Dokumen ini memberikan penjelasan tentang skema sambungan kabel listrik untuk rumah, termasuk teknik pemasangan kabel dinding inbow dan outbow, skema sambungan kabel pada stopkontak, saklar lampu dan saklar ganda, serta contoh skema jaringan kabel sederhana untuk satu rumah.
2. Skema Sambungan Antar Kabel
Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa
diterapkan di sebuah rumah, yaitu inbow dan outbow.
Keduanya sama-sama menempel di dinding rumah.
Untuk teknik inbow, unit perlengkapan listrik
(stopkontak, kabel dan saklar) ditanamkan ke dalam
dinding sehingga terlihat menyatu dengan dinding.
Sedangkan teknik outbow, unit perlengkapan listrik
diletakkan pada permukaan dinding, seolah-olah
menempel dan terlihat menonjol pada permukaan
dinding.
3. Menyambung kabel pada
stopkontak
Kode Angka :
1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung
dengan sumber listrik.
2 : Kabel 3 X 2,5 mm²
terhubung dengan jalur
stopkontak baru.
3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung
dengan jalur stopkontak
lama.
Kode Huruf :
A : Sambungan 3 kawat Hitam
B : Sambungan 3 kawat Biru
C : Sambungan 3 kawat Kuning
4. Menyambung kabel pada saklar
lampu
Kode Angka :
1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan
sumber listrik / stopkontak.
2 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan
saklar tunggal.
3 : Kabel 2 x 1,5 penghubung
dengan lampu.
4 : Unit Lampu
Kode Huruf :
A : sambungan 2 kawat biru antara
kabel no. 1 dengan no. 3.
B : sambungan kawat hitam kabel
no. 1 dengan kawat biru no. 2.
C : sambungan 2 kawat hitam dari
kabel no. 2 dengan no. 3.
5. Skema sambungan kabel Saklar
GandaKode Angka :
1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan sumber listrik /
stopkontak.
2 : Kabel 3 x 1,5 terhubung dengan saklar ganda.
3 : Kabel 3 x 1,5 penghubung antara saklar dan
sumber listrik dengan pecahan dua sambungan
kabel.
4 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan
lampu.
5 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan
lampu.
6 : Unit Lampu.
7 : Unit Lampu.
Kode Huruf :
A : sambungan 2 kawat biru dari kabel no. 1 dengan
no. 3.
B : sambungan kawat hitam kabel no. 1 dengan
kawat biru kabel no. 2.
C : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 2
dengan no. 3.
D : sambungan 2 kawat kuning dari kabel no. 2
dengan no. 3.
E : sambungan 3 kawat biru dari kabel no. 3 dengan
no. 4 dan no. 5.
F : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 3
dengan no. 4.
G : sambungan kawat kuning kabel no. 3 dengan
kawat hitam kabel no. 5.
6. Menggabungkan Dua Skema
Cara skema no. 1. : Unit stopkontak +
steker. Membuat jalur baru pada
jaringan kabel utama dengan unit
stopkontak diujung kabel. Awal
jaringan kabel lampu dipasangkan
steker untuk nantinya dicolokkan ke
stopkontak.
Cara skema no. 2. : Unit stopkontak +
timer + steker. Membuat jalur baru
pada jaringan kabel utama dengan unit
stopkontak di ujung kabel dan
dipasangkan timer. Awal jaringan kabel
lampu dipasangkan steker untuk
nantinya dicolokkan ke timer.
Cara skema no. 3. : Menyambung
langsung (melilitkan) kawat antar kabel
sesuai warna pembungkus kawat. Kabel
jaringan utama diputuskan, kemudian
kawat tembaga kembali dililitkan
bersama-sama jaringan kabel lampu.
Ini adalah cara yang paling sering
digunakan untuk menyambung kabel
di rumah-rumah pada umumnya.
7. Gambar ini adalah skema
sederhana contoh jaringan
kabel di satu rumah untuk
memenuhi kebutuhan
sumber listrik di 3 ruangan
dalam rumah dan 1 sumber
listrik di area luar rumah.
Merangkai skema
untuk satu lantai
8. Skenario awal (Skenario 1 dalam kotak area
garis putus-putus) adalah kabel 3 x 2,5 mm
dipasang dan ditujukan untuk selalu berakhir
di satu area / ruangan di rumah, dimana setiap
ujung kabel selalu dilengkapi dengan unit
stopkontak 2 lubang. Maksudnya, agar setiap
area / ruangan memiliki 2 sumber aliran
listrik, yaitu untuk kebutuhan lampu dan non-
lampu. Setiap awal jaringan kabel lampu
selalu dilengkapi dengan steker untuk
dicolokkan ke stopkontak. Hal yang sama jika
hendak membuat jaringan kabel stopkontak
tambahan untuk area / ruangan tersebut.
Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan non-
lampu memang sengaja dilakukan dengan
tujuan memudahkan perawatan /
pemeliharaan masing-masing perangkat di
kemudian hari. Demikian juga kondisinya
dengan kabel jalur utama.
9. Baru kemudian pada
skenario
berikutnya (Skenario 2
dalam kotak area garis
putus-putus) posisi rumah
lampu dan stopkontak
dalam ruangan ditentukan.
Jadi, perencanaan jalur
kabel, titik lampu dan
stopkontak dilakukan
terbalik dari pemasangan
jalur kabel utama.
10. Kapasitas kemampuan hantar arus dari unit
stopkontak dan steker juga harus diperhatikan agar
tidak menyebabkan panas berlebihan pada kabel saat
setelah jaringan sedang digunakan.
Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada rumah
dengan kapasitas instalasi listrik terpasang antara 450
VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan unit stopkontak
dan steker yang banyak beredar di pasaran dirancang
dengan kemampuan menghantar arus hingga kisaran
16 Ampere (3500 Watt).