SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PENGELOLA KAWASAN
TAMAN BURU
“ FUNGSI TAMAN BURU
MASIGIT KAREUMBI
SEBAGAI BAGIAN
KONSERVASI RUSA”
BALAI BESAR KONSERVASI
SUMBER DAYA ALAM
JAWA BARAT
SEBAGIAN ATURAN
PENGELOLAAN TAMAN BURU
1. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2014 tentang Tarif Atas Jenis
Tarif PNBP yang berlaku pada Kementerian Kehutanan;
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.69/Menhut-II/2014 tentang
Penetapan Musim Berburu Satwa Buru;
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.70/Menhut-II/2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-
II/2010 tentang Penggolongan dan Tata Cara Penetapan Jumlah
Satwa Buru;
4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2010 tentang
Surat Izin Berburu dan Tata Cara Permohonan Izin Berburu;
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.17/Menhut-II/2010 tentang Permohonan, Pemberian, dan
Pencabutan Izin Pengusahaan Taman Buru.
PENGERTIAN
Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai tempat/lokasi diselenggarakan-nya kegiatan
perburuan secara teratur.
Kawasan Taman Buru tersebut spesifik merupakan
habitat alam atau semi alami berukuran sedang
hingga besar yang memiliki potensi satwa yang
boleh diburu yang populasinya cukup besar, dimana
terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas
dan lokasi mudah dijangkau.
RISALAH KAWASAN
 Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK)
Ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 298/Kpts-
II/1998 seluas 12.420,70 Ha.
 Pintu masuk kawasan ini terletak di
Kampung Leuwiliang Desa Tanjungwangi
Kec. Cicalengka Kab. Bandung, dan
Kampung Cibubut Desa Jayamekar Kec.
Cibugel Kab. Sumedang.
GAMBARAN KAWASAN
Letak, Luas dan Batas Kawasan:
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi secara geografis terletak
antara 6o51‘31’’ – 7o00’12’’ LS dan 107o50’39’’ – 108o01’30’’ BT.
Secara administratif pemerintahan, Taman Buru Gunung Masigit
terletak dalam 3 wilayah Kabupaten: Bandung (2.484 Ha),
Sumedang (7.452,70 Ha) dan Garut (2.484 Ha).
Batas Kawasan:
 Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sumedang;
 Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut dan
Bandung;
 Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung
dan Sumedang.
POTENSI FAUNA
 TBMK memiliki keanekaragaman fauna yang
belum tergali secara keseluruhan. Selain Rusa
Sambar (Cervus unicolor) yang memang dikem-
bangkan oleh Bapak Ibrahim Adjie sejak tahun
1966, juga terdapat jenis-jenis lain seperti Macan
Tutul dan Macan Kumbang (Panthera pardus),
Rusa Jawa (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus
vitatus), Anjing Hutan (Cuon javanica), Kucing
Hutan (Felis bengalensis), Kijang (Muntiacus
muntjak), Monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis), Lutung (Tracyphitecus auratus),
Surili (Presbytis sp.), dll serta beberapa jenis
burung seperti Julang (Bucerotidae), Walik
(Chalcophals indica), Ayam Hutan (Gallus gallus),
Bultok (Megalaema zeylanica), Sesap Gunung
dan lain-lain.
POTENSI WISATA
 Wisata Tirta, Air Terjun
 Education tourism
 Piknik
 Outbound
 Camping, dll
POTENSI LAINNYA
 Wisata Ziarah
 Potensi sumber daya air
 Wisata Boga/ Kuliner
 Wisata Budaya
GAMBARAN
DESA SEKITAR
KAWASAN
No. Desa Sekitar
Kawasan
Kecamatan Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Mekar Bakti
Desa cilembu
Cinanggrang
Cimarias
Pasanggrahan
Sukajaya
Cipamengpeuk
Margakemar
