1. BIODATA
NAMA : I MADE JONI DWIRA DHARMA, ST
1
EMAIL :
TEMPAT KERJA : SMKN 1 DENPASAR
NOMOR HP : 081 239 85431
djony123456789@gmail.com
STATUS : MENIKAH
Pelatihan
1. Asesor
2. TOT MTU
4. Tujuan Penyampaian Materi
4
Tujuan Pembelajaran K3
MAmpu MENGATASI BAHAYA -BAHAYA
pada beberapa jenis pekerjaan konstruksi
Mengetahui cara PENGENDALIAN
BAHAYA dan RESIKO pada tiap jenis
pekerjaan konstruksi
5. 5
1. Akibat kejatuhan benda.
Macam-macam Kecelakaan Di tempat Kerjaan
2. Terjatuh dari ketinggian.
3. Tersengat aliran listrik.
4. Terpeleset, dan lain lain.
7. Masalah Pelaksanaan K3
Masyarakat Pekerja
– Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan
tunjangan kesejahteraan). Sehingga K3 belum menjadi
tuntutan pekerja,
Pengusaha
– Menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan
efisiensi, untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Dan K3 dipandang sebagai beban biaya tambahan.
8.
9. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN UMUM
Mengetahui jenis-jenis Alat Pelindung Diri
(APD) yang sesuai dengan resiko bahayanya.
B. TUJUAN KHUSUS
Diharapkan mampu:
1. Memahami fungsi dari APD;
2. Menggunakan APD dengan benar ;
3. Mengetahui bahaya tentang HIV dan AIDS
10. Penyiapan APD (Alat Pelindung Diri)
• Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk
mencegah agar pekerja tidak mengalami
cedera akibat kecelakaan kerja.
11. Peralatan Pelindung Diri Untuk Pekerja Pada
Dasarnya Mempunyai Masalah Tersendiri.
1 . Kurang menyenangkan bagi pekerja.
2. Diperlukan adanya safety engineer, ahli K3 (safety officer) .
3. APD yang disediakan harus memadai dan berfungsi dengan baik,.
21. Pemakaian APD
• Sebelum memakai Alat Pelindung Diri (APD)
seorang tukang Harus Mampu Memilih APD
sehingga APD yang dipakainya bisa berfungsi
dengan baik.
23. 23
TIP AGAR KITA SELAMAT DARI KECELAKAAN
KERJA
1. Awali dengan ber- Doa dulu…
2. Lakukan identifikasi bahaya dan bagaimana cara
menanggulangi nya
3. Lakukan pekerjaan dengan senang hati, penuh rasa
syukur dan keikhlasan mengerjakannya.
4. Apapun yang terjadi pasrahkan pada Yang Maha
Kuasa.
27. HAL-HAL YANG PERLU DISIAPKAN DI LOKASI PEKERJAAN
PASANGAN BATU ADALAH;
a. Pembersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan
b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses
pekerjaan.
c. Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu
dan tersedianya air.
27
28. MATERIAL DAN PERALATAN YANG SANGAT PENTING
DIPERSIAPKAN DI DEKAT LOKASI KERJA BIASANYA ADALAH
a. Batu pecah/kali
b. Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan
papan, meteran)
c. Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu)
