SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
Daya Dukung
Pondasi Dalam
Axial Driven Pile Capacity
Kapasitas pile statis dapat dihitung dengan persamaan berikut
Pu = Ppu + Psi (compression)
Tu = Psi + W (tension)
dengan:
 Pu = ultimate (max) pile capacity in compression
 Tu = ultimate pullout capacity
 Ppu = ultimate point capacity
 Psi = skin (or shaft friction) resistance contribution from
several strata penetrated by the pile
 W = weight of pile
Axial Driven Pile Capacity
Daya dukung izin Pa atau Ta
Pa = Ppu / Fp + Psi / Fs
atau
Pa = Pu / F
Pa = Tu / F
Axial Driven Pile Capacity
Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang dengan cara
statik dapat dilakukan sebagai berikut:
Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Cara Meyerhof (1976)
A. Tanah Pasir
Formula yang digunakan adalah:
Qpl = Ap.qp = Ap.q’.Nq*
dengan:
 Qp = daya dukung ujung tiang
 Qp = q'Nq* = daya dukung per satuan luas
 AP = luas penampang ujung tiang
 q’ = tegangan vertikal efektif
 Nq* = faktor daya dukung ujung
Axial Driven Pile Capacity
Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung batas ql, karena itu daya
dukung ujung tiang perlu ditentukan:
Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq*.tan 
dengan:
 Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m2)
 Ap = luas penampang ujung tiang (m2)
 Nq* = faktor daya dukung ujung
  = sudut geser dalam
 Ql = daya dukung batas
Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2 dibandingkan dan diambil
harga yang lebih kecil sebagai daya dukung ujung tiang.
Harga Nq* ditentukan sebagai fungsi dari sudut geser dalam tanah ()
seperti yang ditunjukan pada Gbr.1.
Axial Driven Pile Capacity
Syarat untuk mencapai nilai ultimit dari tahanan ujung tiang adalah
penetrasi tiang ke dalam lapisan pendukung mencapai kedalaman
sekurang-kurangnya Lbcr. Nilai Lbcr adalah fungsi dari kepadatan tanah
pasir dan sering dinyatakan Lb = f(), namun dari segi kepraktisan nilai
Lbcr diambil sebesar 10D. Bila penetrasi tiang tidak mencapai Lbcr maka
tahanan ujung perlu dikoreksi dengan persamaan
dengan:
 q1 (l) = harga q1 pada lapisan loose sand
 q1 (d)= harga q1 pada lapisan dense sand
 Lb = panjang penetrasi ke dalam lapisan bawah
 D = diameter tiang
Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga
yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung
tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp)
 10.D
L
q
q
q
q b
1(1)
1(d)
)
1
(
1
p 


Axial Driven Pile Capacity
Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga
yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung
tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp).
Gbr.1. Faktor Daya Dukung Uiung Nc
* dan Nq
*
Gbr.2. Variasi Satuan Perlawanan Ujung
Penetrasi Tiang pada Pasir Berlapis
Axial Driven Pile Capacity
B. Tanah Lempung
Formula yang digunakan adalah:
Qp =Ap.qp = Ap.cu.Nc*  9.cu.Ap
dengan:
 Qp = daya dukung ujung tiang
 Ap = luas penampang ujung tiang
 Nc* = faktor daya dukung ujung
 cu = kohesi
Harga Nc* dapat ditentukan dengan menggunakan Gbr. 1
Axial Driven Pile Capacity
Daya Dukung Ujung Selimut (Qs)
Daya dukung selimut tiang ditentukan berdasarkan rumus berikut ini:
Qs = As.f
dengan:
 As = luas selimut tiang = p x ΔL
 P = keliling tiang
 ΔL = panjang segmen tiang
 F = gesekan selimut satuan
Qs dibedakan berdasarkan:
A. Tanah Pasir
B. Tanah Lempung
Axial Driven Pile Capacity
A. Tanah Pasir
Formula yang digunakan adalah:
f = K.v’. tan 
dengan:
 K = konstanta = 1- sin 
 1v = tegangan vertikal efektif tanah,
yang dianggap konstan setelah
kedalaman 15 D
Untuk tiang pancang harga K ditentukan
sebagai berikut:
 K = Ko (batas bawah)
 K = 1.8K0 (batas atas)
dengan :
 Ko = koefisien tekanan tanah at rest
= 1 – sin 
  = sudut geser dalam (0)
Harga K dan  menurut Tomlinson (1986)
ditentukan berdasarkan tabel 1
Tabel 1
Axial Driven Pile Capacity
B. Tanah Lempung
Ada 3 metoda yang dapat digunakan
untuk menghitung gesekan selimut
pada tanah lempung, yaitu:
1. Metoda Lambda (Vijayvergiya &
Focht)
dengan:
  = konstanta (Gbr. 3)
 ave = tegangan vertikal efektif
rata- rata
 cu ave= kohesi rata-rata
 fave = gesekan selimut rata-rata
 
