SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Fitria Istikara
1306367883
1
UniversitasIndonesia
BENARKAH KANTONG PLASTIK BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN?
Sadarkah bahwa material plastik telah menjadi bagian yang sangat erat dari
kehidupan manusia sehari-hari? Banyak sekali barang atau benda yang terbuat dari
material plastik yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Barang-
barang tersebut seperti sikat gigi, piring plastik, botol kemasan air mineral, dan bahkan
plastik ditemukan sebagai salah satu komponen pembuat barang elektronik seperti
handphone. Plastik telah menjadi material yang sangat bermanfaat dan serbaguna
dengan berbagai aplikasi (European Comission, 2011). Material plastik terus diproduksi
dan dikembangkan demi memenuhi fungsi yang lebih kompleks dan spesifik untuk
mempermudahkehidupanmanusia. Namunapakah penggunaanmaterialplastikiniaman
bagi lingkungan? MenurutPlasticsEurope(Association of PlasticsManufactures),material
plastikini digunakandalamberbagaibidangyaitubangunandankonstruksi,transportasi,
pengobatan dan kesehatan, kelistrikan dan elektronik, pertanian, olahraga, dan
packaging. Dari kesemua penggunaaan tersebut, penggunaan plastik yang sedang
mendapatperhatiankhususdantelahmenjadi isuglobal beberapatahunbelakanganini
karena telah diketahui beberapa dampak negatifnya terhadap lingkungan adalah
penggunaan material plastik sebagai kantong plastik.
Kantong plastik ditemukan
olehGustaf ThulinSten padatahun
1960 dan pada tahun 1965 idenya
mendapatkan U.S. patent dimana
idenya tersebut disebut sebagai
“The T-shirt plastic bag”.Sejak saat
itu, penggunaan kantong plastik
sebagai grocery bag atau retail bag
yang berfungsi untuk membawa
berbagai barang belanjaan dan
barang lainnya pun mulai meluas.
Di beberapa Negara penggunaan
kantong plastik ini setiap tahunnya
cenderung meningkat, namun
terdapat pula Negara yang peng
gunaan kantong plastiknya
menurun. Sebagai contoh,
penggunaan kantong plastik di
Negara Inggris pada tahun 2006
sebesar 12,2 milyar kantong plastik
danangka ini terusmenurunhingga
tahun 2009 yaitu sebesar 7,2 milyar, namun angka ini kembali naik sebesar 7,6 milyar
pada tahun2010 dan terusmeningkathingga8,5 milyarpadatahun 2014 (The Guardian,
2015). Sementara di Negara Australia pada tahun 2002, digunakan sebanyak 7 milyar
kantong plastik yang terdiri dari 6 milyar kantong plastik jenis HDPE dan 900 juta jenis
LDPE dimanaangka 7 milyarini setara dengan2% atau 36.850 ton dari total plastikyang
digunakandi Australiasetiaptahunnya(AustralianBureauof Statistics, 2006). Di Negara
Amerika, 30 milyar kantong plastik digunakan tiap tahunnya yang berarti sebanyak
setengah juta kantong plastik digunakansetiapmenitnya (Thurston County Solid Waste,
2012).
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Produksi Plastik Di
Dunia Untuk Tahun 1950 s/d 2012
Sumber: PlasticsEurope
2
UniversitasIndonesia
Berdasarkan Plastic Bags Fact Sheet yang dikeluarkan oleh Earth Policy Institute
pada 16 Oktober 2014, penggunaan kantong plastik di dunia mencapai 1 triliun setiap
tahunnya dimana sekitar 2 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya. Sementara
produksi plastikuntukjenisapapun(tidakhanya kantongplastik) di seluruhdunia,mulai
tahun 1950 sampai dengan 2012, produksinya terus meningkat. Pada tahun 1950
diproduksi sebanyak 1,7 juta ton plastik dan pada tahun 2012 sebanyak 288 juta ton
plastik(lihatgambar1).NegaraChinamenempatiurutan pertamasebagai Negaradengan
produksi material plastik terbesar di seluruh Negara dengan presentase sebesar 24,8%,
sementara urutan kedua diduduki oleh Negara Eropa dengan presentase sebesar 20%,
kemudiandisusulolehNAFTA 19,4%,Asialainnya16,4%,timurtengah7,3%,Amerikalatin
4,8%, Jepang4,4%,danCIS sebesar2,9% (PlasticsEurope,2015). Sayangnya,penggunaan
kantong plastik yang mempermudah kehidupan manusia dalam membawa berbagai
barang ataupun untuk keperluan lainnya berubah menjadi sebuah ancaman bagi
lingkungan hanya dalam beberapa puluh tahun setelah penemuannya pada tahun 1960
karena kantong plastik ini memiliki dampak negatif terhadap lingkungan bumi yang
mempengaruhi mahluk hidup dan komponen abiotik di dalamnya. Oleh karena itu
masyarakatduniasudahseharusnyadapatmengurangi penggunaankantongplastikserta
menggunakannya secara bijak untuk meminimalisasi dampak negatifnya.
Jika dilihat dengan menggunakan konsep Driver - Pressure – State – Impact –
Response (DPSIR), produksi dan penggunaan kantong plastikyang cenderung meningkat
didorong oleh (driver) jumlah penduduk dunia yang terus bertambah. Penduduk atau
manusia masa kini umumnya memiliki perilaku konsumtif, aktivitas jual beli barang
maupun jasa terus dilakukan dimana dalam aktivitas tersebut biasa digunakan kantong
plastik sebagai alatuntuk membawabarang belanjaanyangtelahdibeli.Olehkarenahal
tersebut, muncul tekanan (pressure) berupa meningkatnya proses manufaktur kantong
plastik. Kantong plastik terus diproduksi oleh para produsen dimana kelestarian dan
keselamatan lingkungan tidak menjadi prioritas penting dalam proses produksinya
bahkan mungkin tidak dipikirkan sama sekali. Kemudian munculah berbagai
permasalahan lingkungan (state) akibat kantong plastik ini, seperti pencemaran udara,
tanah(darat),airpermukaan,dan laut. SetiapStatetersebutmengakibatkanbanyaksekali
dampak (impact) negatif terhadap lingkungan seperti matinya beberapa spesies hewan
lautdan burunglaut,meningkatnyajumlahCO2 yangberujungpadakenaikansuhubumi,
sumberdayaalamtakterbarukansemakinmenipis,bencanaalamseperti banjir,masalah
kesehatan, dll. Dampak ini tidak terjadi hanya pada salah 1 siklus hidup kantong plastik
namun terjadi pada seluruh tahapannya mulai dari proses ekstraksi bahan baku hingga
akhirhidupnya(end of life).Akibatdampak negatifnyatersebut,banyakpihak-pihakyang
menyatakankontraterhadappenggunaankantongplastiksebagai suatubentuk response.
Pihak yang kontra terhadap kantong plastik merupakanpihak-pihak yang peduli
terhadap lingkungan yang umumnya datang dari para aktivitis lingkungan maupun
masyarakat. Pihak kontra menentang keberadaan kantong plastik karena kesadarannya
atasbahayayangdibawaolehkantongplastikinisepanjangsiklushidupnya.Plastik sendiri
terbuat dari polyethylene (PE) dimana PE ini adalah polimer yang terdiri dari ikatan atau
rantai panjangdari monomerethylene.JenisPEyang umum digunakansebagai pembuat
kantong plastik ada 3 yaitu High Density Polyethylene (HDPE), Low Density Polyethylene
(LDPE), dan Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) (Lajeunesse,2004). Jenis kantong
HDPE biasa didapatkan ketika berbelanja di pasar maupun supermarket, sementara
kantong plastik jenis LDPE memiliki fisik yang lebih tebal dan mengkilat dimana biasa
didapatkan ketika berbelanja di boutique dan department store (Planet Ark, n.d.).
3
UniversitasIndonesia
Umumnya, hampir semua jeniskantong plastik tidak bisa terurai secara biologis
(non-biodegradable) namun mereka tetap dapat terdegradasi. Saat terjadi degradasi,
kantong plastik ataupun sampah plastik lainnya hanya hancur menjadi serpihan atau
fragmen-fragmen plastik dengan ukuran yang sangat kecil yang disebut sebagai
“microplastic”.Karenaplastikini merupakanmaterial yangtergolongbarudimanabelum
diketahui secarapasti berapalamawaktuyangdibutuhkannyauntukterdegradasi,namun
dari berbagai sumberdikatakanbahwakantongplastikdiestimasi membutuhkan ratusan
hingga ribuan tahun untuk terdegradasi. Kantong plastik dapat membutuhkan waktu
hingga 1000 tahun agar dapat terdegradasi (Mangizvo, 2012). Lamanya waktu yang
dibutuhkanuntukterdegradasidansifatnyayang non-biodegradableinilahyangmungkin
menjadi permasalahan utama dari kantong plastik, mereka akan tetap berada di
lingkungan selamanya walaupun sudah menjadi microplastic, mengakibatkan ancaman,
bahaya, dan dampak negatif secara berkelanjutan terhadap lingkungan.
Dampak negatif dari kantong plastik yang pertama adalah penggunaan sumber
daya alam tak terbarukan dan besarnya energi yang digunakan. PE pembuat kantong
plastik dibuat dari sumber daya alam yang tidak terbarukan seperti selulosa, batubara,
gas alam, garam, dan dan tentunya minyak mentah (PlasticsEurope, n.d.). Dari semua
bahan mentah tersebut, minyak mentah perlu diproses lebih lanjut karena terdiri dari
campuran yang kompleks dari ribuan senyawa. Minyak mentahtersebut diekstraksi dari
dalam bumi lalu dilakukan proses distilasi untuk mendapatkan fraksi minyak mentah
dimana fraksi nafta menjadi elemen penting untuk produksi plastik. Selanjutnya hasil
distilasi dibuat menjadi ethylene kemudian dipolimerosasi dan disempurnakan menjadi
material yangdapatdigunakanuntukmembuatplastik.Selanjutnyaminyakmelaluireaksi
kimiadimanaminyakyangberbentukcairandiubahmenjadiplastikyangberbentukpadat
yang kemudian dibuat menjadi butiran-butiran plastik (pellet). Butiran plastik ini dibuat
menjadi lapisan-lapisan plastik menggunakan suhu tinggi kemudian dengan
menggunakan blower lapisan diubah menjadi kantong plastik. Jika produksi kantong
plastik terus dilakukan, maka ekstraksi bahan baku akan terus berlanjut yang dapat
menyebabkan menipisnya sumber daya alam tak terbarukan bahkan mungkin dapat
berujungpadakelangkaandalambeberapatahunlagi jikaekstraksiini tidakdibatasipada
batas yang aman dan tidak diiringi dengan pemeliharaan dan pemulihan lingkungan.
Berdasarkan Institue For Lifecycle Environmental Assessment (1990), dalam
menilai energi yang digunakan untuk produksi tas belanja, semua elemen
dipertimbangkan yaitu energi yang digunakan saat transportasi, ekstraksi bahan baku,
pemrosesan, dan energi yang terdapat dalam bahan baku, semuanya dikonversi dalam
satuanenergi yaitukilojoule(kJ). 2kantongplastik membutuhkan990kJ gas alam, 240 kJ
minyak bumi (petroleum), dan 160 kJ batu bara (Institue For Lifecycle Environmental
Assessment,1990). Minyak yang digunakandalamproduksi plastikmengambil sebanyak
4% produksi minyak dunia (Equinox Center, 23 Oktober 2013). Selain banyaknya bahan
mentah yang digunakan, kantong plastik juga membutuhkan energi yang besar seperti
untukmengoperasikanunit ataumesin padapabrik manufakturkantongplastik.Produksi
1 buah kantongplastikHDPE, membutuhkan energi sebesar0,48 MJ (CleanUp Australia,
2015). Sebagai perbandingan,bahanbakaryangdigunakanmobiluntukmenempuhjarak
1 km adalah 4,18 MJ yang setara dengan 8,7 kantong plastik (NOLAN ITU, 2002).
Dampak negatif yang ke-2, yang mungkin paling banyak dibahas dalamberbagai
laporan,jurnal,ataupunartikel lokal bahkan internasional adalahdampakkantongplastik
terhadapekosistemdankehidupanlaut. Kantongplastikmenempatiurutanke-6sebagai
sampahyangpalingbanyakdikumpulkandarilautandimanaurutanlengkapnyamulai dari
4
UniversitasIndonesia
urutanke-1s/dke-10adalahpuntungrokok,bungkusmakanan,botolplastikkemasanair
mineral, tutup botol,sedotan, kantong plastik(grocery bag),botol kaca, kantong plastik
lainnya,kantongkertas(paperbags),dankalengminuman(InternationalCoastal Cleanup
dan Ocean Conservancy, 2014). Yang mengejutkan adalah Indonesia merupakan Negara
yang menyumbangkansampahplastiklautanterbanyakke-2dari seluruhNegaradengan
presentase sebesar 10,5% (Ocean Summit, 2015). Sampah laut diestimasi sebanyak80%
berasal dari daratan dan 20%nya berasal dari lautan(Greenpeace,n.d.). Dampaknegatif
dari kantong plastik maupun sampah plastik lainnya yang berada di lautan umumnya
dapat menyebabkan tersangkutnya hewan laut, termakan dan masuk ke dalam
pencernaanhewanlaut,sertamembahayakanterumbukarang.Sampai saat ini terdapat
sebanyak267 spesiesyang tersangkutataupunmemakansampahplastik yangterdiridari
86% kura-kura laut, 44% burung laut, 43% mamalia laut dan beberapa jenis ikan serta
crustacean (Laist, 1997; Greenpeace, n.d.).
Sampah laut diketahui dapat melukai atau membunuh mamalia laut, kura-kura
laut, dan burung laut akibat mereka terjerat atau terperangkap di dalam sampah laut
tersebut. Sampah tersebut umumnya berupa jaring dan tali penangkap ikan,
monofilamenetlines,six-packrings, dan packing strapping bands (Sheavly,2010). Akibat
tersangkut pada sampah lautan, hewan laut dapat mati akibat tenggelam, mati lemas,
ataupun tercekik. Sebagai contoh, segel plastik dari botol plastik kemasan air mineral
dapat tersegel di leher anak anjing laut dan terus tersegel hingga mereka dewasa,
mengakibatkan mereka tercekik dan pembuluh darahnya tertekan. Belitan dari sampah
laut juga dapat mengurangi kemampuan hewan laut dalam berenang sehingga mereka
kesulitan untuk mencari makan dan melarikan diri dari para predatornya. Sebanyak 32
spesiesmamalialaut,51spesiesburunglaut,dan6spesieskura-kuralautyangmenderita
akibat tersangkut sampah plastik (Greenpeace, n.d.).
Kantong plastik dan sampah laut lain seperti jaring penangkap ikan dapat
membahayakan terumbu karang dan organisme laut. Kantong plastik dan jaring-jaring
ikan ini tersangkut pada terumbu karang, kemudian akibat adanya arus laut lama
kelamaan jaring ini mengakibatkan hancurnya atau pecahnya bagian terumbu karang
yang disangkutinya. Lalu jaring yang telah lepas bersamaan dengan terumbu karang
sebelumnya akan menyangkut pada terumbu karang yang lain dan proses ini terus
berulang hingga jaring cukup berat untuk tenggelam akibat banyaknya terumbu karang
yang terperangkap di dalam jaring (NOAA,2005). Alat tangkap ikan yang telah terlantar
ataupundibuangolehpara nelayan jugadapat melanjutkanfungsinyauntukmenangkap
organisme laut dengan sendirinya seperti ikan dan crustacean sehingga mereka tidak
dapat melepaskan diri dan menyebabkan kematian, proses ini disebut sebagai ghost
fishing (NOAA, 2015). Sebagai contoh, jaring penangkap ikan sepanjang 1500 meter
ditemukan telah menjaring sebanyak99 burung laut, 2 ikan hiu, dan 75 salmon dimana
jaring ini diestimasi telah berada di lautan selama 1 bulan dan telah menempuh jarak
sejauh 60 mil (U.S. EPA, 1992; Greenpeace, n.d.). Ghost fishing akhirnya dapat
menyebabkan kerugian ekonomi dimana ikan yang terperangkap tersebut seharusnya
dapat ditangkap dengan semestinya dan dijual. Akibat ghost fishing ini diestiamsi
sebanyak 18,1 ton monkfish tertangkap setiap tahunnya oleh jaring penangkap ikan
dimanaangkaini merepresentasikansebesar1,46% dari penagkapan monkfishkomersial
di laut Cantarabian di utara Spanyol (Sancho et al, 2003).
Sampah lautan terutama kantong plastik dapat termakan oleh beberapa hewan
laut seperti kura-kura laut dan mamalia laut. Para hewan laut tersebut salah mengira
bahwa kantong plastik tersebut adalah makanan mereka karena visualisasinya yang
5
UniversitasIndonesia
melayang dan bergerak bebas di lautan yang sangat mirip dengan ubur-ubur. Kantong
plastik dan sampah laut lainnya dapat tersangkut dan menutupi tenggorokan ataupun
saluran pencernaan hewan laut sehingga menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi.
Selain itu kantong plastik dan sampah laut lain yang termakan lama kelamaan dapat
terakumulasi di dalam saluran pencernaan sehingga memberikan rasa kenyang.
Akibatnya, hewan laut berhenti untuk mencari makanan kemudian mengakibatkan
kelaparan dan berujung pada kematiansecara perlahan. Autopsi pada seekor paus kecil
(Minkewhale) di pantai Normandiamenemukansebanyak800 gram kantongplastikdan
packaging lainnya di dalam perutnya (Marine Conservation Society, n.d.). Kemudian
terdapat uji lain yang dilakukan pada 106 lumba-lumba Franciscana yang tertangkap
secara tidak sengaja oleh para nelayan di pantai utara Argentina, diketahui 28% dari
lumba-lumbatersebutmemiliki sampahplastikdi perutnya,namumtercatattidakterjadi
penyumbatan pada saluran penceranaan mereka (Denuncio et al, 2011; European
Comission,2011). Dampaknyatidak berhenti hanyasampai disitusaja,ketikahewanlaut
ini mati, mereka akan terdekomposisi dan material plastik yang ada dalam saluran
pencernaanmerekaakandilepaskankembali ke lingkunganyangdapatdimakankembali
oleh hewan lainnya (Ellis et al, 22 Desember 2005).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kantong plastik dan sampah plastik
lainnya dapat terdegradasi dan berubahmenjadi microplastic. Di lautan, sampah plastik
umumnya dikategorikan menjadi macroplastic dengan diameter lebih dari 20mm,
mesoplasticdengandiameter5-20mm, dan microplasticdengandiameterlebihkecildari
5 mm(EuropeanComission,2011).SementaraberdasarkanGESAMP(2015), microplastic
ini memiliki ukuranpartikelsekitar1nms/d 5 mm. Penyebabutamaterjadinyadegradasi
pada plastik di luar ruangan adalah radiasi sinar ultravioletyang memfasilitasi degradasi
oksidatif polimer (Andrady et al, 1998; GESAMP, 2015) kemudian pembentukan
microplastic di lautan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sifat dari polimer.
Selamatahapdegradasi,sampahplastikakanmenjaditidakberwarna,menjadi retakpada
permukaannya, dan menjadi lemah serta rapuh akibat waktu. Kemudian akibat adanya
gayamekaniksepertiangin,gelombanglaut,gigitanhewan,danaktivitasmanusia,plastik
ini akan hancur menjadi fragmen plastik yang lebih kecil (GESAMP, 2015). Di lautan, air
menyerap dan menyebarkan sinar ultraviolet sehingga plastik yang mengapung di
permukaanairakanlebihcepatterdegradasi atauhancur,sementaraplastikyangberada
di kedalamantertentudandidasarlautakanhancurlebihlamaakibattidakadanyaradiasi
sinar ultraviolet dan temperatur yang lebih dingin (European Comission, 2011).
Microplastic dapat menyebabkan beberapa hal, pertama, meyebabkan paparan
eksternal terhadap permukaan tubuh organisme laut. Microplastic yang tadinya berada
di luar, dapat masuk ke dalam tubuh organisme laut melalui insang. Ke-2, microplastic
jugadapat termakandantercernaoleh organisme lautsepertiburunglaut,mamalialaut,
ikan, dan invertebratasepertikerang. Ke-3,microplasticyangtelahtermakandan masuk
ke dalamtubuh,dapat bergerakdari ususmenujusistemperedaran darahdankemudian
tertahanatau tersimpanpadajaringan dan organel organisme laut. Ke-4, microplasticini
dapat masuk ke dalam rantai makanan. Sebagai contoh, ikan kecil secara tidak sengaja
memakanmicroplastic, laluikanyanglebihbesarmemakanikankecil tersebut,kemudian
ikan tersebut ditangkap dan dikonsumsi oleh manusia. Lalu dampak yang ke-6,
microplasticdapat bertindaksebagaivektorpenyebarbahankimia.Microplasticdi lautan
membawa bahan kimia yang dapat dianggap sebagai kontaminan dimana bahan kimia
tersebutberasal dari 2sumber (Teutenetal,2009; GESAMP2015). Sumberyangpertama
berasal dari kandungan plastik itu sendiri seperti bahan additive, monomer, dll. Ke-2,
6
UniversitasIndonesia
kontaminanberupasenyawahidrofobikdanlogamyang bersumberdari lingkunganlaut
sekitar, kontaminan ini dapat menempel pada microplastic kemudian dibawa dan
disebarkan ke lingkungan yang lebih jauh. Kontaminanyang dibawa termasuk persistent
organic pollutants (POPs) seperti PCBs, DDT, dan bisphenol-A yang mengganggu fungsi
endokrin (KIMO, 2010).
Selain dampak kantong plastik dan
sampah laut lain terhadap ekologi lautan,
terdapat cukup banyak pembahasan
mengenai dampak sosial dan ekonominya
yang lebih mengarah pada sektor wisata
pesisir dan laut. Pesisir dan lautan
merupakan lokasi wisata yang banyak
dikunjungi para wisatawan karena
keindahan alamnya dan berbagai aktivitas
yang dapat dilakukan. Berdasarkan KIMO
(2010), pantai, pesisir, dan laut ini dapat
digunakanuntukberbagai aktivitasrekreasi
yang berbedaseperti berenang,menyelam,
memancing, dan berbagai olahraga air.
Namun sayangnya keberadaan sampah
lautan ini menyebabkan lokasi wisata
terlihat kotor dan kumuh sehingga
mengurangi sisi estetika atau keindahan
suatu lokasi wisata serta mengganggu
kenyamanan para wisatawan. Hal tersebut
mengakibatkan penurunan minat dan
kunjungan wisatawan karena umumnya
kebersihan lingkungan merupakan prioritas
penting bagi seseorang dalam memilih
lokasi wisata untuk dikunjungi. Akumulasi
sampah di pantai dan pesisir ini pun
kemudian memiliki dampak ekonomi yang
seriusterhadapkomunitasmasyarakatyang
menggantungkan hidupnya pada sektor
pariwisata (UNEP, 2011). Dalam kasus yang
lebih ekstrim, sampah laut dapat menjadi
alasandari penutupansebuahpantai seperti
kasus di New Jersey dan New York pada
tahun 1988 (KIMO, 2010), tentunya akibat hal tersebut banyak masyarakat yang
kehilangan mata pencaharian. Selain itu terdapat dampak ekonomi secara langsung
akibatsampah lautanini yaitu peningkatanbiayayangdikeluarkanuntuk membersihkan
sampah (termasuk pengumpulan, pemindahan, dan pembuangan), sebagai contoh
Negara Inggris menghabiskan sekitar €18 juta setiap tahunnya untuk membersihkan
sampahlaut(KIMO,2010). Sampahlautjugadapatmenyangkutpadabaling-balingkapal,
menyumbat katup, dan merusak lambung kapal (ACZISC, 2012) sehingga tentunya
terdapat biaya tambahan untuk perbaikan kapal. Di Negara Inggris pada tahun 2008,
terdapat286 penyelamatan terhadapkapal yangrusakakibatbaling-balingnyatersangkut
sampah laut dan menghabiskan biaya sebesar €830.000 s/d €2.189.000 (KIMO, 2010).
Gambar 2. Beberapa Dampak Negatif Dari
Sampah Laut (Marine Debris)
Sumber: Ocean Summit 2015
7
UniversitasIndonesia
Dampak negatif kantong plastik yang ke-3 adalah pencemaran tanah. Kantong
plastikyangtertimbunataupunsengajaditimbundalamtanahdapat menciptakansuatu
lapisanisolasi yangmenjagaairtetapberadadi atastanah dan dapatmencegahairhujan
ataupun pupuk untuk menyerap ke dalam bagian tanah yang lebih dalam (Sharjah City
Municipality, n.d.). Selain itu, kantong plastik dapat menghalangi biodegradasi dari
material di sekitarnyaakibatdari waktudegradasinyayangsangatlama. Di NegaraYaman,
selain memberikan pemandangan yang buruk bagi lingkungan, kantong plastik juga
menyebabkan pencemaran tanah, membunuh tanaman serta hewan (Moharam et al,
2014). Kantong plastik yang berakhir dan tertimbun di tanah ternyata juga dapat
menyebabkan permasalahan yang serius terhadap pertanian. Karena kantong plastik
tidakterurai atau membusuk,mereka tetapberadadi tanah pertaniandan menghalangi
