Dokumen tersebut membahas tentang pedoman pelaksanaan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas Kecamatan Cakung. Pedoman ini memberikan panduan mengenai standar ketenagaan, fasilitas, dan tata laksana kegiatan program tersebut agar dapat dilaksanakan dengan baik."
1. 1
KATA PENGANTAR
Remaja menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 2014 adalah usia 10-18 tahun.
Remaja merupakan masa transisi baik secara fisik maupun emosional sehingga kondisi yang
tidak stabil ini berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan secara fisik maupun
mental. Oleh karena itu, remaja perlu mendapatkan perhatian khusus mengenai kondisi
kesehatan mereka.
Pemerintah telah membuat progam dalam mengatasi masalah kesehatan remaja di
antaranya adalah membentuk puskesmas yang mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR). Puskesmas Kecamatan Cakung sebagai puskesmas mampu laksana PKPR
memiliki pedoman dalam melaksanakan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) PKPR.
Buku pedoman ini adalah salah satu pedoman yang digunakan secara internal di
Puskesmas Kecamatan Cakung sebagai pedoman yang memuat pokok-pokok penting
pelaksanaan kegiatan UKM PKPR di Puskesmas Kecamatan Cakung agar mudah digunakan
oleh petugas PKPR dan pelaksana kegiatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Cakung. Pedoman praktis merupakan penjabaran dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 25 tahun 2014 dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2018 tentang RAN kesehatan
anak usia sekolah dan remaja dan disesuaikan dengan keadaan wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Cakung.
Disadari Buku pedoman ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan dan
perlu perbaikan sehingga saran demi saran demi penyempurnaan pedoman ini sangat kami
harapkan.
Jakarta, 3 Januari 2022
Kepala Puskesmas Kecamatan Cakung
drg.Junaidah
NIP. 196507171992032009
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI (Republik Indonesia) nomor 25 tahun
2014 adalah seseorang yang berusia antara 10-18 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 25 tahun 2014 menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan. Adapun terkait pelayanan kesehatan remaja ditujukan agar setiap
remaja memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, keterampilan sosial yang baik sehingga
dapat belajar,tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 8 tahun 2019 pada pasal 4
menyebutkan bahwa salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah kesehatan
anak usia sekolah dan remaja.
Dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 bahwa 34% remaja
putri dan 33% remaja putra menyatakan Puskesmas PKPR sebagai sumber informasi
kesehatan reproduksi dan pelayanan konseling. Namun, akses remaja ke pelayanan
kesehatan belum optimal sehingga diperlukan adanya posyandu remaja.
Beberapa indikator keberhasilan dan target yang di harapkan dapat di capai antara lain:
minimal 40% Puskesmas di kota/kabupaten mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR). Puskesmas mampu laksana PKPR adalah puskesmas yang memberikan
layanan konseling bagi anak usia sekolah dan remaja serta membina minimal 1 posyandu
remaja ( dilakukan pemberian KIE,pelayanan kesehatan dan konseling) dan didampingi
petugas puskesmas.
Dalam rangka meningkatkan mutu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas
Kecamatan Cakung, diperlukan Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di
Puskemas. Diharapkan buku pedoman ini dapat menjadi salah satu acuan bagi petugas
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab dan pelaksana
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) khususnya program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) di FKTP dalam melaksanakan program Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja agar terwujudnya Puskesmas mampu laksana PKPR.
3. 3
2. Tujuan khusus
1) Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada remaja
sesuai dengan kebutuhan setempat.
2) Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif dan
lebih berkualitas bagi remaja.
3) Memberikan kemudahan pelayanan kepada remaja.
4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan,pelaksanaan dan
pembinaan posyandu remaja.
5) Mewujudkan remaja yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, keterampilan
sosial yang baik sehingga dapat belajar,tumbuh dan berkembang secara harmonis
dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini terbagi dua, yaitu
1. Sasaran langsung
a. Kepala Puskesmas
b. Penanggung jawab program UKM PKPR
c. Pelaksana program UKM PKPR
d. Kader posyandu remaja
2. Sasaran tidak langsung
a. Keluarga di mana remaja berada
b. Masyarakat di lingkungan remaja
c. Organisasi sosial yang peduli terhadap remaja
d. Petugas kesehatan lain yang melayani kesehatan remaja
e. Masyarakat luas
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup UKM PKPR meliputi pelayanan kesehatan, KIE dan konseling bagi anak
usia sekolah dan remaja serta pembinaan posyandu remaja.
