SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
1 
Lima Kiat Untuk Selamat Dari Tipu Daya Setan 
Para ulama menyatakan bahwa ‘setan’ -- dengan seluruh bala- tentaranya – di mana pun dan kapan pun, tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah mengenal kata ‘lelah dan enggan’ dalam upayanya untuk menyesatkan manusia. Dari segala arah, ‘mereka’ -- la'natullâh 'alaihim – selalu menggoda dan berupaya untuk menjerumuskan diri kita ke jurang neraka; ketika mereka tidak berhasil dari arah depan, dicobalah dari arah belakang. Ketika ‘mentok’, dicobalah dari arah samping kanan. Dan ketika gagal menggoda dari arah samping kanan, mereka mencoba menggoda dari arah samping kiri, sampai mereka temukan arah yang paling tepat untuk ‘menembak’. 
Dan, bakat setan sebagai ‘penggoda’ selalu terbina karena proses pendidikan dan pelatihan dari komunitas setan yang tak pernah mengenal kata ‘berhenti’, dan terus mengalami perbaikan dan penyempurnaan, untuk menjadikan mereka (para setan) itu memiliki keahlian sebagai ‘penggoda’. 
Di samping keahlian mereka yang mereka peroleh dari proses pendidikan dan pelatihan yang berkesinambunga, mereka pun memiliki sejumlah instrumen dan energy serta lingkungan yang sangat kondusip untuk melakukan aktivitas utamanya sebagai penggoda umat manusia. 
Cobalah simak firman Allah berikut: 
“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS al-A’raf [7]:16-17).
2 
Begitulah selamanya, musuh nyata manusia ini menggoda ‘kita’ sampai ada di antara kita ikut serta menjadi teman mereka. Di hadapan Allah -- Rabb Semesta Alam -- Iblis, nenek-moyang para setan dan makhluk pencinta kegelapan ini, mendeklarasikan diri untuk mencari ‘pertemanan’ dan para loyalis mereka --- sebanyak mungkin -- yang bisa diajak berbenam di kawah besar api neraka. 
Sebagaimana tersirat dalam firman Allah: 
“Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)’. Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba- hamba-Mu yang ikhlas [Yang dimaksud dengan hamba-hambaMu yang ikhlas di dalam aya ini ialah: orang-orang yang telah diberi taufiq untuk menaati segala petunjuk dan perintah Allah] di antara mereka.” (QS Shâd [38]: 79-83). 
Lalu, apa kiat kita untuk menghadapi serangan-serang setan yang tak aakan pernah padam itu? Inilah – kata para ulama -- ‘ kita jitu’ yang harus kita miliki, supaya kita selamat dari tipu daya setan- setan terkutuk itu. 
Pertama, ikhlas dalam menghamba kepada ‘Sang Khâliq’, sebagaimana firman Allah: 
“Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas di antara mereka." (QS al-Hijr [15]: 40). 
Apa pun aktivitas kita, termasuk dalam hal ibadah dan amaliah keduniawian, haruslah semata karena mencari ridha Allah. Ikhlas ini seperti
3 
alat proteksi yang mampu melindungi kita dari virus mematikan setan dengan segala tipu muslihatnya. 
Kedua, meniti jalan taqwa dengan menciptakan keseriusan kita dalam ketaatan – kepada Allah dan Rasulnya -- yang sempurna. Sebagaimana firman Allah: 
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, Yaitu orang-orang yang sesat.” (QS al- Hijr [15]: 42) 
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS al-Baqarah [2]: 208. 
Ketiga, iltizâm bil jamâ’ah (melazimkan diri dengan berjamaah), baik dalam praktik ibadah, mu’amalah, maupun dalam ‘manhaj’ hidup (pola dan tata cara hidup). 
“Sesungguhnya setan beserta orang yang sendirian, sedangkan dari dua orang dia akan menjauh, janganlah salah seorang di antara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR Ahmad dari Abdullah bin Umar).
4 
Keempat, melazimkan shalat berjamaah di masjid, sebagaimana firman Allah; 
“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu [orang- orang] shiddiqîn [ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam QS al-Fâtihah [1]: 7.], dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. bagi mereka pahala dan cahaya mereka. dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka Itulah penghuni-penghuni neraka.” (QS al-Hadîd [57]:19). 
Berjamaah menghadirkan kekuatan dan menjadikan mudah mengakses keberkahan. 
"Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian berjamaah, karena sesungguhnya serigala itu hanya akan memakan kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya)." As-Sa`ib berkata: “Maksud berjamaah adalah shalat secara berjamaah.” (HR Abu Dawud dari Abu Darda’). 
Kelima, sering-seringlah memohon pertolongan Allah dari tipu daya setan dan kehadirannya dalam semua ‘majelis’ kehidupan. Sungguh kita tidak akan pernah menang perang melawan makhluk terkutuk ini kecuali atas pertolongan-Nya. Dengan memperkuat tauhid, ikhlas, dan istiqâmah dalam beribadah serta memperbanyak isti’âdzah atau doa, niscaya kita akan senantiasa mendapat perlindungan Allah dan mampu menaklukkannya.
5 
Sebagaimana firman Allah: 
“Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (QS al-Mu’minûn [23] 97-98). 
Rasulullah s.a.w. bersabda: 
"Apabila anak Adam (manusia) membaca ayat as-Sajdah, lalu dia bersujud, maka setan menjauh (menyendiri) sambil menangis, seraya berkata, 'Celakalah'." Dan dalam riwayat Abu Kuraib, "Celakalah aku, manusia diperintah untuk bersujud, maka dia pun bersujud sehingga dia mendapatkan surga, sedangkan aku diperintah untuk bersujud, tetapi aku enggan (tidak mau) untuk melakukannya, sehingga aku mendapatkan neraka." (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah). 
Oleh karena, jika kita berkeinginan agar setan-setan itu banyak menangis dalam kesendirian, ‘perbanyaklah sujud!’ Bukan sekadar melakukan sujud-simbolik, tetapi benar-benar bersujud secara substantif, dalam makna ‘tunduk dan patuh’ hanya kepada Allah dengan ekspresi ‘sujud’. 
Ucapkan dari lubuk hati yang terdalam: “Ya Allah, hanya kepadaMu- lah aku bersujud (menyembah) dan hanya kepadaMu-lah aku memohon pertolongan”. Sebagaimana yang selalu kita ucapkan dalam setiap shalat kita: “iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în (QS al-Fâtihah [1]: 5)”. 
Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.
6 
(Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, Sabtu, 03 Maret 2012, dalam http://www.republika.co.id/berita/dunia- islam/hikmah/12/03/02/m08y3p-inilah-lima-kiat-selamat-dari-tipu-daya- setan)