d. Bahan adukan (pasir dan semen), dan
e. Tempat membuat adukan/spesi
28
29. HAL-HAL YANG PERLU DILAPORKAN OLEH
TUKANG ANTARA LAIN ADALAH
1. Jenis material yang disimpan
2. Jumlah material yang disimpan
3. Kualitas material yang disimpan
4. Kondisi tempat penyimpanan.
29
30. LAB BETON
LAB BAHASA
LAB KOMPUTER
± 0.00
+ 0.10
+ 0.10
+ 0.10
+ 0.10
+ 0.10
+ 0.10
+ 0.10
- 0.40
LAB KIMIA
LAB MICRO
± 0.00
LAB MEKTAN
GAMBAR 4.1. DENAH LATAI BAWAH
31. DARI GAMBAR DENAH SEPERTI DI ATAS PERLU
HAL yg DIPERHATIKAN
1. Ukuran (dimensi) ruangan dan dinding;
2. Letak pintu dan jendela;
3. Letak kolom-kolom utama dan dimensinya;
4. Letak tangga dan arah naiknya;
5. Letak kamar mandi dan WC;
6. Letak alat angkut vertikal/lift;
7. Perbedaan tinggi lantai;
8. Arah pintu utama.
32. Jenis Spesifikasi Teknis Untuk
Pekerjaan Gedung
1. Spesifikasi mutu material;
2. Spesifikasi mutu alat dan alat berat;
3. Spesifikasi tenaga kerja;
33. BEBERAPA KOMPONEN PADA GAMBAR KERJA ADALAH
1. Gambar pondasi,
2. Gambar penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok),
3. Gambar dinding dan plesteran,
4. Gambar kusen (pintu dan jendela) beserta daunnya,
5. Gambar kuda-kuda dan atap,
6. Gambar plafon,
7. Gambar Instalasi air bersih, air kotor dan plumbing, dan
8. Gambar instalasi listrik
33
34. Jenis-jenis potongan bata yang mungkin dapat terjadi pada pemasangan batu bata adalah
seperti berikut:
36. PEMASANGAN BOUWPLANK
• Papan acuan konstruksi (bouwplank)
merupakan pekerjaan sementara dalam
pelaksanaan pekerjaan bangunan, tetapi
memiliki fungsi yang sangat penting karena
ketepatan ukuran dan kesikuan bangunan
tersebut tergantung kepada ketelitian dan
kecermatan pengerjaan papan acuan
konstruksi (bouwplank) tersebut.
37. PEMASANGAN PAPAN ACUAN KONSTRUKSI DILAKUKAN
DENGAN URUTAN LANGKAH SEPERTI BERIKUT:
a. Membersihkan lokasi dari tanaman, akar dan benda-
benda lain yang akan mengganggu terhadap posisi
pekerjaan.
b. Meratakan tanah di lokasi bangunan.
c. Mengukur dan memasang patok, yakni menentukan
titik-titik sudut jarak bangunan yang akan dibuat
dengan mengukur titik-titik sesuai gambar kerja. Sudut-
sudut bangunan yang direncanakan siku-siku dibuat
dengan menggunakan prinsip dasar pitagoras, yakni
dengan perbandingan 3:4:5 atau 6:8:10 dan
seterusnya. Perbandingan ini akan membuat salah satu
sudut dari segitiga.
38. ~10 cm
~ 80 cm (menyesuaikan
tinggi dari 0.00
~40 cm masuk ke dalam
tanah
PESERTA = 4 ORG
Paku As Bangunan
Skur untuk stabilisasi
bouwplank (bila
diperlukan)
0.00
41. LOKASI DINDING BATA
• Setelah gambar kerja kita peroleh, Maka
TUKANG PERLU MEMPELAJARI GAMBAR
TERSEBUT dengan tujuan dapat mengetahui
bentuk konstruksi pasangan dinding bata yang
akan kita kerjakan.
42. MENYIAPAN LOKASI DINDING BATA
• Dinding bata harus terletak di atas sloof, dan
tidak langsung terletak di atas podasi batu
kali. SLOOF BERFUNGSI SEBAGAI PENERUS
BEBAN AKIBAT DINDING KE TANAH MEMALUI
PONDASI.
43. PEMASANGAN PROFIL SLOOF
DINDING BATA
• Sloof sebagaimana disebutkan di atas dapat
terbuat dari pasangan bata yang biasanya
disebut dengan rollag atau beton bertulang.
45. METODE KONTRUKSI
Didalam Metode Kontruksi Yang Paling Murah
Belum tentu yang paling menguntungkan Dan
Antara Jadwal Kontruksi dan Metode kontruksi
Harus Saling Berkaitan
46. ANGGARAN PELAKSANAAN
Dibuat Lengkap Termasuk Biaya Lain-Lain Agar
Perkiraan Laba atau Rrugi Lebih Akurat
(Pemasaran/Entertain, Pembersihan, dll)
48. PEKERJAAN FONDASI
Fondasi diibaratkan “telapak kaki” bangunan, untuk itu
telapaknya sendiri harus kuat/ kokoh, sedangkan tanah di
bawahnya harus mampu menahan beban fondasi.
