SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
GEN MENGENDALIKAN SIFAT:
TIAP SIFAT DIKENDALIKAN OLEH BEBERAPA GEN?
RESUME
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Genetika
yang dibimbing oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima M.Pd., Prof. Dr. Hj. Siti
Zubaidah M. Pd., Dr. agr. Mohammad Amin S. Pd, M.Si.
Oleh
Kelompok 8/ Off C
Dwi Rahmawati 110341421565
Firza Dwi Hasanah 110341421575
M. Bagas Murditya 110341421524
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2013
Gen Mengendalikan Sifat:
Tiap Sifat Dikendalikan Oleh Beberapa Gen?
Pengantar
Goodenough (1978) membahas mengenai sifat yang dikendalikan oleh
satu gen, isozyme dan isolokus spesifik, kluster gen spesifik dari suatu sifat, dan
gen-gen yang tersebar yang mengendalikan suatu sifat termasuk pleiotropy.
Dalam kajian bukunya, Ayala (1984) menjelaskan tentang gen dan fenotipe,
pentransi dan ekspresifitas, gen termodifikasi dan gen epistasis, pleiotropy dan
pewarisan sifat poligenik. Demikian dalam bahasan ini akan dibahas menegnai:
a. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh satu gen tunggal.
b. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen yang berkelompok .
c. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen yang tersusun teratur.
d. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen yang tersusun tersebar.
e. Gen-gen yang mengendalikan lebih dari satu sifat.
Konsep Yang terbentuk dari Temuan Mendel
Konsep dasar yang ditemukan oleh Mendell melalui percobaan
persilangan kacang ercisnya adalah suatu sifat fenotipe dari makhluk hidup
muncul sebagai akibat dari interaksi sepasang alel (suatu gen pada makhluk hidup
diploid). Dominansi dan resesivitas suatu sifat, demikian halnya dengan sifat
intermediate juga muncul sebagai akibat dari adanya interaksi antar satu alela
(gen). Demikian, melalui pengamatannya Mendel, menemukan bahwa satu sifat
makhluk hidup itu diatur oleh satu gen.
Sifat-sifat Makhluk Hidup yang Ditunjukkan Sebagai Contoh yang
Dikendalikan oleh Satu Sen
Dalam beberapa telaah medis, sering kita jumpai beberapa penyakit yang
diakibatkan sebagai dampak dari kelainan yang terjadi pada satu gen tertentu.
Garrod (1902) menjelaskan bahwa kelainan ini disebut sebagai Inborn Error of
Metabolism. Beberapa Inborn Error of Metabolism yang teridentifikasi
diakibatkan dari kelainan pada suatu gen meliputi, alkaptonuria,
phenylketonuria, Lseck-Nyhan syndrome, dan Tay-Sacs diseases. Penderita
alkaptonuria memiliki urin yang hitam jika bersentuhan dengan udara. Hal ini
dikarenakan, penderita tidak mampu mengolah tyrosine dari phenylalanine.
Sehingga phenylalanine, dirubah menjadi derivate yang lain. Pada bayi, kelainan
ini akan berakibat pada keterbelakangan mental. Penderita Lseck-Nyhan
syndrome, mengalami defisiensi pada satu lokus gen pada kromosom X sehingga
mengalami keterbelakangan mental, lumpuh dan memiliki kebiasaan suka
menyakiti diri sendiri. Penderita Tay-Sacs diseases mengalami kelainan aktivitas
enzim lysosomal sehingga lisosom tidak dapat mencerna makromolekul dan
menimbulkan penimbunan lemak pada otak, sehingga otak terdegenerasi dan
penderita mati di usia muda.
Informasi Tentang Sifat makhluk Hidup yang Dikendalikan Bukan oleh Satu
Gen
Melalui penelitian genetika yang terus berkembang hingga saat ini, ditemukan
bahwa terdapat beberaa sifat dari makhluk hidup yang tidak dikendalikan oleh
satu en, melainkan oleh beberapa gen. Temuan ini berkenaan dengan adanya sifat
yang dikendalikan oleh kelompok gen yang tersusun teratur dan berdekatan dan
gen yang tersebar. Ini didasarkan pada konsep kluster gen spesifik dan gen
tersebar yang mengendalikan sifat yang spesifik.
Contoh Sifat yang Dikendalikan oleh Kelompok Gen yang Letaknya Tidak
Tersebar
1. Pada bakteri hamper semua gen yang terdapat dalam genomnya tersusun
dalam suatu kluster dimana sat gen dengan gen yang lain tersusun saling
berdekatan. Selain itu bakteri juga menggunakan mekanisme operon untuk
meregulasi ekspresi genetiknya. Dalam satu operon, gen-gen structural
yang mengkodekan enzim untuk suatu metabolisme yang sama terletak
dalam satu operon yang sama. Hal ini secara jelas menunjukkan bahwa
pada bakteri kebanyakan gen struktruralnya tidak tersebar melainkan