pertumbuhan tanaman. Dampak negatif paling signifikan dari kantong plastik terhadap
pertanian adalah berkurangnya kesuburan tanah, penurunan fiksasi nitrogen, hilangnya
nutrisi di dalamtanah,penurunanjumlahtanamanpanen,mempengaruhifloradanfauna
di dalam tanah, dll (Jalil et al, 2013). Walaupun kantong plastik ini tipis, namun akar
tanamantidakdapat menembusnyauntukbergerakdi dalam tanahdan mencari nutrisi.
Dampaknegatif ke-4,kantongplastikmemilikikontribusi padapencemaranudara
yang berupa bahan kimia beracun dan CO2. Manufaktur, transportasi, dan pembuangan
kantong plastik menghasilkan emisi greenhouse gas (GHG), pengasaman atmosfer, dan
mempengaruhi ozon (ICF International, 2010). Dari berbagai sumber diketahui bahwa
pembakaran kantong plastik dan sampah palstik lainnya menghasilkan polutan udara.
Polutan itu seperti karbon monoksida, dioksin dan furans, Polynuclear Aromatic
Hydrocarbons (PAHs), Volatile Organic Compounds (VOCs), Particulate Matter (PM),dan
aldehiddimanamerekamenyebabkanbeberapagangguankesehatanbaikpadamanusia
maupun hewan serta gangguan terhadap lingkungan (lihat Tabel 1). Produksi 2 kantong
plastik menghasilkan1.1kgpolutan udarayangberkontribusipadahujanasamdankabut
(Institue For Lifecycle Environmental Assessment, 1990; Ellis et al, 2005).
Dampak negatif yang ke-5 berkaitan dengan salah satu sifatnya. Kantong plastik
memilikisifatyangringan,akibatnyakantongplastiksangatmudahuntuk terbawaangin
dari satutempatke tempatlainnyadandapatmenempuhjarakyangsangatjauh.Kantong
plastikini dapattersangkutdi cabang-cabangpohon,mengisi saluranair,berakhirdijalan,
Tabel 1. Polutan Yang Dihasilkan Dari Pembakaran Plastik
Sumber: Saskatchewan Ministry of Environment
8
UniversitasIndonesia
atau berakhirdi badan air seperti danau,sungai,dan laut.Di Cape Town,AfrikaSelatan,
terdapatlebihdari 3000 kantongplastikyangmenutupi setiap1kilometerjalanyangada
(Mangizvo, 2012). Kantong plastik juga dapat termakan oleh hewan ternak dan anjing,
yang berakibat pada komplikasi sistempencernaandan gangguan kesehatan, kemudian
dapat berujungpada kematiandan kerugianekonomi terhadappemiliknya(Adane etal,
2011). Kemudian kantong plastikyang menyumbat saluran air telah meyebabkan banjir
bandangdi beberapakotabesarmaupunpinggirankotasehinggamenimbulkankerugian
keuanganyangtidakterhitung(Jalil etal,17Agustus2013). Di Mumbai,India,padatahun
2005 terjadi banjir bandang akibat saluran air yang ada tertutup oleh kantong plastik
hingga menyebabkan kematian pada 1000 jiwa (Environmental News Network, 2010).
Selain it kantong plastik yang menyumbat saluran air dapat menyebabkan air limbah
maupunairhujandi dalamnyameluapdanmenjaditempatberkembangnyavirus,bakteri,
dan serangga (Thurston County Solid Waste, 2012). Saluran yang tersumbat juga dapat
menciptakanbaubusukdanhabitatyangmenguntungkanbagi vektorpenyebarpenyakit
seperti demam berdarah dan malaria (Ellis et al, 2005; Adane et al, 2011).
Dari penjelasan tersebut, diketahui kantong plastik ataupun sampah plastik
lainnya memiliki banyak sekali dampak negatif yang serius dan mungkin masih banyak
dampak lainnya yang belum teridentifikasi. Bagian terparahnya adalah kantong plastik
tidak akan pernah benar-benar hilang dari lingkungan karena sifatnya yang non-
biodegradable, mereka hanya dapat terdegradasi menjadi fragmen-fragmen yang lebih
kecil,hal tersebutpundiprediksiterjadidalamwaktu ratusanhinggaribuantahun. Ketika
sampahplastikmasihberukuran macro hinggaplastikini terdegrasimenjadi microplastic
mereka tetap menyebarkan dampak secara terus menerus melalui media penyebaran
berupa air, tanah, dan udara. Kemudian hal ini diperparah dengan penggunaan kantong
plastik dengan pola sekali pakai oleh para konsumen, menyebabkan akan lebih banyak
lagi kantongplastikyangdibutuhkan,diproduksi,digunakan,dandibuangke lingkungan.
Dari pengetahuan akan dampak negatif kantong plastik tersebutlah umumnya
muncul berbagai pihak yang kontra terhadap kantong plastik. Berbagai aksi dan upaya
pun kemudian dilakukan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik demi
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan ataupun untuk tujuan lainnya. Telah
tercatat beberapaupayatersebutseperti pelaranganpenggunaankantongplastik,pajak
untuk kantong plastik ketika berbelanja, skema tanggung jawab dari produsen ataupun
retailer, kampanye, dan pengenalan jenis kantong plastik lain dan alternatif tas lainnya
(Pro Europe, 2010). Setidaknya terdapat 26 negara dan 88 pemerintah lokal yang telah
melarang pendistribusian kantong plastik, dan sebanyak 26 negara dan banyak sekali
komunitas yang telah memberlakukan pajak untuk mengurangi penggunaan kantong
plastik (Thurston County Solid Waste, 2012).
Upaya pertama yang akan dibahas adalah larangan kantong plastik, entah itu
manufakturnya ataupun penggunaannya. Salah 1 komponen dari larangan ini adalah
adanya biayalebihperkantongplastikjikakonsumentidakmembawatas(reusablebag)
sendiri dari rumah atau mungkin yang lebih umum dikenal dengan pajak. Di San Diego,
salah 1 kota di Kalifornia, Negara Amerika Serikat, larangan kantong plastik bersamaan
dengan pajak sebesar 10% dapat mengurangi kantong plastik sekali pakai sebesar 86%
atau penurunansebanyak348jutakantongplastiksetiaptahunnya,selainitujugaterjadi
pengurangan energi sebesar 74 juta MJ, emisi CO2 sebesar 6.418 ton, limbah padat
sebesar270.000 kg, sementaraterjadi kenaikanuntuk konsumsiairsebesar30juta galon
(Equinox Center, 2013). Pada tahun 2002 di Negara India, manufaktur dan penggunaan
kantong plastik dilarangdi kota Bombai dalam usaha untuk mengurangi jumlah kantong
9
UniversitasIndonesia
plastik yang menyumbat saluran air hujan dan menyebabkan banjir (NOLAN ITU, 2002).
Namun berdasarkan Earth Policy Institue (2014), larangan kantong plastik ini memiliki
implementasi yang kurang baik sehingga larangan ini kurang atau bahkan tidak berjalan
di beberapaNegara. NegaraKenyamelarangmanufakturdanimporkantongplastikpada
tahun 2007, namun ternyata larangan tersebut tidak ditegakkan. Pada tahun 2002
pemerintahBangladeshmelarangmanufakturdan penggunaankantongplastikdi Dhaka
dankemudiandi seluruhBangladesh,karenakurangnyapenegakkanlaranganmakatidak
terjadi penurunan penggunaan kantong plastik yang signifikan.
Upaya yang ke-2 adalah pajak terhadap penggunaan kantong plastik yang dapat
mengurangi jumlah kantong plastik yang digunakan oleh para konsumen. Tujuan utama
dari pajakini adalahuntukmenghukumkonsumenyangmemakai kantongplastikdengan
maksudagar para konsumentersebutmemiliki kebiasaanuntukmembawa reusablebag
sendiri (Ellisetal,2005). Pajaktertuaterhadapkantongplastikterdapatdi Denmarkyaitu
pada tahun 1993 yang berlaku bagi para pembuat kantong plastik atau produsen yang
membayar pajak berdasarkan berat kantong plastik(Earth Policy Institue, 2014). Tujuan
diberlakukannya pajak di Denmark adalah untuk mempromosikan penggunaan reusable
bag (NOLAN ITU, 2002). Negara Australia memperkenalkan pajak kantong plastik pada
tahun 2003 sebesar 15-30 sen untuk setiap kantong plastik, dalam 2 tahun, konsumsi
kantongplastikmengalamipenurunandari 5,95milyarmenjadi1,92milyar,selainitu85%
retailer menyadari kode pada produkplastikserta 1 dari 4 retailer benar-benarberhenti
menggunakan kantong plastik (Ellis et al, 2005). Pada tahun 1989, Negara Italia
memperkenalkanpajak kantong plastik karena kantong plastik di pantai dan laut Italia
mengancam kehidupan ikan lumba-lumba yang mungkin dapat mati akibat memakan
kantongplastik.Italiamemungut100 liraItaliauntuk setiapkantongplastikdimanaharga
ini lebih mahal dibandingkan dengan pengganti kantong plastik seperti paper bag
(Dikgangetal,2010; NOLAN ITU,2002).Padabeberapakasus,pajakini dapatefektif hanya
dalam jangka pendek dan tidak stabil pada jangka panjang. Sebagai contoh, Negara
Irlandia telah memperkenalkan pajak terhadap kantong plastik pada tahun 2002 yang
dapatmenurunkanpenggunaankantongplastik secarasignifikanselama5tahunpertama
yaitu sebesar 95%, namun setelah itu penggunaan kantong plastik kembali meningkat
yang kemudian mendorong pemerintah untuk menaikan pajak pada tahun 2007 (Pro
Europe, 2010). Namun dibalik hal tersebut, Negara Irlandia merupakan Negara pertama
di dunia yang memberlakukan pajak kantong plastik langsung terhadap konsumen di
seluruh supermarket, toko,apotek,dan seluruh toko penjualan lainnya (Ellis et al, 2005;
Earth Policy Institue, 2014).
Upaya yang ke-3 adalah dengan meningkatkan tanggung jawab para produsen
ataupun retailer terhadap kantong plastik. Pada tahun 2006 di Kalifornia dikeluarkan
peraturan yang mengharuskan retailer untuk menempatkan tong daur ulang kantong
plastik di depan toko, sebagai hasilnya, terdapat kurang dari 5% kantong plastik yang di
daur ulang (ThurstonCountySolidWaste,2012). NTUC FairPrice,salah1 supermarketdi
Singapur memperkenalkan Green Rewards Scheme pada tahun 2007 dimana konsumen
yangmembawatasbelanjasendiriataupunmemilihuntuktidakmenggunanakankantong
plastik akan diberikan uang sebesar 10 sen. Pada tahun 2013 sebanyak 8 juta kantong
plastik berhasil disimpan, 9 juta pada tahun 2014, dan sekitar 46,5 juta kantong plastik
selama 8 tahun sejak pertama diberlakukannya skema ini. Sementara IKEA, salah 1 toko
furniturSwedia,mulaimemberlakukanpajakuntukkantongplastikpadatahun2007, dan
benar-benar tidak menyediakan kantong plastik di kasir pada Maret 2007 (Shah, 2015).
10
UniversitasIndonesia
Upaya yang ke-4 terkait dengan kepedulian dan perilaku konsumen terhadap
kantong plastik. Banyak sekali masyarakat yang belum sadar terhadap bahaya dan
dampakyangdihasilkan olehkantongplastik.Olehkarenaitusalah1upayapentingdalam
menangani dampak negatif kantong plastik adalah dengan meningkatkan perhatian dan
kepedulian konsumen terhadap kantong plastik serta merubah perilaku konsumen
melalui edukasi dan dorongan. Di Negara Inggris, pemerintah mendanai kampanye
nasional yangdikenal sebagai “Get a bag habit”untuk merubahperilakukonsumen(Pro
Europe, 2010). Negara Hong Kong melakukan kampanye “No plastic bag, please” dan
melarang para retailer untuk menyediakan kantong plastik secara gratis kepada
konsumen (NOLAN ITU, 2002). Para retailer memainkan peran penting dalam merubah
kebiasaan konsumen seperti memberlakukan larangan dan pajak terhadap kantong
plastik agar konsumen dapat menggunakan lebih sedikit kantong plastik dan
menggunakan alternatif tas yang lebih ramah lingkungan.
Upaya-upaya tersebut umumnya dibuat untuk mencegah lebih banyak kantong
plastikyangakan digunakanatau sebelum digunakan. Laluadakah upayayang dilakukan
setelahkantongplastikdigunakan atausaatkantongplastiktelahmenjadi sampah?Daur
ulangkantongplastik merupakansalah1upayatersebut.Nyatanya,kantongplastik100%
dapatdidaurulangdandigunakankembali(RAN,2008;APBA,n.d.). Namunmemangdaur
ulang cukup sulit dilakukan karena kantong plastik ini sering sekali menyangkut pada
fasilitas daur ulang seperti pada proses pemisahan. Umumnya konsumen secara
individual membuang sampah kantong plastik ke tempat sampah di depan toko yang
menyediakan jasa daur ulang kantong plastik. Hasil daur ulang dapat digunakan untuk
membuatkantongplastikbaru,produkbangunan,dll yangdapatmenghematenergi dan
mengurangi konsumsi minyak dunia (Planet Ark, n.d.; Rutan Poly Industries, n.d.).
Sayangnyatingkatdaurulangkantongplastikini masihsangatrendahdi berbagaiNegara.
Di Negara Amerika Serikat pada tahun 2009, plastik HDPE yang terdiri dari bags, sacks,
dan wraps dengan berat total 660.000 ton, hanya 40.000 ton yang didaur ulang atau
sebesar6,1%,sementaradari 2 jutaton plastikjenisLDPE/LLDPEhanya320.000 tonyang
didaur ulang atau sebesar 13,4% (U.S. EPA, 2010). Di Kalifornia pada tahun 2009, yang
juga merupakan bagian dari Amerika Serikat, dari 53.000 ton kantong plastik yang
dikeluarkan oleh retailer untuk para konsumen, sebanyak 1.500 ton yang dikumpulkan
dan didaurulangsehinggatingkatdaurulangnyasebesar3% (CalRecycle,2010). Menurut
Ellis(2005), tingkatproduksi kantongplastikmeningkatdenganlebihcepatdibandingkan
dengan tingkat daur ulangnya. Kemudian terdapat pula upaya yang memanfaatkan
teknologi yang salah satunya dilakukan olehAkinoIto, seorang penemu dari Jepang. Ito
membuat sebuah teknologi yang dapat menkorversi kantong plastikdan sampah plastik
lainnyamenjadiminyakkembaliuntukskalarumahtangga,mengingatplastikmerupakan
produk yang terbuat dari minyak bumi. Alat ini disebut sebagai Blest Machine yang
diperkenalkan pada tahun 2001. Cara kerjanya adalah dengan memanaskan kantong
plastik dan sampah plastik lainnya hingga menjadi cairan dan terus dipanaskan hingga
menjadi gas.Gas laludidinginkandenganairsehinggadidapatkanminyakkembali. Minyak
yang dihasilkan dapat dipisah menjadi 3 jenis yaitu gasoline, diesel, dan kerosene.
Yang perlu diperhatikan sebelum memperkenalkan dan memberlakukan upaya-
upaya tersebut adalah mengusulkan alternatif tas yang efektif dan praktis serta lebih
ramah lingkungan bagi konsumen, dan mempertimbangkan konsekuensi dari upaya
penanganan kantong plastik tersebut karena bisa saja para konsumen beralih ke
penggunaan tasjenislaindengandampaklingkunganyanglebihbesar(ProEurope,2010).
Terdapatbeberapajenistasalternatifpengganti kantongplastikkonvensionalyangumum
11
UniversitasIndonesia
diperkenalkandandisediakan olehpararetailer di toko-tokodimanatasini dianggapdan
diperkirakanlebihramahlingkungan. Jenistastersebut sepertibiodegradableplasticbag,
oxo-biodegradableplasticbag, fabricreusablebag,paperbag.Biodegradableplasticbag
terbuatdari bahan nabati seperti tepungjagungdan gandum dimanakantongplastik ini
dapat terurai atau hancur secara biologis oleh bantuan mikroorganisme dengan
keberadaan oksigen(PlanetArk,n.d.). Oxo-biodegradableplasticbag merupakansalah1
jenisdari biodegradableplasticbag. Jeniskantongplastikini ditambahkandenganbahan
aditif tertentuyangdapatmempercepatprosespenguraiansecarabiologismelaluireaksi
oksidasi dengan keberadaan oksigen dan dengan bantuan sinar matahari, panas, dan
tekanan. Sementara fabric reusable bag merupakan jenis tas yang terbuat dari kain
seperti kain katun dan kanvas, calico (blacu), hemp (rami), dan jute (goni). Kemudian
paper bag merupakan jenis tas yang terbuat dari kertas dengan ketebalan tertentu.
Berdasarkan seminar diet kantong plastik berjudul “Menuju Indonesia Bebas
Sampah2020” yangdiadakandi FakultasTeknikUniversitasIndonesiapadabulanOktober
tahun 2015, diketahui bahwa di Indonesia sendiri telah dilakukan beberapa upaya oleh
beberapapihakterkait sepertipemerintah, retailer,ataupunkomunitaslingkungan untuk
menangani permasalahan kantong plastik. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah,
datang dari pemerintahan kota Bandung. Menurut sumber, Tety Mulyawati, Kepala
Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Kota Bandung, di
Kota Bandung telah terdapat peraturan yang mengatur pengurangan penggunaan
kantong plastik yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 dimana peraturan ini tidak
disahkan semata tanpa adanya upaya lain. Perda tersebut diiringi oleh dilakukannya
sosialisasikepadamasyarakatserta pelakuusahadi kotaBandungsepertikampanye, talk
show, kegiatan ilmiah dan sosialisasi pasar. Kemudian kota Bandung juga sudah dapat
mengolah sebagian limbah padat yang dihasilkan sendiri. Dari total volume sampah
sebesar 1800 ton/hari, 600 ton telah diolah sendiri tiap harinya.
MenurutSastria HamidyaituWakil SekjenAsosiasiPengusahaRitel Indonesia(APRI),
para retailer memberlakukan pembayaran untuk penggunaan kantong plastik serta
mengganti kantong plastik dengan jenis kantong plastik yang lebih ramah lingkungan
seperti oxo-biodegradble. Pada tahun 2010, Carrefour mulai mengganti kantong plastik
dengankantongplastik biodegradabledanpadatahun2012mulai memberlakukansistem
pembayaran atau pembelian kantong plastik di beberapa cabangnya. Berdasarkan
Yuvlinda Susanta, Dept. Head of Corporate Communication and Sustainabillity dari
Supermarket Superindo, diketahui bahwa Superindo telah menyediakan 3 pilihan tas
untukmembawabarangbelanjaanyaitukardus,reusablebag,danbiodegradableplastic.
Jika konsumen memilih untuk tidak menggunakan kantong plastik konvensional, maka
Superindo akan memberikan biaya insentif kepada konsumen yang dapat diambil
langsung oleh konsumen ataupun dapat disumbangkan untuk kepentingan sosial.
Sayangnya, alokasi pendapatan dari biaya insentif tersebut tidaklah tepat dimana
pendapatan tersebut seharusnya digunakan untuk mendukung program-program
lingkungan. Dari hal tersebut terlihat bahwa salah 1 hal yang perlu diperhatikan dalam
pajak adalah memutuskan bagaimana pendapatan biaya pajak akan digunakan, karena
terkadang pajak yang didapat hanya masuk ke perpajakan umum atau kepentingan
lainnya dan bukannya untuk kepentingan lingkungan. Sementara salah 1 contoh
komunitasyangaktif dalam penanganankantongplastikadalah komunitas GerakanDiet
KantongPlastik.Komunitasini aktif dalammengkampanyekanpolapenggunaankantong
plastik secara bijak kepada masyarakat. Kampanye bertujuan untuk mengurangi
penggunaan kantong plastik yang berlebihan.
12
UniversitasIndonesia
MahasiswajurusanTeknikLingkungan UniversitasIndonesiasendiri telahmelakukan
percobaankecil untuktidakmenggunakankantongplastik jenispackaging lainnyadalam
kurun waktu seminggu yang disebut sebagai diet kantong plastik. Untuk beberapa hari
pertama, dirasakan perbedaan yang sangat signifikan saat tidak digunakannya kantong
plastik. Mahasiswa terbiasa memuat makanan dan minuman yang dibelinya dengan
menggunakan kantong plastik ataupun kemasan plastik lainnya seperti plastik bening.
Namun karena diet kantong plastik, mahasiswa harus mencari alternatif lain seperti
membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah dengan tempat makan dan
botol minum pribadi. Mahasiswa juga terbiasa membawa barang belanjaannya dalam
kantong plastik karena kantong plastik ini diberikan secara gratis. Karena diet yang
dilakukan, mahasiswa harus selalu membawa tas ramah lingkungan atau reusable bag
yang biasa terbuat dari kain. Walaupun cukup sulit dilakukan karena belum memiliki
kesbiasaan tersebut, namun setelah percobaan selesai dilakukan, cukup banyak
mahasiswa yang mulai memiliki kebiasaan untuk mengurangi menggunakan kantong
plastik dan menghindari penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Berdasarkan penjelasan mengenai upaya penanganan dampak negatif dari
kantongplastik,diketahuibahwaterdapat berbagai jenisupayayangtelahdilakukanoleh
berbagai pihak dari seluruh penjuru dunia dengan target sasarannya adalah masyarakat
duniayangberperansebagaipenggunakantongplastik. Terbukti bahwasetiapjenisupaya
dapat menurunkan penggunaan kantong plastik namun dengan presentase penurunan
yang berbeda.Apapunupayayang dilakukan,kesuksesandanefektivitasnyabergantung
pada seberapa besar peran aktif berbagai pihak dalam mengimplementasikan upaya
tersebut.Parapembuatkebijakanharusmampumembuat kebijakan yangjelasdantepat
guna, dapat mensosialisasikan kebijakan tersebut, dan dapat menegakkan kebijakan
tersebut dengan tegas. Sementara masyarakat dunia yang berperan sebagai konsumen
harus mampu mengikuti dan melaksanakan kebijakan yang telah dibuat dengan
kesadaran bahwa benar kantong plastik memiliki dampak negatif terhadap lingkungan
sehingga penggunaannya sudah seharusnya dikurangi. Jika hal tersebut dapat dilakukan
maka berbagai upayapenanganan kantongplastikdapatdiimplementasikandenganbaik
dan dihasilkan persentasepenurunanproduksimaupunpenggunaankantongplastikyang
signifikan. Hasil akhirnya, dampak negatif kantong plastik dapat dikurangi serta
masyarakat dunia dapat terbiasa dengan pola hidup yang lebih ramah lingkungan.
Namun walau sudah diketahui banyak sekali dampak negatif yang serius dari
kantong plastik dan sudah banyak upaya yang dilakukan sebagai penanganannya,
mengapamasihbanyakkantongplastikyangberedardi seluruhNegara?Mengapamasih
banyak konsumen yang menggunakannya? Hal ini disebabkan karena masih terdapat
banyakpihak-pihakyangmendukungkeberadaansertapenggunaannyaatau yangdisebut
sebagai pihak yang pro terhadap kantong plastik. Pihak ini berpendapat bahwa kantong
plastik merupakan pilihan tas belanja yang tepat dimana kantong plastik ini sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia dan memiliki banyak sekali keunggulan jika
dibandingkan dengan jenis tas belanja lainnya. Pihak pro kantong plastik umumnya
datang dari para produsen, retailer, ataupun konsumen yang tidak mengetahui dampak
negatif kantong plastik terhadap lingkungan. Terdapat beberapa pendapat mengenai
kantong plastik yang datang dari pihak pro kantong plastik yang didapatkan dari sebuah
blog, diantaranya(1) mempermudahmembawabarangyangberukurankecil;(2) bersifat
kuatdanringan;(3) murahdan dapat dibuang;(4) mudahdidapat;(5) terbuatdari minyak
sehinggadapatdibakar;(6) dapatdilipatdantidakmemakanbanyaktempatdi lemari;(7)
cocok untuk piknik dan berkemah terutama untuk membawa barang yang dapat basah
13
UniversitasIndonesia
karena sifatnya yang tahan air; (8) tidak membahayakan hewan; (9) hanya mengambil
sekitar 0,2% lahan di landfill; (10) menghasilkan lebih sedikit sampah dibandingkan
dengan jenis sampah lainnya. Lalu benarkah pendapat-pendapat tersebut?
Pedapatpertamaterbukti benarkarena kantongplastikbiasanyatersediadalam
berbagai ukuran, dari ukuran yang besar, sedang, hingga kecil yang memmungkinkan
penggunaan kantong plastik dapat disesuaikan dengan jumlah atau ukuran dari barang
yang ingin dibawa, termasuk barang berukuran kecil. Namun akibat dari ketersediaan
ukurannya pula lah terkadang konsumen menggunakan kantong plastik besar hanya
untuk membawa barang-barang berukuran kecil ataupun dalam jumlah yang sedikit
kemudian segera dibuang setelah dipakai 1 kali. Kemudian pendapat ke-2 juga terbukti
benar dimana dinyatakan bahawa kantong plastik bersifat kuat dan ringan. Kantong
plastik memiliki kapasitas berkisar antara 10 pon hingga 28 pon dimana kantong plastik