Mengingat kedudukan fondasi yang begitu vital, maka
pepatah Belanda mengatakan :
“ JANGAN MENGIRIT KALAU MEMBUAT FONDASI “
Pepatah ini dimaksudkan untuk menekankan pentingnya
fondasi. Apabila fondasi lemah, maka bangunan di atasnya akan
mudah bergerak / turun / retak.
50. • LETAK TULANGAN POKOK
D Tulangan stek
kolom
Kolom
Letak tulangan pokok untuk pondasi telapak adalah di bawah,
karena pondasi telapak menerima desakan tanah dari bawah ke
atas.
Tulangan
pokok di
bawah
52. • Tulangan pokok untuk pondasi bujur sangkar
ada di bawah. Diameter minimal adalah 12
mm
• Untuk tulangan kolom harus ditekuk ke
kanan/kiri agar terdapat lewatan yang cukup
panjang ( 40 x diameter)
• Tulangan beugel untuk kolom antara dia 8-
10mm
• Usahakan beton deking minimal 4 cm karena
konstruksi ada di bawah tanah.
53. Kedalaman pondasi
• Kedalaman pondasi harus mencapai tanah dasar/
tanah asli, tidak boleh berada di atas tanah urugan
yang belum mati/ belum dipadatkan , apalagi tanah
tersebut bekas urugan sampah atau kotoran organis.
• Dalam keadaan tanah dasar terlalu dalam atau jelek
sekali maka bisa diperbaiki dulu dengan beton
tumbuk atau urugan sirtu.
• Apabila dengan cara urugan masih belum bisa
maksimal karena tanahnya lunak maka bisa dipasang
trucuk/strauss.
54. PONDASI SETEMPAT
Galian harus mencapai tanah keras,
kalau lunak harus diperkuat dahulu
misal ditambahkan tiang pancang di
bawahnya atau ditambah straus
55. Kedalaman Pondasi
Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila masih gembur
maka tanah dasar harus diperbaiki dahulu
• 1. Beton tumbuk 2. Urugan Sirtu
Sudut 60
o
Beton
tumbuk
Sirtu
(pasir+kerikil)
Tanah Keras
Tanah
lunak
56. CARA LAIN : DIPASANG TRUCUK ATAU
STRAUSS
Bila tanah gembur bisa
dipatok/ trucuk pakai kayu
atau dibor dan dicor/
Strauss)
57. TIDAK DIBENARKAN MEMBUAT PONDASI DI ATAS TANAH
YANG KEMBANG SUSUT, SELALU HARUS MENCAPAI TANAH
KERAS.
• Tanah yang kembang susut akan menyebabkan pondasi labil/
bergerak.
Lapisan tanah
yang kembang
susut
Lapisan tanah keras
Retak-retak/ susut
58. TIDAK DIBENARKAN MEMBANGUN PERSIS DI
PERMUKAAN TANAH MESKI TANAHNYA KERAS
Karena pertimbangan erosi dan gaya horisontal, jangan
membangun di atas permukaan tanah.
Erosi dan
gaya
horisontal
Permukaan tanah sudah keras
59. HINDARI TEKANAN TUMPANG TINDIH
• Beri jarak yang cukup, dahulukan fondasi yang lebih dalam,
agar pengaruh gaya tak saling bertindihan.
Jarak (s)
<60 o
60. Batu kosong (aanstamping) bertujuan untuk : mencegah air kapiler,
meratakan beban dan sebagai lantai kerja fondasi
• Gunakan batu yang lonjong dan diposisikan berdiri.
Pasir urug
61. ADUKAN UNTUK PONDASI
• Portland Cement ( PC ), sebagai bahan perekat
hidrolis yang sangat plastis, kuat dan mudah
dikerjakan.
