Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan bangunan air, termasuk definisi irigasi, jaringan irigasi, daerah irigasi, klasifikasi jaringan irigasi sederhana, semi teknis dan teknis, serta contoh peta jaringan irigasi dan daerah irigasi."
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
1 - Irigasi dan Bangunan Air-.pdf
1. IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (MKK611)
Teknik Sipil
Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam
Pertemuan 1 (a)
Sistem Irigasi dan Permasalahannya
Lily Endah Diansari, S.TP. M.Si.
2. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara dengan mengkonsumsi beras cukup besar sampai dengan tahun 2015, telah membangun jaringan
irigasi seluas 7,145,168 Ha.
3. Dalam era reformasi dan otonomi daerah, pemerintah mengalami berbagai permasalahan dan tantangan dalam
pembangunan Sumber Daya Air, antara lain permasalahan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, yang pada
umumnya masih kurang, kondisi pelayanan dan penyediaan infrastruktur mengalami penurunan kualitas dan kuantitas
sumber daya air yang sebagusnya mempengaruhi kemampuan dalam pengelolaan sumber daya air umumnya dan
pengelolaan irigasi khususnya.
53,89%
46,11%
KONDISI JARINGAN
IRIGASI
7,145,168 Ha
Baik
Rusak
1,14%
12%
0,95%
KONDISI KERUSAKAN
JARINGAN IRIGASI
3,294,637 Ha (46,11%)
Rusak Berat
Rusak
Sedang
Rusang
Ringan
4. IRIGASI
Secara konstituonal wewenang penguasaan air
diatur oleh Negara yang dinyatakan dalam
Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3.
Sebagai penjabaran dalam penguasaan terhadap
air tersebut, telah dijabarkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Di Indonesia pengembangan dan pengelolaan
irigasi dan drainasi pada umumnya ditujukan
untuk keperluan tanaman padi di daerah
persawahan, baik dimusim hujan maupun
kemarau. Maka irigasi dalam hal pemenuhan
kebutuhan air untuk tanaman padi merupakan
faktor yang sangat penting dalam rangka usaha
swasembada beras.
5. Sejarah Irigasi Di Indonesia
Perkembangan irigasi di Indonesia menuju sistem irigasi maju dan tangguh tak
lepas dari irigasi tradisional. Irigasi maju atau modern, pada umumnya sangat
dipengaruhi oleh ciri-ciri geografis setempat dan perkembangan budidaya
pertanian.
Perkembangan irigasi-irigasi diperkirakan baru berlangsung sejak lebih 1000
tahun yang lampau pada zaman kerajaan-kerajaan Hindu di Jawa.
Warisan kebudayaan irigasi yang sudah cukup tua adalah irigasi Subak di Bali dan
irigasi-irigasi kecil di Jawa.
Warisan irigasi dengan mazhab tersendiri dengan ciri-ciri kebudayaan adalah
irigasi Subak di Bali.
6. Sejarah Irigasi Di Indonesia
Sistem irigasi modern diperkirakan dimulai pada pertengahan abad XIX
Perkembangan irigasi secara pesat terjadi pada permulaan abad XX setelah
dikumandangankannya politik etik oleh pemerintah jajahan dan ditemukannya
teknologi irigasi di dataran rendah.
Pada 1889 mulai diresmikan berdirinya Afdeling Serayu Komisi de Bruyn juga
mengusulkan dibentuknya dinas ekploitisi untuk mengelola sungai dan sumber
daya air lainnya termasuk untuk irigasi dan drainase.
Pada tahun 1890 dibuat suatu rencana besar pembangunan irigasi .
