1. TURNAROUND STRATEGY
On Case Study of: Bank DANAMON
A Group Assignment By:
FENA ENANDITA P CARL BENIDDO P ISABELLE IMELDA R
2. What is Turnaround Straregic
Danamon Time Line
The Pioneer (Arwin Rasyid)
Condition Before Turnaround
Transformation
DSP Product
Killer Triangle
Next Screen
4. Definitions
“The process of evaluating an underperforming business to determine the cause of its problems.
Further on, developing potential solutions to address the problems, selecting and implementing
the appropriate strategies and course of action, and making corrections to the plan as
circumstances warrant.” (www.advanced-development.com)
When turnaround strategy is needed
• a response to a crisis
• a major change in the business
• lack of operating controls
• insufficient demand, technology, suppliers
• not understanding costumers and marketplace
• poor lender/sponsor relationship
• ineffective management style
Objectives
The overall goal of turnaround strategy is to return an underperforming or distressed company to
normal in terms of acceptable levels of profitability, solvency, liquidity and cash flow.
5. Benefits of Turnaround Management
•balancing different viewpoints
• creditors (potentially new owners)
• shareholders (potentially former owners)
• costumers (source of revenues)
• employees (caught in the middle)
•fresh eye, knowledge and skills with complete objectivity
•no political agenda or other obligations
6. Established by the name of Bank Kopra Indonesia
Become first Foreign Bank in Indonesia
1956
1976
Take over by government due to Asian Economic Crysis
Acquired majority stock by Asia Financial Pte. Ltd
Danamon Simpan Pinjam Expansion
launching new corporate vision and mision
1988 1989 1998 2000 2003 2004 2005 ... 2013
Launching Danamon Simpan Pinjam
Acquired Adira Finance
Being a public company through a stock offering on the Jakarta Stock
Changed into PT. Bank Danamon Indonesia
Legal merger with 8 bank which taken over by government
7. Name : Arwin Rasyid
Religion : Islam
POB : Roma, Italia
DOB : Tuesday, January 22 1957
Zodiac : Aquarius
Hobby : Bowling | Hunting
Citizenship : Indonesian
EDUCATIONAL BACKGROUND
• The Gandhi Memorial School, Jakarta (1973)
• Jurusan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (S1; 1980)
• University of Hawaii (MA International Economics), Amerika Serikat (1981)
• University of Hawaii (MBA International Business), Amerika Serikat (1982)
• World Banker Development Program, San Pransisco - USA, 1986
• Strategic Management in Banking, INSEAD Paris - France, 1992
• Advanced Management Program for Overseas bankers, Wharton
• University of Pennsylvania, USA, 1993
• Mobilizing People, International Institute of Management Development,Lausanne - Switzerland 1994
• Achieving Outstanding Performance, INSEAD Paris - France, 1995
• Consumer Finance Workshop, London - England, 2000
• Emerging Markets in the New Financial System, IMF & World Bank Conference, Washington -USA, 2000
• Competition and Strategy, Harvard University - Boston USA, 2003
8. CAREER BACKGROUND
• Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1977-1999)
• Staf peneliti pada Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1977-1980)
• Asisten Vice President, Bank of America, Jakarta (1980-1987)
• Asisten Vice President, Kepala Divisi Marketing PT Bank Niaga Tbk Cabang Gajah Mada (1987-1989)
• Vice President, Kepala Divisi Marketing dan Kredit Grup PT Bank Niaga Tbk. (1989-1990)
• Managing Director PT Niaga Factoring Corporation (1990-1994)
• Senior Vice President Grup Korporat Perbankan PT Bank Biaga Tbk. (1990-1994)
• Komisaris PT Niaga BZW Securities (1991 - Maret 1999)
• Komisaris PT Niaga Factoring Corporation (1994 - Maret 1999)
• Direktur Niaga Finance Co. Ltd. Hong Kong (1994 - Maret 1999)
• Direktur Korporat Perbankan PT Bank Niaga Tbk. (1994-1998)
• Wakil Direktur Utama PT Bank Niaga Tbk. (1998 - Maret 1999)
• Wakil Komisaris Utama Bank Universal (Juni 1999 - Desember 2000)
• Staf Ahli Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN; Mei 1999 - Januari 2000)
• Wakil Ketua BPPN (Januari 1999 - November 2000)
• Direktur Utama Bank Danamon Indonesia (Oktober 2000-2003)
• Wakil Direktur Utama PT. Bank BNI Tbk (2003-2005)
• Direktur Utama PT. Telkom Indonesia, TBk (2005-2007)
• Presiden Direktur / CEO PT. Bank CIMB Niaga, Tbk (2008-sekarang)
ACHIEVEMENT
• President of India Trophy, 1973
• Beasiswa "Supersemar", 1978
• East West Center Award, USA, 1981
• Beta Sigma Award, USA, 1983
9. •Bank Indonesia enacted a package of major banking reforms known as the ‘October 1988 Package’ or PAKTO 88
•As a result of this, Bank Danamon became among the first foreign exchange banks in Indonesia, and became a
public company listed on the Jakarta Stock Exchange.