• Kapur.
• Semen merah dicampur dengan kapur maka akan
bersifat hidrolis, bisa mengeras dalam keadaan
basah.
• Pasir, sebagai bahan pengisi
• Dolosit/tras, sebagai bahan pengisi.
62. PERBANDINGAN CAMPURAN
• Pondasi bisa dibuat dengan campuran 1 PC: 4 untuk
pasir, yang kurang bagus.
• Pondasi bisa dibuat dengan campuran 1 PC: 6-8 pasir,
tergantung kwalitas pasirnya.
• Campuran lain adalah 1 kapur : 1 semen merah : 4
pasir ditambah ¼ bagian PC
• Campuran 1 kapur : 5 pasir : 1/2 PC
65. Besi kolom hendaknya ditanam ke pondasi sekitar 50 cm dan sloof
dipasang angkur 12 mm masuk ke pondasi setiap jarak 1 m agar
hubungan sloof, kolom dan pondasi menyatu.
Perkuatan Pada Pertemuan
Kolom dan Ringbalok
68. 6.Pekerjaan Beton
Pekerjaan Beton pada bangunan tidak
bertingkat terdiri dari :
Sloof , gantinya rollag, untuk meratakan
beban di atasnya
Kolom / tiang, untuk penyangga balok
Ring Balok, untuk mengunci bangunan agar
kompak, tidak mekar/ miring
Lisplank / Leufel, untuk variasi/ keindahan
Sedangkan pada bangunan bertingkat
ditambah :
Pelat , untuk menambah luas lantai
Tangga , menghubungkan lantai 1 ke lantai
di atasnya
69. APA YANG DIMAKSUD
• Bampuran antara pasta semen dengan agregat
untuk membentuk batu buatan.
BETON
70. PEKERJAAN PENULANGAN
• Agar baja tulangan dapat dilindungi oleh beton,
maka pemasangan baja tulangan TIDAK BOLEH
MENEMPEL PADA ACUAN ATAU LANTAI KERJA. Untuk
itu, harus dibuat penahan jarak dari beton (beton
tahu) dengan mutu sama dengan mutu beton yang
akan dicor.
85. PEMERIKSAAAN GENTENG YANG BAIK
Tinjauan terhadap pandangan luar
1. Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itudipukul,
maka akan terdengar suara yang nyaring.
2. Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh
permukaannya.
3. Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-
lekuk.
4. Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan
berukuran sama.
86. TINJAUAN TERHADAP PENAMPANG
PATAHAN GENTENG
Genteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah
panjang dan melintang. untuk genteng yang baik
akan terlihat seperti berikut :
• Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah
sedikit kekuning-kuningan).
• Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama.
• Susunannya terlihat rapat dan padat
Campurannya yang berasal dari tanahliat itu
halus.
88. PENGERTIAN STRUKTUR KONSTRUKSI ATAP
• Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang
berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan
yang ada di bawahnya terhadap pengaruh
panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan.
89. RANGKA ATAP ATAU KUDA–KUDA
• Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu
susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga berat
sendiri dan sekaligus memberikan bentuk
pada atap.
90. Apa Itu Kuda-Kuda
• Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri
dari RANGKAIAN BATANG YANG MEMBENTUK
SEGITIGA. Dengan mempertimbangkan berat
atap serta bahan penutup atap, maka
konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama
lain. Setiap susunan rangka batang haruslah
merupakan satu kesatuan BENTUK YANG
KOKOH yang nantinya mampu memikul beban
yang bekerja padanya tanpa mengalami
perubahan.