Sukagalih
Cipancar
Cikondang
Citengah
Tanjunghurip
Dayeuh luhur
Bangbayang
Kaduwulung
Sunda mekar
Cimarga
Cipeuteuy
Tamansari
Jayamekar
Buana mekar
Sindulang
Tegal manggung
Cimanggung
Sindang galih
Tanjung sari
Tanjung sari
Tanjung sari
Tanjung sari
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang Utara
Situraja
Situraja
Situraja
Darmaraja
Darmaraja
Cibugel
Cibugel
Cibugel
Cimanggung
Cimanggung
Cimanggung
Cimanggung
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
27
28
Pelita asih,
Pangeureunan,
Sela Awi,
Blubur limbangan,
Kab.Garut
Kab.Garut
29
30
31
32
Nagreg,
Citaman,
Nagrog.
Tanjungwangi
Cicalengka
Cicalengka
Cicalengka
Cicalengka
Kab. Bandung
Kab. Bandung
Kab. Bandung
Kab. Bandung
Berinteraksi erat :
1) Desa Sindulang Kec. Cimanggung Kab.
Sumedang
2) Desa. Tegal Manggung Ikec.
Cimanggung Kab. Sumedang
3) Desa. Dampit Kec Cicalengka
Kab.Bandung
4) Desa. Tanjung Wangi Kec. Cicalengka
Kab.Bandung
5) Desa. Citaman Kec. Nagreg
Kab.Bandung
6) Desa. Babakan Peuteuy Kec. Cicalengka
Kab.Bandung
7) Desa.Pasir Nanjung Kec. Cimanggung
Kab.Sumedang
8) Desa.Cinangerang Kec. Pamulihan
Kab.Sumedang
9) Desa. Pangeureunan Kec. Limbangan
Kab. Garut
FUNGSI TAMAN BURU
1. Tempat diselenggarakannya kegiatan perburuaan
satwa buru;
2. Perburuan satwa buru diselenggarakan atas dasar
kelestarian manfaat dengan memperhatikan
populasi, daya dukung habitat dan keseimbangan
ekosistem;
3. Satwa buru pada dasarnya adalah satwa liar yang
tidak dilindungi;
4. Kegiatan perburuan dilakukan pada blok
pemanfaatan/areal yang telah ditentukan.
PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU
1. UPT KSDA setempat mengusulkan jumlah satwa buru
berdasarkan hasil inventarisasi atau hasil pemantauan secara
reguler kepada Direktur Jenderal;
2. Direktur Jenderal menetapkan jumlah satwa buru di taman
buru berdasarkan rekomendasi Kepala UPT KSDA setempat
JENIS SATWA BURU DI TAMAN BURU
Satwa buru digolongkan menjadi :
a. burung;
b. satwa kecil;
c. satwa besar .
PERSYARATAN & TATA CARA BERBURU DI TAMAN BURU
1. Harus memiliki surat izin berburu yang ditebitkan oleh Kepala
UPT atau pejabat yang ditunjuk;
2. Surat Izin berburu berlaku untuk 1 (satu) orang dan untuk 1
(satu) kali berburu pada musim berburu;
3. Surat izin berburu berlaku paling lama 3 – 7 hari;
4. Pemohon mengajukan permohonan izin berburu kepada
Kepala UPT KSDA setempat, dengan tembusan kepada
Kepala Kepolisian setempat
5. Melampirkan foto copy akta buru atau surat keterangan
sebagai pemburu dari negara asalnya bagi pemburu warga
negara asing
6. Membayar pungutan izin berburu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU)
Rusa Sambar
Pertimbangan:
 Alasan perilaku, soliter dibandingkan dengan rusa lainnya dan
sebagian besar aktivitasnya dilakukan pada malam hari
(nokturnal),
 Memiliki indera perasa yang berkembang sangat baik dan
mampu dengan mudah mendeteksi predator (Walker 2005),
 Individu jantan selalu berpindah-pindah dan membuat teritori
yang tetap terutama selama musim kawin (Nowak 1999),
 Pergerakannya cukup lincah sehingga memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi sebagai target buru,
 Ranggah yang menarik,
 Kualitas karkas yang unggul,
 Rusa F2.
ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU)
Rusa Timor (Cervus timorensis russa. Bemmel, 1994)
Berdasarkan kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor
termasuk dalam kategori rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa
timor berstatus resiko rendah/kurang perhatian (lower risk/least
concern) sejak tahun 1996.
Habitat :
 Hutan terbuka, padang rumput, savana, semak, bahkan sering
dijumpai juga pada aliran sungai (sumber air) dan daerah yang
berawa (Garsetiasih 1996).
 Grasser dan browser.
 Mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba dan buah-buahan
yang jatuh atau berserakan di permukaan tanah.
 Butuh tempat berlindung (cover).
 sensitif dengan perubahan lingkungan yang berimplikasi terhadap
perubahan kondisi habitat.
ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU)
Babi Hutan (Sus vitacus)
• Belum diketahui kelimpahan populasi dan sebarannya.
• ruang gerak kelompok babi hutan setidaknya seluas 85
ha dengan jumlah individu babi 49 ekor,
• Sensitif terhadap perburuan.
Habitat :
• perkembangan babi hutan sangat dipengaruhi oleh perubahan
tutupan hutan sebagai tempat berlindungnya,
• memiliki kemampuan adaptasi dan penyebaran yang tinggi
terhadap habitat yang berbeda,
• Pergerakan erat kaitannya dengan makanan,
PERMASALAHAN
 Pencurian Kayu
 Pengambilan Kayu Bakar
 Pencurian plasma nutfah
 Kebakaran hutan
 Perburuan liar
UPAYA TINDAK LANJUT
 Peningkatan Patroli Kawasan
 Koordinasi dan Kerjasama
dengan Instansi Terkait dan
Stakeholder
 Penyuluhan dan penyadartahuan
terhadap masyarakat
 Pemberdayaan dan Kemitraan
masyarakat
 Penegakan Hukum
 Restorasi Kawasan.
KERJASAMA PENGUATAN FUNGSI
Perjanjian kerjasama antara BBKSDA Jawa Barat dengan
Wanadri (Nov 2015 s/d Nov 2020)
Luas area 1.422,5 Ha
Tujuan Kerjasama diantaranya :
Menjadikan TBMK sebagai model percontohan Taman
Buru di Indonesia
Ruang Lingkup diantaranya :
Model Taman Buru
KEGIATAN (RPP)
Diantaranya :
Pembinaan habitat satwa buru
Peningkatan jumlah satwa rusa
Peningkatan jenis satwa buru
Pemagaran
Pembangunan sarana penunjang
PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT
Berdasarkan sejarah pengelolaannya, tanaman pinus yang
saat ini tumbuh di TBGMK merupakan hasil kegiatan
reboisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Barat pada periode tahun 1953-1976.
Tanaman pinus tersebut mulai dimanfaatkan/disadap
getahnya sejak TBGMK dikelola oleh Perum Perhutani
pada tahun 1986. Terjadi perubahan pengelola kawasan
dari Perum Perhutani ke BKSDA Jabar II pada tahun 1998,
namun kegiatan pemanfaatan/penyadapan getah pinus
secara tradisional tetap berlangsung hingga saat ini.
PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBGMK)
ditetapkan sebagai Taman Buru berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 298/Kpts-II/1998 tanggal 27
Februari 1998 seluas 12.420 Ha. Kawasan ini telah
memiliki dokumen perencanaan berupa Dokumen
Penataan Blok yang telah disahkan sesuai Keputusan
Direktur Jenderal KSDAE Nomor:
SK.13/KSDAE/SET/KSA.0/1/2018 tanggal 16 Januari
2018. .
PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT
Perdirjen KSDAE
Nomor:P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018, tanggal 6 Juni
2018 tentang Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi
pada KSA dan KPA.
Pemberdayaan Masyarakat
Pada bulan Maret 2019, BBKSDA Jawa Barat dengan
KTH (Masyarakat Sekitar TBGMK) melakukan PKS
tentang Kemitraan Konservasi melalui pemberian akses
pemungutan HHBK pada Blok Tradisional TBGMK.
11 KTH, Luas 1.100 Ha.
PERMASALAHAN
 Pencurian Kayu
 Pengambilan Kayu Bakar
 Pencurian plasma nutfah
 Kebakaran hutan
 Pembuatan arang/pengarangan
 Perburuan liar
Terima Kasih…….