ini dapatmenahansuatubarangdenganberat1000 kali dari beratnyasendiri (Healthand
Safety Ontario, 2011; PlasticsEurope, 2015). Jika dibandingkan dengan tas jenis lain,
kantong plastik ini membutuhkan lebih sedikit truk pengangkut akibat sifatnya yang
ringan dan tidak memakan banyak ruang. Dibutuhkan 7 truk untuk mengirim paper bag
namun hanyadibutuhkan1 truk untukmengangkutkantongplastik denganjumlahyang
sama (RAN,2008). Namunsifatnyayang ringan membuatnyamudahterbawaolehangin
ke berbagai tempat seperti saluran air, jalan, pohon, dan laut yang kemudian
menyebabkan banjir, kematianpada hewan, dll. Lalu pendapat ke-3 yang menyatakan
kantong plastik murah dan dapat dibuang terbukti kebenarannya dimana kenyataannya
kantongplastikdiberikansecaragratissaatberbelanjasehinggadapatdiperkirakanharga
kantongplastiksangatlahmurah.Dalampembeliandalamjumlahbesar,1kantongplastik
dapat dibeli denganharga1 sen,sementara1paperbag dihargai 5senatau bahkanlebih
(Rutan Poly Industries, n.d.). Pendapat ke-4 terbukti benar bahwa kantong plastik dapat
denganmudahdidapat karenaumumnyamemangkantongplastikdiberikansecaragratis
saatberbelanjadi segalajenistokopenjualansepertisupermarket,pasar,apotek,warung,
dll. Namun dengan pengecualian untuk toko yang memberlakukan pajak untuk setiap
kantongplastikyangdigunakanataupundiNegara ataudi kotayangpenggunaankantong
plastiknya dilarang. Akibat pemberian secara gratis inilah konsumen terbiasa dengan
keberadaannya dan merasa tidak masalah jika tidak membawa tas belanja sendiri saat
berbelanja.Pendapatke-5benaradanyabahwakantongplastikterbuatdari minyakbumi
sehingga dapat dibakar. Walaupun begitu kantong plastik tidak bisa dibakar begitu saja
karena terbukti plastikyang dibakar menghasilkanberbagai macam polutan udara (lihat
Tabel 1). Pendapat ke-6 juga benar bahwa kantong plastik dapat dilipat dan memakan
ruang yang kecil di lemari atau tempat lainnya. Ketebalannya yang sangat tipis
memungkinkan kantong plastik tidak membutuhkan banyak ruang terutama jika
dibandingkandenganpaperbags, baikdi tempatkasir,di ruangpenyimpanan,dantempat
lainnya (Rutan Poly Industries, n.d.). Pendapat ke-7 terbukti benar karena salah 1 sifat
kantong plastik adalah tahan terhadap air. Akibatnya kebanyakan konsumen langsung
membuangkantongplastikyangtelahterkenaairkarenamerasakantongpalstiktersebut
sudah kotor dan tidak layak payak.
Untukpendapatke-8terbukti salahkarenadiketahuibahwakantongplastiktelah
meyebabkan kematian terhadap beberapa hewan akibat kantong plastik ini tersangkut,
termakan, ataupun menyebabkan luka pada hewan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Pendapat ke-9 menyatakan bahwa kantong plastik ini hanya menggunakan
sebagiankecil dari landfill yang ada dan kenyataannyakondisi tersebutterjadi di banyak
Negara. Di Australia, kantong plastik yang masuk ke dalam landfiil hanya sebesar 0,2%
14
UniversitasIndonesia
setiap tahunnya (NOLAN ITU, 2002). Di Kanada, jika seluruh kantong plastik yang
digunakan berakhir di landfill maka kantong plastik akan merepresentasikankurang dari
1% dari seluruhsampahdalamsatuanberat(EPIC,n.d.).Di balikfaktatersebut,tetap saja
sampah kantong plastik ini lebih berbahaya dibandingkan dengan sampah jenis lainnya
karenadapat mencemari tanah.Kemudian bukanhal yangtidakmungkinbahwasampah
plastik di suatu landfill akan memiliki jumlahataupun berat yang melebihi jenissampah
lainnyakarenakantongplastikiniterakumulasiterus-menerusakibatwaktudegradasinya
yang sangatlama. LaluPendapatke-10 mengatakanbahwasampahkantongplastikyang
dihasilkanlebihsedikitjikadibandingkandengansampahjenislaindanpendapatinibenar
adanya. Menurut Gogte (2009), dari seluruh aliransampahyang dihasilkan hanyasekitar
2%-nya yang berupa kantong plastik. Berdasarkan PlasticsEurope pun didapatkan
informasi yangsama, keberadaankantongplastikdalamkeseluruhansampahbiasanya di
bawah5%. Di Negara Inggris,kantongplastikhanyamenyumbangkan0,01% dari seluruh
jenissampahyangdihasilkan(ProEurope,2009). Di NegaraAustralia,dari seluruhsampah
sekitar2,02%-nyaadalahkantongplastik (NOLANITU,2002). Di AmerikaSerikat, kantong
plastikHDPEmerepresentasikan 0,6% dari seluruh sampah (Reason Foundation, 2014).
Pendapat pihak pro lainnya adalah kantong plastik ini memiliki dampak
lingkungan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis tas belanja lainnya.
Perbandingan dampakberbagai jenistasbelanja telahdipaparkanpadaberbagai laporan
dimanasalah1-nyaadalah laporanberjudul “LifeCycleAssesmentof SupermarketCarrier
Bags:A Reviewof The BagsAvailablein 2006” yangdikeluarkanolehEnvironmentAgency
di Negara Inggris pada Februari 2011. Laporan ini berisi hasil sebuah penelitian yang
menilai dampak lingkungan dari siklus hidup berbagai jenis tas belanja di Negara Inggris
mulai dari tahap produksi hingga pembuangan pada tahun 2006. Tas belanja tersebut
antara lain jenis HDPE konvensional, HDPE dengan bahan aditif, biopolymer (tas
biodegradable),paperbag, LDPE,polypropylene(PP),dancotton bag.Terdapat9dampak
yang dinilai dan dibandingkan antara lain penipisan sumber daya, pengasaman,
eutrofikasi, keracunan pada manusia, keracunan pada air tawar, keracunan pada
kehidupan laut, dan oksidasi fotokimia (pembentukan kabut). Dampak tersebut dinilai
pada ekstraksi atau produksi bahan baku, proses produksi, transportasi, akhir hidup
(termasukpengumpulan,landfill, daninsenerasi),sertadaurulang. Agar perbangdingan
tiap jenis tas sebanding, dampak dinilai dari jumlah tas belanja yang dibutuhkan untuk
membawa barang belanjaan selama sebulan yaitu sebanyak 483 barang.
Perlu dicatat bahwa hasil penelitian berdasarkan secondary use tiap jenis tas
sebagai tempat sampah (bin liners) dengan presentasi sebesar 40% dimana tidak
termasuk primary use untuk digunakan kembali sebagai tas belanja. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kantong plastik HDPE konvensional memiliki dampak lingkungan
terendah yaitu 8 dari 9 kategori indikator dampak yang ada. Sementara dampak
lingkungan tertinggi dihasilkan oleh starch-polyester blend bag yaitu 7 dari 9 kategori
dengan dampak tertingginya adalah global warming potensial (GWP) dan penurunan
abiotik. Kemudianjenistaslainnyaharusdigunakanberulangkali untukmencapai tingkat
GWP yangsamadenganHDPEkonvensional,LDPE5kali, Non-wovenPPbag14kali, paper
bag 4 kali, dan cotton bag 173 kali. Namun masih terdapat beberapa ketidakjelasan
mengenai laporanini sehinggadata,hasil,dankesimpulanmengenaikantongplastik yang
memiliki dampak lingkungan terendah belumlah dapat dipercaya sepenuhnya.
Ketidakjelasan itu seperti jumlah tas yang diuji untuk setiap jenis tas, cara menentukan
jumlah barang yang dibawa selama sebulan, cara pengumpulan data untuk setiap
15
UniversitasIndonesia
indikatordampak, primary reuseuntuksetiapjenistastidakdibahas.Kemudianakan lebih
baik jika perbandingan dibuat tanpa penggunaan kembali.
Walaupunberdasarkanlaporantersebutdan mungkinbeberapalaporanlainnya
dipaparkan bahwa kantong plastik memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil jika
dibandingkan dengan jenis tas lain, bukankah tetap saja kantong plastik menimbulkan
dampaknegatif yangsangatserius terhadaplingkunganyangsudahtidakdapatdielakan?
Tetapsajapenggunaankantongplastikyang awalnyamempermudahkehidupanmanusia
kini berubah menjadi sebuah ancaman bagi lingkungan. Dampak negatif kantong plastik
pun lebihseringdibahasdalamberbagai kesempatanjikadibandingkandenganjenistas
lain yang mengindikasikan bahwa sesungguhnya kantong plastik menghasilkan dampak
yang lebih membahayakan dan lebih mengkhawatirkan dibanding tas belanja lainnya.
Dampak negatif terusdihasilkankantongplastikselamasiklushidupnyadimanadampak
terbesar mungkin dihasilkan saat kantong plastik telah menjadi sampah dan dibuang ke
lingkungan, sifatnya yang non-biodegradable dan waktu degradasinya yang memakan
waktuhinggaratusan tahunmembuatnyaterusberadadi lingkungantanpapernahbenar-
benar lenyap dan justru terus terakumulasi di lingkungan. Buktinya kantong palstik
merupakan jenis tas belanja yang paling mudah dibuang dan ditemukan di lingkungan
sebagai sampah, berbeda dengan tas jenis lain yang tidak semudah itu untuk dibuang
karenadianggaplebihberharga. Sementaratasbelanjasepertipaperbag,cotton bag,dan
biodegradablebag lainnyadapatterurai di lingkungankarenaterbuatdari bahanorganik
seperti pohondantanaman jenislaindimanadampaknegatifnyalebihbesarpadatahap
penggunaan sumber daya alam serta tahap proses produksi. Oleh karena itu perlu terus
dilakukan berbagai upaya untuk menangani dampak negatifnya.
Solusi yang dapat dilakukan secepatnya secara individual adalah mengurangi
penggunaan kantong plastik dan hindari pola penggunaan sekali pakai, lalu gunakan
kantong plastik berulang kali baik sebagai tas belanja kembali atau untuk fungsi lainnya
seperti untuk menampung sampah dapur. Kemudian jika kantong plastik sudah benar-
benartidak dapat dipakai,buangkantongplastiksecarabenar ke tempat sampah. Solusi
lainnyaadalahberalihke penggunaan reusablebag seperti tasbelanjayang terbuatdari
kain. Namun penggunaan reusable bag ini juga perlu diperhatikan agar dampak
lingkungan yang dihasilkan lebih rendah dibanding kantong plastik seperti
menggunakannya berulang kali, selalu membawanya saat belanja, dan mencucinya jika
sudahkotoruntukmenghindari tumbuhnyabakteridanbibitpenyakitlainnya.Sementara
pembuat kebijakan seperti pemerintah sudah seharusnya dapat tegas menegakkan
upaya-upaya yang telah dibuat seperti larangan dan pajak ataupun mengeluarkan
kebijakan lainnya yang lebih tepat dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan
ekonomi agar tidak merugikan banyak pihak. Jika upaya seperti larangan dan pajak
tersebutterusdilakukanmakamasyarakatdapatterbiasauntukmengurangi penggunaan
kantong plastik atau bahkan berhenti total menggunakannya sehingga permintaandan
produksi pun akan menurun atau terhenti. Sumber daya alam yang ada pun seperti
minyak bumi dapat digunakan untuk keperluan lain seperti untuk bahan bakar. Retailer
juga harus selalu memberikan pilihan tas belanja alternatif seperti kardus bekas dan
reusablebag agarkonsumendapatsegeraberalihkepilihanyanglebihramahlingkungan.
Kemudian yang terpenting dari semua itu adalah meningkatkan pengetahuan dan
kepedulian konsumenterhadap permasalahan kantong palstik dan pengenalan jenis tas
alternatif lainsertacara menggunakantastersebutagar lebihramahlingkungan. Sekecil
apapunupayadanpenurunanjumlahkantongplastikyangdihasilkandari upayatersebut,
akan sangat membantu untuk mengurangi dampak negatif dari kantong plastik.
16
UniversitasIndonesia
REFERENSI
Adane,L.dan Muleta,D.(13Mei 2011). Survey on TheUsageof PlasticBags,Their
Disposaland AdverseImpactson Environment:A Case Study in Jimmy City, Southwestern
Ethiopia, 3 (8), pp. 234-248. Diakses 27 Desember 2015.
http://www.academicjournals.org/article/article1379595494_Adane%20and%20Muleta
%20(1).pdf
American Progressing Bag Aliances (APBA). (n.d.). The Facts About Plastic Bags:
Recyclable, Affordable, and Convenient. Diakses 1 Januari 2016.
http://www.co.thurston.wa.us/solidwaste/recycling/docs/FactsAboutPlasticBags.pdf
Andrady,A.L.,Hamid,S.H.,Hu,X.danTorikai,A.(1998). Effectsof Increased Solar
Ultraviolet Radiation on Materials. Diakses 26 Desember 2015.
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.526.2708&rep=rep1&type=
pdf
Australian National Retailers Association (ANRA). (22 Mei 2006). Plastic Carrier
Bags: Working Towards Continous Environmental Improvement. Diakses 30 Desember
2015. http://www.scew.gov.au/system/files/resources/0c513e54-d968-ac04-758b-
3b7613af0d07/files/ps-pbag-rpt-anra-report-ephc-chair-200605.pdf
California Department of Resources Recycling and Recovery (CalRecycle).
(Agustus2010). Characterization StudyTo DetermineThePlasticCarryoutBag Co-Mingled
Recycling Rates. Diakses 31 Desember 2015.
http://www.calrecycle.ca.gov/Publications/Documents/Plastics/2011003.pdf
Canadian Plastics Industry Association. (n.d.). Plastic Shopping Bags and Energy
Recovery. Diakses 28 Desember 2015.
http://www.plastics.ca/_files/file.php?filename=file_Plastic_Shopping_Bags_and_Energ
y_Recovery_Backgrounder.pdf
Clean Up Australia. (Agustus 2015). Report on Actions to Reduce Circulation of
Single-use Plastic Bags Around The World: August 2015. Diakses 23 Desember 2015.
https://www.cleanup.org.au/PDF/au/cua_plastic_bag_usage_around_world_april_2010
.pdf
Denuncio, P., Bastida, R., Dassis, M., Giardino, G., Gerpe, M. dan Rodriguez, D.
(2011). Plastic Ingestion ini Franciscana Dolphins, Pontoporia Blainvillei (Gervais and
d’Orbigny, 1844), from Argentina. Diakses 26 Desember 2015. http://oceanografia-gral-
fis.at.fcen.uba.ar/Seminarios/12_Dolphins_Denuncio_etal_inpress2011.pdf
Dikgang,J.,Leiman,J.danVisserM.(8Juli 2010). AnalysisOf ThePlastic-Bag Levy
in South Africa. Diakses 30 Desember 2015.
http://www.econrsa.org/papers/p_papers/pp18.pdf
Earth Policy Institute. (16 Oktober 2014). Plastic Bags Fact Sheet. Diakses 22
Desember2015. http://www.earth-policy.org/press_room/C68/plastic_bags_fact_sheet
17
UniversitasIndonesia
Ellis,s.,Kantner,S.,Saab,A.danWatson,M. (22 Desember2005). Plastic Grocery
Bags: The Ecological Footprint. Diakses 26 Desember 2015.
http://www.vipirg.ca/archive/publications/pubs/student_papers/05_ecofootprint_plasti
c_bags.pdf
EnvironmentAndPlasticsIndustryCouncil(EPIC).(n.d.). PlasticShoppingBagsGet
The Job Done!. Diakses 2 Januari 2016.
http://www.farnell.ca/forms/documents/Recycle_Your_Plastic_Bags_Fact_Sheet_May_
08.pdf
Environmental News Network (ENN). (9 Agustus 2010). Plastic Bag Problems in
India. Diakses 27 Desember 2015. http://www.enn.com/top_stories/article/41640
Geere,D.(21 Oktober2010). Japanese‘BlestMachine’Recycles PlasticInto Oil at
Home. Diakses 30 Desember 2015. http://www.wired.co.uk/news/archive/2010-
10/21/blest-machine
Gogte, M. (2009). Are Plastic Grocery Bags Sacking the Environment?. Diakses 1
Januari 2016. http://www.ijqr.net/journal/v3-n4/08.pdf
Health and Safety Ontario. (2011). Reusable Bag Guidelines. Diakses 2 Januari
2016.http://www.wsps.ca/WSPS/media/Site/Resources/Downloads/Resuable_Bag_Guid
elines.pdf?ext=.pdf
ICF International.(Maret2010). MasterEnvironmentalAssessmenton Single-Use
and Rusable Bags. Diakses 27 Desember2015. http://plasticbaglaws.org/wordpress/wp-
content/uploads/2010/04/MEA_green-cities-CA.pdf
Institute for Lifecycle Environmental Assessment. (1990). Paper vs. Plastic Bag.
Diakses 26 Desember 2015.
http://web.mit.edu/course/3/3.a30/www/refs/Institute%20for%20Lifecycle%20Environ
mental%20Assessment.pdf
Jalil,M. A.,Mian, M. N. dan Rahman,M. K. (17 Agustus 2013). Using Plastic Bags
and Its Damaging Impact on Environment and Agriculture: An Alternative Proposal.
Diakses 26 Desember 2015, 3 (4).
http://www.macrothink.org/journal/index.php/ijld/article/view/4137
Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental
Protection (GESAMP). (2015). Sources, Fate and Effects of Microplastics in The Marine
Environment: A Global Assessment. Diakses 26 Desember 2015.
http://ec.europa.eu/environment/marine/good-environmental-status/descriptor-
10/pdf/GESAMP_microplastics%20full%20study.pdf
Kommunernes Internationale Milioorganisation (KIMO). (September 2010).
Economic Impacts of Marine Litter. Diakses 27 Desember 2015.
http://www.kimointernational.org/WebData/Files/Marine%20Litter/Economic%20Impa
cts%20of%20Marine%20Litter%20Low%20Res.pdf
Koushal, V., Sharma, R., Sharma M., Sharma R. dan Sharma V. (2014). Plastic:
Issues Challenges and Remediation. Diakses 28 Desember 2015.
http://www.omicsonline.com/open-access/plastics-issues-challenges-and-remediation-
2252-5211.1000134.pdf
18
UniversitasIndonesia
Lajeunesse,S. (20 September 2004). Plastic Bags: Plastic Bags Are Not Created
Equal Because They Are Meant For Different Purpose, 82 (83), pp. 51. Diakses 23
Desember 2015. http://pubs.acs.org/cen/whatstuff/stuff/8238plasticbags.html
Larsen, J. dan Venkova, S. (Earth Policy Institute). (1 Mei 2014). The Downfall of
The Plastic Bag: A Global Picture. Diakses 30 Desember 2015. http://www.earth-
policy.org/plan_b_updates/2014/update123
Laskow,S.(10 Oktober2014). How thePlastic Bag BecameSo Popular. Diakses22
Desember 2015. http://www.theatlantic.com/technology/archive/2014/10/how-the-
plastic-bag-became-so-popular/381065/
Mangizvo, R. V. (22 April 2012). The Incidence of Plastic Waste and Their Effects
in Alice, South Africa, 1 (2), pp. 49-53. Diakses 27 Desember 2015.
http://www.onlineresearchjournals.org/JSS/pdf/2012/apr/Mangizvo.pdf
Marine Consevation Society. (n.d.). Why Go Plastic Bag Free?. Diakses 28
Desember 2015.
http://www.mcsuk.org/downloads/pollution/beachwatch/Why%20go%20plastic%20bag
%20free.pdf
Moharam, R. dan Maqtari, M. A. A. (2014). The Impact of Plastic Bags on The
Environment: A Field Survey of The City Of Sana’a And The Surrounding Areas, Yemen, 2
(4), pp. 61-69. Diakses 28 Desember 2015.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact
=8&ved=0ahUKEwjd_OTHyI_KAhXIGI4KHdGLDN4QFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fwww
.researchpublish.com%2Fdownload.php%3Ffile%3DThe%2520Impact%2520of%2520Plas
tic%2520Bags%2520on%2520the%2520Environment-
778.pdf%26act%3Dbook&usg=AFQjCNFI4ZUIkYfBSWz9eZvso83P9Hbl2g&sig2=o7v9yLCsc
SFtpWjs4VQDZw&bvm=bv.110151844,d.c2E
National Oceanic And Atmospheric Administration (NOAA). (Maret 2015). 2015
NOAA Marine DebrisProgramReport. 2015 NOAA MarineDebrisProgramReport:Impact
of Ghost Fishing Via Derelict Fishing Gear. Diakses 25 Desember 2015.
http://marinedebris.noaa.gov/sites/default/files/publications-
files/Ghostfishing_DFG.pdf
NOLAN ITU. (Desember 2002). Plastic Shopping Bags-Analysis of Levies and
Environmental Impacts Final Report. Diakses 30 Desember 2015.
http://www.greenbag.com.au/UserFiles/AU_analysis.pdf
Packaging Recovery Organization Europe (Pro Europe). (February 2010). Plastic
Bags. Diakses 28 Desember 2015. http://www.pro-e.org/files/10-02_Plastic-bags.pdf
PlasticsEurope. (Maret 2015). Plastic Carrier Bags. Diakses 2 Januari 2016.
http://www.plasticseurope.org/documents/document/20150423105756-
06_plastic_bags_onepagermar2015.pdf
Posatto,f.e.,Barletta,M., Costa,M. F.,Ivar Do Sul,J.A. dan Dantas,D. V.(2011).
Plastic Debris Ingestion by Marine Catfish: An Unexpected Fisheries Impact. Diakses 26
Desember 2015. http://imedea.uib-
csic.es/master/cambioglobal/Modulo_III_cod101608/tema%2011-invasoras%202013-
2014/plastics/Plastic_debris_ingestion_by_marine_catfish_An_unexpected_fisheries_im
pact_1_.pdf
19
UniversitasIndonesia
PressAssociation.(24Juli 2015). UKPlastic Bag Use Up For Fifth Year. Diakses22
Desember 2015. http://www.theguardian.com/environment/2015/jul/24/uk-plastic-
bag-use-up-for-fifth-year
ReasonFoundation.(Juli 2014). Evaluation of The Effectsof California’sProposed
Plastic Bag Ban. Diakses 2 Januari 2016.
http://reason.org/files/california_plastic_bag_ban.pdf
Retail Associationof Nevada(RAN).(April 2008).NevadaNews. RAN Encoureges
Plastic Bag Recycling. Diakses 1 Januari 2016.
http://www.rannv.org/documents/8/April%202008.pdf
Rutan Polu Industries. (n.d.). Everything You Need To Know About Plastic Bags.
Diakses 2 Januari 2016. http://rutanpoly.com/wp-content/uploads/2014/06/Everything-
you-need-to-know-about-plastic-bags.pdf
Sancho,G., Puente,E.,Bilbao,A.,Gomez,E. dan Arregi,L. (2003). Catch Ratesof
Monkfish (Lophius spp.) by Lost Tangle Nets in The Cantaribian Sea (Northen Spain).
Diakses 25 Desember 2015.
http://docum.azti.es/aztipub.nsf/0/1f7c1060c7c7decdc1256bf2002d6e54/$FILE/catch-
rates.pdf
Saskatchewan Ministry of Environment. (September 2012). EPB 433- Health and
Environmental Effects of Burning Waste Plastics. Diakses 28 Desember 2015.
http://www.saskh2o.ca/PDF/epb433.pdf
Shah,V.(22 April 2015). FairPrice CustomersSaved 9Million PlasticBag LastYear.
Diakses 30 Desember 2015. http://www.eco-business.com/news/fairprice-customers-
saved-9-million-plastic-bags-last-year/
Sharjah CityMunicipality.(n.d.). HarmfulEffectsof Plastic. Diakses28 Desember
2015.http://portal.shjmun.gov.ae/en/Education/Lists/MagazineGallaryList/6037_plastic
%20copy.pdf
Sheavly, S. B. (6-10 Juni 2005). Sixth Meeting of The UN Open-ended Informal
Consultative Process on Oceans & The Law of The Sea. Marine Debris- An Overview of a
Critical Issue for Our Oceans. Diakses 25 Desember 2015.
http://www.un.org/Depts/los/consultative_process/documents/6_sheavly.pdf
Thurston County Solid Waste. (8 November 2012). Reducing Our Use: Plastic
Shopping Bags. Diakses 27 Desember 2013.
http://www.co.thurston.wa.us/solidwaste/bags/docs/SWACbagreport.pdf
United Nations Environment Programme (UNEP). (2009). UNEP/ IOC Guidelines
on Survey and Monitoring of Marine Litter. Diakses 27 Desember 2015.
http://www.unep.org/regionalseas/marinelitter/publications/docs/Marine_Litter_Surve
y_and_Monitoring_Guidelines.pdf
United Nations Environment Programme (UNEP). (n.d). New International Co-
Operation to Tackle Marine Debris. Diakses 27 Desember 2015.
http://www.unep.org/Documents.Multilingual/Default.asp?DocumentID=664&ArticleID
=8671&l=en&t=long
20
UniversitasIndonesia
United States Environmental Protection Agency (U.S. EPA). (Desember 2010).
MunicipalSolid Waste in The United States:2009 FactsAnd Figures. Diakses 31Desember
2015. http://plasticbaglaws.org/wordpress/wp-content/uploads/2010/04/study_EPA-
Waste-Char-Study-2009.pdf
United States Environmental Protection Agency (U.S. EPA). (November 2011).
Marine Debris in The NorthPacific: A Summary of Existing Information and Identification
of Data Gaps. Diakses 27 Desember 2015. http://www3.epa.gov/region9/marine-
debris/pdf/MarineDebris-NPacFinalAprvd.pdf
Westcott,M. (November 2010). Plastic Shopping Bags. Diakses 26 Desember
2015.http://www.parliament.qld.gov.au/documents/explore/ResearchPublications/Res
earchBriefs/2010/RBR201028.pdf

