1. Plastik merupakan salah satu istilah yang sering terdengar telinga. Keberadaan
plastik bagi masyarakat Indonesai sudah tidak asing lagi. Plastik seakan telah melekat
dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir semua lini kehidupan masyarakat
Indonesia bergantung kepada plastik. Kemasan makanan dan minuman juga tidak lepas
dari pengaruh plastik. Bahkan, peralatan rumah tangga dan peralatan tulis juga banyak
yang menggunakan bahan plastik.
Para ahli di bidangnya mendeskripsikan plastik dengan berbagai makna. Beberapa
ahli tersebut diantaranya, (1) Darni (dalam Dian, 2014), menjelaskan bahwa plastik
merupakan produk yang dipergunakan masyarakat secara ekonomi, hal ini dikarenakan
plastik memiliki berbagai keunggulan meliputi bentuknya yang fleksibel, ringan, dan
tidak mudah pecah. (2) Steven (dalam Sari Permata Dian, 2014), berpendapat bahwa
plastik adalah polimer yang dibangun atas satuan struktur secara berulang, kemudian
polimer tersebut diikat oleh beberapa daya tarik yang saling menarik sehingga bentuk dan
rupanya mengeras. (3) Menurut definisi dari (Apriyanto 2007 dan Aryanti 2013 dalam
Agustina Putri Serly ,2014) plastik sebagai material polimer atau bahan pengemas yang
dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan dan mengeras setelah didinginkan atau
pelarutnya diuapkan.
Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama lain.
Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Istilah plastik
mencakup produk polimerisasi sintetik, namun ada beberapa polimer alami yang
termasuk plastik. Plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan
bisa juga terbentuk dengan menggunakan zat lain untuk menghasilkan plastik yang
ekonomis (Azizah, 2009 dalam Ningsih SW,2010).
Keberadaan plastik di segala lini kehidupan bukan tanpa alasan.plastik memiliki
kelebihan dibanding bahan lain karena sifatnya yang tahan lama dan kedap terhadap air.
Akan tetapi, karena sifatnya yang tahan lama ini lah membuat plastik sukar terurai atau
terdaur ulang. Kondisi ini lah yang akan menimbulakn permasalahan lingkungan karena
keberadaan plastik yang semain hari kian meningkat.
Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi
sampah setiap harinya. Diperkirakan, tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan
mencapai angka 130.000 ton per hari. Ancaman itu bukan tanpa alasan. Pasalnya aktivitas
2. masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu berhubungan dengan makanan dalam
kemasan. Tingginya kepadatan penduduk membuat konsumsi masyarakat pun tinggi. Di
sisi lain, lahan untuk menampung sisa konsumsi terbatas. Persoalan semakin bertambah.
Sampah konsumsi warga perkotaan itu ternyata banyak yang tidak mudah terurai,
terutama plastik. Semakin menumpuknya sampah plastik menimbulkan pencemaran
serius.
Permasalahan sampah menjadi masalah yang belum terselesaikan dengan baik,
khususnya di berbagai daerah di Indonesia. Jumlah sampah terus meningkat di setiap
tahunnya. Kesadaran pemerintah dan masyarakat akan sampah harus digali agar terlepas
dari permasalahan sampah. Untuk Jakarta sendiri, sampah dihasilkan sekitar 6.000 hingga
6.500 ton per hari. Di Pulau Bali, sampah yang dihasilkan sudah menyentuh angka 10.725
ton per hari. Sedangkan di Palembang, peningkatan jumlah sampah naik tajam dari 700
ton per hari menjadi 1.200 ton per hari.
Sampah yang dihasilkan Indonesia secara keseluruhan mencapai 175.000 ton per
hari atau 0,7 kilogram per orang. Sayangnya, pada 2014, data statistik sampah di
Indonesia mencatat bahwa Indonesia menduduki negara penghasil sampah plastik kedua
terbesar di dunia setelah Cina. Ini menjadi masalah serius ketika permasalahan ini belum
mencapai titik terang. Jumlah sampah di Indonesia akan terus meningkat jika penanganan
sampah belum serius.