SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Kebijakan Kementerian Agama
tentang Pengelolaan Zakat di
Kabupaten HSU
(Orientasi Pengelolaan dan
Pemberdayaan Zakat Tahun 2015)
Oleh :
DOMI HIDAYAT, S.H.I
ZAKAT
• Definisi zakat secara syar’i adalah sejumlah
(nilai/ukuran) tertentu yang wajib dikeluarkan
dari harta (yang jenisnya) tertentu pula. Zakat
merupakan salah satu ibadah dansalah satu
rukun dari rukun-rukun Islam selain shalat,
puasa dan haji. Zakat hanya diwajibkan atas
kaum Muslim. Selain mereka tidak diambil
zakatnya. (Abdul Qadim Zallum, Sistem
Keuangan di Negara Khilafah, Pustaka
Thariqul Izzah, Bogor, 2002, hal. 149)
ZAKAT
Mengenai jenis harta yang dikenakan zakat, adalah
• ternak, yaitu unta, sapi dan kambing.
• tanaman dan buah-buahan, berupa gandum, jewawut,
kurma dan kismis. Namun jumhur ulama
mengembangkannya pada seluruh buah dan bijian
yang biasa dikonsumsi dalam skala konsumtif maupun
produktif.
• nuqud (mata uang) yang terbuat dari emas dan perak
atau setara dengan itu.
• laba perniagaan. Dan sebagian ulama
mengembangkannya pada usaha-usaha yang produktif
/ spesialisasi seperti dokter spesialis, rumah sakit,
perhotelan dan lainnya.
FAKTA ZAKAT
• Rukun Islam yang telah menjadi budaya dalam
masyarakat Islam di Nusantara.
• Prakteknya pembayarannya beragam, antara lain
menyerahkan langsung kepada mustahiq, melalui
salah satu asnaf (tuan guru / fisabilillah) atau
melalui amil.
• Prakteknya pemanfaatannya pun beragam, antara
lain untuk kebutuhan konsumtif fakir miskin,
modal usaha dhuafa, pembangunan tempat
pendidikan / ibadah Islam, dll
FAKTA ZAKAT
• Merupakan salah satu sumber dana umat yang bisa
dikembangkan sebagai modal usaha dari, oleh dan untuk
umat
• Besarnya potensi zakat nasional sebesar Rp 217 T
(BAZNAS-IPB-IDB
• Zakat yang terhimpun oleh BAZNAS hanya Rp 3,2 T (2014)
dan target Rp 4,2 T (2015)
• Sedangkan tingkat HSU, belum ada penelitian resmi.
Hanya jika berasumsi hanya 10% warga HSU yang wajib
berzakat, diperkirakan potensi zakat HSU mencapai Rp
23,5 M. karenanya BAZNAS HSU diterget memperoleh
dana zakat sebesar Rp 4 M, meski hanya mampu Rp 400 –
500 juta.
Kebijakan Kementerian Agama
• Dengan kondisi pelaksanaan zakat selama ini,
perlu ada kebijakan dari negara agar pelaksanaan
zakat menjadi lebih baik.
• Kebijakan tersebut meliputi
– Melahirkan sejumlah regulasi
– Melakukan motivasi
– Menyediakan sejumlah fasilitasi
• Negara masih membatasi dirinya sebagai
pelaksana pengelolaan zakat secara langsung,
namun menyerahkannya kepada badan pelaksana
(BAZNAS) dan masyarakat (LAZ)
REGULASI ZAKAT
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat,
• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 tentang Zakat
Atau Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib Yang Dapat
Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto
• Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat
• Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Optimalisasi Pengumpulan Zakat Di Kementerian/Lembaga,
Sekretari.At Jenderal Lembaga Negara, Sekretari.At Jenderal
Komisi Negara, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik
Negara, Dan Badan Usaha Milik Daerah Melalui Badan Amil
Zakat Nasional
• Keputusan Menteri Agama Nomor 118 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi
REGULASI ZAKAT
• Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang
Pedoman Teknis Pengelola Zakat,
• Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Nomor DJ.II/568 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan
Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota se Indonesia
• Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 33 Tahun 2011
tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan
Oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat
atau Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib yang
dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto
• Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 19
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat, Infaq & Shadaqah.
REGULASI ZAKAT
• Peraturan Baznas Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata
Cara Pengajuan Pertimbangan Pengangkatan/Pemberhentian
Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil
Zakat Nasional Kabupaten/Kota
• Peraturan Baznas Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata
Cara Pemberian Rekomendasi Izin Pembentukan Lembaga
Amil Zakat
• Peraturan Baznas Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan
Amil Zakat Kabupaten/Kota
• Peraturan Baznas Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan
Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat
Kabupaten/Kota
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
Pengelolaan Zakat adalah kegiatan
• perencanaan,
• pelaksanaan, dan
• pengordinasian
dalam
• pengumpulan,
• pendistribusian, dan
• pendayagunaan zakat.
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• Organisasi Pengelola Zakat
– BAZNAS (pusat, provinsi, kab/kota)  diangkat oleh
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota
– Lembaga Amil Zakat / LAZ (pusat, provinsi, kab/kota)
 mendapat persetujuan dari Menteri, Kanwil,
Kemenag Kab/Kota
– Perkumpulan orang / Perseorangan  seseorang
atau sekelompok orang yang biasa menerima dan
menyalurkan zakat agar memberitahu KUA setempat
atas kegiatan tersebut
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• Pengurus BAZNAS ditetapkan berdasarkan
seleksi dan ditetapkan oleh Menteri Agama
(BAZNAS Pusat), Gubernur (BAZNAS Provinsi),
