1. i
MAKALAH
KAJIAN BIOLOGI
KLASIFIKASI TUMBUHAN
Dosen Pengampu: Annisa Nurramadhani, M.Pd
Oleh:
Dwi Lestiana 037117039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2017
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Klasifikasi Tumbuhan ini. Penyusunan
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Kajian Biologi mengenai
Klasifikasi Tumbuhan. Selain itu tujuan penyususnan makalah ini untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan klasifikasi tumbuhan secara meluas.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Annisa Nurramadhani, M.Pd
selaku dosen Kajian Biologi yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan
makalah ini. Tak lupa kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan
dukungan baik materi maupun non-materi, dan pihak-pihak lain yang terlibat
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Akhirnya kami menyadari bahwa makalah
ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami menerima kritik
dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Bogor, 18 September 2017
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 1
BAB II Pembahasan ............................................................................................ 2
2.1 Pengertian Klasifikasi ...................................................................................... 2
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi....................................................................... 2
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi............................................... 2
2.4 Klasifikasi Tumbuhan...................................................................................... 2
2.4.1 Bryophyta...................................................................................................... 6
2.4.2 Ganggang ...................................................................................................... 8
2.4.3 Pteridophyta .................................................................................................. 9
2.4.4 Spermatophyta............................................................................................... 11
BAB III Penutup................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang jumlahnya sangat
banyak dan beraneka ragam. Beragamnya makhluk hidup mendorong manusia
mencari cara nutuk memudahkan manusia mengenali makhluk hidup, yaitu dengan
klasifikasi (penggolongan/pengelompokan). Jika keanekaragaman hayati dipelajari
tanpa klasifikasi, sangat mungkin terjadi kerancuan pengertian tentang suatu jenis
makhluk hidup.
Sejak dahulu, manusia telah mengklasifikasi makhluk hidup. Dasar dari
klasifikasi adalah persamaan dan perbedaan ciri-ciri pada berbagai jenis makhluk
hidup. Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih khusus pada klasifikasi
tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan-
pengelompokan tentang tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu klasifikasi?
b. Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi?
c. Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi?
d. Bagaimanakah klasifikasi tumbuh?
e. Bagaimanakah sejarah klasifikasi?
1.3 Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi
b. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat klasifikasi
c. Untuk mengetahui tentang klasifkasi tumbuhan
d. Untuk mengetahui dasar klasifikasi
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang
mempunyai ciri dan sifat yang sama, dimasukkan kedalam satu kelompok, dan bila
dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi kedalam
kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok
makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda.
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh
tumbuhan yang ada di bumi hingga dapat disusun takson-takson secara teratur
mengikuti suatu hierarki.
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang
beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada
objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara
makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah
mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita
pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada
individu atau populasi individu.
2.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Klasifikasi.
a. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada
objek studi yang sama.
b. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
c. Perkembangan Iptek.
d. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi
e. Perbedaan tujuan klasifikasi
2.4 Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi mahluk hidup di lakukan para ahli yaitu sebagai berikut.
6. 3
Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia
tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia). 1
Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae
(tumbuhan) dan Animalia (hewan). 2
Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan
makhluk hidup kemudian memberikan nama ilmiah dengan sistem tatanama
Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali
meletakkan dasar klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak
Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi
(pengelompokan/penggolongan) disebut Taksonomi.
Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula – mula
dilakukan oleh orang – orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi
pada tumbuhan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
a. Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman
perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
b. Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan,
obat – obatan, sandang dan hias.
c. Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi
tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab
(higrofit).
d. Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit,
parasit, epifit.
Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih
sering orang – orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah
1
Ganeri, Anita.1995. Ilmu Pengetahuan Tumbuhan. Semarang : Mandiri Jaya Abadi
2
Mulyani. Sri. 2006. Botani Umum .Jogjakarta. Penerbit Kanisius.
7. 4
dibuat oleh Carolus Linnaeus. Carolus Linnaeus meletakan dasar / kriteria klasifikasi
makhluk hidup yaitu:
a. Jumlah sel penyusun tubuh: uniseluler / multiseluler
b. Organ perkembangbiakan
c. Habitus (kenampakan) tumbuhan waktu hidupnya: tegak, merambat,
menjalar.
d. Ada tidaknya biji, bunga, dan buah.
e. Dari morfologi (struktur tubuh luar) dan anatomi (struktur tubuh dalam).
Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama di kelompokkan ke
dalam satu golongan. Makin banyak persamaan ciri dan sifat yang ada pada makhluk
hidup, makin dekat kekerabatannya. Berdasarkan persamaan ciri dan sifat makhluk
hidup maka dapat dibentuk kelompok – kelompok. Kelompok – kelompok yang
terbentuk diatur dalam urutan dan tingkat tertentu. Carolus Linnaeus membuat urutan
klasifikasi dari tingkat yang terkecil hingga tingkat yang terbesar yaitu sebagai
berikut :
a. Unit dasar terkecil dalam klasifikasi adalah jenis – jenis (spesies).
b. Jenis – jenis yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi satu
kelompok yang disebut marga (Genus).
c. Beberapa marga yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut suku (familia).
d. Beberapa suku yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut bangsa (ordo).
e. Beberapa bangsa yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut kelas (classis).
f. Beberapa kelas yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut phylum (division).
g. Beberapa divisio yang serupa dengan ciri tertentu di kelompokan menjadi
satu kelompok yang disebut kerajaan (kingdom).
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan
ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan
8. 5
perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain,
para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru.
Menurut para ahli, ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah
Myxomycetes atau jamur lendir. jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai
organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah
bakteri dan protozoa, dan zat – zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat
berpindah – pindah mencari makan, jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri
yaitu kingdom fungi.Adapun ciri – ciri kingdom plantae sebagai berikut
a. Tersusun atas sel – sel eukariotik
b. Bersifat autotof (membuat makanan sendiri).
c. Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
d. Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun .
Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae)
kedalam lima divisio yaitu :
a. Tumbuhan belah / Schizophyta.
b. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
c. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
d. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
e. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae
di golongkan menjadi empat divisio yaitu :
a. Tumbuhan lumut / Bryophyta
b. Alga / Ganggang
c. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
d. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Bagan klasifikasi Kingdom Plantae.
a. Lumut Hati / Hepaticae
b. Bryophyta Lumut sejati / Musci
c. Lumut Tanduk /Anthoceratopsida
d. Ganggang Hijau / Chlorophyta
9. 6
e. Ganggang Pirang / Chrysophyta
f. Ganggang Cokelat / Phaeophyta
g. Ganggang Merah / Rhodophyta
h. Plantae Psilotophyta
i. Pteridophyta Licophyta
j. Sphetophyta
k. Pterophyta
l. Spermatophyta tanaman biji terbuka / Gymnospermae.
m. Tanaman biji tertutup / Angiospermae
2.4.1 Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan
daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati.
Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus.
Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai
klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak
terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan
juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran
keturunan. Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora.
Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin
(gamet).
10. 7
a. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat
dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun
teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum
dan Polytrichum
Klasifikasi lumut daun :
Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsid
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida
b. Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut
hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan.
Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
Klasifikasi lumut hati :
Kingdom : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
11. 8
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya
berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup
di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati.
Contohnya Anthocerros sp
2.4.2 Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain
yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang
mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk
lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang
biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar
perairan disebut neustonik.
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi;
Ganggang bersifat bentik Berdasarkan habitat
Epilitik hidup di atas batu
Epipalik Melekat pada lumpur atau pasir
Epipitik Melekat pada tanaman
Epizoik Melekat pada hewan
12. 9
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism
lainnya yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas
sp, hidup bersama cacing pipih convolutta roscofencis. Macam bentuk tubuh ganggan
yaitu bersel satu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang
tidak membentuk filament. Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas
kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang
membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat
khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut
dinamakan pelekat. Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya
berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat. Cara ganggang bereproduksi dengan dua
macam, yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui
pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan zoozpora, sedangkan reproduksi
secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami.
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan
menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal. Sedangkan ganggang
yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament,
reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah–pecahnya koloni
menjadi beberapa bagian.
Berdasarkan dominasi pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi
bebrapa kelompok yaitu ganggang coklat, ganggang merah , ganggang keemasan dan
ganggang hijau.
2.4.3 Tumbuhan paku / Pteridophyta.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang
paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ
reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut
berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
13. 10
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa
rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku
pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung.
Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai,
tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar,
bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan
fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil
merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi
untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium
disebut sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium.