More Related Content

What's hot

Sifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnahSifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnahmasnan
 
Urgensi tarbiyah
Urgensi tarbiyahUrgensi tarbiyah
Urgensi tarbiyahmumtaz01
 
Bagaimana menyentuh hati (da'wah) abbas as siisi
Bagaimana menyentuh hati (da'wah)  abbas as siisiBagaimana menyentuh hati (da'wah)  abbas as siisi
Bagaimana menyentuh hati (da'wah) abbas as siisiAmir Dauly
 
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidupandrew gromiko
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranaldianzeta
 
Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’Fafa Pie
 
Untukmu Kader Dakwah
Untukmu Kader DakwahUntukmu Kader Dakwah
Untukmu Kader Dakwahbgwahid
 
Tafsir kontekstual
Tafsir kontekstualTafsir kontekstual
Tafsir kontekstualNisrina tama
 
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinTadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinZainal Abidin Mustofa
 
Akhlak mulia dalam islam
Akhlak mulia dalam islamAkhlak mulia dalam islam
Akhlak mulia dalam islamHelmon Chan
 
Menjadi pembina sejati
Menjadi pembina sejatiMenjadi pembina sejati
Menjadi pembina sejatiNur Rohim
 
Tafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihah
Tafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihahTafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihah
Tafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihahAswin Wyn
 

What's hot (17)

Sifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnahSifat sifat ahlus_sunnah
Sifat sifat ahlus_sunnah
 
Tafsir 2 Antasari
Tafsir 2 Antasari Tafsir 2 Antasari
Tafsir 2 Antasari
 
Sumber Hukum Dalam Islam
Sumber Hukum Dalam IslamSumber Hukum Dalam Islam
Sumber Hukum Dalam Islam
 
