SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN SORGUM
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SORGUM
Sorgum Siap
dipasarkan.
Penyemaian Bibit
Sorgum
Persiapan Lahan Penanaman Sorgum
Tanaman Sorgum
tumbuh buah.
Sorgum Siap Petik
PENANAMAN SORGUM DAPAT DILAKUKAN
DENGAN 3 (TIGA) CARA.
A. Penyemaian Benih
Sorgum
B. Stek
Batang
C. Tanam Benih
langsung
Pengolahan tanah untuk sorgum sama dengan jagung, yaitu:
a. Lahan dibajak satu atau dua kali.
b. Siramkan/semprotkan secara merata larutan Bravo Humat (1 ha 4-6 ltr ) 1 ltr Bravo
Humat dilarutkan 50 ltr air.
c. Setelah tanah diratakan, dibuat saluran drainase di sekeliling atau di tengah lahan.
Ukuran petakan disesuaikan dengan keadaan lahan.
d. Semprotkan/siramkan secara merata larutan Bio Boost 3 hari sebelum tanam
(aplikasi awal 2 ltr Bio Boost di campur air 200 ltr).
e. Untuk lahan yang hanya mengandalkan residu air tanah, pengolahan hanya
dilakukan secara ringan dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan
gulma.
f. Pengolahan tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air
tanah sampai tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk
organik, misalnya pupuk kandang atau kompos. Pengolahan tanah ini
bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air,
mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya
PEMILIHAN VARIETAS
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yang harus diperhatikan adalah
penanaman jenis varietas unggul yang cocok dan sesuai dengan lingkungan hidup
setempat serta penerapan teknik budidaya yang tepat. Varietas unggul yang
dianjurkan untuk ditanam harus memperhatikan kegunaan dan lingkungan
tumbuhnya. Untuk keperluan konsumsi manusia (pangan) varietas yang dianjurkan
antara lain UPCA S1, Keris, Badik dan Hegari Genjah. Karena varietas ini mempunyai
keunggulan seperti berumur genjah, tinggi batang sedang, berbiji putih dengan rasa
olah sebagai nasi cukup enak.
Varietas Kawali dan Numbu yang dilepas tahun 2001 juga mempunyai rasa
olah sebagai nasi cukup enak, namun umurnya relatif lebih panjang. Sedangkan
untuk pakan ternak dipilih varietas sorgum yang tahan hama penyakit, tahan rebah,
tahan disimpan dan dapat diratun. Pada lingkungan yang ketersedian airnya terbatas
dan masa tanam yang singkat dipilih varietas-varietas umur genjah seperti Keris,
Badik, Lokal Muneng dan Hegari Genjah.
Ditinjau dari segi hasil, varietas umur genjah memang hasilnya jauh lebih
rendah daripada varietas umur sedang atau dalam, tetapi keistimewaannya dapat
segera dipanen, menyelamatkan dari resiko kegagalan hasil akibat kekeringan.
Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam asalkan pada
saat tanaman muda tidak tergenang atau kekeringan. Namun begitu waktu
tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim
kemarau.
Pada areal yang telah disiapkan sebelumnya dibuatkan lubang tanam
dengan jarak tanam disesuaikan dengan varietas yang digunakan,
ketersediaan air dan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang kurang subur
dan kandungan air tanah rendah sebaiknya di gunakan jarak tanam lebih lebar
atau populasi tanam dikurangi dari populasi baku (seharusnya).
a. Populasi Tanaman.
Pada umumnya tanaman sorgum ditanam sebagai tanaman seta pada
tanaman pokok padi gogo, kedelai atau tanaman palawija lainnya. Bila
ditanam secara monokultur populasi tanaman per/hektar sekitar 100.000-
150.000 tanaman. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 X 25 Cm atau 75 X
20 Cm dengan masing-masing 2 tanaman perlubang. Menurut hasil
penelitian, peningkatan populasi di atas 150.000 tanaman/hektar, masih
cenderung meningkat hasil walaupun tidak begitu besar.
b. Cara penanaman.