More Related Content

What's hot

Paper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposanPaper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposanNur Haida
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkunganguestcb0db
 
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologismutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologisgilbertsg
 
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)Vivian Andhika
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupARISKA COMPNET
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaNurul Afdal Haris
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkunganEly Yuliati
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Fatwa Rohman
 
makalah Lingkungan
makalah Lingkunganmakalah Lingkungan
makalah LingkunganEndang Manik
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustinaMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustinaIda Agustina
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingInarotul Faiza
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganhendricksonsagala
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyapratista20
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganthiarramadhan
 
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaMakalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaSevent Saja
 

What's hot (19)

Paper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposanPaper kompos dan pengomposan
Paper kompos dan pengomposan
 
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
 
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologismutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
mutu lingkungan hidup dan keterbatasan ekologis
 
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
 
Tugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkunganTugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkungan
 
Makalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidupMakalah lingkungan hidup
Makalah lingkungan hidup
 
Geo (fnaws)
Geo (fnaws)Geo (fnaws)
Geo (fnaws)
 
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan SolusinyaMakalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
Makalah Pencemaran Lingkungan dan Solusinya
 
Pengertian lingkungan
Pengertian lingkunganPengertian lingkungan
Pengertian lingkungan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)Lingkungan hidup (2)
Lingkungan hidup (2)
 
makalah Lingkungan
makalah Lingkunganmakalah Lingkungan
makalah Lingkungan
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustinaMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup by: ida agustina
 
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPolingMODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
MODUL KONSEP DASAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPoling
 
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkunganIlmu teknologi & pengetahuan lingkungan
Ilmu teknologi & pengetahuan lingkungan
 
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannyaPengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
Pengertian lingkungan hidup dan permasalahannya
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkungan
 
Makalah greenpeace nuklir
Makalah greenpeace nuklirMakalah greenpeace nuklir
Makalah greenpeace nuklir
 
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusiaMakalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
Makalah kerusakan lingkungan hidup akibat populasi manusia
 

Viewers also liked

G-Blend 85 Technical Data Sheet
G-Blend 85 Technical Data SheetG-Blend 85 Technical Data Sheet
G-Blend 85 Technical Data SheetJohn Gardiner
 
Plastics testing standards
Plastics testing standardsPlastics testing standards
Plastics testing standardsjeff jose
 
Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards
Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards
Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards Instron
 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikWSKT
 
Tensile Strength
Tensile StrengthTensile Strength
Tensile Strengthbeckydaw
 
Group presentation for tensile testing a4
Group presentation for tensile testing   a4Group presentation for tensile testing   a4
Group presentation for tensile testing a4Prajwal Vc
 
Tensile testing ppt
Tensile testing pptTensile testing ppt
Tensile testing pptRahul Yadav
 
Tensile Testing Of Polymers
Tensile Testing Of PolymersTensile Testing Of Polymers
Tensile Testing Of Polymerssaketmulge
 
Universal testing machines
Universal testing machinesUniversal testing machines
Universal testing machinesShivam Tiwari
 

Viewers also liked (11)

Stickandfilament pla
Stickandfilament plaStickandfilament pla
Stickandfilament pla
 
G-Blend 85 Technical Data Sheet
G-Blend 85 Technical Data SheetG-Blend 85 Technical Data Sheet
G-Blend 85 Technical Data Sheet
 
Thermoplastik
ThermoplastikThermoplastik
Thermoplastik
 
Plastics testing standards
Plastics testing standardsPlastics testing standards
Plastics testing standards
 
Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards
Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards
Understanding Changes to Key Plastics Testing Standards
 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetik
 
Tensile Strength
Tensile StrengthTensile Strength
Tensile Strength
 
Group presentation for tensile testing a4
Group presentation for tensile testing   a4Group presentation for tensile testing   a4
Group presentation for tensile testing a4
 
Tensile testing ppt
Tensile testing pptTensile testing ppt
Tensile testing ppt
 
Tensile Testing Of Polymers
Tensile Testing Of PolymersTensile Testing Of Polymers
Tensile Testing Of Polymers
 
Universal testing machines
Universal testing machinesUniversal testing machines
Universal testing machines
 

Similar to Dampak Lingkungan Kantong Plastik

PENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKppt
PENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKpptPENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKppt
PENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKpptumafadzilia1
 
Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...
Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...
Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...MOH ALFI NASIHUDDIN
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam99zulkarnain
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamTerminal Purba
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamDavid Rosidi
 
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikAfifi Rahmadetiassani
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariAndre Cool
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganFebry Ramdani
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganFebry Ramdani
 

Similar to Dampak Lingkungan Kantong Plastik (20)

PENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKppt
PENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKpptPENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKppt
PENGETAHUAN SAMPAH PLASTIKppt
 
Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...
Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...
Dampak pencemaran air terhadap ekosistem laut dan masyarakat akibat sampah pl...
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Gagasan
GagasanGagasan
Gagasan
 
Pemanfaatan Sampah Plastik
Pemanfaatan Sampah PlastikPemanfaatan Sampah Plastik
Pemanfaatan Sampah Plastik
 
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
 
MATERI-1.ppt
MATERI-1.pptMATERI-1.ppt
MATERI-1.ppt
 
Tugas PKM-K
Tugas PKM-K Tugas PKM-K
Tugas PKM-K
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
Karya Ilmiah Remaja "Sampah"
 
Sampah di indonesia
Sampah di indonesiaSampah di indonesia
Sampah di indonesia
 
Tugas 2-1 ET
Tugas 2-1 ETTugas 2-1 ET
Tugas 2-1 ET
 
PPT CT.pptx
PPT CT.pptxPPT CT.pptx
PPT CT.pptx
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkunganTugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
Tugas softkill ke 3 tentang pengetahuan lingkungan
 

Dampak Lingkungan Kantong Plastik

  • 2. 1 UniversitasIndonesia BENARKAH KANTONG PLASTIK BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN? Sadarkah bahwa material plastik telah menjadi bagian yang sangat erat dari kehidupan manusia sehari-hari? Banyak sekali barang atau benda yang terbuat dari material plastik yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Barang- barang tersebut seperti sikat gigi, piring plastik, botol kemasan air mineral, dan bahkan plastik ditemukan sebagai salah satu komponen pembuat barang elektronik seperti handphone. Plastik telah menjadi material yang sangat bermanfaat dan serbaguna dengan berbagai aplikasi (European Comission, 2011). Material plastik terus diproduksi dan dikembangkan demi memenuhi fungsi yang lebih kompleks dan spesifik untuk mempermudahkehidupanmanusia. Namunapakah penggunaanmaterialplastikiniaman bagi lingkungan? MenurutPlasticsEurope(Association of PlasticsManufactures),material plastikini digunakandalamberbagaibidangyaitubangunandankonstruksi,transportasi, pengobatan dan kesehatan, kelistrikan dan elektronik, pertanian, olahraga, dan packaging. Dari kesemua penggunaaan tersebut, penggunaan plastik yang sedang mendapatperhatiankhususdantelahmenjadi isuglobal beberapatahunbelakanganini karena telah diketahui beberapa dampak negatifnya terhadap lingkungan adalah penggunaan material plastik sebagai kantong plastik. Kantong plastik ditemukan olehGustaf ThulinSten padatahun 1960 dan pada tahun 1965 idenya mendapatkan U.S. patent dimana idenya tersebut disebut sebagai “The T-shirt plastic bag”.Sejak saat itu, penggunaan kantong plastik sebagai grocery bag atau retail bag yang berfungsi untuk membawa berbagai barang belanjaan dan barang lainnya pun mulai meluas. Di beberapa Negara penggunaan kantong plastik ini setiap tahunnya cenderung meningkat, namun terdapat pula Negara yang peng gunaan kantong plastiknya menurun. Sebagai contoh, penggunaan kantong plastik di Negara Inggris pada tahun 2006 sebesar 12,2 milyar kantong plastik danangka ini terusmenurunhingga tahun 2009 yaitu sebesar 7,2 milyar, namun angka ini kembali naik sebesar 7,6 milyar pada tahun2010 dan terusmeningkathingga8,5 milyarpadatahun 2014 (The Guardian, 2015). Sementara di Negara Australia pada tahun 2002, digunakan sebanyak 7 milyar kantong plastik yang terdiri dari 6 milyar kantong plastik jenis HDPE dan 900 juta jenis LDPE dimanaangka 7 milyarini setara dengan2% atau 36.850 ton dari total plastikyang digunakandi Australiasetiaptahunnya(AustralianBureauof Statistics, 2006). Di Negara Amerika, 30 milyar kantong plastik digunakan tiap tahunnya yang berarti sebanyak setengah juta kantong plastik digunakansetiapmenitnya (Thurston County Solid Waste, 2012). Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Produksi Plastik Di Dunia Untuk Tahun 1950 s/d 2012 Sumber: PlasticsEurope
  • 3. 2 UniversitasIndonesia Berdasarkan Plastic Bags Fact Sheet yang dikeluarkan oleh Earth Policy Institute pada 16 Oktober 2014, penggunaan kantong plastik di dunia mencapai 1 triliun setiap tahunnya dimana sekitar 2 juta kantong plastik digunakan setiap menitnya. Sementara produksi plastikuntukjenisapapun(tidakhanya kantongplastik) di seluruhdunia,mulai tahun 1950 sampai dengan 2012, produksinya terus meningkat. Pada tahun 1950 diproduksi sebanyak 1,7 juta ton plastik dan pada tahun 2012 sebanyak 288 juta ton plastik(lihatgambar1).NegaraChinamenempatiurutan pertamasebagai Negaradengan produksi material plastik terbesar di seluruh Negara dengan presentase sebesar 24,8%, sementara urutan kedua diduduki oleh Negara Eropa dengan presentase sebesar 20%, kemudiandisusulolehNAFTA 19,4%,Asialainnya16,4%,timurtengah7,3%,Amerikalatin 4,8%, Jepang4,4%,danCIS sebesar2,9% (PlasticsEurope,2015). Sayangnya,penggunaan kantong plastik yang mempermudah kehidupan manusia dalam membawa berbagai barang ataupun untuk keperluan lainnya berubah menjadi sebuah ancaman bagi lingkungan hanya dalam beberapa puluh tahun setelah penemuannya pada tahun 1960 karena kantong plastik ini memiliki dampak negatif terhadap lingkungan bumi yang mempengaruhi mahluk hidup dan komponen abiotik di dalamnya. Oleh karena itu masyarakatduniasudahseharusnyadapatmengurangi penggunaankantongplastikserta menggunakannya secara bijak untuk meminimalisasi dampak negatifnya. Jika dilihat dengan menggunakan konsep Driver - Pressure – State – Impact – Response (DPSIR), produksi dan penggunaan kantong plastikyang cenderung meningkat didorong oleh (driver) jumlah penduduk dunia yang terus bertambah. Penduduk atau manusia masa kini umumnya memiliki perilaku konsumtif, aktivitas jual beli barang maupun jasa terus dilakukan dimana dalam aktivitas tersebut biasa digunakan kantong plastik sebagai alatuntuk membawabarang belanjaanyangtelahdibeli.Olehkarenahal tersebut, muncul tekanan (pressure) berupa meningkatnya proses manufaktur kantong plastik. Kantong plastik terus diproduksi oleh para produsen dimana kelestarian dan keselamatan lingkungan tidak menjadi prioritas penting dalam proses produksinya bahkan mungkin tidak dipikirkan sama sekali. Kemudian munculah berbagai permasalahan lingkungan (state) akibat kantong plastik ini, seperti pencemaran udara, tanah(darat),airpermukaan,dan laut. SetiapStatetersebutmengakibatkanbanyaksekali dampak (impact) negatif terhadap lingkungan seperti matinya beberapa spesies hewan lautdan burunglaut,meningkatnyajumlahCO2 yangberujungpadakenaikansuhubumi, sumberdayaalamtakterbarukansemakinmenipis,bencanaalamseperti banjir,masalah kesehatan, dll. Dampak ini tidak terjadi hanya pada salah 1 siklus hidup kantong plastik namun terjadi pada seluruh tahapannya mulai dari proses ekstraksi bahan baku hingga akhirhidupnya(end of life).Akibatdampak negatifnyatersebut,banyakpihak-pihakyang menyatakankontraterhadappenggunaankantongplastiksebagai suatubentuk response. Pihak yang kontra terhadap kantong plastik merupakanpihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan yang umumnya datang dari para aktivitis lingkungan maupun masyarakat. Pihak kontra menentang keberadaan kantong plastik karena kesadarannya atasbahayayangdibawaolehkantongplastikinisepanjangsiklushidupnya.Plastik sendiri terbuat dari polyethylene (PE) dimana PE ini adalah polimer yang terdiri dari ikatan atau rantai panjangdari monomerethylene.JenisPEyang umum digunakansebagai pembuat kantong plastik ada 3 yaitu High Density Polyethylene (HDPE), Low Density Polyethylene (LDPE), dan Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) (Lajeunesse,2004). Jenis kantong HDPE biasa didapatkan ketika berbelanja di pasar maupun supermarket, sementara kantong plastik jenis LDPE memiliki fisik yang lebih tebal dan mengkilat dimana biasa didapatkan ketika berbelanja di boutique dan department store (Planet Ark, n.d.).
  • 4. 3 UniversitasIndonesia Umumnya, hampir semua jeniskantong plastik tidak bisa terurai secara biologis (non-biodegradable) namun mereka tetap dapat terdegradasi. Saat terjadi degradasi, kantong plastik ataupun sampah plastik lainnya hanya hancur menjadi serpihan atau fragmen-fragmen plastik dengan ukuran yang sangat kecil yang disebut sebagai “microplastic”.Karenaplastikini merupakanmaterial yangtergolongbarudimanabelum diketahui secarapasti berapalamawaktuyangdibutuhkannyauntukterdegradasi,namun dari berbagai sumberdikatakanbahwakantongplastikdiestimasi membutuhkan ratusan hingga ribuan tahun untuk terdegradasi. Kantong plastik dapat membutuhkan waktu hingga 1000 tahun agar dapat terdegradasi (Mangizvo, 2012). Lamanya waktu yang dibutuhkanuntukterdegradasidansifatnyayang non-biodegradableinilahyangmungkin menjadi permasalahan utama dari kantong plastik, mereka akan tetap berada di lingkungan selamanya walaupun sudah menjadi microplastic, mengakibatkan ancaman, bahaya, dan dampak negatif secara berkelanjutan terhadap lingkungan. Dampak negatif dari kantong plastik yang pertama adalah penggunaan sumber daya alam tak terbarukan dan besarnya energi yang digunakan. PE pembuat kantong plastik dibuat dari sumber daya alam yang tidak terbarukan seperti selulosa, batubara, gas alam, garam, dan dan tentunya minyak mentah (PlasticsEurope, n.d.). Dari semua bahan mentah tersebut, minyak mentah perlu diproses lebih lanjut karena terdiri dari campuran yang kompleks dari ribuan senyawa. Minyak mentahtersebut diekstraksi dari dalam bumi lalu dilakukan proses distilasi untuk mendapatkan fraksi minyak mentah dimana fraksi nafta menjadi elemen penting untuk produksi plastik. Selanjutnya hasil distilasi dibuat menjadi ethylene kemudian dipolimerosasi dan disempurnakan menjadi material yangdapatdigunakanuntukmembuatplastik.Selanjutnyaminyakmelaluireaksi kimiadimanaminyakyangberbentukcairandiubahmenjadiplastikyangberbentukpadat yang kemudian dibuat menjadi butiran-butiran plastik (pellet). Butiran plastik ini dibuat menjadi lapisan-lapisan plastik menggunakan suhu tinggi kemudian dengan menggunakan blower lapisan diubah menjadi kantong plastik. Jika produksi kantong plastik terus dilakukan, maka ekstraksi bahan baku akan terus berlanjut yang dapat menyebabkan menipisnya sumber daya alam tak terbarukan bahkan mungkin dapat berujungpadakelangkaandalambeberapatahunlagi jikaekstraksiini tidakdibatasipada batas yang aman dan tidak diiringi dengan pemeliharaan dan pemulihan lingkungan. Berdasarkan Institue For Lifecycle Environmental Assessment (1990), dalam menilai energi yang digunakan untuk produksi tas belanja, semua elemen dipertimbangkan yaitu energi yang digunakan saat transportasi, ekstraksi bahan baku, pemrosesan, dan energi yang terdapat dalam bahan baku, semuanya dikonversi dalam satuanenergi yaitukilojoule(kJ). 2kantongplastik membutuhkan990kJ gas alam, 240 kJ minyak bumi (petroleum), dan 160 kJ batu bara (Institue For Lifecycle Environmental Assessment,1990). Minyak yang digunakandalamproduksi plastikmengambil sebanyak 4% produksi minyak dunia (Equinox Center, 23 Oktober 2013). Selain banyaknya bahan mentah yang digunakan, kantong plastik juga membutuhkan energi yang besar seperti untukmengoperasikanunit ataumesin padapabrik manufakturkantongplastik.Produksi 1 buah kantongplastikHDPE, membutuhkan energi sebesar0,48 MJ (CleanUp Australia, 2015). Sebagai perbandingan,bahanbakaryangdigunakanmobiluntukmenempuhjarak 1 km adalah 4,18 MJ yang setara dengan 8,7 kantong plastik (NOLAN ITU, 2002). Dampak negatif yang ke-2, yang mungkin paling banyak dibahas dalamberbagai laporan,jurnal,ataupunartikel lokal bahkan internasional adalahdampakkantongplastik terhadapekosistemdankehidupanlaut. Kantongplastikmenempatiurutanke-6sebagai sampahyangpalingbanyakdikumpulkandarilautandimanaurutanlengkapnyamulai dari
  • 5. 4 UniversitasIndonesia urutanke-1s/dke-10adalahpuntungrokok,bungkusmakanan,botolplastikkemasanair mineral, tutup botol,sedotan, kantong plastik(grocery bag),botol kaca, kantong plastik lainnya,kantongkertas(paperbags),dankalengminuman(InternationalCoastal Cleanup dan Ocean Conservancy, 2014). Yang mengejutkan adalah Indonesia merupakan Negara yang menyumbangkansampahplastiklautanterbanyakke-2dari seluruhNegaradengan presentase sebesar 10,5% (Ocean Summit, 2015). Sampah laut diestimasi sebanyak80% berasal dari daratan dan 20%nya berasal dari lautan(Greenpeace,n.d.). Dampaknegatif dari kantong plastik maupun sampah plastik lainnya yang berada di lautan umumnya dapat menyebabkan tersangkutnya hewan laut, termakan dan masuk ke dalam pencernaanhewanlaut,sertamembahayakanterumbukarang.Sampai saat ini terdapat sebanyak267 spesiesyang tersangkutataupunmemakansampahplastik yangterdiridari 86% kura-kura laut, 44% burung laut, 43% mamalia laut dan beberapa jenis ikan serta crustacean (Laist, 1997; Greenpeace, n.d.). Sampah laut diketahui dapat melukai atau membunuh mamalia laut, kura-kura laut, dan burung laut akibat mereka terjerat atau terperangkap di dalam sampah laut tersebut. Sampah tersebut umumnya berupa jaring dan tali penangkap ikan, monofilamenetlines,six-packrings, dan packing strapping bands (Sheavly,2010). Akibat tersangkut pada sampah lautan, hewan laut dapat mati akibat tenggelam, mati lemas, ataupun tercekik. Sebagai contoh, segel plastik dari botol plastik kemasan air mineral dapat tersegel di leher anak anjing laut dan terus tersegel hingga mereka dewasa, mengakibatkan mereka tercekik dan pembuluh darahnya tertekan. Belitan dari sampah laut juga dapat mengurangi kemampuan hewan laut dalam berenang sehingga mereka kesulitan untuk mencari makan dan melarikan diri dari para predatornya. Sebanyak 32 spesiesmamalialaut,51spesiesburunglaut,dan6spesieskura-kuralautyangmenderita akibat tersangkut sampah plastik (Greenpeace, n.d.). Kantong plastik dan sampah laut lain seperti jaring penangkap ikan dapat membahayakan terumbu karang dan organisme laut. Kantong plastik dan jaring-jaring ikan ini tersangkut pada terumbu karang, kemudian akibat adanya arus laut lama kelamaan jaring ini mengakibatkan hancurnya atau pecahnya bagian terumbu karang yang disangkutinya. Lalu jaring yang telah lepas bersamaan dengan terumbu karang sebelumnya akan menyangkut pada terumbu karang yang lain dan proses ini terus berulang hingga jaring cukup berat untuk tenggelam akibat banyaknya terumbu karang yang terperangkap di dalam jaring (NOAA,2005). Alat tangkap ikan yang telah terlantar ataupundibuangolehpara nelayan jugadapat melanjutkanfungsinyauntukmenangkap organisme laut dengan sendirinya seperti ikan dan crustacean sehingga mereka tidak dapat melepaskan diri dan menyebabkan kematian, proses ini disebut sebagai ghost fishing (NOAA, 2015). Sebagai contoh, jaring penangkap ikan sepanjang 1500 meter ditemukan telah menjaring sebanyak99 burung laut, 2 ikan hiu, dan 75 salmon dimana jaring ini diestimasi telah berada di lautan selama 1 bulan dan telah menempuh jarak sejauh 60 mil (U.S. EPA, 1992; Greenpeace, n.d.). Ghost fishing akhirnya dapat menyebabkan kerugian ekonomi dimana ikan yang terperangkap tersebut seharusnya dapat ditangkap dengan semestinya dan dijual. Akibat ghost fishing ini diestiamsi sebanyak 18,1 ton monkfish tertangkap setiap tahunnya oleh jaring penangkap ikan dimanaangkaini merepresentasikansebesar1,46% dari penagkapan monkfishkomersial di laut Cantarabian di utara Spanyol (Sancho et al, 2003). Sampah lautan terutama kantong plastik dapat termakan oleh beberapa hewan laut seperti kura-kura laut dan mamalia laut. Para hewan laut tersebut salah mengira bahwa kantong plastik tersebut adalah makanan mereka karena visualisasinya yang
  • 6. 5 UniversitasIndonesia melayang dan bergerak bebas di lautan yang sangat mirip dengan ubur-ubur. Kantong plastik dan sampah laut lainnya dapat tersangkut dan menutupi tenggorokan ataupun saluran pencernaan hewan laut sehingga menyebabkan kelaparan dan kekurangan gizi. Selain itu kantong plastik dan sampah laut lain yang termakan lama kelamaan dapat terakumulasi di dalam saluran pencernaan sehingga memberikan rasa kenyang. Akibatnya, hewan laut berhenti untuk mencari makanan kemudian mengakibatkan kelaparan dan berujung pada kematiansecara perlahan. Autopsi pada seekor paus kecil (Minkewhale) di pantai Normandiamenemukansebanyak800 gram kantongplastikdan packaging lainnya di dalam perutnya (Marine Conservation Society, n.d.). Kemudian terdapat uji lain yang dilakukan pada 106 lumba-lumba Franciscana yang tertangkap secara tidak sengaja oleh para nelayan di pantai utara Argentina, diketahui 28% dari lumba-lumbatersebutmemiliki sampahplastikdi perutnya,namumtercatattidakterjadi penyumbatan pada saluran penceranaan mereka (Denuncio et al, 2011; European Comission,2011). Dampaknyatidak berhenti hanyasampai disitusaja,ketikahewanlaut ini mati, mereka akan terdekomposisi dan material plastik yang ada dalam saluran pencernaanmerekaakandilepaskankembali ke lingkunganyangdapatdimakankembali oleh hewan lainnya (Ellis et al, 22 Desember 2005). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kantong plastik dan sampah plastik lainnya dapat terdegradasi dan berubahmenjadi microplastic. Di lautan, sampah plastik umumnya dikategorikan menjadi macroplastic dengan diameter lebih dari 20mm, mesoplasticdengandiameter5-20mm, dan microplasticdengandiameterlebihkecildari 5 mm(EuropeanComission,2011).SementaraberdasarkanGESAMP(2015), microplastic ini memiliki ukuranpartikelsekitar1nms/d 5 mm. Penyebabutamaterjadinyadegradasi pada plastik di luar ruangan adalah radiasi sinar ultravioletyang memfasilitasi degradasi oksidatif polimer (Andrady et al, 1998; GESAMP, 2015) kemudian pembentukan microplastic di lautan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan sifat dari polimer. Selamatahapdegradasi,sampahplastikakanmenjaditidakberwarna,menjadi retakpada permukaannya, dan menjadi lemah serta rapuh akibat waktu. Kemudian akibat adanya gayamekaniksepertiangin,gelombanglaut,gigitanhewan,danaktivitasmanusia,plastik ini akan hancur menjadi fragmen plastik yang lebih kecil (GESAMP, 2015). Di lautan, air menyerap dan menyebarkan sinar ultraviolet sehingga plastik yang mengapung di permukaanairakanlebihcepatterdegradasi atauhancur,sementaraplastikyangberada di kedalamantertentudandidasarlautakanhancurlebihlamaakibattidakadanyaradiasi sinar ultraviolet dan temperatur yang lebih dingin (European Comission, 2011). Microplastic dapat menyebabkan beberapa hal, pertama, meyebabkan paparan eksternal terhadap permukaan tubuh organisme laut. Microplastic yang tadinya berada di luar, dapat masuk ke dalam tubuh organisme laut melalui insang. Ke-2, microplastic jugadapat termakandantercernaoleh organisme lautsepertiburunglaut,mamalialaut, ikan, dan invertebratasepertikerang. Ke-3,microplasticyangtelahtermakandan masuk ke dalamtubuh,dapat bergerakdari ususmenujusistemperedaran darahdankemudian tertahanatau tersimpanpadajaringan dan organel organisme laut. Ke-4, microplasticini dapat masuk ke dalam rantai makanan. Sebagai contoh, ikan kecil secara tidak sengaja memakanmicroplastic, laluikanyanglebihbesarmemakanikankecil tersebut,kemudian ikan tersebut ditangkap dan dikonsumsi oleh manusia. Lalu dampak yang ke-6, microplasticdapat bertindaksebagaivektorpenyebarbahankimia.Microplasticdi lautan membawa bahan kimia yang dapat dianggap sebagai kontaminan dimana bahan kimia tersebutberasal dari 2sumber (Teutenetal,2009; GESAMP2015). Sumberyangpertama berasal dari kandungan plastik itu sendiri seperti bahan additive, monomer, dll. Ke-2,
  • 7. 6 UniversitasIndonesia kontaminanberupasenyawahidrofobikdanlogamyang bersumberdari lingkunganlaut sekitar, kontaminan ini dapat menempel pada microplastic kemudian dibawa dan disebarkan ke lingkungan yang lebih jauh. Kontaminanyang dibawa termasuk persistent organic pollutants (POPs) seperti PCBs, DDT, dan bisphenol-A yang mengganggu fungsi endokrin (KIMO, 2010). Selain dampak kantong plastik dan sampah laut lain terhadap ekologi lautan, terdapat cukup banyak pembahasan mengenai dampak sosial dan ekonominya yang lebih mengarah pada sektor wisata pesisir dan laut. Pesisir dan lautan merupakan lokasi wisata yang banyak dikunjungi para wisatawan karena keindahan alamnya dan berbagai aktivitas yang dapat dilakukan. Berdasarkan KIMO (2010), pantai, pesisir, dan laut ini dapat digunakanuntukberbagai aktivitasrekreasi yang berbedaseperti berenang,menyelam, memancing, dan berbagai olahraga air. Namun sayangnya keberadaan sampah lautan ini menyebabkan lokasi wisata terlihat kotor dan kumuh sehingga mengurangi sisi estetika atau keindahan suatu lokasi wisata serta mengganggu kenyamanan para wisatawan. Hal tersebut mengakibatkan penurunan minat dan kunjungan wisatawan karena umumnya kebersihan lingkungan merupakan prioritas penting bagi seseorang dalam memilih lokasi wisata untuk dikunjungi. Akumulasi sampah di pantai dan pesisir ini pun kemudian memiliki dampak ekonomi yang seriusterhadapkomunitasmasyarakatyang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata (UNEP, 2011). Dalam kasus yang lebih ekstrim, sampah laut dapat menjadi alasandari penutupansebuahpantai seperti kasus di New Jersey dan New York pada tahun 1988 (KIMO, 2010), tentunya akibat hal tersebut banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian. Selain itu terdapat dampak ekonomi secara langsung akibatsampah lautanini yaitu peningkatanbiayayangdikeluarkanuntuk membersihkan sampah (termasuk pengumpulan, pemindahan, dan pembuangan), sebagai contoh Negara Inggris menghabiskan sekitar €18 juta setiap tahunnya untuk membersihkan sampahlaut(KIMO,2010). Sampahlautjugadapatmenyangkutpadabaling-balingkapal, menyumbat katup, dan merusak lambung kapal (ACZISC, 2012) sehingga tentunya terdapat biaya tambahan untuk perbaikan kapal. Di Negara Inggris pada tahun 2008, terdapat286 penyelamatan terhadapkapal yangrusakakibatbaling-balingnyatersangkut sampah laut dan menghabiskan biaya sebesar €830.000 s/d €2.189.000 (KIMO, 2010). Gambar 2. Beberapa Dampak Negatif Dari Sampah Laut (Marine Debris) Sumber: Ocean Summit 2015
  • 8. 7 UniversitasIndonesia Dampak negatif kantong plastik yang ke-3 adalah pencemaran tanah. Kantong plastikyangtertimbunataupunsengajaditimbundalamtanahdapat menciptakansuatu lapisanisolasi yangmenjagaairtetapberadadi atastanah dan dapatmencegahairhujan ataupun pupuk untuk menyerap ke dalam bagian tanah yang lebih dalam (Sharjah City Municipality, n.d.). Selain itu, kantong plastik dapat menghalangi biodegradasi dari material di sekitarnyaakibatdari waktudegradasinyayangsangatlama. Di NegaraYaman, selain memberikan pemandangan yang buruk bagi lingkungan, kantong plastik juga menyebabkan pencemaran tanah, membunuh tanaman serta hewan (Moharam et al, 2014). Kantong plastik yang berakhir dan tertimbun di tanah ternyata juga dapat menyebabkan permasalahan yang serius terhadap pertanian. Karena kantong plastik tidakterurai atau membusuk,mereka tetapberadadi tanah pertaniandan menghalangi pertumbuhan tanaman. Dampak negatif paling signifikan dari kantong plastik terhadap pertanian adalah berkurangnya kesuburan tanah, penurunan fiksasi nitrogen, hilangnya nutrisi di dalamtanah,penurunanjumlahtanamanpanen,mempengaruhifloradanfauna di dalam tanah, dll (Jalil et al, 2013). Walaupun kantong plastik ini tipis, namun akar tanamantidakdapat menembusnyauntukbergerakdi dalam tanahdan mencari nutrisi. Dampaknegatif ke-4,kantongplastikmemilikikontribusi padapencemaranudara yang berupa bahan kimia beracun dan CO2. Manufaktur, transportasi, dan pembuangan kantong plastik menghasilkan emisi greenhouse gas (GHG), pengasaman atmosfer, dan mempengaruhi ozon (ICF International, 2010). Dari berbagai sumber diketahui bahwa pembakaran kantong plastik dan sampah palstik lainnya menghasilkan polutan udara. Polutan itu seperti karbon monoksida, dioksin dan furans, Polynuclear Aromatic Hydrocarbons (PAHs), Volatile Organic Compounds (VOCs), Particulate Matter (PM),dan aldehiddimanamerekamenyebabkanbeberapagangguankesehatanbaikpadamanusia maupun hewan serta gangguan terhadap lingkungan (lihat Tabel 1). Produksi 2 kantong plastik menghasilkan1.1kgpolutan udarayangberkontribusipadahujanasamdankabut (Institue For Lifecycle Environmental Assessment, 1990; Ellis et al, 2005). Dampak negatif yang ke-5 berkaitan dengan salah satu sifatnya. Kantong plastik memilikisifatyangringan,akibatnyakantongplastiksangatmudahuntuk terbawaangin dari satutempatke tempatlainnyadandapatmenempuhjarakyangsangatjauh.Kantong plastikini dapattersangkutdi cabang-cabangpohon,mengisi saluranair,berakhirdijalan, Tabel 1. Polutan Yang Dihasilkan Dari Pembakaran Plastik Sumber: Saskatchewan Ministry of Environment
  • 9. 8 UniversitasIndonesia atau berakhirdi badan air seperti danau,sungai,dan laut.Di Cape Town,AfrikaSelatan, terdapatlebihdari 3000 kantongplastikyangmenutupi setiap1kilometerjalanyangada (Mangizvo, 2012). Kantong plastik juga dapat termakan oleh hewan ternak dan anjing, yang berakibat pada komplikasi sistempencernaandan gangguan kesehatan, kemudian dapat berujungpada kematiandan kerugianekonomi terhadappemiliknya(Adane etal, 2011). Kemudian kantong plastikyang menyumbat saluran air telah meyebabkan banjir bandangdi beberapakotabesarmaupunpinggirankotasehinggamenimbulkankerugian keuanganyangtidakterhitung(Jalil etal,17Agustus2013). Di Mumbai,India,padatahun 2005 terjadi banjir bandang akibat saluran air yang ada tertutup oleh kantong plastik hingga menyebabkan kematian pada 1000 jiwa (Environmental News Network, 2010). Selain it kantong plastik yang menyumbat saluran air dapat menyebabkan air limbah maupunairhujandi dalamnyameluapdanmenjaditempatberkembangnyavirus,bakteri, dan serangga (Thurston County Solid Waste, 2012). Saluran yang tersumbat juga dapat menciptakanbaubusukdanhabitatyangmenguntungkanbagi vektorpenyebarpenyakit seperti demam berdarah dan malaria (Ellis et al, 2005; Adane et al, 2011). Dari penjelasan tersebut, diketahui kantong plastik ataupun sampah plastik lainnya memiliki banyak sekali dampak negatif yang serius dan mungkin masih banyak dampak lainnya yang belum teridentifikasi. Bagian terparahnya adalah kantong plastik tidak akan pernah benar-benar hilang dari lingkungan karena sifatnya yang non- biodegradable, mereka hanya dapat terdegradasi menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil,hal tersebutpundiprediksiterjadidalamwaktu ratusanhinggaribuantahun. Ketika sampahplastikmasihberukuran macro hinggaplastikini terdegrasimenjadi microplastic mereka tetap menyebarkan dampak secara terus menerus melalui media penyebaran berupa air, tanah, dan udara. Kemudian hal ini diperparah dengan penggunaan kantong plastik dengan pola sekali pakai oleh para konsumen, menyebabkan akan lebih banyak lagi kantongplastikyangdibutuhkan,diproduksi,digunakan,dandibuangke lingkungan. Dari pengetahuan akan dampak negatif kantong plastik tersebutlah umumnya muncul berbagai pihak yang kontra terhadap kantong plastik. Berbagai aksi dan upaya pun kemudian dilakukan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik demi mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan ataupun untuk tujuan lainnya. Telah tercatat beberapaupayatersebutseperti pelaranganpenggunaankantongplastik,pajak untuk kantong plastik ketika berbelanja, skema tanggung jawab dari produsen ataupun retailer, kampanye, dan pengenalan jenis kantong plastik lain dan alternatif tas lainnya (Pro Europe, 2010). Setidaknya terdapat 26 negara dan 88 pemerintah lokal yang telah melarang pendistribusian kantong plastik, dan sebanyak 26 negara dan banyak sekali komunitas yang telah memberlakukan pajak untuk mengurangi penggunaan kantong plastik (Thurston County Solid Waste, 2012). Upaya pertama yang akan dibahas adalah larangan kantong plastik, entah itu manufakturnya ataupun penggunaannya. Salah 1 komponen dari larangan ini adalah adanya biayalebihperkantongplastikjikakonsumentidakmembawatas(reusablebag) sendiri dari rumah atau mungkin yang lebih umum dikenal dengan pajak. Di San Diego, salah 1 kota di Kalifornia, Negara Amerika Serikat, larangan kantong plastik bersamaan dengan pajak sebesar 10% dapat mengurangi kantong plastik sekali pakai sebesar 86% atau penurunansebanyak348jutakantongplastiksetiaptahunnya,selainitujugaterjadi pengurangan energi sebesar 74 juta MJ, emisi CO2 sebesar 6.418 ton, limbah padat sebesar270.000 kg, sementaraterjadi kenaikanuntuk konsumsiairsebesar30juta galon (Equinox Center, 2013). Pada tahun 2002 di Negara India, manufaktur dan penggunaan kantong plastik dilarangdi kota Bombai dalam usaha untuk mengurangi jumlah kantong
  • 10. 9 UniversitasIndonesia plastik yang menyumbat saluran air hujan dan menyebabkan banjir (NOLAN ITU, 2002). Namun berdasarkan Earth Policy Institue (2014), larangan kantong plastik ini memiliki implementasi yang kurang baik sehingga larangan ini kurang atau bahkan tidak berjalan di beberapaNegara. NegaraKenyamelarangmanufakturdanimporkantongplastikpada tahun 2007, namun ternyata larangan tersebut tidak ditegakkan. Pada tahun 2002 pemerintahBangladeshmelarangmanufakturdan penggunaankantongplastikdi Dhaka dankemudiandi seluruhBangladesh,karenakurangnyapenegakkanlaranganmakatidak terjadi penurunan penggunaan kantong plastik yang signifikan. Upaya yang ke-2 adalah pajak terhadap penggunaan kantong plastik yang dapat mengurangi jumlah kantong plastik yang digunakan oleh para konsumen. Tujuan utama dari pajakini adalahuntukmenghukumkonsumenyangmemakai kantongplastikdengan maksudagar para konsumentersebutmemiliki kebiasaanuntukmembawa reusablebag sendiri (Ellisetal,2005). Pajaktertuaterhadapkantongplastikterdapatdi Denmarkyaitu pada tahun 1993 yang berlaku bagi para pembuat kantong plastik atau produsen yang membayar pajak berdasarkan berat kantong plastik(Earth Policy Institue, 2014). Tujuan diberlakukannya pajak di Denmark adalah untuk mempromosikan penggunaan reusable bag (NOLAN ITU, 2002). Negara Australia memperkenalkan pajak kantong plastik pada tahun 2003 sebesar 15-30 sen untuk setiap kantong plastik, dalam 2 tahun, konsumsi kantongplastikmengalamipenurunandari 5,95milyarmenjadi1,92milyar,selainitu85% retailer menyadari kode pada produkplastikserta 1 dari 4 retailer benar-benarberhenti menggunakan kantong plastik (Ellis et al, 2005). Pada tahun 1989, Negara Italia memperkenalkanpajak kantong plastik karena kantong plastik di pantai dan laut Italia mengancam kehidupan ikan lumba-lumba yang mungkin dapat mati akibat memakan kantongplastik.Italiamemungut100 liraItaliauntuk setiapkantongplastikdimanaharga ini lebih mahal dibandingkan dengan pengganti kantong plastik seperti paper bag (Dikgangetal,2010; NOLAN ITU,2002).Padabeberapakasus,pajakini dapatefektif hanya dalam jangka pendek dan tidak stabil pada jangka panjang. Sebagai contoh, Negara Irlandia telah memperkenalkan pajak terhadap kantong plastik pada tahun 2002 yang dapatmenurunkanpenggunaankantongplastik secarasignifikanselama5tahunpertama yaitu sebesar 95%, namun setelah itu penggunaan kantong plastik kembali meningkat yang kemudian mendorong pemerintah untuk menaikan pajak pada tahun 2007 (Pro Europe, 2010). Namun dibalik hal tersebut, Negara Irlandia merupakan Negara pertama di dunia yang memberlakukan pajak kantong plastik langsung terhadap konsumen di seluruh supermarket, toko,apotek,dan seluruh toko penjualan lainnya (Ellis et al, 2005; Earth Policy Institue, 2014). Upaya yang ke-3 adalah dengan meningkatkan tanggung jawab para produsen ataupun retailer terhadap kantong plastik. Pada tahun 2006 di Kalifornia dikeluarkan peraturan yang mengharuskan retailer untuk menempatkan tong daur ulang kantong plastik di depan toko, sebagai hasilnya, terdapat kurang dari 5% kantong plastik yang di daur ulang (ThurstonCountySolidWaste,2012). NTUC FairPrice,salah1 supermarketdi Singapur memperkenalkan Green Rewards Scheme pada tahun 2007 dimana konsumen yangmembawatasbelanjasendiriataupunmemilihuntuktidakmenggunanakankantong plastik akan diberikan uang sebesar 10 sen. Pada tahun 2013 sebanyak 8 juta kantong plastik berhasil disimpan, 9 juta pada tahun 2014, dan sekitar 46,5 juta kantong plastik selama 8 tahun sejak pertama diberlakukannya skema ini. Sementara IKEA, salah 1 toko furniturSwedia,mulaimemberlakukanpajakuntukkantongplastikpadatahun2007, dan benar-benar tidak menyediakan kantong plastik di kasir pada Maret 2007 (Shah, 2015).
  • 11. 10 UniversitasIndonesia Upaya yang ke-4 terkait dengan kepedulian dan perilaku konsumen terhadap kantong plastik. Banyak sekali masyarakat yang belum sadar terhadap bahaya dan dampakyangdihasilkan olehkantongplastik.Olehkarenaitusalah1upayapentingdalam menangani dampak negatif kantong plastik adalah dengan meningkatkan perhatian dan kepedulian konsumen terhadap kantong plastik serta merubah perilaku konsumen melalui edukasi dan dorongan. Di Negara Inggris, pemerintah mendanai kampanye nasional yangdikenal sebagai “Get a bag habit”untuk merubahperilakukonsumen(Pro Europe, 2010). Negara Hong Kong melakukan kampanye “No plastic bag, please” dan melarang para retailer untuk menyediakan kantong plastik secara gratis kepada konsumen (NOLAN ITU, 2002). Para retailer memainkan peran penting dalam merubah kebiasaan konsumen seperti memberlakukan larangan dan pajak terhadap kantong plastik agar konsumen dapat menggunakan lebih sedikit kantong plastik dan menggunakan alternatif tas yang lebih ramah lingkungan. Upaya-upaya tersebut umumnya dibuat untuk mencegah lebih banyak kantong plastikyangakan digunakanatau sebelum digunakan. Laluadakah upayayang dilakukan setelahkantongplastikdigunakan atausaatkantongplastiktelahmenjadi sampah?Daur ulangkantongplastik merupakansalah1upayatersebut.Nyatanya,kantongplastik100% dapatdidaurulangdandigunakankembali(RAN,2008;APBA,n.d.). Namunmemangdaur ulang cukup sulit dilakukan karena kantong plastik ini sering sekali menyangkut pada fasilitas daur ulang seperti pada proses pemisahan. Umumnya konsumen secara individual membuang sampah kantong plastik ke tempat sampah di depan toko yang menyediakan jasa daur ulang kantong plastik. Hasil daur ulang dapat digunakan untuk membuatkantongplastikbaru,produkbangunan,dll yangdapatmenghematenergi dan mengurangi konsumsi minyak dunia (Planet Ark, n.d.; Rutan Poly Industries, n.d.). Sayangnyatingkatdaurulangkantongplastikini masihsangatrendahdi berbagaiNegara. Di Negara Amerika Serikat pada tahun 2009, plastik HDPE yang terdiri dari bags, sacks, dan wraps dengan berat total 660.000 ton, hanya 40.000 ton yang didaur ulang atau sebesar6,1%,sementaradari 2 jutaton plastikjenisLDPE/LLDPEhanya320.000 tonyang didaur ulang atau sebesar 13,4% (U.S. EPA, 2010). Di Kalifornia pada tahun 2009, yang juga merupakan bagian dari Amerika Serikat, dari 53.000 ton kantong plastik yang dikeluarkan oleh retailer untuk para konsumen, sebanyak 1.500 ton yang dikumpulkan dan didaurulangsehinggatingkatdaurulangnyasebesar3% (CalRecycle,2010). Menurut Ellis(2005), tingkatproduksi kantongplastikmeningkatdenganlebihcepatdibandingkan dengan tingkat daur ulangnya. Kemudian terdapat pula upaya yang memanfaatkan teknologi yang salah satunya dilakukan olehAkinoIto, seorang penemu dari Jepang. Ito membuat sebuah teknologi yang dapat menkorversi kantong plastikdan sampah plastik lainnyamenjadiminyakkembaliuntukskalarumahtangga,mengingatplastikmerupakan produk yang terbuat dari minyak bumi. Alat ini disebut sebagai Blest Machine yang diperkenalkan pada tahun 2001. Cara kerjanya adalah dengan memanaskan kantong plastik dan sampah plastik lainnya hingga menjadi cairan dan terus dipanaskan hingga menjadi gas.Gas laludidinginkandenganairsehinggadidapatkanminyakkembali. Minyak yang dihasilkan dapat dipisah menjadi 3 jenis yaitu gasoline, diesel, dan kerosene. Yang perlu diperhatikan sebelum memperkenalkan dan memberlakukan upaya- upaya tersebut adalah mengusulkan alternatif tas yang efektif dan praktis serta lebih ramah lingkungan bagi konsumen, dan mempertimbangkan konsekuensi dari upaya penanganan kantong plastik tersebut karena bisa saja para konsumen beralih ke penggunaan tasjenislaindengandampaklingkunganyanglebihbesar(ProEurope,2010). Terdapatbeberapajenistasalternatifpengganti kantongplastikkonvensionalyangumum
  • 12. 11 UniversitasIndonesia diperkenalkandandisediakan olehpararetailer di toko-tokodimanatasini dianggapdan diperkirakanlebihramahlingkungan. Jenistastersebut sepertibiodegradableplasticbag, oxo-biodegradableplasticbag, fabricreusablebag,paperbag.Biodegradableplasticbag terbuatdari bahan nabati seperti tepungjagungdan gandum dimanakantongplastik ini dapat terurai atau hancur secara biologis oleh bantuan mikroorganisme dengan keberadaan oksigen(PlanetArk,n.d.). Oxo-biodegradableplasticbag merupakansalah1 jenisdari biodegradableplasticbag. Jeniskantongplastikini ditambahkandenganbahan aditif tertentuyangdapatmempercepatprosespenguraiansecarabiologismelaluireaksi oksidasi dengan keberadaan oksigen dan dengan bantuan sinar matahari, panas, dan tekanan. Sementara fabric reusable bag merupakan jenis tas yang terbuat dari kain seperti kain katun dan kanvas, calico (blacu), hemp (rami), dan jute (goni). Kemudian paper bag merupakan jenis tas yang terbuat dari kertas dengan ketebalan tertentu. Berdasarkan seminar diet kantong plastik berjudul “Menuju Indonesia Bebas Sampah2020” yangdiadakandi FakultasTeknikUniversitasIndonesiapadabulanOktober tahun 2015, diketahui bahwa di Indonesia sendiri telah dilakukan beberapa upaya oleh beberapapihakterkait sepertipemerintah, retailer,ataupunkomunitaslingkungan untuk menangani permasalahan kantong plastik. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, datang dari pemerintahan kota Bandung. Menurut sumber, Tety Mulyawati, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Kota Bandung, di Kota Bandung telah terdapat peraturan yang mengatur pengurangan penggunaan kantong plastik yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 dimana peraturan ini tidak disahkan semata tanpa adanya upaya lain. Perda tersebut diiringi oleh dilakukannya sosialisasikepadamasyarakatserta pelakuusahadi kotaBandungsepertikampanye, talk show, kegiatan ilmiah dan sosialisasi pasar. Kemudian kota Bandung juga sudah dapat mengolah sebagian limbah padat yang dihasilkan sendiri. Dari total volume sampah sebesar 1800 ton/hari, 600 ton telah diolah sendiri tiap harinya. MenurutSastria HamidyaituWakil SekjenAsosiasiPengusahaRitel Indonesia(APRI), para retailer memberlakukan pembayaran untuk penggunaan kantong plastik serta mengganti kantong plastik dengan jenis kantong plastik yang lebih ramah lingkungan seperti oxo-biodegradble. Pada tahun 2010, Carrefour mulai mengganti kantong plastik dengankantongplastik biodegradabledanpadatahun2012mulai memberlakukansistem pembayaran atau pembelian kantong plastik di beberapa cabangnya. Berdasarkan Yuvlinda Susanta, Dept. Head of Corporate Communication and Sustainabillity dari Supermarket Superindo, diketahui bahwa Superindo telah menyediakan 3 pilihan tas untukmembawabarangbelanjaanyaitukardus,reusablebag,danbiodegradableplastic. Jika konsumen memilih untuk tidak menggunakan kantong plastik konvensional, maka Superindo akan memberikan biaya insentif kepada konsumen yang dapat diambil langsung oleh konsumen ataupun dapat disumbangkan untuk kepentingan sosial. Sayangnya, alokasi pendapatan dari biaya insentif tersebut tidaklah tepat dimana pendapatan tersebut seharusnya digunakan untuk mendukung program-program lingkungan. Dari hal tersebut terlihat bahwa salah 1 hal yang perlu diperhatikan dalam pajak adalah memutuskan bagaimana pendapatan biaya pajak akan digunakan, karena terkadang pajak yang didapat hanya masuk ke perpajakan umum atau kepentingan lainnya dan bukannya untuk kepentingan lingkungan. Sementara salah 1 contoh komunitasyangaktif dalam penanganankantongplastikadalah komunitas GerakanDiet KantongPlastik.Komunitasini aktif dalammengkampanyekanpolapenggunaankantong plastik secara bijak kepada masyarakat. Kampanye bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan.
  • 13. 12 UniversitasIndonesia MahasiswajurusanTeknikLingkungan UniversitasIndonesiasendiri telahmelakukan percobaankecil untuktidakmenggunakankantongplastik jenispackaging lainnyadalam kurun waktu seminggu yang disebut sebagai diet kantong plastik. Untuk beberapa hari pertama, dirasakan perbedaan yang sangat signifikan saat tidak digunakannya kantong plastik. Mahasiswa terbiasa memuat makanan dan minuman yang dibelinya dengan menggunakan kantong plastik ataupun kemasan plastik lainnya seperti plastik bening. Namun karena diet kantong plastik, mahasiswa harus mencari alternatif lain seperti membawa bekal makanan dan minuman sendiri dari rumah dengan tempat makan dan botol minum pribadi. Mahasiswa juga terbiasa membawa barang belanjaannya dalam kantong plastik karena kantong plastik ini diberikan secara gratis. Karena diet yang dilakukan, mahasiswa harus selalu membawa tas ramah lingkungan atau reusable bag yang biasa terbuat dari kain. Walaupun cukup sulit dilakukan karena belum memiliki kesbiasaan tersebut, namun setelah percobaan selesai dilakukan, cukup banyak mahasiswa yang mulai memiliki kebiasaan untuk mengurangi menggunakan kantong plastik dan menghindari penggunaan kantong plastik sekali pakai. Berdasarkan penjelasan mengenai upaya penanganan dampak negatif dari kantongplastik,diketahuibahwaterdapat berbagai jenisupayayangtelahdilakukanoleh berbagai pihak dari seluruh penjuru dunia dengan target sasarannya adalah masyarakat duniayangberperansebagaipenggunakantongplastik. Terbukti bahwasetiapjenisupaya dapat menurunkan penggunaan kantong plastik namun dengan presentase penurunan yang berbeda.Apapunupayayang dilakukan,kesuksesandanefektivitasnyabergantung pada seberapa besar peran aktif berbagai pihak dalam mengimplementasikan upaya tersebut.Parapembuatkebijakanharusmampumembuat kebijakan yangjelasdantepat guna, dapat mensosialisasikan kebijakan tersebut, dan dapat menegakkan kebijakan tersebut dengan tegas. Sementara masyarakat dunia yang berperan sebagai konsumen harus mampu mengikuti dan melaksanakan kebijakan yang telah dibuat dengan kesadaran bahwa benar kantong plastik memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sehingga penggunaannya sudah seharusnya dikurangi. Jika hal tersebut dapat dilakukan maka berbagai upayapenanganan kantongplastikdapatdiimplementasikandenganbaik dan dihasilkan persentasepenurunanproduksimaupunpenggunaankantongplastikyang signifikan. Hasil akhirnya, dampak negatif kantong plastik dapat dikurangi serta masyarakat dunia dapat terbiasa dengan pola hidup yang lebih ramah lingkungan. Namun walau sudah diketahui banyak sekali dampak negatif yang serius dari kantong plastik dan sudah banyak upaya yang dilakukan sebagai penanganannya, mengapamasihbanyakkantongplastikyangberedardi seluruhNegara?Mengapamasih banyak konsumen yang menggunakannya? Hal ini disebabkan karena masih terdapat banyakpihak-pihakyangmendukungkeberadaansertapenggunaannyaatau yangdisebut sebagai pihak yang pro terhadap kantong plastik. Pihak ini berpendapat bahwa kantong plastik merupakan pilihan tas belanja yang tepat dimana kantong plastik ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan memiliki banyak sekali keunggulan jika dibandingkan dengan jenis tas belanja lainnya. Pihak pro kantong plastik umumnya datang dari para produsen, retailer, ataupun konsumen yang tidak mengetahui dampak negatif kantong plastik terhadap lingkungan. Terdapat beberapa pendapat mengenai kantong plastik yang datang dari pihak pro kantong plastik yang didapatkan dari sebuah blog, diantaranya(1) mempermudahmembawabarangyangberukurankecil;(2) bersifat kuatdanringan;(3) murahdan dapat dibuang;(4) mudahdidapat;(5) terbuatdari minyak sehinggadapatdibakar;(6) dapatdilipatdantidakmemakanbanyaktempatdi lemari;(7) cocok untuk piknik dan berkemah terutama untuk membawa barang yang dapat basah
  • 14. 13 UniversitasIndonesia karena sifatnya yang tahan air; (8) tidak membahayakan hewan; (9) hanya mengambil sekitar 0,2% lahan di landfill; (10) menghasilkan lebih sedikit sampah dibandingkan dengan jenis sampah lainnya. Lalu benarkah pendapat-pendapat tersebut? Pedapatpertamaterbukti benarkarena kantongplastikbiasanyatersediadalam berbagai ukuran, dari ukuran yang besar, sedang, hingga kecil yang memmungkinkan penggunaan kantong plastik dapat disesuaikan dengan jumlah atau ukuran dari barang yang ingin dibawa, termasuk barang berukuran kecil. Namun akibat dari ketersediaan ukurannya pula lah terkadang konsumen menggunakan kantong plastik besar hanya untuk membawa barang-barang berukuran kecil ataupun dalam jumlah yang sedikit kemudian segera dibuang setelah dipakai 1 kali. Kemudian pendapat ke-2 juga terbukti benar dimana dinyatakan bahawa kantong plastik bersifat kuat dan ringan. Kantong plastik memiliki kapasitas berkisar antara 10 pon hingga 28 pon dimana kantong plastik ini dapatmenahansuatubarangdenganberat1000 kali dari beratnyasendiri (Healthand Safety Ontario, 2011; PlasticsEurope, 2015). Jika dibandingkan dengan tas jenis lain, kantong plastik ini membutuhkan lebih sedikit truk pengangkut akibat sifatnya yang ringan dan tidak memakan banyak ruang. Dibutuhkan 7 truk untuk mengirim paper bag namun hanyadibutuhkan1 truk untukmengangkutkantongplastik denganjumlahyang sama (RAN,2008). Namunsifatnyayang ringan membuatnyamudahterbawaolehangin ke berbagai tempat seperti saluran air, jalan, pohon, dan laut yang kemudian menyebabkan banjir, kematianpada hewan, dll. Lalu pendapat ke-3 yang menyatakan kantong plastik murah dan dapat dibuang terbukti kebenarannya dimana kenyataannya kantongplastikdiberikansecaragratissaatberbelanjasehinggadapatdiperkirakanharga kantongplastiksangatlahmurah.Dalampembeliandalamjumlahbesar,1kantongplastik dapat dibeli denganharga1 sen,sementara1paperbag dihargai 5senatau bahkanlebih (Rutan Poly Industries, n.d.). Pendapat ke-4 terbukti benar bahwa kantong plastik dapat denganmudahdidapat karenaumumnyamemangkantongplastikdiberikansecaragratis saatberbelanjadi segalajenistokopenjualansepertisupermarket,pasar,apotek,warung, dll. Namun dengan pengecualian untuk toko yang memberlakukan pajak untuk setiap kantongplastikyangdigunakanataupundiNegara ataudi kotayangpenggunaankantong plastiknya dilarang. Akibat pemberian secara gratis inilah konsumen terbiasa dengan keberadaannya dan merasa tidak masalah jika tidak membawa tas belanja sendiri saat berbelanja.Pendapatke-5benaradanyabahwakantongplastikterbuatdari minyakbumi sehingga dapat dibakar. Walaupun begitu kantong plastik tidak bisa dibakar begitu saja karena terbukti plastikyang dibakar menghasilkanberbagai macam polutan udara (lihat Tabel 1). Pendapat ke-6 juga benar bahwa kantong plastik dapat dilipat dan memakan ruang yang kecil di lemari atau tempat lainnya. Ketebalannya yang sangat tipis memungkinkan kantong plastik tidak membutuhkan banyak ruang terutama jika dibandingkandenganpaperbags, baikdi tempatkasir,di ruangpenyimpanan,dantempat lainnya (Rutan Poly Industries, n.d.). Pendapat ke-7 terbukti benar karena salah 1 sifat kantong plastik adalah tahan terhadap air. Akibatnya kebanyakan konsumen langsung membuangkantongplastikyangtelahterkenaairkarenamerasakantongpalstiktersebut sudah kotor dan tidak layak payak. Untukpendapatke-8terbukti salahkarenadiketahuibahwakantongplastiktelah meyebabkan kematian terhadap beberapa hewan akibat kantong plastik ini tersangkut, termakan, ataupun menyebabkan luka pada hewan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pendapat ke-9 menyatakan bahwa kantong plastik ini hanya menggunakan sebagiankecil dari landfill yang ada dan kenyataannyakondisi tersebutterjadi di banyak Negara. Di Australia, kantong plastik yang masuk ke dalam landfiil hanya sebesar 0,2%
  • 15. 14 UniversitasIndonesia setiap tahunnya (NOLAN ITU, 2002). Di Kanada, jika seluruh kantong plastik yang digunakan berakhir di landfill maka kantong plastik akan merepresentasikankurang dari 1% dari seluruhsampahdalamsatuanberat(EPIC,n.d.).Di balikfaktatersebut,tetap saja sampah kantong plastik ini lebih berbahaya dibandingkan dengan sampah jenis lainnya karenadapat mencemari tanah.Kemudian bukanhal yangtidakmungkinbahwasampah plastik di suatu landfill akan memiliki jumlahataupun berat yang melebihi jenissampah lainnyakarenakantongplastikiniterakumulasiterus-menerusakibatwaktudegradasinya yang sangatlama. LaluPendapatke-10 mengatakanbahwasampahkantongplastikyang dihasilkanlebihsedikitjikadibandingkandengansampahjenislaindanpendapatinibenar adanya. Menurut Gogte (2009), dari seluruh aliransampahyang dihasilkan hanyasekitar 2%-nya yang berupa kantong plastik. Berdasarkan PlasticsEurope pun didapatkan informasi yangsama, keberadaankantongplastikdalamkeseluruhansampahbiasanya di bawah5%. Di Negara Inggris,kantongplastikhanyamenyumbangkan0,01% dari seluruh jenissampahyangdihasilkan(ProEurope,2009). Di NegaraAustralia,dari seluruhsampah sekitar2,02%-nyaadalahkantongplastik (NOLANITU,2002). Di AmerikaSerikat, kantong plastikHDPEmerepresentasikan 0,6% dari seluruh sampah (Reason Foundation, 2014). Pendapat pihak pro lainnya adalah kantong plastik ini memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis tas belanja lainnya. Perbandingan dampakberbagai jenistasbelanja telahdipaparkanpadaberbagai laporan dimanasalah1-nyaadalah laporanberjudul “LifeCycleAssesmentof SupermarketCarrier Bags:A Reviewof The BagsAvailablein 2006” yangdikeluarkanolehEnvironmentAgency di Negara Inggris pada Februari 2011. Laporan ini berisi hasil sebuah penelitian yang menilai dampak lingkungan dari siklus hidup berbagai jenis tas belanja di Negara Inggris mulai dari tahap produksi hingga pembuangan pada tahun 2006. Tas belanja tersebut antara lain jenis HDPE konvensional, HDPE dengan bahan aditif, biopolymer (tas biodegradable),paperbag, LDPE,polypropylene(PP),dancotton bag.Terdapat9dampak yang dinilai dan dibandingkan antara lain penipisan sumber daya, pengasaman, eutrofikasi, keracunan pada manusia, keracunan pada air tawar, keracunan pada kehidupan laut, dan oksidasi fotokimia (pembentukan kabut). Dampak tersebut dinilai pada ekstraksi atau produksi bahan baku, proses produksi, transportasi, akhir hidup (termasukpengumpulan,landfill, daninsenerasi),sertadaurulang. Agar perbangdingan tiap jenis tas sebanding, dampak dinilai dari jumlah tas belanja yang dibutuhkan untuk membawa barang belanjaan selama sebulan yaitu sebanyak 483 barang. Perlu dicatat bahwa hasil penelitian berdasarkan secondary use tiap jenis tas sebagai tempat sampah (bin liners) dengan presentasi sebesar 40% dimana tidak termasuk primary use untuk digunakan kembali sebagai tas belanja. Hasil penelitian menunjukan bahwa kantong plastik HDPE konvensional memiliki dampak lingkungan terendah yaitu 8 dari 9 kategori indikator dampak yang ada. Sementara dampak lingkungan tertinggi dihasilkan oleh starch-polyester blend bag yaitu 7 dari 9 kategori dengan dampak tertingginya adalah global warming potensial (GWP) dan penurunan abiotik. Kemudianjenistaslainnyaharusdigunakanberulangkali untukmencapai tingkat GWP yangsamadenganHDPEkonvensional,LDPE5kali, Non-wovenPPbag14kali, paper bag 4 kali, dan cotton bag 173 kali. Namun masih terdapat beberapa ketidakjelasan mengenai laporanini sehinggadata,hasil,dankesimpulanmengenaikantongplastik yang memiliki dampak lingkungan terendah belumlah dapat dipercaya sepenuhnya. Ketidakjelasan itu seperti jumlah tas yang diuji untuk setiap jenis tas, cara menentukan jumlah barang yang dibawa selama sebulan, cara pengumpulan data untuk setiap
  • 16. 15 UniversitasIndonesia indikatordampak, primary reuseuntuksetiapjenistastidakdibahas.Kemudianakan lebih baik jika perbandingan dibuat tanpa penggunaan kembali. Walaupunberdasarkanlaporantersebutdan mungkinbeberapalaporanlainnya dipaparkan bahwa kantong plastik memiliki dampak lingkungan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis tas lain, bukankah tetap saja kantong plastik menimbulkan dampaknegatif yangsangatserius terhadaplingkunganyangsudahtidakdapatdielakan? Tetapsajapenggunaankantongplastikyang awalnyamempermudahkehidupanmanusia kini berubah menjadi sebuah ancaman bagi lingkungan. Dampak negatif kantong plastik pun lebihseringdibahasdalamberbagai kesempatanjikadibandingkandenganjenistas lain yang mengindikasikan bahwa sesungguhnya kantong plastik menghasilkan dampak yang lebih membahayakan dan lebih mengkhawatirkan dibanding tas belanja lainnya. Dampak negatif terusdihasilkankantongplastikselamasiklushidupnyadimanadampak terbesar mungkin dihasilkan saat kantong plastik telah menjadi sampah dan dibuang ke lingkungan, sifatnya yang non-biodegradable dan waktu degradasinya yang memakan waktuhinggaratusan tahunmembuatnyaterusberadadi lingkungantanpapernahbenar- benar lenyap dan justru terus terakumulasi di lingkungan. Buktinya kantong palstik merupakan jenis tas belanja yang paling mudah dibuang dan ditemukan di lingkungan sebagai sampah, berbeda dengan tas jenis lain yang tidak semudah itu untuk dibuang karenadianggaplebihberharga. Sementaratasbelanjasepertipaperbag,cotton bag,dan biodegradablebag lainnyadapatterurai di lingkungankarenaterbuatdari bahanorganik seperti pohondantanaman jenislaindimanadampaknegatifnyalebihbesarpadatahap penggunaan sumber daya alam serta tahap proses produksi. Oleh karena itu perlu terus dilakukan berbagai upaya untuk menangani dampak negatifnya. Solusi yang dapat dilakukan secepatnya secara individual adalah mengurangi penggunaan kantong plastik dan hindari pola penggunaan sekali pakai, lalu gunakan kantong plastik berulang kali baik sebagai tas belanja kembali atau untuk fungsi lainnya seperti untuk menampung sampah dapur. Kemudian jika kantong plastik sudah benar- benartidak dapat dipakai,buangkantongplastiksecarabenar ke tempat sampah. Solusi lainnyaadalahberalihke penggunaan reusablebag seperti tasbelanjayang terbuatdari kain. Namun penggunaan reusable bag ini juga perlu diperhatikan agar dampak lingkungan yang dihasilkan lebih rendah dibanding kantong plastik seperti menggunakannya berulang kali, selalu membawanya saat belanja, dan mencucinya jika sudahkotoruntukmenghindari tumbuhnyabakteridanbibitpenyakitlainnya.Sementara pembuat kebijakan seperti pemerintah sudah seharusnya dapat tegas menegakkan upaya-upaya yang telah dibuat seperti larangan dan pajak ataupun mengeluarkan kebijakan lainnya yang lebih tepat dengan mempertimbangkan kondisi sosial dan ekonomi agar tidak merugikan banyak pihak. Jika upaya seperti larangan dan pajak tersebutterusdilakukanmakamasyarakatdapatterbiasauntukmengurangi penggunaan kantong plastik atau bahkan berhenti total menggunakannya sehingga permintaandan produksi pun akan menurun atau terhenti. Sumber daya alam yang ada pun seperti minyak bumi dapat digunakan untuk keperluan lain seperti untuk bahan bakar. Retailer juga harus selalu memberikan pilihan tas belanja alternatif seperti kardus bekas dan reusablebag agarkonsumendapatsegeraberalihkepilihanyanglebihramahlingkungan. Kemudian yang terpenting dari semua itu adalah meningkatkan pengetahuan dan kepedulian konsumenterhadap permasalahan kantong palstik dan pengenalan jenis tas alternatif lainsertacara menggunakantastersebutagar lebihramahlingkungan. Sekecil apapunupayadanpenurunanjumlahkantongplastikyangdihasilkandari upayatersebut, akan sangat membantu untuk mengurangi dampak negatif dari kantong plastik.
  • 17. 16 UniversitasIndonesia REFERENSI Adane,L.dan Muleta,D.(13Mei 2011). Survey on TheUsageof PlasticBags,Their Disposaland AdverseImpactson Environment:A Case Study in Jimmy City, Southwestern Ethiopia, 3 (8), pp. 234-248. Diakses 27 Desember 2015. http://www.academicjournals.org/article/article1379595494_Adane%20and%20Muleta %20(1).pdf American Progressing Bag Aliances (APBA). (n.d.). The Facts About Plastic Bags: Recyclable, Affordable, and Convenient. Diakses 1 Januari 2016. http://www.co.thurston.wa.us/solidwaste/recycling/docs/FactsAboutPlasticBags.pdf Andrady,A.L.,Hamid,S.H.,Hu,X.danTorikai,A.(1998). Effectsof Increased Solar Ultraviolet Radiation on Materials. Diakses 26 Desember 2015. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.526.2708&rep=rep1&type= pdf Australian National Retailers Association (ANRA). (22 Mei 2006). Plastic Carrier Bags: Working Towards Continous Environmental Improvement. Diakses 30 Desember 2015. http://www.scew.gov.au/system/files/resources/0c513e54-d968-ac04-758b- 3b7613af0d07/files/ps-pbag-rpt-anra-report-ephc-chair-200605.pdf California Department of Resources Recycling and Recovery (CalRecycle). (Agustus2010). Characterization StudyTo DetermineThePlasticCarryoutBag Co-Mingled Recycling Rates. Diakses 31 Desember 2015. http://www.calrecycle.ca.gov/Publications/Documents/Plastics/2011003.pdf Canadian Plastics Industry Association. (n.d.). Plastic Shopping Bags and Energy Recovery. Diakses 28 Desember 2015. http://www.plastics.ca/_files/file.php?filename=file_Plastic_Shopping_Bags_and_Energ y_Recovery_Backgrounder.pdf Clean Up Australia. (Agustus 2015). Report on Actions to Reduce Circulation of Single-use Plastic Bags Around The World: August 2015. Diakses 23 Desember 2015. https://www.cleanup.org.au/PDF/au/cua_plastic_bag_usage_around_world_april_2010 .pdf Denuncio, P., Bastida, R., Dassis, M., Giardino, G., Gerpe, M. dan Rodriguez, D. (2011). Plastic Ingestion ini Franciscana Dolphins, Pontoporia Blainvillei (Gervais and d’Orbigny, 1844), from Argentina. Diakses 26 Desember 2015. http://oceanografia-gral- fis.at.fcen.uba.ar/Seminarios/12_Dolphins_Denuncio_etal_inpress2011.pdf Dikgang,J.,Leiman,J.danVisserM.(8Juli 2010). AnalysisOf ThePlastic-Bag Levy in South Africa. Diakses 30 Desember 2015. http://www.econrsa.org/papers/p_papers/pp18.pdf Earth Policy Institute. (16 Oktober 2014). Plastic Bags Fact Sheet. Diakses 22 Desember2015. http://www.earth-policy.org/press_room/C68/plastic_bags_fact_sheet
  • 18. 17 UniversitasIndonesia Ellis,s.,Kantner,S.,Saab,A.danWatson,M. (22 Desember2005). Plastic Grocery Bags: The Ecological Footprint. Diakses 26 Desember 2015. http://www.vipirg.ca/archive/publications/pubs/student_papers/05_ecofootprint_plasti c_bags.pdf EnvironmentAndPlasticsIndustryCouncil(EPIC).(n.d.). PlasticShoppingBagsGet The Job Done!. Diakses 2 Januari 2016. http://www.farnell.ca/forms/documents/Recycle_Your_Plastic_Bags_Fact_Sheet_May_ 08.pdf Environmental News Network (ENN). (9 Agustus 2010). Plastic Bag Problems in India. Diakses 27 Desember 2015. http://www.enn.com/top_stories/article/41640 Geere,D.(21 Oktober2010). Japanese‘BlestMachine’Recycles PlasticInto Oil at Home. Diakses 30 Desember 2015. http://www.wired.co.uk/news/archive/2010- 10/21/blest-machine Gogte, M. (2009). Are Plastic Grocery Bags Sacking the Environment?. Diakses 1 Januari 2016. http://www.ijqr.net/journal/v3-n4/08.pdf Health and Safety Ontario. (2011). Reusable Bag Guidelines. Diakses 2 Januari 2016.http://www.wsps.ca/WSPS/media/Site/Resources/Downloads/Resuable_Bag_Guid elines.pdf?ext=.pdf ICF International.(Maret2010). MasterEnvironmentalAssessmenton Single-Use and Rusable Bags. Diakses 27 Desember2015. http://plasticbaglaws.org/wordpress/wp- content/uploads/2010/04/MEA_green-cities-CA.pdf Institute for Lifecycle Environmental Assessment. (1990). Paper vs. Plastic Bag. Diakses 26 Desember 2015. http://web.mit.edu/course/3/3.a30/www/refs/Institute%20for%20Lifecycle%20Environ mental%20Assessment.pdf Jalil,M. A.,Mian, M. N. dan Rahman,M. K. (17 Agustus 2013). Using Plastic Bags and Its Damaging Impact on Environment and Agriculture: An Alternative Proposal. Diakses 26 Desember 2015, 3 (4). http://www.macrothink.org/journal/index.php/ijld/article/view/4137 Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental Protection (GESAMP). (2015). Sources, Fate and Effects of Microplastics in The Marine Environment: A Global Assessment. Diakses 26 Desember 2015. http://ec.europa.eu/environment/marine/good-environmental-status/descriptor- 10/pdf/GESAMP_microplastics%20full%20study.pdf Kommunernes Internationale Milioorganisation (KIMO). (September 2010). Economic Impacts of Marine Litter. Diakses 27 Desember 2015. http://www.kimointernational.org/WebData/Files/Marine%20Litter/Economic%20Impa cts%20of%20Marine%20Litter%20Low%20Res.pdf Koushal, V., Sharma, R., Sharma M., Sharma R. dan Sharma V. (2014). Plastic: Issues Challenges and Remediation. Diakses 28 Desember 2015. http://www.omicsonline.com/open-access/plastics-issues-challenges-and-remediation- 2252-5211.1000134.pdf
  • 19. 18 UniversitasIndonesia Lajeunesse,S. (20 September 2004). Plastic Bags: Plastic Bags Are Not Created Equal Because They Are Meant For Different Purpose, 82 (83), pp. 51. Diakses 23 Desember 2015. http://pubs.acs.org/cen/whatstuff/stuff/8238plasticbags.html Larsen, J. dan Venkova, S. (Earth Policy Institute). (1 Mei 2014). The Downfall of The Plastic Bag: A Global Picture. Diakses 30 Desember 2015. http://www.earth- policy.org/plan_b_updates/2014/update123 Laskow,S.(10 Oktober2014). How thePlastic Bag BecameSo Popular. Diakses22 Desember 2015. http://www.theatlantic.com/technology/archive/2014/10/how-the- plastic-bag-became-so-popular/381065/ Mangizvo, R. V. (22 April 2012). The Incidence of Plastic Waste and Their Effects in Alice, South Africa, 1 (2), pp. 49-53. Diakses 27 Desember 2015. http://www.onlineresearchjournals.org/JSS/pdf/2012/apr/Mangizvo.pdf Marine Consevation Society. (n.d.). Why Go Plastic Bag Free?. Diakses 28 Desember 2015. http://www.mcsuk.org/downloads/pollution/beachwatch/Why%20go%20plastic%20bag %20free.pdf Moharam, R. dan Maqtari, M. A. A. (2014). The Impact of Plastic Bags on The Environment: A Field Survey of The City Of Sana’a And The Surrounding Areas, Yemen, 2 (4), pp. 61-69. Diakses 28 Desember 2015. https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact =8&ved=0ahUKEwjd_OTHyI_KAhXIGI4KHdGLDN4QFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fwww .researchpublish.com%2Fdownload.php%3Ffile%3DThe%2520Impact%2520of%2520Plas tic%2520Bags%2520on%2520the%2520Environment- 778.pdf%26act%3Dbook&usg=AFQjCNFI4ZUIkYfBSWz9eZvso83P9Hbl2g&sig2=o7v9yLCsc SFtpWjs4VQDZw&bvm=bv.110151844,d.c2E National Oceanic And Atmospheric Administration (NOAA). (Maret 2015). 2015 NOAA Marine DebrisProgramReport. 2015 NOAA MarineDebrisProgramReport:Impact of Ghost Fishing Via Derelict Fishing Gear. Diakses 25 Desember 2015. http://marinedebris.noaa.gov/sites/default/files/publications- files/Ghostfishing_DFG.pdf NOLAN ITU. (Desember 2002). Plastic Shopping Bags-Analysis of Levies and Environmental Impacts Final Report. Diakses 30 Desember 2015. http://www.greenbag.com.au/UserFiles/AU_analysis.pdf Packaging Recovery Organization Europe (Pro Europe). (February 2010). Plastic Bags. Diakses 28 Desember 2015. http://www.pro-e.org/files/10-02_Plastic-bags.pdf PlasticsEurope. (Maret 2015). Plastic Carrier Bags. Diakses 2 Januari 2016. http://www.plasticseurope.org/documents/document/20150423105756- 06_plastic_bags_onepagermar2015.pdf Posatto,f.e.,Barletta,M., Costa,M. F.,Ivar Do Sul,J.A. dan Dantas,D. V.(2011). Plastic Debris Ingestion by Marine Catfish: An Unexpected Fisheries Impact. Diakses 26 Desember 2015. http://imedea.uib- csic.es/master/cambioglobal/Modulo_III_cod101608/tema%2011-invasoras%202013- 2014/plastics/Plastic_debris_ingestion_by_marine_catfish_An_unexpected_fisheries_im pact_1_.pdf
  • 20. 19 UniversitasIndonesia PressAssociation.(24Juli 2015). UKPlastic Bag Use Up For Fifth Year. Diakses22 Desember 2015. http://www.theguardian.com/environment/2015/jul/24/uk-plastic- bag-use-up-for-fifth-year ReasonFoundation.(Juli 2014). Evaluation of The Effectsof California’sProposed Plastic Bag Ban. Diakses 2 Januari 2016. http://reason.org/files/california_plastic_bag_ban.pdf Retail Associationof Nevada(RAN).(April 2008).NevadaNews. RAN Encoureges Plastic Bag Recycling. Diakses 1 Januari 2016. http://www.rannv.org/documents/8/April%202008.pdf Rutan Polu Industries. (n.d.). Everything You Need To Know About Plastic Bags. Diakses 2 Januari 2016. http://rutanpoly.com/wp-content/uploads/2014/06/Everything- you-need-to-know-about-plastic-bags.pdf Sancho,G., Puente,E.,Bilbao,A.,Gomez,E. dan Arregi,L. (2003). Catch Ratesof Monkfish (Lophius spp.) by Lost Tangle Nets in The Cantaribian Sea (Northen Spain). Diakses 25 Desember 2015. http://docum.azti.es/aztipub.nsf/0/1f7c1060c7c7decdc1256bf2002d6e54/$FILE/catch- rates.pdf Saskatchewan Ministry of Environment. (September 2012). EPB 433- Health and Environmental Effects of Burning Waste Plastics. Diakses 28 Desember 2015. http://www.saskh2o.ca/PDF/epb433.pdf Shah,V.(22 April 2015). FairPrice CustomersSaved 9Million PlasticBag LastYear. Diakses 30 Desember 2015. http://www.eco-business.com/news/fairprice-customers- saved-9-million-plastic-bags-last-year/ Sharjah CityMunicipality.(n.d.). HarmfulEffectsof Plastic. Diakses28 Desember 2015.http://portal.shjmun.gov.ae/en/Education/Lists/MagazineGallaryList/6037_plastic %20copy.pdf Sheavly, S. B. (6-10 Juni 2005). Sixth Meeting of The UN Open-ended Informal Consultative Process on Oceans & The Law of The Sea. Marine Debris- An Overview of a Critical Issue for Our Oceans. Diakses 25 Desember 2015. http://www.un.org/Depts/los/consultative_process/documents/6_sheavly.pdf Thurston County Solid Waste. (8 November 2012). Reducing Our Use: Plastic Shopping Bags. Diakses 27 Desember 2013. http://www.co.thurston.wa.us/solidwaste/bags/docs/SWACbagreport.pdf United Nations Environment Programme (UNEP). (2009). UNEP/ IOC Guidelines on Survey and Monitoring of Marine Litter. Diakses 27 Desember 2015. http://www.unep.org/regionalseas/marinelitter/publications/docs/Marine_Litter_Surve y_and_Monitoring_Guidelines.pdf United Nations Environment Programme (UNEP). (n.d). New International Co- Operation to Tackle Marine Debris. Diakses 27 Desember 2015. http://www.unep.org/Documents.Multilingual/Default.asp?DocumentID=664&ArticleID =8671&l=en&t=long
  • 21. 20 UniversitasIndonesia United States Environmental Protection Agency (U.S. EPA). (Desember 2010). MunicipalSolid Waste in The United States:2009 FactsAnd Figures. Diakses 31Desember 2015. http://plasticbaglaws.org/wordpress/wp-content/uploads/2010/04/study_EPA- Waste-Char-Study-2009.pdf United States Environmental Protection Agency (U.S. EPA). (November 2011). Marine Debris in The NorthPacific: A Summary of Existing Information and Identification of Data Gaps. Diakses 27 Desember 2015. http://www3.epa.gov/region9/marine- debris/pdf/MarineDebris-NPacFinalAprvd.pdf Westcott,M. (November 2010). Plastic Shopping Bags. Diakses 26 Desember 2015.http://www.parliament.qld.gov.au/documents/explore/ResearchPublications/Res earchBriefs/2010/RBR201028.pdf