Berdasarkan macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga
yaitu paku homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku
homospora menghasilkan satu jenis spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku
heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran
besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku
rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora
menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin
contoh : paku ekor kuda.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun
yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel
kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin
betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku
juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan
antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat
kelompok yaitu :
a. Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar
14. 11
luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak
memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-
rambut yang dikenal rizoid.
b. Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp
sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan
dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang
berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan
betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora,
menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet
jantan).
c. Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai
akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung
silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
d. Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan
subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada
sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir
untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum (paku tanduk rusa).
2.4.4 Tumbuhan biji / Spermatophyta.
a. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya
tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya
tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya,
yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya
terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji
terbuka disebut tumbuhan biji telanjang.
Gymnospermae digolongkan menjadai lima kelas sebagai berikut :
15. 12
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku
(Pteridophyta) ke Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar
menyerupai pohon palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang,
batang memanjang, serta berdaun majemuk dan terdapat di ujung batang.
Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin tunggal), misalnya pakis
haji (Cycas rumphii). Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan
tropis dan subtropics. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman
hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae yang lain adalah
Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan
tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon
rambut dara cina). Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini
dapat digunakan sebagai tanaman hias dan biasa ditanam di tengah kota
karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun Ginkgo biloba
seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak
tumbuh di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi
karena memiliki bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan
ada yang berumah dua, serta berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh
tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo (Gnetum gnemon). Selain Gnetum
gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang termasuk anggota
kelas Gnetinae. Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak
seperti halnya tumbuhan lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan
Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang daun yang liat seperti kulit.
16. 13
Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-batu. Pada
waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan
mati pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk
cawan. Bagian ini muncul di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang
meliputi lebih dari 80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau
(evergreen). Tumbuhan ini tersebar luas, tetapi terutama di daerah dingin dan
dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu (biseksual). Bagian tumbuhan
yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna untuk
pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk
pembuatan cat. Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian
bahan balsam.
b.Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letah
bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang
berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga
sejati. Pembuahan Tunggal Ganda Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan
Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu
tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae
(monokotil).
17. 14
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon.
Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya
mempunyai satu keeping biji. Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa
ordo (bangsa) dan setiap bangsa dikelompokkan menjadi beberapa suku.
Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas
dan berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya
sejajar. Daun melekat langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan
tersusun oleh bulir. Beberapa bulir mrembentuk bulir majemuk.
Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah jagung, tebu,
padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang,
batang segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan
terletak di pangkal batang. Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini
merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu
tepi daum berduri dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak
dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan contoh lain yaitu bawang putih
dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang,
daun menyirip berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar.
Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
18. 15
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan
fungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini
bermanfaat sebagai bahan rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe,
kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal
dan berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun
berubah menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang
bercabang, serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri.
Tumbuhan ini kadang memiliki akar tunjung pada batang atau cabang yang
menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang
semu, yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya.
Batang aslinya berada di dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak
dan banyak dimanfaatkan sebagai buah segar.
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan
dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Biji berkeping dua.
Dua daun lembaga terangkat keatas.
Akar tunggang.
Tulang daun menjari.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
19. 16
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti
kupu-kupu. Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan
bakteri. Contoh: kacang tanah, kacang hijau, dan kacang panjang.
b. Euphorbiaceae (suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga
berbentuk bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh:
Mimmosa pudika (si kejut), Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar)
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai
obat. Contoh: kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota
dan kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis
kucing.
f. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air.
g. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan
jeruk nipis.
h. Rubiaceae
Dunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh:
kopi.
i. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan
benang. Contoh: kapas dan rosela
20. 17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu
banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah. Klasifikasi
membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar /
kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme. Setiap orang dapat melakukan
klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus
memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada berdasarkan pengelompokan yang
sesuai dengan persamaan dan perbedaannya.
21. 18
DAFTAR PUSTAKA
Ganeri, Anita.1995. Ilmu Pengetahuan Tumbuhan. Semarang : Mandiri Jaya Abadi
http://deceng.wordpress.com/2007/11/08/klasifikasi-mahluk-hidup/
http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah
Mulyani. Sri. 2006. Botani Umum .Jogjakarta. Penerbit Kanisius.
Sufyan, hd. 1996. Penelitian Ganggan. Malang : balai pustaka
Tim Penyusun. 2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun. 2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara.