Dokumen ini membahas tentang simulasi dalam standar akreditasi rumah sakit. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah: (1) simulasi dilakukan oleh surveior untuk menilai kinerja staf, (2) kriteria penilaian simulasi menggunakan 10 staf yang dinilai, (3) simulasi merujuk pada pelatihan yang dilakukan untuk memenuhi standar kebakaran dan bencana, (4) simulasi resusitasi merujuk pada evaluasi pel
5. PENDAHULUAN
Pada saat telusur, surveior akan melakukan observasi,
wawancara staf, pasien, keluarga, dan pengunjung serta
simulasi.
Cara Penilaian Nomor 9 : Hasil simulasi staf sesuai regulasi/
standar
Skor 10 : Staf dapat memperagakan/ mensimulasikan sesuai regulasi/ standar:
80% s.d 100% Contoh: 9 dari 10 staf yang diminta simulasi sudah memenuhi
regulasi/standar
Skor 5 : Staf dapat memperagakan/ mensimulasikan sesuai regulasi/ standar 50%
s.d <80% Contoh: 5 dari 10 staf yang diminta simulasi sudah memenuhi
regulasi/standar
Skor 0 : Staf dapat memperagakan/ mensimulasikan sesuai regulasi/ standar
<50% Contoh: hanya 4 dari 10 staf yang diminta simulasi sudah memenuhi
regulasi/standar
5
6. STANDAR MFK 6
Rumah sakit menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan bahaya kebakaran
dan penyediaan sarana jalan keluar yang aman dari fasilitas sebagai respons terhadap
kebakaran dan keadaan darurat lainnya
(e) Rumah sakit memastikan semua staf memahami proses proteksi kebakaran termasuk
melakukan pelatihan penggunaan APAR, hidran dan simulasi kebakaran setiap tahun
(f) Peralatan pemadaman kebakaran aktif dan sistem peringatan dini serta proteksi
kebakaran secara pasif telah diinventarisasi, diperiksa, di ujicoba dan dipelihara sesuai
dengan peraturan perundang- undangan dan didokumentasikan
6
Standar MFK 9
Rumah sakit menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi
bencana yang berpotensi terjadi di wilayah rumah sakitnya
• (d) Rumah sakit telah melakukan simulasi penanggulangan bencana
(disaster drill) minimal setahun sekali termasuk debriefing.
• (e) Staf dapat menjelaskan dan atau memperagakan prosedur dan peran
mereka dalam penanganan kedaruratan serta bencana internal dan
external
7. STANDAR PAP 2.4
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area rumah sakit.
Penjelasan : Pelayanan seperti ini harus tersedia untuk semua pasien
selama 24 jam setiap hari. Bantuan hidup dasar harus dilakukan secepatnya
saat diketahui ada tanda henti jantung-paru dan proses pemberian bantuan
hidup lanjut kurang dari 5 (lima) menit. Hal ini termasuk evaluasi terhadap
pelaksanaan sebenarnya resusitasi atau terhadap simulasi pelatihan
resusitasi di rumah sakit
(c) Di seluruh area rumah sakit, bantuan hidup dasar diberikan segera saat
dikenali henti jantung-paru dan bantuan hidup lanjut diberikan kurang dari 5
menit.
(d) Staf diberi pelatihan pelayanan bantuan hidup dasar/lanjut sesuai
dengan ketentuan rumah sakit.
7
8. KESIMPULAN :
1. Didalam Keputusan Dirjen Yankes No 1130 Tahun 2022, tidak ditemukan
acara atau kegiatan dalam rangkaian jadual akreditasi RS kelas A, B, C
dan D baik RS Umum dan RS Khusus
2. Didalam ketentuan Kepmenkes No 1128 Tahun 2022, ditemukan cara
penilaian ke-9 yaitu simulasi. Menggunakan kaidah penilaian ini
membutuhkan simulasi yang dilakukan 10 (sepuluh) staf untuk mampu
dinilai.
3. Simulasi pada Standar MFK 6 dan 9, merujuk pada dokumen pelatihan
yang dilakukan yang didalamnya ada materi simulasi
4. Simulasi pada PAP 2.4, merujuk pada dokumen implementasi atau
laporan evaluasi tentang pelaksanaan resusitasi dan simulasi pelatihan
resusitasi di rumah sakit.
5. Sesuai poin 1 sd 4, maka simulasi code blue dan code red itu tidak
diwajibkan.
8