ave
u
ave
ave 2c
σ'
λ
f 


Gbr.3. Koefisien λ
Axial Driven Pile Capacity
Nilai rata-rata tegangan vertikal efektif
(’vave) dapat dijelaskan dengan
Gbr.4., berdasarkan persamaan berikut:
dengan:
 Ai = luas diagram tegangan
vertikal efektif
 L = panjang tiang
Sedangkan,
dengan:
 cui = kohesi (lapis i)
 Li = panjang segmen tiang (lapis
i)
 L = panjang tiang
Gbr.4. Aplikasi metoda λ pada tanah
berlapis
(sumber Das,1990)
L
A
' 1
i
ave



n
i

L
A
1
i
Uave



n
i
c
Axial Driven Pile Capacity
2. Metoda Alpha (Tomlinson)
fs = .cu
dengan:
 fs = gesekan selimut
  = konstanta (Gbr. 5.)
 cu = kohesi
Gbr. 5. Variasi Harga α terhadap Harga Cu
Axial Driven Pile Capacity
3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efektif)
fs ave = .’v
dengan:
 fsave = gesekan selimut rata-rata
  = K tan r
 r = sudut geser dalam pada kondisi terdrainase (dari uji
triaksial CD)
 K = 1-sinr (untuk tanah terkonsolidasi normal)
 K = (1-sinr).√OCR (untuk tanah over-consolidated)
 ’v = tegangan vertikal efektif
 OCR = Over Consolidation Ratio
Axial Driven Pile Capacity
 Cara statik membutuhkan parameter tanah yang
umumnya tidak tersedia secara kontinu
sepanjang tiang
 Kecenderungan baru adalah menggunakan
data uji lapangan yang lebih bersifat kontinu,
yaitu data CPT (sondir) dan SPT
 Metoda yang diberikan oleh Schmertmann &
Nottingham ini hanya berlaku untuk pondasi tiang
pancang
 Schmertmann - Nottingham (1975) menganjurkan
perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang
menurut cara Begemann, yaitu diambil dari nilai
rata-rata perlawanan ujung sondir 8D diatas ujung
tiang dan 0.7D-4D dibawah ujung tiang. D adalah
diameter tiang atau sisi tiang
p
c2
c1
p A
2
q
q
Q 


dengan:
Qp = daya dukung ujung
tiang
qc1 = nilai qc rata-rata
pada 0.7D - 4D
dibawah ujung tiang
Qc2 = nilai qc rata-rata 8D
diatas ujung tiang
Ap = luas proyeksi
penampang tiang
Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang berdasarkan
Uji CPT (Metode Schmertmann - Nottingham, 1975)
Axial Driven Pile Capacity
 Bila zona tanah lembek dibawah
tiang masih terjadi pada kedalaman
4D-10D, maka perlu dilakukan reduksi
terhadap nilai rata-rata tersebut.
Pada umumnya nilai perlawanan
ujung diambil tidak lebih dari 100
kg/cm2 untuk tanah pasir dan tidak
melebihi 75 kg/cm2 untuk tanah pasir
kelanauan
 Untuk mendapatkan daya dukung
selimut tiang maka digunakan
formula sebagai berikut:







  
 
8D
0
Z
L
8D
z
s
s
s
s
s.c
s A
.
f
A
.
f
8D
z
K
Q
Gbr. 6. Perhitungan Data Dukung Ujung
(Sumber : Schmertmann. 1978)
Gbr. 8. Faktor Koreksi Gesekan pada
Selimut Tiang Pada Sondir Mekanis
(Sumber : Nottingham 1975)
Gbr. 7.
Faktor Koreksi
Gesekan pada
Selimut Tiang Pada
Sondir Listrik
(Sumber: Nottingham
1975)
Ks dan Kc adalah faktor reduksi yang tergantung pada kedalaman dan nilai gesekan
selimut, f
Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir dan lempung, Schertmann
menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun
perlu diingat bahwa nilai Ks, c pada persamaan di atas dihitung berdasarkan total
kedalaman tiang
Nilai f dibatasi hingga
 1.2 kg/cm2 untuk tanah pasir dan
 1.0 kg/cm2 untuk pasir kelanauan
Axial Driven Pile Capacity
Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
Berdasarkan Uji SPT
Penentuan daya dukung pondasi tiang
menggunakan data SPT diberikan dalam dua
metode yaitu:
 Metode Meyerhoff
 Metode Schmertmann
Axial Driven Pile Capacity
1. Metode Meyerhoff
Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang sebagai
berikut
Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As
dengan:
 Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)
 Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang
 Ap = luas penampang dasar tiang (m2)
 As = luas selimut tiang (m2)
 N = harga N-SPT rata rata
Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil seperti tiang bor dan tiang baja H,
maka daya dukung selimut hanya diambil separuh dari formula diatas, sehingga
menjadi:
Qult = 40 Nb. Ap + 0.1 N . As
Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas untuk 0.2 N adalah 10 ton/m2
Axial Driven Pile Capacity
2. Metode Schmertmann
Schmertmann menggunakan
korelasi N-SPT dengan
tahanan ujung sondir qc
untuk menentukan daya
dukung gesekan dan daya
dukung ujung pondasi tiang.
Tabel 2. memberikan ikhtisar
usulan Schmertmann tersebut.
Tabel ini berlaku untuk
pondasi tiang pancang
dengan penampang tetap
Tabel 4. 3. Nilai Gesekan untuk
Desain Pondasi Tiang Pancang
(Sumber : Schmertmann, 1967)
Tabel 2. Nilai Gesekan untuk Desain
Pondasi Tiang Pancang
(Sumber : Schmertmann, 1967)
Tipikal kelompok tiang
Konfigurasi Kelompok Tiang Tipikal
Tegangan di Bawah Ujung Tiang Tunggal dan
Kelompok Tiang
Efisiensi dan Daya Dukung Kelompok
Tiang
 Efisiensi kelompok tiang didefinisikan sebagai:
 Efisiensi kelompok tiang tergantung pada beberapa faktor
diantaranya
 Jumlah tiang, panjang, diameter, pengaturan, dan
terutama jarak antara as ke as tiang.
 Modus pengalihan beban (gesekan selimut atau tahanan
ujung).
 Prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang pancang atau tiang
bor).
 Urutan instalasi tiang.
 Jangka waktu setelah pemancangan.
 Interaksi antara pile cap dan tanah di permukaan.
tunggal
tiang
dukung
daya
x
ng
Jumlah tia
iang
kelompok t
dukung
Daya
Eg 
Efisiensi kelompok tiang pada
tanah pasiran
 Formula Sederhana
Formula ini didasarkan pada jumlah
daya dukung gesekan dari kelompok
tiang sebagai satu kesatuan (blok).
dimana :
m = Jumlah tiang pada deretan baris.
n = jumlah tiang pada deretan kolom.
s = jarak antar tiang.
D = diameter atau sisi tiang .
p = keliling dari penampang tiang.
p.m.n
4D
2)s
-
n
m
(
2
Eg



Efisiensi kelompok tiang pada tanah
pasiran
 Formula Converse-Labarre
dimana :
 = arc tan (D/s)
 Formula Los Angeles
 Formula Seiler-Keeney
s dalam satuan meter.
θ
90.m.n
1)n
-
(m
1)m
-
(n
-
1
Eg 




 

 
2
1)
-
1)(n
-
(m
1)
-
n(m
1)
-
m(n
n
m
s
π
D
1
Eg 






n
m
0.3
1)
-
n
(m
7)
(75s
2)
-
n
(m
36s
-
1
E 2
g












Efisiensi kelompok tiang pada tanah
pasiran
Formula Fled
Dalam metoda ini kapasitas pondasi individual tiang berkurang sebesar 1/16
akibat adanya tiang yang berdampingan baik dalam arah lurus maupun dalam
arah diagonal. Ilustrasi hasil perhitungan formula ini diberikan pada Gbr. 4.
Efisiensi Kelompok Tiang Berdasarkan Formula Fled
26
Daya dukung kelompok tiang pada
tanah lempung
Daya dukung batas kelompok tiang pada tanah
lempung didasarkan pada aksi blok yaitu bila kelompok
tersebut berperan sebagai blok.
Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok
 
 










L
p
c
α
c
9
A
m.n
)
Q
m.n(Q
Q
u
u(p)
p
s
p
u
 Daya dukung kelompok tiang dihitung sebagai berikut :
1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang
dimana :
Ap = luas penampang tiang tunggal (m2)
p = keliling tiang (m)
 L = panjang segmen tiang
qp = daya dukung ujung tiang (ton/m2)
fs = tahanan sellimut (ton/m2)
Daya dukung kelompok tiang pada
tanah lempung
2. Tentukan daya dukung blok berukuran LxBgxD
dimana : Lg = panjang blok
Bg = lebar blok
3. Bandingkan kedua besaran Qu di atas.
Harga daya dukung diambil nilai yang lebih kecil.
L
.
)c
B
(L
2
.N
.c
B
L
Q u
g
g.
*
c
(p)
u
g
g.
u 


 

Alternatif untuk menentukan
efisiensi kelompok tiang pada
tanah kohesif diberikan oleh
NAVFAC DM 7.2 (1982)
sebagaimana ditunjukkan
oleh Gbr. 6.
Efisiensi Kelompok Tiang pada Tanah Kohesif

More Related Content

Similar to Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf

Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasialpian nur
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IIRendi Fahreza
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwalltanchul
 
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptxKULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptxTediHermawan5
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4noussevarenna
 
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdfFISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdfmuhammad azhar hadi
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniiky
 
elastisitas dan patahan
elastisitas dan patahanelastisitas dan patahan
elastisitas dan patahanzakiyah koto
 
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajaAnalisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajamoses hadun
 

Similar to Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf (20)

Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1Desain fondasi-tiang-pancang1
Desain fondasi-tiang-pancang1
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
1 pondasi
1 pondasi1 pondasi
1 pondasi
 
Lampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasiLampiran perhit, pondasi
Lampiran perhit, pondasi
 
Tugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi IITugas Besar Pondasi II
Tugas Besar Pondasi II
 
pondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptxpondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptx
 
pondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptxpondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptx
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Rekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridanRekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridan
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Contoh wingwall
Contoh wingwallContoh wingwall
Contoh wingwall
 
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptxKULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
KULIAH(4&5) HITUNGAN PONDASI.UTS .pptx
 
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
Teknik Fondasi 2 - Tugas 4
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdfFISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
 
sway column.pdf
sway column.pdfsway column.pdf
sway column.pdf
 
elastisitas dan patahan
elastisitas dan patahanelastisitas dan patahan
elastisitas dan patahan
 
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur bajaAnalisa dimensi dan biaya struktur baja
Analisa dimensi dan biaya struktur baja
 

Recently uploaded

SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 

Recently uploaded (14)

SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 

Slide-CIV305-CIV305-Slide-04.pdf

  • 2. Axial Driven Pile Capacity Kapasitas pile statis dapat dihitung dengan persamaan berikut Pu = Ppu + Psi (compression) Tu = Psi + W (tension) dengan:  Pu = ultimate (max) pile capacity in compression  Tu = ultimate pullout capacity  Ppu = ultimate point capacity  Psi = skin (or shaft friction) resistance contribution from several strata penetrated by the pile  W = weight of pile
  • 3. Axial Driven Pile Capacity Daya dukung izin Pa atau Ta Pa = Ppu / Fp + Psi / Fs atau Pa = Pu / F Pa = Tu / F
  • 4. Axial Driven Pile Capacity Penentuan daya dukung pondasi tiang pancang dengan cara statik dapat dilakukan sebagai berikut: Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) Cara Meyerhof (1976) A. Tanah Pasir Formula yang digunakan adalah: Qpl = Ap.qp = Ap.q’.Nq* dengan:  Qp = daya dukung ujung tiang  Qp = q'Nq* = daya dukung per satuan luas  AP = luas penampang ujung tiang  q’ = tegangan vertikal efektif  Nq* = faktor daya dukung ujung
  • 5. Axial Driven Pile Capacity Harga qp tidak dapat melebihi daya dukung batas ql, karena itu daya dukung ujung tiang perlu ditentukan: Qp2 = Ap.ql = Ap.5.Nq*.tan  dengan:  Qp2 = daya dukung ujung tiang (t/m2)  Ap = luas penampang ujung tiang (m2)  Nq* = faktor daya dukung ujung   = sudut geser dalam  Ql = daya dukung batas Untuk kemudahan, harga Qp1 dan Qp2 dibandingkan dan diambil harga yang lebih kecil sebagai daya dukung ujung tiang. Harga Nq* ditentukan sebagai fungsi dari sudut geser dalam tanah () seperti yang ditunjukan pada Gbr.1.
  • 6. Axial Driven Pile Capacity Syarat untuk mencapai nilai ultimit dari tahanan ujung tiang adalah penetrasi tiang ke dalam lapisan pendukung mencapai kedalaman sekurang-kurangnya Lbcr. Nilai Lbcr adalah fungsi dari kepadatan tanah pasir dan sering dinyatakan Lb = f(), namun dari segi kepraktisan nilai Lbcr diambil sebesar 10D. Bila penetrasi tiang tidak mencapai Lbcr maka tahanan ujung perlu dikoreksi dengan persamaan dengan:  q1 (l) = harga q1 pada lapisan loose sand  q1 (d)= harga q1 pada lapisan dense sand  Lb = panjang penetrasi ke dalam lapisan bawah  D = diameter tiang Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp)  10.D L q q q q b 1(1) 1(d) ) 1 ( 1 p   
  • 7. Axial Driven Pile Capacity Nilai qp di atas dibandingkan dengan harga q1(d) dan diambil harga yang lebih kecil. Kemudian dikalikan dengan luas penampang ujung tiang (Ap) sehingga diperoleh daya dukung ujung tiang (Qp). Gbr.1. Faktor Daya Dukung Uiung Nc * dan Nq * Gbr.2. Variasi Satuan Perlawanan Ujung Penetrasi Tiang pada Pasir Berlapis
  • 8. Axial Driven Pile Capacity B. Tanah Lempung Formula yang digunakan adalah: Qp =Ap.qp = Ap.cu.Nc*  9.cu.Ap dengan:  Qp = daya dukung ujung tiang  Ap = luas penampang ujung tiang  Nc* = faktor daya dukung ujung  cu = kohesi Harga Nc* dapat ditentukan dengan menggunakan Gbr. 1
  • 9. Axial Driven Pile Capacity Daya Dukung Ujung Selimut (Qs) Daya dukung selimut tiang ditentukan berdasarkan rumus berikut ini: Qs = As.f dengan:  As = luas selimut tiang = p x ΔL  P = keliling tiang  ΔL = panjang segmen tiang  F = gesekan selimut satuan Qs dibedakan berdasarkan: A. Tanah Pasir B. Tanah Lempung
  • 10. Axial Driven Pile Capacity A. Tanah Pasir Formula yang digunakan adalah: f = K.v’. tan  dengan:  K = konstanta = 1- sin   1v = tegangan vertikal efektif tanah, yang dianggap konstan setelah kedalaman 15 D Untuk tiang pancang harga K ditentukan sebagai berikut:  K = Ko (batas bawah)  K = 1.8K0 (batas atas) dengan :  Ko = koefisien tekanan tanah at rest = 1 – sin    = sudut geser dalam (0) Harga K dan  menurut Tomlinson (1986) ditentukan berdasarkan tabel 1 Tabel 1
  • 11. Axial Driven Pile Capacity B. Tanah Lempung Ada 3 metoda yang dapat digunakan untuk menghitung gesekan selimut pada tanah lempung, yaitu: 1. Metoda Lambda (Vijayvergiya & Focht) dengan:   = konstanta (Gbr. 3)  ave = tegangan vertikal efektif rata- rata  cu ave= kohesi rata-rata  fave = gesekan selimut rata-rata   ave u ave ave 2c σ' λ f    Gbr.3. Koefisien λ
