Dokumen tersebut membahas implikasi penerapan Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Permen Dikbud Nomor 111 Tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia sejak awal hingga memasuki abad ke-21 serta menjelaskan prinsip dasar dan sistem peluncuran layanan Bimbingan dan Konseling menurut Permen Dikbud tersebut."
IMPLIKASI PENERAPAN Panduan OPERASIONAL PeNYELENGGARAAN BK prof-sunaryo
1. IMPLIKASI PENERAPAN PANDUAN OPERASIONAL
PENYELENGGARAAN BK BERDASARKAN
PERMENDIKBUD NOMOR 111 TAHUN 2016
Rakornas Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah
Nganjuk, 17-19 Februari 2017
Sunaryo Kartadinata
DEWAN PEMBINA ABKIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
3. LANJUTAN
________________________________________________________________________
20 tahuan Gerakan Utama Setting Tujuan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1960-an Gilbret Wrenn, perkembangan sbg. Sekolah (SD-PT) Perkmbngan
tujuan BK, pendkatan komrehensif, Rehabilitasi Remedial
gerakan ksehtan mental menggeser Keluarga
tg jawab psikiatrik, preventif sbg nilai Layanan adiksi
baru BK, mencakup masalah
lingkngan klien, lahir pndekatan
ekologis
Jurusan G&C di IKIP Bandung
(Dr. Mochtar Buchari), inkorporasi
BK ke dlm pddk (Kur. 75), IPBI
Penyiapan ahli BK melalui pddkan
Post Doktoral (LPPD IKIP Bandung)
AWAL BK DI
INDONESIA
4. (LANJUTAN)
_________________________________________________________________
20 tahuan Gerakan Utama Setting Tujuan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1980-an Model BK yang terstruktur dan ter- Sekolah (SD-PT) Perkembngan
orgnisasikan (isi, organisasi, sumber Rehabilitasi Remedial
daya); seluruh siswa, kur. bimb., Keluarga Preventif
pndkatan terpadu Adiksi
Model competency based guidance Pekerjaan
Model perkembangan (isi/kompetensi,
kerangka kerja, sumber daya)
Penyiapan tenaga profesional (S2-S3)
Perubahan BK menjadi Bimbingan Karir
Kembali ke Bimbingan dan Konseling
Studi: Quality Improvement and
Management System of School
Guidance and Counseling Services
(Sunaryo Kartadinata dan Tim,
1996-1999)
Sunaryo Kartadinata & Tim (2000-2003)
AWAL BK
KOMPRERHESN
IF
LAHIR
ITP –ATP
SKKPD
5. KEKUATAN AKHIR ABAD 20
PUNCAK SEJARAH PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN
KONSELING PERKEMBANGAN
MENGKOMBINASIKAN PENDEKATAN PERKEMBANGAN
DAN EKOLOGIS
DIBANGUN ATAS PANDANGAN POTENSI POSITIF
MANUSIA
MENGEMBANGKAN POTENSI UNTUK MENGHADAPI
SELURUH LINGKARAN DAN RENTANG KEHIDUPAN
(LIFE WIDE- LIFE SPAN)
6. KEKUATAN AKHIR ABAD 20
MODEL BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA
DIPENGARUHI PEMIKIRAN ASCA
PERKEMBANGAN KE ARAH PENGUATAN MODEL
BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF
(PRAKTEK DAN RISET)
PENGAKUAN LEGAL KONSELOR SEBAGAI
PENDIDIK (UU NO. 2/2003 Ps 1 ayat 6)
8. PERAN ABKIN
PENGUATAN JATI DIRI PROFESI
MANAJEMEN ORGANISASI
STANDAR ISASI
DSPK
PERMENDIKNAS No. 27/2008
BK SEBAGAI BAGIAN DARI PENGEMB DIRI
PENATAAN PENDIDIKAN PROFESIONAL
DAN LAYANAN BK... BUKU BIRU
PERMENDIKBUD No. 81/a/2013: Lampiran IV
PERMENDIKBUD No. 111/2014
10. KEUTUHAN PERMENDIKBUD NO 111/2014
Permendikbud
No 111/2014
Tentang
Penyelenggara
an Bimbingan
dan Konseling
pada
Pendidikan
Dasar dan
Menengah
BATANG
TUBUH
LAMPIRAN
(PEDOMAN)
POP BK SD
POP BK
SMP
POP BK
SMA
POP BK
SMK
SEMUA HAL INI ADALAH DOKUMEN NEGARA
12. Pasal 1 (1) UU No. 20/2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memilki
kekuatan spiritual keagamaan, [NILAI ABADI/HAKIKI]
pengendalian diri, [PILIHAN, KEPUTUSAN,
TGJAWAB]
kepribadian, [WARGA NEGARA, JATIDIRI
KULTURAL]
kecerdasan, [TINDAKAN TANGKAS DLM KONTEKS
DAN MAKNA]
akhlak mulia, [PERILAKU BAIK-BENAR, UNIV-
LOKAL]
serta keterampilan [PENGUASAAN IPTEKS, BERPIKIR
13. MENCIPTAKAN
SUASANA
BELAJAR DAN
PROSES
PEMBELAJARAN
YANG
MENDORONG
KETERLIBATAN
PESERTA DIDIK
AKTIF
MENGEMBANGA
N POTENSI
DIRINYA
UNTUK MENCAPAI
KEKUATAN
SPIRITUAL
KEAGAMAAN,
PENGENDALIAN
DIRI,
KEPRIBADIAN,
KECERDASAN,
AKHLAK MULIA,
KETERAMPILAN
DEFISIT--PERGERSERAN ASUMSI PEMBELAJARAN ----
PERKEMBANGAN
PROFIL KECAKAPAN
PENDIDIK...???
PEMAHAMA
N
MENDALAM
THD
PESERTA
DIDIK
MENGEMBANGK
AN
KETERAMPILAN
PROSES
MANUSIA
INDONESIA IDEAL
PEMEBLAJARAN BERORIENTASI PERKEMBANGAN
15. KETERKAITAN DENGAN KURIKULUM…
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan
bahwa: kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
K 2013 DIMENSI: RENCANA
CARA
16. TITIK-TITIK PENEGASAN K-2013
INTEGRATOR
• UNTUK MEWUJUDKAN MANUSIA IDEAL... SECARA SADAR
DAN TERENCANA PEMBELAJARAN DIDASARKAN
KEPADA PEMAHAMAN YANG MENDALAM TENTANG
(PERKEMBANGAN) PESERTA DIDIK
PROSES
• SECARA SADAR DAN TERENCANA SUASANA DAN
PROSES PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA
PEROLEHAN DAMPAK INSTRUKSIONAL DAN NURTURAN
• MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
DIFERENSIASI
• MENYEDIAKAN RAGAM PROGRAM DAN LAYANAN
• PEMILIHAN PROGRAM SESUAI DENGAN POTENSI
(“PEMINATAN”)
ASESMEN
• BERKELANJUTAN DAN MENGGAMBARKAN PROGRES
PERKEMBANGAN
POSISIDANPERANBK...?
17. TITIK-TITIK PENEGASAN PERMENDIKBUD NO. 111/2014
Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum
2013, secara filosofis, konseptual dan legal
formal dituangkan dalam Permendikbud No.
111/2014 tentang …
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari rangkaian Peraturan lainnya yang terkait
dengan Kurikulum 2013.
Permendikbud No. 111/2014 adalah payung
hukum eksistensi dan acuan utama dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling
dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia
18. Ketentuan dalam Pasal 13 Peraturan Menteri
sebelumnya tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan rujukan utama penyelenggaraan BK
pada pendidikan dasar dan menengah adalah
Permendikbud No. 111/2014.
Permendikbud No. 81a/2013 tentang Implementasi
Kurikulum pada lampiran IV: Pedoman Pembelajaran,
Bagian VIII Konsep dan Strategi Layanan Bimbingan
dan Konseling sudah diganti dengan Permendikbud No.
111/2014
Permendikbud No. 81a/2013 tidak lagi menjadi
rujukan dalam penyelenggaran bimbingan dan
konseling di dalam implementasi Kurikulum 2013.
21. Konsep dan kerangka kerja berbasis
perkembangan individu/konseli, bimbingan dan
konseling berorientasi perkembangan (developmental
guidance and counseling).
Perkembangan dipahami sebagai sebuah proses yang
berlangsung dalam konteks lingkungan perkembangan
guru BK bertugas menciptakan lingkungan
perkembangan
Proses perkembangan konseli menyangkut dimensi
tahapan perkembangan, isi perkembangan berupa ragam
aspek perilaku yang dikembangkan (seperti perilaku
belajar, karir, pribadi, sosial), dan strategi intervensi
dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli
yang akan melibatkan berbagai pihak terkait.
Dengan kerangka pikir (tahapan, isi, strategi)
bimbingan dan konseling dimaksud disebut bimbingan
dan konseling komprehensif.
Dikatakan komprehensif karena dimensi tahapan, isi, dan
strategi merupakan satu keutuhan yang harus bersinergi
dengan proses pembelajaran dan layanan lainnya di
dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli
22. Bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam
Permendikbud No. 111/2014 dibangun dalam
kerangka kerja yang menyangkut dimensi-
dimensi berikut.
Filosofis yang menegaskan bahwa perkembangan
adalah tujuan dari bimbingan dan konseling dengan
visi dan misi yang terarah pada pencapaian tujuan
perkembangan dalam ragam bidang perkembangan,
jelasnya akademik, karir, pribadi dan sosial.
Sistem peluncuran layanan yang mencakup layanan
dasar (kurikulum bimbingan), layanan responsif,
layanan peminatan dan perencanaan individual, dan
dukungan sistem.
Akuntabilitas, yakni sistem evaluasi, audit program,
dan pelaporan
Sistem manajemen yang menyangkut struktur
organisasi, pengadministrasian data, tata kelola, dan
ketenagaan
23. SISTEM
PELUNCURAN
PNGB PERILAKU JANGKA
PANJANG
DUKUNGAN PEMBELAJARAN
YG MENDIDIK
ADVOKASI DIFERENSIASI
ASESMEN PERKEMBANGAN
LANDASAN
FALSAFAH
MISI
RANAH (DOMAIN)
STNDAR KOMPETENSI
SISTEM
MANAJEMEN
KESEPAKATAN
RENCANA KERJA
SUMBER DAYA
AKUNTABILITAS
EVALUASI PROGRAM
PELAPORAN
AUDIT
KERANGKA
KERJA...
BAGI SEMUA
KOLABORATI
F-INKLUSIF
LEADERSHIP
BRBASIS
PEDAGOGIS
PERUBAHAN
PERKEMBANGAN
24. Kurikulum 2013 menganut orientasi perkembangan
prinsip keragaman peserta didik (diverse learner)
dan keragaman pembelajaran (diverse learning)
dengan ciri utamanya program peminatan, yang
menekankan pembelajaran berbasis keragaman potensi
peserta didik dan keragaman sumber dan proses
pembelajaran
Kesamaan orientasi pembelajaran dengan bimbingan dan
konseling mengandung implikasi bahwa bimbingan dan
konseling dan pembelajaran pada Kurikulum 2013 bersifat
kolaboratif.
Peran lain yang dilakukan bimbingan dan konseling
dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah peran
konsultatif. Guru BK/Konselor dalam Kurikulum 2013
berperan sebagai konsultan dan kolaborator, dan kedua
peran yang disebutkan adalah kecenderungan peran
konselor abad 21.
25. Peminatan adalah proses memfasilitasi peserta didik memilih
program, bidang studi, dan/atau kegiatan yang sesuai dengan
potensi dan preferensi peserta didik. Proses dimaksud bisa
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah:
ASESMEN untuk memahamai potensi dan preferensi peserta didik
(bisa menggunakan salah satu atau beberapa atau gabungan dari
tes, observasi, wawancara, telaah dokumen),
MENIMBANG ALTERNATIF pilihan program, bidang studi dan
kegiatan yang memiliki kecocokan dengan potensi dan preferensi.
Dalam tahap ini bisa jadi memerlukan konseling, perencanaan
individual, dan konsultasi.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN berupa penetapan pilihan yang akan
menjadi program belajar peserta didik baik secara mandiri,
kelompok, maupun klasikal dalam pembelajaran reguler. Program
ini sebaiknya disusun secara kolaboratif antara guru bidang studi
dan konselor/guru bimbingan dan konseling.
26. PEMINATAN….
INTERVENSI yakni proses memfasilitasi perkembangan
peserta didik baik dalam bentuk pembelajaran maupun
layanan bimbingan dan konseling
PENCATATAN, monitoring dan diagnosis kemajuan
perkembangan setiap peserta didik baik dalam aspek
kognitif, psikomotorik maupun afektif.
ASESMEN AKHIR program perkembangan secara utuh dan
menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif dari mata
pelajaran/bidang studi melainkan mencakup kecakapan
untuk menerapkan hasil belajar di dalam kehidupan nyata,
sebagai wujud penguasaan kecakapan hidup (life skills)
tertentu. Prinsip ini dikenal dengan prinsip metakognisi.
27. Program peminatan di SMA/MA/SMK merupakan bagian
dari proses perkembangan peserta didik dan harus
mendekatkan peserta didik ke dalam dunia kehidupan
nyata. Sejalan dengan kerangka pikir bimbingan dan
konseling komprehensif maka program layanan
peminatan harus mempertimbangkan tahap
perkembangan, isi program, dan strategi intervensi.
Dalam perspektif perkembangan jangka panjang
program ini merupakan proses perkembangan dan
bimbingan karir yang bisa dan bahkan perlu
diselenggarakan sejak usia dini.
Program peminatan di SMA/MA/SMK bukanlah
proses penetapan pilihan yang tiba-tiba terjadi
melainkan merupakan sebuah akumulasi
perkembangan sejak usia dini.
bimbingan dan konseling secara kolaboratif dengan
proses pembelajaran memfasilitasi peserta didik
untuk memiliki kesiapan karir melalui program
peminatan.
28. Eksplorasi;
mengenal potensi
diri,ragam
lingkungan dan
pekerjaan
…..Kelas 10
Menelaah /
meneliti alternatif
kecocokan potensi
diri dengan
peluang…
Kelas 11
Mencatat,
menuliskan, dan
mengkonstruksi
daftar final
alternaatif untuk
menetapkan pilihan
akhir…
Kelas 11-12
Transisi masuk
Perguruan Tinggi
atau dunia kerja…
Kelas 12
PEMINATAN SEBAGAI PROSES PERKEMBANGAN
29. Bimbingan dan konseling dalam Permendikbud No.
111/2014 mengandung 4 (empat) unsur program atau
layanan utama, yaitu:
LAYANAN DASAR yang merupakan “kurikulum bimbingan”,
yaitu program pengembangan perilaku jangka panjang yang
diperuntukan bagi seluruh peserta didik, baik dalam aspek
perkembangan akademik, pribadi, sosial maupun karir,
sesuai dengan tahap perkembangannya. Layanan dasar
diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
peserta didik melalui kegiatan penyiapan pengalaman
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif
sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan.
30. LAYANAN PEMINATAN DAN PERENCANAAN INDIVIDUAL yakni
program bantuan bagi peserta didik untuk mengembangkan
perencanaan masa depan, atas dasar pemahaman diri dan
peluang serta tantangan yang dihadapi, sehingga terjadi proses
pemilihan dan pengambilan keputusan secara tepat. Peminatan
adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
LAYANAN RESPONSIF, yaitu program bantuan bagi peserta didik
yang memerlukan bantuan segera dalam menyelesaikan
masalah dan kebutuhan yang dihadapi sehingga pencapaian
tahap perkembangan selanjutnya tidak terganggu.
DUKUNGAN SISTEM yaitu program yang terkait dengan
manajemen, penyiapan sumber daya, kerjasama dengan
berbagai pihak yang dimaksudkan untuk mendukung
terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling secara
efektif.
31. KOMPONEN PROGRAM SD SMP SMA/SMK
Layanan Dasar 45 – 55 % 35 – 45 % 25 – 35 %
Layanan Peminatan dan
Perencanaan Individual
5 – 10 % 15 – 25 % 25 – 35 %
Layanan Responsif 20 – 30 % 25 – 35 % 15 – 25 %
Dukungan Sistem 10 – 15 % 10 – 15 % 10 – 15 %
Tabel 1. Proporsi Program Layanan Bimbingan dan Konseling
32. Dalam aspek ketenagaan, Permendikbud No. 111/2014
menegaskan bahwa Konselor dan Guru Bimbingan
dan Konseling harus memiliki tingkat kualifikasi
akademik (S1) pendidikan dalam bidang bimbingan
dan konseling.
Ada penguatan eksplisit bahwa guru bimbingan dan
konseling yang tidak berlatarbelakang bimbingan dan
konseling didorong untuk meningkatkan kompetensi dan
kualifikasinya menjadi berkualifikasi S1 Bimbingan dan
Konseling.
Penegasan ini amat penting dan mengandung implikasi
mendasar bahwa semua guru bimbingan dan konseling
harus berkualifikasi S1 bimbingan dan konseling, dan
Konselor adalah mereka yang berkualifikasi Sarjana
pendidikan (S1) dalam bidang bimbingan dan konseling
yang telah menempuh pendidikan profesi konselor.
Dilihat dari perspektif, konsep, dan regulasi yang tertuang
dalam Permendikbud No. 111/2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah maka Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor (PPGBK/K) adalah identik, yang
diselenggarakan dalam program yang sama dan bukan
dua program yang berbeda
33. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas mengenai
penegasan peran bimbingan dan konseling dalam
implementasi kurikulum 2013 nampak bahwa layanan
bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian
integral dari proses pendidikan pada satuan pendidikan.
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MERUPAKAN
UPAYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN peserta didik
yang dilakukan melalui berbagai kegiatan layanan
Bimbingan dan Konseling. Layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki peran penting berkaitan dengan
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
BIMBINGAN DAN KONSELING MERUPAKAN BENTUK
UPAYA PENDIDIKAN dan layanan bagi peserta didik untuk
dapat menolong dirinya sendiri dalam upaya mencapai
kemandirian.
PERKEMBANGAN DAN KEMANDIRIAN peserta didik
merupakan orientasi dan tujuan bimbingan dan konseling
, sebagai proses pendidikan yang menjadikan peserta
34. MANAJEMEN DAN EVALUASI
PROGRAM
RAGAM STRATEGI INTERVENSI
ASESMEN PERKEMBANGAN DAN
BELAJAR PESERTA DIDIK
BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
PEMAHAMAN PERKEMBANGAN DAN
BELAJAR PESERTA DIDIK
PEMAHAMAN BK DARI PERSPEKTIF
PERKEMBANGAN
PEMAHAMAN BK DARI PERSPEKTIF
PEDAGOGIS
MANAJEMEN
DAN
KEPEMIMPINAN
SEKOLAH
KOLABORASI
KONSULTASI
PENGUATANKAPASITASGURUBK
SEKOLAHSEBAGAIPUSATKEBUDAYAAN
IMPLIKASI…
SEKOLAHSEBAGAISISTEM
36. TATANGAN DUNIA PENDIDIKAN:
INNOVATION AND SCHOOL REFORM …
THINKING
EDGE
CURRICULUM
EDGE
TECHNOLOGY
EDGE
TIME/PLACE
EDGE
CO-TEACHING
EDGE
YOUTH EDGE
Adapted from Milton Chen: 2012
Creative,
Innovative,
Adaptive
Divers
e
Real
life
Tools of
working and
learning
Diverse
learner
Diverse
learning
Collaborativ
e
Societal
Digital
generation
37. A FASTER GROWING
AND MORE
COMPLEX WORLD
GLOBALIZATION
AND SHRINKING
WORLD
LEARNING IN
DIGITAL AGE
LEARNING,
COGNITIVE
DEVELOPMENT
AND CRITICAL
THINKING
LEARNING AND
PSYCHOLOGICAL
DEVELOPMENT
WELL-
BEING
TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING…
39. JATI DIRI PROFESI DAN PAYUNG HUKUM
UU NO 20/2003
SISDIKNAS
UU NO 14/2005
GURU DAN
DOSEN
PP NO 74/2008
GURU
PERMENDIKNAS
NO 27/2008
SKAKK
PERMENDIKBUD
NO 111/2014
BK PADA DIKDAS
DAN DIKMEN
Ps1(6)..konselor…
Tdk ada sebutan
..konselor…
…guru
bimbingan dan
konseling atau
konselor
.konselor
profesioanl…
…guru bimbingan dan
konseling ….. guru
bimbingan dan konseling
profesional adalah
konselor
PROFESIO
NALISASI
DAN
PENDIDIKA
N
PROFESIN
AL
KONSELOR
PPGBK/K
41. DEVELOPING WORK LIVE
ASOSIASI PROFESI SEBAGAI SEBUAH
ORGANISMA, COMPLEX ADAPTIVE SYSTEM
MENYELENGGARAKAN LAYANAN PROFESI ATAS
DASAR REGULASI DAN STANDAR KODE ETIK
LAYANAN PROFESIONAL BERSIFAT KREATIF DAN
ADAPTIF SPIRIT IDEALISME DAN MISI
WORK
LIVE
42. PERLINDUNGAN PROFESI/ADVOKASI
MENGAWAL REGULASI PROFESI
MENGENDALIKAN INTERVENSI BIROKRASI THD
PROFESI
MEMBERIKAN PEMAHAMAN, MENDUDUKAN
PERSOALAN ATAS ISU-ISU LAYANAN PROFESI
MELINDUNGI MASYARAKAT DARI MALPRAKTEK
PROFESI
MELINDUNGI ANGGOTA PROFESI DARI “PUBLIC
MISTRUST”
MEMBANGUN PUBLIC TRUST
43. PERAN
ASOSIASI
PROFESI
PENEGASAN JATI DIRI PROFESI
LEGALISASI PENDIDIKAN DAN
REGULASI (LAYANAN) PROFESI
PERSOALAN YANG DIHADAPI
KONSELOR = S1 BK TAMAT PPK
KONDISI OBJEKTIF = GURU BK
GURU BK PROFESIONAL = KONSELOR
AKOMODATIF PPGBK/K
PENJENJANGAN GURU GURU BK DENGAN
KOMPETENSI KONSELOR
PERLU REGULASI DAN NOMENKLATUR
PENGAMPU LAYANAN AHLI BK DISBUT
KONSELOR
Konsep Bangsa Pendidikan mengindikasikan bahwa semua warga negara adalah warga terdidik (educated citizen). Konsep ini sejalan dengan pendidikan untuk semua, pendidikan bersifat ubiquotus yang terwujud dalam multi level, multi chanel, multi setting, dan dengan didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi. Khusus dalam kaitan dengan sekolah, Milton Chen melihat enam sisi penting dalam inovasi sekolah dalam upaya mewujudkan bangsa pendidikan. Ke enam sisi itu adalah:
Berpikir tentang belajar, yang harus mempersiapkan siswa hidup cerdas (smart). Smart learning
Kurikulum, yang menyediakan pengalaman belajar nyata dengan diikuti asesmen autentik atas proses dan hasil belajar siswa
Teknologi, sebagai alat bekerja yang harus dikuasai dan berada di tangan siswa
Waktu/ tempat, yang memungkinkan siswa belajar di mana dan kapan saja. Diverse learner-diverse learning.
Mitra pembelajaran, merujuk kepada peran serta guru, ahli, dan orang tua sebagai pendidik mitra
Generasi muda sebagai generasi digital. Generasi X (1965-1980), Y (1981-1994) generasi milenia, Z (1995-2010) iGeneration (generasi internet), Alpha ( 2011-2025) generasi terdidik.
Pertumbuhan dan kompleksitas dunia dan kehidupan yang semakin cepat merupakan kondisi yang akan dihadapi manusia pada era pasca globalisasi. Dalam kondisi yang disebutkan manusia harus mampu berpikir cepat dan tepat, secara kreatif dan inovatif. Ragam, sumber, dan mutu informasi akan menandai kompleksitas dunia, aksesibilitas terhadap infomrasi menjadi sebuah kebutuhan dasar untuk keberlanjutan eksistensi manusia, dan infomrasi menjadi sebuah komoditi bisnis dan komersial. Generasi abad 21 belajar dalam dunia digital, dan apa yang harus dipelajari tidak sebatas pengetahuan dan keterampilan dalam arti disiplin atau pekerjaan tertentu melainkan cara dan alat berpikir serta keterampilan kognitif tinggi (Hihger Order Thinking = HOT). Cara berpikir yang disebutkan menjadi sebuah persyaratan dunia kerja pasca globalisasi yang menggantikan cara kerja manual. Di sisi lain untuk memelihara sustainabily kehidupan, manusia perlu memiliki kecakapan-kecakapan psikologis seperti kolaborasi, komunikasi, manajemen karir, leadership, daya tahan (survival, struggle of life, endurance), dan kecakapan psikologis yang membuat manusia mampu mencapai kondisi well-being.