2. PENGELOLA KAWASAN
TAMAN BURU
“ FUNGSI TAMAN BURU
MASIGIT KAREUMBI
SEBAGAI BAGIAN
KONSERVASI RUSA”
BALAI BESAR KONSERVASI
SUMBER DAYA ALAM
JAWA BARAT
3. SEBAGIAN ATURAN
PENGELOLAAN TAMAN BURU
1. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2014 tentang Tarif Atas Jenis
Tarif PNBP yang berlaku pada Kementerian Kehutanan;
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.69/Menhut-II/2014 tentang
Penetapan Musim Berburu Satwa Buru;
3. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.70/Menhut-II/2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-
II/2010 tentang Penggolongan dan Tata Cara Penetapan Jumlah
Satwa Buru;
4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2010 tentang
Surat Izin Berburu dan Tata Cara Permohonan Izin Berburu;
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.17/Menhut-II/2010 tentang Permohonan, Pemberian, dan
Pencabutan Izin Pengusahaan Taman Buru.
4. PENGERTIAN
Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai tempat/lokasi diselenggarakan-nya kegiatan
perburuan secara teratur.
Kawasan Taman Buru tersebut spesifik merupakan
habitat alam atau semi alami berukuran sedang
hingga besar yang memiliki potensi satwa yang
boleh diburu yang populasinya cukup besar, dimana
terdapat minat untuk berburu, tersedianya fasilitas
dan lokasi mudah dijangkau.
5. RISALAH KAWASAN
Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK)
Ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 298/Kpts-
II/1998 seluas 12.420,70 Ha.
Pintu masuk kawasan ini terletak di
Kampung Leuwiliang Desa Tanjungwangi
Kec. Cicalengka Kab. Bandung, dan
Kampung Cibubut Desa Jayamekar Kec.
Cibugel Kab. Sumedang.
6. GAMBARAN KAWASAN
Letak, Luas dan Batas Kawasan:
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi secara geografis terletak
antara 6o51‘31’’ – 7o00’12’’ LS dan 107o50’39’’ – 108o01’30’’ BT.
Secara administratif pemerintahan, Taman Buru Gunung Masigit
terletak dalam 3 wilayah Kabupaten: Bandung (2.484 Ha),
Sumedang (7.452,70 Ha) dan Garut (2.484 Ha).
Batas Kawasan:
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sumedang;
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut;
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut dan
Bandung;
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung
dan Sumedang.
7. POTENSI FAUNA
TBMK memiliki keanekaragaman fauna yang
belum tergali secara keseluruhan. Selain Rusa
Sambar (Cervus unicolor) yang memang dikem-
bangkan oleh Bapak Ibrahim Adjie sejak tahun
1966, juga terdapat jenis-jenis lain seperti Macan
Tutul dan Macan Kumbang (Panthera pardus),
Rusa Jawa (Cervus timorensis), Babi Hutan (Sus
vitatus), Anjing Hutan (Cuon javanica), Kucing
Hutan (Felis bengalensis), Kijang (Muntiacus
muntjak), Monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis), Lutung (Tracyphitecus auratus),
Surili (Presbytis sp.), dll serta beberapa jenis
burung seperti Julang (Bucerotidae), Walik
(Chalcophals indica), Ayam Hutan (Gallus gallus),
Bultok (Megalaema zeylanica), Sesap Gunung
dan lain-lain.
8. POTENSI WISATA
Wisata Tirta, Air Terjun
Education tourism
Piknik
Outbound
Camping, dll
POTENSI LAINNYA
Wisata Ziarah
Potensi sumber daya air
Wisata Boga/ Kuliner
Wisata Budaya
9. GAMBARAN
DESA SEKITAR
KAWASAN
No. Desa Sekitar
Kawasan
Kecamatan Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Mekar Bakti
Desa cilembu
Cinanggrang
Cimarias
Pasanggrahan
Sukajaya
Cipamengpeuk
Margakemar
Sukagalih
Cipancar
Cikondang
Citengah
Tanjunghurip
Dayeuh luhur
Bangbayang
Kaduwulung
Sunda mekar
Cimarga
Cipeuteuy
Tamansari
Jayamekar
Buana mekar
Sindulang
Tegal manggung
Cimanggung
Sindang galih
Tanjung sari
Tanjung sari
Tanjung sari
Tanjung sari
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang selatan
Sumedang Utara
Situraja
Situraja
Situraja
Darmaraja
Darmaraja
Cibugel
Cibugel
Cibugel
Cimanggung
Cimanggung
Cimanggung
Cimanggung
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
Kab. Sumedang
27
28
Pelita asih,
Pangeureunan,
Sela Awi,
Blubur limbangan,
Kab.Garut
Kab.Garut
29
30
31
32
Nagreg,
Citaman,
Nagrog.