Bupati/Walikota (BAZNAS Daerah)
• Jumlah Pimpinan BAZNAS diatur sebagai
berikut:
– BAZNAS Pusat sebanyak 11 orang
– BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota sebanyak 5 orang
• Pelaksana atau petugas BAZNAS diangkat oleh
Pimpinan BAZNAS
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• Pimpinan BAZNAS diatur dengan ketentuan (UU 23/2011
Pasal 11) :
– warga negara Indonesia;
– beragama Islam;
– bertakwa kepada Allah SWT;
– berakhlak mulia;
– berusia minimal 40 (empat puluh) tahun;
– sehat jasmani dan rohani;
– tidak menjadi anggota partai politik;
– memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat;
– tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun.
– Diutamakan bukan PNS (BAZNAS Provinsi/Kab/Kota),
sedangkan BAZNAS Pusat PNS ditunjuk oleh Menteri Agama.
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• Operasional BAZNAS dibebankan kepada APBN,
APBD dan Hak Amil. (UU 23/2011 Pasal 30-31)
• Meliputi:
– Hak keuangan pimpinan BAZNAS
– Biaya administrasi umum
– Biaya sosialisasi dan koordinasi (PP 14/2015 Pasal
69)
• Operasional LAZ dibebankan kepada hak amil
dan lainnya (UU 23/2011 Pasal 32)
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• Ragam zakat mal
– emas, perak, dan logam mulia lainnya;
– uang dan surat berharga lainnya;
– perniagaan;
– pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
– peternakan dan perikanan
– pertambangan;
– perindustrian;
– pendapatan dan jasa; dan
– rikaz.
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• Zakat yang dibayarkan kepada organisasi
pengelola zakat resmi dapat dijadikan sebagai
pengurang dari penghasilan bruto (PP 60 Tahun
2010)
• Badan atau lembaga pengelola zakat resmi
antara lain BAZNAS, LAZ Dompet Dhuafa, LAZ
Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid, LAZ
Yayasan Rumah Zakat, LAZIS Muhammadiyah,
LAZIS NU, LAZIS IPHI, dll (Peraturan Dirjen Pajak
33 Tahun 2011)
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
Pendayagunaan dana zakat
• Untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar
mustahiq zakat konsumtif
• Untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan peningkatan
kualitas umat  zakat produktif
GABARAN UMUM
REGULASI ZAKAT
PELAPORAN (UU 23/2011 Pasal 29)
• BAZNAS Pusat wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
pengelolaan zakat kepada Menteri secara berkala
• BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
pengelolaan zakat kepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara
berkala.
• BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan pelaksanaan
pengelolaan zakatkepada BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah
secara berkala.
• LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan
zakatkepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala.
• Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melalui media cetak
atau media elektronik.
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
• Menteri melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS
provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ
• Gubernur dan bupati/walikota melaksanakan
pembinaan dan pengawasan terhadap
BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota,
dan LAZ sesuai dengan kewenangannya.
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
• SANKSI ADMINISTRATIF (Pasal 36)
– peringatan tertulis;
– penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau
– pencabutan izin.
• LARANGAN (Pasal 37 & 38)
– Melakukan tindakan memiliki, menjaminkan,
menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan zakat,
infak, sedekah, dan/atau dana sosial keagamaan lainnya
yang ada dalam pengelolaannya.
– dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan
pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan
zakat tanpa izin pejabat yang berwenang.
GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT
KETENTUAN PIDANA
• Tidak melakukan pendistribusian zakat sesuai dengan
ketentuan Pasal 25 (sesuai syariah Islam) dipidana
penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling
banyak Rp500.000.000,00. (Pasal 39)
• Melanggar ketentuan dalam Pasal 37 (memiliki,
menjual dll) dipidana penjara paling lama 5 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00.
(Pasal 40)
• Melanggar ketentuan dalam Pasal 38 (amil ilegal)
dipidana kurungan paling lama 1 tahun dan/atau denda
paling banyak Rp50.000.000,00. (Pasal 41)
MOTIVASI TERKAIT ZAKAT
• Secara terus menerus melakukan pembinaan
kepada masyarakat, baik tingkat nasional,
provinsi dan kabupaten/kota.
• Melakukan sosialisasi zakat melalui beragam
media dan sarana agar masyarakat menyadari
pentingnya pengelolaan zakat secara profesional
• Kementerian Agama secara rutin melaksanakan
sosialisasi dan orientasi kepada BAZNAS dan UPZ
yang ada di Kab. HSU.
FASILITASI PENGELOLAAN ZAKAT
• Lahirnya peraturan akuntansi khusus untuk zakat 
• Menyediakan dan mendukung lembaga pendidikan
formal (perguruan tinggi) dan non formal terkait dengan
pengembangan zakat  jurusan akuntansi syariah,
hukum ekonomi syariah dan ekonomi syariah
• Bantuan operasional bagi Badan Amil Zakat, baik tingkat
pusat, provinsi dan kabupaten/kota dari APBN
• Untuk Kabupaten HSU, 2016 diprogramkan bantuan
operasioanl BAZNAS sebesar Rp. 50 jt.
• Mendorong masjid, langgar, dan tempat lainnya serta
pribadi tertentu (ulama) untuk membentuk UPZ,
mendirikan lembaga amil zakat atau sebagai amil
perseorangan
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Kebijakan kemenag tentang zakat

Aspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptx
Aspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptxAspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptx
Aspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptxFatimatuzZahro65
 
Media indonesia edisi 9 maret 2015
Media indonesia edisi 9 maret 2015Media indonesia edisi 9 maret 2015
Media indonesia edisi 9 maret 2015Gus Mid Rabbitry
 
Pokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganPokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganrajapusbar
 
OPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptx
OPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptxOPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptx
OPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptxulfaharahap1
 
lembaga pengelolaan wakaf (1).pptx
lembaga pengelolaan wakaf (1).pptxlembaga pengelolaan wakaf (1).pptx
lembaga pengelolaan wakaf (1).pptxGustiDirgaAlfakhriPu
 
Untitled presentation (2).pdf
Untitled presentation (2).pdfUntitled presentation (2).pdf
Untitled presentation (2).pdfopiksaprasdpmd
 
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaKebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaPemdes Seboro Sadang
 
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Akademi Desa 4.0
 
Kegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana Zakat
Kegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana ZakatKegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana Zakat
Kegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana ZakatNoorAmelia4
 
Bahan Paparan Koerasi
Bahan Paparan Koerasi Bahan Paparan Koerasi
Bahan Paparan Koerasi Pristiyanto SS
 
PUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdf
PUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdfPUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdf
PUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdfVictorFirmana1
 
Manajemen zakat (1)
Manajemen zakat (1)Manajemen zakat (1)
Manajemen zakat (1)A Gustang
 

Similar to Kebijakan kemenag tentang zakat (20)

Aspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptx
Aspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptxAspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptx
Aspek_Regulasi,_Pengumpulan_Pendistribusian_Pendayagunaan_Zakat-1.pptx
 
Media indonesia edisi 9 maret 2015
Media indonesia edisi 9 maret 2015Media indonesia edisi 9 maret 2015
Media indonesia edisi 9 maret 2015
 
Pokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganPokok pokok keuangan
Pokok pokok keuangan
 
Spb 4.1
Spb 4.1Spb 4.1
Spb 4.1
 
OPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptx
OPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptxOPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptx
OPTIMALISASI-PEMBINAAN-DAN-PENGAWASAN-DANA-DESA.pptx
 
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESAMATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
 
lembaga pengelolaan wakaf (1).pptx
lembaga pengelolaan wakaf (1).pptxlembaga pengelolaan wakaf (1).pptx
lembaga pengelolaan wakaf (1).pptx
 
Untitled presentation (2).pdf
Untitled presentation (2).pdfUntitled presentation (2).pdf
Untitled presentation (2).pdf
 
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaKebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
 
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
Presentasi BUMDes Syariah - Ngopi #01
 
Kegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana Zakat
Kegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana ZakatKegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana Zakat
Kegiaatan Penghimpunan dan Penyaluran dana Zakat
 
keuangan desa ( Firman Siagian )
keuangan desa ( Firman Siagian )keuangan desa ( Firman Siagian )
keuangan desa ( Firman Siagian )
 
Fundrising zis
Fundrising zisFundrising zis
Fundrising zis
 
Cinta Sedekah.pptx
Cinta Sedekah.pptxCinta Sedekah.pptx
Cinta Sedekah.pptx
 
Bahan Paparan Koerasi
Bahan Paparan Koerasi Bahan Paparan Koerasi
Bahan Paparan Koerasi
 
PUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdf
PUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdfPUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdf
PUBLIC EXPENDITURE AND REVENUE MANAGEMENT_kodrat.pdf
 
Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2
 
Manajemen zakat (1)
Manajemen zakat (1)Manajemen zakat (1)
Manajemen zakat (1)
 
SOTK Desa
SOTK DesaSOTK Desa
SOTK Desa
 
Hibah Bansos
Hibah BansosHibah Bansos
Hibah Bansos
 

Recently uploaded

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Recently uploaded (14)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

Kebijakan kemenag tentang zakat

  • 1. Kebijakan Kementerian Agama tentang Pengelolaan Zakat di Kabupaten HSU (Orientasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Zakat Tahun 2015) Oleh : DOMI HIDAYAT, S.H.I
  • 2. ZAKAT • Definisi zakat secara syar’i adalah sejumlah (nilai/ukuran) tertentu yang wajib dikeluarkan dari harta (yang jenisnya) tertentu pula. Zakat merupakan salah satu ibadah dansalah satu rukun dari rukun-rukun Islam selain shalat, puasa dan haji. Zakat hanya diwajibkan atas kaum Muslim. Selain mereka tidak diambil zakatnya. (Abdul Qadim Zallum, Sistem Keuangan di Negara Khilafah, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2002, hal. 149)
  • 3. ZAKAT Mengenai jenis harta yang dikenakan zakat, adalah • ternak, yaitu unta, sapi dan kambing. • tanaman dan buah-buahan, berupa gandum, jewawut, kurma dan kismis. Namun jumhur ulama mengembangkannya pada seluruh buah dan bijian yang biasa dikonsumsi dalam skala konsumtif maupun produktif. • nuqud (mata uang) yang terbuat dari emas dan perak atau setara dengan itu. • laba perniagaan. Dan sebagian ulama mengembangkannya pada usaha-usaha yang produktif / spesialisasi seperti dokter spesialis, rumah sakit, perhotelan dan lainnya.
  • 4. FAKTA ZAKAT • Rukun Islam yang telah menjadi budaya dalam masyarakat Islam di Nusantara. • Prakteknya pembayarannya beragam, antara lain menyerahkan langsung kepada mustahiq, melalui salah satu asnaf (tuan guru / fisabilillah) atau melalui amil. • Prakteknya pemanfaatannya pun beragam, antara lain untuk kebutuhan konsumtif fakir miskin, modal usaha dhuafa, pembangunan tempat pendidikan / ibadah Islam, dll
  • 5. FAKTA ZAKAT • Merupakan salah satu sumber dana umat yang bisa dikembangkan sebagai modal usaha dari, oleh dan untuk umat • Besarnya potensi zakat nasional sebesar Rp 217 T (BAZNAS-IPB-IDB • Zakat yang terhimpun oleh BAZNAS hanya Rp 3,2 T (2014) dan target Rp 4,2 T (2015) • Sedangkan tingkat HSU, belum ada penelitian resmi. Hanya jika berasumsi hanya 10% warga HSU yang wajib berzakat, diperkirakan potensi zakat HSU mencapai Rp 23,5 M. karenanya BAZNAS HSU diterget memperoleh dana zakat sebesar Rp 4 M, meski hanya mampu Rp 400 – 500 juta.
  • 6. Kebijakan Kementerian Agama • Dengan kondisi pelaksanaan zakat selama ini, perlu ada kebijakan dari negara agar pelaksanaan zakat menjadi lebih baik. • Kebijakan tersebut meliputi – Melahirkan sejumlah regulasi – Melakukan motivasi – Menyediakan sejumlah fasilitasi • Negara masih membatasi dirinya sebagai pelaksana pengelolaan zakat secara langsung, namun menyerahkannya kepada badan pelaksana (BAZNAS) dan masyarakat (LAZ)
  • 7. REGULASI ZAKAT • Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, • Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2010 tentang Zakat Atau Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto • Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat • Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat Di Kementerian/Lembaga, Sekretari.At Jenderal Lembaga Negara, Sekretari.At Jenderal Komisi Negara, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, Dan Badan Usaha Milik Daerah Melalui Badan Amil Zakat Nasional • Keputusan Menteri Agama Nomor 118 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi
  • 8. REGULASI ZAKAT • Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelola Zakat, • Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/568 Tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota se Indonesia • Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 33 Tahun 2011 tentang Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan Oleh Pemerintah yang Ditetapkan Sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan Yang Sifatnya Wajib yang dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto • Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat, Infaq & Shadaqah.
  • 9. REGULASI ZAKAT • Peraturan Baznas Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Pengajuan Pertimbangan Pengangkatan/Pemberhentian Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota • Peraturan Baznas Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Rekomendasi Izin Pembentukan Lembaga Amil Zakat • Peraturan Baznas Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota • Peraturan Baznas Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi dan Badan Amil Zakat Kabupaten/Kota
  • 10. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT Pengelolaan Zakat adalah kegiatan • perencanaan, • pelaksanaan, dan • pengordinasian dalam • pengumpulan, • pendistribusian, dan • pendayagunaan zakat.
  • 11. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • Organisasi Pengelola Zakat – BAZNAS (pusat, provinsi, kab/kota)  diangkat oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota – Lembaga Amil Zakat / LAZ (pusat, provinsi, kab/kota)  mendapat persetujuan dari Menteri, Kanwil, Kemenag Kab/Kota – Perkumpulan orang / Perseorangan  seseorang atau sekelompok orang yang biasa menerima dan menyalurkan zakat agar memberitahu KUA setempat atas kegiatan tersebut