Urgensi tarbiyah
Urgensi tarbiyahUrgensi tarbiyah
Urgensi tarbiyah
 
Bagaimana menyentuh hati (da'wah) abbas as siisi
Bagaimana menyentuh hati (da'wah)  abbas as siisiBagaimana menyentuh hati (da'wah)  abbas as siisi
Bagaimana menyentuh hati (da'wah) abbas as siisi
 
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia HidupMengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
Mengenal Diri Mengenal Pencipta Terbukalah Rahasia Hidup
 
Tawadhu' (rendah hati) 01
Tawadhu' (rendah hati) 01Tawadhu' (rendah hati) 01
Tawadhu' (rendah hati) 01
 
Memelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quranMemelihara dan mengamalkan al quran
Memelihara dan mengamalkan al quran
 
KEWAJIBAN BERDAKWAH
KEWAJIBAN BERDAKWAHKEWAJIBAN BERDAKWAH
KEWAJIBAN BERDAKWAH
 
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azabMasuk surga tanpa hisab tanpa azab
Masuk surga tanpa hisab tanpa azab
 
Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’Syaja’ah dan tawadhu’
Syaja’ah dan tawadhu’
 
Untukmu Kader Dakwah
Untukmu Kader DakwahUntukmu Kader Dakwah
Untukmu Kader Dakwah
 
Tafsir kontekstual
Tafsir kontekstualTafsir kontekstual
Tafsir kontekstual
 
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal AbidinTadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
Tadzkiytunnafs Muhammad SAW - Zainal Abidin
 
Akhlak mulia dalam islam
Akhlak mulia dalam islamAkhlak mulia dalam islam
Akhlak mulia dalam islam
 
Menjadi pembina sejati
Menjadi pembina sejatiMenjadi pembina sejati
Menjadi pembina sejati
 
Tafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihah
Tafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihahTafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihah
Tafsir haraki ta'awwudz dan surat al fatihah
 

Similar to Inilah lima kiat selamat dari tipu daya setan

Tipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemahTipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemahHelmon Chan
 
Makalah pelatihan-BRC-alam-jin
Makalah pelatihan-BRC-alam-jinMakalah pelatihan-BRC-alam-jin
Makalah pelatihan-BRC-alam-jinEdi Awaludin
 
Tafsir surat an naas
Tafsir surat an naasTafsir surat an naas
Tafsir surat an naasd_sh0mad
 
Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01
Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01
Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01Al-Maahadi
 
Tipudaya syaitan ke atas umat islam
Tipudaya syaitan ke atas umat islamTipudaya syaitan ke atas umat islam
Tipudaya syaitan ke atas umat islamHelmon Chan
 
Perintah dari Langit Untuk Orang Musyrik
Perintah dari Langit Untuk Orang MusyrikPerintah dari Langit Untuk Orang Musyrik
Perintah dari Langit Untuk Orang Musyrikmakodimslide
 
Pagar diri dalam islam
Pagar diri dalam islamPagar diri dalam islam
Pagar diri dalam islamHelmon Chan
 
Bahaya maksiat
Bahaya maksiatBahaya maksiat
Bahaya maksiatalaulawy
 
Menjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahMenjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahNur Rohim
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasIdrus Abidin
 
Bahaya maksiat
Bahaya maksiatBahaya maksiat
Bahaya maksiatalaulawy
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan Idrus Abidin
 

Similar to Inilah lima kiat selamat dari tipu daya setan (20)

Malapetaka akhir jaman
Malapetaka akhir jamanMalapetaka akhir jaman
Malapetaka akhir jaman
 
Tipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemahTipu daya syetan lemah
Tipu daya syetan lemah
 
Kinerja setan 2
Kinerja setan 2Kinerja setan 2
Kinerja setan 2
 
Menutup Gerbang Setan
Menutup Gerbang SetanMenutup Gerbang Setan
Menutup Gerbang Setan
 
Makalah pelatihan-BRC-alam-jin
Makalah pelatihan-BRC-alam-jinMakalah pelatihan-BRC-alam-jin
Makalah pelatihan-BRC-alam-jin
 
Tafsir surat an naas
Tafsir surat an naasTafsir surat an naas
Tafsir surat an naas
 