E. Batasan Operasional
Berikut terdapat beberapa batasan operasional yang dapat memberikan kemudahan
dalam memahami beberapa istilah pada pedoman ini, sebagai berikut:
1. Remaja adalah usia 10-18 tahun
2. Posyandu remaja adalah lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan yang mewadahi
pemberdayaan remaja, dari,oleh dan untuk remaja yang dibimbing oleh petugas
4. 4
kesehatan terkait
3. Skrining HEEADSSS (Home, Employement/ Education, Eating, Activity, Drugs,
Sexuality, Safety,Suicide/Depression) adalah salah satu alat skrining yang bertujuan
untuk mengetahui riwayat psikososial dan risiko kesehatan seorang remaja
4. Puskesmas mampu laksana PKPR adalah puskesmas yang memberikan layanan
konseling bagi anak usia sekolah dan remaja serta membina minimal 1 posyandu
remaja (dilakukan pemberian KIE,pelayanan kesehatan dan konseling) dan
didampingi petugas puskesmas.
5.Skrining PSC (Pediatric Symptom Checklist) adalah kuesioner skrining singkat berisi
17 pertanyaan yang membantu mengidentifikasi dan menilai perubahan dalam
masalah emosi dan perilaku pada anak-anak yang dinilai oleh petugas kesehatan.
6. Kuesioner kecerdasan majemuk adalah angket yang berfungsi untuk mengetahui
kecenderungan potensi kecerdasan yang dimiliki oleh remaja.
5. 5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Semua karyawan Puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) mulai dari Kepala Puskesmas, tenaga kesehatan lainnya
dan pengelola program yang berkaitan dengan remaja. Penanggung jawab kegiatan remaja
merupakan koordinator dalam melaksanakan kegiatan remaja di Puskemas Kecamatan
Cakung.
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM UKM PKPR di Puskesmas Kecamatan Cakung,
sebagai berikut:
NO Nama Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Penanggung jawab Program
Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR)
Dokter umum yang
sudah mendapat
pelatihan PKPR
1 orang
2 Pelaksana Program Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
B.Distribusi Ketenagaan
Penanggung Jawab Program PKPR dalam menjalankan program PKPR di
Puskesmas Kecamatan Cakung dibantu oleh Petugas PKPR dari Puskesmas Kelurahan
wilayah kerja Cakung sesuai dengan kesepakatan
C.Jadwal Kegiatan.
Jadwal pelaksanaan program PKPR di masyarakat dilakukan berdasarkan hasil rapat
koordinasi seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas kelurahan dan Puskesmas Kecamatan
Cakung dalam kegiatan Mini Lokakarya.
Jadwal kegiatan UKM PKPR
No Nama
kegiatan
Tahun 2022
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des
1. Pemberian
informasi
dan
edukasi
kesehatan
untuk anak
sekolah
(SD-MI)
1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X 1X
7. 7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Peta Wilayah Kerja
Kecamatan Cakung terdiri dari 7 kelurahan dimana pada masing – masing kelurahan
terdapat 1 Puskesmas Kelurahan, namun khusus untuk di Kelurahan Penggilingan terdapat
2 Puskesmas Kelurahan yaitu, Puskesmas Penggilingan 1 (Elok) dan Puskesmas
Kelurahan Penggilingan 2 (PIK). Setiap Puskesmas Kelurahan terdapat Petugas PKPR
yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program Kesehatan di Kelurahan. Sementara
Puskesmas Kecamatan Cakung terletak di Kelurahan Jatinegara, dimana Penanggung
Jawab Program PKPR Puskesmas Kecamatan Cakung berkoordinasi dengan Petugas
PKPR Kelurahan untuk pelaksanaan kegiatan PKPR di masyarakat berjalan dengan baik.
B. Standar Fasilitas
Standar fasilitas kesehatan remaja di masyarakat, meliputi:
1. Daftar hadir, form data diri, form/kuesioner kecerdasan majemuk, form PSC
2. Alat pengukuran di meja 2 meliputi: tensimeter digital, stetoskop, timbangan badan
dewasa, termometer digital, meteran kain, pengukur tinggi badan (mikrotoise)
3. Buku pemantauan kesehatan remaja
4. Register pencatatan hasil kegiatan posyandu
5. Kurva tumbuh kembang WHO
6. Lembar instrumen pencatatan hasil skrining HEEADSSS
8. 8
Standar sarana untuk mendukung kegiatan pembinaan kesehatan remaja di
masyarakat, meliputi:
1. Ruangan untuk kegiatan Posyandu Remaja yaitu Sekretariat RW atau RPTRA atau
rumah masyarakat sesuai dengan kesepakatan
2. Kursi dan meja
3. Alat pengeras suara dan alat pemutar musik untuk senam (bila memungkinkan)
4. Laptop dan proyektor untuk penyuluhan
9. 9
BAB IV
TATALAKSANA KEGIATAN
A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan UKM PKPR meliputi pelayanan kesehatan, KIE dan konseling bagi
anak usia sekolah dan remaja serta pembinaan posyandu remaja.
