Bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang bekembang dan terjadi. Kita tahu bahwa perkembangan pada masyarakat industri terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu mengoprasikan teknologi industri tersebut, bila pendidikan tidak mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
1. MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN DI SEKOLAH
Mata Kuliah : Manajemen Pendididkan
Dosen Pengampu : Dr. Sulton Djasmi, M. Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok: 4
Epi Yanti (1513033019)
Pranita Dewi Vanli (1513033021)
Dwi Setiawan (1513033022)
Dilla Sari (1513033024)
Ratih Pratiwi Ningrum (1513033026)
Fitri Ayu Diningrat (1513033028)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
2. Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah swt Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Manajemen Kewirausahaan Di Sekolah”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sulton Djasmi, M.Pd.
Selaku dosen mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bimbingan
dan arahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan rekan-rekan
mahasiswa Universitas Lampung yangselalu berdoa dan memberikan motivasi
kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih
baik lagi. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 2017
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………...i
Kata Pengantar………………………………………………………………….. ..i
Daftar Isi………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................…..............................5
1.3.Tujuan Penulisan.....................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Kewirausahaan.......................................................................6
2.2.Hakekat Kewirausahaan…………………………...............................................7
2.3. Strategi Pengembangan Kewirausaan Di Sekolah....................................10
2.4.Jiwa Kreatif, Inovatif, Dan Kewirausahaan Di Sekolah……………………13
2.5.Membangun Jiwa Kewirausahaan…………………..................................16
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan…..……………………………………….……………………..23
3.2.Saran….……………………………………………………………………...24
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..iv
4. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang
terjadi di masyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang
bekembang dan terjadi. Kita tahu bahwa perkembangan pada masyarakat industri
terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak
heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu
mengoprasikan teknologi industri tersebut, bila pendidikan tidak mengikuti
perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Pada masa sekarang pasar kerja dibutuhkan tenaga yang trampil, mempunyai
ethos kerja, dan profesional, karena dunia usaha/industri secara ekonomi tidak mau
menanggung beban biaya yang tinggi dalam menyiapkan tenaga kerja, sebab
akibatnya nantiya dunia usaha tidak berjalan secara efisien yang berakibat
merugikan.Sebenarnya pada pasar kerja disana banyak dibutuhkan tenaga kerja untuk
memasuki dunia industri akan tetapi out put pendidikan ternyata ketrampilannya tidak
sesuai dengan kebutuhan tersebut maka akhirnya hasil pendidikan tidak terserap pada
pasar kerja. Untuk itu dunia pendidikan harus mau melihat apa yang dibutuhkan oleh
pasar kerja sehingga “link and match” akan terwujud.
Gambaran keberhasilan sekolah kejuruan dapat kita lihat berapa banyak
terserapnya lulusanannya pada dunia kerja. Karena sekolah kejuruan bertujuan untuk
mempersiapkan anak didik dalam memasuki ke dunia kerja dengan mempunyai sikap
professional.Untuk mweujudkan semua itu kita harus membuat konsep yang matang
untuk mengembangakan sekolah kejuruan.
Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara
terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor),
peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan.
5. 1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa yang menjadi pokok pembahasan dalam pengertian kewirausahaan?
2. Apa yang menjadi hakikat kewirausahaan?
3. Langkah-langkah apa sajakah yang di lakukan dalam strategi pengembangan
kewirausahaan?
4. Nilai-nilai apa saja yang ada dalam jiwa kretif, inovatif, dan kewirausahaan di
sekolah?
5. Apa saja yang meliputi membangun Jiwa Kewirausahaan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang menjadi pokok pembahasan dalam pengertian
kewirausahaan?
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi hakikat kewirausahaan?
3. Untuk mengetahui langkah-langkah apa sajakah yang di lakukan dalam
strategi pengembangan kewirausahaan?
4. Untuk mengetahui nilai-nilai apa saja yang ada dalam jiwa kretif, inovatif, dan
kewirausahaan di sekolah?
