SlideShare a Scribd company logo
1 of 167
Download to read offline
KODE MODUL
OPKR-10-016 C
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN,
KESEHATAN KERJA
DAN
LINGKUNGAN
DDIIRREEKKTTOORRAATT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005
Modul PTL OPS 005 (2) 1
KODE MODUL
OPKR-10-016 C
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BIDANG TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
MENGIKUTI PROSEDUR
KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA
DAN
LINGKUNGAN
TTiimm PPeennyyuussuunn::
11.. DDrrss.. IIiinn SSoolliihhiinn
22.. DDrrss.. RRiiddwwaann
33.. DDrrss.. KKooeennttoonnoo
Tim Fasilitator:
1. Drs. Abdullah
2. Suryana Iskandar
DDIIRREEKKTTOORRAATT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2005
Modul PTL OPS 005 (2) 2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan
modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan
program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik
instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak
300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga
puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi
Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan
nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian
Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya
Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan,
Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni
Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika
Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi,
Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif,
Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik
Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan),
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat
Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa
Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi
(Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini
digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan
(Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi
kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya
terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan
Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari
Modul PTL OPS 005 (2) 3
berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan
Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai
sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul
dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba
kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK.
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima
masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi
dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk
dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal.
Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim
penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas
dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya
modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK
atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005
a.n. Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
Dr. Joko Sutrisno, MM
NIP 131415680
Modul PTL OPS 005 (2) 4
DAFTAR ISI MODUL
Halaman
HALAMAN SAMPUL..………………………………………………………………… i
HALAMAN FRANCIS .………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI.……………………………………………………………………………… iv
PETA KEDUDUKAN MODUL.……………………………………………………… vii
A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI……………................ vii
KETERANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI…………………….. viii
B. KEDUDUKAN MODUL……………………………………………………… ix
PERISTILAHAN/GLOSSARIUM ………………………………………………… X
I. PENDAHULUAN ..………………………………………………………………… 1
A. DESKRIPSI JUDUL .…………….……………………………………………… 1
B. PRASYARAT.……………………………………………………………………… 1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..……………………………………… 2
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat…………………………………………… 2
2. Peran Guru …………………………………………………………………… 2
D. PERLENGKAPAN PBM………….………………………………………………. 3
E. TUJUAN AKHIR .………………………………………………………………… 3
F. KOMPETENSI..…………………………………………………………………… 4
G. CEK KEMAMPUAN………………………………………………………………. 10
BAB.II. PEMELAJARAN .…………………………………………………………… 11
A. RENCANA BELAJAR SISWA..………………………………………………… 11
B. KEGIATAN BELAJAR ..……………………………….………………………… 12
1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........ 12
a. Tujuan kegiatan belajar 1 ……….………………………………… 13
b. Uraian materi 1………………………………………………………… 13
c. Rangkuman 1…………………………………………………………… 25
d. Tugas 1 …..……………………………………………………………… 25
e. Tes formatif 1 ..………………………………………………………… 26
f. Kunci jawaban formatif 1 ..………………………………………… 26
g. Lembar kerja 1 ..……………………………………………………… 27
2. Kegiatan Belajar 2 :Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan
Area Kerja................................................................................
28
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……………………………….………… 28
b. Uraian materi 2………………………………………………………… 28
Modul PTL OPS 005 (2) 5
c. Rangkuman 2………..………………………………………….……… 33
d. Tugas 2……………………………………………………………….…… 33
e. Tes formatif 2…..………………………………………………….…… 33
f. Kunci jawaban formatif 2 …….………………………………….… 34
3. Kegiatan Belajar :Perlengkapan Pemadam Kebakaran...…… 37
a. Tujuan kegiatan belajar 3 ………………………………………… 37
b. Uraian materi 3 ………………………………………………………. 37
c. Rangkuman 3…..……………………………………………………… 55
d. Tugas 3…………………………………………………………………… 55
e. Tes formatif 3 …………………………………………………………. 55
f. Kunci jawaban formatif 3 …….…………………………………… 57
4. Kegiatan Belajar 4 : Pertolongan Pertama &Cardio Pulmonary ( CPR).…. 60
a. Tujuan kegiatan belajar 4 ………………………………………… 60
b. Uraian materi 4 ………………………………………………………. 60
c. Rangkuman 4..………………………………………………………… 79
d. Tugas 4…………………………………………………………………… 80
e. Tes formatif 4 …………………………………………………………. 80
f. Kunci jawaban formatif 4 .………………………………………… 80
5. Pencemaran Lingkungan & Kesehatan Manusia………………. 82
a. Tujuan kegiatan belajar 5 ………………………………………… 82
b. Uraian materi 5 ………………………………………………………. 82
c. Rangkuman 5 ………………………………………………………………………98
d. Tugas 5…………………………………………………………………… 98
e. Tes formatif 5 …………………………………………………………. 99
f. Kunci jawaban formatif 5 ……………………………………………………99
BAB.III. EVALUASI …………………………………………………………………. 101
A. PERTANYAAN …………………………………………………………………………………101
B. SOAL PSIKOMOTOR………………………………………………………. 102
C. KUNCI JAWABAN ……………………………………………………………………………103
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF(PENGETAHUAN)……………….. 109
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN……………………………….. 110
LEMBAR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)……….…………………… 111
KRITERIA KELULUSAN ……………………………………………………………………111
BAB. IV.PENUTUP ………………………………………………………………………………112
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………113
Modul PTL OPS 005 (2) vi
PETA KEDUDUKAN MODUL
A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun
waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan.
OPKR
60-006C
OPKR
60-008C
OPKR
10-007C
OPKR
10-013C
OPKR
60-002C
OPKR
60-012C
OPKR
60-013C
OPKR
60-016C
OPKR
60-037A
OPKR
60-051A
OPKR
60-050A
OPKR
60-038A
OPKR
60-031A
OPKR
60-030A
OPKR
60-018C
OPKR
60-019C
OPKR
60-029A
OPKR
60-011
OPKR
10-006C
OPKR
10-017C
OPKR
10-0098
OPKR
10-016C
OPKR
10-010C
Modul PTL OPS 005 (2) vii
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.
OPKR 10-016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan.
OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Tempat Kerja.
OPKR 10-010C. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan.
OPKR 10-006C. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan
dengan panas dan pemanasan.
OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan.
OPKR 60-006C. Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang
panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan
perangkat tambahannya.
OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang
OPKR 60-007C. Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding,
transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler.
OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik.
OPKR 60-013C. Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan.
OPKR 60-011C. Melaksanakan prosedur masking.
OPKR 60-009C. Memasang perapat komponen kendaraan.
OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan
pengecatan kecil.
OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik.
OPKR 60-018C. Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan.
OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat.
OPKR 60-029A. Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit.
OPKR 60-030A. Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit.
OPKR 60-031A. Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah
(lead wiping).
OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara.
OPKR 60-050A. Membersihkan permukaan kaca.
Modul PTL OPS 005 (2) viii
OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam.
B. Kedudukan Modul
Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “Mengikuti Prosedur
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan” ini merupakan modul
dasar untuk melaksanakan kompetensi – kompetensi berikutn
Modul OPKR 10 – 016 C 9
MEKANISME PEMELAJARAN
Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme
pemelajaran sebagai berikut:
Y
T
Y
START
Lihat Petunjuk
Penggunaan Modul
Lihat Kedudukan
Modul
Nilai ≥ 7
Modul
berikutnya/Uji
Kompetensi
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan
Evaluasi
Nilai ≥ 7
Kerjakan
Cek Kemampuan
T
Modul OPKR 10 – 016 C 10
GLOSSRY
Safe : aman atau selamat
Safety : mutu suatu keadaan aman
Unsafe act : tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
Unsafe codition : keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
Jack stand : alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada
saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman
bekerja dibawah kendaraan
Vacuum cleaner : alat penyedot debu biasa digunakan untu
membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku
dengan alat kebersihan yang lain
Starvation : membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga
menjadi padam
Smothering : membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi
padam
Colling : menurunkan panas dari nyala api
Cardio Pulmonary
Resusciation
(CPR)
: pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan
kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP)
LEADS AND
CABLE
PROTECTION
: Perlindungan kabel dan stop kontak.
OBEY “ NO
SMOKING” SIGN
: mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok
CLEAN UP
RUBBISH
: Bersihkan Sampah
Modul OPKR 10 – 016 C 11
PUT OILY WASTE
IN BIN
: Buang limbah ditempatnya
TAKE CARE WITH
INFLAMMABLE
LIQUID
: Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar
CLEAN UP DUSTY
AREAS
: Bersihkan tempat yang berdebu
EXTINGUISHER : Alat pemadam api
SPILLED
BURNING OIL
: Tumapah minyak yang terbakar
MAINTENANCE
WORKER NOTING
FIRE ESCAPE
ROUTE
: Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja )
apabila terjadi kebakaran
CRAWL THROUGH
SMOKE FIELLED
ROOM
: Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap.
READING FIRE
DRILL NOTICE
: Membaca pengumuman tentang latihan memadamkan
api
Modul OPKR 10 – 016 C 12
BAB. I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa
selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan.
Adapun sub kompetensinya meliputi:
1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya
dan pencegahannya.
2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja.
3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran,
penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja.
4. Pelaksanaan prosedur darurat.
5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan.
6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR).
7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan
pengendalian limbah.
B. PRASYARAT
Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah
memahami dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan
pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk
melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa
Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini
dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di
kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat:
1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll
2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh
manusia dll.
Modul OPKR 10 – 016 C 13
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Petunjuk Bagi Siswa
Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain:
a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur
yang bersangkuatan
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik
3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan
bahan yang diperlukan dengan cermat.
4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat
semula.
d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi
lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada
guru atau instruktur yang bersangkutan.
2. Peran Guru
Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:
a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
Modul OPKR 10 – 016 C 14
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar
c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan
menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa
d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat
kerja untuk membantu jika diperlukan.
D. Perlengkapan PBM
Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya
sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Perlengkapan Ruang kelas Perlengkapan workshop Bahan
1. Over Head Projector/OHP
2. Papan tulis/white board
1. Alat-alat tangan
2. Katrol
3. Dongkrak
4. Kacamata pelindung
5. Pakaian pelindung
6. Alat Pemadam Kebakaran
1. Mobil
2. Engine Stand
E. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini siswa diharapkan.
1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
ditempat kerja
2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat
kerja
3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
Modul OPKR 10 – 016 C 15
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-
Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah
ditempat kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C 16
F. KOMPETENSI
KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
KODE : OPKR. 10-016.C
DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
2 1 - 1 - - 1
KONDISI KERJA
1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:
 Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
 Spesifikasi pabrik kendaraan.
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
 Lembaran data keamanan material.
 Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.
 Kebijakan/prosedur keamanan.
 Prosedur/kebijakan kecelakaan.
 Prosedur/kebijakan tanda bahaya.
 Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).
 Kode praktis industri
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:
 Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.
 Pengharagaan dibidang industri.
4. Sumber–sumber dapat termasuk:
 Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
Modul OPKR 10 – 016 C 17
 Pakaian keamanan individual.
 Perlengkapan dan bahan kebersihan.
 Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.
 Bahan pembersih dan pelumas.
 Pakaian yang aman
5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
 Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.
 Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.
 Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.
 Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.
Modul OPKR 10 – 016 C 18
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Mengikuti
prosedur pada
tempat kerja
untuk
mengidentifikasi
bahaya dan
penghindaranny
a
 Mengenali bahaya
pada area kerja
dan melakukan
tindakan
pengontrolan yang
tepat
 Mengikuti
kebijakan yang
sah pada tempat
kerja dan prosedur
pengontrolan
resiko
 Mematui tanda
bahaya dan
peringatan
 Pemakaian
pakaian
pengamanan
sesuai SI (Standar
Internasional)
 Penggunaan teknik
 Prosedur
keselamatan yang
meliputi pertolongan
pertama dan CPR
 Mengikuti prosedur
pengamanan dan
pengendalian limbah
padat, cair, gas dan
kebisingan ditempat
kerja
 Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan kerja
 Mengenali bahaya
pada area kerja dan
melakukan tindakan
pengontrolan yang
tepat
 Mengikuti kebijakan
yang syah pada
tempat dan prosedur
pengontrolan resiko
 Peralatan dan area
kerja dibersihkan
atau dipelihara
sesuai dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan
berkala, tempat
penerapan
spesifikasi pabrik
 Seluruh kegiatan
penerapan pemadam
kebakaran dan
 Peraturan K3L yang
berlaku
 Prosedur
keamanan tempat
kerja
 Persyaratan
pemeliharaan
perlengkapan dan
area kerja
 Identifikasi bahaya
dan pencegahan
dalam tempat kerja
 Prosedur
pertolongan
pertama
 Prosedur CPR
 Prosedur keamanan
dasar
 Penggunaan dan
penerapan alat
pemdam kebakaran
 Mengikuti prosedur
kesehatan dan
keselamatan kerja
 Memelihara catatan
yang berhubungan
dengan keamanan
 Menggunakan
perlengkapan yang
benar
 Melaporkan dan
mengurangi bahaya–
bahaya potensial
 Memlihara kebersihan
mesin perlengkapan
dan area kerja
 Menempatkan dan
mengidentifikasi
perlengkapan
pemadam kebakaran
 Melaksanakan
prosedur – prosedur
Modul OPKR 10 – 016 C 19
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dan pengangkatan
pemindahan
secara manual
yang tepat
prosedur kerja
diidentifikasi
berdasarkan SOP
(Staandard
Operation
Prosedure)
peraturan K3L
(Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan
Lingkungan) yang
berlaku dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
 Menngikuti kebijakan
yang syah pada
tempat kerjadan
prosedur
pengontrolan resiko
yang tepat
 Prosedur
penanganan secara
manual
 Syarat keselatan diri
 Simbol – simbol
bahaya
darurat
 Melakuakan
prosedur–prosedur
keamanan dasar
 Bertindak sesuai
dengan keadaan
bahaya
 Menggunakan teknik
penangan secara
manual
 Memperagakan
prosedur pertolongan
pertama dan CPR
Modul OPKR 10 – 016 C 20 20
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
2. Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan dan
area kerja
 Perlengkapan
dipilih sebelum
melakuakan
pembersihan dan
perawatan secara
rutin
 Menggunakan
metode yang
benar untuk
pembersihan dan
pemeliharaan
perlengkapan
 Pperlatan dan
area kerja
dibersihkan atau
dipelihara sesuai
dengan
keamanan, jadwal
pemeliharaan
berkala, tempata
penerapan dan
spesifikasi pabrik
Modul OPKR 10 – 016 C 21 21
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Penempatan dan
pengiidentifikasian
jenis pemadam
kebakaran,
penggunaan dan
prosedur
pengoperasian
ditempat kerja
 Pengidentifikasian
pemdaman
kebakaaran yang
sesuai pada tipe
yang tepat untuk
lingkungan tempat
kerja
 Seluruh kegiatan
penerapan
pemdaman
kebakaran dan
prosedur kerja
diidentifikasikan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
kesehatan kerja
dan lingkungan )
yang berlaku dan
Modul OPKR 10 – 016 C 22 22
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebijakan
perusahaan
4. Pelaksanan
prosedur darurat
 Mengikuti
prosedur
perlindungan
mesin pada saat
tanda bahaya
muncul
 Mengikuti
prosedur alarm
atau peringatan
atau efakuasi
ditempat kerja
 Mengikuti
prosedur gawat
darurat secara
profesional yang
tepat untuk
melindungi mesin
pada saat
keadaan tanda
bahaya muncul
Modul OPKR 10 – 016 C 23 23
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
 Pelayanan darurat
yang profesional
dan tepat untuk
mamanggil
pertolongan
dengan segera
dilakukan oleh
orang yang
berkuasa untuk
melakukan hal
tersebut
5. Menjalankan dasar
– dasar prosedur
keamanan
 Kebijakan atau
prosedur
keamanan
dijalankan
berdasarkan
pelatihan
perusahaan dan
undang – undang
yang berlaku
 Seluruh keamnan
yang
Modul OPKR 10 – 016 C 24 24
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
berhubungan
dengan kejadian
dicatat atau
dilaporkan pada
formulir yang
sesuai
 Seluruh stap
disarankan
menggunakan
prosedur
keamanan
perusahaan dan
metode yang
tepat dalam
penerapannya.
6. pelaksanaan
prosedur
penyelamatan
pertama dan
Cardio-Pulmonary
Resusciation (CPR)
 Seluruh kegiatan
pertolongan
pertama yang
dilakukan dicatat
atau dilaporkan
berdasarkan SOP
(Standard
Modul OPKR 10 – 016 C 25 25
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan)
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
7. Mengikuti prosedur
pada tempat kerja
untuk pengamanan
dan pengendalian
limbah
 Tindakan
pengamanan
terhadap limbah
padat, cair, gas,
dan kebisingan
ditempat kerja
dikenali dan
dilakukan
 Seluru kegiatan
pengendalian dan
pengamanan
limbah dan polusi
Modul OPKR 10 – 016 C 26 26
MATERI POKOK PEMELAJARAN
SUB KOMPETENSI
KRITERIA
KINERJA
LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
ditempat kerja
dilakukan
berdasarkan SOP
(Standard
Operation
Prosedure),
peraturan K3L
(Keselamatan,
Kesehatan Kerja
dan Lingkungan),
yang berlaku, dan
prosedur atau
kebijakan
perusahaan
Modul OPKR 10 – 016 C 27
G. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah
Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.
No. PERTANYAAN YA TIDAK
1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan
2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi
ditempat kerja
3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang
mungkin terjadi ditempat kerja
4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja
5. Menempatkan pemadam kebakaran
6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7. Menggunakan pemadam kebakaran
8. Menerapkan prosedur darurat
9. Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan
Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)
11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian
limbah
Modul OPKR 10 – 016 C 28
II. BAB. II
PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat
Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru
jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan.
Jenis kegiatan Tanggal Waktu
Tempat
belajar
Alasan
Perubahan
Tanda
tangan
guru
Mengetahui
Pengertian K3
Mengetahui Syarat
K3
Mengetahui jenis
bahaya dan cara
menghindarinya
Teknik
Pengangkatan/
pemindahanSecara
manual
Menggunakan
pakaian dan alat
pengaman
Menggunakan
Perlengkapan
pemadam kebakaran
Prosedur pada
tempat kerja untuk
mengindentifikasi
bahaya dan
penghindarannya
Pemeliharaan
kebersihan
perlengkapan dan
area kerja
Penempatan dan
Modul OPKR 10 – 016 C 29
Jenis kegiatan Tanggal Waktu
Tempat
belajar
Alasan
Perubahan
Tanda
tangan
guru
pengindentifikasian
jenis pemadam
kebakaran,
penggunaan dan
prosedur
pengoperasian
ditempat kerja
Pelaksanaan
prosedur darurat
Menjalan dasar –
dasar prosedur
keamanan
Pelaksanaan
prosedur
penyelamatan
pertama dan cardio
pulmonary
resuscitation (CPR)
Prosedur pada
tempat kerja untuk
pengamanan dan
pengendalian limbah
Modul OPKR 10 – 016 C 30
B. Kegiatan Belajar Siswa
III. Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja.
2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja.
3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja.
4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan
secara manual.
b. Uraian Materi 1
UNDANG-UNDANG K3
1) Pengertian Keselamatan Kerja
Safe adalah aman atau selamat.
Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau
kebebasan dari bahaya dan kecelakaan.
Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk
menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari
kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan
kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat
kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta
hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat
pada umumnya dan manusia pada khususnya.
Modul OPKR 10 – 016 C 31
2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja
Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah:
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan.
c) Mencegah/ mengurangi kematian.
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap.
e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain
sebagainya.
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja
dan menjamin kehidupan produktifnya.
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-
sumber produksi lainnya.
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman
sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi
industri serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi:
a) Manusia (pekerja dan masyarakat)
b) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan).
3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat-
syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan
perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk:
a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
Modul OPKR 10 – 016 C 32
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
e) Memberi pertolongan pada kecelakaan
f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja
g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora.
h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja,
baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.
k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.
l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang,
binatang, tanaman atau barang.
m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri-
sendiri atau bersama-sama, yaitu:
1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
Modul OPKR 10 – 016 C 33
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe
condition)
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi
kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan
rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau
licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara
keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan
lain-lain).
Apakah kecelakaan dapat dicegah?
Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan
itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat
diusahakan untuk dicegah karena:
a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya.
b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan
maka kecelakaan dapat dicegah.
Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?
Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk
menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja
serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung
factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition).
Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a) Karena tidak serius/disiplin.
b) Karena tidak mampu/tidak bisa.
c) Karena tidak mau.
Modul OPKR 10 – 016 C 34
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak
aman?
a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak
aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya,
misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada,
tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya,
misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi
tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan
kerja.
c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan
secara teknis, misalnya memasang safety valve pada
bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol
dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan
pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja.
3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif.
a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena
kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau
zat-zat yang merugikan.
b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi
baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di
tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan
paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda,
sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan
benda-benda berat.
c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang
rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda
Modul OPKR 10 – 016 C 35
panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin
bor, beberapa orang terluka karena itu.
d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya
hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada
kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan
pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai
dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang
tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi
kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan
terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang
pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm
pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung
tangan dan apron.
f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda
atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau
material tidak dapat masuk ke mata.
g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika
bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau
bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan
lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu
yang lama.
PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN
1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan
a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap
bahaya yang mungkin ada.
b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak-
nyamanannya harus yang paling minim.
Modul OPKR 10 – 016 C 36
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat
diterima.
d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain,
misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas
yang sangat mungkin termakan mesin.
e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang
cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang
dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel-
partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian.
g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang
disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang
paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja.
h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang
mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya
karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan
menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap
memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah
pada bahan kimia dan panas dengan berhenti
menghilangkan bahaya.
2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
pakaian kerja
a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat,
dan berkancingkan.
b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari
bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun
baju bawah.
c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p
berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran
mesin.
Modul OPKR 10 – 016 C 37
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah
kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau
penyangga dan sebagainya.
PAKAIAN KERJA
1. Pilihlah pakaian kerja yang
kuat dan betul–betul cocok
sehingga merasa senang
dalam pekerjaan. Hindari
pakaian dengan ikat
pinggang, gesper dan
kancing yang menonjol yang
dapat menyebabkan
kerusakan pada kendaraaan
pada waktu bekerja. Kami
anjurkan memakai seragam
Mekanik Toyota (Overall)
yang khusus didisain dengan
memperhatikan hal–hal
diatasi.
2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar,
kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar.
3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja,
sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori
kendaraan
SEPATU KERJA
Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya
memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan
karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih
memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan
Modul OPKR 10 – 016 C 38
benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang
mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.
Modul OPKR 10 – 016 C 39
SARUNG TANGAN
Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau
memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya
dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada
suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya
untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu
mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin
dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya
tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar.
Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan
dipakai.
3) Alat-alat pelindung anggota badan
Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus
terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat
pelindung bagian adalah sbb:
a) Alat pelindung mata,
Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan
dan juga dari debu.
Modul OPKR 10 – 016 C 40
Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las
Listrik
b) Alat pelindung kepala,
Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja
pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu
sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh
putaran bor atau rambut terkena percikan api.
Gb. Alat Pelindung Kepala
c) Alat pelindung telinga
Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang
sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
Modul OPKR 10 – 016 C 41
Gb. Alat Pelindung Telinga
d) Alat pelindung hidung,
Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan
terhisapnya gas-gas beracun.
Gb. Alat Pelindung Hidung
e) Alat pelindung tangan
Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan
dengan kebutuhannya, antara lain:
 Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat
pegangan supaya tidak meleset.
 Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk
melindungin tangan terhadap bahaya panas.
 Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi
tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat
suatu barang.
 Sarung tangan karet, digunakan pada waktu
pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom
dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya
pembakaran asam atau kepedasan cairan.
Modul OPKR 10 – 016 C 42
Gb. Macam-macam Sarung Tangan
f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan
benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua
jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti
halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi
dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak
permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset
dan jatuh.
g)
h) Alat pelindung badan,
Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian
biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama
pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan
Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung
Plat Besi Pelindung
Modul OPKR 10 – 016 C 43
digulung, sebab lengan baju yang panjang akan
melindungi tangan dari sinar api.
Gb. Alat Pelindung Badan
TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL
1) Cara mengangkat benda
Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak
garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban
seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan
sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan
keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis
pemindahan benda yang berat.
Modul OPKR 10 – 016 C 44
2) Cara mengangkat dan memikiul benda
a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap
tegak
b. Membagi–bagi berat beban sama rata.
c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan
menopang beban.
d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau
pikulan.
3) Mencegah terjadinya kecelakaan
Modul OPKR 10 – 016 C 45
Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk
mengubah pengangkatan yang sederhana; sebelum
mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang
pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja
harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan
adalah tindakan untuk keselamatan tempat.
4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan
Cara yang benar mengangkat dengan tangan.
Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien
dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak
benar.
a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan
sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan
meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang
yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan.
Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya.
Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam
kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.
Modul OPKR 10 – 016 C 46
b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara
ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang
disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas
sampai dengan keadaan tegak
5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang
Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa
jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan,
tergantung pada kapasitas pengangkatannya.
6) Penyangga
Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat
guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan.
Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau
penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil
dapat menyebabkan kecelakaan besar.
Modul OPKR 10 – 016 C 47
7) Lokasi dongkrak dan penyangga
Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan
penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta
c. Rangkuman
1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan.
2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang
telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
Modul OPKR 10 – 016 C 48
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja
diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan
disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
(unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe
condition)
4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja
dan disesuai dengan bidang pekerjaannya.
5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat
pengangkatannya.
d. Tugas
Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja,
cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda
akan dapat menjelaskan materi ini.
1. Jelaskan pengertian K3?
2. Sebutkan tujuan K3?
3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan?
Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci
jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil
latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang
berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal
tersebut kedalam pertemuan tutorial.
e. Test formatif
1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan
tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)!
2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan?
3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja?
4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin?
Modul OPKR 10 – 016 C 49
5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif?
f. Kunci jawaban formatif
1. Penyebab kecelakaan:
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
e) Keselamatan ditujukan pada
f) Manusia (pekerja dan masyarakat).
g) Benda (alat, mesin, bangunan dll).
h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari:
a) Alat pelindung Kepala.
b) Alat pelindung tangan.
c) Alat pelindung telinga.
d) Alat pelindung badan.
e) Alat pelindung kaki.
3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat
kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut
mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga
menyebabkan kebakaran.
4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis.
g. Lembar Kerja
CARA MENDONGKRAK KENDARAAN
1) Alat dan Bahan
a) 1 unit mobil lengkap
Modul OPKR 10 – 016 C 50
b) 1 unit engine stand
c) Dongkrak buaya 2 ton
d) Mesin katrol
e) Rantai/tali
f) Jack Stand
g) Kayu untuk pengganjal
h) Lap/majun
2) Keselamatan Kerja
a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan
dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat
oleh seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun
diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan
tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan
gunakan cara yang aman
b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah
penempatannya sudah tepat
3) Langkah Kerja
a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan
terang
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur
c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol
atau dongkrak
d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti
petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi
e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas
f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan
tempat kerja!
Modul OPKR 10 – 016 C 51
4) Tugas
a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas!
b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan 1!
Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan
Area Kerja
a. Tujuan
1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan
kebersihan
2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan
3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang
4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat
Kerja.
b. Uraian Materi
ALAT-ALAT KEBERSIHAN
Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel
otomotif terdiri dari:
1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran
sampah kering atau debu
2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari
sampah-sampak kering.
3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai.
4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang
tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa,
karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel
ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki.
5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli
atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.
Modul OPKR 10 – 016 C 52
Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
Metode Pembersihan
Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk
menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan
fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat
menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat
terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi.
Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat
menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari
bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat
mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang
tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter
debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus
dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu.
Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun
detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh
para pekerja.
Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak
diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah
dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.
Modul OPKR 10 – 016 C 53
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan
isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/
dianjurkan.
IV. Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak
cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada
beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak
peralatan dan material.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan
barang:
1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat
yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh
pada ketinggian yang sesuai.
Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau
beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan
yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
Modul OPKR 10 – 016 C 54
7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam
lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau
di dalam rak.
9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak
boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
V. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja
Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang
baik:
1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara
atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin-
mesin.
Gambar . Sebuah kotak alat pekerja
2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk
dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
Modul OPKR 10 – 016 C 55
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri
anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?
7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan
cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau
urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan
asembling/perakitan.
10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh
pergerakan atau jalan masuk.
11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
12)Gunakan penutup debu jika diperlukan.
13)Gantikan bagian/parts yang rusak.
14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.
15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran.
16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.
Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai
Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja
Modul OPKR 10 – 016 C 56
1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan
pisahkan setiap bagiannya.
2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan
simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.
3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap
akhir jam kerja.
4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat
penyimpanannya.
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik
Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda
tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda
kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali
atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu
khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan
bakar.
Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar
wanita, pakaian dan kertas kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C 57
Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin
pengangkat, mesin bubut dll)
1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan
setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang
sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat
pada ketinggian yang sesuai.
2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-
tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap
akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan
pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi
c. Rangkuman
1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk
menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak.
2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan
terlebih dahulu. Barang-barang yang sering digunakan
diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan
barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Modul OPKR 10 – 016 C 58
3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang
akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari
segala sumber listrik.
4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena
kotoran.
5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben
kerjanya.
d. Tugas
Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan
dan area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan
penataan ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran
pada instruktur tentang hasil kerja anda!
e. Test Formatif
1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh
digunakan sebagai suatu metode pembersihan!
2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan
suatu sistem penyimpanan!
3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja
yang sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain!
4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja
yang bekerja di bangku kerja!
5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja
yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!
Modul OPKR 10 – 016 C 59
f. Kunci Jawaban formatif
1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan
sebagai suatu metode pembersihan
Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu,
sehingga dapat terhirup atau mengenai mata.
2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu
sistem penyimpanan adalah:
 Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
 Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada
tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih
berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
 Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan
pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus
lancar/berfungsi baik.
 Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
 Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas
hambatan
 Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar
atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam
bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS
recommendations.
 Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang
sesuai.
 Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk
dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-
ujungnya atau di dalam rak.
 Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat
dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
 Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak)
tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
Modul OPKR 10 – 016 C 60
3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang
sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain.
 Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk
dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.
 Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak
terkena kotoran.
 Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan
pembersihan di atas.
 Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi
beben kerjanya.
 Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada
diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi
cairan?
 Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang
dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.
 Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam
container.
 Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form
atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum
terbiasa dengan asembling/perakitan.
 Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu
oleh pergerakan atau jalan masuk.
 Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam
lainnya.
 Gunakan penutup debu jika diperlukan.
 Gantikan bagian/parts yang rusak.
 Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki
cat yang rusak
 Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat
kendaraan yang rusak.
Modul OPKR 10 – 016 C 61
 Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak
terpakai lagi.
4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja
yang bekerja di bangku kerja:
 Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan
dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering
dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat
dalam ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan
setiap akhir jam kerja.
 Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada
tempat penyimpanannya.
 Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja
anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.
 Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja
anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda,
simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai
sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan
produk-produk bahan bakar.
 Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan
gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.
5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja
yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).
 Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat
dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat
yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat
yang berat pada ketinggian yang sesuai.
 Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai
tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C 62
 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
 Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.
 Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.
 Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan
hilangkan segera jika timbul karat.
 Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk
menhentikan penyebabnya.
 Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap
akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
 Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan
pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana
terjadi.
VI. Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran
a. Tujuan
1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api
2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api
3) Siswa dapat memahami klasifikasi api
4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran
5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat
pemadam kebakaran
b. Uraian Materi
Sifat api
Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
Modul OPKR 10 – 016 C 63
Gambar 1.
Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair
maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang
mudah menyala dan terbakar dengan cepat.
Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok,
gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan.
Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi
kimia.
Mencegah api
Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah
dan limbah.
2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan
hati-hati.
Modul OPKR 10 – 016 C 64
Gambar 2.
Tanpa panas, tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan
cara:
1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas.
2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan.
Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan
bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.
Gambar 3.
Modul OPKR 10 – 016 C 65
Tanpa oksigen tidak akan terjadi api.
Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara
menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan
dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan
menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.
Gambar 4.
Api tidak dapat muncul tanpa panas.
Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas.
1) Berhati-hati dengan listrik.
2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap
dalam keadaan baik.
Modul OPKR 10 – 016 C 66
Gambar 5.
3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi.
4) Jangan membebani kabel berlebihan.
5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik
fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.
Gambar 6
6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa
perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar
bahan-bahan yang dapat terbakar.
Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.
Modul OPKR 10 – 016 C 67
a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat
menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan
peralatan potong oksigen.
b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak
jatuh pada bahan yang dapat terbakar.
c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan.
d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik.
e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang
dapat terbakar lainnya.
f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas,
bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan
panas lainnya.
g. Patuhi tanda “dilarang merokok”.
h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran.
i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.
Gambar 7
Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat
muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang
tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut.
1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.
Modul OPKR 10 – 016 C 68
2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam
locker.
Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-
bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera
mungkin.
1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.
Gambar 8
2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar.
3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat
sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.
Gambar 9.
Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG,
dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak
tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang
Modul OPKR 10 – 016 C 69
mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan
jauh dari sumber panas.
Gambar 10.
1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap
dalam kondisi baik.
2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan
percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat
terbakar.
3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit
mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah
logam yang tertutup.
4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar.
5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada
pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera
informasikan kepada supervisor anda.
6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk
menyalakan api.
Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu
sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan
udara.
Modul OPKR 10 – 016 C 70
1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja
dengan peralatan listrik.
2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu.
3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat.
4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.
Gambar 11.
Klasifikasi api
Api kelas A.
Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu,
pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.
Gambar 12.
Modul OPKR 10 – 016 C 71
Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling
efektif untuk mematikan api kelas A.
Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk
mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan
sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes
jauh ke dalam sumber api.
Gambar 13.
1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan
api kelas A.
Gambar 14.
Modul OPKR 10 – 016 C 72
2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam
kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi
tidak seefektif air.
Catatan:
Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara
bagian.
Api kelas B
Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti
bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara
yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.
Gambar 15.
Peringatan:
Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B,
air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar.
Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon
dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.
Modul OPKR 10 – 016 C 73
Gambar 16.
Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang
terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas
untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.
Gambar 17.
VII.Api kelas C
VIII.
Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor,
generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik.
Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang
paling efektif untuk memadamkan api kelas C.
Modul OPKR 10 – 016 C 74
Gambar 18.
Gambar 19.
IX. Peringatan
Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan
peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk
mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-hati, matikan semua peralatan
listrik yang sedang terbakar.
Modul OPKR 10 – 016 C 75
Alat-alat Pemadam Kebakaran:
Alat pemadam api portable
Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman.
Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan
pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam
biasanya dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan
rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk
api jenis apa digunakan.
Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,
Gambar 20.
4) Pemadam kebakaran yang berisi air
Modul OPKR 10 – 016 C 76
Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk
memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang
semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya.
Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis
pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan
dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.
Gambar 21.
Gambar 22.
5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)
Modul OPKR 10 – 016 C 77
Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai
tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk
memadamkan api kelas B dan kelas C.
Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran
kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang
berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.
Gambar 23.
Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat
digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah
karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi
gas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme
pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar
nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan
plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk.
Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran
oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan
area sangat penting.
Contohnya adalah:
Modul OPKR 10 – 016 C 78
a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan
laboratorium.
b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat
terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan
horizontal.
Gambar 24.
Prosedur penggunaan.
a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api.
b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api.
c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan.
d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.
Peringatan:
Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat
menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka
semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.
Modul OPKR 10 – 016 C 79
6) Pemadam Kebakaran Busa
Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada
pemadam kebakaran busa cocok digunakan untuk
memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A.
Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.
Gambar 25.
Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan
memadam api.
Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk
memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam
wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar
sendiri bila bersinggungan dengan oksigen.
Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya
cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar
sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat
terbakar sendiri.
Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini
biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.
Modul OPKR 10 – 016 C 80
Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan
semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini
akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di
atas permukaan cairan.
Gambar 26.
7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering
Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering
yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan
udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C.
Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran
PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang
semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran
besar samapai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjuk
pemakaian.
Modul OPKR 10 – 016 C 81
Gambar 27
Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi
pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini
cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas.
Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk
memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas,
khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas.
Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan
menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri.
Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang
berbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan
dengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkan
semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil
yang sulit dijangkau.
Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan
untuk memadamkan api yang besar dan dalam
Modul OPKR 10 – 016 C 82
Gambar 28.
Menyelamatkan diri dari Api
Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal
seluruh alat-alat pemadam yang ada .
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan
pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
Gambar 29.
Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang
berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana
Modul OPKR 10 – 016 C 83
menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka.
Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu
memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan
untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang
lowong dan aman untuk jalan ke luar.
Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat
kebakaran sesegera mungkin bila:
1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi.
2. Api telah menguasai jalan ke luar.
3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar.
4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu
dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu
masuk ruangan.
5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara
menghembus api.
6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api.
7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan
merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat
mungkin dengan lantai
Gambar 30.
Modul OPKR 10 – 016 C 84
8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur
atau berhenti.
9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda.
10.Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar.
Selalu siap memadamkan api.
Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran:
1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat
kerja anda.
2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.
Gambar 31.
3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran.
4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran.
5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman
api dengan pasti.
6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar
mudah dijangkau.
Modul OPKR 10 – 016 C 85
Gambar 32.
7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri.
8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan.
9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga
belum dibangun.
10.Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga
tertutup, tetapi tidak terkunci.
Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat
menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran.
1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang
dingin sekali.
2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah
digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi
ulang.
3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti
dengan yang baru
Memadamkan Api/Kebakaran.
Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat
memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.
Modul OPKR 10 – 016 C 86
Cara Mengguakan Alat Pemadam Api
1. Lepaskan kunci pengaman.
2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan
pipa dari klip.
3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan
pemadaman seperti gerakan menyapu.
Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut:
1. Hidupkan segera alarm.
Gambar 33.
2. Beritahu regu pemadam kebakaran.
Gambar 34.
3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.
Modul OPKR 10 – 016 C 87
Gambar 35.
4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
Gambar 36
.
5. Bila dipandang perlu segera keluar.
Gambar 37
6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar
Modul OPKR 10 – 016 C 88
Gambar 38
Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut:
1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting
segera ditanggulangi.
2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil
sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi
besar sehingga sulit ditanggulangi.
3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat
mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus
menunda.
4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan
peralatan yang tepat,
5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi
bangunan dapat meregut nyawa seseorang.
6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun
sumber api dan panasnya jauh.
7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda
tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan
nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan
peralatan yang ada di sekitarnya.
8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.
Modul OPKR 10 – 016 C 89
c. Rangkuman
1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan
api.
2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus
mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone
dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah
dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat
meningkatkan bahaya kebakaran.
5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang
dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan
meminimalisasi kerusakan.
d. Tugas
Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN
ini buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan
penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada
instruktur tentang hasil kerja anda!
e. Test Formatif
1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran
2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan?
3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman
nyala api?
a. Starvation
b. Smothering
c. Cooling
4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?
Modul OPKR 10 – 016 C 90
5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api?
6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api?
7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api?
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik?
9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang
disebabkan bahan bakar cair seperti bensin?
10)Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran
akibat bahan bakar dengan gas atau listrik?
11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya
dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table
dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Warna alat
pemadam
Jenis alat
pemadam
Nyala api yang
sesuai untuk
dipadamkan
Merah
Biru
Tanda Merah dengan
Putih
Tanda Merah dengan
Hitam
12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam
kebakaran
13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah
digunakan untuk memadamkan nyala api ?
14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
berikut ini?
a. Nyala api pada mesin
b. Nyala api pada kain lap oli.
c. Kertas terbakar didalam tong sampah
Modul OPKR 10 – 016 C 91
d. Ban terbakar
e. Kebakaran pada panel listrik
15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam
kebakaran?
16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan
ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila
selang tidak digunakan?
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana
menggunakannya?
Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada
pelatih untuk memeriksanya.
f. Kunci Jawaban
1) Tiga unsur penyebab kebakaran
 Bahan bakar
 Panas
 Oxigen
2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala
api tidak akan lama akan menjadi padam.
3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala
api adalah
 Starvation: Mengandung arti membuang/mencabut bahan
bakar dari nyala api sehingga menjadi padam.
 Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api
sehingga menjadi padam.
 CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api.
4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan
bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.
Modul OPKR 10 – 016 C 92
5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia
disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara
bertekanan dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan
nyala api.
6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon
dioksid akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan,
seperti pada pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar
dari alat pemadam kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid
yang dengan cepat menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi
inilah yang menyebabkan nyala api menjadi padam.
7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi
nyala api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada
permukaan dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi
dingin dibagian bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.
8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api
karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik.
Bahan pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan
yang tidak dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya
kebakaran dan tidak terjadi kejutan dan meledak peralatan dan
menjadi rusak.
9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan
bahan bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan
menyebarkan nyala api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan
bakar cair menimbulkan panas yang sangat tinggi sehingga air tidak
efektip untuk menurunkan temperatur tersebut. Bahan bakar cair
kemungkinan masih cukup panas apabila mendapat udara akan
terbakar kembali,
Modul OPKR 10 – 016 C 93
10)Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan
bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas
atau listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara
lain nyala api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang
sesuai.
11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya
dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table
dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Warna alat
Pemadam
Jenis alat
Pemadam
Nyala api yang sesuai
untuk dipadamkan
Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu,
Kain, Kertas, dll
Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api
akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah
dengan Putih
Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat
Listrik (juga untuk kelas A
dan B)
Tanda Merah
dengan Hitam
Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik
dan cairan yang dapat
terbakar.
12)Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam
kebakaran.
a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder.
b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat
tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau
dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika
pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan
alat pemadam masih berisi penuh.
Modul OPKR 10 – 016 C 94
c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi
penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa.
13)Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah
digunakan untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya
dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang
telah digunakan segera diisi kembali.
14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian
a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk
kering
b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk
Kering dan Busa
c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air
d) Ban terbakar adalah busa
e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid
15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran
adalah dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang
terletak pada pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik
gulungan selang dan arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa
jalan keluar tidak ada yang menghalangi.Memutar nozel dan
mengarahkan air langsung pada sumber nyala api.
16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan
pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak
digunakan adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan
digunakan kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa
menimbulkan selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal
ini akan menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat.
17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana
menggunakannya
Modul OPKR 10 – 016 C 95
Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil
dan bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api
dapat dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu
biarkan selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api
barulah diambil. Didalam masalah ada seseorang yang
pakaiannya terbakar, maka selimut api dibungkuskan pada tubuh
korban dan rebahkan kelantai selanjutnya gulingkan tubuh
korban untuk meyakinkan nyala api telah tertutup dan padam.
Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary
Resusciation ( Cpr )
a. Tujuan
1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan
Pertama dan Cardio Pulmonary.
2. Siswa dapat memberikan Pertolongan Pertama dan CPR
dilingkungan kerja
3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan
Pertama dan Cardio Pulmonary (CPR).
b. Uraian Materi
Pengertian Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera,
kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Pengertian Medis Dasar
Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat
dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku
Pertolongan Pertama.
Modul OPKR 10 – 016 C 96
Pelaku pertolongan Pertama
Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba
di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam
penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama:
a. Menyelamat jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
Dasar Hukum
Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan
Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara
maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang
mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama.
Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal
531 KUH.
Pidana yang berbunyi:
Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya
maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya
sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya
dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain
akan kena bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan
atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu
ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 .
525.566 .
Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan
tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.
Modul OPKR 10 – 016 C 97
Penjelasan:
 Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika
itu, misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di
air, seorang akan membunuh diri dan sebagainya.
 Memberikan pertolongan = menolong sendidri.
 Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan
polisi atau dokter.
Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan memberi
pertolongan itu tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri
dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang
perlu ditolong itu mati.
PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA :
Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan
beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi
peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat
Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan
tugasnya.
Alat Pelindung Diri ( APD )
Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah
terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang
memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama
dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :
Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan
penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis,
TBC,HIV/AIDS.
Modul OPKR 10 – 016 C 98
Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong
mengalami luka dalam melakukan tugasnya.
BEBERAPA APD:
1. Sarung tangan lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan
dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang
memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan
lateks dipakai terlebih dahulu.
2. Kecamata pelindung
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun
mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat
melakukan pertolongan
3. Baju pelindung
Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah
untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui
baju penolong.
4. Masker penolong
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui
udara.
5. Masker Resusitasi
Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung
Paru.
6. Helm
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya
benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan
sebagainya.
Modul OPKR 10 – 016 C 99
Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang
pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan
masker RJP.
Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.
Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah:
Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa
tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Cuci tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif
untuk menghentikan rantai penularan penyakit.
 Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
 Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)
 Cucilah bersih–bersih tangan samapai ke siku bila selesai
menangani penderita.
Mempersiapkan alat.
Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan.
Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:
 Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.
 Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)
Modul OPKR 10 – 016 C 100
 Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)
Peralatan Pertolongan Pertama:
a. Penutup luka
 Kasa steril
 Bantalan kasa
b. Pembalut
Contoh:
 Pembalut gulung/pita
 Pembalut segitiga/mitella
 Pembalut tubuler/tabung
 Pembalut rekat/plester
c. Cairan antiseptik
Contoh:
 Alkohol 70%
 Povidone iodine 10%
d. Cairan pencuci mata
 Boorwater
e. Peralatan stabilisasi .
Contoh:
 Bidai
 Papan spinal panjang
 Papan spinal pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stestoskop
o. Tandu.
Modul OPKR 10 – 016 C 101
PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT
1. Memeriksa kesadaran
Serukan.“Anda bisa mendengan saya?” atau “Buka mata Anda!”
Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar
tidak akan bereaksi.
Gbr. 1
2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar
Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas.
Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik
ke atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu
lagi pada dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.
Gbr. 2
3. Memeriksa pernapasan
Modul OPKR 10 – 016 C 102
Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.
 Lihat apakah dadanya bergerak
 Dengarkan suara napasnya
 Rasakan napasnya dengan pipi Anda
Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak
bernapas.
Gbr. 3
4. Memeriksa nadi
Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari
Anda. Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea
dan otot – otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis
selama 5 menit.
POSISI PEMULIHAN
1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan
dagunya diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus.
Lengan korban yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat
sudut siku–siku dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan
membuka ke atas.
Modul OPKR 10 – 016 C 103
Gbr.1
2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya
memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang
jauh, lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.
Gbr. 2
3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik
badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.
Modul OPKR 10 – 016 C 104
Gbr. 3
4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu
terbuka. Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala.
Kaki korban yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya
membentuk sudut siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya
secara teratut.
Gbr.4
CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR)
A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT
1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah.
Lubang hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.
Modul OPKR 10 – 016 C 105
2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut
korban. Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai
dadanya terlihat naik ke atas.
3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan
pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.
Gbr. A
B. KOMPRESI DADA
1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda
diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang
rusuk bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan
jari – jari kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut.
2 Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara
vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi
ini dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.
Kombinasi dengan pernapasan buatan: setiap 15 kompresi
disusul dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.
Modul OPKR 10 – 016 C 106
Gbr. B
CEDERA KEPALA
1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek
dan dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat
tetapi hati–hati dan merata pada luka.
JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda
Gbr. 1
2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.
Modul OPKR 10 – 016 C 107
Gbr. 2
3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang
mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih
dari 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan
pernapasan serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.
Gbr. 3
4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan
ditopang. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi
seperti Gbr. Di bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar,
baringkan ia dalam posisi pemulihan. Hubungi 119 dan minta
ambulans.
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan
Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan

More Related Content

What's hot

Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxDangkosAja
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
bahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerjabahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerjaMelly Luthfiyani
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Soni Fariski
 
Daftar Pustaka Standar IPB
Daftar Pustaka Standar IPBDaftar Pustaka Standar IPB
Daftar Pustaka Standar IPBAfdan Rojabi
 
kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjaAndi amalia'Elf
 
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGANPENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGANMawar 99
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSIAkhmad Muhibudin
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3PPGhybrid3
 
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00Fitri Ifony
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganRicky Ramadhan
 
Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa IndonesiaSejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Metrologi pengukuran
Metrologi pengukuranMetrologi pengukuran
Metrologi pengukuranartyudy
 

What's hot (20)

Form HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docxForm HIRADC (2).docx
Form HIRADC (2).docx
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
bahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerjabahan berbahaya & keselamatan kerja
bahan berbahaya & keselamatan kerja
 
Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja Analisa kecelakaan kerja
Analisa kecelakaan kerja
 
Daftar Pustaka Standar IPB
Daftar Pustaka Standar IPBDaftar Pustaka Standar IPB
Daftar Pustaka Standar IPB
 
kebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerjakebisingan di tempat kerja
kebisingan di tempat kerja
 
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGANPENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
PENGANTAR PENGETAHUAN LINGKUNGAN
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
Format daftar hadir
Format daftar hadirFormat daftar hadir
Format daftar hadir
 
Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3Materi i teknik mesin m6 kb3
Materi i teknik mesin m6 kb3
 
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGANASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
ASAS ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN
 
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
Perhitungan & penilaian hse statistik bagian 1 rev.00
 
Laporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayuLaporan akhir ilmu kayu
Laporan akhir ilmu kayu
 
Makalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkunganMakalah ekologi lingkungan
Makalah ekologi lingkungan
 
Bab I Pendahuluan
Bab I PendahuluanBab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa IndonesiaSejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
Sejarah dan Kedudukan Bahasa Indonesia
 
Metrologi pengukuran
Metrologi pengukuranMetrologi pengukuran
Metrologi pengukuran
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 

Similar to Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan

Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponenPelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponenrahimbesol
 
Balans roda dan_ban
Balans roda dan_banBalans roda dan_ban
Balans roda dan_banAgus Irawan
 
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennyayasri05
 
Perencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikPerencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikEko Supriyadi
 
Perbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20remPerbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20remrahimbesol
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaEko Supriyadi
 
Pemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendinginPemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendinginasharis
 
apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika memantau
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianAhmad Faozi
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianAhmad Faozi
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)Eko Supriyadi
 
02 daftar isi (updated)
02 daftar isi (updated)02 daftar isi (updated)
02 daftar isi (updated)Ifan Ifan
 
Teknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_dieselTeknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_dieselRio Eka Pratama
 
Perbaikan sistem kemudi
Perbaikan sistem kemudiPerbaikan sistem kemudi
Perbaikan sistem kemudijju_pe
 
Starting motor 3_fasa
Starting motor 3_fasaStarting motor 3_fasa
Starting motor 3_fasa087895998024
 
Teori%20kelistrikan%20dasar
Teori%20kelistrikan%20dasarTeori%20kelistrikan%20dasar
Teori%20kelistrikan%20dasarFarrel Pedroza
 

Similar to Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan (20)

Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponenPelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
Pelaksanaan pemeliharaan servis_komponen
 
Balans roda dan_ban
Balans roda dan_banBalans roda dan_ban
Balans roda dan_ban
 
Plc dasar
Plc dasarPlc dasar
Plc dasar
 
Mmpdk elektromek
Mmpdk elektromekMmpdk elektromek
Mmpdk elektromek
 
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
106467565 perbaikan-sistem-pendingin-dan-kompoen-komponennya
 
Perencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikPerencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrik
 
Perbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20remPerbaikan%20sistem%20rem
Perbaikan%20sistem%20rem
 
Mengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronikaMengenal komponen elektronika
Mengenal komponen elektronika
 
Pemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendinginPemeliharaan servis sistem-pendingin
Pemeliharaan servis sistem-pendingin
 
apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika apa sih komponen elektronika
apa sih komponen elektronika
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapian
 
Perbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapianPerbaikan sistem pengapian
Perbaikan sistem pengapian
 
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
50 002-8-pelatihan cbt otomotif electrical (1)
 
02 daftar isi (updated)
02 daftar isi (updated)02 daftar isi (updated)
02 daftar isi (updated)
 
Mppdtr
MppdtrMppdtr
Mppdtr
 
Teknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_dieselTeknik dasar motor_diesel
Teknik dasar motor_diesel
 
Perbaikan sistem kemudi
Perbaikan sistem kemudiPerbaikan sistem kemudi
Perbaikan sistem kemudi
 
Starting motor 3_fasa
Starting motor 3_fasaStarting motor 3_fasa
Starting motor 3_fasa
 
Teori%20kelistrikan%20dasar
Teori%20kelistrikan%20dasarTeori%20kelistrikan%20dasar
Teori%20kelistrikan%20dasar
 
2 rangkaian listrik
2 rangkaian listrik2 rangkaian listrik
2 rangkaian listrik
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