B. Metode
Kegiatan UKM PKPR meliputi pelayanan kesehatan, KIE dan konseling bagi anak usia
sekolah dan remaja serta pembinaan posyandu remaja dilakukan dengan pertemuan tatap
muka dengan menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi covid-19. Penyuluhan
kepada kader kesehatan remaja juga dilakukan melalui zoommeeting.
C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
Kegiatan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di masyarakat
dilakukan dengan terlebih dahulu menelaah permasalahan kesehatan remaja yang
terjadi di masyarakat yang kemudian menyesuaikan dengan program PKPR di wilayah
DKI Jakarta. Setiap tahun disusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang dijabarkan ke
dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan program PKPR di masyarakat dilaksanakan di tempat
yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang disepakati pada rapat koordinasi
maupun pelaksanaan di puskesmas kelurahan.
Kegiatan yang berkaitan dengan program PKPR di masyarakat yaitu:
1. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada anak sekolah tingkat SD/MI
Kegiatan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai
kesehatan kepada anak sekolah tingkat SD/ MI dilakukan bersama program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui metode daring atau tatap muka dengan
pendampingan siswa oleh guru UKS kepada dokter kecil.
2. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada anak sekolah tingkat SMP-
SMA-
MTs
Kegiatan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai
kesehatan kepada anak sekolah tingkat SMP/ MTS dan SMA dilakukan
bersama program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui metode daring atau
10. 10
tatap muka dengan pendampingan siswa oleh guru bidang kesiswaan. Kegiatan
ini diharapkan dapat membentuk kader kesehatan remaja
3. Rapat petugas PKPR
Koordinasi antar petugas PKPR dilakukan 2 kali dalam setahun dengan
membahas rencana pelaksanaan kegiatan, jadwal pelaksanaan kegiatan,
evaluasi hasil kegiatan dan rencana tindak lanjut.
4. Sosialisasi pembentukan kader posyandu remaja
Sosialisasi pembentukan kader posyandu remaja dilakukan minimal satu
Posyandu di setiap kelurahan. Acara sosialisasi ini dihadiri oleh ketua
RT,RW,tokoh masyarakat lainnya, kader posyandu remaja, serta petugas
puskesmas.
5. Pelatihan kader posyandu remaja
Pelatihan kader posyandu remaja dilakukan secara tatap muka selama 2
hari dengan pemateri dari petugas Puskesmas yaitu petugas gizi, UKS dan PKPR
sesuai jadwal yang telah disepakati. Tujuannya aga kader posyandu remaja
memiliki bekal ilmu dalam pelaksanaan posyandu remaja dengan pendampingan
petugas puskesmas.
6. Pembinaan kader posyandu remaja
Pembinaan kader posyandu remaja dilakukan setelah pelaksanaan
posyandu remaja. Pembinaan dilakukan untuk mengetahui pemahaman kader
posyandu remaja mengenai pelaksanaan kegiatan posyandu remaja.
7. Rapat lintas program
Rapat lintas program dilakukan sekali sebulan untuk membahas hal-hal yang
berkaitan dengan program UKM dan rencana tindak lanjutnya.
11. 11
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKM PKPR di Puskesmas
dibuat dalam rencana usulan kegiatan (RUK) yang selanjutnya dibahas pada pertemuan
Lokakarya Mini lintas program di Puskesmas, kemudian di hasilkan kesepakatan dalam bentuk
rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
Logistik yang dibutuhkan tersebut yaitu:
1. Stetoskop
2. Thermal gun
3. Tensimeter digital
4. Meteran
5. Timbangan digital
6. Mikrotoise
7. Handschoen
8. Masker medis 3 play
9. Laptop
10.Proyektor
11.ATK (Alat Tulis Kantor)
12.Buku register kunjungan posyandu remaja
13.Form skrining HEEADSSS
14. Form skrining PSC
15. Form kuesioner kecerdasan majemuk
16. Buku pemantauan kesehatan remaja
12. 12
BAB VI
KESELAMATAN DAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
A. Keselamatan Pasien
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk assesment risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat,
kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di puskesmas, meningkatkan akuntabilitas
puskesmas terhadap pasien dan masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan di
puskesmas, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
3. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien di puskesmas. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan
dan budaya yang terbuka dan adil.
b. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat
dan jelas tentang keselamatan pasien.
c. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan assesmen hal potensial
bermasalah.
d. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden.