•Danamon has emerged as one of the largest and strongest financial institutions in the region.
•In the end of 1996, Danamon ranked as the third largest private bank by asset.
•In 1996, there was a boom in business for property and Danamon funded big projects but there was global crisis in
1997-1998 which made Danamon had non-performing loan for the big projects.
•As a result, the credibility of Danamon decreased sharply and there was a big rush by the customers
•1998,Badan Penyehatan Perbankan Nasipnal (BPPN) took over the management of Danamon to recover it.
•In 2000, 8 banks merged with Danamon. Liquidity problem happened and othe cases from the banks put Danamon
in the problematic situation. Moreover, Danamon still depended on the government’s obligation (recapbond)
•The high cost of fund and high rate of time deposit put Danamon on the risky state.
•In 2000, Arwin Rasyid, the chief director of Danamon did turnaround strategy and the big crisis bottomed out
•Danamon currently ranks as the sixth largest bank by asset size in Indonesia, and operates a
network of around 2,450 as of June 2014, including among others convenitonal branches, Danamon
Simpan Pinjam (DSP) outlets and subsidiary units.
10. DANAMON LAMA DANAMON BARU
Menjadi bank nasional terbaik
Mewujudkan visi dengan menjalankan
tiga nilai utama; integriras yang tinggi,
transparansi dan professional
Menjadi bank nasional pilihan
nasabah di sektor Konsumen
dan UKM
Menjadi bank yang Memberikan
kepuasan kepada pelanggan.
Percaya Pada Keyakinan Anda
VISI
MISI
Kami Maju karena Kepercayaan
Anda MOTTO
11. Simpanan
Tabungan SI PINTER
Tabungan SI PINTER adalah produk tabungan Danamon Simpan Pinjam yang memberikan manfaat perlindungan
asuransi serta memiliki keunggulan-keunggulan: gratis biaya administrasi bulanan, gratis asuransi jiwa (meninggal
akibat kecelakaan) dengan uang pertanggungan sebesar 15x saldo minimum tabungan dalam satu bulan atau
maksimal Rp 200 juta.
Deposito DSP
Deposito DSP adalah produk simpanan berjangka Danamon Simpan Pinjam yang memberikan keuntungan bunga
lebih besar dari tabungan dengan minimum penempatan Rp 1 juta.
Pinjaman
Dana Pinjam 50 (DP 50)
Pinjaman angsuran berjangka yang dapat digunakan untuk tujuan modal kerja dan investasi dengan:
Jangka waktu pinjaman : 6 - 60 bulan.
Besar pinjaman : Maksimum 50 juta.
Waktu pencairan : 3 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.
12. Dana Pinjam 200 (DP 200)
Pinjaman angsuran berjangka yang dapat digunakan untuk tujuan modal kerja dan investasi dengan:
Jangka waktu pinjaman : 6 - 60 bulan.
Besar pinjaman : 50 - 500 juta.
Waktu pencairan : 3 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.
Dana Talangan
Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk modal usaha atau keperluan lainnya dengan:
Jangka waktu pinjaman : 6 - 36 bulan.
Besar pinjaman : 2.5 - 50 juta.
Waktu pencairan : 2 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.
Dana Siaga
Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk modal usaha atau keperluan lainnya. Dana siaga diberikan kepada
Anda yang memiliki track-record yang baik di bank maupun di lembaga keuangan.
Jangka waktu pinjaman : 6 - 36 bulan.
Besar pinjaman : 2.5 - 50 juta.
Waktu pencairan : 2 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.
13. PRK DSP
PRK DSP adalah pinjaman rekening Koran Danamon Simpan Pinjam yang dapat ditarik kapan saja sesuai dengan
kebutuhan Anda.
Jangka waktu pinjaman : 1 tahun (dapat di perpanjang).
Besar pinjaman : 50 - 500 juta.
Solusi Modal
Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan untuk modal usaha atau keperluan lainnya
Jangka waktu pinjaman : 6 - 36 bulan.
Besar pinjaman : 2.5 - 50 juta.
Waktu pencairan : 2 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.
Solusi Modal Khusus
Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan bagi Nasabah Solusi Modal yang mempunyai track record baik di bank
Maupun lembaga keuangan.