More Related Content

Similar to 02-ka-bbksda-jabar-sekilas-tb-masigit-kareumbi.ppt

1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt
1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt
1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .pptaldinoummuba
 
Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...
Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...
Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...Ainul Mardhiah
 
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptxPROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptxTijanLunga
 
Biologi keanekaragaman hayati
Biologi   keanekaragaman hayatiBiologi   keanekaragaman hayati
Biologi keanekaragaman hayatiPuspita cs
 
keanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.pptkeanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.pptAnisManis3
 
Respons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasi
Respons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasiRespons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasi
Respons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasiCIFOR-ICRAF
 
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdfJOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdfAgathaHaselvin
 
keanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.pptkeanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.pptSendirindaUye
 
Keanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannyaKeanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannyalailyaan
 
Pentingnya Status Perlindungan Bambu Laut
Pentingnya Status Perlindungan Bambu LautPentingnya Status Perlindungan Bambu Laut
Pentingnya Status Perlindungan Bambu LautDidi Sadili
 
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaProgram Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaDidi Sadili
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Biologi populasi Rajungan
Biologi populasi RajunganBiologi populasi Rajungan
Biologi populasi Rajunganarisandy08
 
tapal kuda hewan konservasi kabupaten buol
tapal kuda hewan konservasi kabupaten buoltapal kuda hewan konservasi kabupaten buol
tapal kuda hewan konservasi kabupaten buolAisyahInarah1
 
Keaneragaman hayati
Keaneragaman hayatiKeaneragaman hayati
Keaneragaman hayatimikaul
 
Bab 1 klasifikasi mh
Bab 1 klasifikasi mhBab 1 klasifikasi mh
Bab 1 klasifikasi mhharfinafina2
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfernoviyulia2
 

Similar to 02-ka-bbksda-jabar-sekilas-tb-masigit-kareumbi.ppt (20)

1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt
1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt
1-keanekaragaman-hayati-1 yang ada di setiap berbagai daerah .ppt
 
Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...
Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...
Potensi Pengalihan Wilayah Jelajah (Home Range) sebagai Solusi Konflik Babi H...
 
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptxPROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
PROFIL KAWASAN KONSERVASI kota SORONG.pptx
 
Biologi keanekaragaman hayati
Biologi   keanekaragaman hayatiBiologi   keanekaragaman hayati
Biologi keanekaragaman hayati
 
keanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.pptkeanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.ppt
 
Lutfi
LutfiLutfi
Lutfi
 
Respons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasi
Respons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasiRespons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasi
Respons dari pengembangan IKN: Kebudayaan dan konservasi
 
TIK LINA.pptx
TIK LINA.pptxTIK LINA.pptx
TIK LINA.pptx
 
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdfJOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
 
keanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.pptkeanekaragaman_hayati.ppt
keanekaragaman_hayati.ppt
 
Keanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannyaKeanekaragaman hayati dan pelestariannya
Keanekaragaman hayati dan pelestariannya
 
Pentingnya Status Perlindungan Bambu Laut
Pentingnya Status Perlindungan Bambu LautPentingnya Status Perlindungan Bambu Laut
Pentingnya Status Perlindungan Bambu Laut
 
Cagar Alam
Cagar AlamCagar Alam
Cagar Alam
 
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di IndonesiaProgram Pengelolaan Penyu di Indonesia
Program Pengelolaan Penyu di Indonesia
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
 
Biologi populasi Rajungan
Biologi populasi RajunganBiologi populasi Rajungan
Biologi populasi Rajungan
 
tapal kuda hewan konservasi kabupaten buol
tapal kuda hewan konservasi kabupaten buoltapal kuda hewan konservasi kabupaten buol
tapal kuda hewan konservasi kabupaten buol
 
Keaneragaman hayati
Keaneragaman hayatiKeaneragaman hayati
Keaneragaman hayati
 
Bab 1 klasifikasi mh
Bab 1 klasifikasi mhBab 1 klasifikasi mh
Bab 1 klasifikasi mh
 
Kelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosferKelompok 6 biosfer
Kelompok 6 biosfer
 

More from herry susanto

FUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdf
FUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdfFUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdf
FUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdfherry susanto
 
KEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptx
KEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptxKEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptx
KEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptxherry susanto
 
PERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptx
PERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptxPERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptx
PERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptxherry susanto
 
tugas zainia scarpbook.pptx
tugas zainia scarpbook.pptxtugas zainia scarpbook.pptx
tugas zainia scarpbook.pptxherry susanto
 
REFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptx
REFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptxREFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptx
REFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptxherry susanto
 
PENINGKATAN PERAN WANITA.pptx
PENINGKATAN PERAN WANITA.pptxPENINGKATAN PERAN WANITA.pptx
PENINGKATAN PERAN WANITA.pptxherry susanto
 
KLIPING OLAHRGA.pptx
KLIPING OLAHRGA.pptxKLIPING OLAHRGA.pptx
KLIPING OLAHRGA.pptxherry susanto
 
Tempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptx
Tempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptxTempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptx
Tempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptxherry susanto
 

More from herry susanto (8)

FUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdf
FUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdfFUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdf
FUNGSI ORGANISASI LINMAS YANG SANGAT STRATEGIS pdf
 
KEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptx
KEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptxKEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptx
KEBANGSAAN NASIONALSIME PENGUSAHA HIPMI KOTA BDG.pptx
 
PERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptx
PERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptxPERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptx
PERAN PEMIMPIN DLM MEWUJUDKAN INDONESIA EMAS.pptx
 
tugas zainia scarpbook.pptx
tugas zainia scarpbook.pptxtugas zainia scarpbook.pptx
tugas zainia scarpbook.pptx
 
REFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptx
REFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptxREFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptx
REFORMASI ASN MENCEGAH PUNGLI.pptx
 
PENINGKATAN PERAN WANITA.pptx
PENINGKATAN PERAN WANITA.pptxPENINGKATAN PERAN WANITA.pptx
PENINGKATAN PERAN WANITA.pptx
 
KLIPING OLAHRGA.pptx
KLIPING OLAHRGA.pptxKLIPING OLAHRGA.pptx
KLIPING OLAHRGA.pptx
 
Tempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptx
Tempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptxTempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptx
Tempat Tujuan Wisata Kota Bandung.pptx
 

Recently uploaded

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

02-ka-bbksda-jabar-sekilas-tb-masigit-kareumbi.ppt

  • 1.
  • 2. PENGELOLA KAWASAN TAMAN BURU “ FUNGSI TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI SEBAGAI BAGIAN KONSERVASI RUSA” BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM JAWA BARAT
  • 3. SEBAGIAN ATURAN PENGELOLAAN TAMAN BURU 1. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2014 tentang Tarif Atas Jenis Tarif PNBP yang berlaku pada Kementerian Kehutanan; 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.69/Menhut-II/2014 tentang Penetapan Musim Berburu Satwa Buru; 3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.70/Menhut-II/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut- II/2010 tentang Penggolongan dan Tata Cara Penetapan Jumlah Satwa Buru; 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2010 tentang Surat Izin Berburu dan Tata Cara Permohonan Izin Berburu; 5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.17/Menhut-II/2010 tentang Permohonan, Pemberian, dan Pencabutan Izin Pengusahaan Taman Buru.
  • 4. PENGERTIAN Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat/lokasi diselenggarakan-nya kegiatan perburuan secara teratur. Kawasan Taman Buru tersebut spesifik merupakan habitat alam atau semi alami berukuran sedang hingga besar yang memiliki potensi satwa yang boleh diburu yang populasinya cukup besar, dimana terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas dan lokasi mudah dijangkau.
  • 5. RISALAH KAWASAN  Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) Ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 298/Kpts- II/1998 seluas 12.420,70 Ha.  Pintu masuk kawasan ini terletak di Kampung Leuwiliang Desa Tanjungwangi Kec. Cicalengka Kab. Bandung, dan Kampung Cibubut Desa Jayamekar Kec. Cibugel Kab. Sumedang.
  • 6. GAMBARAN KAWASAN Letak, Luas dan Batas Kawasan: Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi secara geografis terletak antara 6o51‘31’’ – 7o00’12’’ LS dan 107o50’39’’ – 108o01’30’’ BT. Secara administratif pemerintahan, Taman Buru Gunung Masigit terletak dalam 3 wilayah Kabupaten: Bandung (2.484 Ha), Sumedang (7.452,70 Ha) dan Garut (2.484 Ha). Batas Kawasan:  Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sumedang;  Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut;  Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut dan Bandung;  Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang.