Tanjungwangi
Cicalengka
Cicalengka
Cicalengka
Cicalengka
Kab. Bandung
Kab. Bandung
Kab. Bandung
Kab. Bandung
Berinteraksi erat :
1) Desa Sindulang Kec. Cimanggung Kab.
Sumedang
2) Desa. Tegal Manggung Ikec.
Cimanggung Kab. Sumedang
3) Desa. Dampit Kec Cicalengka
Kab.Bandung
4) Desa. Tanjung Wangi Kec. Cicalengka
Kab.Bandung
5) Desa. Citaman Kec. Nagreg
Kab.Bandung
6) Desa. Babakan Peuteuy Kec. Cicalengka
Kab.Bandung
7) Desa.Pasir Nanjung Kec. Cimanggung
Kab.Sumedang
8) Desa.Cinangerang Kec. Pamulihan
Kab.Sumedang
9) Desa. Pangeureunan Kec. Limbangan
Kab. Garut
10. FUNGSI TAMAN BURU
1. Tempat diselenggarakannya kegiatan perburuaan
satwa buru;
2. Perburuan satwa buru diselenggarakan atas dasar
kelestarian manfaat dengan memperhatikan
populasi, daya dukung habitat dan keseimbangan
ekosistem;
3. Satwa buru pada dasarnya adalah satwa liar yang
tidak dilindungi;
4. Kegiatan perburuan dilakukan pada blok
pemanfaatan/areal yang telah ditentukan.
11. PENETAPAN JUMLAH SATWA BURU
1. UPT KSDA setempat mengusulkan jumlah satwa buru
berdasarkan hasil inventarisasi atau hasil pemantauan secara
reguler kepada Direktur Jenderal;
2. Direktur Jenderal menetapkan jumlah satwa buru di taman
buru berdasarkan rekomendasi Kepala UPT KSDA setempat
JENIS SATWA BURU DI TAMAN BURU
Satwa buru digolongkan menjadi :
a. burung;
b. satwa kecil;
c. satwa besar .
12. PERSYARATAN & TATA CARA BERBURU DI TAMAN BURU
1. Harus memiliki surat izin berburu yang ditebitkan oleh Kepala
UPT atau pejabat yang ditunjuk;
2. Surat Izin berburu berlaku untuk 1 (satu) orang dan untuk 1
(satu) kali berburu pada musim berburu;
3. Surat izin berburu berlaku paling lama 3 – 7 hari;
4. Pemohon mengajukan permohonan izin berburu kepada
Kepala UPT KSDA setempat, dengan tembusan kepada
Kepala Kepolisian setempat
5. Melampirkan foto copy akta buru atau surat keterangan
sebagai pemburu dari negara asalnya bagi pemburu warga
negara asing
6. Membayar pungutan izin berburu sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
13. ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU)
Rusa Sambar
Pertimbangan:
Alasan perilaku, soliter dibandingkan dengan rusa lainnya dan
sebagian besar aktivitasnya dilakukan pada malam hari
(nokturnal),
Memiliki indera perasa yang berkembang sangat baik dan
mampu dengan mudah mendeteksi predator (Walker 2005),
Individu jantan selalu berpindah-pindah dan membuat teritori
yang tetap terutama selama musim kawin (Nowak 1999),
Pergerakannya cukup lincah sehingga memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi sebagai target buru,
Ranggah yang menarik,
Kualitas karkas yang unggul,
Rusa F2.
14. ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU)
Rusa Timor (Cervus timorensis russa. Bemmel, 1994)
Berdasarkan kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa timor
termasuk dalam kategori rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa
timor berstatus resiko rendah/kurang perhatian (lower risk/least
concern) sejak tahun 1996.