  • 12. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • Pengurus BAZNAS ditetapkan berdasarkan seleksi dan ditetapkan oleh Menteri Agama (BAZNAS Pusat), Gubernur (BAZNAS Provinsi), Bupati/Walikota (BAZNAS Daerah) • Jumlah Pimpinan BAZNAS diatur sebagai berikut: – BAZNAS Pusat sebanyak 11 orang – BAZNAS Provinsi/Kabupaten/Kota sebanyak 5 orang • Pelaksana atau petugas BAZNAS diangkat oleh Pimpinan BAZNAS
  • 13. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • Pimpinan BAZNAS diatur dengan ketentuan (UU 23/2011 Pasal 11) : – warga negara Indonesia; – beragama Islam; – bertakwa kepada Allah SWT; – berakhlak mulia; – berusia minimal 40 (empat puluh) tahun; – sehat jasmani dan rohani; – tidak menjadi anggota partai politik; – memiliki kompetensi di bidang pengelolaan zakat; – tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun. – Diutamakan bukan PNS (BAZNAS Provinsi/Kab/Kota), sedangkan BAZNAS Pusat PNS ditunjuk oleh Menteri Agama.
  • 14. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • Operasional BAZNAS dibebankan kepada APBN, APBD dan Hak Amil. (UU 23/2011 Pasal 30-31) • Meliputi: – Hak keuangan pimpinan BAZNAS – Biaya administrasi umum – Biaya sosialisasi dan koordinasi (PP 14/2015 Pasal 69) • Operasional LAZ dibebankan kepada hak amil dan lainnya (UU 23/2011 Pasal 32)
  • 15. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • Ragam zakat mal – emas, perak, dan logam mulia lainnya; – uang dan surat berharga lainnya; – perniagaan; – pertanian, perkebunan, dan kehutanan; – peternakan dan perikanan – pertambangan; – perindustrian; – pendapatan dan jasa; dan – rikaz.
  • 16. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • Zakat yang dibayarkan kepada organisasi pengelola zakat resmi dapat dijadikan sebagai pengurang dari penghasilan bruto (PP 60 Tahun 2010) • Badan atau lembaga pengelola zakat resmi antara lain BAZNAS, LAZ Dompet Dhuafa, LAZ Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid, LAZ Yayasan Rumah Zakat, LAZIS Muhammadiyah, LAZIS NU, LAZIS IPHI, dll (Peraturan Dirjen Pajak 33 Tahun 2011)
  • 17. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT Pendayagunaan dana zakat • Untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar mustahiq zakat konsumtif • Untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat  zakat produktif
  • 18. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT PELAPORAN (UU 23/2011 Pasal 29) • BAZNAS Pusat wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat kepada Menteri secara berkala • BAZNAS provinsi wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakat kepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala. • BAZNAS kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakatkepada BAZNAS provinsi dan pemerintah daerah secara berkala. • LAZ wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan zakatkepada BAZNAS dan pemerintah daerah secara berkala. • Laporan neraca tahunan BAZNAS diumumkan melalui media cetak atau media elektronik.
  • 19. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN • Menteri melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ • Gubernur dan bupati/walikota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ sesuai dengan kewenangannya.
  • 20. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT • SANKSI ADMINISTRATIF (Pasal 36) – peringatan tertulis; – penghentian sementara dari kegiatan; dan/atau – pencabutan izin. • LARANGAN (Pasal 37 & 38) – Melakukan tindakan memiliki, menjaminkan, menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan zakat, infak, sedekah, dan/atau dana sosial keagamaan lainnya yang ada dalam pengelolaannya. – dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang.
  • 21. GABARAN UMUM REGULASI ZAKAT KETENTUAN PIDANA • Tidak melakukan pendistribusian zakat sesuai dengan ketentuan Pasal 25 (sesuai syariah Islam) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00. (Pasal 39) • Melanggar ketentuan dalam Pasal 37 (memiliki, menjual dll) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00. (Pasal 40) • Melanggar ketentuan dalam Pasal 38 (amil ilegal) dipidana kurungan paling lama 1 tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00. (Pasal 41)
  • 22. MOTIVASI TERKAIT ZAKAT • Secara terus menerus melakukan pembinaan kepada masyarakat, baik tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota. • Melakukan sosialisasi zakat melalui beragam media dan sarana agar masyarakat menyadari pentingnya pengelolaan zakat secara profesional • Kementerian Agama secara rutin melaksanakan sosialisasi dan orientasi kepada BAZNAS dan UPZ yang ada di Kab. HSU.
  • 23. FASILITASI PENGELOLAAN ZAKAT • Lahirnya peraturan akuntansi khusus untuk zakat  • Menyediakan dan mendukung lembaga pendidikan formal (perguruan tinggi) dan non formal terkait dengan pengembangan zakat  jurusan akuntansi syariah, hukum ekonomi syariah dan ekonomi syariah • Bantuan operasional bagi Badan Amil Zakat, baik tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dari APBN • Untuk Kabupaten HSU, 2016 diprogramkan bantuan operasioanl BAZNAS sebesar Rp. 50 jt. • Mendorong masjid, langgar, dan tempat lainnya serta pribadi tertentu (ulama) untuk membentuk UPZ, mendirikan lembaga amil zakat atau sebagai amil perseorangan