2. Sampai Abad XVSampai Abad XV
• Sampai pengunjung abad 15 wacana mendalam
mengenai filsafat dan ilmu pengetahuan tidak
dibedakan, karena setiap wacana mengenai
apapun disebut filsafat.
• Alasannya, pertama, bahwa pada umumnya
wacana itu berdasar logika, kemampuan orang
berfikir secara lurus, meski untuk bidang ilmu
pengetahuan , wacana tersebut dinilai kurang
memadai.
• Kedua, wacana tersebut dilakukan secara
mendalam dan mendasar sehingga dapat
melampauhi pembicaraan ilmiyah yang
berdasarkan asumsi-asumsi.
3. Antara Pengetahuan danAntara Pengetahuan dan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
• Tidak ada perbedaan secara prinsip karena ilmu
pengetahuan hanya memberi tekanan pada ilmu,
ialah dalam sisi sistimatika, reliabilitas dan
validitas. Dan memang perlu dibedakan antara
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan, karena
ada syarat-syarat yang mesti dipenuhi suatu
pengetahuan disebut ilmiyah.
• Persoalannya sampai seberapa jauh kebenaran
ilmu pengetahuan dapat dipercaya? Untuk
menjawab pertanyaan itu, maka perlu
dikonfrontasikan dengan filsafat.
4. Perbedaan dan PersamaanPerbedaan dan Persamaan
antara ilmu dan filsafatantara ilmu dan filsafat
• Ilmu pengetahuan meliputi: suatu
keadaan seseorang yang memiliki
kecakapan untuk mengetahui secara
tersusun (sistimatis), yang mencakup
suatu aksi atau tindakan, dan suatu
usaha. Artinya seorang ilmuwan tertentu
harus sanggup menggunakan pengertian-
pengertian ilmu pengetahuan, yaitu
sanggup berfikir dan berbuat atas dasar
ilmu pengetahuan tersebut. Penelitian
menuntut kecakapan tersebut.
5. • Jadi ilmu pengetahuan itu merupakan
pengetahuan yang tersusun dari rumusan
pendapat-pendapat tertentu. Suatu aksi atau
usaha yang menuai hasil dari usaha tersebut.
Adapun usaha dan hasilnya tersusun atau
sistimatis, reliabel dan valid.
• Diketahui bahwa pengetahuan timbul
berdasarkan persoalan. Setiap ilmu menghadapi
pokok persoalan tertentu sehingga melahirkan
sekelompok persoalan. Kelompok persoalan itu
merupakan sesuatu keseluruhan berdasarkan
pokok persoalan tersebut.
6. • Suatu disebut keseluruhan jika tersusun,
yaitu menunjukkan struktur atau
hubungan –hubungan tertentu.
• Berdasar uraian diatas dapat disimpulkan
ilmu pengetahuan ialah usaha mencapai
dan merumuskan sejumlah pendapat yang
tersusun sekitar keseluruhan persoalan.
Dari aspek ini ada kesamaan antara ilmu
dan filsafat, artinya baik ilmu dan filsafat
menghadapi suatu keseluruhan persoalan
atau problematika yang dihadapi manusia.
7. • Adapun usaha untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut merupakan
usaha yang dirumuskan dalam metode
tertentu.Kelak diketahui metode itu
memegang peranan penting yang
membedakan antara ilmu dengan filsafat.
• Menuntut ilmu merupakan usaha atau
kecerdasan intelektual, sedang filsafat
menuntut penghayatan eksistensial, yaitu
keyakinan yang didukung segenap jiwa
dan raga orang yang berfilsafat.
8. • Baik ilmu maupun filsafat, keduanya mengha-
silkan pengetahuan.
• Sebagian orang memandang dari segi obyek
materianya filsafat itu sebagai suatu ilmu yang
mencakup segenap ilmu lainnya, namun dari segi
obyek formalnya kedua jelas berbeda.
• Contoh: ilmu alam, ilmu kimia dan ilmu hayat
mempelajari alam tapi tidak mempersoalkan
hakekat alam, yang itu menjadi obyek kajian
filsafat. Psikologi, sosiologi dan sejarah
mempelajari manusia dari berbagai sudut, tapi
tak mempersoalkan hakekat manusia, yang itu
menjadi kajian filsafat.
9. • Meskipun hakikat alam dan hakikat
manusia, pada asasnya merupakan
hakikat segala sesuatu yang tidak
dipelajari berbagai ilmu, namun
pandangan tentang hakekat sesuatu (hasil
kajian filsafat tersebut) mendasari
pendapat dalam berbagai bidang ilmu.
Misalnya, ilmu alam mendasarkan segenap
pendapatnya atas adanya hukum
kausalitas atau sebab akibat.
10. • Dalam filsafat hakikat kausalitas itu sendiri
menjadi masalah. Masalah filsafati
menghasilkan anggapan dasar (postulat)
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Misalnya, manusia sebagai kesatuan
psikofisis merupakan suatu postulat bagi
psikologi, yakni bahwa pendapat tersebut
bukan pendapat psikologis dan bukan hasil
pembuktian psikologis melainkan
pendapat filsafat yang mendasari
psikologis.
11. Klasifikasi IlmuKlasifikasi Ilmu
PengetahuanPengetahuan
• Ilmu pengetahuan digolongkan menurut jenis tertentu,
itulah yang dimaksud pengklasifikasian ilmu bisa dilihat
berdasar hubungan dengan subyek dan juga berdasar
obyek.
• Klasifikasi berdasar subyek antara lain disampaikan oleh
Francis Bacon, yaitu daya manusia untuk mengetahui
sesuatu, ilmu diklasifikasikan:
• 1. Ilmu pengetahuan ingatan, seperti sejarah yang
membicarakan masalah atau kejadian masa lalu,
dimanfaatkan untuk masa depan.
• 2. Ilmu pengetahuan khayal, seperti kesusastraan yang
membicarakan kejadian-kejadian dalam dunia khayal,
meskipun berdasar dan untuk keperluan dunia nyata.
• 3. Ilmu pengetahuan akal, seperti filsafat yang umumnya
dalam pembahasannya mengandalkan logika dan
kemampuan berfikir.
12. • Klasifikasi berdasar obyek: Auguste
Comte mendasarkan klasifikasinya
berdasar obyek material yaitu: ilmu
pasti/matema-tika, ilmu falak/astronomi,
ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat/biologi
dan ilmu sosiologi.Menurut Comte, itulah
deretan yang termasuk ilmu fundamental,
dalam artian ilmu lain dapat dikembalikan
satu diantara ilmu-ilmu tersebut diatas.
13. • Ilmu pengetahuan itu berkembang
menurut tiga taraf, yakni berturut-
turut dari taraf teologis, metafisis
dan positif (ilmiyah).
• Dalam perkembangannya, ke enam
jenis ilmu pengetahuan tersebut
berkembang sesuai deret urutannya.
Misalnya, ilmu alam lebih dahulu
berkembang daripada sosiologi.
14. • Klasifikasi berdasar metode: Wilhelm
Windelband mengklasifikasikan ilmu berdasar
metode. Misalnya, ilmu pengetahuan alam dan
ilmu pengetahuan sejarah obyeknya sama atau
satu yaitu kenyataan. Yang membedakan adalah
metode yang dipakai yang satu disebut nomotetis
(monisme) dan yang kedua disebut ideografis.
Nomotetis berhubungan dengan norma/hukum
yaitu mencari sesuatu yang bersifat umum
(generalisasi) yang dapat diulang dengan
eksperimen sehingga dapat diramalkan.
15. • Sedang metode ideografis tertuju pada hal
yang sifatnya individual atau tidak umum,
tapi menuju individualisasi, serta yang
hanya terjadi sekali atau bersifat einmalig,
artinya tidak dapat diulangi dan tidak
dapat diduga atau diramalkan. Metode ini
tidak mungkin tertuju pada hukum yang
umum, tetapi semata-mata suatu usaha
untuk melukiskan gagasan atau ide dari
obyek (ideografis).
16. • Klasifikasi pada masa kini: Ilmu
pengetahuan diklasifikasikan menjadi
dua jenis: Ilmu pengetahuan apriori
(rasional) dan ilmu pengetahuan
aposteriori (empiris)yang terbagi
menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan
alam dan ilmu pengetahuan rohani.