7. Beberapa hal yang perlu dicatat dalam kerangka persiapan pembentukan organisasi
pengairan pada permulaan abad ke XX:
a. Wilayah kerja organisasi pengairan tidak disesuaikan dengan wilayah
administrasi pemerintahan, tetapi adalah suatu wilayah yang didasarkan
pada kesatuan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
b. Dipisahkannya unit organisasi yang menangani pekerjaan konstruksi dengan
unityang menangani eksploitasi dan pemeliharaan irigasi.
a. Dibedakannya sistem irigasi menurut berbagai kategori untuk dapat
memahami proses pembangunan yang terjadi
8. Empat kategori pengairan yang dipertimbangkan dalam menangani pembangunan irigasi:
a. Sistem irigasi yang secara menyeluruh dikerjakan pemerintah–termasuk
keperluan untuk membagi air secara teratur.
b. Sistem irigasi yang dianggap penting yang pembangunannya dirintis oleh
masyarakat setempat dengan bangunan-bangunan irigasi yang sifatnya
permanen.
c. Sistem irigasi yang dibangun oleh masyarakat setempat dengan ciri-ciri
setempat dengan bangunan-bangunan yang kurang permanen.
d. Saluran-saluran pembuangan dan sungai-sungai yang oleh masyarakat
dimanfaatkan dengan cara yang sangat sederhana.
9. Latar Belakang
• Air : semua air yang terdapat pada,
di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat.
• Air permukaan : semua air yang
terdapat pada permukaan tanah.
• Air tanah : air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
AIR
10. Awan
Evaporasi
Presipitasi
Laut
Air Tanah
Transpirasi
Hujan
Run Off
Permukaan
Presipitasi
Salju & Es
G
a
c
i
e
r
Perkolasi
Evaporasi
Atmosfer
• Sumber air : tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.
• Daya air : potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada
sumber air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi
kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya.
Sumber Air & Daya Air
11. Sumberdaya Air
• Pemanfataan sumberdaya air
• Irigasi
• Non-Irigasi (Industri)
• Pemanfataan sumberdaya air untuk
irigasi
• Bendung
• Pengambilan Bebas
• Pompa Air
• Bendungan
• Pompa Air Tanah
Pemanfaatan Sumberdaya Air
!"#$%#&'#
("#&')*+,'#
!"*'-
("#&')*+,'#
(.)/' 0+1
(.)/'20+123'#'4
!"#$%#&
5#$%-61+
air, sumber air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
12. • Permasalahan
• Ketinggian muka air sumber
air tidak dapat mencapai
lahan diairi à Irigasi
• Irigasi : usaha penyediaan,
pengaturan, dan pembuangan
air untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi bawah
permukaan, irigasi rawa, irigasi
air tanah, irigasi pompa, dan
irigasi tambak
Hujan
Irigasi
pompa
Irigasi permukaan
Irigasi
15. Pengertian
Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
• kegiatan pengaturan air dan jaringan irigasi yang meliputi penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangannya, termasuk usaha
mempertahankan kondisi jaringan irigasi agar tetap berfungsi dengan baik
Penyediaan air irigasi
penentuan volume air per satuan waktu, yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah
irigasi didasarkan waktu dan mutu sesuai kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan
lainnya.
Pembagian air irigasi
kegiatan membagi air di bangunan pembagi dalam jaringan utama.
Pemberian air irigasi
kegiatan menyalurkan volume air per satuan waktu dengan jumlah tertentu dari jaringan utama ke
petak tersier.
Penggunaan air irigasi
kegiatan memanfaatkan volume air per satuan waktu per luasan lahan pertanian pada periode
tertentu.
Pembuangan/drainase
pengaliran kelebihan air irigasi yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah irigasi tertentu.
16. Prinsip Dasar Pemberian Irigasi
akibat negatif yang
mungkin ditimbulkan
oleh air berlebihan
dapat dihindari.
air yang tersedia
dibagi
secara adil dan merata,
air yang tersedia dapat
dipergunakan atau dimanfaatkan
secara efektif dan efisien,
IRIGASI
air yang diberikan ke petak-petak tersier
secara tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai
dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman
17. IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (MKK618)
Teknik Sipil
Sekolah Tinggi Teknologi Pagar Alam
Pertemuan 1 (ii)
Tata Letak Bangunan dan Saluran di Jaringan
Irigasi Teknis, Semi Teknis dan Sederhana
Lily Endah Diansari, S.TP. M.Si.
