Dokumen tersebut membahas tentang hierarki pengetahuan yang terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu pengetahuan biasa yang bersifat subjektif, pengetahuan ilmiah yang sistematis, dan pengetahuan filsafat yang lebih mendalam dan universal dibanding pengetahuan ilmiah.
1. Hierarkhi / Jenjang Pengetahuan
Sebagian besar orang di muka bumi ini menganggap bahwa semua pengetahuan itu memiliki
kedudukan yang sama. Antara Matematika dengan ilmu perbintangan dianggap sama
derajatnya. Dan mereka menganggap bahwa pengetahuan-pengetahuan tersebut semuanya
bisa dianggap pedoman dalam kehidupan. Padahal, tentunya tidak demikian. Pengetahuan
yang ada di dunia ini memiliki tingkatan-tingkatan dan hanya tingkatan tertentu yang
memiliki kekuatan.
Pengetahuan tersebut dapat dikelompokan dalam 3 jenjang atau tingkatan, yaitu :
a) Pengatahuan biasa (ordinary knowledge)
Pengetahuan biasa yang dimiliki oleh tiap manusia. Pengetahuan ini diperoleh dari
pengalaman manusia itu sendiri, yang berdasarkan dari proses inderawi. Sifatnya
subjektif, terpecah-pecah, dan berasal dari kebiasaan manusia. Misalnya adalah
pengetahuan tentang datangnya musim melalui posisi bintang-bintang yang digunakan
oleh petani tradisional.
b) Pengetahuan ilmiah atau ilmu (scientivic knowledge)
Pengetahuan adalah syarat bagi manusia untuk memperoleh ilmu / ilmu pengetahuan.
Pengetahuan memiliki kedudukan dan kualifikasi sebagai ilmu pengetahuan bila
mengandung empat syarat, yaitu ada objek, ada metode, ada sistem, dan berlaku
umum. Dengan kata lain ilmu pengetahuan adalah pengetahuan-pengetahuan yang
dihimpun secara sistematis. Contohnya Fisika, Biologi, dan Kimia.
c) Pengetahuan filsafat (philosophic knowledge)
Syarat-syarat pengetahuan filsafat sama sebagaimana pengetahuan ilmiah, bedanya
dari segi kedalaman dan keluasannya.
Dari segi metode dan sistemnya, baik pengetahuan ilmiah maupun pengetahuan
filsafat pada dasarnya memiliki kesamaan. Yang menjadi perbedaan yaitu pada objek
dan sifat umum keduanya. Objek filsafat jauh lebih luas, yaitu segala sesuatu yang
ada di alam semesta sebagai objek material dan objek formalnya adalah mengkaji
segala hakikat atau esensi dari segala sesuatu (objek material) tersebut. Hakikat
adalah unsur-unsur dasar yang terdalam dari sesuatu hal (benda) yang bersifat abstrak
mutlak, tetap tidak berubah. Hakikat inilah yang menjadi cirri khas pengetahuan
Nama : Fuad Nasir
NIM : E31112007
2. filsafat. Selanjutnya, dari sifat umumnya, filsafat memiliki sifat yang sangat umum
dan atau bersifat universal, tidak terikat oleh ruang dan waktu.