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
ditarik kembali. Pasal 6 (1) Nama Yayasan yang dipesan harus memenuhi persyaratan
yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara
pengajuan dan pemakaian nama Yayasan. (2) Pemohon wajib mengisi formulir
pernyataan yang berisi bahwa nama Yayasan yang dipesan telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan Pemohon bertanggung jawab penuh
terhadap nama Yayasan yang dipesan. Pasal 7 (1) Nama Yayasan yang telah disetujui
oleh Menteri diberikan persetujuan pemakaian nama secara elektronik. (2)
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. nomor
pemesanan nama; b. nama Yayasan yang dapat dipakai; c. tanggal pemesanan; d.
tanggal daluarsa; dan e. kode pembayaran. (3) Persetujuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) hanya untuk 1 (satu) nama Yayasan.
5. 5. 2014, No.3935 Pasal 8 Dalam hal nama tidak memenuhi persyaratan pengajuan dan
pemakaian nama Yayasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
Menteri dapat menolak nama Yayasan tersebut secara elektronik. Pasal 9 Nama
Yayasan yang telah mendapat persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari. Pasal
10 Format pengajuan nama Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB III
PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN Pasal 11 (1)
Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan,
Pemohon harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Menteri. (2)
Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan dalam jangka waktu
paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian yang telah
ditandatangani. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara mengisi format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan. Pasal 12
(1) Pemohon wajib membayar biaya permohonan pengesahan badan hukum Yayasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sebelum mengisi format pendirian Yayasan.
(2) Biaya pengesahan badan hukum Yayasan dibayarkan melalui bank persepsi. (3)
Besarnya biaya pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
6. 6. 2014, No.393 6 Pasal 13 (1) Pengisian format pendirian pengesahan badan hukum
Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan
dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. (2) Dokumen pendukung
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari
Pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap. (3)
Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan
Notaris, yang meliputi: a. salinan akta pendirian Yayasan; b. surat pernyataan tempat
kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus
Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya;
c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis
dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai
kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan; d. surat pernyataan pendiri mengenai
keabsahan kekayaan awal tersebut; dan e. bukti penyetoran biaya persetujuan
pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan. (3) Selain melengkapi
dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang
pendirinya orang asing, orang asing bersama-sama dengan orang Indonesia, atau
badan hukum asing harus melampirkan surat rekomendasi yang diterbitkan oleh
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau
institusi yang menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dan keamanan negara.
(4) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain melampirkan
dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus
melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat
Daftar Wasiat. (5) Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan yang
kekayaan awalnya berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata
”Yayasan” didepan namanya, permohonan pengesahan selain melampirkan dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus melampirkan:
7. 7. 2014, No.3937 a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya
menyebutkan asal usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang
bersangkutan; b. laporan kegiatan Yayasan paling singkat 5 (lima) tahun terakhir
secara berturut-turut yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh
instansi terkait; c. surat pernyataan pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah
dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan; d. fotokopi Nomor
Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh Notaris; e. surat pernyataan
tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh
pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama
lainnya; f. pernyataan tertulis dari pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai
kekayaan pada saat penyesuaian anggaran dasar; g. pernyataan pengurus mengenai
keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan
pengumuman Yayasan. Pasal 14 (1) Pemohon wajib mengisi surat pernyataan secara
elektronik yang menyatakan format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan dan
keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta Pemohon bertanggung jawab penuh terhadap data isian
dan keterangan tersebut. (2) Dalam hal format pendirian pengesahan Yayasan dan
dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan,
Menteri langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan pengesahan badan
hukum Yayasan secara elektronik. Pasal 15 (1) Menteri menerbitkan Keputusan
Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan dalam jangka waktu paling
lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan dari
Menteri. (2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Pemohon secara elektronik.
8. 8. 2014, No.393 8 (3) Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri
Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan, menggunakan
kertas berwarna putih ukuran F4/folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram. (4)
Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib ditandatangani dan
dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Keputusan
Menteri ini dicetak dari SABH”. Pasal 16 Dalam hal format pendirian pengesahan
badan hukum Yayasan yang dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
Keputusan Menteri tersebut dicabut. Pasal 17 Format pendirian pengesahan badan
hukum Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB IV PERMOHONAN SECARA
NONELEKTRONIK Pasal 18 (1) Dalam hal permohonan pengesahan badan hukum
Yayasan tidak dapat diajukan secara elektronik karena disebabkan oleh: a. Notaris
yang tempat kedudukannya belum tersedia jaringan internet; atau b. SABH tidak
berfungsi sebagaimana mestinya berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri,
Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual. (2) Permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan
melampirkan: a. dokumen pendukung; dan/atau b. surat keterangan dari kepala kantor
telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa tempat kedudukan Notaris yang
bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet.
9. 9. 2014, No.3939 BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Permohonan
pengesahan pendirian Yayasan yang telah diajukan dan sedang diproses sebelum
diundangkannya Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan Peraturan Menteri ini
dan Notaris menyampaikan surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (2) secara tertulis. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan
Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 25 Maret 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN Diundangkan di Jakarta pada
tanggal 26 Maret 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN

More Related Content

What's hot

Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jpJaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jpEpul Saepullah
 
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015dedemit lampung
 
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Panji Setiawan
 
Brosur perijinan paten 2015
Brosur perijinan paten 2015Brosur perijinan paten 2015
Brosur perijinan paten 2015Ganti Kanisa
 
Perka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpPerka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpIsmed Nur
 
Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...tunggulgultom
 
Cpns 2010-kab-karanganyar
Cpns 2010-kab-karanganyarCpns 2010-kab-karanganyar
Cpns 2010-kab-karanganyarMuhamad Habibi
 
UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014Parja Negara
 
Hasil rakernas 2007
Hasil rakernas 2007Hasil rakernas 2007
Hasil rakernas 2007pamuaralabuh
 
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...firmansyahdwiwintang
 
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanPerpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanIrman Gapur
 
RAKERNAS PA MARI 2010 versi A
RAKERNAS PA MARI 2010 versi ARAKERNAS PA MARI 2010 versi A
RAKERNAS PA MARI 2010 versi ABeryl Syamwil
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaUlfah Hanum
 
Hasil rakernas 2011
Hasil rakernas 2011Hasil rakernas 2011
Hasil rakernas 2011pamuaralabuh
 
Juknis inpassing jabatan fungsional pengadaan barang dan Jasa
Juknis inpassing jabatan fungsional  pengadaan barang dan JasaJuknis inpassing jabatan fungsional  pengadaan barang dan Jasa
Juknis inpassing jabatan fungsional pengadaan barang dan JasaUlfah Hanum
 
2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...
2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...
2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...Agus Witono
 

What's hot (18)

Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jpJaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
Jaminan pensiun ln155 2015(5715)pp045-2015 - jp
 
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
Peraturan Menkominfo Nomor 5/2015
 
Uu 2011 5
Uu 2011 5Uu 2011 5
Uu 2011 5
 
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
 
Brosur perijinan paten 2015
Brosur perijinan paten 2015Brosur perijinan paten 2015
Brosur perijinan paten 2015
 
Perka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulpPerka lkpp ttg ulp
Perka lkpp ttg ulp
 
Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
 
Cpns 2010-kab-karanganyar
Cpns 2010-kab-karanganyarCpns 2010-kab-karanganyar
Cpns 2010-kab-karanganyar
 
UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014UU Nomor 4 Tahun 2014
UU Nomor 4 Tahun 2014
 
Hasil rakernas 2007
Hasil rakernas 2007Hasil rakernas 2007
Hasil rakernas 2007
 
Cpns babel 2013
Cpns babel 2013Cpns babel 2013
Cpns babel 2013
 
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7   firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
Jawaban uas penelitian evakinkom smt 7 firmansyah dwi wf - 11150700 - 7 i -...
 
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaanPerpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
Perpres 109 tahun 2016 tunjangan jafung pengelola pengadaan
 
RAKERNAS PA MARI 2010 versi A
RAKERNAS PA MARI 2010 versi ARAKERNAS PA MARI 2010 versi A
RAKERNAS PA MARI 2010 versi A
 
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasaJuknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
Juknis formasi jabatan fungsional pengadaan barang dan jasa
 
Hasil rakernas 2011
Hasil rakernas 2011Hasil rakernas 2011
Hasil rakernas 2011
 
Juknis inpassing jabatan fungsional pengadaan barang dan Jasa
Juknis inpassing jabatan fungsional  pengadaan barang dan JasaJuknis inpassing jabatan fungsional  pengadaan barang dan Jasa
Juknis inpassing jabatan fungsional pengadaan barang dan Jasa
 
2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...
2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...
2012 10-17-17-22 perbu-2_2007_ttg_penetapan_jabatan_fungsional_lingkungan_pem...
 

Viewers also liked

PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014
PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014
PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014Kantor Desa Junwangi
 
795259 permenkumham no 26 tahun 2014
795259 permenkumham no 26 tahun 2014795259 permenkumham no 26 tahun 2014
795259 permenkumham no 26 tahun 2014Asep Abdul Karim
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11agus raharjo
 
Buku petunjuk penyusunan neraca desa
Buku petunjuk penyusunan neraca desaBuku petunjuk penyusunan neraca desa
Buku petunjuk penyusunan neraca desaHeru Suprapto
 
Sesi 6 pengelolaan keu desa
Sesi 6 pengelolaan keu desaSesi 6 pengelolaan keu desa
Sesi 6 pengelolaan keu desaFormasi Org
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaFormasi Org
 
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014   desaIntisari uu no. 6 tahun 2014   desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desaUpiet Bae
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desasuryokoco suryoputro
 
1 bahan ajar diklat keudes kebijakan bpkp ok
1 bahan ajar diklat keudes   kebijakan bpkp ok1 bahan ajar diklat keudes   kebijakan bpkp ok
1 bahan ajar diklat keudes kebijakan bpkp oktitisari karuniasih
 
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desaBpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desaRizki Rizki Afdhal
 
Kalender tahunan desa
Kalender tahunan desaKalender tahunan desa
Kalender tahunan desaFormasi Org
 
Buku panduan apb des partisipatif 2
Buku  panduan apb des partisipatif 2Buku  panduan apb des partisipatif 2
Buku panduan apb des partisipatif 2Mustika Aji
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaUmi Arifah
 
IMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESA
IMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESAIMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESA
IMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESAdzikry muhammad
 
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Suwondo Chan
 
Soal tertulis Ujian Perangkat Desa
Soal tertulis Ujian Perangkat DesaSoal tertulis Ujian Perangkat Desa
Soal tertulis Ujian Perangkat DesaStrobillus Found
 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Pemdes Wlahar Wetan
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (20)

PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014
PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014
PP No. 43 Tahun 2014 Tentang UU No.6 tahun 2014
 
795259 permenkumham no 26 tahun 2014
795259 permenkumham no 26 tahun 2014795259 permenkumham no 26 tahun 2014
795259 permenkumham no 26 tahun 2014
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
 
Buku petunjuk penyusunan neraca desa
Buku petunjuk penyusunan neraca desaBuku petunjuk penyusunan neraca desa
Buku petunjuk penyusunan neraca desa
 
Sesi 6 pengelolaan keu desa
Sesi 6 pengelolaan keu desaSesi 6 pengelolaan keu desa
Sesi 6 pengelolaan keu desa
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014   desaIntisari uu no. 6 tahun 2014   desa
Intisari uu no. 6 tahun 2014 desa
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
 
1 bahan ajar diklat keudes kebijakan bpkp ok
1 bahan ajar diklat keudes   kebijakan bpkp ok1 bahan ajar diklat keudes   kebijakan bpkp ok
1 bahan ajar diklat keudes kebijakan bpkp ok
 
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desaBpkp  pengawalan akuntabilitas keuangan desa
Bpkp pengawalan akuntabilitas keuangan desa
 
Kalender tahunan desa
Kalender tahunan desaKalender tahunan desa
Kalender tahunan desa
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
Buku panduan apb des partisipatif 2
Buku  panduan apb des partisipatif 2Buku  panduan apb des partisipatif 2
Buku panduan apb des partisipatif 2
 
Pengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan DesaPengelolaan Keuangan Desa
Pengelolaan Keuangan Desa
 
IMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESA
IMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESAIMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESA
IMPLEMENTASI HASIL PERENCANAAN KE DALAM RANCANGAN APB-DESA
 
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa ( Aplikasi SISKEUDES )
 
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESAMATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
 
Soal tertulis Ujian Perangkat Desa
Soal tertulis Ujian Perangkat DesaSoal tertulis Ujian Perangkat Desa
Soal tertulis Ujian Perangkat Desa
 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 

Similar to Peraturan Yayasan

Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utanganthonius karianga
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUFERI S SAMAD
 
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdfIzam17
 
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013Agung Budiono
 
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasUu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasYesica Adicondro
 
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPartaiPelitaMaluku
 
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015ahmadefendi19
 
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riHak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riEri Triwanda
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021Legal Akses
 
Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016
Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016
Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016KantorHukum1
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfYasaGPhotoWorks
 
Mendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasMendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasDua Dunia
 

Similar to Peraturan Yayasan (20)

Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utangUu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
Uu 37 2004 tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang
 
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPUUu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
Uu no 37 tahun 2004 tentang kepailitan dan PKPU
 
Pendaftaran CV.pdf
Pendaftaran CV.pdfPendaftaran CV.pdf
Pendaftaran CV.pdf
 
Bn1011 2018
Bn1011 2018Bn1011 2018
Bn1011 2018
 
UU RI Tentang Yayasan
UU RI Tentang YayasanUU RI Tentang Yayasan
UU RI Tentang Yayasan
 
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
5. UU-40-2007 PERSEROAN TERBATAS.pdf
 
Uu no 16_th_2001 yayasan
Uu no 16_th_2001 yayasanUu no 16_th_2001 yayasan
Uu no 16_th_2001 yayasan
 
Uu 16 2001
Uu 16 2001Uu 16 2001
Uu 16 2001
 
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
Modul yayasan dalam sabh 22 april 2013
 
Uu 28 2004
Uu 28 2004Uu 28 2004
Uu 28 2004
 
UU Fidusia 1999.pdf
UU Fidusia 1999.pdfUU Fidusia 1999.pdf
UU Fidusia 1999.pdf
 
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatasUu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
Uu no 40 2007 Tentang perseroan terbatas
 
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdfPERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
PERMENDAGRI Nomor 57 Tahun 2017.pdf
 
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
Peraturan Menkominfo No. 5 Tahun 2015
 
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung riHak uji materil ke mahkamah agung ri
Hak uji materil ke mahkamah agung ri
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
 
Kepemenaker 1012004
Kepemenaker 1012004Kepemenaker 1012004
Kepemenaker 1012004
 
Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016
Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016
Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016
 
Formasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdfFormasi Notaris 2018.pdf
Formasi Notaris 2018.pdf
 
Mendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatasMendirikan perseroan terbatas
Mendirikan perseroan terbatas
 

Peraturan Yayasan

  • 1. Permenkumham No. 5 Tahun 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN 1. 1. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.393, 2014 KEMENKUMHAM. Badan Hukum. Yayasan. Pengesahan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR5 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menciptakan transparansi, profesionalisme, dan integritas pelayanan serta untuk terlaksananya tertib administrasi dalam pemberian pelayanan pengesahan badan hukum yayasan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sehingga pelayanan harus diberikan secara elektronik; b. bahwa untuk meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat dan mempercepat proses pengesahan badan hukum yayasan perlu diatur mengenai tata cara pemesanan nama dan pengesahan badan hukum yayasan yang dilakukan melalui media elektronik; c. bahwa teknis operasional dalam pengesahan badan hukum yayasan belum diatur secara komprehensif sehingga perlu dituangkan dalam peraturan perundang-undangan; 2. 2. 2014, No.393 2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Pengesahan Badan Hukum Yayasan; Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4132) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4430); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4894) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5387); 4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 676) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 740); 3. 3. 2014, No.3933 MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. 2.
  • 2. Sistem Administrasi Badan Hukum yang selanjutnya disingkat SABH adalah sistem pelayanan administrasi badan hukum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum. 3. Pemohon adalah Notaris yang diberikan kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan badan hukum Yayasan melalui SABH. Pasal 2 (1) Permohonan pengesahan badan hukum Yayasan diajukan oleh Pemohon kepada Menteri. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan melalui SABH. Pasal 3 Permohonan Pengesahan Badan Hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus didahului dengan pengajuan nama Yayasan. BAB II PERMOHONAN PENGAJUAN NAMA YAYASAN Pasal 4 (1) Pemohon mengajukan permohonan pemakaian nama Yayasan kepada Menteri melalui SABH. (2) Pengajuan nama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengisi format pengajuan nama Yayasan. (3) Format pengajuan nama yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat: 4. 4. 2014, No.393 4 a. nomor pembayaran persetujuan pemakaian nama Yayasan dari bank persepsi; dan b. nama Yayasan yang dipesan. Pasal 5 (1) Pemohon wajib membayar terlebih dahulu biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan melalui bank persepsi untuk 1 (satu) nama Yayasan yang akan disetujui. (2) Besarnya biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (3) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal dibayarkan. (4) Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali. Pasal 6 (1) Nama Yayasan yang dipesan harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai tata cara pengajuan dan pemakaian nama Yayasan. (2) Pemohon wajib mengisi formulir pernyataan yang berisi bahwa nama Yayasan yang dipesan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Pemohon bertanggung jawab penuh terhadap nama Yayasan yang dipesan. Pasal 7 (1) Nama Yayasan yang telah disetujui oleh Menteri diberikan persetujuan pemakaian nama secara elektronik. (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. nomor pemesanan nama; b. nama Yayasan yang dapat dipakai; c. tanggal pemesanan; d. tanggal daluarsa; dan e. kode pembayaran. (3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya untuk 1 (satu) nama Yayasan. 5. 5. 2014, No.3935 Pasal 8 Dalam hal nama tidak memenuhi persyaratan pengajuan dan pemakaian nama Yayasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menteri dapat menolak nama Yayasan tersebut secara elektronik. Pasal 9 Nama Yayasan yang telah mendapat persetujuan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari. Pasal 10 Format pengajuan nama Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB III PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN Pasal 11 (1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan, Pemohon harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Menteri. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian yang telah ditandatangani. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mengisi format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan. Pasal 12 (1) Pemohon wajib membayar biaya permohonan pengesahan badan hukum Yayasan
  • 3. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 sebelum mengisi format pendirian Yayasan. (2) Biaya pengesahan badan hukum Yayasan dibayarkan melalui bank persepsi. (3) Besarnya biaya pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 6. 6. 2014, No.393 6 Pasal 13 (1) Pengisian format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) juga dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. (2) Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa surat pernyataan secara elektronik dari Pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap. (3) Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disimpan Notaris, yang meliputi: a. salinan akta pendirian Yayasan; b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya; c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan; d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut; dan e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan. (3) Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi Yayasan yang pendirinya orang asing, orang asing bersama-sama dengan orang Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan surat rekomendasi yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau institusi yang menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dan keamanan negara. (4) Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain melampirkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat. (5) Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan yang kekayaan awalnya berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata ”Yayasan” didepan namanya, permohonan pengesahan selain melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus melampirkan: 7. 7. 2014, No.3937 a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya menyebutkan asal usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan; b. laporan kegiatan Yayasan paling singkat 5 (lima) tahun terakhir secara berturut-turut yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh instansi terkait; c. surat pernyataan pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan; d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh Notaris; e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya; f. pernyataan tertulis dari pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai kekayaan pada saat penyesuaian anggaran dasar; g. pernyataan pengurus mengenai keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan. Pasal 14 (1) Pemohon wajib mengisi surat pernyataan secara elektronik yang menyatakan format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta Pemohon bertanggung jawab penuh terhadap data isian dan keterangan tersebut. (2) Dalam hal format pendirian pengesahan Yayasan dan dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, Menteri langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan pengesahan badan
  • 4. hukum Yayasan secara elektronik. Pasal 15 (1) Menteri menerbitkan Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan dari Menteri. (2) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pemohon secara elektronik. 8. 8. 2014, No.393 8 (3) Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Yayasan, menggunakan kertas berwarna putih ukuran F4/folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram. (4) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Keputusan Menteri ini dicetak dari SABH”. Pasal 16 Dalam hal format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan yang dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Keputusan Menteri tersebut dicabut. Pasal 17 Format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ditetapkan dengan Keputusan Menteri. BAB IV PERMOHONAN SECARA NONELEKTRONIK Pasal 18 (1) Dalam hal permohonan pengesahan badan hukum Yayasan tidak dapat diajukan secara elektronik karena disebabkan oleh: a. Notaris yang tempat kedudukannya belum tersedia jaringan internet; atau b. SABH tidak berfungsi sebagaimana mestinya berdasarkan pengumuman resmi oleh Menteri, Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis dengan melampirkan: a. dokumen pendukung; dan/atau b. surat keterangan dari kepala kantor telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa tempat kedudukan Notaris yang bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet. 9. 9. 2014, No.3939 BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Permohonan pengesahan pendirian Yayasan yang telah diajukan dan sedang diproses sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan Peraturan Menteri ini dan Notaris menyampaikan surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) secara tertulis. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 26 Maret 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN