Dokumen tersebut membahas tentang kerajinan logam khususnya pembuatan knalpot. Terdapat informasi tentang bahan baku yang digunakan seperti pelat logam, teknik yang digunakan seperti cor, tempa, ukir. Juga dibahas tentang proses produksi knalpot oleh seorang pengusaha di Purbalingga, aspek keuangan dan penghasilannya, serta pemasarannya yang kini sudah online dan mendunia.
2. KERAJINAN BAHAN KERAS
BUATAN
Adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras
sehingga dapat digunakan untuk membuat barang-
barang kerajinan seperti berbagai jenis logam,
fiberglass, dan lain-lain.
6. BAHAN BAKU
• Bahan dasar knalpot dipakai menggunakan pelat
yang berkualitas. Adapun terbagi menjadi plat
stainless, galvanis, danbiasa.
7. OBSERVASI KERAJINAN
• Menurut sejarahnya, usaha knalpot ini
diciptakan oleh seorang pengusaha di
Purbalingga krenceng atau dandang yang
berbahan kuningan, Hasan Yusuf, 85 tahun.
Namun, karena mengalami kerugian yang
besar, ia beralih membuat knalpot pada
kendaraan di zaman itu, sekitar tahun 1970-
an di Jakarta.
8. ASPEK KEUANGAN
• modal duit Rp 35 juta dari tabungan miliknya, Agus
membeli empat mesin preslogam manual, bahan baku
pelat galvanis, dan membuat cetakan. Dengan
mempekerjakan tiga orang pegawai sekarang sudah
memiliki 9 pegawai
9. PENGHASILAN
• Saban bulan, Agus menghasilkan 100 unit knalpot dan
variasi dengan harga berkisar antara Rp 20.000
sampai Rp 100.000 per unit.
• Omzet yang ia kantongi saban bulan sekitarRp 120
juta dengan margin keuntungan 10%–30%.
10. PEMASARAN
• . Di daerah Peniron inilah kemudian Pemasaran
knalpot mulai dikembangkan secara online sehingga
bisa menjangkau asia.
Bahkan produknya sudah mendunia.
11. Jenis biaya jumlah
Biaya produk
a. Bahan baku
b. Tenaga kerja
RP. 700.000.-
RP. 70.000.-
Subtotal biaya utama
Biaya overhead Produksi Rp. 770.000.-
a. Bahan tak langsung
b. Tenaga kerja tak langsung
c. Biaya sewa
d. Perawatan dan perbaikan mesin
e. Perawatan/perbaikan bangunan
f. listrik
Rp. 2.500.000/bulan
Rp. 1.500.000
Tidak menentu
Belum pernah
Rp. 200.000.-
Biaya overhead Subtotal Rp. 4.970.000.-
12. BEP
BEP Produksi dan harga dapat di hitung dengan rumus:
BEP Produksi= Total Biaya/Harga penjualan
= Rp 4.970.000/ Rp 1.200.000
= 4 Pasang (8 produk)
BEP Harga = Total Biaya/ Total Produksi
= Rp 4.970.000/25
= Rp 200.000,-/pasang