5. Untuk mengetahui apa saja yang meliputi membangun jiwa Kewirausahaan?
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan dan wirausaha didefinisikan berbeda-beda,Wirausaha atau
wirausahawan/wati adalah orang yang melakoni kewirausahaan kepada banyak
literatur, kata “wirausaha” digunakan untuk menyebut seseorang yang berniat
meluncurkan usaha baru dan bersedia bertanggung jawab penuh atas hasil yang akan
dicapainya. JeanBatiste Say, seorang ekonomi French menggunakan istilah
entrepreneur pada abad ke-19 untuk mendefinisikan seseorang yang membuat usaha
baru, khususnya kontraktor, yang bertindak menjembatani modal dana dan tenaga
kerja. Pada buku The five Arrows of Entrepreneurship Joewono (2011), meredefinisi
kewirausahaan atau entrepreneurship sebagai “gairah untuk mengembangkan bisnis
baru”. Bisnis yang dikembangkan bisa berupa bisnis independen baru yang dimiliki
oleh satu atau lebih wirausaha. Tetapi bisa juga bisnis baru yang dikembangkan
dalam perusahaan tempatnya bekerja. Gairah mengembangkan bisnis barudi
perusahaan yang sudah ada disebut corporate entrepreneurship, disingkat
corpreneurship. Kalau gairah pengembangan bisnis baru tersebut diterapkan untuk
kegiatan kemasyarakatan, disebut social entrepreneurship. Bila gairah
pengembangan bisnis baru tersebut dipahami dan dilaksanakan oleh aparatur
pemerintah, disebut sebagai government entrepreneurship (Joewono, 2011). Untuk
bisa menjadi pebisnis yang berhasil, seorang wirausaha perlu mempunyai modal
dasar seperti kemauan kerja keras, semangat juang tinggi, kecerdasan, kesabaran,
wawasan bisnis yang luas, ketajaman melihat peluang dan tahan banting dalam
menghadapi situasi yang sulit.
Wirausaha berhasil masa kini adalah wirausaha yang tidak terlalu sering
meminta perlindungan pemerintah.Wirausaha haruslah pebisnis yang punya kemauan
dan kemampuan untuk bersaing di pasar global. Oleh karenanya Tim Koordinasi
7. Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif merumuskan bahwa wirausaha baru yang
hendak ditumbuh kembangkan adalah “Wirausaha yang kreatif, inovatif dan berdaya
saing global”. Globalisasi dan liberalisasi merupakan sebuah kenyataan. Wirausaha
masa kini tidak bisa lagi menghindar dari situasi dan kondisi perdagangan bebas
dunia. Apalagi kalau ingin berperan lebih besar diperekonomian dunia. Kita perlu
akses pasar sebesar-besarnya kepasar dunia, dan sebaliknya kita juga dituntut oleh
pelaku usaha global untuk membuka pasar domestik.
2.2 Hakekat Kewirausahaan
Ade Sentrepreneurship, mengungkapkan anda tentu sering mendengar tentang
kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” Apakah yang
dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut?
Dan apakah beda ketiga kata tersebut? Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-
orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan
untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka
meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang Wirausahawan adalah
orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat
Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi
yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan
hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif
8. yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana,
berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke
dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas,
yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam
melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para
wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena
sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan.
Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun
pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka
yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide,
dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan
(preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan (entrepreneurship)
muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide
barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana,
2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui
cara-cara sebagai berikut:
Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing
products or services)
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing
9. more goods and services with fewer resources). Walaupun di antara para ahli ada
yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sifat ini
pun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa
kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan,
kemajuan dan tantangan, apapun profesinya. Dengan demikian, ada enam hakekat
pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis
“(Ahmad Sanusi, 1994).
2) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997).
3) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih,
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (Drucker, 1959).
4) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
usaha (Zimmerer, 1996)
Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
10. 2.3 Strategi Pengembangan Kewirausaan Di Sekolah
Strategi pengembangan kewirausahaan dilakukan melalui lima strategi yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan kewirausahaan
Untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan dilakukan melalui langkah-
langkah:
a) Mengembangkan kewirausahaan bagi para pengusaha dan calon pengusaha untuk
meningkatkan kinerja perusahaan terutama melalui peningkatan etos kerja,
kreativitas dan inovasi, produktivitas, kemampuan membuat keputusan dan
mengambil risiko, serta kerja sama yang saling menguntungkan dan dengan
menerapkan etika bisnis.
b) Meningkatkan kinerja perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan
perekonomian nasional terutama melalui; penciptaan lapangan kerja baru,
penciptaan barang dan jasa yang lebih bermutu dan atau lebih beragam,
peningkatan daya saing perusahaan, baik di pasar dalam negeri ataupun di pasar
Internasional.
c) Mengembangkan kewirausahaan masyarakat luas yang diharapkan akan
mendorong peningkatan kegiatan dan kinerja usaha dan ekonomi masyarakat
melalui peningkatan etos kerja, disiplin efisiensi, dan produktivitas nasional.
d) Menyebarluaskan asas pokok kewirausahaan sebagai pedoman praktis bagi semua
pihak yang berminat dan terkait dengan pengembangan kewirausahaan serta bagi
yang ingin mengetahui, menghayati lebih mendalam dianjurkan untuk mengikuti
kegiatan pembudayaan kewirausahaan.