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
13. 13
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan
untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu timbul.
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan
informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan
pada sistem pelayanan.
Dalam melaksanakan keselamatan pasien, standar keselamatan pasien harus
diterapkan. Standar tersebut adalah:
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan
pasien.
Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien puskesmas:
a. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan
pasien puskesmas.
b. Menyusun program keselamatan pasien puskesmas jangka pendek 1-2 tahun
c. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien puskesmas
d. Mengadakan pelatihan keselamatan pasienpuskesmas bagi jajaran manajemen dan
karyawan
e. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)
f. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien puskesmas seperti tersebut
di atas
g. Menerapkan standar keselamatan pasien puskesmas (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan
pasien puskesmas.
h. Program khusus keselamatan pasien puskesmas
i. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien
puskesmas dan kejadian tidak diharapkan.
4. Sasaran Keselamatan Pasien di UKM PKPR
14. 14
a. Ketepatan Identifikasi Pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak
awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang
diterima oleh pasien.
b. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan. Pokok eliminasi infeksi ini
maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat dan
menggunakan alat pelindung diri.
Dalam setiap kegiatan pelayanan UKM PKPR perlu diperhatikan keselamatan
sasaran, yakni pasien dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap
sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
B. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan pelayanan UKM PKPR adalah remaja usia 10-18 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Cakung.
15. 15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
.
Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 pasal 164-166 bahwa
pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya Kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Oleh karena itu,
Puskesmas wajib melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
UKM PKPR sebagai bagian unit pelayanan di Puskesmas Kecamatan Cakung ikut
melaksanakan K3 untuk keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait,
dengan membuat perencanaan menggunakan sasaran yang jelas dan hasilnya dapat diukur.
Dalam membuat perencanaan memuat tujuan sasaran dan indikator kinerja.yang didasarkan
pada identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko, peninjauan pelaksanaan
K3 sebelumnya terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.
Pelayanan Kesehatan kerja bagi petugas Puskesmas khususnya petugas UKM PKPR
yaitu:
1.Pemeriksaan Kesehatan awal dan berkala
Pemeriksaan kesehatan dilakukan saat awal petugas bekerja di Puskesmas
Kecamatan Cakung. Selanjutnya pemeriksaan berkala dilakukan 2 kali dalam setahun
2.Penerapan ergonomi di tempat kerja
Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan ergonomi bagi petugas PKPR yaitu
posisi saat duduk yang nyaman dan posisi berdiri dengan tulang belakang lurus, proses
kerja, sikap tubuh dalam bekerja dan penampilan tempat kerja.
3.Penyusunan SOP
Penyusunan SOP UKM PKPR yang memuat Kesehatan dan keselamatan kerja yaitu
kepatuhan kebersihan tangan dan penggunaan APD
4.Promosi kesehatan kerja
Kegiatan ini mengutamakan promotif dan preventif, meningkatkan kesadaran melalui
poster kesehatan kerja, meningkatkan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan
kesehatan kerja serta penyediaan APD, membuang sampah pada tempatnya, larangan
merokok.
16. 16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Untuk mengukur kinerja UKM PKPR tersebut harus ada indikator yang digunakan.
Indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan pelayanan UKM PKPR
di Puskesmas, yaitu:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Persentase pembentukan kader kesehatan remaja di wilayah Kecamatan Cakung
3. Persentase pembinaan posyandu remaja di wilayah Kecamatan Cakung
4. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
5. Ketepatan metode yang digunakan
6. Permasalahan dibahas pada setiap rapat koordinasi petugas UKM PKPR
7. Permasalahan dibahas pada setiap pertemuan lokakarya mini lintas program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM)
17. 17
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini di gunakan sebagai acuan bagi pengelola program UKM PKPR di
Puskesmas Kecamatan Cakung dan lintas program, serta lintas sektor terkait dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan PKPR di Puskesmas khususnya di masyarakat. Untuk
meningkatkan efektifitas pemanfaatan Pedoman Program PKPR ini, hendaknya pengelola
PKPR Puskesmas dapat menjabarkannya dalam SOP yang berisi langkah-langkah dari setiap
kegiatan sesuai kondisi Puskesmas. Selain itu dengan pedoman ini diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang kebijakan untuk peningkatan mutu
pelayanan PKPR di Puskesmas.
Keberhasilan kegiatan pelayanan kesehatan tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait terutama tenaga kesehatan yang bekerja dengan profesional.