Dokumen tersebut membahas tentang aspek profesionalisme dan kode etik dalam suatu pekerjaan. Ia menjelaskan syarat-syarat untuk menjadi seorang profesional seperti menguasai pekerjaan, loyalitas, integritas, kerja keras, visi, komitmen dan motivasi. Dokumen ini juga membahas tentang organisasi profesi dan asosiasi profesi yang berperan dalam membina dan mengembangkan anggota profesinya.
2. 2
DALIL TENTANG
PROFESIONALISME
Ayat dalam al-Qur’an menyebutkan bahwa orang-orang yang beriman dan bekerja
secara baik dan profesional akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dua kebahagiaan itu merupakan suatu kemenangan yang agung yang kita dambakan.
َّ
نِإ
َّ
ِينذال
واُنامء
واُلِمعو
َِّتاحِلاالص
َّ
كِئولُأ
َّ
مُه
َُّريخ
َّ
ِةي ِ
ربال
“
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan melakukan pekerjaan yang baik, mereka
itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. al-Bayyinah, 98:7)
َّ
نِإ
َّ
ِينذال
واُنامء
واُلِمعو
َِّتاحِلاالص
َّ
مُهل
َّ
اتنج
ي ِ
رجت
َّ
نِم
اهِتحت
َُّارهناْل
َّ
ِلذ
َّ
ك
َُّزوفال
َُّيرِبكال
“
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi
mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang
besar.” (QS. al-Buruj, 85:11)
3. 3
SYARAT PEKERJAAN PROFESIONAL
Profesionalisme adalah suatu paham yang menginginkan dilakukan kegiatan tertentu dalam
masyarakat, berbekal keahlian dan berdasar rasa terpanggil serta ikrar menerima panggilan tersebut
dengan semangat pengabdian, selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang kesulitan di
tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
1. Menguasai pekerjaan
Seseorang layak disebut profesional apabila ia tahu betul apa yang harus ia kerjakan. Ia
memakai ukuran-ukuran yang jelas untuk mengetahui apakah yang dikerjakannya itu berhasil
atau tidak. Ada tiga hal pokok yang bisa dilihat untuk menilai apakah seseorang menguasai
pekerjaannya atau tidak, yaitu Bagaimana ia bekerja, Bagaimana ia mengatasi persoalan,
dan Bagaimana ia akan menguasai hasil kerjanya. Seorang profesional akan menjadikan
dirinya sebagai problem solver (pemecah persoalan), bukannya jadi trouble maker (pencipta
masalah) bagi pekerjaannya.
4. 4
2. Mempunyai loyalitas
Seorang profesional memiliki prinsip bahwa apa yang dikerjakan bukanlah suatu beban, tapi
merupakan panggilan hidup sehingga tak berlebihan bila mereka bekerja dengan sungguh-
sungguh. Bagi seorang profesional, loyalitas ini akan menggerakkan dirinya untuk dapat
melakukan apa saja tanpa menunggu perintah. Dengan adanya loyalitas, seorang profesional
akan selalu berpikir proaktif, yaitu selalu melakukan usaha-usaha antisipasi agar hal-hal yang
fatal tidak terjadi.
3. Mempunyai integritas
Seorang profesional tak cukup hanya cerdas dan pintar, tapi juga harus memiliki nilai-nilai
kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
Seorang profesional harus mempunyai integritas sehingga ia tetap mempunyai prinsip untuk
dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu.
4. Mampu bekerja keras
Seorang profesional tidak akan pernah memilih-milih dengan siapa ia akan bekerja sama
sehingga ia mampu mengembangkan dan meluaskan hubungan kerja sama dengan siapa
pun, di mana pun, dan kapan pun.Seorang profesional tidak akan merasa canggung atau
turun harga diri bila ia harus bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin secara status
lebih rendah darinya.
5. 5
5. Mempunyai Visi
Seorang profesional harus mempunyai visi sehingga ia memiliki dasar dan landasan yang
kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan mempunyai visi yang jelas,
maka seorang profesional akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar karena apa yang
dilakukannya sudah dipikirkan masak-masak sehingga ia sudah mempertimbangkan resiko
apa yang akan diterimanya.Dengan adanya visi yang jelas, seorang profesional akan dengan
mudah untuk memfokuskan diri terhadap apa yang ia pikirkan, lakukan, dan ia kerjakan.
6. Mempunyai komitmen
Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi dan tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu
yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi yang dianutnya. Dengan komitmen yang
dimilikinya, seseorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai profesionalisme yang ia yakini
kebenarannya.
7. Mempunyai motivasi
Dalam situasi dan kondisi apa pun, seorang profesional tetap harus bersemangat dalam
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Seorang profesional harus mampu
menjadi motivator bagi dirinya sendiri sehingga seburuk apa pun kondisi dan situasinya, ia
mampu memotivasi dirinya sendiri untuk tetap dapat mewujudkan hasil yang maksimal.
6. 6
WATAK PROFEsIONALISME
Tiga watak kerja yang merupakan persyaratan dari setiap
kegiatan pemberian "Jasa Profesi" ialah :
1. Bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;
2. Bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang
panjang, ekslusif dan berat
3. Bahwa kerja seorang profesional - diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -
harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang
dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
7. 7
ORGANISASI PROFESI
Organisasi adalah system hubungan yang terstruktur yang mengoordinasikan suatu
usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga
dapat dipandang sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi berdasarkan hierarki
otoritas dan tanggung jawab. Dengan demikian, organisasi dapat dipandang sebagai
entitas sosial yang terkoordinasi dengan batas-batas yang relatif dapat diidentifikasi dan
relatif berfungsi secara kontinyu untuk mencapai tujuan bersama.
Etika dalam menjalankan aktifitas kesehariannya setiap organisasi publik swasta
selayaknya dan menerapkan suatu tatanan perilaku yang dihormati setiap anggotanya
dalam mengelola kegiatan organisasi. Tatanan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan
acuan utama bagi anggota organisasi dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
Tatanan ini digunakan untuk memperjelas misi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip organisasi,
serta mengaitkannya dengan standar perilaku profesional.
8. 8
ASOSIASI PROFESI
Asosiasi Profesi adalah organisasi berbadan hukum yang menaungi sekelompok orang
yang memiliki profesi dan keahlian yang sama serta memiliki tujuan yang sama dalam
pembinaan dan pengembangan praktik berprofesi.
Asosiasi profesi memiliki tanggung jawab untuk membina, melindungi dan
mengembangkan anggota dan keprofesiannya. Dalam penyelenggaraan bangunan
gedung, Asosiasi profesi memiliki peran untuk melalukan verifikasi calon anggota TPA
yang berasal dari asosiasi tersebut pada berbagai tingkatan.
9. 9
Asosiasi profesi dibagi menjadi 3 tingkatan berdasarkan wilayah administratifnya, yaitu;
• Asosiasi pusat berkedudukan paling tinggi dan bertanggung jawab atas pembinaan,
perlindungan, dan pengembangan anggota dan keprofesiannya di seluruh Indonesia.
Asosiasi pusat berkedudukan pada kantor pusat asosiasi dan berperan melakukan
verifikasi atas calon anggota TPA (tim profesional ahli) di tingkat pusat.
• Asosiasi Provinsi berkedudukan di wilayah provinsi dan bertanggung jawab atas
pembinaan, perlindungan, dan pengembangan anggota dan keprofesiannya di wilayah
administratifnya. Asosiasi Provinsi berkedudukan pada kantor cabang asosiasi di
tingkat provinsi dan berperan melakukan verifikasi atas calon anggota TPA di tingkat
provinsi.
• Asosiasi Kabupaten/Kota berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota dan bertanggung
jawab atas pembinaan, perlindungan, dan pengembangan anggota dan
keprofesiannya di wilayah administratifnya. Asosiasi Provinsi berkedudukan pada
kantor cabang asosiasi di tingkat Kabupaten/Kota dan berperan melakukan verifikasi
atas calon anggota TPA