91. Jenis bahan Kuda-kuda yang Digunakan
1. Kuda-kuda dari bahan Kayu
2. Kuda-kuda dari bahan Beton
3. Kuda-kuda dari bahan Pasangan Bata
4. Kuda-kuda Baja
a. Baja Konvensional IWF,Canal,Siku
b. Baja Ringan
92. LANGKAH KERJA MEMBUAT KUDA - KUDA
Yang harus diketahui dalam pembuatan kuda-
kuda
1. Menghitung kebutuhan bahan
2.Melukis gambar kerja dari bermacam-macam
sambungan kuda - kuda
93. • Sambungan baloktarik menggunakan
Sambungan bibir miring berkait dengan
Balok pengunci kuda-kuda
94. • Sambungan balok tarik dengan kaki kuda-kuda
Menggunakan pen dan lubang dengan
kemiringan Sudut derajat sesuai gambar
95. Sambungan tiang dengan kaki kuda-kuda
menggunakan lubang dan pen yang
diperkuat dengan dowel
96. • Kuda dengan skor menggunakan lubang dan
pen yang diperkuat dengan dowel
102. Beban Yang Diterima Kuda - Kuda
1. Beban Air Hujan
2. Bebang Angin
3. Beban Genteng
4. Beban Reng Usuk dan list-plank
3. Beban Plafon
4. dan beban dari kuda2 itu sendiri,
103. • Untuk mencegah agar kaki kuda-kuda tidak
bergerak ke samping akibat beban dari atas
perlu dipasang balok horisontal berupa BALOK
TARIK.
104. • Untuk mengatasi penurunan pada batang tarik
diujung atas kaki kuda-kuda dipasangi tiang
105. Untuk mencegah pelenturan pada kaki kuda-kuda perlu
DIPASANGI BATANG SOKONG/SKOOR Dengan demikian
pelenturan dapat dicegah.
106. Pada bangunan-bangunan yang berukuran besar,
kemungkinan konstruksi kuda-kuda melentur pada
bidangnya karena kurang begitu kaku. Untuk itu perlu
DIPERKUAT DENGAN DUA BATANG KAYU HORISONTAL
yang diletakkan kira-kira ditengah-tengah tinggi tiang
gantung.
107.
108.
109.
110.
111. ATAP SIRAP KAYU
Sirap merupakan material penutup atap yang terbuat dari
papan kayu dalam bentuk lembaran. Jenis kayu yang
digunakan sebagai atap sirap yaitu jenis kayu ulin kalimantan
atau yang lebih dikenal dengan sebutan kayu besi atau kayu
bulian.
112. Genteng
GENTENG TANAH LIAT TRADISIONAL
Material ini banyak dipergunakan pada rumah
umumnya. Gentang terbuat dari tanah liat yang
dipress dan dibakar.
113. Genteng Keramik
Bahan dasarnya atap keramik yang berasal dari tanah liat.
Namun genteng ini telah mengalami proses finishing yaitu
lapisan glazur pada permukaannya.
115. Genteng Metal
• Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini
ditaman pada balok gording rangka atap,
menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa
genteng lembaran.
• Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm
(lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang
antara 1.2-12m.
116. CARA MERIKSA GENTENG YANG BAIK
Tinjauan terhadap pandangan luar :
1. Permukaan genteng dipukul, akan terdengar
suara yang nyaring.
2. Tidak ada retak - retak permukaannya.
3. Permukaan genteng rata dan tidak ada lekuk-
lekuk.
4. Setelah dipasang akan terlihat rapih dan
berukuran sama.
117. Dilihat Dari Patahan.
• Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah
sedikit kekuning-kuningan).
• Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu
sama.
• Susunannya terlihat rapat dan padat
Campurannya yang berasal dari tanahliat itu
halus.
118. DAUN PINTU DAN JENDELA
Pintu
• Pintu terdiri atas kusen atau gawang dan daun
pintu, Tinggi minimal pintu ialah 1,95 meter
dan kusen dari kayu dilengkapi dengan tiga
angker pada ambang tegak masing-masing.
• Hal penting yg perlu diperhatikan, bahwa
bagian bawah tidak sampai ke lantai,
melainkan digunakan umpak beton dengan
tinggi yang disesuaikan
119. Persiapan Alat, Bahan, dan Tempat Kerja
Jenis & Fungsi Alat
Mistar Kayu Besi
Fungsi : untuk mengukur benda kerja yang pendek
Mistar Zigzag
Fungsi : untuk mengukur benda kerja yang agak panjang
Meteran Lipat Kayu
Meteran yang digunakan para tukang kayu umumnya meteran kayu
yang dapat dilipat. Panjang meteran ini adalah 1 meter. Sekarang ini
sudah ada pula meteran lipat yang terbuat dari logam (besi)
Rool Mistar (Flexible Rule)
Fungsi : untuk mengukur benda kerja yang panjang (hasilnya sangat
teliti)
121. Syarat-syarat untuk kusen pintu sebelum dipasang:
• Disetel dengan baik dan tidak terpuntir.
• Diberi batang penguat sudut pada kedua
sudut atas dan batang penguat datar yang
menghubungkan kedua kakinya, agar sudut
atas tidak berubah.
• Sudah diketam halus.
• Sudah dilengkapi dengan angkcr baja dan
sepatu baja serta papan.
• Sebaiknya sudah dicat dengan meni kayu.
122. Syarat-syarat Pemasangan Kusen
• Dipasang pada tempat yang telah ditentukan
sesuai dengan gambar rencana.
• Dipasang tegak/vertikal.
• Tidak boleh tertukar bagian luar dan bagian
dalam kusen pintu seningga membukanya
daun-daun pintu akan terbalik.
• Dipasang terjepit kokoh pada pasangan
tembok.
124. Ukuran Daun Pintu
Jumlah daun pintu ada yang tunggal, ada pula
yang ganda. Lebar dan tingginya daun pintu
diukur dari sisi dalam kusen sampai sisi luar
kusen. Ukuran yang lazim dipakai untuk pintu
adalah sebagai berikut:
• Tinggi : 2,00-2,10 meter,
• Lebar : 0,70-0,90 meter (tunggal), 0,60-0,80
meter (ganda)
• Tebal : 0,30-0,40 meter
125. PENGECATAN
Persiapan pekerjaan pengecatan bangunan dimulai
dengan persiapan keselamatan dan kesehatan kerja,
baik prosedur pelaksanaan maupun persiapan
kelengkapan perlindungan kerja, adapun
kelengkapannya adalah sebagai berikut :
• Baju Kerja
• Sarung Tangan
• Kacamata
• Helm
• Dan lain-lain
126. Standar Operasional Prosedur (SOP)
• Melaksanakan persyaratan K3 sesuai dengan jenis
pekerjaan
• Melaksanakan prosedur pekerjaan dengan tepat dan
benar
• Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah
goyah.
• Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan
bouwplank tidak goyang akibat pelaksanaan
galian.
• Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda
127. Sikap Kerja
• Bekerja sesuai dengan SOP (Standard Operasional
Prosedur)
• Teliti dan cermat
• Selalu menggunakan peralatan K3
130. PEMASANGAN PLAFON
• Langit-langit atau plafon atau ceiling, adalah
bagian bangunan yang terletak di atas lantai,
mempunyai jarak tertentu dari lantai. Untuk
bangunan bertingkat, langit-langit terletak di
bawah struktur lantai yang berada di atasnya
131. Fungsi langit-langit atau plafon
• Estetika, untuk menutup ruang sebelah atas lantai
(bangunan tidak bertingkat), agar konstruksi atap
(rangka atap), termasuk balok, tidak tampak.
• Sebagai pembatas ruang sebelah atas.
• Teknis, untuk meletakkan instalasi listrik (kabel listrik),
instalasi air (pipa air) atau instalasi yang lain (untuk
bangunan bertingkat ada pemipaan untuk sprinkler
dan penghawaan/ AC), menggantung-kan bola lampu.
• Akustik, akan berfungsi sebagai peredam suara, baik
suara dari luar bangunan atau suara dari dalam
bangunan/ruang, meredam suara air hujan yang jatuh
dari atap (terutama atap dari logam).
133. Jenis bahan bangunan yang dapat digunakan untuk
langit-langit/plafon
• Kayu lapis
• Serat semen atau eternit
• Papan gipsum.