18. Jaringan Irigasi dan Daerah Irigasi
•Jaringan Irigasi
• saluran dan bangunan yang merupakan
satu kesatuan dan diperlukan untuk
pengaturan air irigasi yang mencakup
penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan
pembuangannya.
•Daerah Irigasi
• kesatuan wilayah yang mendapat air dari
satu jaringan irigasi.
19. § Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air
bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak;
§ Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi;
§ Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk
pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,
pemberian, penggunaan dan pembuangannya;
Pengertian Pengolaan Irigasi
20. § Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu system
irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran
sekunder, dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya;
§ Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air didalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa
yang disebut saluran tersier, saluran pembagi, yang disebut saluran
kuarter dan saluran pembuang berikut saluran bangunan turutan serta
pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa yang luas areal
pelayanannya disamakan dengan areal tersier;
59. Jaringan Irigasi dan
Daerah Irigasi
Daerah Irigasi I
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Daerah Irigasi II
Daerah Irigasi III
60. Klasifikasi Jaringan Irigasi
• Jaringan Irigasi Utama
• Jaringan irigasi utama meliputi bangunan utama, saluran sekunder dan primer serta bangunan air yang
ada di saluran primer dan saluran sekunder.
• Jaringan irigasi utama ini tanggung jawab oleh pemerintah/pemda dengan batas pengelolaan saluran
tersier berjarak batas 50 m dari bangunan sadap tersier.
• Jaringan Irigasi Tersier
• Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, mulai saluran tersier saluran kuarter
dan bangunan yang ada di kedua saluran tersebut (boks bagi tersier, boks bagi kuarter dan bangunan air
lainnya).
• Jaringan irigasi ini tanggung jawab oleh petani dibawah koordinasi HIPPA (bimbingan aspek teknis
diperoleh dari Dinas Pengairan dan bimbingan aspek pertanian di bawah Dinas Pertanian).
61. Batas Daerah Layanan
Klasifikasi Jaringan Irigasi
LEGENDA
Sungai
Saluran Primer
Saluran Sekunder
Saluran Tersier
Bangunan Bagi
Bangunan Sadap
Boks Tersier
Boks Kuater
Daerah Irigasi
Petak Tersier
Blok Tersier
Petak Tersier
JARINGAN TERSIER
Tanggung Jawab
Petani
JARINGAN UTAMA
Tanggung Jawab
Pemerintah & Pemda
Petak Tersier max 150 Ha
Petak Kuarter 10 – 15 Ha
62. Klasifikasi Jaringan Irigasi
• Jaringan Irigasi Sederhana
• Sistem pelaksanaan operasional pembagian air pada jaringan irigasi sederhana pada
umumnya air tidak diukur dan diatur.
• Jaringan Irigasi Semi-Teknis
• Pengambilan jaringan irigasi ini telah mampu berfungsi dengan baik dan sebagian telah
dilengkapi dengan bangunan ukur.
• Pemisahan saluran pembawa dan pembuang belum dipisahkan secara baik dan pembagian
petak tersier belum dilakukan secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian air.
• Jaringan Irigasi Teknis
• Jaringan irigasi ini telah dibangun sistem pengambilan yang permanen, sistem pembagian air
dapat diukur dan diatur, serta pembagian jaringan pembawa dan pembuang telah
terpisahkan secara jelas.
63. Klasifikasi Jaringan Irigasi
Jaringan Irigasi Pengatur Pengukuran Saluran Pembawa
dan Pembuang
Sederhana Tidak dapat Tidak dapat Tidak Dipisah
Semi Teknis Dapat Dapat Tidak Dipisah
Teknis Dapat dapat Dipisah
Pengatur
Pengukur