  • 7. POTENSI FAUNA  TBMK memiliki keanekaragaman fauna yang belum tergali secara keseluruhan. Selain Rusa Sambar (Cervus unicolor) yang memang dikem- bangkan oleh Bapak Ibrahim Adjie sejak tahun 1966, juga terdapat jenis-jenis lain seperti Macan Tutul dan Macan Kumbang (Panthera pardus), Rusa Jawa (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus vitatus), Anjing Hutan (Cuon javanica), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Kijang (Muntiacus muntjak), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Tracyphitecus auratus), Surili (Presbytis sp.), dll serta beberapa jenis burung seperti Julang (Bucerotidae), Walik (Chalcophals indica), Ayam Hutan (Gallus gallus), Bultok (Megalaema zeylanica), Sesap Gunung dan lain-lain.
  • 8. POTENSI WISATA  Wisata Tirta, Air Terjun  Education tourism  Piknik  Outbound  Camping, dll POTENSI LAINNYA  Wisata Ziarah  Potensi sumber daya air  Wisata Boga/ Kuliner  Wisata Budaya
  • 9. GAMBARAN DESA SEKITAR KAWASAN No. Desa Sekitar Kawasan Kecamatan Kabupaten 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Mekar Bakti Desa cilembu Cinanggrang Cimarias Pasanggrahan Sukajaya Cipamengpeuk Margakemar Sukagalih Cipancar Cikondang Citengah Tanjunghurip Dayeuh luhur Bangbayang Kaduwulung Sunda mekar Cimarga Cipeuteuy Tamansari Jayamekar Buana mekar Sindulang Tegal manggung Cimanggung Sindang galih Tanjung sari Tanjung sari Tanjung sari Tanjung sari Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang selatan Sumedang Utara Situraja Situraja Situraja Darmaraja Darmaraja Cibugel Cibugel Cibugel Cimanggung Cimanggung Cimanggung Cimanggung Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang Kab. Sumedang 27 28 Pelita asih, Pangeureunan, Sela Awi, Blubur limbangan, Kab.Garut Kab.Garut 29 30 31 32 Nagreg, Citaman, Nagrog. Tanjungwangi Cicalengka Cicalengka Cicalengka Cicalengka Kab. Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Berinteraksi erat : 1) Desa Sindulang Kec. Cimanggung Kab. Sumedang 2) Desa. Tegal Manggung Ikec. Cimanggung Kab. Sumedang 3) Desa. Dampit Kec Cicalengka Kab.Bandung 4) Desa. Tanjung Wangi Kec. Cicalengka Kab.Bandung 5) Desa. Citaman Kec. Nagreg Kab.Bandung 6) Desa. Babakan Peuteuy Kec. Cicalengka Kab.Bandung 7) Desa.Pasir Nanjung Kec. Cimanggung Kab.Sumedang 8) Desa.Cinangerang Kec. Pamulihan Kab.Sumedang 9) Desa. Pangeureunan Kec. Limbangan Kab. Garut
  • 10. FUNGSI TAMAN BURU 1. Tempat diselenggarakannya kegiatan perburuaan satwa buru; 2. Perburuan satwa buru diselenggarakan atas dasar kelestarian manfaat dengan memperhatikan populasi, daya dukung habitat dan keseimbangan ekosistem; 3. Satwa buru pada dasarnya adalah satwa liar yang tidak dilindungi; 4. Kegiatan perburuan dilakukan pada blok pemanfaatan/areal yang telah ditentukan.
  • 11. PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU 1. UPT KSDA setempat mengusulkan jumlah satwa buru berdasarkan hasil inventarisasi atau hasil pemantauan secara reguler kepada Direktur Jenderal; 2. Direktur Jenderal menetapkan jumlah satwa buru di taman buru berdasarkan rekomendasi Kepala UPT KSDA setempat JENIS SATWA BURU DI TAMAN BURU Satwa buru digolongkan menjadi : a. burung; b. satwa kecil; c. satwa besar .
  • 12. PERSYARATAN & TATA CARA BERBURU DI TAMAN BURU 1. Harus memiliki surat izin berburu yang ditebitkan oleh Kepala UPT atau pejabat yang ditunjuk; 2. Surat Izin berburu berlaku untuk 1 (satu) orang dan untuk 1 (satu) kali berburu pada musim berburu; 3. Surat izin berburu berlaku paling lama 3 – 7 hari; 4. Pemohon mengajukan permohonan izin berburu kepada Kepala UPT KSDA setempat, dengan tembusan kepada Kepala Kepolisian setempat 5. Melampirkan foto copy akta buru atau surat keterangan sebagai pemburu dari negara asalnya bagi pemburu warga negara asing 6. Membayar pungutan izin berburu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
  • 13. ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU) Rusa Sambar Pertimbangan:  Alasan perilaku, soliter dibandingkan dengan rusa lainnya dan sebagian besar aktivitasnya dilakukan pada malam hari (nokturnal),  Memiliki indera perasa yang berkembang sangat baik dan mampu dengan mudah mendeteksi predator (Walker 2005),  Individu jantan selalu berpindah-pindah dan membuat teritori yang tetap terutama selama musim kawin (Nowak 1999),  Pergerakannya cukup lincah sehingga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi sebagai target buru,  Ranggah yang menarik,  Kualitas karkas yang unggul,  Rusa F2.
