1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, intelektual, dan emosional.
2. Remaja awal (10-14 tahun) dan akhir (15-20 tahun) memiliki karakteristik yang berbeda seperti stabilitas emosi dan pandangan yang lebih realistis pada usia akhir.
3. Perkembangan remaja difokuskan pada peningkatan kemandirian, pengembangan ident
4. The prefrontal cortex often is called the ‘execution brain’. But
it is not all peak performance until young adulthood. In the
meantime, the ventral stiriatum region makes teenagers
extra sensitive to rewards while the less-active amygdala
region leaves them less sensitive to punishment and
emotional consequences.
Korteks prefrontal sering disebut sebagai 'otak eksekusi‘. Tapi
tidak semua berfungsi optimal sampai nanti di usia dewasa
muda. Sementara itu, bagian stiriatum ventral lebih aktif
sehingga membuat remaja ekstra sensitif pada pujian,
sementara bagian amigdala kurang aktif, membuat mereka
kurang sensitif terhadap hukuman dan konsekuensi
emosional.
5.
6.
7. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada
upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha
untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa.
9. Adolescence is a time of “storm and stress “ - psikolog G. Stanley Hall.
Remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu
masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan
emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan
(konflik), serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert &
Hoffnung, 1987). Masa remaja penuh dengan konflik - Sigmund Freud dan
Erik Erikson.
Remaja mampu beradaptasi dengan baik-terhadap perubahan yang terjadi
pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan
kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya.
Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut (penuh konflik atau
dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).
10. Tugas - Tugas Perkembangan Remaja
Hurlock (1953)
1. Mampu menerima keadaan
fisiknya
2. Mampu menerima dan
memahami peran seks usia
dewasa
3. Mampu membina
hubungan baik dengan
anggota kelompok yang
berlainan jenis
4. Mencapai kemandirian
emosional
5. Mencapai kemandirian
ekonomi
7. Memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai
orang dewasa dan orang tua
8. Mengembangkan perilaku
tanggung jawab sosial yang
diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa
9. Mempersiapkan diri untuk
memasuki perkawinan
10.Memahami dan
mempersiapkan berbagai
tanggung jawab kehidupan
keluarga
6. Mengembangkan konsep
dan keterampilan
intelektual yang sangat
diperlukan untuk
melakukan peran sebagai
anggota masyarakat
12. Remaja Awal
Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi
Sangat bergairah bekerja tiba-tiba lesu, sangat gembira tiba-tiba
sangat sedih, percaya diri berganti sangat ragu-ragu, termasuk
ketidaktentuan menentukan cita-cita dan hal-hal yang lain.
Status remaja awal yang membingungkan
Perlakuan orang tua ragu memberikan tanggung jawab dengan
alasan mereka masih “kanak-kanak”. Tetapi saat mereka
bertingkah kekanak-kanakan, mereka mendapat teguran sebagai
“orang dewasa”.
Banyak masalah yang dihadapi remaja
Lebih emosional, kurang mampu menerima pendapat orang
lain yang bertentangan dengan pendapatnya. Mereka
menganggap bahwa dirinya lebih mampu daripada orang tua/
dewasa.
Kepercayaan
Konsistensi
Dukungan
13. Remaja Akhir
Stabilitas mulai timbul dan meningkat
Stabil dalam minat-minatnya; pemilihan sekolah, jabatan,
pakaian, pergaulan dengan sesame ataupun lain jenis. Mulai
mantap, tidak mudah berubah pendirian. Proses menjadi stabil
akan lebih cepat bila orang tua demokratis.
Citra diri dan sikap pandang yang lebih realistis
Menilai dirinya apa adanya, menghargai miliknya,
keluarganya dan orang lain seperti keadaan sesungguhnya.
Menghadapi masalahnya secara lebih matang
Kemampuan berpikir lebih sempurna dan pandangan lebih
realistis.
Perasaan menjadi lebih tenang
Tidak lagi menampakkan strom and stress, muncul
ketenangan diri.