SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
1
SOSPER
Rabu, 30 Juni 2021
diAula Kantor Kec. Beruntung Baru
SOSIALISASI/
PENYEBARLUASAN
PERATURAN
DAERAH
2
Peraturan Daerah
Provinsi Kalimantan
Selatan
Oleh: H. AGUS MAWARDI
Anggota DPRD Provinsi
Kalimantan Selatan
(Fraksi PKB – Komisi III)
Nomor 8 Tahun 2018
tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan
Sampah
KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH
3
Kondisi Penimbuhan Sampah
Simpang Tiga Jalan Pramuka –
Sungai Lulut – Simpang Gatot S
KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH
4
SAMPAH LAUT: Desa Rampa berada di Kecamatan Pulau Laut Utara.
Permukiman disana berdiri di pesisir laut.
A. Timbulan Sampah
1. Terus meningkat
2. Tidak dimanfaatkan
3. Tidak dipilah
4. Tidak semua dibuang ke
bak sampah, sebagian
dibuang ke:
- Sungai
- Kebun
- Pekarangan
- Jalan
- dll
B. Pengangkutan ke TPS
1. Tidak ada pemilahan
2. Jadwal angkut tidak rutin
3. Perlu biaya angkut
4. Kondisi alat angkut tidak
memadai
C. Tempat Penampungan Sementara
1. Susah mencari lokasi
2. Tidak ada pemilahan
3. Terbuka, bau, berlalat
4. Tidak setiap hari diangkut ke TPA
E. Tempat Pemrosesan Akhir
1. Susah mencari lokasi
2. Lokasi jauh diluar kota
3. Biaya pembangunan mahal
4. Biaya OP mahal
5. Masih Open Dumping
6. Pengolahan Lindi terbatas
7. Terbuka, Bau, Berlalat
8. Sumber penyakit
D. Pengangkutan ke TPA
1. Biaya angkut mahal
2. Jarak ke TPA jauh
3. Jadwal angkut tidak rutin
4. Tidak ada pemilahan
5. Kondisi alat angkut tidak
memadai
BAK
SAMPAH
TPS TPA
PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH
PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN SAMPAH
6
UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
PP Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah
Spesifik;
PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun;
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 8
Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah;
Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 4 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Sampah;
DAERAH
PROVINSI
KALIMANTAN
SELATAN
7
Nomor 8 Tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah
Tanggal 26 April 2018
19 BAB & 64 Pasal
PENANGANAN
SAMPAH
UU 18/2008
PP 81/2012
PENGURANGAN
SAMPAH
Pemilahan
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengolahan PEMADATAN
PENGOMPOSAN
DAUR ULANG
MATERI
DAUR ULANG
ENERGI
METODE LAHAN URUG TERKENDALI
SKALA RUMAH TANGGA
SKALA KAWASAN
SKALA KOTA
SKALA KAWASAN
SKALA KOTA
SKALA KAB/KOTA
SKALA PROV : LINTAS
KAB/KOTA
SKALA KAWASAN, KOTA
SKALA RT, KAW, KOTA
SKALA KAWASAN, KOTA
SKALA KAWASAN, KOTA
SPA, TPS 3R,
TPST, TPA
SPA
Pemroresan
Akhir METODE LAHAN URUG SANITER
METODE RAMAH LINGKUNGAN
SKALA KAB/KOTA
SKALA PROV : LINTAS
KAB/KOTA
TPS 3R, TPST
Bantuan
APBN
KONSEP PROGRAM
PENANGANAN
SAMPAH
UU 18/2008
PP 81/2012
PENGURANGAN
SAMPAH
PERUBAHAN IKLIM
Pencegahan
terbentuknya emisi GRK
Penanganan emisi
GRK
Bantuan Teknis Perencanaan, Bantuan Pendampingan
Kelembagaan, Kampanye dan Edukasi, Pengembangan
Peraturan dan Pedoman Teknis
• Flare
(pembakaran)
• Pemanfaatan
Energy
TPS 3R : sampah
organik - kompos
Fasilitas
TPS 3R
TPA ITF/TPST SPA
STIMULAN APBN
• Producer Responsibility
• Packaging
KONSEP PROGRAM
PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH MELALUI POLA 3R
(REDUCE, REUSE, RECYCLE)
3R
INDIVIDUAL
RESIDU
PEMILAHAN &
PEWADAHAN
Kertas dll
Organik
Bahan
Beracun
Berbahaya
Gelas dll
PEMILAHAN &
PEWADAHAN
TPA
B3
TPS
3R
Komunal
RESIDU
PENGANGKUTAN
TPA
Target Pengurangan Sampah melalui 3R = 20%
Realisasi baru + 8 %
RENCANA STRATEGI
PENGELOLAAN SAMPAH
ITF.II
ITF.II
ITF.II
ITF.II
ITF.II
TPA
+/-10%
Lokasi: Dipinggir/diluar kota
Volume sampah turun
Biaya transpor turun
Usia TPA lebih lama
Biaya OP Rendah
Pencemaran tak ada
Luas: 10-100 Ha
Dibangun : ITF (Intermediate Treatment Facilities)
Kapasitas : 100-1500 ton/hari
Lokasi : Ditengah/Dipinggir kota
Luas Lahan: 3 s/d 10 Ha
Produk : Kompos, Gas, Energi, CDM
RDF (Refuse Derived Fuel)
12
BAB I - KETENTUAN UMUM
● Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat.
● Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik.
● Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang
tidak berasal dari rumah tangga dan berasal dari kawasan
permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan/atau fasilitas lainnya.
● Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan
dan penanganan sampah.
● Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu yang selanjutnya
disingkat TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
Pasal 1
13
● Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA
adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah
ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
● Tempat Pengelolaan Sampah Regional yang selanjutnya
disingkat TPS Regional adalah tempat pengelolaan sampah yang
melaksanakan fungsi TPST dan/atau TPA skala regional yang
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
melaksanakan kewenangan di bidang persampahan.
● Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Regional yang
selanjutnya disebut disebut TPST Regional adalah TPST yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah yang melakukan pengelolaan
sampah yang berasal dari lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota
di Daerah.
● Tempat Pemrosesan Akhir Regional yang selanjutnya disebut
TPA Regional adalah TPA yang dikelola oleh Pemerintah Daerah
yang melakukan pemrosesan akhir sampah yang berasal dari lebih
dari 1 (satu) kabupaten/kota di Daerah.
BAB I - KETENTUAN UMUM Pasal 1
14
Tujuan Penyelengaraan Pengelolaan Sampah:
a. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
dan kesehatan masyarakat; dan
b. Menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Pengelolaan sampah
diselenggarakan berdasarkan asas
berkelanjutan, asas
manfaat, asas keadilan, asas
kesadaran, asas kebersamaan,
asas keselamatan, asas keamanan
dan asas nilai ekonomi.
Pasal 2
Pasal 3
15
Tugas Pemerintah Daerah:
a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan sampah;
b. Melakukan penelitian, pengembangan dan tehnologi pengurangan, dan
penanganan sampah;
c. Memfasilitasi, mengembangkan dan melakukan upaya pengurangan,
penanganan dan pemanfaatan sampah;
d. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan sarana
dan prasarana pengelolaan sampah;
e. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan
sampah;
f. Memfasilitasi penerapan tehnologi spesifik lokal yang berkembang pada
masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan
g. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
Pemerintah Daerah bertugas menjamin terselenggaranya
pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai
dengan tujuan penyelenggaraan pengelolaan sampah.
BAB II - TUGAS DAN
WEWENANG
Pasal 5
Pasal 6
16
Dalam Menyelenggarakan Pengelolaan Sampah,
Pemerintah Daerah
mempunyai kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan dan strategi dalam
pengelolaan sampah;
b. Memfasilitasi kerja sama antar daerah dalam
satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam
pengelolaan sampah; dan
c. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan
dan pengawasan kinerja kabupaten/kota
dalam pengelolaan sampah.
Pasal 7
17
BAB III - PENGELOLAAN SAMPAH
REGIONAL
Pengelolaan sampah regional di Daerah
dilaksanakan dalam rangka:
a. Mendorong dan memfasilitasi upaya
penanganan sampah di Daerah;
b. Memfasilitasi dan pengembangan kerja
sama antarpemerintah kabupaten/kota
di Daerah, kemitraan, dan jejaring
dalam pengelolaan sampah.
Pasal 8
18
● Dalam rangka melaksanakan kewenangan di bidang
persampahan, Pemerintah Daerah membangun TPA
Regional.
● TPA Regional terdapat fasilitas TPST.
● Pengolahan sampah di TPST meliputi kegiatan:
a. pengumpulan
b. pemilahan
c. penggunaan ulang
d. pendauran ulang
e. pengolahan
f. pemrosesan akhir sampah
● Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara
pembangunan TPA Regional dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGELOLAAN SAMPAH
REGIONAL
Pasal 9
19
SARANA & PRASARANA
● TPA Regional dilengkapi sarana dan prasarana
pengelolaan sampah yang terdiri atas:
a. fasilitas dasar;
b. fasilitas perlindungan lingkungan;
c. fasilitas operasi; dan
d. fasilitas penunjang.
● Kelengkapan sarana dan prasarana disesuaikan
dengan fungsi TPA Regional.
● Ketentuan mengenai jenis dan spesifikasi sarana
dan prasarana sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 10
20
JENIS SAMPAH
● Sampah yang dikelola di TPA Regional adalah Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
yang tidak dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota
di wilayah Daerah.
● Selain sampah, TPA Regional dapat melakukan pengelolaan
terhadap jenis sampah lainnya.
● Pengelolaan sampah lain dapat dilaksanakan jika:
a. Sesuai dengan kewenangan atau ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Tersedia sarana dan prasarana untuk melakukan
pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah yang
bersangkutan; dan
c. Disepakati dalam perjanjian kerja sama.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan bentuk sampah
yang dikelola di TPA Regional diatur dengan Peraturan
Gubernur.
Pasal 11
21
● Dalam rangka memenuhi persyaratan jenis
sampah yang dikelola di TPA Regional,
Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau
pihak lain wajib melakukan pemilahan dan
pengolahan sampah.
● Ketentuan mengenai tata cara pemilahan
dan pengolahan sampah dan tata cara
penyimpanan dan pengumpulan limbah B3
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
22
Pengelolaan sampah
di TPA Regional menggunakan
metode dengan prinsip
ramah lingkungan dan berkelanjutan,
dan bersinergi dengan program
mekanisme pembangunan bersih.
PELAKSANAAN PENGELOLAAN
SAMPAH Pasal 13
Pengelolaan sampah di TPA Regional
meliputi kegiatan:
a. pengolahan; dan/atau
b. pemrosesan akhir sampah.
Pasal 14
23
● Pemerintah Daerah berhak melakukan pengolahan terhadap
sampah yang berada di TPA Regional.
● Pengolahan sampah meliputi kegiatan mengubah karakteristik,
komposisi, dan/atau jumlah sampah dengan cara:
a. Pemadatan;
b. Pengomposan;
c. Daur ulang materi; dan/atau
d. Daur ulang energi.
● Pengolahan sampah bertujuan:
a. Mengurangi volume sampah; dan
b. Meningkatkan nilai ekonomis sampah.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengolahan sampah
diatur dalam peraturan gubernur.
Sampah yang tidak dapat diolah, ditimbun
di TPA Regional.
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
24
● Pemerintah Daerah wajib melakukan pemrosesan akhir sampah.
● Pemrosesan akhir sampah dilakukan dengan menggunakan:
a. Metode lahan urug terkendali;
b. Metode lahan urug saniter; dan/atau
c. Teknologi ramah lingkungan.
● Penetapan metode pemrosesan akhir sampah disesuaikan dengan
situasi dan kondisi TPS Regional dan kearifan lokal.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai metode yang digunakan dan
tata cara pemrosesan akhir sampah diatur dalam
peraturan gubernur.
● Dalam rangka pengelolaan sampah regional di Daerah,
Pemerintah Daerah dapat melakukan kegiatan
pengangkutan.
● Kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.
● Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan pemilahan,
pengumpulan, dan pengangkutan sampah regional, diatur
dalam peraturan gubernur.
Pasal 18
Pasal 19
25
● Dalam rangka mendukung pengelolaan sampah regional,
Pemerintah Daerah dapat menyediakan fasilitas stasiun
peralihan antara.
● Stasiun peralihan antara dimaksud, dibangun untuk
menunjang pengelolaan sampah sebelum dikelola di TPA
Regional.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembangunan
dan pemanfaatan stasiun peralihan antara sebagaimana
dimaksud pada diatur dalam peraturan gubernur.
● Operasional dan pemeliharaan TPA Regional
dilaksanakan sesuai dengan standar
operasional prosedur.
● Ketentuan mengenai standar operasional
prosedur sebagaimana dimaksud, diatur dalam
peraturan gubernur
Pasal 20
Pasal 21
26
BAB IV - KELEMBAGAAN
Dalam Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah
di TPA Regional, Pemerintah Daerah dapat membentuk
kelembagaan pengelola sampah.
● Kelembagaan pengelola sampah dapat berbentuk:
a. unit pelaksana teknis daerah; atau
b. BUMD.
● Unit pelaksana teknis dinas sebagaimana dimaksud
merupakan bagian dari satuan kerja perangkat daerah yang
menyelengarakan urusan di bidang pengelolaan sampah di
lingkungan Pemerintah Daerah.
● BUMD sebagaimana dimaksud, harus memiliki bidang usaha
atau salah satu bidang usahanya adalah pengelolaan sampah
regional.
● Tata cara pembentukan unit pelaksana teknis dinas dan
BUMD sebagaimana dimaksud, dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Pasal 23
27
BAB V - KERJA SAMA
● Pengelolaan sampah di TPA Regional dapat dilakukan
melalui mekanisme kerja sama untuk seluruh atau
sebagian kegiatan pengelolaan sampah.
● Kerja sama sebagaimana dimaksud, dilakukan
dengan badan usaha.
● Kerja sama sebagaimana dimaksud, tidak
menghilangkan kewenangan Pemerintah Daerah
dalam pengelolaan sampah regional.
● Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah
regional Pemerintah Daerah berkedudukan sebagai
penyedia jasa dan Pemerintah Kabupaten/Kota atau
pihak lainnya sebagai pengguna jasa.
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
28
● Pengelolaan sampah di TPA Regional dilaksanakan
berdasarkan kerja sama berdasarkan prinsip efisiensi
dan efektivitas pelayanan publik dan saling
menguntungkan.
● Kerja sama dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja
sama antara pemberi jasa dan pengguna jasa.
● Perjanjian kerja sama paling sedikit memuat:
a. hak dan kewajiban para pihak;
b. jenis dan persyaratan sampah yang dapat dikelola;
c. kuota minimal dan maksimal sampah jenis
pelayanan yang diberikan;
d. besarnya jasa pelayanan; dan
e. sanksi.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai materi muatan
perjanjian kerja sama, persyaratan dan tata cara
pelaksanaan kerja sama diatur dengan peraturan
gubernur.
Pasal 27
29
BAB VI - PERIZINAN
● Perizinan meliputi jenis usaha pengelolaan
TPA Regional, antara lain berupa:
a. Usaha jasa pengolahan dan pemrosesan
sampah;
b. Usaha jasa pengelolaan gas; dan
c. Usaha jasa lainnya.
● Pemberian izin sesuai dengan kewenangan.
● Keputusan pemberian izin pengelolaan
sampah harus diumumkan kepada
masyarakat.
● Ketentuan mengenai syarat dan tata cara
pemberian izin dalam pengelolaan sampah
diatur dengan peraturan gubernur.
Pasal 28
30
BAB VII - PENDAPATAN
● Pendapatan TPA Regional terdiri atas:
a. Jasa pelayanan pengelolaan sampah;
b. Hasil penjualan sampah yang telah dilakukan pengolahan; dan
c. Jasa lainnya sebagai menunjang pengelolaan sampah;
d. Produk lainnya yang dihasilkan dari kegiatan pengelolan
sampah; dan
e. Sewa atas barang milik daerah yang berada di lokasi TPA
Regional.
● Jasa Pelayanan sebagaimana dimaksud, ditetapkan berdasarkan
jenis layanan, jenis sampah, dan volume sampah dari pengguna
jasa.
● Besarnya jasa layanan sebagaimana dimaksud, disepakati antara
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota atau pihak
pengguna jasa lainnya.
● Kesepakatan sebagaimana dimaksud dituangkan dalam
perjanjian kerja sama antar pihak.
Pasal 29
Pasal 30
31
● Penjualan hasil produksi, jasa pelayanan penunjang, dan
sewa atas barang milik daerah sebagaimana dimaksud,
merupakan pendapatan daerah berupa retribusi daerah.
● Ketentuan mengenai jenis dan besaranya tarif retribusi
sebagaimana dimaksud, diatur dalam
peraturan daerah.
Pendapatan sebagaimana dimaksud, merupakan pendapatan
Daerah dan wajib disetorkan ke kas daerah.
● Dalam hal Pengolahan Sampah di TPA Regional
diselenggarakan oleh badan usaha, pendapatan dibagi
antara Pemerintah Daerah dan badan usaha yang
melaksanakan pengelolaan sampah.
● Pembagian pendapatan disepakati dalam perjanjian kerja
sama.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian pendapatan
diatur dalam peraturan gubernur.
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
32
BAB VIII - KOMPENSASI DAMPAK
LINGKUNGAN
Pemerintah Daerah wajib melaksanakan
pengendalian dampak lingkungan TPA Regional.
● Pemerintah Daerah memberikan Kompensasi Dampak Lingkungan
kepada masyarakat yang terkena akibat dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di TPA Regional.
● Dampak negatif sebagaimana dimaksud, antara lain berupa:
a. Pencemaran air;
b. Pencemaran udara;
c. Pencemaran tanah;
d. Longsor;
e. Kebakaran;
f. Ledakan gas metan; dan/atau
g. Hal lain yang menimbulkan dampak negatif.
● Kompensasi sebagaimana dimaksud, berupa:
a. Relokasi penduduk;
b. Pemulihan lingkungan;
c. Biaya kesehatan dan pengobatan;
d. Penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan; dan/atau
e. Kompensasi dalam bentuk lain.
Pasal 34
Pasal 35
33
BAB VIII - KOMPENSASI DAMPAK
LINGKUNGAN
● Kompensasi harus dianggarkan dalam APBD.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat, bentuk,
dan tata cara pemberian kompensasi diatur dengan
peraturan gubernur.
● Dalam hal terjadi dampak negatif akibat pengelolaan
sampah di TPA Regional, dilaksanakan mitigasi terhadap
masyarakat yang terkena dampak.
● Mitigasi dilaksanakan oleh:
a. Pemerintah kabupaten/kota di lokasi TPA Regional
berada; dan/atau
b. Pemerintah kabupaten/kota yang ikut terkena dampak
negatif.
● Biaya mitigasi dibebankan kepada Pemerintah Daerah.
Pasal 37
34
KOMPENSASI DAMPAK
LINGKUNGAN
● Pemerintah Daerah atas usulan
Pemerintah Kabupaten/Kota
menetapkan pemberian Kompensasi
Dampak Lingkungan dan mengoordinasikan
pemberiannya kepada masyarakat.
● Ketentuan mengenai bentuk, syarat, dan
tata cara pemberian kompensasi
disepakati dalam perjanjian kerja sama
antara Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Kabupaten/Kota
yang bersangkutan.
35
BAB IX - SISTEM INFORMASI
● Dalam rangka menyediakan informasi pengelolaan sampah skala provinsi,
Pemerintah Daerah berkewajiban menyelenggarakan dan mengembangkan
sistem informasi persampahan.
● Informasi sebagaimana dimaksud, paling sedikit memuat:
a. Sumber sampah;
b. Timbulan sampah;
c. Komposisi sampah;
d. Karakteristik sampah;
e. Fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga; dan
f. Informasi lain terkait pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga yang diperlukan dalam rangka
pengelolaan sampah.
● Informasi dimaksud, terhubung sebagai satu jejaring sistem informasi
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga yang dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
● Informasi sebagaimana dimaksud, harus dapat diakses oleh setiap orang.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai informasi yang dimuat dan pelaksanaan
sistem informasi dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur.
Pasal 38
36
BAB X - PENGEMBANGAN SISTEM DAN
PENGELOLAAN
PERSAMPAHAN REGIONAL
● Dalam rangka pengelolaan sampah regional, Pemerintah Daerah
melakukan pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan
regional.
● Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional
sebagaimana dimaksud, dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a. Pembangunan tempat pengelolaan sampah regional terpadu;
b. Pembangunan dan/atau penyediaan fasilitas di lokasi
pengelolaan sampah regional terpadu; dan
c. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan
teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan.
● Pembangunan tempat pengelolaan sampah regional terpadu
sebagaimana dimaksud, dapat dilaksanakan di dalam lokasi TPA
Regional yang sudah ada atau yang baru.
● Ketentuan mengenai pembangunan sebagaimana dimaksud
dilaksanakan dengan berpedoman pada rencana pembangunan
daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 39
Pasal 40
37
● Pembangunan dan/atau penyediaan fasilitas dalam rangka pengelolaan
sampah regional terpadu dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan
pengeloaan sampah di tempat pengelolaan sampah regional terpadu;
● Ketentuan mengenai tata cara pembangunan dan/atau penyediaan
fasilitas sebagaimana dimaksud, dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
● Penelitian dan pengembangan teknologi sebagaimana dimaksud,
dilaksanakan untuk menemukan dan menentukan metode dan/atau
teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahaan dalam
pengelolaan sampah regional.
● Dalam melakukan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud,
Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan:
a. Perguruan tinggi;
b. Lembaga penelitian dan pengembangan;
c. Badan usaha;
d. Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pengelolaan
sampah; dan/atau
e. Perusahaan asing.
● Ketentuan mengenai tata cara kerja sama antara Pemerintah Daerah
dengan pihak, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 41
Pasal 42
38
BAB XI - PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN
● Gubernur melakukan pembinaan terhadap Pengelolaan Sampah di Daerah.
● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan terhadap:
a. Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
b. Badan usaha yang melaksanakan penyelenggaraan pengelolaan
sampah regional.
● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan Gubernur dalam
kapasitasnya sebagai kepanjangan tangan Pemerintah di Daerah.
● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam bentuk:
a. Bantuan teknis;
b. Bimbingan teknis;
c. Diseminasi peraturan daerah di bidang pengelolaan sampah;
d. Pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah; dan/atau
e. Fasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antar
kabupaten/kota.
● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam hal pengelolaan
sampah dilaksanakan oleh UPTD, BUMD, atau pihak ketiga.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk pembinaan dan tata cara
pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud, diatur dalam
peraturan gubernur.
PEMBINAAN Pasal 43
39
PEMBINAAN
● Dalam rangka pembinaan, Gubernur dapat
memberikan insentif atau penghargaan kepada
bupati/walikota yang menyelenggarakan
pengelolaan sampah secara baik dan
berwawasan lingkungan.
● Pemberian insentif dan penghargaan
sebagaimana dimaksud, disesuaikan dengan
kemampuan keuangan daerah.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat, bentuk,
dan tata cara pemberian insentif atau
penghargaan sebagaimana dimaksud, diatur
dalam peraturan gubernur.
Pasal 44
40
PEMBINAAN
● Pemerintah Daerah dapat melakukan pembinaan
kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah
yang baik dan berwawasan lingkungan.
● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilakukan
melalui:
a. Bantuan teknis;
b. Bimbingan teknis;
c. Diseminasi peraturan perundang-undangan dan
pedoman di bidang pengelolaan sampah; dan/atau
d. Pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan
sampah.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk pembinaan
dan tata cara pelaksanaan pembinaan sebagaimana
dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur.
Pasal 45
41
PENGAWASAN
● Pemerintah Daerah melaksanakan pengawasan terhadap
pengelolaan sampah yang dilaksanakan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
● Pengawasan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan
Gubernur dalam kapasitasnya sebagai kepanjangan tangan
pemerintah di Daerah.
● Pengawasan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam
rangka:
a. Pencapaian target cakupan pelayanan pengelolaan
sampah regional;
b. Sinkronisasi antara pengelolaan sampah di Kabupaten/
Kota dengan pengelolaan sampah regional; dan
c. Pencapaian standar pelayanan minimal, standar
operasional prosedur, norma, standar, pedoman dan
kriteria serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Pasal 46
42
PELAKSANAAN & PELAPORAN
● Pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah di Daerah
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang
menyelenggarakan urusan di bidang pengelolaan sampah.
● Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, satuan kerja
perangkat daerah sebagaimana dimaksud , dapat berkoordinasi
dengan satuan kerja perangkat daerah lain atau bekerja sama
dengan instansi/lembaga lainnya di Daerah.
● Satuan kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan
di bidang pengelolaan sampah berkewajiban melaporkan hasil
pembinaan dan pengawasan kepada Gubernur.
● Laporan sebagaimana dimaksud, disampaikan paling lama setiap
6 (enam) bulan sekali.
● Ketentuan mengenai tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud,
diatur dalam peraturan gubernur.
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
43
BAB XII - PARTISIPASI
MASYARAKAT
● Masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan
dan pengelolaan TPA Regional.
● Partisipasi sebagaimana dimaksud, dapat dilakukan
melalui:
a. pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada
Pemerintah Daerah;
b. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan
c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian
sengketa.
● Pemerintah Daerah wajib memberikan tanggapan atas
partisipasi yang disampaikan oleh masyarakat.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara
partisipasi masyarakat diatur dalam peraturan
gubernur.
Pasal 50
44
BAB XIII - PENDANAAN
Pendanaan yang diperlukan untuk
melaksanakan ketentuan dalam Peraturan
Daerah ini dibebankan pada:
a. anggaran pendapatan dan belanja daerah
provinsi;
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten/kota; dan
c. dan sumber pendapatan lainnya yang sah dan
tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 51
45
BAB XIV - PENYELESAIAN
SENGKETA
● Sengketa yang dapat timbul dari pengelolaan sampah
terdiri atas:
a. Sengketa antara pemerintah daerah dengan
pengelola sampah;
b. Sengketa antar Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
c. Sengketa antara pengelola sampah dan
masyarakat skala provinsi.
● Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud, dapat
dilakukan melalui penyelesaian di luar pengadilan
ataupun melalui pengadilan.
● Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud,
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 52
46
BAB XV - LARANGAN
Badan Usaha dan/atau perseorangan
di Tempat Pengelolaan Sampah TPA
Regional dilarang:
a. Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran
dan/atau perusakan
lingkungan;
b. Membuang sampah ke media lingkungan atau
tidak pada tempat yang telah ditentukan dan/atau
disediakan di sekitar lokasi;
c. Melakukan penanganan sampah dengan
pembuangan terbuka;
d. Membakar sampah di ruang terbuka yang tidak sesuai
dengan persyaratan
teknis pengelolaan sampah; dan/atau
e. Mencampur sampah dengan
limbah berbahaya dan beracun.
Pasal 57
47
BAB XVI - SANKSI
ADMINISTRATIF
● Gubernur dapat menerapkan sanksi administratif kepada
pengelola sampah regional yang melanggar ketentuan
persyaratan yang ditetapkan dalam perizinan.
● Sanksi administratif, berupa:
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan; penghentian
sementara pelayanan umum;
c. Penutupan lokasi;
d. Pencabutan izin;
e. Pembatalan izin;
f. Paksaan pemerintahan; dan/atau
g. Uang paksa.
● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara
penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud,
diatur dalam Peraturan Gubernur.
Pasal 58
Pasal 59
48
BAB XVII - KETENTUAN
PENYIDIKAN
● Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil
di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang
untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana
sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini.
● Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud,
memberitahukan dimulainya penyidikan, berkoordinasi
dan apabila perlu bekerja sama dengan pejabat penyidik
kepolisian setempat dan menyerahkan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Pasal 62
49
BAB XVIII - KETENTUAN
PIDANA
● Setiap orang yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud,
diancam pidana kurungan paling lama
6 (enam) bulan atau
denda paling tinggi Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah).
● Tindak pidana sebagaimana dimaksud,
adalah pelanggaran
Pasal 63
50
BAB XIX - KETENTUAN
PENUTUP
Peraturan Daerah ini
mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam
Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan.
Diundangkan di Banjarbaru
pada tanggal 30 April 2018
Pasal 64
Tantangan kedepan
Pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat perlu melaksanakan
pengelolaan sampah secara bersinergi,
mulai dari mengurangi jumlah timbulan
sampah dari sumber, pengumpulan,
pengangkutan serta pemrosesan akhir
sampah.
TERIMA
KASIH
ATAS
PERHATIANN
YA
SAMPAI KETEMU DILAIN WAKTU &
KESEMPATAN 52