tersusun Saling berdekatan. Contoh dari operon bakteri adalah operon lac,
operon trp dan operon Ara.
2. Contoh pada jamur. Penelitian yang dilakukan oleh Fink et.all dalam
Goodenough (1978) menjelaskan bahwa kemampuan ragi dalam
menghasilkan protein histidin diatur oleh 3 enzim yang ditransalsikan dari
mRNA yang ditranskripsi dari gen yang terdapat dalam lokus HIS 4. Gen
HIS 4 tersebut tersusun atas 3 gen yang tersusun saling berdekatan dalam
satu urutan (HIS 4A, HIS 4B, HIS 4C).
3. Pada D. melanogaster sudah diketahui terdapat sifat yang sama seperti
yang terdapat pada ragi. Pada D.melanogaster sintesis pirimidin
dikoordinasikan oleh gen yang terdapat dalam lokus r. lokus r ini
merupakan contoh dari sekian kompleks lokus yang terdapat dalam
D.melanogaster. Secara jelas gen yang terdapat dalam kompleks lukos
terletak saling berdekatan dan tidak tersebar.
Contoh Sifat yang Dikendalikan Oleh Kelompok Gen yang Letaknya
Tersebar
Pada eukaryotic suatu sifat yang dikodekan oleh genom eukaryotic
seringkali tidak terletak dalam suatu kromosom yang sama melainkan pada
beberapa kromosom yang berbeda. Demikian sifat fenotip dari eukrayot seringkali
dikodekan oleh beberapa gen yang terletak dalam beberapa kromosom yang
berbeda satu sama lain. Peranan gen yang tersebar tersebut memeiliki beberapa
kemungkinan yang meliputi, peranan dalam pembentukan suatu protein atau
enzim, peranan dalam menentukan urutan enzim yang terlibat dalam urutan
sekuens reaksi biokimia bahkan peranan atas enzim yang terlibat dalam suatu
reaksi biokimia yang kompleks. Berikut kami paparkan contohnya:
1. Contoh pada Chlamydomonas Reinhardii. Sifat atau kemampuan
Chlamydomonas Reinhardii dalam mensintesis thianin diatur oleh enzim
yang dihasilkan dari translasi beberapa gen yang disebut gen thi. Gen thi
ini tersusun atas beberapa gen structural yang tidak terletak dalam suatu
kluster dalam suatu kromosom, melainkan tersebar letakny dalam
beberapa kromosom (Goodenough, 1978).
2. Contoh pada N. crassa. Seperti halnya C. Reinhardii, N. crassa juga
memiliki kemampuan dalam mensintesis thianin diatur oleh enzim yang
dihasilkan dari translasi beberapa gen yang disebut gen thi. Gen thi ini
tersusun atas beberapa gen structural yang tidak terletak dalam suatu
kluster dalam suatu kromosom, melainkan tersebar letakny dalam
beberapa kromosom (Goodenough, 1978).
3. Contoh pada D.melanogaster. Pada D. melanogaster, pemetaan lokus-
lokus yang telah berhasil dilakukan secara jelas menunjukkan bahwa
berbagai sifat yang mengatur penampakan morfologis seperti bentuk
tubuh, warna mata, bentuk sayap dan sebagainya merupakan hasil
interaksi dari beberapa gen yang terletak dalam beberapa lokus dalam
kromosom yang berbeda. Suatu sifat morfologis dihasilkan dari interaksi
dua atau lebih dari lokus-lokus tersebut.
4. Contoh pada manusia. Baru-baru ini ditemukan bahwa enzim
dehidrogenease pada manusia dikodekan oleh gen-gen yang terdapat pada
lokus gen pada kromosom 11 dan 12.
5. Contoh lain adalah multienzyme complex. Multienzyme complex
diartikan sebagai kelompok enzim yang secara berurutan mengkatalis
terjadinya tahap-tahap reaksi biokimia dalam suatu proses metabolisme.
Dengan kata lain, multienzyme complex berperan dalam hamper seluruh
aspek metabolism. Kompleks multienzim ini dapat disintesis oleh gen-gen
yang tersebar dan gen-gen yang tersusun saling berdekatan.
Informasi Lain Tentang Gen Mengendalikan Sifat Makhluk Hidup Konsep
Interaksi
Fenomena tentang adanya satu sifat tertentu yang dikendalikan oleh
beberapa gen baik yang tersebar maupun tidak tersebar menunjukkan adanya
interaksi antara satu gen dengan dengan gen yang lain pada tingkat ekspresi
fenotip. Secara umum interaksi gen ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
yakni interaksi gen epistasis dan non epistasis. Interaksi gen epistasis terjadi jika
gen-gen yang mengendalikan pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang
mengkatalis urutan sekuens reaksi biokimia yang sama mengarah pada
terbentuknya suatu sifat fenotip. Interaksi non epistasis terjadi jika gen-gen yang
mengendalikan pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan
sekuens reaksi biokimia yang berbeda mengarah pada terbentuknya suatu sifat
fenotip.