Pelaksanaan+prosedur+keselamatan+kesehatan+kerja+&+lingkungan

  • 1. KODE MODUL OPKR-10-016 C Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN DDIIRREEKKTTOORRAATT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005
  • 2. Modul PTL OPS 005 (2) 1 KODE MODUL OPKR-10-016 C Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN TTiimm PPeennyyuussuunn:: 11.. DDrrss.. IIiinn SSoolliihhiinn 22.. DDrrss.. RRiiddwwaann 33.. DDrrss.. KKooeennttoonnoo Tim Fasilitator: 1. Drs. Abdullah 2. Suryana Iskandar DDIIRREEKKTTOORRAATT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005
  • 3. Modul PTL OPS 005 (2) 2 KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia. Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari
  • 4. Modul PTL OPS 005 (2) 3 berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK. Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680
  • 5. Modul PTL OPS 005 (2) 4 DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL..………………………………………………………………… i HALAMAN FRANCIS .………………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… iii DAFTAR ISI.……………………………………………………………………………… iv PETA KEDUDUKAN MODUL.……………………………………………………… vii A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI……………................ vii KETERANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI…………………….. viii B. KEDUDUKAN MODUL……………………………………………………… ix PERISTILAHAN/GLOSSARIUM ………………………………………………… X I. PENDAHULUAN ..………………………………………………………………… 1 A. DESKRIPSI JUDUL .…………….……………………………………………… 1 B. PRASYARAT.……………………………………………………………………… 1 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..……………………………………… 2 1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat…………………………………………… 2 2. Peran Guru …………………………………………………………………… 2 D. PERLENGKAPAN PBM………….………………………………………………. 3 E. TUJUAN AKHIR .………………………………………………………………… 3 F. KOMPETENSI..…………………………………………………………………… 4 G. CEK KEMAMPUAN………………………………………………………………. 10 BAB.II. PEMELAJARAN .…………………………………………………………… 11 A. RENCANA BELAJAR SISWA..………………………………………………… 11 B. KEGIATAN BELAJAR ..……………………………….………………………… 12 1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........ 12 a. Tujuan kegiatan belajar 1 ……….………………………………… 13 b. Uraian materi 1………………………………………………………… 13 c. Rangkuman 1…………………………………………………………… 25 d. Tugas 1 …..……………………………………………………………… 25 e. Tes formatif 1 ..………………………………………………………… 26 f. Kunci jawaban formatif 1 ..………………………………………… 26 g. Lembar kerja 1 ..……………………………………………………… 27 2. Kegiatan Belajar 2 :Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan Area Kerja................................................................................ 28 a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……………………………….………… 28 b. Uraian materi 2………………………………………………………… 28
  • 6. Modul PTL OPS 005 (2) 5 c. Rangkuman 2………..………………………………………….……… 33 d. Tugas 2……………………………………………………………….…… 33 e. Tes formatif 2…..………………………………………………….…… 33 f. Kunci jawaban formatif 2 …….………………………………….… 34 3. Kegiatan Belajar :Perlengkapan Pemadam Kebakaran...…… 37 a. Tujuan kegiatan belajar 3 ………………………………………… 37 b. Uraian materi 3 ………………………………………………………. 37 c. Rangkuman 3…..……………………………………………………… 55 d. Tugas 3…………………………………………………………………… 55 e. Tes formatif 3 …………………………………………………………. 55 f. Kunci jawaban formatif 3 …….…………………………………… 57 4. Kegiatan Belajar 4 : Pertolongan Pertama &Cardio Pulmonary ( CPR).…. 60 a. Tujuan kegiatan belajar 4 ………………………………………… 60 b. Uraian materi 4 ………………………………………………………. 60 c. Rangkuman 4..………………………………………………………… 79 d. Tugas 4…………………………………………………………………… 80 e. Tes formatif 4 …………………………………………………………. 80 f. Kunci jawaban formatif 4 .………………………………………… 80 5. Pencemaran Lingkungan & Kesehatan Manusia………………. 82 a. Tujuan kegiatan belajar 5 ………………………………………… 82 b. Uraian materi 5 ………………………………………………………. 82 c. Rangkuman 5 ………………………………………………………………………98 d. Tugas 5…………………………………………………………………… 98 e. Tes formatif 5 …………………………………………………………. 99 f. Kunci jawaban formatif 5 ……………………………………………………99 BAB.III. EVALUASI …………………………………………………………………. 101 A. PERTANYAAN …………………………………………………………………………………101 B. SOAL PSIKOMOTOR………………………………………………………. 102 C. KUNCI JAWABAN ……………………………………………………………………………103 LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF(PENGETAHUAN)……………….. 109 LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN……………………………….. 110 LEMBAR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)……….…………………… 111 KRITERIA KELULUSAN ……………………………………………………………………111 BAB. IV.PENUTUP ………………………………………………………………………………112 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………113
  • 7. Modul PTL OPS 005 (2) vi PETA KEDUDUKAN MODUL A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan. OPKR 60-006C OPKR 60-008C OPKR 10-007C OPKR 10-013C OPKR 60-002C OPKR 60-012C OPKR 60-013C OPKR 60-016C OPKR 60-037A OPKR 60-051A OPKR 60-050A OPKR 60-038A OPKR 60-031A OPKR 60-030A OPKR 60-018C OPKR 60-019C OPKR 60-029A OPKR 60-011 OPKR 10-006C OPKR 10-017C OPKR 10-0098 OPKR 10-016C OPKR 10-010C
  • 8. Modul PTL OPS 005 (2) vii Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi OPKR 10-009B. Pembacaan dan pemahaman gambar teknik. OPKR 10-016C. Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan. OPKR 10-017C. Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja. OPKR 10-010C. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur. OPKR 10-013C. Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan. OPKR 10-006C. Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan. OPKR 60-002C. Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan. OPKR 60-006C. Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan perangkat tambahannya. OPKR 60-012C. Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang OPKR 60-007C. Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding, transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler. OPKR 60-008C. Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik. OPKR 60-013C. Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan. OPKR 60-011C. Melaksanakan prosedur masking. OPKR 60-009C. Memasang perapat komponen kendaraan. OPKR 60-016C. Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan pengecatan kecil. OPKR 60-037A. Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik. OPKR 60-018C. Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan. OPKR 60-019C. Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat. OPKR 60-029A. Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit. OPKR 60-030A. Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit. OPKR 60-031A. Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah (lead wiping). OPKR 60-038A. Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara. OPKR 60-050A. Membersihkan permukaan kaca.
  • 9. Modul PTL OPS 005 (2) viii OPKR 60-051A. Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam. B. Kedudukan Modul Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan” ini merupakan modul dasar untuk melaksanakan kompetensi – kompetensi berikutn
  • 10. Modul OPKR 10 – 016 C 9 MEKANISME PEMELAJARAN Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut: Y T Y START Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Lihat Kedudukan Modul Nilai ≥ 7 Modul berikutnya/Uji Kompetensi Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar n Kerjakan Evaluasi Nilai ≥ 7 Kerjakan Cek Kemampuan T
  • 11. Modul OPKR 10 – 016 C 10 GLOSSRY Safe : aman atau selamat Safety : mutu suatu keadaan aman Unsafe act : tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri Unsafe codition : keadaan tidak aman dari lingkungan kerja Jack stand : alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman bekerja dibawah kendaraan Vacuum cleaner : alat penyedot debu biasa digunakan untu membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku dengan alat kebersihan yang lain Starvation : membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga menjadi padam Smothering : membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam Colling : menurunkan panas dari nyala api Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) : pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP) LEADS AND CABLE PROTECTION : Perlindungan kabel dan stop kontak. OBEY “ NO SMOKING” SIGN : mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok CLEAN UP RUBBISH : Bersihkan Sampah
  • 12. Modul OPKR 10 – 016 C 11 PUT OILY WASTE IN BIN : Buang limbah ditempatnya TAKE CARE WITH INFLAMMABLE LIQUID : Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar CLEAN UP DUSTY AREAS : Bersihkan tempat yang berdebu EXTINGUISHER : Alat pemadam api SPILLED BURNING OIL : Tumapah minyak yang terbakar MAINTENANCE WORKER NOTING FIRE ESCAPE ROUTE : Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja ) apabila terjadi kebakaran CRAWL THROUGH SMOKE FIELLED ROOM : Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap. READING FIRE DRILL NOTICE : Membaca pengumuman tentang latihan memadamkan api
  • 13. Modul OPKR 10 – 016 C 12 BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan. Adapun sub kompetensinya meliputi: 1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan pencegahannya. 2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja. 3. Penempatan dan pengidentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja. 4. Pelaksanaan prosedur darurat. 5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan. 6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR). 7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah. B. PRASYARAT Sebelum menggunakan modul ini peserta pelatihan harus sudah memahami dan menguasai modul sebelumnya. Penguasaan dan pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat: 1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll 2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh manusia dll.
  • 14. Modul OPKR 10 – 016 C 13 C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain: a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang bersangkuatan b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi- materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku 2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik 3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat semula. d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang bersangkutan. 2. Peran Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
  • 15. Modul OPKR 10 – 016 C 14 b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. D. Perlengkapan PBM Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Perlengkapan Ruang kelas Perlengkapan workshop Bahan 1. Over Head Projector/OHP 2. Papan tulis/white board 1. Alat-alat tangan 2. Katrol 3. Dongkrak 4. Kacamata pelindung 5. Pakaian pelindung 6. Alat Pemadam Kebakaran 1. Mobil 2. Engine Stand E. TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan. 1. Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ditempat kerja 2. Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja 3. Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja 4. Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja 5. Menempatkan pemadam kebakaran 6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
  • 16. Modul OPKR 10 – 016 C 15 7. Menggunakan pemadam kebakaran 8. Menerapkan prosedur darurat 9. Menjalankan dasar-dasar keamanan 10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio- Pulmonary Resusciation (CPR) 11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah ditempat kerja.
  • 17. Modul OPKR 10 – 016 C 16 F. KOMPETENSI KOMPETENSI : Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan KODE : OPKR. 10-016.C DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit A B C D E F G LEVEL KOMPETENSI KUNCI 2 1 - 1 - - 1 KONDISI KERJA 1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:  Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan. 2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:  Spesifikasi pabrik kendaraan.  SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.  Lembaran data keamanan material.  Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.  Kebijakan/prosedur keamanan.  Prosedur/kebijakan kecelakaan.  Prosedur/kebijakan tanda bahaya.  Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).  Kode praktis industri 3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:  Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.  Pengharagaan dibidang industri. 4. Sumber–sumber dapat termasuk:  Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
  • 18. Modul OPKR 10 – 016 C 17  Pakaian keamanan individual.  Perlengkapan dan bahan kebersihan.  Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.  Bahan pembersih dan pelumas.  Pakaian yang aman 5. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:  Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.  Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.  Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.  Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.
  • 19. Modul OPKR 10 – 016 C 18 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk mengidentifikasi bahaya dan penghindaranny a  Mengenali bahaya pada area kerja dan melakukan tindakan pengontrolan yang tepat  Mengikuti kebijakan yang sah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko  Mematui tanda bahaya dan peringatan  Pemakaian pakaian pengamanan sesuai SI (Standar Internasional)  Penggunaan teknik  Prosedur keselamatan yang meliputi pertolongan pertama dan CPR  Mengikuti prosedur pengamanan dan pengendalian limbah padat, cair, gas dan kebisingan ditempat kerja  Pemeliharaan kebersihan perlengkapan kerja  Mengenali bahaya pada area kerja dan melakukan tindakan pengontrolan yang tepat  Mengikuti kebijakan yang syah pada tempat dan prosedur pengontrolan resiko  Peralatan dan area kerja dibersihkan atau dipelihara sesuai dengan keamanan, jadwal pemeliharaan berkala, tempat penerapan spesifikasi pabrik  Seluruh kegiatan penerapan pemadam kebakaran dan  Peraturan K3L yang berlaku  Prosedur keamanan tempat kerja  Persyaratan pemeliharaan perlengkapan dan area kerja  Identifikasi bahaya dan pencegahan dalam tempat kerja  Prosedur pertolongan pertama  Prosedur CPR  Prosedur keamanan dasar  Penggunaan dan penerapan alat pemdam kebakaran  Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja  Memelihara catatan yang berhubungan dengan keamanan  Menggunakan perlengkapan yang benar  Melaporkan dan mengurangi bahaya– bahaya potensial  Memlihara kebersihan mesin perlengkapan dan area kerja  Menempatkan dan mengidentifikasi perlengkapan pemadam kebakaran  Melaksanakan prosedur – prosedur
  • 20. Modul OPKR 10 – 016 C 19 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN dan pengangkatan pemindahan secara manual yang tepat prosedur kerja diidentifikasi berdasarkan SOP (Staandard Operation Prosedure) peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku dan prosedur atau kebijakan perusahaan  Menngikuti kebijakan yang syah pada tempat kerjadan prosedur pengontrolan resiko yang tepat  Prosedur penanganan secara manual  Syarat keselatan diri  Simbol – simbol bahaya darurat  Melakuakan prosedur–prosedur keamanan dasar  Bertindak sesuai dengan keadaan bahaya  Menggunakan teknik penangan secara manual  Memperagakan prosedur pertolongan pertama dan CPR
  • 21. Modul OPKR 10 – 016 C 20 20 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 2. Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area kerja  Perlengkapan dipilih sebelum melakuakan pembersihan dan perawatan secara rutin  Menggunakan metode yang benar untuk pembersihan dan pemeliharaan perlengkapan  Pperlatan dan area kerja dibersihkan atau dipelihara sesuai dengan keamanan, jadwal pemeliharaan berkala, tempata penerapan dan spesifikasi pabrik
  • 22. Modul OPKR 10 – 016 C 21 21 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3. Penempatan dan pengiidentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja  Pengidentifikasian pemdaman kebakaaran yang sesuai pada tipe yang tepat untuk lingkungan tempat kerja  Seluruh kegiatan penerapan pemdaman kebakaran dan prosedur kerja diidentifikasikan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan ) yang berlaku dan
  • 23. Modul OPKR 10 – 016 C 22 22 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN kebijakan perusahaan 4. Pelaksanan prosedur darurat  Mengikuti prosedur perlindungan mesin pada saat tanda bahaya muncul  Mengikuti prosedur alarm atau peringatan atau efakuasi ditempat kerja  Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin pada saat keadaan tanda bahaya muncul
  • 24. Modul OPKR 10 – 016 C 23 23 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN  Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk mamanggil pertolongan dengan segera dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk melakukan hal tersebut 5. Menjalankan dasar – dasar prosedur keamanan  Kebijakan atau prosedur keamanan dijalankan berdasarkan pelatihan perusahaan dan undang – undang yang berlaku  Seluruh keamnan yang
  • 25. Modul OPKR 10 – 016 C 24 24 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN berhubungan dengan kejadian dicatat atau dilaporkan pada formulir yang sesuai  Seluruh stap disarankan menggunakan prosedur keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam penerapannya. 6. pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)  Seluruh kegiatan pertolongan pertama yang dilakukan dicatat atau dilaporkan berdasarkan SOP (Standard
  • 26. Modul OPKR 10 – 016 C 25 25 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan 7. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah  Tindakan pengamanan terhadap limbah padat, cair, gas, dan kebisingan ditempat kerja dikenali dan dilakukan  Seluru kegiatan pengendalian dan pengamanan limbah dan polusi
  • 27. Modul OPKR 10 – 016 C 26 26 MATERI POKOK PEMELAJARAN SUB KOMPETENSI KRITERIA KINERJA LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN ditempat kerja dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan), yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan
  • 28. Modul OPKR 10 – 016 C 27 G. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan. No. PERTANYAAN YA TIDAK 1. Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan 2. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja 3. Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja 4. Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja 5. Menempatkan pemadam kebakaran 6. Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran 7. Menggunakan pemadam kebakaran 8. Menerapkan prosedur darurat 9. Menjalankan dasar-dasar keamanan 10. Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR) 11. Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah
  • 29. Modul OPKR 10 – 016 C 28 II. BAB. II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan. Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar Alasan Perubahan Tanda tangan guru Mengetahui Pengertian K3 Mengetahui Syarat K3 Mengetahui jenis bahaya dan cara menghindarinya Teknik Pengangkatan/ pemindahanSecara manual Menggunakan pakaian dan alat pengaman Menggunakan Perlengkapan pemadam kebakaran Prosedur pada tempat kerja untuk mengindentifikasi bahaya dan penghindarannya Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area kerja Penempatan dan
  • 30. Modul OPKR 10 – 016 C 29 Jenis kegiatan Tanggal Waktu Tempat belajar Alasan Perubahan Tanda tangan guru pengindentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja Pelaksanaan prosedur darurat Menjalan dasar – dasar prosedur keamanan Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan cardio pulmonary resuscitation (CPR) Prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah
  • 31. Modul OPKR 10 – 016 C 30 B. Kegiatan Belajar Siswa III. Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja. 2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja. 3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja. 4) Siswa dapat menjelaskan Teknik pengangkatan/pemindahan secara manual. b. Uraian Materi 1 UNDANG-UNDANG K3 1) Pengertian Keselamatan Kerja Safe adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
  • 32. Modul OPKR 10 – 016 C 31 2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah: a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. c) Mencegah/ mengurangi kematian. d) Mencegah/mengurangi cacat tetap. e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya. f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber- sumber produksi lainnya. h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: a) Manusia (pekerja dan masyarakat) b) Benda (alat, mesin, bangunan dll) c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh- tumbuhan). 3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syarat- syarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
  • 33. Modul OPKR 10 – 016 C 32 d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e) Memberi pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. p) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri- sendiri atau bersama-sama, yaitu: 1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