Jangka waktu pinjaman : 6 - 36 bulan.
Besar pinjaman : 2.5 - 50 juta.
Waktu pencairan : 2 hari kerja sejak dokumen diterima lengkap.
14. • Low deposit/total liabilities
• High proportion of time deposit
• Expensive non deposit liabilities
Low Asset Yield
1
LOW
And
VULNERABLE
MARGIN
• Heavy reliance on recap bond (76%)
• Small loan base (LID 19%)
• 70% of recap bonds are
fixed-rate (12%)
• Low fee-based
income (5%)
2 3
High Interest Rate Risk
-
High Cost of Fund
15. Scale Network
1 2
Unproductive
Assets and
High Operating
Costs
6
5
3
4
Brand
Staff and Risk
Management
IT System
and Processes
compete against
large universal
banks
Fee -based
Income
• - Su-bscale to
- Low productivity
- Non- differentiated
- Mismatch location
- Unreliable, costly ATMs
• - Weak corporate
identity
• - Outdated logo
• - Poor communication/
advertising strategy
• - Fat-organization
• - Low productivity
• - Misallocation of staff
• - Poor skills
• - Lack of risk management
• Weak
presence in
trade finance
• - Rollout of new IT
currently underway
• - Cumbersome
processes in branch
- - - - - - - -
Situasi ini harus diselesaikan dalam waktu 6 bulan hingga 1 (satu) tahun …
16. Visi ke depan Bank Danamon kemudian diterjemahkan ke dalam Misi dan Pilar-Pilar Strategi yang akan
menopang masa depan Danamon yang baru…
VISION
To be the bank of choice in the consumer and SME
sectors
Financial
MISSION – To delight the customers
- Improve funding
composition
- retail lending focus
- increase fee- based
income
Delivery Channel
- integrated payment
system
- optimize branch network
- improve brand image
HR & Organization
- Increase productivity
- build sales and service
culture
- ensure Risk Mgmt.,
Compliance & Audit
CORE VALUES: Transparency – Responsiveness – Integrity – Professionalism
Liquidity NPL NOP
Cost to
Income
16
17. 27.9
42 41,4
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2001 2002 2003
CASA
Prosentase Pinjaman per-Sektor..
Prosentase Loans thd Segmen
43
55
62
69
57
45
38
31
2000 2001 2002 2003
%
UKMK+Consumer Tahun
Korporat
Prosentase CASA thd Dana
Pihak Ketiga (DPK)
%
Laba bersih terus meningkat..
NET PROFIT AFTER TAX
339
723
948
CASA = Current Account + Saving Account
1530
2000 2001 2002 2003
Tahun
Rp Milyar
18. Peringkat “Service of Excellence” Danamon mengalahkan pesaingnya…
Nama Bank
PERINGKAT
2001 2002 2003
Bank Danamon 12 2 1
Bank Niaga 1 1 2
Bank Mega 3 4 3
HSBC 2 3 4
Citibank 4 5 5
Bank NISP 11 7 6
Bank Permata 6 11 7
BCA 10 10 8
ABN-AMRO 5 8 9
Bank Bukopin 10 6 10
Sumber: MRI, diolah kembali oleh Infobank, edisi April 2004.
Editor's Notes
Pada tahun 1984, di masa bangkitnya reformasi keuangan yang baru oleh pemerintah, Bank
Rakyat Indonesia, merubah jaringan Unit Desa nya untuk beroperasi di tingkat kecamatan.
Kantor-kantor Unit Desa tersebut dirubah dari agen penyambung program kredit dari
pemerintah yang bersubsidi untuk penanaman padi (BIMAS) menjadi intermediasi keuangan
mikro secara kormesial. Jaringan unit desa ini sekarang merupakan yang terbesar dan salah
satu yang paling menguntungkan pada jaringan perbankan mikro pedesaan di dunia
berkembang. Pada krisis keuangan tahun 1997-1998, sebagian besar nasabah keuangan
mikro BRI tetap percaya pada pelayanan keuangan yang ditawarkan oleh BRI unit, nasabah
tetap memelihara atau terus menambah tingkat tabungan mereka. Ketahanan pada sistem
BRI Unit Desa pada masa krisis jauh berbeda dari kerugian besar yang dialami BRI pada
pembiayaan korporasinya. Terlebih, bank mengalami kebangkrutan secara teknis, dan harus
dibantu oleh program restrukturisasi dan pembiayaan ulang, seperti yang terjadi pada
industri perbankan secara keseluruhan.