Habitat :
Hutan terbuka, padang rumput, savana, semak, bahkan sering
dijumpai juga pada aliran sungai (sumber air) dan daerah yang
berawa (Garsetiasih 1996).
Grasser dan browser.
Mengkonsumsi berbagai jenis rumput, herba dan buah-buahan
yang jatuh atau berserakan di permukaan tanah.
Butuh tempat berlindung (cover).
sensitif dengan perubahan lingkungan yang berimplikasi terhadap
perubahan kondisi habitat.
15. ASPEK SDAH dan E (SATWA BURU)
Babi Hutan (Sus vitacus)
• Belum diketahui kelimpahan populasi dan sebarannya.
• ruang gerak kelompok babi hutan setidaknya seluas 85
ha dengan jumlah individu babi 49 ekor,
• Sensitif terhadap perburuan.
Habitat :
• perkembangan babi hutan sangat dipengaruhi oleh perubahan
tutupan hutan sebagai tempat berlindungnya,
• memiliki kemampuan adaptasi dan penyebaran yang tinggi
terhadap habitat yang berbeda,
• Pergerakan erat kaitannya dengan makanan,
17. UPAYA TINDAK LANJUT
Peningkatan Patroli Kawasan
Koordinasi dan Kerjasama
dengan Instansi Terkait dan
Stakeholder
Penyuluhan dan penyadartahuan
terhadap masyarakat
Pemberdayaan dan Kemitraan
masyarakat
Penegakan Hukum
Restorasi Kawasan.
18. KERJASAMA PENGUATAN FUNGSI
Perjanjian kerjasama antara BBKSDA Jawa Barat dengan
Wanadri (Nov 2015 s/d Nov 2020)
Luas area 1.422,5 Ha
Tujuan Kerjasama diantaranya :
Menjadikan TBMK sebagai model percontohan Taman
Buru di Indonesia
Ruang Lingkup diantaranya :
Model Taman Buru
19. KEGIATAN (RPP)
Diantaranya :
Pembinaan habitat satwa buru
Peningkatan jumlah satwa rusa
Peningkatan jenis satwa buru
Pemagaran
Pembangunan sarana penunjang
20. PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT
Berdasarkan sejarah pengelolaannya, tanaman pinus yang
saat ini tumbuh di TBGMK merupakan hasil kegiatan
reboisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan
Provinsi Jawa Barat pada periode tahun 1953-1976.
Tanaman pinus tersebut mulai dimanfaatkan/disadap
getahnya sejak TBGMK dikelola oleh Perum Perhutani
pada tahun 1986. Terjadi perubahan pengelola kawasan
dari Perum Perhutani ke BKSDA Jabar II pada tahun 1998,
namun kegiatan pemanfaatan/penyadapan getah pinus
secara tradisional tetap berlangsung hingga saat ini.
21. PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT
Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBGMK)
ditetapkan sebagai Taman Buru berdasarkan Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor: 298/Kpts-II/1998 tanggal 27
Februari 1998 seluas 12.420 Ha. Kawasan ini telah
memiliki dokumen perencanaan berupa Dokumen
Penataan Blok yang telah disahkan sesuai Keputusan
Direktur Jenderal KSDAE Nomor:
SK.13/KSDAE/SET/KSA.0/1/2018 tanggal 16 Januari
2018. .
22. PEMBERDAYAAN DAN KEMITRAAN MASYARAKAT
Perdirjen KSDAE
Nomor:P.6/KSDAE/SET/Kum.1/6/2018, tanggal 6 Juni
2018 tentang Petunjuk Teknis Kemitraan Konservasi
pada KSA dan KPA.
Pemberdayaan Masyarakat
Pada bulan Maret 2019, BBKSDA Jawa Barat dengan
KTH (Masyarakat Sekitar TBGMK) melakukan PKS
tentang Kemitraan Konservasi melalui pemberian akses
pemungutan HHBK pada Blok Tradisional TBGMK.
11 KTH, Luas 1.100 Ha.
23. PERMASALAHAN
Pencurian Kayu
Pengambilan Kayu Bakar
Pencurian plasma nutfah
Kebakaran hutan
Pembuatan arang/pengarangan
Perburuan liar
Terima Kasih…….