  • 34. Modul OPKR 10 – 016 C 33 c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition) a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain). Apakah kecelakaan dapat dicegah? Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena: a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya. b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah. Bagaimana kecelakaan dapat dicegah? Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition). Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman a) Karena tidak serius/disiplin. b) Karena tidak mampu/tidak bisa. c) Karena tidak mau.
  • 35. Modul OPKR 10 – 016 C 34 Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman? a) Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki. b) Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja. c) Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb. Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja. 3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif. a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan. b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat. c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda
  • 36. Modul OPKR 10 – 016 C 35 panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu. d) Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron. f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata. g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN 1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada. b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidak- nyamanannya harus yang paling minim.
  • 37. Modul OPKR 10 – 016 C 36 c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima. d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai. f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikel- partikel panas terkait di celana, masuk di kantong atau terselip di lipatan-lipatan pakaian. g) Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja. h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika para pekerja tetap memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya. 2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancingkan. b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah. c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
  • 38. Modul OPKR 10 – 016 C 37 d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya. PAKAIAN KERJA 1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga merasa senang dalam pekerjaan. Hindari pakaian dengan ikat pinggang, gesper dan kancing yang menonjol yang dapat menyebabkan kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja. Kami anjurkan memakai seragam Mekanik Toyota (Overall) yang khusus didisain dengan memperhatikan hal–hal diatasi. 2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar. 3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan SEPATU KERJA Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan
  • 39. Modul OPKR 10 – 016 C 38 benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.
  • 40. Modul OPKR 10 – 016 C 39 SARUNG TANGAN Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai. 3) Alat-alat pelindung anggota badan Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat pelindung bagian adalah sbb: a) Alat pelindung mata, Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.
  • 41. Modul OPKR 10 – 016 C 40 Gb. Kacamata Debu Gb. Kacamata Las Listrik b) Alat pelindung kepala, Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api. Gb. Alat Pelindung Kepala c) Alat pelindung telinga Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
  • 42. Modul OPKR 10 – 016 C 41 Gb. Alat Pelindung Telinga d) Alat pelindung hidung, Adalah alat pelindung hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas beracun. Gb. Alat Pelindung Hidung e) Alat pelindung tangan Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:  Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.  Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.  Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.  Sarung tangan karet, digunakan pada waktu pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.
  • 43. Modul OPKR 10 – 016 C 42 Gb. Macam-macam Sarung Tangan f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh. g) h) Alat pelindung badan, Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung Plat Besi Pelindung
  • 44. Modul OPKR 10 – 016 C 43 digulung, sebab lengan baju yang panjang akan melindungi tangan dari sinar api. Gb. Alat Pelindung Badan TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL 1) Cara mengangkat benda Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.
  • 45. Modul OPKR 10 – 016 C 44 2) Cara mengangkat dan memikiul benda a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak b. Membagi–bagi berat beban sama rata. c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang beban. d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau pikulan. 3) Mencegah terjadinya kecelakaan
  • 46. Modul OPKR 10 – 016 C 45 Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah pengangkatan yang sederhana; sebelum mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat. 4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan Cara yang benar mengangkat dengan tangan. Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar. a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan sipangangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.
  • 47. Modul OPKR 10 – 016 C 46 b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang. c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak 5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung pada kapasitas pengangkatannya. 6) Penyangga Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.
  • 48. Modul OPKR 10 – 016 C 47 7) Lokasi dongkrak dan penyangga Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta c. Rangkuman 1) Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. 2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1.
  • 49. Modul OPKR 10 – 016 C 48 3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe condition) 4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya. 5) Teknik Pengangkatan/pemindahan secara manual hendaknya memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat pengangkatannya. d. Tugas Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat menjelaskan materi ini. 1. Jelaskan pengertian K3? 2. Sebutkan tujuan K3? 3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan? Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut kedalam pertemuan tutorial. e. Test formatif 1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)! 2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan? 3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja? 4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin?
  • 50. Modul OPKR 10 – 016 C 49 5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif? f. Kunci jawaban formatif 1. Penyebab kecelakaan: a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. e) Keselamatan ditujukan pada f) Manusia (pekerja dan masyarakat). g) Benda (alat, mesin, bangunan dll). h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh- tumbuhan. 2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari: a) Alat pelindung Kepala. b) Alat pelindung tangan. c) Alat pelindung telinga. d) Alat pelindung badan. e) Alat pelindung kaki. 3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. 4. Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. g. Lembar Kerja CARA MENDONGKRAK KENDARAAN 1) Alat dan Bahan a) 1 unit mobil lengkap
  • 51. Modul OPKR 10 – 016 C 50 b) 1 unit engine stand c) Dongkrak buaya 2 ton d) Mesin katrol e) Rantai/tali f) Jack Stand g) Kayu untuk pengganjal h) Lap/majun 2) Keselamatan Kerja a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh seseorang dapat menyebabkan kecelakaan meskipun diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang aman b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah penempatannya sudah tepat 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan terang b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau dongkrak d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan tempat kerja!
  • 52. Modul OPKR 10 – 016 C 51 4) Tugas a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas! b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan 1! Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan Area Kerja a. Tujuan 1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan kebersihan 2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan 3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang 4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja. b. Uraian Materi ALAT-ALAT KEBERSIHAN Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel otomotif terdiri dari: 1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu 2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering. 3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai. 4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki. 5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.
  • 53. Modul OPKR 10 – 016 C 52 Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja Metode Pembersihan Banyak orang menggunakan angin dari kompressor untuk menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi. Bahaya dari terhirupnya asbestos fibres (debu rem) dapat menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa hampir semua short fiber terhirup paru-paru dapat mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja. Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.
  • 54. Modul OPKR 10 – 016 C 53 Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/ dianjurkan. IV. Penyimpanan Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan material. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang: 1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu. 2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai. Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai 3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik. 4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan. 5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan 6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
  • 55. Modul OPKR 10 – 016 C 54 7) Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai. 8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak. 9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik. 10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi. V. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik: 1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesin- mesin. Gambar . Sebuah kotak alat pekerja 2) Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 4) Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas. 5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.
  • 56. Modul OPKR 10 – 016 C 55 6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? 7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air. 8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container. 9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan. 10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk. 11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya. 12)Gunakan penutup debu jika diperlukan. 13)Gantikan bagian/parts yang rusak. 14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak. 15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran. 16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi. Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja
  • 57. Modul OPKR 10 – 016 C 56 1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. 2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai. 3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja. 4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya. Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda. Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar. Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.
  • 58. Modul OPKR 10 – 016 C 57 Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll) 1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai. 2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap- tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. 3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya. 4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali. 5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan. 6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat. 7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya. 8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. 9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi c. Rangkuman 1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak. 2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih dahulu. Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
  • 59. Modul OPKR 10 – 016 C 58 3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 5. Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas. 6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya. d. Tugas Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan dan area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda! e. Test Formatif 1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan sebagai suatu metode pembersihan! 2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan! 3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-mesin yang lain! 4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja di bangku kerja! 5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!
  • 60. Modul OPKR 10 – 016 C 59 f. Kunci Jawaban formatif 1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan sebagai suatu metode pembersihan Hal tersebut dapat menimbulkan ledakan/hamburan debu, sehingga dapat terhirup atau mengenai mata. 2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan adalah:  Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.  Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.  Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.  Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.  Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan  Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.  Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.  Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung- ujungnya atau di dalam rak.  Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.  Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
  • 61. Modul OPKR 10 – 016 C 60 3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang sedang menggunakan kotak alat untuk memperbaiki kendaraan/mesin-mesin yang lain.  Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.  Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.  Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan pembersihan di atas.  Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.  Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?  Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.  Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.  Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan.  Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk.  Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.  Gunakan penutup debu jika diperlukan.  Gantikan bagian/parts yang rusak.  Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat yang rusak  Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak.
  • 62. Modul OPKR 10 – 016 C 61  Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. 4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja di bangku kerja:  Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.  Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.  Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.  Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.  Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.  Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja. 5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).  Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.  Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
  • 63. Modul OPKR 10 – 016 C 62  Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.  Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.  Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.  Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.  Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya.  Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.  Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi. VI. Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran a. Tujuan 1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api 2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api 3) Siswa dapat memahami klasifikasi api 4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran 5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat pemadam kebakaran b. Uraian Materi Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
  • 64. Modul OPKR 10 – 016 C 63 Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah menyala dan terbakar dengan cepat. Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan. Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia. Mencegah api Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan limbah. 2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan hati-hati.
  • 65. Modul OPKR 10 – 016 C 64 Gambar 2. Tanpa panas, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas. 2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas. Gambar 3.
  • 66. Modul OPKR 10 – 016 C 65 Tanpa oksigen tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen. Gambar 4. Api tidak dapat muncul tanpa panas. Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas. 1) Berhati-hati dengan listrik. 2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap dalam keadaan baik.
  • 67. Modul OPKR 10 – 016 C 66 Gambar 5. 3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi. 4) Jangan membebani kabel berlebihan. 5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api. Gambar 6 6) Jangan menggunakan api (sebagai penerangan) tanpa perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang dapat terbakar. Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.
  • 68. Modul OPKR 10 – 016 C 67 a. Singkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar saat menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen. b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak jatuh pada bahan yang dapat terbakar. c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan. d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik. e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat terbakar lainnya. f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas, bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan panas lainnya. g. Patuhi tanda “dilarang merokok”. h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran. i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman. Gambar 7 Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat muncul karena reaksi kimia. Sebagai contoh, pembakaran yang tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut. 1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.
  • 69. Modul OPKR 10 – 016 C 68 2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker. Api tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan- bahan yang dapat terbakar yang tidak diperlukan sesegera mungkin. 1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur. Gambar 8 2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar. 3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat. Gambar 9. Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang
  • 70. Modul OPKR 10 – 016 C 69 mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber panas. Gambar 10. 1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam kondisi baik. 2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar. 3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit mungkin. Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah logam yang tertutup. 4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar. 5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada supervisor anda. 6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk menyalakan api. Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara.
  • 71. Modul OPKR 10 – 016 C 70 1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja dengan peralatan listrik. 2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu. 3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat. 4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu. Gambar 11. Klasifikasi api Api kelas A. Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu, pakaian, kertas dan bahan-bahan paking. Gambar 12.
  • 72. Modul OPKR 10 – 016 C 71 Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif untuk mematikan api kelas A. Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam sumber api. Gambar 13. 1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan api kelas A. Gambar 14.
  • 73. Modul OPKR 10 – 016 C 72 2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak seefektif air. Catatan: Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara bagian. Api kelas B Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B. Gambar 15. Peringatan: Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar. Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.