Pada waktu menanam, benih ditanam 2-3 biji perlubang. Penjarangan
menjadi 2 tanaman perlubang, dilakukan pada umur 2 minggu setelah
tanam. Penyulaman dapat dilakukan dengan biji atau dengan pemindahan
tanaman yang lama umurnya (trans planting) dengan cara putaran.
a. Pengairan
Tujuan pengairan adalah menambah air bila tanaman kekurangan air. Bila tidak
kekurangan maka pengairan tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, bila kebanyakan air
justru harus segera dibuang dengan cara membuat saluran drainase.
Sorgum termasuk tanaman yang tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak,
tanaman ini tahan terhadap kekeringan, tetapi ada masa tertentu tanaman tidak boleh
kekurangan air yaitu :
- Tanaman berdaun empat, masa bunting waktu biji malai berisi; pada waktu
tersebut tanaman tidak boleh kekurangan.
- Selama pertumbuhan pemberian air cukup dilakukan 3 – 6 kali setiap 4 – 10 hari
sekali.
- Pemberian air dilakukan pada sore/malam hari, setelah suhu tanah tidak terlalu tinggi.
- Pemberian air dihentikan setelah biji mulai agak mengeras, hal ini dikarenakan agar biji
dapat masak dengan serempak.
b. Pemupukan.
Tanaman sorgum banyak membutuhkan pupuk N (Nitrogen), Namun
demikian pemupukan sebaiknya diberikan secara lengkap (NPK) agar
produksi yang dihasilkan cukup tinggi. Dosis pemupukan yang diberikan berbeda-
beda tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam,
tetapi secara umum dosis yang dianjurkan adalah 150 kg Urea, 50 kg TSP atau
SP36 dan 50 kg KCl.
Selain pupuk NPK tersebut diperlukan pupuk Hayati Bio Boost untuk
mengurai residu kima tanah dan mengurai hara yang tidak dapat diserap oleh
tanamana yang masih terikat dengan ion lain. Bio Boost diberikan 3 hari
sebelum tanam (atau setelah pemberian pupuk dasar) dan 3 hari setelah
pemberian pupuk NPK yang kedua.
Pemberian pupuk Urea diberikan dua kali, yaitu 1/3 bagian diberikan pada
waktu tanam sebagai pupuk dasar bersamasama dengan pemberian pupuk
TSP/SP36 dan KCl. Sisanya (2/3 bagian) diberikan setelah umur satu bulan
setelah tanam. Pemupukan dasar dilakukan saat tanam dengan cara di
tugal sejauh 7 cm dari lubang tanam. Urea dan TSP/SP36 dimasukkan
dalam satu lubang, sedang KCl dalam lubang di sisi yang lain.
Pemupukan kedua juga ditugal sejauh ± 15 cm dari barisan, kemudian
ditutup dengan tanah. Lubang tugal baik untuk pupuk dasar maupun
susulan sedalam ± 10 cm, atau bias juga dengan di kocor.
c. Penjarangan Tanaman
Pertumbuhantanaman sorgum biasanya sudah merata/seragam
pada umur 2 minggu setelah tanam. Namun demikian tidak semuanya
tanaman yang tumbuh di tiap lubang dengan baik.
Apabila terdapat tumbuh yang kurang baik perlu dilakukan penjarangan
dengan mencabut tanaman yang kurang baik tersebut. Sehingga pada tiap
lubang tersisa tanaman yang terbaik untuk dipelihara hingga panen.
d. Penyiangan.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu
(gulma) hingga perakarannya secara hati-hati, agar tidak mengganggu
perakaran tanaman utama. Keberadaan gulma akan menjadi pesaing bagi
tanaman utama dalam mendapatkan air dan unsur hara yang ada di dalam
tanah atau bahkan menjadi tempat hama atau penyakit.
Oleh sebab itu gulma harus secara rutin disiangi. Gulma yang telah dicabut
sebaiknya ditampung atau dikubur di suatu tempat agar membusuk
sehingga kemudian dapat dijadikan kompos.
e. Pembubunan.
Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah
disekitar tanaman sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada
pangkal batang tanaman sorgum sehingga membentuk guludanguludan
kecil yang bertujuan untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak
mudah rebah dan merangsang terbentuknya akarakar baru pada pangkal
batang.
f. Pengendalian hama penyakit
Tanaman Sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama penyakit bila
dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun terdapat beberapa hama dan
penyakit tanaman sorgum yang utama seperti :
- Lalat bibit (Atherigona exiqua Stein)
Lalat bibit ini menyerang tanaman di bagian pangkal batang
tanaman dengan menggerek dan menyerang tanaman sorgum
muda (berumur 3 minggu setelah tanam) sehingga menyebabkan
berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya tanaman menjadi layu
mati. Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan melakukan
pertanaman serempak dan menaburkan insektisida 10 kg Furadan 3
G per hektar pada saat tanam.
- Ulat Tanah (Agrotis sp)
Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam hari dengan
sasaran tanaman sorgum stadium muda. Serangannya, menyebabkan
pangkal batang tanaman terpotong tepat diatas, permukaan tanah
sehingga bekas serangannya tampak terkulai. Cara pengendalian dengan
menaburkan insektisida Furadan 3 G berdosis 20 30 kg/ha yang dilakukan
bersamaan saat penanaman.
- Hama bubuk.
Disebabkan oleh serangan Sitophilus sp yang menyerang
biji sorgum di gudang penyimpanan. Serangga ini
menyerang biji sorgum yang berlubanglubang dan keropos
sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Pengendalian hama
bubuk ini dengan cara menyimpan biji sorgumyang dicampur dengan
serbuk daun putri malu (Mimosa pudica) dengan perbandingan 10 : 1. Hal ini
disebabkan karena daun putri malu mengandung protein mimosan yang
dapat merusak dan menghambat pertumbuhan larva hama bubuk.
- Karat daun.
Gejala serangannya adalah munculnya nodanoda kecil
berwarna merah karat yang kemudian diikuti dengan timbulnya massa
tepung berwarna coklat kekuningkuningan yang menutupi permukaan
daun. Pengendaliannya dengan cara memangkas daun yang terinfeksi berat
dan melakukan pergiliran/rotasi tanaman.
- Bercak daun.
Ditandai dengan munculnya bercak bulat berukuran kecil dan
berwarna kuning yang dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi.
Pengendalian penyakit bercak dapat dilakukan dengan menanam varietas
yang tahan (Mandau) dan disemprot dengan fungisida (Dithane M45
atau Antracol 70 WP).
- Kapang Jelaga.
Gejala serangan pada permukaan atas daun tertutup oleh lapisan
yang berwarna hitam, kering dan tipis dan dapat dikendalikan dengan
menyemprotkan kapur atau menghembuskan belerang
15 MANFAAT DAN KHASIAT BIJI SORGUM UNTUK KESEHATAN
1. Baik untuk pencernaan.
2. Menyehatkan organ jantung.
3. Mencegah penyakit kanker .
4. Anti diabetes.
5. Menyehatkan tulang.
6. Baik untuk kesehatan gigi.
7. Mencegah penyakit anemia.
8. Meningkatkan stamina tubuh.
9. Menyehatkan lambung.
10.Anti oksidan alami.
11.Mencegah osteporosis.
12.Meningkatkan sistim imun.
13.Mencegah keletihan.
14.Menyehatkan organ usus.
15.Anti sembelit.
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx

More Related Content

Similar to Budidaya_Sorgum_ppt.pptx

Similar to Budidaya_Sorgum_ppt.pptx (20)

Budidaya Cabe Merah.pptx
Budidaya Cabe Merah.pptxBudidaya Cabe Merah.pptx
Budidaya Cabe Merah.pptx
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Kacang hijau
Kacang hijauKacang hijau
Kacang hijau
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabai
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
BUDIDAYA GANYONG.pptx
BUDIDAYA GANYONG.pptxBUDIDAYA GANYONG.pptx
BUDIDAYA GANYONG.pptx
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentang
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
Budidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagungBudidaya tanaman jagung
Budidaya tanaman jagung
 
Leaflet kangkung darat.doc
Leaflet kangkung darat.docLeaflet kangkung darat.doc
Leaflet kangkung darat.doc
 
Semangka non biji
Semangka non biji Semangka non biji
Semangka non biji
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
pembuatan-kebun-rumput.ppt
pembuatan-kebun-rumput.pptpembuatan-kebun-rumput.ppt
pembuatan-kebun-rumput.ppt
 

Budidaya_Sorgum_ppt.pptx

  • 2. TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SORGUM Sorgum Siap dipasarkan. Penyemaian Bibit Sorgum Persiapan Lahan Penanaman Sorgum Tanaman Sorgum tumbuh buah. Sorgum Siap Petik
  • 3. PENANAMAN SORGUM DAPAT DILAKUKAN DENGAN 3 (TIGA) CARA. A. Penyemaian Benih Sorgum B. Stek Batang C. Tanam Benih langsung
  • 4. Pengolahan tanah untuk sorgum sama dengan jagung, yaitu: a. Lahan dibajak satu atau dua kali. b. Siramkan/semprotkan secara merata larutan Bravo Humat (1 ha 4-6 ltr ) 1 ltr Bravo Humat dilarutkan 50 ltr air. c. Setelah tanah diratakan, dibuat saluran drainase di sekeliling atau di tengah lahan. Ukuran petakan disesuaikan dengan keadaan lahan. d. Semprotkan/siramkan secara merata larutan Bio Boost 3 hari sebelum tanam (aplikasi awal 2 ltr Bio Boost di campur air 200 ltr). e. Untuk lahan yang hanya mengandalkan residu air tanah, pengolahan hanya dilakukan secara ringan dengan mencangkul tipis permukaan tanah untuk mematikan gulma. f. Pengolahan tanah secara ringan sangat efektif untuk menghambat penguapan air tanah sampai tanaman panen. Tanah yang sudah diolah sebaiknya diberikan pupuk organik, misalnya pupuk kandang atau kompos. Pengolahan tanah ini bertujuan antara lain untuk memperbaiki struktur tanah, memperbesar persediaan air, mempercepat pelapukan, meratakan tanah dan memberantas gulma. Sebaiknya
  • 5. PEMILIHAN VARIETAS Untuk mendapatkan hasil yang baik, yang harus diperhatikan adalah penanaman jenis varietas unggul yang cocok dan sesuai dengan lingkungan hidup setempat serta penerapan teknik budidaya yang tepat. Varietas unggul yang dianjurkan untuk ditanam harus memperhatikan kegunaan dan lingkungan tumbuhnya. Untuk keperluan konsumsi manusia (pangan) varietas yang dianjurkan antara lain UPCA S1, Keris, Badik dan Hegari Genjah. Karena varietas ini mempunyai keunggulan seperti berumur genjah, tinggi batang sedang, berbiji putih dengan rasa olah sebagai nasi cukup enak. Varietas Kawali dan Numbu yang dilepas tahun 2001 juga mempunyai rasa olah sebagai nasi cukup enak, namun umurnya relatif lebih panjang. Sedangkan untuk pakan ternak dipilih varietas sorgum yang tahan hama penyakit, tahan rebah, tahan disimpan dan dapat diratun. Pada lingkungan yang ketersedian airnya terbatas dan masa tanam yang singkat dipilih varietas-varietas umur genjah seperti Keris, Badik, Lokal Muneng dan Hegari Genjah. Ditinjau dari segi hasil, varietas umur genjah memang hasilnya jauh lebih rendah daripada varietas umur sedang atau dalam, tetapi keistimewaannya dapat segera dipanen, menyelamatkan dari resiko kegagalan hasil akibat kekeringan.
  • 6. Sorgum dapat ditanam pada sembarang musim tanam asalkan pada saat tanaman muda tidak tergenang atau kekeringan. Namun begitu waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Pada areal yang telah disiapkan sebelumnya dibuatkan lubang tanam dengan jarak tanam disesuaikan dengan varietas yang digunakan, ketersediaan air dan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang kurang subur dan kandungan air tanah rendah sebaiknya di gunakan jarak tanam lebih lebar atau populasi tanam dikurangi dari populasi baku (seharusnya).
  • 7. a. Populasi Tanaman. Pada umumnya tanaman sorgum ditanam sebagai tanaman seta pada tanaman pokok padi gogo, kedelai atau tanaman palawija lainnya. Bila ditanam secara monokultur populasi tanaman per/hektar sekitar 100.000- 150.000 tanaman. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 X 25 Cm atau 75 X 20 Cm dengan masing-masing 2 tanaman perlubang. Menurut hasil penelitian, peningkatan populasi di atas 150.000 tanaman/hektar, masih cenderung meningkat hasil walaupun tidak begitu besar. b. Cara penanaman. Pada waktu menanam, benih ditanam 2-3 biji perlubang. Penjarangan menjadi 2 tanaman perlubang, dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dapat dilakukan dengan biji atau dengan pemindahan tanaman yang lama umurnya (trans planting) dengan cara putaran.
  • 8. a. Pengairan Tujuan pengairan adalah menambah air bila tanaman kekurangan air. Bila tidak kekurangan maka pengairan tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, bila kebanyakan air justru harus segera dibuang dengan cara membuat saluran drainase. Sorgum termasuk tanaman yang tidak memerlukan air dalam jumlah yang banyak, tanaman ini tahan terhadap kekeringan, tetapi ada masa tertentu tanaman tidak boleh kekurangan air yaitu : - Tanaman berdaun empat, masa bunting waktu biji malai berisi; pada waktu tersebut tanaman tidak boleh kekurangan. - Selama pertumbuhan pemberian air cukup dilakukan 3 – 6 kali setiap 4 – 10 hari sekali. - Pemberian air dilakukan pada sore/malam hari, setelah suhu tanah tidak terlalu tinggi. - Pemberian air dihentikan setelah biji mulai agak mengeras, hal ini dikarenakan agar biji dapat masak dengan serempak.
  • 9. b. Pemupukan. Tanaman sorgum banyak membutuhkan pupuk N (Nitrogen), Namun demikian pemupukan sebaiknya diberikan secara lengkap (NPK) agar produksi yang dihasilkan cukup tinggi. Dosis pemupukan yang diberikan berbeda- beda tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan varietas yang ditanam, tetapi secara umum dosis yang dianjurkan adalah 150 kg Urea, 50 kg TSP atau SP36 dan 50 kg KCl. Selain pupuk NPK tersebut diperlukan pupuk Hayati Bio Boost untuk mengurai residu kima tanah dan mengurai hara yang tidak dapat diserap oleh tanamana yang masih terikat dengan ion lain. Bio Boost diberikan 3 hari sebelum tanam (atau setelah pemberian pupuk dasar) dan 3 hari setelah pemberian pupuk NPK yang kedua. Pemberian pupuk Urea diberikan dua kali, yaitu 1/3 bagian diberikan pada waktu tanam sebagai pupuk dasar bersamasama dengan pemberian pupuk TSP/SP36 dan KCl. Sisanya (2/3 bagian) diberikan setelah umur satu bulan setelah tanam. Pemupukan dasar dilakukan saat tanam dengan cara di tugal sejauh 7 cm dari lubang tanam. Urea dan TSP/SP36 dimasukkan dalam satu lubang, sedang KCl dalam lubang di sisi yang lain. Pemupukan kedua juga ditugal sejauh ± 15 cm dari barisan, kemudian ditutup dengan tanah. Lubang tugal baik untuk pupuk dasar maupun susulan sedalam ± 10 cm, atau bias juga dengan di kocor.
  • 10. c. Penjarangan Tanaman Pertumbuhantanaman sorgum biasanya sudah merata/seragam pada umur 2 minggu setelah tanam. Namun demikian tidak semuanya tanaman yang tumbuh di tiap lubang dengan baik. Apabila terdapat tumbuh yang kurang baik perlu dilakukan penjarangan dengan mencabut tanaman yang kurang baik tersebut. Sehingga pada tiap lubang tersisa tanaman yang terbaik untuk dipelihara hingga panen.
  • 11. d. Penyiangan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut tumbuhan pengganggu (gulma) hingga perakarannya secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman utama. Keberadaan gulma akan menjadi pesaing bagi tanaman utama dalam mendapatkan air dan unsur hara yang ada di dalam tanah atau bahkan menjadi tempat hama atau penyakit. Oleh sebab itu gulma harus secara rutin disiangi. Gulma yang telah dicabut sebaiknya ditampung atau dikubur di suatu tempat agar membusuk sehingga kemudian dapat dijadikan kompos.
  • 12. e. Pembubunan. Pembubunan dilakukan dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman sorgum, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman sorgum sehingga membentuk guludanguludan kecil yang bertujuan untuk mengokohkan batang tanaman agar tidak mudah rebah dan merangsang terbentuknya akarakar baru pada pangkal batang.
  • 13. f. Pengendalian hama penyakit Tanaman Sorgum termasuk tanaman yang sedikit terserang hama penyakit bila dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun terdapat beberapa hama dan penyakit tanaman sorgum yang utama seperti : - Lalat bibit (Atherigona exiqua Stein) Lalat bibit ini menyerang tanaman di bagian pangkal batang tanaman dengan menggerek dan menyerang tanaman sorgum muda (berumur 3 minggu setelah tanam) sehingga menyebabkan berlubang kecil tidak teratur dan akhirnya tanaman menjadi layu mati. Pengendalian lalat bibit dapat dilakukan dengan melakukan pertanaman serempak dan menaburkan insektisida 10 kg Furadan 3 G per hektar pada saat tanam. - Ulat Tanah (Agrotis sp) Ulat ini biasanya menyerang tanaman pada malam hari dengan sasaran tanaman sorgum stadium muda. Serangannya, menyebabkan pangkal batang tanaman terpotong tepat diatas, permukaan tanah sehingga bekas serangannya tampak terkulai. Cara pengendalian dengan menaburkan insektisida Furadan 3 G berdosis 20 30 kg/ha yang dilakukan bersamaan saat penanaman.
  • 14. - Hama bubuk. Disebabkan oleh serangan Sitophilus sp yang menyerang biji sorgum di gudang penyimpanan. Serangga ini menyerang biji sorgum yang berlubanglubang dan keropos sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Pengendalian hama bubuk ini dengan cara menyimpan biji sorgumyang dicampur dengan serbuk daun putri malu (Mimosa pudica) dengan perbandingan 10 : 1. Hal ini disebabkan karena daun putri malu mengandung protein mimosan yang dapat merusak dan menghambat pertumbuhan larva hama bubuk. - Karat daun. Gejala serangannya adalah munculnya nodanoda kecil berwarna merah karat yang kemudian diikuti dengan timbulnya massa tepung berwarna coklat kekuningkuningan yang menutupi permukaan daun. Pengendaliannya dengan cara memangkas daun yang terinfeksi berat dan melakukan pergiliran/rotasi tanaman.
  • 15. - Bercak daun. Ditandai dengan munculnya bercak bulat berukuran kecil dan berwarna kuning yang dikelilingi warna coklat pada daun yang terinfeksi. Pengendalian penyakit bercak dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan (Mandau) dan disemprot dengan fungisida (Dithane M45 atau Antracol 70 WP). - Kapang Jelaga. Gejala serangan pada permukaan atas daun tertutup oleh lapisan yang berwarna hitam, kering dan tipis dan dapat dikendalikan dengan menyemprotkan kapur atau menghembuskan belerang
  • 16. 15 MANFAAT DAN KHASIAT BIJI SORGUM UNTUK KESEHATAN 1. Baik untuk pencernaan. 2. Menyehatkan organ jantung. 3. Mencegah penyakit kanker . 4. Anti diabetes. 5. Menyehatkan tulang. 6. Baik untuk kesehatan gigi. 7. Mencegah penyakit anemia. 8. Meningkatkan stamina tubuh. 9. Menyehatkan lambung. 10.Anti oksidan alami. 11.Mencegah osteporosis. 12.Meningkatkan sistim imun. 13.Mencegah keletihan. 14.Menyehatkan organ usus. 15.Anti sembelit.