More Related Content

Similar to 6. SOSPER_Perda Prov. Kalsel_8_2018_30 Juni 2021_di Beruntung Baru.pptx

Presentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptx
Presentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptxPresentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptx
Presentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptxachmadjonviktorhamra
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
tahapan program tps 3R-2.pptx
tahapan program tps 3R-2.pptxtahapan program tps 3R-2.pptx
tahapan program tps 3R-2.pptxgalih369040
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...iniPurwokerto
 
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptxPresentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptxachmadjonviktorhamra
 
Pola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah DomestikPola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah Domestikinfosanitasi
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifRafi Perdana Setyo
 
Detail engineering tempat_pembuangan_akh
Detail engineering tempat_pembuangan_akhDetail engineering tempat_pembuangan_akh
Detail engineering tempat_pembuangan_akhSetiyo Pambudi
 
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning okDraft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning okKotjo Negoro
 
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 15041602 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416Edy Junaidi
 
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 15041602 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416Edy Junaidi
 
Retribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptxRetribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptxannaprimadona
 

Similar to 6. SOSPER_Perda Prov. Kalsel_8_2018_30 Juni 2021_di Beruntung Baru.pptx (20)

Presentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptx
Presentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptxPresentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptx
Presentasi Kadis Rapat Jakstrada Kondisi Pengelolaan Sampah.pptx
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Paparan Jcc180609
Paparan Jcc180609Paparan Jcc180609
Paparan Jcc180609
 
tahapan program tps 3R-2.pptx
tahapan program tps 3R-2.pptxtahapan program tps 3R-2.pptx
tahapan program tps 3R-2.pptx
 
Sampah di kota kecil Kab. Sergai Sumut
Sampah di kota kecil Kab. Sergai SumutSampah di kota kecil Kab. Sergai Sumut
Sampah di kota kecil Kab. Sergai Sumut
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2O12 TENTANG PENGELOLAAN SA...
 
jurnal 1.pdf
jurnal 1.pdfjurnal 1.pdf
jurnal 1.pdf
 
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptxPresentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Lampiran a. kerangka kerja logis
Lampiran a. kerangka kerja logisLampiran a. kerangka kerja logis
Lampiran a. kerangka kerja logis
 
Pola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah DomestikPola Penanganan Sampah Domestik
Pola Penanganan Sampah Domestik
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
 
Detail engineering tempat_pembuangan_akh
Detail engineering tempat_pembuangan_akhDetail engineering tempat_pembuangan_akh
Detail engineering tempat_pembuangan_akh
 
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
Bab 3. rencana kegiatan pembangunan sanitasi11
 
5 TPST 3R.pdf
5 TPST 3R.pdf5 TPST 3R.pdf
5 TPST 3R.pdf
 
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timurSanitasi kabupaten tanjung jabung timur
Sanitasi kabupaten tanjung jabung timur
 
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning okDraft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
Draft perjanjian kerjasama tppas regional ciayumajakuning ok
 
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 15041602 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
 
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 15041602 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
02 penyusunan ranperda sampah - fa 150416
 
Retribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptxRetribusi Persampahan.pptx
Retribusi Persampahan.pptx
 

Recently uploaded

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

6. SOSPER_Perda Prov. Kalsel_8_2018_30 Juni 2021_di Beruntung Baru.pptx

  • 1. 1 SOSPER Rabu, 30 Juni 2021 diAula Kantor Kec. Beruntung Baru SOSIALISASI/ PENYEBARLUASAN PERATURAN DAERAH
  • 2. 2 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Oleh: H. AGUS MAWARDI Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Fraksi PKB – Komisi III) Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah
  • 3. KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH 3 Kondisi Penimbuhan Sampah Simpang Tiga Jalan Pramuka – Sungai Lulut – Simpang Gatot S
  • 4. KONDISI PENGELOLAAN SAMPAH 4 SAMPAH LAUT: Desa Rampa berada di Kecamatan Pulau Laut Utara. Permukiman disana berdiri di pesisir laut.
  • 5. A. Timbulan Sampah 1. Terus meningkat 2. Tidak dimanfaatkan 3. Tidak dipilah 4. Tidak semua dibuang ke bak sampah, sebagian dibuang ke: - Sungai - Kebun - Pekarangan - Jalan - dll B. Pengangkutan ke TPS 1. Tidak ada pemilahan 2. Jadwal angkut tidak rutin 3. Perlu biaya angkut 4. Kondisi alat angkut tidak memadai C. Tempat Penampungan Sementara 1. Susah mencari lokasi 2. Tidak ada pemilahan 3. Terbuka, bau, berlalat 4. Tidak setiap hari diangkut ke TPA E. Tempat Pemrosesan Akhir 1. Susah mencari lokasi 2. Lokasi jauh diluar kota 3. Biaya pembangunan mahal 4. Biaya OP mahal 5. Masih Open Dumping 6. Pengolahan Lindi terbatas 7. Terbuka, Bau, Berlalat 8. Sumber penyakit D. Pengangkutan ke TPA 1. Biaya angkut mahal 2. Jarak ke TPA jauh 3. Jadwal angkut tidak rutin 4. Tidak ada pemilahan 5. Kondisi alat angkut tidak memadai BAK SAMPAH TPS TPA PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH
  • 6. PERATURAN TERKAIT PENGELOLAAN SAMPAH 6 UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; PP Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik; PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah; Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah;
  • 7. DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 7 Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah Tanggal 26 April 2018 19 BAB & 64 Pasal
  • 8. PENANGANAN SAMPAH UU 18/2008 PP 81/2012 PENGURANGAN SAMPAH Pemilahan Pengumpulan Pengangkutan Pengolahan PEMADATAN PENGOMPOSAN DAUR ULANG MATERI DAUR ULANG ENERGI METODE LAHAN URUG TERKENDALI SKALA RUMAH TANGGA SKALA KAWASAN SKALA KOTA SKALA KAWASAN SKALA KOTA SKALA KAB/KOTA SKALA PROV : LINTAS KAB/KOTA SKALA KAWASAN, KOTA SKALA RT, KAW, KOTA SKALA KAWASAN, KOTA SKALA KAWASAN, KOTA SPA, TPS 3R, TPST, TPA SPA Pemroresan Akhir METODE LAHAN URUG SANITER METODE RAMAH LINGKUNGAN SKALA KAB/KOTA SKALA PROV : LINTAS KAB/KOTA TPS 3R, TPST Bantuan APBN KONSEP PROGRAM
  • 9. PENANGANAN SAMPAH UU 18/2008 PP 81/2012 PENGURANGAN SAMPAH PERUBAHAN IKLIM Pencegahan terbentuknya emisi GRK Penanganan emisi GRK Bantuan Teknis Perencanaan, Bantuan Pendampingan Kelembagaan, Kampanye dan Edukasi, Pengembangan Peraturan dan Pedoman Teknis • Flare (pembakaran) • Pemanfaatan Energy TPS 3R : sampah organik - kompos Fasilitas TPS 3R TPA ITF/TPST SPA STIMULAN APBN • Producer Responsibility • Packaging KONSEP PROGRAM
  • 10. PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH MELALUI POLA 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) 3R INDIVIDUAL RESIDU PEMILAHAN & PEWADAHAN Kertas dll Organik Bahan Beracun Berbahaya Gelas dll PEMILAHAN & PEWADAHAN TPA B3 TPS 3R Komunal RESIDU PENGANGKUTAN TPA Target Pengurangan Sampah melalui 3R = 20% Realisasi baru + 8 %
  • 11. RENCANA STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH ITF.II ITF.II ITF.II ITF.II ITF.II TPA +/-10% Lokasi: Dipinggir/diluar kota Volume sampah turun Biaya transpor turun Usia TPA lebih lama Biaya OP Rendah Pencemaran tak ada Luas: 10-100 Ha Dibangun : ITF (Intermediate Treatment Facilities) Kapasitas : 100-1500 ton/hari Lokasi : Ditengah/Dipinggir kota Luas Lahan: 3 s/d 10 Ha Produk : Kompos, Gas, Energi, CDM RDF (Refuse Derived Fuel)
  • 12. 12 BAB I - KETENTUAN UMUM ● Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. ● Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. ● Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga adalah sampah yang tidak berasal dari rumah tangga dan berasal dari kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan/atau fasilitas lainnya. ● Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. ● Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu yang selanjutnya disingkat TPST adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Pasal 1
  • 13. 13 ● Tempat Pemrosesan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. ● Tempat Pengelolaan Sampah Regional yang selanjutnya disingkat TPS Regional adalah tempat pengelolaan sampah yang melaksanakan fungsi TPST dan/atau TPA skala regional yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah dalam rangka melaksanakan kewenangan di bidang persampahan. ● Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Regional yang selanjutnya disebut disebut TPST Regional adalah TPST yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang melakukan pengelolaan sampah yang berasal dari lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota di Daerah. ● Tempat Pemrosesan Akhir Regional yang selanjutnya disebut TPA Regional adalah TPA yang dikelola oleh Pemerintah Daerah yang melakukan pemrosesan akhir sampah yang berasal dari lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota di Daerah. BAB I - KETENTUAN UMUM Pasal 1
  • 14. 14 Tujuan Penyelengaraan Pengelolaan Sampah: a. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat; dan b. Menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi. Pasal 2 Pasal 3
  • 15. 15 Tugas Pemerintah Daerah: a. Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah; b. Melakukan penelitian, pengembangan dan tehnologi pengurangan, dan penanganan sampah; c. Memfasilitasi, mengembangkan dan melakukan upaya pengurangan, penanganan dan pemanfaatan sampah; d. Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah; e. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah; f. Memfasilitasi penerapan tehnologi spesifik lokal yang berkembang pada masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan g. Melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah. Pemerintah Daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan tujuan penyelenggaraan pengelolaan sampah. BAB II - TUGAS DAN WEWENANG Pasal 5 Pasal 6
  • 16. 16 Dalam Menyelenggarakan Pengelolaan Sampah, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan: a. Menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah; b. Memfasilitasi kerja sama antar daerah dalam satu provinsi, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah; dan c. Menyelenggarakan koordinasi, pembinaan dan pengawasan kinerja kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah. Pasal 7
  • 17. 17 BAB III - PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL Pengelolaan sampah regional di Daerah dilaksanakan dalam rangka: a. Mendorong dan memfasilitasi upaya penanganan sampah di Daerah; b. Memfasilitasi dan pengembangan kerja sama antarpemerintah kabupaten/kota di Daerah, kemitraan, dan jejaring dalam pengelolaan sampah. Pasal 8
  • 18. 18 ● Dalam rangka melaksanakan kewenangan di bidang persampahan, Pemerintah Daerah membangun TPA Regional. ● TPA Regional terdapat fasilitas TPST. ● Pengolahan sampah di TPST meliputi kegiatan: a. pengumpulan b. pemilahan c. penggunaan ulang d. pendauran ulang e. pengolahan f. pemrosesan akhir sampah ● Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembangunan TPA Regional dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PENGELOLAAN SAMPAH REGIONAL Pasal 9
  • 19. 19 SARANA & PRASARANA ● TPA Regional dilengkapi sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang terdiri atas: a. fasilitas dasar; b. fasilitas perlindungan lingkungan; c. fasilitas operasi; dan d. fasilitas penunjang. ● Kelengkapan sarana dan prasarana disesuaikan dengan fungsi TPA Regional. ● Ketentuan mengenai jenis dan spesifikasi sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 10
  • 20. 20 JENIS SAMPAH ● Sampah yang dikelola di TPA Regional adalah Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga yang tidak dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota di wilayah Daerah. ● Selain sampah, TPA Regional dapat melakukan pengelolaan terhadap jenis sampah lainnya. ● Pengelolaan sampah lain dapat dilaksanakan jika: a. Sesuai dengan kewenangan atau ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Tersedia sarana dan prasarana untuk melakukan pengelolaan dan pemrosesan akhir sampah yang bersangkutan; dan c. Disepakati dalam perjanjian kerja sama. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan bentuk sampah yang dikelola di TPA Regional diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 11
  • 21. 21 ● Dalam rangka memenuhi persyaratan jenis sampah yang dikelola di TPA Regional, Pemerintah Kabupaten/Kota dan/atau pihak lain wajib melakukan pemilahan dan pengolahan sampah. ● Ketentuan mengenai tata cara pemilahan dan pengolahan sampah dan tata cara penyimpanan dan pengumpulan limbah B3 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 12
  • 22. 22 Pengelolaan sampah di TPA Regional menggunakan metode dengan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan, dan bersinergi dengan program mekanisme pembangunan bersih. PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH Pasal 13 Pengelolaan sampah di TPA Regional meliputi kegiatan: a. pengolahan; dan/atau b. pemrosesan akhir sampah. Pasal 14
  • 23. 23 ● Pemerintah Daerah berhak melakukan pengolahan terhadap sampah yang berada di TPA Regional. ● Pengolahan sampah meliputi kegiatan mengubah karakteristik, komposisi, dan/atau jumlah sampah dengan cara: a. Pemadatan; b. Pengomposan; c. Daur ulang materi; dan/atau d. Daur ulang energi. ● Pengolahan sampah bertujuan: a. Mengurangi volume sampah; dan b. Meningkatkan nilai ekonomis sampah. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengolahan sampah diatur dalam peraturan gubernur. Sampah yang tidak dapat diolah, ditimbun di TPA Regional. Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17
  • 24. 24 ● Pemerintah Daerah wajib melakukan pemrosesan akhir sampah. ● Pemrosesan akhir sampah dilakukan dengan menggunakan: a. Metode lahan urug terkendali; b. Metode lahan urug saniter; dan/atau c. Teknologi ramah lingkungan. ● Penetapan metode pemrosesan akhir sampah disesuaikan dengan situasi dan kondisi TPS Regional dan kearifan lokal. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai metode yang digunakan dan tata cara pemrosesan akhir sampah diatur dalam peraturan gubernur. ● Dalam rangka pengelolaan sampah regional di Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan kegiatan pengangkutan. ● Kegiatan tersebut dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. ● Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan pemilahan, pengumpulan, dan pengangkutan sampah regional, diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 18 Pasal 19
  • 25. 25 ● Dalam rangka mendukung pengelolaan sampah regional, Pemerintah Daerah dapat menyediakan fasilitas stasiun peralihan antara. ● Stasiun peralihan antara dimaksud, dibangun untuk menunjang pengelolaan sampah sebelum dikelola di TPA Regional. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembangunan dan pemanfaatan stasiun peralihan antara sebagaimana dimaksud pada diatur dalam peraturan gubernur. ● Operasional dan pemeliharaan TPA Regional dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur. ● Ketentuan mengenai standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur Pasal 20 Pasal 21
  • 26. 26 BAB IV - KELEMBAGAAN Dalam Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah di TPA Regional, Pemerintah Daerah dapat membentuk kelembagaan pengelola sampah. ● Kelembagaan pengelola sampah dapat berbentuk: a. unit pelaksana teknis daerah; atau b. BUMD. ● Unit pelaksana teknis dinas sebagaimana dimaksud merupakan bagian dari satuan kerja perangkat daerah yang menyelengarakan urusan di bidang pengelolaan sampah di lingkungan Pemerintah Daerah. ● BUMD sebagaimana dimaksud, harus memiliki bidang usaha atau salah satu bidang usahanya adalah pengelolaan sampah regional. ● Tata cara pembentukan unit pelaksana teknis dinas dan BUMD sebagaimana dimaksud, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 22 Pasal 23
  • 27. 27 BAB V - KERJA SAMA ● Pengelolaan sampah di TPA Regional dapat dilakukan melalui mekanisme kerja sama untuk seluruh atau sebagian kegiatan pengelolaan sampah. ● Kerja sama sebagaimana dimaksud, dilakukan dengan badan usaha. ● Kerja sama sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewenangan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah regional. ● Dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah regional Pemerintah Daerah berkedudukan sebagai penyedia jasa dan Pemerintah Kabupaten/Kota atau pihak lainnya sebagai pengguna jasa. Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26
  • 28. 28 ● Pengelolaan sampah di TPA Regional dilaksanakan berdasarkan kerja sama berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas pelayanan publik dan saling menguntungkan. ● Kerja sama dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara pemberi jasa dan pengguna jasa. ● Perjanjian kerja sama paling sedikit memuat: a. hak dan kewajiban para pihak; b. jenis dan persyaratan sampah yang dapat dikelola; c. kuota minimal dan maksimal sampah jenis pelayanan yang diberikan; d. besarnya jasa pelayanan; dan e. sanksi. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai materi muatan perjanjian kerja sama, persyaratan dan tata cara pelaksanaan kerja sama diatur dengan peraturan gubernur. Pasal 27
  • 29. 29 BAB VI - PERIZINAN ● Perizinan meliputi jenis usaha pengelolaan TPA Regional, antara lain berupa: a. Usaha jasa pengolahan dan pemrosesan sampah; b. Usaha jasa pengelolaan gas; dan c. Usaha jasa lainnya. ● Pemberian izin sesuai dengan kewenangan. ● Keputusan pemberian izin pengelolaan sampah harus diumumkan kepada masyarakat. ● Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pemberian izin dalam pengelolaan sampah diatur dengan peraturan gubernur. Pasal 28
  • 30. 30 BAB VII - PENDAPATAN ● Pendapatan TPA Regional terdiri atas: a. Jasa pelayanan pengelolaan sampah; b. Hasil penjualan sampah yang telah dilakukan pengolahan; dan c. Jasa lainnya sebagai menunjang pengelolaan sampah; d. Produk lainnya yang dihasilkan dari kegiatan pengelolan sampah; dan e. Sewa atas barang milik daerah yang berada di lokasi TPA Regional. ● Jasa Pelayanan sebagaimana dimaksud, ditetapkan berdasarkan jenis layanan, jenis sampah, dan volume sampah dari pengguna jasa. ● Besarnya jasa layanan sebagaimana dimaksud, disepakati antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota atau pihak pengguna jasa lainnya. ● Kesepakatan sebagaimana dimaksud dituangkan dalam perjanjian kerja sama antar pihak. Pasal 29 Pasal 30
  • 31. 31 ● Penjualan hasil produksi, jasa pelayanan penunjang, dan sewa atas barang milik daerah sebagaimana dimaksud, merupakan pendapatan daerah berupa retribusi daerah. ● Ketentuan mengenai jenis dan besaranya tarif retribusi sebagaimana dimaksud, diatur dalam peraturan daerah. Pendapatan sebagaimana dimaksud, merupakan pendapatan Daerah dan wajib disetorkan ke kas daerah. ● Dalam hal Pengolahan Sampah di TPA Regional diselenggarakan oleh badan usaha, pendapatan dibagi antara Pemerintah Daerah dan badan usaha yang melaksanakan pengelolaan sampah. ● Pembagian pendapatan disepakati dalam perjanjian kerja sama. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian pendapatan diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33
  • 32. 32 BAB VIII - KOMPENSASI DAMPAK LINGKUNGAN Pemerintah Daerah wajib melaksanakan pengendalian dampak lingkungan TPA Regional. ● Pemerintah Daerah memberikan Kompensasi Dampak Lingkungan kepada masyarakat yang terkena akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di TPA Regional. ● Dampak negatif sebagaimana dimaksud, antara lain berupa: a. Pencemaran air; b. Pencemaran udara; c. Pencemaran tanah; d. Longsor; e. Kebakaran; f. Ledakan gas metan; dan/atau g. Hal lain yang menimbulkan dampak negatif. ● Kompensasi sebagaimana dimaksud, berupa: a. Relokasi penduduk; b. Pemulihan lingkungan; c. Biaya kesehatan dan pengobatan; d. Penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan; dan/atau e. Kompensasi dalam bentuk lain. Pasal 34 Pasal 35
  • 33. 33 BAB VIII - KOMPENSASI DAMPAK LINGKUNGAN ● Kompensasi harus dianggarkan dalam APBD. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat, bentuk, dan tata cara pemberian kompensasi diatur dengan peraturan gubernur. ● Dalam hal terjadi dampak negatif akibat pengelolaan sampah di TPA Regional, dilaksanakan mitigasi terhadap masyarakat yang terkena dampak. ● Mitigasi dilaksanakan oleh: a. Pemerintah kabupaten/kota di lokasi TPA Regional berada; dan/atau b. Pemerintah kabupaten/kota yang ikut terkena dampak negatif. ● Biaya mitigasi dibebankan kepada Pemerintah Daerah. Pasal 37
  • 34. 34 KOMPENSASI DAMPAK LINGKUNGAN ● Pemerintah Daerah atas usulan Pemerintah Kabupaten/Kota menetapkan pemberian Kompensasi Dampak Lingkungan dan mengoordinasikan pemberiannya kepada masyarakat. ● Ketentuan mengenai bentuk, syarat, dan tata cara pemberian kompensasi disepakati dalam perjanjian kerja sama antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
  • 35. 35 BAB IX - SISTEM INFORMASI ● Dalam rangka menyediakan informasi pengelolaan sampah skala provinsi, Pemerintah Daerah berkewajiban menyelenggarakan dan mengembangkan sistem informasi persampahan. ● Informasi sebagaimana dimaksud, paling sedikit memuat: a. Sumber sampah; b. Timbulan sampah; c. Komposisi sampah; d. Karakteristik sampah; e. Fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga; dan f. Informasi lain terkait pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang diperlukan dalam rangka pengelolaan sampah. ● Informasi dimaksud, terhubung sebagai satu jejaring sistem informasi pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. ● Informasi sebagaimana dimaksud, harus dapat diakses oleh setiap orang. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai informasi yang dimuat dan pelaksanaan sistem informasi dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 38
  • 36. 36 BAB X - PENGEMBANGAN SISTEM DAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN REGIONAL ● Dalam rangka pengelolaan sampah regional, Pemerintah Daerah melakukan pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional. ● Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional sebagaimana dimaksud, dapat dilaksanakan dalam bentuk: a. Pembangunan tempat pengelolaan sampah regional terpadu; b. Pembangunan dan/atau penyediaan fasilitas di lokasi pengelolaan sampah regional terpadu; dan c. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan. ● Pembangunan tempat pengelolaan sampah regional terpadu sebagaimana dimaksud, dapat dilaksanakan di dalam lokasi TPA Regional yang sudah ada atau yang baru. ● Ketentuan mengenai pembangunan sebagaimana dimaksud dilaksanakan dengan berpedoman pada rencana pembangunan daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 39 Pasal 40
  • 37. 37 ● Pembangunan dan/atau penyediaan fasilitas dalam rangka pengelolaan sampah regional terpadu dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan pengeloaan sampah di tempat pengelolaan sampah regional terpadu; ● Ketentuan mengenai tata cara pembangunan dan/atau penyediaan fasilitas sebagaimana dimaksud, dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. ● Penelitian dan pengembangan teknologi sebagaimana dimaksud, dilaksanakan untuk menemukan dan menentukan metode dan/atau teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahaan dalam pengelolaan sampah regional. ● Dalam melakukan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud, Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan: a. Perguruan tinggi; b. Lembaga penelitian dan pengembangan; c. Badan usaha; d. Lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pengelolaan sampah; dan/atau e. Perusahaan asing. ● Ketentuan mengenai tata cara kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan pihak, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 41 Pasal 42
  • 38. 38 BAB XI - PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ● Gubernur melakukan pembinaan terhadap Pengelolaan Sampah di Daerah. ● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan terhadap: a. Pemerintah Kabupaten/Kota; dan b. Badan usaha yang melaksanakan penyelenggaraan pengelolaan sampah regional. ● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan Gubernur dalam kapasitasnya sebagai kepanjangan tangan Pemerintah di Daerah. ● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam bentuk: a. Bantuan teknis; b. Bimbingan teknis; c. Diseminasi peraturan daerah di bidang pengelolaan sampah; d. Pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah; dan/atau e. Fasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah antar kabupaten/kota. ● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam hal pengelolaan sampah dilaksanakan oleh UPTD, BUMD, atau pihak ketiga. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk pembinaan dan tata cara pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur. PEMBINAAN Pasal 43
  • 39. 39 PEMBINAAN ● Dalam rangka pembinaan, Gubernur dapat memberikan insentif atau penghargaan kepada bupati/walikota yang menyelenggarakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan. ● Pemberian insentif dan penghargaan sebagaimana dimaksud, disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat, bentuk, dan tata cara pemberian insentif atau penghargaan sebagaimana dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 44
  • 40. 40 PEMBINAAN ● Pemerintah Daerah dapat melakukan pembinaan kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. ● Pembinaan sebagaimana dimaksud, dilakukan melalui: a. Bantuan teknis; b. Bimbingan teknis; c. Diseminasi peraturan perundang-undangan dan pedoman di bidang pengelolaan sampah; dan/atau d. Pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk pembinaan dan tata cara pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 45
  • 41. 41 PENGAWASAN ● Pemerintah Daerah melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sampah yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/Kota. ● Pengawasan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan Gubernur dalam kapasitasnya sebagai kepanjangan tangan pemerintah di Daerah. ● Pengawasan sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dalam rangka: a. Pencapaian target cakupan pelayanan pengelolaan sampah regional; b. Sinkronisasi antara pengelolaan sampah di Kabupaten/ Kota dengan pengelolaan sampah regional; dan c. Pencapaian standar pelayanan minimal, standar operasional prosedur, norma, standar, pedoman dan kriteria serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Pasal 46
  • 42. 42 PELAKSANAAN & PELAPORAN ● Pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah di Daerah dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang pengelolaan sampah. ● Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, satuan kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksud , dapat berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lain atau bekerja sama dengan instansi/lembaga lainnya di Daerah. ● Satuan kerja perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan di bidang pengelolaan sampah berkewajiban melaporkan hasil pembinaan dan pengawasan kepada Gubernur. ● Laporan sebagaimana dimaksud, disampaikan paling lama setiap 6 (enam) bulan sekali. ● Ketentuan mengenai tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud, diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49
  • 43. 43 BAB XII - PARTISIPASI MASYARAKAT ● Masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan TPA Regional. ● Partisipasi sebagaimana dimaksud, dapat dilakukan melalui: a. pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah Daerah; b. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa. ● Pemerintah Daerah wajib memberikan tanggapan atas partisipasi yang disampaikan oleh masyarakat. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara partisipasi masyarakat diatur dalam peraturan gubernur. Pasal 50
  • 44. 44 BAB XIII - PENDANAAN Pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dibebankan pada: a. anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi; b. anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota; dan c. dan sumber pendapatan lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 51
  • 45. 45 BAB XIV - PENYELESAIAN SENGKETA ● Sengketa yang dapat timbul dari pengelolaan sampah terdiri atas: a. Sengketa antara pemerintah daerah dengan pengelola sampah; b. Sengketa antar Pemerintah Kabupaten/Kota; dan c. Sengketa antara pengelola sampah dan masyarakat skala provinsi. ● Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud, dapat dilakukan melalui penyelesaian di luar pengadilan ataupun melalui pengadilan. ● Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pasal 52
  • 46. 46 BAB XV - LARANGAN Badan Usaha dan/atau perseorangan di Tempat Pengelolaan Sampah TPA Regional dilarang: a. Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan; b. Membuang sampah ke media lingkungan atau tidak pada tempat yang telah ditentukan dan/atau disediakan di sekitar lokasi; c. Melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka; d. Membakar sampah di ruang terbuka yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah; dan/atau e. Mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun. Pasal 57
  • 47. 47 BAB XVI - SANKSI ADMINISTRATIF ● Gubernur dapat menerapkan sanksi administratif kepada pengelola sampah regional yang melanggar ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam perizinan. ● Sanksi administratif, berupa: a. Peringatan tertulis; b. Penghentian sementara kegiatan; penghentian sementara pelayanan umum; c. Penutupan lokasi; d. Pencabutan izin; e. Pembatalan izin; f. Paksaan pemerintahan; dan/atau g. Uang paksa. ● Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud, diatur dalam Peraturan Gubernur. Pasal 58 Pasal 59
  • 48. 48 BAB XVII - KETENTUAN PENYIDIKAN ● Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini. ● Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud, memberitahukan dimulainya penyidikan, berkoordinasi dan apabila perlu bekerja sama dengan pejabat penyidik kepolisian setempat dan menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pasal 62
  • 49. 49 BAB XVIII - KETENTUAN PIDANA ● Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). ● Tindak pidana sebagaimana dimaksud, adalah pelanggaran Pasal 63
  • 50. 50 BAB XIX - KETENTUAN PENUTUP Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Diundangkan di Banjarbaru pada tanggal 30 April 2018 Pasal 64
  • 51. Tantangan kedepan Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat perlu melaksanakan pengelolaan sampah secara bersinergi, mulai dari mengurangi jumlah timbulan sampah dari sumber, pengumpulan, pengangkutan serta pemrosesan akhir sampah.