Sebagai konsekuensi langsung dari krisis keuangan, 82 bank komersial ditutup, 13
dinasionalisasi dan lainnya di rekapitalisasi atau digabung. Beberapa bank pemerintah
dikonsolidasikan menjadi lembaga keuangan yang lebih besar, yaitu Bank Mandiri. Kinerja 8
jaringan unit BRI selama masa krisis menyelamatkan BRI dari proses penggabungan
menjadi bank yang lebih besar. Dengan tutupnya bank-bank, banyak pemegang deposito
kecil kehilangan simpanan tabungan mereka, sehingga mengakibatkan krisis kepercayaan
pada lembaga keuangan.
Bank Danamon Indonesia (bank swasta yang mengoperasikan divisi khusus untuk kredit
mikro nya, yaitu Danamon Simpan Pinjam) melayani total 400.000 peminjam mikro dengan 11
total pencairan dana Rp.8.6triliun (USD 860 juta) di 2007. Rata-rata besaran pinjaman mikro
BRI adalah sekitar Rp 7.93juta (USD 793) per peminjam, sedangkan Danamon Simpan
Pinjam adalah Rp 21.5juta (USD 2150) per peminjam. BRI Unit juga memiliki pinjaman
tanpa jaminan dengan maksimum pendanaan sebesar Rp 5 juta (kira-kira USD 500) dengan
maksimum jangka waktu 2 tahun. Danamon Simpan Pinjam memiliki juga pinjaman tanpa
jaminan dengan maksimum pendanaan sampai dengan Rp 20 juta (USD 2.000). Perbedaan
mencolok dari kedua bank tersebut (bank pemerintah dan swasta) sangat kentara, baik dari
segi jangkauan dan besaran pinjaman yang dapat mereka berikan.
Pada tahun 1984, di masa bangkitnya reformasi keuangan yang baru oleh pemerintah, Bank
Rakyat Indonesia, merubah jaringan Unit Desa nya untuk beroperasi di tingkat kecamatan.
Kantor-kantor Unit Desa tersebut dirubah dari agen penyambung program kredit dari
pemerintah yang bersubsidi untuk penanaman padi (BIMAS) menjadi intermediasi keuangan
mikro secara kormesial. Jaringan unit desa ini sekarang merupakan yang terbesar dan salah
satu yang paling menguntungkan pada jaringan perbankan mikro pedesaan di dunia
berkembang. Pada krisis keuangan tahun 1997-1998, sebagian besar nasabah keuangan
mikro BRI tetap percaya pada pelayanan keuangan yang ditawarkan oleh BRI unit, nasabah
tetap memelihara atau terus menambah tingkat tabungan mereka. Ketahanan pada sistem
BRI Unit Desa pada masa krisis jauh berbeda dari kerugian besar yang dialami BRI pada
pembiayaan korporasinya. Terlebih, bank mengalami kebangkrutan secara teknis, dan harus
dibantu oleh program restrukturisasi dan pembiayaan ulang, seperti yang terjadi pada
industri perbankan secara keseluruhan.
Sebagai konsekuensi langsung dari krisis keuangan, 82 bank komersial ditutup, 13
dinasionalisasi dan lainnya di rekapitalisasi atau digabung. Beberapa bank pemerintah
dikonsolidasikan menjadi lembaga keuangan yang lebih besar, yaitu Bank Mandiri. Kinerja 8
jaringan unit BRI selama masa krisis menyelamatkan BRI dari proses penggabungan
menjadi bank yang lebih besar. Dengan tutupnya bank-bank, banyak pemegang deposito
kecil kehilangan simpanan tabungan mereka, sehingga mengakibatkan krisis kepercayaan
pada lembaga keuangan.
Bank Danamon Indonesia (bank swasta yang mengoperasikan divisi khusus untuk kredit
mikro nya, yaitu Danamon Simpan Pinjam) melayani total 400.000 peminjam mikro dengan 11
total pencairan dana Rp.8.6triliun (USD 860 juta) di 2007. Rata-rata besaran pinjaman mikro
BRI adalah sekitar Rp 7.93juta (USD 793) per peminjam, sedangkan Danamon Simpan
Pinjam adalah Rp 21.5juta (USD 2150) per peminjam. BRI Unit juga memiliki pinjaman
tanpa jaminan dengan maksimum pendanaan sebesar Rp 5 juta (kira-kira USD 500) dengan
maksimum jangka waktu 2 tahun. Danamon Simpan Pinjam memiliki juga pinjaman tanpa
jaminan dengan maksimum pendanaan sampai dengan Rp 20 juta (USD 2.000). Perbedaan
mencolok dari kedua bank tersebut (bank pemerintah dan swasta) sangat kentara, baik dari
segi jangkauan dan besaran pinjaman yang dapat mereka berikan.