2. Membudayakan kewirausahaan
Membudayakan kewirausahaan ialah mengarahkan wirausaha terutama
kepada kegiatan ekonomi yang rasional, menguntungkan, berkelanjutan, dan dapat
ditiru oleh masyarakat, Langkah untuk pencapaiannya dilakukan melalui:
11. a) Kegiatan ekonomi yang rasional terutama kegiatan-kegiatan yang ditangani atau
diorganisasikan dalam perusahaan. Dengan demikian, sifat rasional dari kegiatan
tersebut dapat diukur dengan ukuran kinerja yang lazim.
b) Menawarkan kegiatan pada masyarakat yang menguntungkan bagi peserta
program dan masyarakat pada umumnya.
c) Menawarkan kegiatan yang berkelanjutan dan dapat ditiru oleh masyarakat. Di
samping itu membudayakan kewirausahaan harus secara intensif, komprehensif,
dan terpadu, yang pencapaiannya dilakukan melalui :
Skala prioritas sasaran.
Persiapan dan perencanaan yang baik, dengan memperhatikan efektivitas dari
berbagai kegiatan.
Kegiatan secara komprehensif dan terpadu, mencakup kegiatan pra pelatihan,
pelatihan, bimbingan dan konsultasi, magang dan studi banding, promosi dan temu
usaha, serta peningkatan akses pasar dan pemberian bantuan perkuatan secara
selektif.
Penekanan pada kesesuaian kondisi dinamis masing-masing peserta atau kelompok
peserta program yang dibina.
Kegiatan peningkatan semangat, sikap dan perilaku kewirausahaan.
3. Memberdayakan sumber daya
Mendayagunakan sumberdaya adalah menggunakan sumber daya yang
tersedia, baik yang ada pada Departemen maupun Instansi yang terkait dan
masyarakat serta teknologi informasi. Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Sumberdaya yang tersedia di berbagai Departemen/Instansi Pemerintah berupa
aparat pembina (termasuk penyuluh, konsultan dan widyaswara), sarana dan
prasarana, serta anggaran perlu dikerahkan dan didayagunakan dengan baik untuk
melaksanakan dan menunjang pengembangan kewirausahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12. b) Sumberdaya utama untuk membudayakan kewirausahaan pada para pengusaha
kecil dan koperasi pada khususnya adalah para pengusaha itu sendiri melalui
upaya pengembangan diri sambil melaksanakan kegiatan usaha atau learning by
doing.
4. Mendayagunakan sumberdaya
Menggunakan sumber daya yang tersedia, baik yang ada pada Departemen
maupun Instansi yang terkait dan masyarakat serta teknologi informasi. Langkah-
langkah yang dilakukan:
a) Sumberdaya yang tersedia di berbagai Departemen/Instansi Pemerintah berupa
aparat pembina (termasuk penyuluh, konsultan dan widyaswara), sarana dan
prasarana, serta anggaran perlu dikerahkan dan didayagunakan dengan baik untuk
melaksanakan dan menunjang pengembangan kewirausahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Sumberdaya utama untuk membudayakan kewirausahaan pada para pengusaha
kecil dan koperasi pada khususnya adalah para pengusaha itu sendiri melalui
upaya pengembangan diri sambil melaksanakan kegiatan usaha atau learning by
doing.
5. Memberdayakan Koperasi Simpan Pinjam dan Lembaga Keuangan Mikro
Dalam upaya mempermudah akses calon wirausaha baru terhadap
sumbersumber permodalan untuk modal kerja, sebaiknya lembaga keuangan mikro
dan koperasi simpan pinjam diberdayakan. Dengan tersebarnya koperasi-koperasi
diharapkan kesulitan permodalan yang dihadapi oleh wirausaha. Oleh karena itu
lembaga keuangan mikro perlu diberdayakan agar lebih mampu melayani calon
anggota, dan anggotanya.
13. 2.4 Jiwa Kreatif, Inovatif, Dan Kewirausahaan Di Sekolah
Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah:
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai
wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara
terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor),
peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan
kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenis-
jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan
direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program
pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.
Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai,
terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-
nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku.
Langkah ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke
dalam pembelajaran di seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.Langkah
pengintegrasian ini bisa dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode
pembelajaran maupun melalui sistem penilaian.Dalam pengintegrasian nilai-nilai
kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat ditanamkan pada peserta didik. Apabila
14. semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang
sama pada semua mata pelajaran, maka penanaman nilai tersebut menjadi sangat
berat. Oleh karena itu penanaman nilai nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap
dengan cara memilih sejumlah nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman
nilai-nilai lainnya. Selanjutnya nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua
mata pelajaran. Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada
penanaman nilai-nilai pokok tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata
pelajaran yang bersangkutan. Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke
semua mata pelajaran pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri,
kreatif pengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas merupakan salah satu aset organisasi yang terbesar di tempat kerja,
misi setiap kegiatan dan pusat keberhasilan organisasi (Kilby, 2001). Hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa kreativitas merupakan esensi dan orientasi
pengembangan sumber daya manusia (Dharma dan Akib, 2004b). Kreativitas dapat
mencirikan perkembangan dan keunggulan daya saing organisasi (Ford dan Gioia,
2000). Kreativitas merupakan ramuan dalam pelayanan publik, pengembangan
produk dan strategi serta berbagai proses dan perilaku yang lebih baik, unik, baru,
asli, berbeda atau bermanfaat. Kreativitas mendasari semua praktik organisasi tanpa
memandang rutinitasnya (DeGraff, 2003). Kreativitas terlihat melalui gagasan,
produk, pelayanan, usaha, mode atau model baru yang dihasilkan dan perilaku yang
diperankan oleh individu, kelompok dan organisasi. Tujuan akhir pengembangan
kreativitas dalam organisasi ialah menciptakan berbagai bentuk nilai (manfaat),
termasuk pertumbuhan, produktivitas, efektivitas, efisiensi dan inovasi. Sejumlah
pakar sepakat bahwa kreativitas merupakan salah satu dimensi pengukuran kinerja
organisasi selain efisiensi, efektivitas dan kepuasan kerja (Kasim, 1998; Scott dalam
Eoh, 2001; French et al, 2000). Kreativitas bersifat alamiah, dapat dikembangkan dan
berlangsung seumur hidup (Kilby, 2001; Akib, 2005).
15. Pada mulanya, kreativitas hanya dipahami sebagai proses berpikir dengan
menggunakan teknik berpikir kreatif (Ivanyi dan Hoffer, 1999). Kreativitas diartikan
sebagai proses menggunakan imajinasi dan keahlian untuk melahirkan gagasan baru,
asli, unik, berbeda atau bermanfaat (Couger, 1996; Linberg, 1998; Oldham dan
Cummings, 1996). Saat ini, kreativitas juga dipahami sebagai kemampuan
melahirkan, mengubah dan mengembangkan gagasan, proses, produk, mode, model
dan pelayanan serta perilaku tertentu. Fokus tulisan ini diarahkan pada person atau
perilaku individu dan kelompok kreatif dalam menciptakan produk, proses dan pers
atau lingkungan kreatif. State of the science kreativitas (Anderson et al, 2003)
termasuk ke dalam bidang studi manajemen sumber daya manusia (Dharma dan
Akib, 2004b; Timpe, 2000) dan perilaku organisasi (Szilagyi Jr dan Wallace Jr, 1990;
Robbins, et.al. 1994) yang dikaji pada tingkat individu, kelompok dan organisasi.
Dalam konteks persekolahan, seorang (calon) kepala sekolah tidak cukup hanya
memiliki kreativitas yang tinggi, melainkan juga harus memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melaksanakannya. Untuk melaksanakan ide-ide baru tersebut
diperlukan kemampuan inovatif yang merupakan konsep pembaharuan baik sistem,
prosedur dan cara maupun aturan untuk menghasilkan produk, proses, perilaku dan
lingkungan kreatif yang optimal. Seorang kepala sekolah yang inovatif harus mampu
melahirkan cara baru untuk “menerapkan” ide kreatifnya sehingga berdaya guna dan
berhasil guna bagi lembaganya. Dalam implementasi praktis kreativitas dapat
dilakukan mulai dari lingkungan (kecil) di dalam kelas sampai pada manajemen
sekolah yang lebih kompleks.