Jihad
JihadJihad
Jihad
 
Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01
Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01
Tipudayasyaitankeatasumatislam 140827195132-phpapp01
 
Tipudaya syaitan ke atas umat islam
Tipudaya syaitan ke atas umat islamTipudaya syaitan ke atas umat islam
Tipudaya syaitan ke atas umat islam
 
Perintah dari Langit Untuk Orang Musyrik
Perintah dari Langit Untuk Orang MusyrikPerintah dari Langit Untuk Orang Musyrik
Perintah dari Langit Untuk Orang Musyrik
 
Tipu daya setan
Tipu daya setanTipu daya setan
Tipu daya setan
 
Menjaga Lidah.pdf
Menjaga Lidah.pdfMenjaga Lidah.pdf
Menjaga Lidah.pdf
 
Pagar diri dalam islam
Pagar diri dalam islamPagar diri dalam islam
Pagar diri dalam islam
 
Bahaya maksiat
Bahaya maksiatBahaya maksiat
Bahaya maksiat
 
Menjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahMenjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina Dakwah
 
Thauhid dasar2
Thauhid dasar2Thauhid dasar2
Thauhid dasar2
 
Tafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-NaasTafsir Surat an-Naas
Tafsir Surat an-Naas
 
Tauhid
TauhidTauhid
Tauhid
 
Bahaya maksiat
Bahaya maksiatBahaya maksiat
Bahaya maksiat
 
Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan  Bahaya Sihir dan Perdukunan
Bahaya Sihir dan Perdukunan
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Inilah lima kiat selamat dari tipu daya setan