  • 14. ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU) Rusa Timor (Cervus timorensis russa. Bemmel, 1994) Berdasarkan kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor termasuk dalam kategori rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa timor berstatus resiko rendah/kurang perhatian (lower risk/least concern) sejak tahun 1996. Habitat :  Hutan terbuka, padang rumput, savana, semak, bahkan sering dijumpai juga pada aliran sungai (sumber air) dan daerah yang berawa (Garsetiasih 1996).  Grasser dan browser.  Mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba dan buah-buahan yang jatuh atau berserakan di permukaan tanah.  Butuh tempat berlindung (cover).  sensitif dengan perubahan lingkungan yang berimplikasi terhadap perubahan kondisi habitat.
  • 15. ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU) Babi Hutan (Sus vitacus) • Belum diketahui kelimpahan populasi dan sebarannya. • ruang gerak kelompok babi hutan setidaknya seluas 85 ha dengan jumlah individu babi 49 ekor, • Sensitif terhadap perburuan. Habitat : • perkembangan babi hutan sangat dipengaruhi oleh perubahan tutupan hutan sebagai tempat berlindungnya, • memiliki kemampuan adaptasi dan penyebaran yang tinggi terhadap habitat yang berbeda, • Pergerakan erat kaitannya dengan makanan,
  • 16. PERMASALAHAN  Pencurian Kayu  Pengambilan Kayu Bakar  Pencurian plasma nutfah  Kebakaran hutan  Perburuan liar
  • 17. UPAYA TINDAK LANJUT  Peningkatan Patroli Kawasan  Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi Terkait dan Stakeholder  Penyuluhan dan penyadartahuan terhadap masyarakat  Pemberdayaan dan Kemitraan masyarakat  Penegakan Hukum  Restorasi Kawasan.
  • 18. KERJASAMA PENGUATAN FUNGSI Perjanjian kerjasama antara BBKSDA Jawa Barat dengan Wanadri (Nov 2015 s/d Nov 2020) Luas area 1.422,5 Ha Tujuan Kerjasama diantaranya : Menjadikan TBMK sebagai model percontohan Taman Buru di Indonesia Ruang Lingkup diantaranya : Model Taman Buru
  • 19. KEGIATAN (RPP) Diantaranya : Pembinaan habitat satwa buru Peningkatan jumlah satwa rusa Peningkatan jenis satwa buru Pemagaran Pembangunan sarana penunjang
  • 20. PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT Berdasarkan sejarah pengelolaannya, tanaman pinus yang saat ini tumbuh di TBGMK merupakan hasil kegiatan reboisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat pada periode tahun 1953-1976. Tanaman pinus tersebut mulai dimanfaatkan/disadap getahnya sejak TBGMK dikelola oleh Perum Perhutani pada tahun 1986. Terjadi perubahan pengelola kawasan dari Perum Perhutani ke BKSDA Jabar II pada tahun 1998, namun kegiatan pemanfaatan/penyadapan getah pinus secara tradisional tetap berlangsung hingga saat ini.
  • 21. PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBGMK) ditetapkan sebagai Taman Buru berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 298/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 seluas 12.420 Ha. Kawasan ini telah memiliki dokumen perencanaan berupa Dokumen Penataan Blok yang telah disahkan sesuai Keputusan Direktur Jenderal KSDAE Nomor: SK.13/KSDAE/SET/KSA.0/1/2018 tanggal 16 Januari 2018. .
  • 22. PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT Perdirjen KSDAE Nomor:P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018, tanggal 6 Juni 2018 tentang Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi pada KSA dan KPA. Pemberdayaan Masyarakat Pada bulan Maret 2019, BBKSDA Jawa Barat dengan KTH (Masyarakat Sekitar TBGMK) melakukan PKS tentang Kemitraan Konservasi melalui pemberian akses pemungutan HHBK pada Blok Tradisional TBGMK. 11 KTH, Luas 1.100 Ha.
  • 23. PERMASALAHAN  Pencurian Kayu  Pengambilan Kayu Bakar  Pencurian plasma nutfah  Kebakaran hutan  Pembuatan arang/pengarangan  Perburuan liar Terima Kasih…….