Pleiotropi
Dalam beberapa penelitian terbaru, diketahui bahwa terdapat beberapa gen
tertentu pada makhluk hidup yang mengendalikan beberapa sifat tertentu (lebih
dari satu). Dalam hal ini fenotip dari suatu gen tidak hanya satu macam tap
terdapat beberapa macam. Efek fenotip dari hal ini disebut juga sebagai pleiotropi
atau “multiple effect of single gene”. Patut dicatat bahwa dalam efek pleiotropic
ini ekspresi fenotip dari suatu gen dapat berubah karena pengaruh suatu gen yang
terdapat pada lokus yang berbeda. Fenomena ini disebut dengan “modifier gene”.
Dalam kehidupan sehari hari fenomena ini dapat diamati pada kemunculan bercak
putih pada bulu marmot.
Tiap Sifat atau Kemampuan (fenotip) Dikendalikan oleh Berapa Gen?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu menjelaskan keterkaitan
antara komposisi protein dan enzim dengan hubungan antara reaksi biokimia
dalam sel dan sifat atau kemampuan (fenotip).
Komposisi Protein Enzim
Macam dan jumlah polipeptida yang menyusun protein suatu enzim dapat
bervariasi. Ada protein enzim yang tersusun atas satu polipeptida, tetapi ada pula
yang tersusun atas dua atau lebih polipeptida. Jika protein enzim itu terdiri dari
satu polipeptida, maka macam polipeptida penyusunnya tentu saja hanya satu.
Jika jumlah polipeptida penyusun suatu protein enzim dua atau lebih, maka ada
kemungkinan polipeptidanya seragam atau beragam. (tidak seragam). Jika
polipeptida penyusunnya seragam, maka protein enzim tersebut jelas dikodekan
oleh satu macam gen. Sedangkan jika polipeptida penyusunnya tersebut beragam
(tidak seragam) maka jelas polipeptida tersebut dikodekan oleh tidak satu macam
gen.
Hubungan antara Reaksi Biokimia dalam Sel dan Sifat atau Kemampuan
(fenotip)
Proses kehidupan sel adalah rangakaian proses reaksi metabolism yang
tersusun atas sekuens-sekuens reaksi biokimia yang terhubung satu dengan yang
lain. Setiap sekuens reaksi biokimia ini dikatalis oleh satu enzim spesifik. Dengan
kata lain aktivitas enzimatik dari satu enzim dengan aktivitas enzimatik dari
enzim yang lain saling berkait satu sama lain. Suatu fenotip makhluk hidup
tertimbulkan sebagai dampak dari serangkaian panjang reaksi biokimia
metabolism yang dikatalis oleh serangkaian enzim yang terkait satu sama lain.
Tiap Sifat atau Kemampuan (fenotip) Makhluk Hidup Dikendalikan Oleh
Banyak Gen
Mengingat bahwa satu enzim dapat saja tersusun atas lebih dari satu
polipeptida maka struktur konfigurasi dan fungsi suatu enzim sangat terkait erat
dengan struktur konfigurasi dari polipeptida penyusunnya. Apabila kita perhatikan
bahwa polipeptida penyusun satu enzim dapat saja disintesis oleh beberapa gen
yang kemudian mengalami pengolahan pasca-translasi untuk membentuk gugus
fungsionalnya maka dapat saja kita katakan bahwa suatu enzim fungsional dapat
merupakan hasil interaksi dari beberapa gen structural. Memperhatikan bahwa
suatu sifat fenotipe dihasilkan dan dibentuk dari interaksi bersekuens reaksi
metabolisme biokimia yang panjang, dimana pada setiap sekuens reaksinya
membutuhkan enzim sebagai pengkatalis, maka dapat dikatakan bahwa
sebenarnya suatu sifat fenotip dari suatu makhluk dikendalikan oleh banyak gen.
Pertanyaan:
1. Mengapa sifat fenotip yang muncul sebagai akibat dari interaksi banyak
gen yang tersebar lebih sering muncul pada eukaryotic daripada
prokaryotic?
2. Jelaskan perbedaan antara ekspresi interaksi epistasis dan non-epistasis?
Jawaban:
1. Mayoritas gen yang terdapat dalam genomnya tersusun dalam suatu
kluster dimana satu gen dengan gen yang lain tersusun saling berdekatan.
Selain itu bakteri juga menggunakan mekanisme operon untuk meregulasi
ekspresi genetiknya. Dalam satu operon, gen-gen structural yang
mengkodekan enzim untuk suatu metabolisme yang sama terletak dalam
satu operon yang sama dan dalam satu urutan yang sama pula.
2. Interaksi gen epistasis terjadi jika gen-gen yang mengendalikan
pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan sekuens
reaksi biokimia yang sama mengarah pada terbentuknya suatu sifat
fenotip. Interaksi non epistasis terjadi jika gen-gen yang mengendalikan
pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan sekuens
reaksi biokimia yang berbeda mengarah pada terbentuknya suatu sifat
fenotip.

More Related Content

What's hot

Materi kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologiMateri kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologichusnaqumillaila
 
Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1afifauliya
 
Rekayasa genetika dalam bioetika
Rekayasa genetika dalam bioetikaRekayasa genetika dalam bioetika
Rekayasa genetika dalam bioetikaHandini Rahma
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)Catatan Medis
 
82776457 rekayasa-genetika
82776457 rekayasa-genetika82776457 rekayasa-genetika
82776457 rekayasa-genetikaRiana Wm
 
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAMekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAdewisetiyana52
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Muhamad Toha
 
Mekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruMekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruf' yagami
 
Genomic Equivalence
Genomic EquivalenceGenomic Equivalence
Genomic Equivalencedidalestari
 

What's hot (20)

Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
Materi kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologiMateri kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologi
 
Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
Rekayasa genetika dalam bioetika
Rekayasa genetika dalam bioetikaRekayasa genetika dalam bioetika
Rekayasa genetika dalam bioetika
 
Pewarisan sifat
Pewarisan sifatPewarisan sifat
Pewarisan sifat
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
Tugas 1 ~ genetika dasar
Tugas 1 ~ genetika dasarTugas 1 ~ genetika dasar
Tugas 1 ~ genetika dasar
 
C17 Terapi Gen
C17 Terapi GenC17 Terapi Gen
C17 Terapi Gen
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Rekayasa genetika
Rekayasa  genetikaRekayasa  genetika
Rekayasa genetika
 
Makalah kode genetika
Makalah kode genetikaMakalah kode genetika
Makalah kode genetika
 
Makalah mutasi gen
Makalah mutasi genMakalah mutasi gen
Makalah mutasi gen
 
82776457 rekayasa-genetika
82776457 rekayasa-genetika82776457 rekayasa-genetika
82776457 rekayasa-genetika
 
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNAMekanisme Transfer & Isolasi DNA
Mekanisme Transfer & Isolasi DNA
 
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
Buku xii bab 4 (Pewarisan Sifat)
 
Mekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baruMekanisme terbentuknya spesies baru
Mekanisme terbentuknya spesies baru
 
Genomic Equivalence
Genomic EquivalenceGenomic Equivalence
Genomic Equivalence
 
Genetika mikroba 1
Genetika mikroba 1Genetika mikroba 1
Genetika mikroba 1
 
Biologi gonzaga
Biologi gonzagaBiologi gonzaga
Biologi gonzaga
 

Similar to GEN MENGENDALIKAN SIFAT

Similar to GEN MENGENDALIKAN SIFAT (20)

Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
Genetika dan Reproduksi Sel
Genetika dan Reproduksi SelGenetika dan Reproduksi Sel
Genetika dan Reproduksi Sel
 
Genetika_Mikroba.docx
Genetika_Mikroba.docxGenetika_Mikroba.docx
Genetika_Mikroba.docx
 
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptxPPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
PPT BIOSEL KELOMPOK 6.pptx
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
BAB 3.pptx
BAB 3.pptxBAB 3.pptx
BAB 3.pptx
 
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologiPola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
Pola pola hereditas materi-kelas_12_biologi
 
Populasi Gen- Nela Fitrah Sari Nunu (A20222002).pptx
Populasi Gen- Nela Fitrah Sari Nunu (A20222002).pptxPopulasi Gen- Nela Fitrah Sari Nunu (A20222002).pptx
Populasi Gen- Nela Fitrah Sari Nunu (A20222002).pptx
 
Topik 3 genetika
Topik 3 genetikaTopik 3 genetika
Topik 3 genetika
 
Makalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetikMakalah kd1 kode genetik
Makalah kd1 kode genetik
 
Bab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptxBab3PewarisanSifat.pptx
Bab3PewarisanSifat.pptx
 
Genetika
GenetikaGenetika
Genetika
 
biopsikologi (Evolusi, Genetika dan Pengalaman)
biopsikologi (Evolusi, Genetika dan Pengalaman)biopsikologi (Evolusi, Genetika dan Pengalaman)
biopsikologi (Evolusi, Genetika dan Pengalaman)
 
BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4BIOLOGI_M4KB4
BIOLOGI_M4KB4
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1BIOLOGI_M4KB1
BIOLOGI_M4KB1
 
Genetika dasar files-of-drsmed
Genetika dasar files-of-drsmedGenetika dasar files-of-drsmed
Genetika dasar files-of-drsmed
 
Rekayasa genetika
Rekayasa genetikaRekayasa genetika
Rekayasa genetika
 
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptxPPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
PPT KELAS 9 - PEWARISAN SIFAT.pptx
 
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
Revisi dinamika gen dalam populasi kel.4
 

Recently uploaded

kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (9)

kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

GEN MENGENDALIKAN SIFAT

  • 1. GEN MENGENDALIKAN SIFAT: TIAP SIFAT DIKENDALIKAN OLEH BEBERAPA GEN? RESUME Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Genetika yang dibimbing oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima M.Pd., Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah M. Pd., Dr. agr. Mohammad Amin S. Pd, M.Si. Oleh Kelompok 8/ Off C Dwi Rahmawati 110341421565 Firza Dwi Hasanah 110341421575 M. Bagas Murditya 110341421524 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI September 2013
  • 2. Gen Mengendalikan Sifat: Tiap Sifat Dikendalikan Oleh Beberapa Gen? Pengantar Goodenough (1978) membahas mengenai sifat yang dikendalikan oleh satu gen, isozyme dan isolokus spesifik, kluster gen spesifik dari suatu sifat, dan gen-gen yang tersebar yang mengendalikan suatu sifat termasuk pleiotropy. Dalam kajian bukunya, Ayala (1984) menjelaskan tentang gen dan fenotipe, pentransi dan ekspresifitas, gen termodifikasi dan gen epistasis, pleiotropy dan pewarisan sifat poligenik. Demikian dalam bahasan ini akan dibahas menegnai: a. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh satu gen tunggal. b. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen yang berkelompok . c. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen yang tersusun teratur. d. Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen yang tersusun tersebar. e. Gen-gen yang mengendalikan lebih dari satu sifat. Konsep Yang terbentuk dari Temuan Mendel Konsep dasar yang ditemukan oleh Mendell melalui percobaan persilangan kacang ercisnya adalah suatu sifat fenotipe dari makhluk hidup muncul sebagai akibat dari interaksi sepasang alel (suatu gen pada makhluk hidup diploid). Dominansi dan resesivitas suatu sifat, demikian halnya dengan sifat intermediate juga muncul sebagai akibat dari adanya interaksi antar satu alela (gen). Demikian, melalui pengamatannya Mendel, menemukan bahwa satu sifat makhluk hidup itu diatur oleh satu gen. Sifat-sifat Makhluk Hidup yang Ditunjukkan Sebagai Contoh yang Dikendalikan oleh Satu Sen Dalam beberapa telaah medis, sering kita jumpai beberapa penyakit yang diakibatkan sebagai dampak dari kelainan yang terjadi pada satu gen tertentu. Garrod (1902) menjelaskan bahwa kelainan ini disebut sebagai Inborn Error of Metabolism. Beberapa Inborn Error of Metabolism yang teridentifikasi diakibatkan dari kelainan pada suatu gen meliputi, alkaptonuria,
  • 3. phenylketonuria, Lseck-Nyhan syndrome, dan Tay-Sacs diseases. Penderita alkaptonuria memiliki urin yang hitam jika bersentuhan dengan udara. Hal ini dikarenakan, penderita tidak mampu mengolah tyrosine dari phenylalanine. Sehingga phenylalanine, dirubah menjadi derivate yang lain. Pada bayi, kelainan ini akan berakibat pada keterbelakangan mental. Penderita Lseck-Nyhan syndrome, mengalami defisiensi pada satu lokus gen pada kromosom X sehingga mengalami keterbelakangan mental, lumpuh dan memiliki kebiasaan suka menyakiti diri sendiri. Penderita Tay-Sacs diseases mengalami kelainan aktivitas enzim lysosomal sehingga lisosom tidak dapat mencerna makromolekul dan menimbulkan penimbunan lemak pada otak, sehingga otak terdegenerasi dan penderita mati di usia muda. Informasi Tentang Sifat makhluk Hidup yang Dikendalikan Bukan oleh Satu Gen Melalui penelitian genetika yang terus berkembang hingga saat ini, ditemukan bahwa terdapat beberaa sifat dari makhluk hidup yang tidak dikendalikan oleh satu en, melainkan oleh beberapa gen. Temuan ini berkenaan dengan adanya sifat yang dikendalikan oleh kelompok gen yang tersusun teratur dan berdekatan dan gen yang tersebar. Ini didasarkan pada konsep kluster gen spesifik dan gen tersebar yang mengendalikan sifat yang spesifik. Contoh Sifat yang Dikendalikan oleh Kelompok Gen yang Letaknya Tidak Tersebar 1. Pada bakteri hamper semua gen yang terdapat dalam genomnya tersusun dalam suatu kluster dimana sat gen dengan gen yang lain tersusun saling berdekatan. Selain itu bakteri juga menggunakan mekanisme operon untuk meregulasi ekspresi genetiknya. Dalam satu operon, gen-gen structural yang mengkodekan enzim untuk suatu metabolisme yang sama terletak dalam satu operon yang sama. Hal ini secara jelas menunjukkan bahwa pada bakteri kebanyakan gen struktruralnya tidak tersebar melainkan tersusun Saling berdekatan. Contoh dari operon bakteri adalah operon lac, operon trp dan operon Ara.
  • 4. 2. Contoh pada jamur. Penelitian yang dilakukan oleh Fink et.all dalam Goodenough (1978) menjelaskan bahwa kemampuan ragi dalam menghasilkan protein histidin diatur oleh 3 enzim yang ditransalsikan dari mRNA yang ditranskripsi dari gen yang terdapat dalam lokus HIS 4. Gen HIS 4 tersebut tersusun atas 3 gen yang tersusun saling berdekatan dalam satu urutan (HIS 4A, HIS 4B, HIS 4C). 3. Pada D. melanogaster sudah diketahui terdapat sifat yang sama seperti yang terdapat pada ragi. Pada D.melanogaster sintesis pirimidin dikoordinasikan oleh gen yang terdapat dalam lokus r. lokus r ini merupakan contoh dari sekian kompleks lokus yang terdapat dalam D.melanogaster. Secara jelas gen yang terdapat dalam kompleks lukos terletak saling berdekatan dan tidak tersebar. Contoh Sifat yang Dikendalikan Oleh Kelompok Gen yang Letaknya Tersebar Pada eukaryotic suatu sifat yang dikodekan oleh genom eukaryotic seringkali tidak terletak dalam suatu kromosom yang sama melainkan pada beberapa kromosom yang berbeda. Demikian sifat fenotip dari eukrayot seringkali dikodekan oleh beberapa gen yang terletak dalam beberapa kromosom yang berbeda satu sama lain. Peranan gen yang tersebar tersebut memeiliki beberapa kemungkinan yang meliputi, peranan dalam pembentukan suatu protein atau enzim, peranan dalam menentukan urutan enzim yang terlibat dalam urutan sekuens reaksi biokimia bahkan peranan atas enzim yang terlibat dalam suatu reaksi biokimia yang kompleks. Berikut kami paparkan contohnya: 1. Contoh pada Chlamydomonas Reinhardii. Sifat atau kemampuan Chlamydomonas Reinhardii dalam mensintesis thianin diatur oleh enzim yang dihasilkan dari translasi beberapa gen yang disebut gen thi. Gen thi ini tersusun atas beberapa gen structural yang tidak terletak dalam suatu kluster dalam suatu kromosom, melainkan tersebar letakny dalam beberapa kromosom (Goodenough, 1978).
  • 5. 2. Contoh pada N. crassa. Seperti halnya C. Reinhardii, N. crassa juga memiliki kemampuan dalam mensintesis thianin diatur oleh enzim yang dihasilkan dari translasi beberapa gen yang disebut gen thi. Gen thi ini tersusun atas beberapa gen structural yang tidak terletak dalam suatu kluster dalam suatu kromosom, melainkan tersebar letakny dalam beberapa kromosom (Goodenough, 1978). 3. Contoh pada D.melanogaster. Pada D. melanogaster, pemetaan lokus- lokus yang telah berhasil dilakukan secara jelas menunjukkan bahwa berbagai sifat yang mengatur penampakan morfologis seperti bentuk tubuh, warna mata, bentuk sayap dan sebagainya merupakan hasil interaksi dari beberapa gen yang terletak dalam beberapa lokus dalam kromosom yang berbeda. Suatu sifat morfologis dihasilkan dari interaksi dua atau lebih dari lokus-lokus tersebut. 4. Contoh pada manusia. Baru-baru ini ditemukan bahwa enzim dehidrogenease pada manusia dikodekan oleh gen-gen yang terdapat pada lokus gen pada kromosom 11 dan 12. 5. Contoh lain adalah multienzyme complex. Multienzyme complex diartikan sebagai kelompok enzim yang secara berurutan mengkatalis terjadinya tahap-tahap reaksi biokimia dalam suatu proses metabolisme. Dengan kata lain, multienzyme complex berperan dalam hamper seluruh aspek metabolism. Kompleks multienzim ini dapat disintesis oleh gen-gen yang tersebar dan gen-gen yang tersusun saling berdekatan. Informasi Lain Tentang Gen Mengendalikan Sifat Makhluk Hidup Konsep Interaksi Fenomena tentang adanya satu sifat tertentu yang dikendalikan oleh beberapa gen baik yang tersebar maupun tidak tersebar menunjukkan adanya interaksi antara satu gen dengan dengan gen yang lain pada tingkat ekspresi
