3. BAHAN TANAM
Penggunaan varietas unggul berperan penting
dalam peningkatan produktivitas jagung
Pemilihan varietas : melihat deskripsi varietas
terutama potensi hasil dan ketahanan
terhadap hama & penyakit, ketahanan
terhadap kekeringan, tanah masam, umur
tanaman, dll.
Gunakan benih jagung yg bersertifikat →
menentukan keberhasilkan usaha tani.
Benih bermutu ditandai dengan vigor (daya
tumbuh) tinggi, tumbuh serentak pada 4
hari setelah tanam
4. PENYIAPAN LAHAN
Penyiapan Lahan dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Olah Tanah Sempurna (OTS) → bila kadar liat tanah
tinggi
2. Tanpa Olah Tanah (TOT) → bila lahan gembur
• Penanaman jagung pada musim hujan biasanya perlu
dilakukan OTS, ketika musim kemarau dapat
dilakukan TOT
5. PENANAMAN
• Pemberian pupuk kandang atau kompos dilakukan 3-
7 hari sebelum tanam dengan cara menaburkannya di
lubang tanam, atau pada baris dimana benih jagung
akan ditanam.
• Pupuk kandang dapat diberikan pada saat tanam
sebagai penutup benih pada lubang tanam.
• Jarak tanam:
a) 70 cm x 20 cm dengan 1 benih per lubang tanam
b) 75 cm x 40 cm dengan 2 benih per lubang tanam
6. PEMUPUKAN
• Aplikasi Pupuk:
Tugal sedalam 5 cm dan sekitar 10 cm di samping
pangkal tanaman, setelah pupuk dimasukkan ke
dalam tugal (lubang pupuk) kemudian ditutup dengan
tanah
• Waktu aplikasi :
a) 7 hari setelah tanam (HST)
b) 28-30 HST
c) 45-50 HST
7. PEMUPUKAN
• Dosis Rekomendasi Pupuk Tanaman Jagung Hibrida
(secara umum):
300 kg Phonska
300 kg Urea
• Pada saat pemupukan ke 3 dilakukan pengukuran
tingkat kehijauan daun menggunakan Bagan Warna
Daun (BWD), tujuan : untuk menentukan jumlah
pupuk Urea
Dasar: 150 kg phonska + 75 kg urea
20 HST : 150 kg Phonska + 75 kg Urea
35 HST : 150 kg Urea
8. PENYIANGAN
• Dilakukan 2 kali pada umur 14 – 20 HST, sekaligus
dilakukan pembumbunan
• Penyiangan kedua dilakukan sekitar 2 minggu setelah
penyiangan pertama
• Penggunaan herbisida kontak dapat dilakukan
dengan sprayer, nozzle diberi pelindung plastik
berbentuk corong agar tidak mengenai daun jagung
Contoh herbisida kontak : Gramoxon atau Bravoxone
276 SL, Noxone 297 AAS
9. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
• Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman jagung :
a) Bulai → pengendalian: perlakuan benih dicampur
dengan pestisida (Ridhomil atau Saromil) 2g/10mL.
b) Jamur (Fusarium sp.) → pengendalian: penyemprotan
fungisida (Dithane M-45) 45g/15L; dilakukan pada
bagian tanaman dibawah tongkol jagung
• Hama :
a) Lalat bibit → pengendalian : awal pertumbuhan
insektisida carbofuran
b) Penggerek batang & tongkol → jika tampak
serangan diberi carbofuran pada pucuk tanaman
yang terserang; atau bersamaan pemupukan (ditugal
13. PENGAIRAN
• Pengairan saat musim kemarau pada fase
pertumbuhan 15, 30, 45, 60, 75 HST
Kekeringan pada lahan jagung akibat kemarau
Sistem pengairan dengan pompanisasi
14. PANEN
• Panen jagung dilakuan sekitar 100 HST (bergantung
jenis/varietas)
• Ciri masak fisiologis : daun jagung/klobot telah kering
berwarna kekuningan dan ada tanda hitam di bagian
pangkal tempat melekatnya biji pada tongkol
• Permasalahan panen : bila
waktu panen berlangsung saat
curah hujan tinggi
menyebabkan kadar air biji
cukup tinggi. Penundaan
pengeringan akan
menyebabkan penuruan
kualitas hasil biji jagung