2. Membuat koridor
di dalam dan di
luar IKN.
Fragmentasi habitat adalah
peristiwa yang menyebabkan
habitat yang luas dan utuh
menjadi berkurang dan terbagi
menjadi dua fragmen atau
lebih.
Fragmentasi habitat memiliki
2 komponen:
1. Pengurangan luas suatu
habitat atau lanskap
2. Pembagian habitat atau
lanskap yang tersisa menjadi
fragmen2 yang lebih kecil dan
terisolasi
Fragmen/patch
Matriks
Koridor
4
Terminologi :
Lesson Learned membuat koridor dan proposed perbaikan di IKN:
1. Kinabatangan Ecotourism corridor Association (Komunitas local diikutsertakan dalam
pembangunan koridor dengan mengembangkan ekowisata)
2. Pentingnya kordinasi dengan kementerian baik untuk konsep, dana, dan pelaksanaan.
Sebagai contoh Dirjen PSKL memberikan lahan untuk masyarakat adat dan local konsesi untuk
membuat ekowisata dengan program Kemitraan social.
3. Kementerian Parekraf memberikan penguatan kelembagaan desa wisata, sertifkasi dan
mencari market wisatawan domestic dan mancanegara.
4. Mengarusutamakan inisiatif koridor Presiden Lula (Brazil) inisiatif 3 negara (Brazil,
Indonesia
dan Kongo) membuat koridor hutan tropik pada waktu G20 di Bali.
3. Kebijakan Mendukung Kota Hutan
• 1. Model perpindahan ibukota Nusantara mirip
dengan perpindahan ibukota di Brazil—Brasilia.
Brasilia dianggap gagal karena banyak spesies
endemik ikut hilang dan masyarakat adat
terpinggirkan. Perlu pakar biologi konservasi dan
anthropologi dan lain-lain terlibat dalam
perencanaan.
• 2. Kalimantan Timur masuk dalam the hot of the
hotspot (Norman Meyer, Mittermeier et al 1997)
atau masuk kategori hutan source dalam teori
source and sink. Empty Forest Syndrome (sink-HTI
dan kebun sawit) dapat dihindari bila source and
sink, introduksi satwa interior, pengurangan efek
tepi, pemilihan tumbuhan tepat, dan teori-teori
ekologi hutan dipergunakan.
• 3. Source hutan IKN adalah hutan tersisa di Sungai
Wain, Bukit Suharto, Mangrove teluk Balikpapan
dan lainnya diproteksi dan dibuat lintasan satwa,
koridor alami atau agroforestry (perhutanan social)
Lintasan Satwa
4. 30
Tipe spesies yang rentan terhadap fragmentasi di Kalimantan (IKN)
1. Spesies dengan daerah jelajah yang luas
Contoh: karnivora besar, spesies yang bermigrasi, spesies
yang membutuhkan berbagai macam habitat untuk
memenuhi daur hidupnya
2. Nonvagile species
Spesies yang tidak dapat pergi terlalu jauh dari tempat
spesies tersebut dilahirkan.
Contoh: sepsis tritorial sperti kukang, tarsius, owa dan lainnya
•
•
Spesies mamalia yang arboreal seperti beberapa jenis
Primata : orangutan, owa, lutung merah, Bekantan, dll
Tumbuhan yang memiliki kapasitas pemencaran biji yang terbatas
3. Spesies yang memiliki pakan tertentu
Contoh: rangkong dan Owa hanya pemakan buah masak
4. Spesies interior ( hanya bisa hidup di hutan tanpa gangguan)
Contoh: Burung Rangkong, Burung endemik, Lutung merah,
Lutung Miller (Presbytis canicrus), Owa (Hylobates funereus)
-Berbagai jenis macan kumbang (Panthera pardus)
dan kucing-kucingan (Felis marmorata):
.
4. Spesies dengan fekunditas dan
recruitment rendah: Ikan
jurung/sema, ikan arwana dll
5. Spesies yang rentan terhadap
eksploitasi oleh manusia
Contoh: spesies
yang diperdagangkan sebagai
obat, binatang
peliharaan, dsb (mis. trenggiling
(Manis javanica), gajah
(Elephas maximus
borneanus), beruang madu
(Helarctos malayanus), dsb)
5. Mammalia Kalimantan
Gajah Kalimantan Borneeo RHino Sus barbatus Sambar
Binturong Neofelis nebulosa Tragulus napu Tando
Banteng Cuon alpinus Pesut Mahakam Musang akar
6. Primata di Kalimantan
8 Spesies primate di IKN
Penemuan lokasi baru:
Presbytis cranicrus
di Hutan Wehea
(Kaltim),
Hilang dari TNK?
P. c. cruciger (Asri ali & M. Rizki)
P. Sabana ( new record)
P.c. chrysomelas
7. 2. Peta Sebaran orangutan di wilayah
IKN, berdasarkan PHVA (2016) populasi
orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus
morio) terbagi ke dalam 17 landsekap,
yaitu Lansekap Beratus, Sungai Wain, TN
Kutai - Bontang, Belayan – Senyiur,
Wehea – Lesan, Sangkulirang, Tabin, Area
Hutan Tengah, Kinabatangan Rendah,
Kinabatangan Utara, Ulu Kalumpang,
Crocker, Lingkabau, Bonggaya, Ulu
Tungud, Trus madi, Sepilok, dengan total
jumlah orangutan sebanyak 14.540.
1. Upaya untuk mendapatkan data yang
komprehensif dan analitis dilakukan
melalui survey biodiversity secara
menyeluruh sehingga menjadi baseline
data yang memadai untuk pembangunan
IKN.
3. Antisipasi agar orangutan tidak ke zona IKN, dilakukan upaya antisipatif bersama
dengan para pihak antara lain membangun koridor satwa liar, memulihkan
ekosistem untuk memperbanyak cluster habitat satwa, terutama di bekas tambang,
dan melaukan mobilisasi Wildlife Respon Unit (WRU), serta mengoperasionalkan
Call Center untuk menerima laporan masyarakat, agar dapat dilakukan respon cepat
apabila ditemukan orangutan yang keluar dari tempat rehabilitasinya.
Orangutan dan spesies endemic dan IKN:
Perlu Harmonisasi ruang
3. Pusat Rehabilitasi yaitu Samboja (BOSF), Jejak Pulang dan Pusat Suaka
orangutan Arsari Itciku adalah sebagai berikut: (1) Sungai Wain: (tahun
1992-1997) sejumlah 78 orangutan; (2) Meratus: (tahun 1997-2002)
sejumlah 338 orangutan, dan (3) KJ7: (tahun 2012-2021) sejumlah 126
orangutan. Tempat pelepasliaran ini berada di zona luar pembangunan
IKN.
Orangutan sangat adaptif,
sehingga perlu dikonservasi juga
di kawasan non-konservasi