SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
VALIDITAS (KESAHIHAN)


1. Pengertian Validitas
       Pertanyaan-pertanyaan yang paling utama yang harus diajukan terhadap suatu
prosedur pengukuran adalah: sampai di manakah validitasnya? Dalam hal ini harus
dilihat apakah ujian yang dipakai betul-betul mengukur semua yang seharusnya
diukur dan tidak lain dari pada itu.     Suatu alat pengukur dikatakan valid jika ia
benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur.                  Sebagaimana
dikemukakan oleh Scarvia B. Anderson dalam bukunya "Encyclopedia of Educational
Evaluation" disebutkan bahwa "A test is valid it measures what it purpose to
measure" (sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur).
       Dalam bahasa Indonesia "valid" disebut dengan istilah "sahih".         Misalnya:
Untuk mengukur panjang dipakai meteran, mengukur berat dipakai timbangan,
mengukur penguasaan matematika dipakai ujian matematika untuk kelas yang setara,
dan sebagainya. Secara lebih jelas, suatu ujian untuk mata kuliah tertentu dikatakan
valid jika ia benar-benar cocok dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk
dicapai dengan penyajian mata kuliah tersebut.
       Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditekankan pada tes itu sendiri
tetapi pada hasil pengetesan atau skornya.       Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan
tes yang valid apabila tes tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi
bukan sekedar mengukur daya ingat atau kemampuan bahasa saja misalnya.


2. Jenis-jenis Validitas
      Ada dua kenyataan pokok yang memperlihatkan taraf validitas suatu ujian, yaitu
yang dipertimbangkan secara rasional dan yang dilihat melalui prosedur empirik.
Analisis secara rasional dapat dilakukan terhadap topik dan bidang yang diujikan,
yaitu isi ujian tersebut. Validitas yang diperolah melalui analisis seperti ini disebut
validitas isi (contens validity).      Analisis rasional dapat juga dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan dan proses-proses sesuai dengan konsep tertentu yang seharusnya
menjadi isi dari ujian itu, dan hasilnya disebut validitas konsep atau konstruksi
(concept / contruct validity).
      Jenis kedua ialah kenyataan validitas yang bersifat empirik dan statistik. Jenis
ini diperoleh dengan memperhatikan hubungan yang ada antara alat (ujian) yang


Suplemen MK Evaluasi/Suryadi                 1
sedang dipelajari dengan pengukuran atau kenyataan-kenyataan yang lain.          Bahan-
bahan pembanding ini mungkin diperoleh bersamaan waktunya dengan waktu
penyelenggaraan ujian yang dimaksud mungkin juga tidak.            Untuk validitas jenis
empirik ini akan dibicarakan tiga kenyataan validitas yaitu : validitas pengukuran
setara (congruent validity), validitas pengukuran serentak (concurrent validity) dan
validitas ramalan (predictive validity).
      Secara ilustrasi dapat dilihat sebagai berikut:



                                                          Validitas Isi

                               Rasional
                                                        Validitas Konsep



       Validitas

                                                         Validitas Setara


                               Empirik                  Validitas Saat ini


                                                        Validitas Ramalan




a. Validitas Isi (contens validity)
            Validitas isi artinya ketepatan daripada suatu tes dilihat dari segi isi
   tersebut. Suatu tes hasil belajar dikatakan valid, apabila materi tes tersebut betul-
   betul merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran
   yang diberikan.      Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi
   apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
   pelajaran yang diberikan.       Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam
   kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler. Validitas isi
   dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci
   materi kurikulum atau materi buku pelajaran.
            Misalnya untuk siswa kelas I SMU akan diberikan tes Matematika, maka
   item-itemnya harus diambil dari materi pelajaran kelas I, apabila kita sisipkan
   item-item yang diambil dari materi pelajaran kelas III maka tes tersebut sudah
   tidak valid lagi.    Contoh lain, untuk mahasiswa jurusan bahasa Inggris tingkat


Suplemen MK Evaluasi/Suryadi                2
pertama disusun ujian tentang "ketepatan ekspresi tertulis". Berkenaan dengan
   validitas isi untuk ujian yang disusun ini harus ditelaah isi ujian itu sendiri. Jika
   misalnya ujian itu belum tersusun secara lengkap penelaahan dapat dilakukan
   terhadap perencanaan ujian tersebut. Tujuan utama penelaahan ini ialah untuk
   melihat sampai di mana isi ujian mencerminkan hal-hal yang telah diajarkan.
   Untuk penelaaahan seperti ini seringkali diperlukan peninjauan kembali terhadap
   bahan-bahan yang telah diajarkan, misalnya (untuk pengajaran bahasa Inggris di
   tahun pertama) peraturan pemakaian huruf besar dan tanda baca, pemilihan kata-
   katan yang tepat, bentuk-bentuk kata kerja (tenses) dan sebagainya. Jika ujian
   tersebut mempunyai validitas isi yang tinggi maka ia harus mengandung bahan-
   bahan seperti yang telah diajarkan itu.
            Untuk menilai apakah suatu tes memiliki validitas isi atau tidak dapat kita
   lakukan dengan jalan membandingkan materi tes tersebut dengan analisa rasional
   yang kita lakukan terhadap bahan-bahan yang seharusnya dipergunakan dalam
   menyusun tes tersebut.      Apabila materi tes tersebut telah cocok dengan analisa
   rasional yang kita lakukan, berarti tes yang kita nilai itu mempunyai validitas isi.
   Sebaliknya apabila materi tes tersebut menyimpang dari analisa rasional kita,
   berarti tes tersebut tidak valid ditinjau dari validitas isinya.


b. Validitas Konsep atau Konstruksi (concept/contruct validity)
            Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal
   yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang
   disebutkan dalam Tujuan pembelajaran Khusus. Dengan kata lain jika butir-butir
   soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang
   menjadi tujuan pembelajaran.
            Untuk mengetahui apakah suatu tes memenuhi syarat-syarat validitas
   konstruksi atau tidak maka kita harus membandingkan susunan tes tersebut
   dengan syarat-syarat penyusunan tes yang baik. Apabila susunan tes tersebut
   telah memenuhi syarat-syarat penyusunan tes maka berarti tes tersebut memenuhi
   syarat validitas konstruksi, apabila tidak memenuhi syarat-syarat penyusunan tes
   berarti tidak memenuhi validitas konstruksi.
            "Konstruksi" dalam pengertian ini bukanlah "susunan" seperti yang
   sering dijumpai dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis yaitu suatu
   rekaan yang dibuat oleh para ahli Ilmu Jiwa yang dengan suatu cara tertentu


Suplemen MK Evaluasi/Suryadi                 3
"memerinci" isi jiwa atas beberapa aspek seperti : ingatan (pengetahuan),
   pemahaman, apalikasi dan seterusnya.          Dalam hal ini mereka menganggap
   seolah-olah jiwa dapat dibagi-bagi.          Tetapi sebenarnya tidak demikian.
   Pembagian ini hanya merupakan tindakan sementara untuk mempermudah
   mempelajari.
            Misalnya kalau kita akan memberikan tes mata pelajaran IPA, kita harus
   membuat soal yang ringkas dan jelas yang benar-benar mengukur kecakapan IPA,
   bukan mengukur kemampuan bahasa karena soal itu ditulis secara berkepanjangan
   dengan bahasa yang sukar dimengerti.
            Pada prakteknya, penelaahan terhadap validitas isi dan validitas
   konstruksi seringkali bersangkur paut.


c. Validitas pengukuran Setara (congruent validity)
            Jenis kevalidan ini menunjukkan kenyataan yang diperoleh dengan
   mengkorelasikan hasil suatu ujian dengan pengukuran yang setara (mengukur
   fungsi yang sama). Demikianlah, mengkorelasikan hasil sebuah tes intelegensi
   yang baru dengan hasil tes intelegensi yang sudah ada akan memberikan
   kenyataan validitas jenis ini.


d. Validitas Pengukuran Serentak (concurrent validity)
            Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes
   dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman.
   Jika istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes
   dipasangkan dengan hasil pengalaman.         Pengalaman selalu mengenai hal yang
   telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada
   sekarang, concurrent).
            Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium
   atau alat banding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan.
            Jenis validitas pengukuran serentak ini menunjukkan kenyataan yang
   diperhitungkan dengan mengkorelasikan hasil ujian yang dimaksud dengan suatu
   ukuran lain yang pengukurannya dilaksanakan bersamaan waktu dengan
   pelaksanaan ujian itu.      Jika suatu tes yang memeriksa sosialibilitas misalnya,
   dikorelasikan dengan kedudukan sosialibilitas mahasiswa yang di tes itu menurut



Suplemen MK Evaluasi/Suryadi                4
teman-temannya yang terdekat, maka hasilnya akan memperlihatkan kenyataan
   validitas jenis ini.
            Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun
   sudah valid atau belum. Untuk ini diperlukan sebuah kriterium mas lalu yang
   sekarang datanya dia memiliki misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan
   sumatif yang lalu.


e. Validitas Ramalan (predictive validity)
            Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang
   akan dating jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
   prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk
   meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating.
            Jenis validitas ini menunjukkan kenyataan jika ujian yang dimaksud
   dihubungkan dengan kriteria-kriteria tentang hasil karya atau kesuksesan di masa
   depan. Demikianlah jika suatu tes bakat skolastik diberikan pada siswa-siswa
   SMU dikorelasikan dengan prestasi mereka di perguruan tinggi, maka kenyataan
   yang diperoleh itu akan menunjukkan validitas ramalan.
            Misalnya tes masuk Perguruan Tinggi adalah sebuah tes yang
   diperkirakan mampu meramalkan keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah
   di masa yang akan dating.   Calon yang tersaring berdasarkan hasil tes diharapkan
   mencerminkan tinggi-rendahnya kemampuan mengetahui kuliah. Jika nilai tesnya
   tinggi tentu menajmin keberhasilannya kelak. Sebaliknya seorang calon dikatakan
   tidak lulus tes karena memiliki nilai tes yang rendah diperkirakan akan tidak
   mampu mengikuti perkuliahan yang akan dating.
            Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang
   diperoleh setelah peserta tes mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi.       Jika
   ternyata siapa yang memiliki nilai tes lebih tinggi gagal dalam ujian semester I
   dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk yang
   dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.




Suplemen MK Evaluasi/Suryadi             5
MENGHITUNG VALIDITAS


Validitas tes dapat dilakukan dengan berbabagi cara. Satu diantaranya adalah dengan
menggunakan teknik korelasi antara tes yang sedang dicari validitasnya dengan tes
lain yang sudah memiliki validitas cukup baik.


Teknik Korelasi
Banyak teknik korelasi yang dapat digunakan untuk menghitung validitas . pada
bagian ini hanya dibicarakan teknik korelasi product moment yang dikembangkan
Karl Pearson, dan yang lain teknik korelasi tat Jenajang atau Rank Order Correlation
yang dikembangkan oleh Spearman. Perbedaan antara keduanya terletak pada data
yang diolah.    Teknik korelasi Product Moment mendasarkan perhitungannya pada
angka-angka kasar seperti apa adanya (data apa adanya), sedangkan Tata Jenjang
justru mengabaikan angka kasar ini dan mendasarkan perhitungannya pada jenjang
atau urutan ranking.


Umpamanya kita akan menguji validitas prediksi tes masuk Akper “Aisyiah dalam
bidang studi bahasa Inggris yang nilainya dijadikan criteria dalam seleksi penerimaan
siswa baru. Nilai seleksi tes masuk dan hasil belaajr 5 siswa yang diperoleh waktu
belajar di Akper, dalam bidang studi yang sama, seperti tertera pada table berikut ini
beserta langkah perhitungan untuk rumus spearman (rs).


                                 Nilai          Rank
                       Nilai
                                 Hasil
No Nama                Tes                                        d          d2
                                 belajar        X      Y
                       Seleksi
                                 saat ini
1.   Aisyah            6         6              4,5    5          -0,5       0,25
2.   Dahlan            7         7              2,5    3          0,5        0,25
3.   Yusuf             6         7              4,5    3          1,5        2,25
4.   Rahmah            8         8              1      1          0          0
5.   Zahra             7         7              2,5    3          -0,5       0,25
Jumlah                                                                       2




Suplemen MK Evaluasi/Suryadi                6
Berdasarkan harga pada table 9, mak harga rs dapat dihitung yaitu:
                       6. d 2
        rs     =1-
                       N3 N
                           6.2
               =1-         3
                       5         5
               = 0,1


harga rs yang diperoleh, untuk menguji signifikansinya harus dihitung melalui uji t
dari Kendal dengan rumus :


                     N 2
        t      =
                    1 rs 2

                     5 2
        t      =                     =   1,7407
                    1 0,1


untuk menafsirkan signifikansi harga t digunakan table F.
Harga t table dengan df N-2 yaitu 5-2 = 3 pada tingkat kepercayaan 0,95 sebesar
5,841. hal ini membuktikan bahwa kedudukan t hitung dalam t table = 1,7407. 5,842
yang berarti validitas tes masuk studi bahasa Inggris terhadap hasil belajar bahasa
Inggris di akeper tidak signifikan (dipercaya).
Kemudian untuk menafsirkan besar kecilnya hubungan digunakan criteria berikut:


Kurang dari 0,20 hubungan dapat dianggap tidak ada
Antara 0,20 – 0,40 hubungan ada tapi rendah
Antara 0,40 – 0,70 hubungan cukup
Antara 0,70 – 0,90 hubungan tinggi
Antara 0,90 – 1,00 hubungan sangat tinggi


Mengacu kepada criteria makna hubungan, maka dapat disimpulkan bahwa validitas
tes masuk Akper bidang studi bahasa Inggris terhadap hasil belajar, termasuk
hubungan yang dianggap tidak ada, oleh karena harga rs 0,1 terletak di antara kurang
dari 0,20 dan hubungan tersebut ternyata tidak signifikan pada tingkat kepercayaan
0,95.




Suplemen MK Evaluasi/Suryadi                 7
Rumus Pearson ( r ) yang digunakan untuk pengujian validitas ialah :


                     xy
     rxy =
             ( x )( y 2 )
                 2




Contoh :
Seorang Dosen ingin menguji validitas tes yang ia konstruksi dalam bidang studi
Kesehatan masyarakat dengan jumlah butir soal 10 dalam tipe jawaban singkat. Ia
bermaksud menguji validitasnya dengan cara : skor tiap siswa disajikan dalam table
perhitungan berikut:




Suplemen MK Evaluasi/Suryadi             8

More Related Content

What's hot

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIF
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIFVALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIF
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIFMandiri Sekuritas
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataHannisaNurdini
 
Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesStevie Principe
 
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaranAFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaranDr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Pengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilakuPengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilakuSeta Wicaksana
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitaswiddietyas
 
Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukur
Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat UkurMengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukur
Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukurguestf50aef
 
Kualitas alat ukur
Kualitas alat ukurKualitas alat ukur
Kualitas alat ukurfhahabibah
 
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaEvaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaIkak Waysta
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiRofiani Intan
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanTerminal Purba
 
Kebolehpercayaan kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan  kesahan_instrumenKebolehpercayaan  kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan kesahan_instrumenTiewwin
 
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran PratiwiKartikaSari
 
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaanWiween Mihad
 
001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikanRurinDa ELsa
 

What's hot (20)

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIF
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIFVALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIF
VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIN KUANTITATIF
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
 
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis dataArtikel jenis jenis data dan teknik analisis data
Artikel jenis jenis data dan teknik analisis data
 
Validitas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tesValiditas dan reliabilitas tes
Validitas dan reliabilitas tes
 
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaranAFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
AFI PARNAWI, M.Pd. Evaluasi pembelajaran
 
Pengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilakuPengukuran dan uji perilaku
Pengukuran dan uji perilaku
 
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitasKelompok 7 validitas dan reliabilitas
Kelompok 7 validitas dan reliabilitas
 
Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukur
Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat UkurMengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukur
Mengukur Validitas Dan Relabilitas Alat Ukur
 
Kualitas alat ukur
Kualitas alat ukurKualitas alat ukur
Kualitas alat ukur
 
Kb 1 konsep dasar evaluasi
Kb 1 konsep dasar evaluasiKb 1 konsep dasar evaluasi
Kb 1 konsep dasar evaluasi
 
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran MatematikaEvaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen Evaluasi
 
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dan Definisi Operasional VariabelVariabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
 
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikanContoh makalah-evaluasi-pendidikan
Contoh makalah-evaluasi-pendidikan
 
Kebolehpercayaan kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan  kesahan_instrumenKebolehpercayaan  kesahan_instrumen
Kebolehpercayaan kesahan_instrumen
 
Analisis Item dan Norma
Analisis Item dan NormaAnalisis Item dan Norma
Analisis Item dan Norma
 
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Konsep penilaian dan Evaluasi dalam Pembelajaran
 
Resume 5 ok
Resume 5 okResume 5 ok
Resume 5 ok
 
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
6938791 kesahan-dan-kebolehpercayaan
 
001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan001 makalah-evaluasi-pendidikan
001 makalah-evaluasi-pendidikan
 

Similar to Validitas tes

3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx
3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx
3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptxIndriyaniLubis
 
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)vina serevina
 
Validitas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxValiditas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxpaksobat
 
Reliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-editReliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-editFrihapma Semita
 
Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajarEvaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajarImelHauteas
 
instrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjainstrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjaKiki ObeNk
 
15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf
15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf
15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdfFaizalAmir20
 
analisis validitas tes
analisis validitas tesanalisis validitas tes
analisis validitas tesM Fauzan
 
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptxPERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptxdidinFt
 
metediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxmetediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxWisnuDwiseptian
 
Validitas dan reliabilitas
Validitas dan reliabilitasValiditas dan reliabilitas
Validitas dan reliabilitaskhoir riyah
 
Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar ahmad akhyar
 
Penilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaPenilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaHendra Ariyudha
 
P. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptx
P. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptxP. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptx
P. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptxNana Citra
 

Similar to Validitas tes (20)

3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx
3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx
3. Uji Validitas dan Reliabilitas.pptx
 
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)
PRINSIP DAN TEKNIK EVALUASI (LARAS&NUR ASIAH)
 
Jenis jenis tes
Jenis jenis tesJenis jenis tes
Jenis jenis tes
 
Validitas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptxValiditas dan Reliabilitas.pptx
Validitas dan Reliabilitas.pptx
 
Reliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-editReliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-edit
 
Evaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajarEvaluasi hasil belajar
Evaluasi hasil belajar
 
instrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerjainstrumen pengukuran kinerja
instrumen pengukuran kinerja
 
15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf
15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf
15-Validitas-dan-Reliabilitas.pdf
 
analisis validitas tes
analisis validitas tesanalisis validitas tes
analisis validitas tes
 
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
4.1. METODOLOGI PENELITIAN - PENGUKURAN & ENGUMPULAN DATA
 
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptxPERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
PERTEMUAN 2 - materi 10 OK.pptx
 
metediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptxmetediologi marsel fajar m-1.pptx
metediologi marsel fajar m-1.pptx
 
Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014
Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014
Evaluasi Pendidikan_pertemuan 2_2013-2014
 
Artikel kontribusi
Artikel kontribusiArtikel kontribusi
Artikel kontribusi
 
Validitas dan reliabilitas
Validitas dan reliabilitasValiditas dan reliabilitas
Validitas dan reliabilitas
 
Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar Ciri tes hasil belajar
Ciri tes hasil belajar
 
Penilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematikaPenilaian pembelajaran matematika
Penilaian pembelajaran matematika
 
Pengertian validitas
Pengertian validitasPengertian validitas
Pengertian validitas
 
Pengertian validitas
Pengertian validitasPengertian validitas
Pengertian validitas
 
P. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptx
P. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptxP. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptx
P. KUANTITATIF Kel 3 (1).pptx
 

Validitas tes

  • 1. VALIDITAS (KESAHIHAN) 1. Pengertian Validitas Pertanyaan-pertanyaan yang paling utama yang harus diajukan terhadap suatu prosedur pengukuran adalah: sampai di manakah validitasnya? Dalam hal ini harus dilihat apakah ujian yang dipakai betul-betul mengukur semua yang seharusnya diukur dan tidak lain dari pada itu. Suatu alat pengukur dikatakan valid jika ia benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh Scarvia B. Anderson dalam bukunya "Encyclopedia of Educational Evaluation" disebutkan bahwa "A test is valid it measures what it purpose to measure" (sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur). Dalam bahasa Indonesia "valid" disebut dengan istilah "sahih". Misalnya: Untuk mengukur panjang dipakai meteran, mengukur berat dipakai timbangan, mengukur penguasaan matematika dipakai ujian matematika untuk kelas yang setara, dan sebagainya. Secara lebih jelas, suatu ujian untuk mata kuliah tertentu dikatakan valid jika ia benar-benar cocok dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk dicapai dengan penyajian mata kuliah tersebut. Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditekankan pada tes itu sendiri tetapi pada hasil pengetesan atau skornya. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan tes yang valid apabila tes tersebut betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Jadi bukan sekedar mengukur daya ingat atau kemampuan bahasa saja misalnya. 2. Jenis-jenis Validitas Ada dua kenyataan pokok yang memperlihatkan taraf validitas suatu ujian, yaitu yang dipertimbangkan secara rasional dan yang dilihat melalui prosedur empirik. Analisis secara rasional dapat dilakukan terhadap topik dan bidang yang diujikan, yaitu isi ujian tersebut. Validitas yang diperolah melalui analisis seperti ini disebut validitas isi (contens validity). Analisis rasional dapat juga dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dan proses-proses sesuai dengan konsep tertentu yang seharusnya menjadi isi dari ujian itu, dan hasilnya disebut validitas konsep atau konstruksi (concept / contruct validity). Jenis kedua ialah kenyataan validitas yang bersifat empirik dan statistik. Jenis ini diperoleh dengan memperhatikan hubungan yang ada antara alat (ujian) yang Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 1
  • 2. sedang dipelajari dengan pengukuran atau kenyataan-kenyataan yang lain. Bahan- bahan pembanding ini mungkin diperoleh bersamaan waktunya dengan waktu penyelenggaraan ujian yang dimaksud mungkin juga tidak. Untuk validitas jenis empirik ini akan dibicarakan tiga kenyataan validitas yaitu : validitas pengukuran setara (congruent validity), validitas pengukuran serentak (concurrent validity) dan validitas ramalan (predictive validity). Secara ilustrasi dapat dilihat sebagai berikut: Validitas Isi Rasional Validitas Konsep Validitas Validitas Setara Empirik Validitas Saat ini Validitas Ramalan a. Validitas Isi (contens validity) Validitas isi artinya ketepatan daripada suatu tes dilihat dari segi isi tersebut. Suatu tes hasil belajar dikatakan valid, apabila materi tes tersebut betul- betul merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Misalnya untuk siswa kelas I SMU akan diberikan tes Matematika, maka item-itemnya harus diambil dari materi pelajaran kelas I, apabila kita sisipkan item-item yang diambil dari materi pelajaran kelas III maka tes tersebut sudah tidak valid lagi. Contoh lain, untuk mahasiswa jurusan bahasa Inggris tingkat Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 2
  • 3. pertama disusun ujian tentang "ketepatan ekspresi tertulis". Berkenaan dengan validitas isi untuk ujian yang disusun ini harus ditelaah isi ujian itu sendiri. Jika misalnya ujian itu belum tersusun secara lengkap penelaahan dapat dilakukan terhadap perencanaan ujian tersebut. Tujuan utama penelaahan ini ialah untuk melihat sampai di mana isi ujian mencerminkan hal-hal yang telah diajarkan. Untuk penelaaahan seperti ini seringkali diperlukan peninjauan kembali terhadap bahan-bahan yang telah diajarkan, misalnya (untuk pengajaran bahasa Inggris di tahun pertama) peraturan pemakaian huruf besar dan tanda baca, pemilihan kata- katan yang