  • 1. 1 Lima Kiat Untuk Selamat Dari Tipu Daya Setan Para ulama menyatakan bahwa ‘setan’ -- dengan seluruh bala- tentaranya – di mana pun dan kapan pun, tidak akan pernah berhenti dan tidak pernah mengenal kata ‘lelah dan enggan’ dalam upayanya untuk menyesatkan manusia. Dari segala arah, ‘mereka’ -- la'natullâh 'alaihim – selalu menggoda dan berupaya untuk menjerumuskan diri kita ke jurang neraka; ketika mereka tidak berhasil dari arah depan, dicobalah dari arah belakang. Ketika ‘mentok’, dicobalah dari arah samping kanan. Dan ketika gagal menggoda dari arah samping kanan, mereka mencoba menggoda dari arah samping kiri, sampai mereka temukan arah yang paling tepat untuk ‘menembak’. Dan, bakat setan sebagai ‘penggoda’ selalu terbina karena proses pendidikan dan pelatihan dari komunitas setan yang tak pernah mengenal kata ‘berhenti’, dan terus mengalami perbaikan dan penyempurnaan, untuk menjadikan mereka (para setan) itu memiliki keahlian sebagai ‘penggoda’. Di samping keahlian mereka yang mereka peroleh dari proses pendidikan dan pelatihan yang berkesinambunga, mereka pun memiliki sejumlah instrumen dan energy serta lingkungan yang sangat kondusip untuk melakukan aktivitas utamanya sebagai penggoda umat manusia. Cobalah simak firman Allah berikut: “Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS al-A’raf [7]:16-17).
  • 2. 2 Begitulah selamanya, musuh nyata manusia ini menggoda ‘kita’ sampai ada di antara kita ikut serta menjadi teman mereka. Di hadapan Allah -- Rabb Semesta Alam -- Iblis, nenek-moyang para setan dan makhluk pencinta kegelapan ini, mendeklarasikan diri untuk mencari ‘pertemanan’ dan para loyalis mereka --- sebanyak mungkin -- yang bisa diajak berbenam di kawah besar api neraka. Sebagaimana tersirat dalam firman Allah: “Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)’. Iblis menjawab: ‘Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba- hamba-Mu yang ikhlas [Yang dimaksud dengan hamba-hambaMu yang ikhlas di dalam aya ini ialah: orang-orang yang telah diberi taufiq untuk menaati segala petunjuk dan perintah Allah] di antara mereka.” (QS Shâd [38]: 79-83). Lalu, apa kiat kita untuk menghadapi serangan-serang setan yang tak aakan pernah padam itu? Inilah – kata para ulama -- ‘ kita jitu’ yang harus kita miliki, supaya kita selamat dari tipu daya setan- setan terkutuk itu. Pertama, ikhlas dalam menghamba kepada ‘Sang Khâliq’, sebagaimana firman Allah: “Kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas di antara mereka." (QS al-Hijr [15]: 40). Apa pun aktivitas kita, termasuk dalam hal ibadah dan amaliah keduniawian, haruslah semata karena mencari ridha Allah. Ikhlas ini seperti
  • 3. 3 alat proteksi yang mampu melindungi kita dari virus mematikan setan dengan segala tipu muslihatnya. Kedua, meniti jalan taqwa dengan menciptakan keseriusan kita dalam ketaatan – kepada Allah dan Rasulnya -- yang sempurna. Sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, Yaitu orang-orang yang sesat.” (QS al- Hijr [15]: 42) “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS al-Baqarah [2]: 208. Ketiga, iltizâm bil jamâ’ah (melazimkan diri dengan berjamaah), baik dalam praktik ibadah, mu’amalah, maupun dalam ‘manhaj’ hidup (pola dan tata cara hidup). “Sesungguhnya setan beserta orang yang sendirian, sedangkan dari dua orang dia akan menjauh, janganlah salah seorang di antara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR Ahmad dari Abdullah bin Umar).
  • 4. 4 Keempat, melazimkan shalat berjamaah di masjid, sebagaimana firman Allah; “Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu [orang- orang] shiddiqîn [ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam QS al-Fâtihah [1]: 7.], dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. bagi mereka pahala dan cahaya mereka. dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka Itulah penghuni-penghuni neraka.” (QS al-Hadîd [57]:19). Berjamaah menghadirkan kekuatan dan menjadikan mudah mengakses keberkahan. "Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian berjamaah, karena sesungguhnya serigala itu hanya akan memakan kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya)." As-Sa`ib berkata: “Maksud berjamaah adalah shalat secara berjamaah.” (HR Abu Dawud dari Abu Darda’). Kelima, sering-seringlah memohon pertolongan Allah dari tipu daya setan dan kehadirannya dalam semua ‘majelis’ kehidupan. Sungguh kita tidak akan pernah menang perang melawan makhluk terkutuk ini kecuali atas pertolongan-Nya. Dengan memperkuat tauhid, ikhlas, dan istiqâmah dalam beribadah serta memperbanyak isti’âdzah atau doa, niscaya kita akan senantiasa mendapat perlindungan Allah dan mampu menaklukkannya.
  • 5. 5 Sebagaimana firman Allah: “Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau Ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (QS al-Mu’minûn [23] 97-98). Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila anak Adam (manusia) membaca ayat as-Sajdah, lalu dia bersujud, maka setan menjauh (menyendiri) sambil menangis, seraya berkata, 'Celakalah'." Dan dalam riwayat Abu Kuraib, "Celakalah aku, manusia diperintah untuk bersujud, maka dia pun bersujud sehingga dia mendapatkan surga, sedangkan aku diperintah untuk bersujud, tetapi aku enggan (tidak mau) untuk melakukannya, sehingga aku mendapatkan neraka." (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah). Oleh karena, jika kita berkeinginan agar setan-setan itu banyak menangis dalam kesendirian, ‘perbanyaklah sujud!’ Bukan sekadar melakukan sujud-simbolik, tetapi benar-benar bersujud secara substantif, dalam makna ‘tunduk dan patuh’ hanya kepada Allah dengan ekspresi ‘sujud’. Ucapkan dari lubuk hati yang terdalam: “Ya Allah, hanya kepadaMu- lah aku bersujud (menyembah) dan hanya kepadaMu-lah aku memohon pertolongan”. Sebagaimana yang selalu kita ucapkan dalam setiap shalat kita: “iyyâka na’budu wa iyyâka nasta’în (QS al-Fâtihah [1]: 5)”. Wallâhu A’lamu bish-Shawâb.
  • 6. 6 (Dikutip dan diselaraskan dari tulisan Ustadz Muhammad Arifin Ilham, Sabtu, 03 Maret 2012, dalam http://www.republika.co.id/berita/dunia- islam/hikmah/12/03/02/m08y3p-inilah-lima-kiat-selamat-dari-tipu-daya- setan)