Berdasarkan pemahaman konsep kreativitas tersebut inovasi dipahami sebagai
proses penerapan kreativitas secara faktual ke dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi
merupakan proses pengenalan cara baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbagai
hal dalam lembaga pendidikan (sekolah). Dengan definisi yang lebih kompleks,
inovasi merupakan pengenalan dan penerapan ide, proses, produk atau prosedur baru
secara sengaja dalam suatu pekerjaan, tim kerja atau organisasi pendidikan dengan
tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik dan menguntungkan bagi tim kerja atau
lembaga tersebut.
16. Ada hubungan erat antara konsep kreativitas dan inovasi yang keduanya sangat
diperlukan dalam mengembangkan sekolah. Kreativitas tanpa inovasi bagaikan pisau
tajam yang tidak pernah dipakai, sedangkan inovasi tanpa dilandasi kreativitasi tidak
menghasilkan sesuatu yang baru bagi organisasi sekolah. Kreativitas umumnya akan
terlihat pada proses kognitif seseorang, di mana pikiran dan ide-ide kreatifnya terlihat
dalam proses, perilaku, produk dan lingkungan pembelajaran. Misalnya, strategi
pembelajaran kreatif dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di
lingkungannya (contextual learning) atau penataan ruangan kelas yang
memungkinkan peserta didik mendapatkan akses yang sama dengan guru atau sumber
belajar lainnya atau pola administrasi kelas dengan pola komputerisasi.
Pada tataran implementasi, inovasi terbatas pada usaha sengaja (sadar) untuk
memperoleh keuntungan atau hasil yang lebih baik dengan melakukan perubahan, di
mana perubahan tersebut meliputi aspek ekonomis, pengembangan pribadi, kepuasan
kerja, kohesi kelompok dan komunikasi organisasional (lembaga sekolah) yang lebih
baik, maupun produktivitas, efisiensi, efektivitas dan profitabilitas kelembagaan.
Inovasi tidak selalu berwujud perubahan radikal lembaga pendidikan namun dapat
berupa perubahan kecil dan sederhana yang melibatkan berbagai komponen sekolah.
Inovasi tidak harus didominasi perubahan dengan teknologi tinggi, namun sentuhan
teknologi hanyalah merupakan salah satu faktor inovasi dalam mengelola sekolah.
Contoh, dikenalkannya layanan pendidikan yang lebih menekankan pada faktor
potensi/kemampuan anak dengan melakukan pembelajaran semi-individual (tidak
selalu klasikal).
17. 2.5 Membangun Jiwa Kewirausahaan
1. Langkah-Langkah Memiliki Jiwa Kewirausahaan
a) Tekad yang kuat untuk memulai.
Ibarat sebuah bangunan gedung yang menjulang tinggi, tekad kuat untuk memulai
usaha menjadi pondasi dasar yang perlu anda tanamkan agar bangunan anda bisa
berdiri dengan kokoh. Salah besar jika anda menganggap modal utama memulai
usaha adalah kucuran dana yang berlimpah. Sebab, dengan tekad dan keyakinan
yang kuat dalam diri anda, permasalahan modal dana yang terbatas pun akan
terpecahkan dengan berbagai solusi yang bisa anda dapatkan. Jadi, singkirkan
pikiran-pikiran negatif yang melintas di benak anda dan manfaatkan sumber daya
yang ada di sekitar Anda untuk merintis sebuah usaha.
b) Mulailah dari bakat dan minat yang Anda miliki
Ketika berpikir menjadi seorang entrepreneur, anda tidak perlu takut dan bingung
untuk memilih ide bisnis yang paling sesuai dengan diri Anda. Mulailah dari hal-
hal yang Anda cintai, misalnya saja memanfaatkan hobi atau bakat Anda dalam
bidang tertentu sebagai peluang usaha. Meskipun mengawali bisnis Anda dari
sesuatu yang kecil, namun jika ditekuni dengan sepenuh hati maka tidak menutup
kemungkinan bila hobi atau bakat tersebut bisa menghasilkan untung jutaan setiap
bulannya.
c) Fokus dan konsisten
Agar bisa menjadi entrepreneur sukses memang tidak mudah. Terkadang
memakan waktu yang cukup lama, serta tenaga dan biaya yang tidak sedikit.
Sehingga wajar adanya bila banyak pelaku usaha yang akhirnya menyerah di
tengah jalan sebelum akhirnya mereka meraih kesuksesannya. Tentukan fokus
utama anda dalam menjalankan usaha dan teruslah tingkatkan pengetahuan serta
skill yang anda butuhkan untuk mengoptimalkan fokus yang telah anda tentukan.