tepat, bentuk-bentuk kata kerja (tenses) dan sebagainya. Jika ujian tersebut mempunyai validitas isi yang tinggi maka ia harus mengandung bahan- bahan seperti yang telah diajarkan itu. Untuk menilai apakah suatu tes memiliki validitas isi atau tidak dapat kita lakukan dengan jalan membandingkan materi tes tersebut dengan analisa rasional yang kita lakukan terhadap bahan-bahan yang seharusnya dipergunakan dalam menyusun tes tersebut. Apabila materi tes tersebut telah cocok dengan analisa rasional yang kita lakukan, berarti tes yang kita nilai itu mempunyai validitas isi. Sebaliknya apabila materi tes tersebut menyimpang dari analisa rasional kita, berarti tes tersebut tidak valid ditinjau dari validitas isinya. b. Validitas Konsep atau Konstruksi (concept/contruct validity) Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan pembelajaran Khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui apakah suatu tes memenuhi syarat-syarat validitas konstruksi atau tidak maka kita harus membandingkan susunan tes tersebut dengan syarat-syarat penyusunan tes yang baik. Apabila susunan tes tersebut telah memenuhi syarat-syarat penyusunan tes maka berarti tes tersebut memenuhi syarat validitas konstruksi, apabila tidak memenuhi syarat-syarat penyusunan tes berarti tidak memenuhi validitas konstruksi. "Konstruksi" dalam pengertian ini bukanlah "susunan" seperti yang sering dijumpai dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para ahli Ilmu Jiwa yang dengan suatu cara tertentu Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 3
  • 4. "memerinci" isi jiwa atas beberapa aspek seperti : ingatan (pengetahuan), pemahaman, apalikasi dan seterusnya. Dalam hal ini mereka menganggap seolah-olah jiwa dapat dibagi-bagi. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Pembagian ini hanya merupakan tindakan sementara untuk mempermudah mempelajari. Misalnya kalau kita akan memberikan tes mata pelajaran IPA, kita harus membuat soal yang ringkas dan jelas yang benar-benar mengukur kecakapan IPA, bukan mengukur kemampuan bahasa karena soal itu ditulis secara berkepanjangan dengan bahasa yang sukar dimengerti. Pada prakteknya, penelaahan terhadap validitas isi dan validitas konstruksi seringkali bersangkur paut. c. Validitas pengukuran Setara (congruent validity) Jenis kevalidan ini menunjukkan kenyataan yang diperoleh dengan mengkorelasikan hasil suatu ujian dengan pengukuran yang setara (mengukur fungsi yang sama). Demikianlah, mengkorelasikan hasil sebuah tes intelegensi yang baru dengan hasil tes intelegensi yang sudah ada akan memberikan kenyataan validitas jenis ini. d. Validitas Pengukuran Serentak (concurrent validity) Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Jika istilah “sesuai” tentu ada dua hal yang dipasangkan. Dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada (ada sekarang, concurrent). Dalam membandingkan hasil sebuah tes maka diperlukan suatu kriterium atau alat banding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan. Jenis validitas pengukuran serentak ini menunjukkan kenyataan yang diperhitungkan dengan mengkorelasikan hasil ujian yang dimaksud dengan suatu ukuran lain yang pengukurannya dilaksanakan bersamaan waktu dengan pelaksanaan ujian itu. Jika suatu tes yang memeriksa sosialibilitas misalnya, dikorelasikan dengan kedudukan sosialibilitas mahasiswa yang di tes itu menurut Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 4
  • 5. teman-temannya yang terdekat, maka hasilnya akan memperlihatkan kenyataan validitas jenis ini. Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk ini diperlukan sebuah kriterium mas lalu yang sekarang datanya dia memiliki misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan sumatif yang lalu. e. Validitas Ramalan (predictive validity) Memprediksi artinya meramal, dan meramal selalu mengenai hal yang akan dating jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan dating. Jenis validitas ini menunjukkan kenyataan jika ujian yang dimaksud dihubungkan dengan kriteria-kriteria tentang hasil karya atau kesuksesan di masa depan. Demikianlah jika suatu tes bakat skolastik diberikan pada siswa-siswa SMU dikorelasikan dengan prestasi mereka di perguruan tinggi, maka kenyataan yang diperoleh itu akan menunjukkan validitas ramalan. Misalnya tes masuk Perguruan Tinggi adalah sebuah tes yang diperkirakan mampu meramalkan keberhasilan peserta tes dalam mengikuti kuliah di masa yang akan dating. Calon yang tersaring berdasarkan hasil tes diharapkan mencerminkan tinggi-rendahnya kemampuan mengetahui kuliah. Jika nilai tesnya tinggi tentu menajmin keberhasilannya kelak. Sebaliknya seorang calon dikatakan tidak lulus tes karena memiliki nilai tes yang rendah diperkirakan akan tidak mampu mengikuti perkuliahan yang akan dating. Sebagai alat pembanding validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta tes mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi. Jika ternyata siapa yang memiliki nilai tes lebih tinggi gagal dalam ujian semester I dibandingkan dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimaksud tidak memiliki validitas prediksi. Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 5
  • 6. MENGHITUNG VALIDITAS Validitas tes dapat dilakukan dengan berbabagi cara. Satu diantaranya adalah dengan menggunakan teknik korelasi antara tes yang sedang dicari validitasnya dengan tes lain yang sudah memiliki validitas cukup baik. Teknik Korelasi Banyak teknik korelasi yang dapat digunakan untuk menghitung validitas . pada bagian ini hanya dibicarakan teknik korelasi product moment yang dikembangkan Karl Pearson, dan yang lain teknik korelasi tat Jenajang atau Rank Order Correlation yang dikembangkan oleh Spearman. Perbedaan antara keduanya terletak pada data yang diolah. Teknik korelasi Product Moment mendasarkan perhitungannya pada angka-angka kasar seperti apa adanya (data apa adanya), sedangkan Tata Jenjang justru mengabaikan angka kasar ini dan mendasarkan perhitungannya pada jenjang atau urutan ranking. Umpamanya kita akan menguji validitas prediksi tes masuk Akper “Aisyiah dalam bidang studi bahasa Inggris yang nilainya dijadikan criteria dalam seleksi penerimaan siswa baru. Nilai seleksi tes masuk dan hasil belaajr 5 siswa yang diperoleh waktu belajar di Akper, dalam bidang studi yang sama, seperti tertera pada table berikut ini beserta langkah perhitungan untuk rumus spearman (rs). Nilai Rank Nilai Hasil No Nama Tes d d2 belajar X Y Seleksi saat ini 1. Aisyah 6 6 4,5 5 -0,5 0,25 2. Dahlan 7 7 2,5 3 0,5 0,25 3. Yusuf 6 7 4,5 3 1,5 2,25 4. Rahmah 8 8 1 1 0 0 5. Zahra 7 7 2,5 3 -0,5 0,25 Jumlah 2 Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 6
  • 7. Berdasarkan harga pada table 9, mak harga rs dapat dihitung yaitu: 6. d 2 rs =1- N3 N 6.2 =1- 3 5 5 = 0,1 harga rs yang diperoleh, untuk menguji signifikansinya harus dihitung melalui uji t dari Kendal dengan rumus : N 2 t = 1 rs 2 5 2 t = = 1,7407 1 0,1 untuk menafsirkan signifikansi harga t digunakan table F. Harga t table dengan df N-2 yaitu 5-2 = 3 pada tingkat kepercayaan 0,95 sebesar 5,841. hal ini membuktikan bahwa kedudukan t hitung dalam t table = 1,7407. 5,842 yang berarti validitas tes masuk studi bahasa Inggris terhadap hasil belajar bahasa Inggris di akeper tidak signifikan (dipercaya). Kemudian untuk menafsirkan besar kecilnya hubungan digunakan criteria berikut: Kurang dari 0,20 hubungan dapat dianggap tidak ada Antara 0,20 – 0,40 hubungan ada tapi rendah Antara 0,40 – 0,70 hubungan cukup Antara 0,70 – 0,90 hubungan tinggi Antara 0,90 – 1,00 hubungan sangat tinggi Mengacu kepada criteria makna hubungan, maka dapat disimpulkan bahwa validitas tes masuk Akper bidang studi bahasa Inggris terhadap hasil belajar, termasuk hubungan yang dianggap tidak ada, oleh karena harga rs 0,1 terletak di antara kurang dari 0,20 dan hubungan tersebut ternyata tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 0,95. Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 7
  • 8. Rumus Pearson ( r ) yang digunakan untuk pengujian validitas ialah : xy rxy = ( x )( y 2 ) 2 Contoh : Seorang Dosen ingin menguji validitas tes yang ia konstruksi dalam bidang studi Kesehatan masyarakat dengan jumlah butir soal 10 dalam tipe jawaban singkat. Ia bermaksud menguji validitasnya dengan cara : skor tiap siswa disajikan dalam table perhitungan berikut: Suplemen MK Evaluasi/Suryadi 8