  • 6. fenotip. Secara umum interaksi gen ini dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yakni interaksi gen epistasis dan non epistasis. Interaksi gen epistasis terjadi jika gen-gen yang mengendalikan pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan sekuens reaksi biokimia yang sama mengarah pada terbentuknya suatu sifat fenotip. Interaksi non epistasis terjadi jika gen-gen yang mengendalikan pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan sekuens reaksi biokimia yang berbeda mengarah pada terbentuknya suatu sifat fenotip. Pleiotropi Dalam beberapa penelitian terbaru, diketahui bahwa terdapat beberapa gen tertentu pada makhluk hidup yang mengendalikan beberapa sifat tertentu (lebih dari satu). Dalam hal ini fenotip dari suatu gen tidak hanya satu macam tap terdapat beberapa macam. Efek fenotip dari hal ini disebut juga sebagai pleiotropi atau “multiple effect of single gene”. Patut dicatat bahwa dalam efek pleiotropic ini ekspresi fenotip dari suatu gen dapat berubah karena pengaruh suatu gen yang terdapat pada lokus yang berbeda. Fenomena ini disebut dengan “modifier gene”. Dalam kehidupan sehari hari fenomena ini dapat diamati pada kemunculan bercak putih pada bulu marmot. Tiap Sifat atau Kemampuan (fenotip) Dikendalikan oleh Berapa Gen? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu menjelaskan keterkaitan antara komposisi protein dan enzim dengan hubungan antara reaksi biokimia dalam sel dan sifat atau kemampuan (fenotip). Komposisi Protein Enzim Macam dan jumlah polipeptida yang menyusun protein suatu enzim dapat bervariasi. Ada protein enzim yang tersusun atas satu polipeptida, tetapi ada pula yang tersusun atas dua atau lebih polipeptida. Jika protein enzim itu terdiri dari satu polipeptida, maka macam polipeptida penyusunnya tentu saja hanya satu. Jika jumlah polipeptida penyusun suatu protein enzim dua atau lebih, maka ada kemungkinan polipeptidanya seragam atau beragam. (tidak seragam). Jika
  • 7. polipeptida penyusunnya seragam, maka protein enzim tersebut jelas dikodekan oleh satu macam gen. Sedangkan jika polipeptida penyusunnya tersebut beragam (tidak seragam) maka jelas polipeptida tersebut dikodekan oleh tidak satu macam gen. Hubungan antara Reaksi Biokimia dalam Sel dan Sifat atau Kemampuan (fenotip) Proses kehidupan sel adalah rangakaian proses reaksi metabolism yang tersusun atas sekuens-sekuens reaksi biokimia yang terhubung satu dengan yang lain. Setiap sekuens reaksi biokimia ini dikatalis oleh satu enzim spesifik. Dengan kata lain aktivitas enzimatik dari satu enzim dengan aktivitas enzimatik dari enzim yang lain saling berkait satu sama lain. Suatu fenotip makhluk hidup tertimbulkan sebagai dampak dari serangkaian panjang reaksi biokimia metabolism yang dikatalis oleh serangkaian enzim yang terkait satu sama lain. Tiap Sifat atau Kemampuan (fenotip) Makhluk Hidup Dikendalikan Oleh Banyak Gen Mengingat bahwa satu enzim dapat saja tersusun atas lebih dari satu polipeptida maka struktur konfigurasi dan fungsi suatu enzim sangat terkait erat dengan struktur konfigurasi dari polipeptida penyusunnya. Apabila kita perhatikan bahwa polipeptida penyusun satu enzim dapat saja disintesis oleh beberapa gen yang kemudian mengalami pengolahan pasca-translasi untuk membentuk gugus fungsionalnya maka dapat saja kita katakan bahwa suatu enzim fungsional dapat merupakan hasil interaksi dari beberapa gen structural. Memperhatikan bahwa suatu sifat fenotipe dihasilkan dan dibentuk dari interaksi bersekuens reaksi metabolisme biokimia yang panjang, dimana pada setiap sekuens reaksinya membutuhkan enzim sebagai pengkatalis, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya suatu sifat fenotip dari suatu makhluk dikendalikan oleh banyak gen.
  • 8. Pertanyaan: 1. Mengapa sifat fenotip yang muncul sebagai akibat dari interaksi banyak gen yang tersebar lebih sering muncul pada eukaryotic daripada prokaryotic? 2. Jelaskan perbedaan antara ekspresi interaksi epistasis dan non-epistasis? Jawaban: 1. Mayoritas gen yang terdapat dalam genomnya tersusun dalam suatu kluster dimana satu gen dengan gen yang lain tersusun saling berdekatan. Selain itu bakteri juga menggunakan mekanisme operon untuk meregulasi ekspresi genetiknya. Dalam satu operon, gen-gen structural yang mengkodekan enzim untuk suatu metabolisme yang sama terletak dalam satu operon yang sama dan dalam satu urutan yang sama pula. 2. Interaksi gen epistasis terjadi jika gen-gen yang mengendalikan pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan sekuens reaksi biokimia yang sama mengarah pada terbentuknya suatu sifat fenotip. Interaksi non epistasis terjadi jika gen-gen yang mengendalikan pembentukan suatu polipeptida (enzim) yang mengkatalis urutan sekuens reaksi biokimia yang berbeda mengarah pada terbentuknya suatu sifat fenotip.