• Papan kayu
• Bambu
• Papan akustik
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141. PELESTERAN
• Sebelum memulai dengan pekerjaan
plesteran, terlebih dahulu serpihan-serpihan
adukan, debu atau kotoran-kotoran lain, yang
menempel pada tembok perlu dibersihkan
dengan cara menyiramkan air pada dinding.
142. Campuran yang dipakai untuk plesteran
1 pc : 2 pasir untuk dinding bagian bawah
(kedap air) dan 1 pc : 4 pasir untuk pekerjaan
plester pada bagian tengah dan atas yang tidak
berhubungan dengan air.
151. Sistem Plambing
Air Bersih
• Sistem Sambungan Langsung
• Sistem Tangki Atap
• Sistem Tangki Tekan
• Sistem Tanpa Tangki (Booster System)
Air buangan
• Sistem tercampur
• Sistem terpisah Perlengkapan saniter air bersih Sistem hydrant Perlengkapan air
156. Asesoris pipa
• Valve
• Knee/bend/elbow
• Tee
• Reducer/increaser
• Giboult Joint
• Socket, dan sebagainya
157.
158. PEMELIHARAAN.
• Sistem plambing yang diatur oleh standar ini
harus dipelihara dengan cara yang aman dan
sehat sesuai ketentuan dalam standar ini.
159. Pelaksanaan.
• Sistem plambing harus dipasang dan dibangun
dengan cara yang baik, mematuhi standar ini
dan standar lain yang relevan dengan bagian
manapun dari sistem plambing, serta standar
yang berlaku dalam industri konstruksi,
selama tidak bertentangan dengan standar ini.
160. PEMASANGAN PIPA.
• Pipa drainase, pipa air buangan atau pipa ven.
a). Pipa drainase, pipa air buangan atau pipa ven tidak boleh dipasang
dalam ruang tangga atau dipasang sedemikian rupa, sehingga
mengganggu jendela, pintu ataupun lubang lain pada gedung;
b). Pipa drainase, pipa air buangan atau pipa ven tidak boleh dipasang
dalam ruang luncur atau lekuk dasar alat pengangkat (terutama lif).
c). Pipa drainase, pipa air buangan atau pipa ven tidak boleh dipasang
langsung diatas tangki air minum tanpa tekanan, diatas lubang
pemeriksaan tangki air minum yang bertekanan atau diatas tempat yang
digunakan untuk pembuatan, persiapan, pembungkusan, penyimpanan
ataupun peragaan makanan, tanpa pemisah rapat air.
161. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihn
Pipa Air Adalah
1.Cukup awet dalam pemakaian
2.Mampu menerima tekanan khususnya dari dalam pipa air itu sendiri
3.Mudah untuk disambung
4.Berbentuk rapi
5.Mudah untuk dipasang serta kuat
6.Tidak boleh mengakibatkan keracunan baik yang disebabkan oleh
bakteri maupun karat
7.Diameter pipa harus dihitung sedemikian rupa sehingga dapat
melayani seluruh kran pada beban puncak, namun juga tidak terlalu
besar sehingga tidak ekonomis
162. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMASANGAN RESERVOIR
UNTUK INSTALASI AIR BERSIH PADA RUMAH TINGGAL
1.Menara yang digunakan untuk bak reservoir harus
cukupketinggiannya, agar tekanan di semua kran cukup
memadai.
2.Kekuatan menara cukup kuat untuk menyangga reservoir
besertaisinya
3.Bak reservoir harus memenuhi standar kualitas dimana jenis
bahan
163. • Kalau sudah begini apa boleh buat maka dilakukan pembobokan pada
dinding, karena pipa tersebut berada dalam dinding. supaya bisa diatasi
bocornya. Disini terlihat pipa tersebut tidak memakai lem ( semprul nih
yang masang pipa )
164. • Pipa ini tidak memakai lem, mungkin mikirnya. Biar dah pipa
pembuangan air kotor ini, khan gak ada tekanan. Ini sangat salah,
kalau ketahuan oleh saya, pasti saya tendang yang masang pipa
ini. Khan bikin repot dikemudian hari ya.