  • 74. Modul OPKR 10 – 016 C 73 Gambar 16. Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen. Gambar 17. VII.Api kelas C VIII. Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor, generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas C.
  • 75. Modul OPKR 10 – 016 C 74 Gambar 18. Gambar 19. IX. Peringatan Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.
  • 76. Modul OPKR 10 – 016 C 75 Alat-alat Pemadam Kebakaran: Alat pemadam api portable Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman. Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya dilengkapi dengan label instruksi. Label ini memberikan rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa digunakan. Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api, Gambar 20. 4) Pemadam kebakaran yang berisi air
  • 77. Modul OPKR 10 – 016 C 76 Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya. Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu. Gambar 21. Gambar 22. 5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)
  • 78. Modul OPKR 10 – 016 C 77 Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan yang sangat tinggi. Jenis ini paling sesuai untuk memadamkan api kelas B dan kelas C. Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m. Gambar 23. Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas. Semprotan utama sangat dingin. Menkanisme pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk. Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area sangat penting. Contohnya adalah:
  • 79. Modul OPKR 10 – 016 C 78 a) Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan laboratorium. b) Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal. Gambar 24. Prosedur penggunaan. a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api. b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api. c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan. d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati. Peringatan: Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.
  • 80. Modul OPKR 10 – 016 C 79 6) Pemadam Kebakaran Busa Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam kebakaran busa cocok digunakan untuk memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A. Tabung alat ini dicat dengan warna BIRU. Jarak semprotnya berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk. Gambar 25. Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan memadam api. Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen. Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri. Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol.
  • 81. Modul OPKR 10 – 016 C 80 Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di atas permukaan cairan. Gambar 26. 7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C. Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran besar samapai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.
  • 82. Modul OPKR 10 – 016 C 81 Gambar 27 Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas. Tepung kering adalah pemadam api yang paling efektif untuk memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas. Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri. Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang berbentuk pistol dapat dibawa masuk dan dapat digunakan dengan cepat. Hal ini membuat alat ini efektif memadamkan semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau. Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk memadamkan api yang besar dan dalam
  • 83. Modul OPKR 10 – 016 C 82 Gambar 28. Menyelamatkan diri dari Api Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada . Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda. Gambar 29. Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang berganti lokasi kerja secara teratur mengetahui bagaimana
  • 84. Modul OPKR 10 – 016 C 83 menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar. Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila: 1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi. 2. Api telah menguasai jalan ke luar. 3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar. 4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan. 5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara menghembus api. 6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api. 7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai Gambar 30.
  • 85. Modul OPKR 10 – 016 C 84 8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau berhenti. 9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda. 10.Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar. Selalu siap memadamkan api. Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran: 1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja anda. 2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran. Gambar 31. 3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran. 4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran. 5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api dengan pasti. 6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar mudah dijangkau.
  • 86. Modul OPKR 10 – 016 C 85 Gambar 32. 7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri. 8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan. 9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga belum dibangun. 10.Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga tertutup, tetapi tidak terkunci. Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran. 1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin sekali. 2. Jangan sekali-kali mengembalikan pemadam api yang telah digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang. 3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan yang baru Memadamkan Api/Kebakaran. Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan.
  • 87. Modul OPKR 10 – 016 C 86 Cara Mengguakan Alat Pemadam Api 1. Lepaskan kunci pengaman. 2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan pipa dari klip. 3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan pemadaman seperti gerakan menyapu. Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut: 1. Hidupkan segera alarm. Gambar 33. 2. Beritahu regu pemadam kebakaran. Gambar 34. 3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.
  • 88. Modul OPKR 10 – 016 C 87 Gambar 35. 4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia. Gambar 36 . 5. Bila dipandang perlu segera keluar. Gambar 37 6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar
  • 89. Modul OPKR 10 – 016 C 88 Gambar 38 Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut: 1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting segera ditanggulangi. 2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar sehingga sulit ditanggulangi. 3. Seseorang mengawasi regu pemadam kebakaran dapat mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus menunda. 4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan peralatan yang tepat, 5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan dapat meregut nyawa seseorang. 6. Asap dan gas di dalam bangunan sangat berbahaya, walaupun sumber api dan panasnya jauh. 7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang ada di sekitarnya. 8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.
  • 90. Modul OPKR 10 – 016 C 89 c. Rangkuman 1) Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. 2) Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada . 3) Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda. 4) Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran. 5) Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan. d. Tugas Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini buatlah Tabel warna alat pemadam kebakaran dan penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda! e. Test Formatif 1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran 2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan? 3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala api? a. Starvation b. Smothering c. Cooling 4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?
  • 91. Modul OPKR 10 – 016 C 90 5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api? 6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api? 7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api? 8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik? 9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin? 10)Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan bakar dengan gas atau listrik? 11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini untuk meyakinkan anda. Warna alat pemadam Jenis alat pemadam Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan Merah Biru Tanda Merah dengan Putih Tanda Merah dengan Hitam 12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran 13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? 14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini? a. Nyala api pada mesin b. Nyala api pada kain lap oli. c. Kertas terbakar didalam tong sampah
  • 92. Modul OPKR 10 – 016 C 91 d. Ban terbakar e. Kebakaran pada panel listrik 15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran? 16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan? 17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya? Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada pelatih untuk memeriksanya. f. Kunci Jawaban 1) Tiga unsur penyebab kebakaran  Bahan bakar  Panas  Oxigen 2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala api tidak akan lama akan menjadi padam. 3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala api adalah  Starvation: Mengandung arti membuang/mencabut bahan bakar dari nyala api sehingga menjadi padam.  Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam.  CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api. 4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.
  • 93. Modul OPKR 10 – 016 C 92 5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia disemprotkan dari alat pemadam dengan gas atau udara bertekanan dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan nyala api. 6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon dioksid akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan, seperti pada pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar dari alat pemadam kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid yang dengan cepat menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi inilah yang menyebabkan nyala api menjadi padam. 7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi nyala api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada permukaan dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi dingin dibagian bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali. 8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik. Bahan pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan yang tidak dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya kebakaran dan tidak terjadi kejutan dan meledak peralatan dan menjadi rusak. 9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan menyebarkan nyala api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan bakar cair menimbulkan panas yang sangat tinggi sehingga air tidak efektip untuk menurunkan temperatur tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas apabila mendapat udara akan terbakar kembali,
  • 94. Modul OPKR 10 – 016 C 93 10)Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas atau listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara lain nyala api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sesuai. 11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini untuk meyakinkan anda. Warna alat Pemadam Jenis alat Pemadam Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan Merah Berisi Air Nyala Api Kelas A Kayu, Kain, Kertas, dll Biru Busa Nyala Api Kelas B, Nyala Api akibat bahan bakar cair. Tanda Merah dengan Putih Bubuk Kering Nyala Api Kelas C akibat Listrik (juga untuk kelas A dan B) Tanda Merah dengan Hitam Karbon Dioksid Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan cairan yang dapat terbakar. 12)Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam kebakaran. a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder. b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh.
  • 95. Modul OPKR 10 – 016 C 94 c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa. 13)Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan segera diisi kembali. 14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan Busa c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air d) Ban terbakar adalah busa e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid 15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran adalah dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang terletak pada pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik gulungan selang dan arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa jalan keluar tidak ada yang menghalangi.Memutar nozel dan mengarahkan air langsung pada sumber nyala api. 16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan digunakan kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa menimbulkan selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal ini akan menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat. 17) Untuk apa selimut api digunakan dan bagaimana menggunakannya
  • 96. Modul OPKR 10 – 016 C 95 Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil dan bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api dapat dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu biarkan selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api barulah diambil. Didalam masalah ada seseorang yang pakaiannya terbakar, maka selimut api dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan kelantai selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala api telah tertutup dan padam. Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary Resusciation ( Cpr ) a. Tujuan 1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan Pertama dan Cardio Pulmonary. 2. Siswa dapat memberikan Pertolongan Pertama dan CPR dilingkungan kerja 3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan Pertama dan Cardio Pulmonary (CPR). b. Uraian Materi Pengertian Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Pengertian Medis Dasar Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.
  • 97. Modul OPKR 10 – 016 C 96 Pelaku pertolongan Pertama Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Tujuan Pertolongan Pertama: a. Menyelamat jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan Dasar Hukum Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama. Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal 531 KUH. Pidana yang berbunyi: Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 . 525.566 . Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.
  • 98. Modul OPKR 10 – 016 C 97 Penjelasan:  Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu, misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di air, seorang akan membunuh diri dan sebagainya.  Memberikan pertolongan = menolong sendidri.  Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi atau dokter. Pasal ini hanya dapat dikenakan apabila dengan memberi pertolongan itu tidak dikuatirkan, bahwa orang itu sendiri dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati. PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA : Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya. Alat Pelindung Diri ( APD ) Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah : Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis, TBC,HIV/AIDS.
  • 99. Modul OPKR 10 – 016 C 98 Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya. BEBERAPA APD: 1. Sarung tangan lateks. Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu. 2. Kecamata pelindung Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan 3. Baju pelindung Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong. 4. Masker penolong Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara. 5. Masker Resusitasi Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. 6. Helm Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya.
  • 100. Modul OPKR 10 – 016 C 99 Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP. Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks. Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah: Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Cuci tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk menghentikan rantai penularan penyakit.  Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.  Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)  Cucilah bersih–bersih tangan samapai ke siku bila selesai menangani penderita. Mempersiapkan alat. Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan. Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:  Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.  Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)
  • 101. Modul OPKR 10 – 016 C 100  Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman) Peralatan Pertolongan Pertama: a. Penutup luka  Kasa steril  Bantalan kasa b. Pembalut Contoh:  Pembalut gulung/pita  Pembalut segitiga/mitella  Pembalut tubuler/tabung  Pembalut rekat/plester c. Cairan antiseptik Contoh:  Alkohol 70%  Povidone iodine 10% d. Cairan pencuci mata  Boorwater e. Peralatan stabilisasi . Contoh:  Bidai  Papan spinal panjang  Papan spinal pendek f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i. Kapas j. Selimut k. Kartu penderita l. Alat tulis m. Oksigen n. Tensimeter dan stestoskop o. Tandu.
  • 102. Modul OPKR 10 – 016 C 101 PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT 1. Memeriksa kesadaran Serukan.“Anda bisa mendengan saya?” atau “Buka mata Anda!” Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar tidak akan bereaksi. Gbr. 1 2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas. Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik ke atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu lagi pada dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah. Gbr. 2 3. Memeriksa pernapasan
  • 103. Modul OPKR 10 – 016 C 102 Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.  Lihat apakah dadanya bergerak  Dengarkan suara napasnya  Rasakan napasnya dengan pipi Anda Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak bernapas. Gbr. 3 4. Memeriksa nadi Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari Anda. Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea dan otot – otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis selama 5 menit. POSISI PEMULIHAN 1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan dagunya diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus. Lengan korban yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat sudut siku–siku dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan membuka ke atas.
  • 104. Modul OPKR 10 – 016 C 103 Gbr.1 2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang jauh, lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai. Gbr. 2 3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.
  • 105. Modul OPKR 10 – 016 C 104 Gbr. 3 4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu terbuka. Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya membentuk sudut siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya secara teratut. Gbr.4 CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR) A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT 1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah. Lubang hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.
  • 106. Modul OPKR 10 – 016 C 105 2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut korban. Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai dadanya terlihat naik ke atas. 3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit. Gbr. A B. KOMPRESI DADA 1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang rusuk bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan jari – jari kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut. 2 Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi ini dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit. Kombinasi dengan pernapasan buatan: setiap 15 kompresi disusul dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.
  • 107. Modul OPKR 10 – 016 C 106 Gbr. B CEDERA KEPALA 1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek dan dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat tetapi hati–hati dan merata pada luka. JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda Gbr. 1 2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.
  • 108. Modul OPKR 10 – 016 C 107 Gbr. 2 3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih dari 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya tiap 10 menit. Gbr. 3 4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan ditopang. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi seperti Gbr. Di bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia dalam posisi pemulihan. Hubungi 119 dan minta ambulans.