Jangan pernah berhenti berkarya sebelum akhirnya berhasil meraih impian anda.
18. d) Belajarlah dari kisah para pengusaha sukses
Terkadang para pemula butuh motivasi dari seseorang yang sudah berpengalaman
di bidang dunia usaha. Sehingga dengan belajar dari kisah perjalanan para
pengusaha sukses yang dulunya pernah jatuh bangun dalam menjalankan
usahanya, para pemula bisa termotivasi untuk berani mengalahkan ketakutannya
dan semakin terdorong untuk segera memulai sebuah usaha. Selain itu, anda juga
bisa memperbanyak pengetahuan di bidang bisnis dan mempelajari strategi-
strategi bisnis yang pernah digunakan para pengusaha besar dalam meraih
kesuksesannya.
e) Paksa diri Anda dan lakukan sekarang juga
Langkah terakhir inilah yang perlu anda praktekan sekarang juga. Tak jarang
seseorang perlu dipaksa agar Ia berani untuk mencoba. Karena itulah, paksa diri
anda untuk berani melawan ketakutan dalam memulai usaha dan bergeraklah
sekarang juga. Lebih baik berani belajar dari kegagalan yang dialaminya daripada
tidak belajar sama sekali. Jadi, mulailah sekarang juga dan raihlah kesuksesan
yang ada di depan anda.
2. Tujuh Tips Menumbuhkan Jiwa Wirausaha
Menjadi seorang wirausahawan atau pebisnis merupakan salah satu langkah
tercepat mencapai sukses dan menjadi kaya. Hampir setiap orang ingin menjadi
wirausahawan atau entrepreneur sukses, namun hanya segelintir orang yang serius
untuk “take action” dan mewujudkan impiannya menjadi pengusaha sukses. Resiko
dan perencanaan yang terlalu lama seringkali menjadi penghambat seseorang untuk
maju dan menjalankan perusahaannya. Sehingga membangun bisnis dan menjadi
pengusaha sukses, sebagai langkah awal seseorang harus menumbuhkan jiwa
wirausaha dan terjun langsung membangun bisnisnya. Berikut ini, tips menumbuhkan
jiwa wirausaha yang harus Anda tumbuhkan untuk mencapai sukses dalam bisnis :
19. 1) Niat dan tekad yang kuat untuk berwirausaha. Jadikan niat dan tekad untuk
berwirausaha sebagai pondasi Anda membangun bisnis. Modal utama untuk
berwirausaha adalah tekad dan niat yang kuat seperti telah dibuktikan banyak
pengusaha-pengusaha sukses yang memulai bisnisnya dari nol. Jika Anda sudah
berniat untuk berbisnis, langkah selanjutnya adalah tumbuhkan tekad Anda untuk
membangun bisnis Anda menjadi nyata dan meraih sukses.
2) Miliki ide bisnis. Salah satu modal utama selain tekad dan niat yang kuat adalah
ide bisnis yang menarik. Tidak perlu jauh-jauh mencari ide bisnis. Mulailah dari
minat dan hobi Anda sehari-hari sehingga bisnis yang akan Anda jalankan menjadi
suatu kegiatan yang menyenangkan bagi diri Anda.
3) Pelajari kisah sukses orang lain. Ada banyak kisah pengusaha sukses yang
membangun kerajaan bisnisnya dari nol, dengan perjuangan yang berat, jatuh
bangun dan akhirnya mencapai kesuksesan yang besar. Kisah sukses seseorang
dalam berbisnis dapat menumbuhkan motivasi Anda untuk melakukan hal serupa
dan menghindarkan diri Anda dari ketakutan dan resiko yang akan dihadapi.
Motivasi yang tinggi untuk berbisnis secara bertahap akan menumbuhkan jiwa
wirausaha dalam diri Anda.
4) Keyakinan dan optimisme. Seorang enterpreneur sejati memiliki keyakinan dan
optimisme dalam menjalankan usahanya. Untuk itu bagi Anda yang akan terjun
kedalam entrepreneurship seharusnya memiliki dua sikap diatas agar tetap survive
dan konsisten menjalankan usaha.
5) Fokus dalam berwirausaha. Banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi
dalam memulai sebuah usaha. Oleh sebab itu sikap fokus yang dibarengi
keyakinan dan optimisme mutlak harus dimiliki oleh seorang wirausahawan agar
tidak menyerah dan berhenti ditengah jalan.
6) Belajar berwirausaha. Saat ini banyak metode dan pelatihan yang bertujuan untuk
menumbuhkan jiwa wirausaha, baik pendidikan formal maupun non-formal,
seminar-seminar, pelatihan dan kuliah kewirausahaan yang sangat bermanfaat
untuk membentuk mental dan semangat entrepreneurship seseorang. Anda dapat
memilih salah satu satu dari metode diatas dan mempelajari banyak hal tentang
20. kewirausahaan dari manajerial, pemasaran hingga produksi sehingga dengan
pengetahuan dan ilmu yang lebih baik, proses wirausaha yang Anda mulai dapat
berjalan lebih optimal.
7) Lakukan sekarang juga. Banyak orang menunda dan beralasan untuk tidak
memulai bisnisnya, sehingga impiannya untuk memiliki usaha atau bisnis hanya
jalan di tempat tanpa tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon pengusaha
sukses harus memiliki keberanian untuk “take action” dan menghilangkan
ketakutan-ketakutannya dan langsung terjun ke dalam bisnis yang
direncanakannya. Jika Anda telah memulai dan menjalankan bisnis dengan
konsisten, dengan sendirinya mental dan jiwa wirausaha akan terbentuk. Banyak
orang terhenti pada fase perencanaan dan ide bisnis saja, tanpa melakukan
tindakan apapun. Banyak juga orang yang memiliki impian-impian besar namun
hanya sebatas impian yang tidak pernah terwujud karena tidak melakukan hal
apapun. Hal paling penting dalam wirausaha dan menumbuhkan jiwa wirausaha
adalah tindakan nyata untuk terjun langsung berbisnis.
3. Cara MenumbuhkanJiwa Entrepreneurship Atau Kewirausahaan
Menurut AndrieWongso “Sukses adalah hak siapa saja” Setiap orang berhak
untuk mendapatkan dan menikmati kesuksesan yang dia inginkannya.Tidak ada orang
yang bisa melarang seseorang untuk mengharapkan, meraih, dan menikmati
kesuksesan itu.Oleh karena itu Andrie Wongso memberikan motto spirit “Success Is
My Right”. Sukses bukan milik orang-orang tertentu, sukses milika nda, milik saya,
dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan dan
memperjuangkan dengan sepenuh hati kesuksesan itu. Jiwa kewirausahaan hanya
dapat dimiliki apabila seseorang calon wirausahawan yang benar-benar memilki
motivasi yang kuat untuk mencapai kesuksesan, yaitu:
a) Memiliki keyakinan dan penuh percaya diri, ia harus memiliki sikap mental positif
terhadap kesuksesan itu sendiri, mental yang kuat inilah modal dasar untuk terjun
menjadi wirausahawan.
21. b) Memiliki kecepatan membaca dan menangkap peluang (opportunity), banyak
orang memulai usaha mandiri karena memanfaatkan peluang yang diaperoleh di
lingkungannya. Peluang harus dicari, bila perlu pergilah melakukan perjalanan
sekedar untuk mencari peluang-peluang bisnis. Setiap orang yang berwirausaha
harus pandai pandai mencari peluang, karena dari peluang itulah bisa tercipta
produk atau jasa yang dibutuhkan banyak orang.
c) Memiliki kecepatan bertindak dan berani mengambil resiko, peluang yang sudah
ada harus cepat diambil dan di implementasikan dalam tindakan nyata (action).
Setiap tindakan haruslah di iringi dengan keberanian mengambil resiko. Banyak
wirausaha sukses karena berani mengambil resiko. Tentu saja resiko yang diambil
telah diperhitungkan dengan matang dan analisis yang akurat. Jadi tidak sekedar
asal-asalan dalam mengambil resiko dalam berwirausaha.
d) Memiliki kemampuan menjual (selling skill), hal ini sangat penting dimiliki oleh
calon wirausahawan. Bila tidak, semua hanya tinggalangan-angan. Kemampuan
menjual adalah satu-satunya cara untuk menarik minat orang agar mau membeli
produk atau jasa kita, dan kemampuan ini bisa dilatih, tentu saja dengan terus
mencobanya.
e) Menyenangi tantangan dan kompetisi, bila ingin sukses seorang calon
wirausahawan harus mau dan senang menerima tantangan dan kompetisi. Dibalik
tantangan dan kompetisi terdapat pembelajaran yang sangat penting untuk
progress kedepan. Karena tantangan dan kompetisi menjadi ukuran bagi kita
seberapa tangguh kita, sehingga kita bisa mengetahui dimana kekuatan dan
kelemahan kita yang sebenarnya, dari situ kita bisa berbenah mana yang harus
diperbaiki dan mana yang harus dihilangkan dari bisnis kita.
f) Mempunyai mental tahanbanting, keuletan, kegigihan, dan kesabaran merupakan
syarat agar kita memiliki mental tahan banting. Tidak mudah menyerah dan
mundur sebelum mencoba. Seorang wirausahawan idealnya memiliki mental
penuh tanggungjawab, yakin dan penuh percayadiri, suka tantangan dan
berkompetisi, disiplin dan menghargai waktu, penuh loyalitas dan dedikasi, cinta
22. pada pekerjaan, mau bekerja keras dan bekerjasama, memiliki integritas, ulet dan
pantang menyerah, serta memiliki kemauan untuk belajar.
g) Tidak cepat merasa puas diri, untuk sukses jangan sekali-kali merasa cepat puas.
Keinginan dan tekad untuk mencapai prestosi dan sukses secara terus menerus
adalah harga mati bagi calon wirausahawan yang ingin sukses secara
berkesinambungan.
23. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Yang menjadi pokok pembahasan dalam kewirausahaan atau wirausaha
adalah tidak terlalu sering meminta perlindungan pemerintah.Wirausaha haruslah
pebisnis yang punya kemauan dan kemampuan untuk bersaing di pasar global.Oleh
karenanya Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha Kreatif merumuskan
bahwa wirausaha baru yang hendak ditumbuh kembangkan adalah “Wirausaha yang
kreatif, inovatif dan berdaya saing global”. Globalisasi dan liberalisasi merupakan
sebuah kenyataan.
Mengetahui apa yang menjadi hakikat kewirausahaan adalah kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan Strategi pengembangan
kewirausahaan yaknimelalui lima strategi yaitu: Meningkatkan kemampuan
kewirausahaan, Membudayakan kewirausahaan, Memberdayakan sumber daya,
Mendayagunakan sumberdaya, danMemberdayakan Koperasi Simpan Pinjam dan
Lembaga Keuangan Mikro.
Pengembangan kreativitas dan inovasi sebagai basis kewirausahaan sekolah
merupakan ikon baru bagi kepala sekolah bersama warga sekolah. Kewirausahaan
sekolah dipahami sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat
dan sumber daya untuk mencari dan memanfaatkan peluang menuju sukses. Inti
kewirausahaan sekolah adalah kemampuan kepala sekolah bersama warga sekolah
untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik, berbeda atau bermakna (bernilai) melalui
pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang, ruang dan uang.
24. Tiga dari empat strategi pengembangan kreativitas dan inovasi, selain strategi
pengaruh minoritas relevan diterapkan di sekolah yakni strategi eklektif, strategi
pemaksaan kekuasaan dan strategi partisipatif.
Yang meliputi membangun jiwa kewirausahaan adalah harus memiliki
langkah-langkah jiwa kewirausahaan, tips menumbuhkan jiwa wirausaha, dan cara
menumbuhkan jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan.
3.2. Saran
Kita sebagai calon guru di harapkan dapat mengetahui konsep dasar
Manajemen Kewirausahaan Di Sekolahyang mempengaruhi perkembangan peserta
didik atau siswa agar tercipta generasiyang baik antara guru dengan peserta didik.
25. DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat Ahmad.2011. Makalah Manajemen Pendidikan.
https://.Wordpress.Com/2011/06/29/Konsep-Kewirausahaan-Dan-Pendidikan-
Kewirausahaan.html. Diunduh Pada tanggal 29 Maret 2017. Pukul 11.30 wib.
http://imajinasiaja.blogspot.co.id/2015/01/cara-menumbuhkan-jiwa-entrepreneurship.html.
Diunduh Pada tanggal 29 Maret 2017. Pukul 12.30 wib.
http://www.academia.edu/8507869/Peluang_Kewirausahaan_Sekolah_Melalui_Kreativitas_
dan_Inovasi.html. Diunduh Pada tanggal 30 Maret 2017. Pukul 16.00 wib.
Sudrajat Ahmad. 2008. Peranan Guru dalam Proses
Pendidikan.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/06/peran-guru-dalam-
proses-pendidikan/ Diunduh Pada tanggal 27Maret 2017.