  • 12. Axial Driven Pile Capacity Nilai rata-rata tegangan vertikal efektif (’vave) dapat dijelaskan dengan Gbr.4., berdasarkan persamaan berikut: dengan:  Ai = luas diagram tegangan vertikal efektif  L = panjang tiang Sedangkan, dengan:  cui = kohesi (lapis i)  Li = panjang segmen tiang (lapis i)  L = panjang tiang Gbr.4. Aplikasi metoda λ pada tanah berlapis (sumber Das,1990) L A ' 1 i ave    n i  L A 1 i Uave    n i c
  • 13. Axial Driven Pile Capacity 2. Metoda Alpha (Tomlinson) fs = .cu dengan:  fs = gesekan selimut   = konstanta (Gbr. 5.)  cu = kohesi Gbr. 5. Variasi Harga α terhadap Harga Cu
  • 14. Axial Driven Pile Capacity 3. Metoda Beta (Metoda Tegangan Efektif) fs ave = .’v dengan:  fsave = gesekan selimut rata-rata   = K tan r  r = sudut geser dalam pada kondisi terdrainase (dari uji triaksial CD)  K = 1-sinr (untuk tanah terkonsolidasi normal)  K = (1-sinr).√OCR (untuk tanah over-consolidated)  ’v = tegangan vertikal efektif  OCR = Over Consolidation Ratio
  • 15. Axial Driven Pile Capacity  Cara statik membutuhkan parameter tanah yang umumnya tidak tersedia secara kontinu sepanjang tiang  Kecenderungan baru adalah menggunakan data uji lapangan yang lebih bersifat kontinu, yaitu data CPT (sondir) dan SPT  Metoda yang diberikan oleh Schmertmann & Nottingham ini hanya berlaku untuk pondasi tiang pancang  Schmertmann - Nottingham (1975) menganjurkan perhitungan daya dukung ujung pondasi tiang menurut cara Begemann, yaitu diambil dari nilai rata-rata perlawanan ujung sondir 8D diatas ujung tiang dan 0.7D-4D dibawah ujung tiang. D adalah diameter tiang atau sisi tiang p c2 c1 p A 2 q q Q    dengan: Qp = daya dukung ujung tiang qc1 = nilai qc rata-rata pada 0.7D - 4D dibawah ujung tiang Qc2 = nilai qc rata-rata 8D diatas ujung tiang Ap = luas proyeksi penampang tiang Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang berdasarkan Uji CPT (Metode Schmertmann - Nottingham, 1975)
  • 16. Axial Driven Pile Capacity  Bila zona tanah lembek dibawah tiang masih terjadi pada kedalaman 4D-10D, maka perlu dilakukan reduksi terhadap nilai rata-rata tersebut. Pada umumnya nilai perlawanan ujung diambil tidak lebih dari 100 kg/cm2 untuk tanah pasir dan tidak melebihi 75 kg/cm2 untuk tanah pasir kelanauan  Untuk mendapatkan daya dukung selimut tiang maka digunakan formula sebagai berikut:             8D 0 Z L 8D z s s s s s.c s A . f A . f 8D z K Q Gbr. 6. Perhitungan Data Dukung Ujung (Sumber : Schmertmann. 1978)
  • 17. Gbr. 8. Faktor Koreksi Gesekan pada Selimut Tiang Pada Sondir Mekanis (Sumber : Nottingham 1975) Gbr. 7. Faktor Koreksi Gesekan pada Selimut Tiang Pada Sondir Listrik (Sumber: Nottingham 1975) Ks dan Kc adalah faktor reduksi yang tergantung pada kedalaman dan nilai gesekan selimut, f Apabila tanah terdiri dari berbagai lapisan pasir dan lempung, Schertmann menganjurkan untuk menghitung daya dukung setiap lapisan secara terpisah. Namun perlu diingat bahwa nilai Ks, c pada persamaan di atas dihitung berdasarkan total kedalaman tiang Nilai f dibatasi hingga  1.2 kg/cm2 untuk tanah pasir dan  1.0 kg/cm2 untuk pasir kelanauan
  • 18. Axial Driven Pile Capacity Penentuan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Berdasarkan Uji SPT Penentuan daya dukung pondasi tiang menggunakan data SPT diberikan dalam dua metode yaitu:  Metode Meyerhoff  Metode Schmertmann
  • 19. Axial Driven Pile Capacity 1. Metode Meyerhoff Meyerhoff (1956) menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang sebagai berikut Qu = 40 Nb . Ap + 0.2 N . As dengan:  Qu = daya dukung ultimit pondasi tiang pancang (ton)  Nb = harga N-SPT pada elevasi dasar tiang  Ap = luas penampang dasar tiang (m2)  As = luas selimut tiang (m2)  N = harga N-SPT rata rata Untuk tiang dengan desakan tanah yang kecil seperti tiang bor dan tiang baja H, maka daya dukung selimut hanya diambil separuh dari formula diatas, sehingga menjadi: Qult = 40 Nb. Ap + 0.1 N . As Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas untuk 0.2 N adalah 10 ton/m2
  • 20. Axial Driven Pile Capacity 2. Metode Schmertmann Schmertmann menggunakan korelasi N-SPT dengan tahanan ujung sondir qc untuk menentukan daya dukung gesekan dan daya dukung ujung pondasi tiang. Tabel 2. memberikan ikhtisar usulan Schmertmann tersebut. Tabel ini berlaku untuk pondasi tiang pancang dengan penampang tetap Tabel 4. 3. Nilai Gesekan untuk Desain Pondasi Tiang Pancang (Sumber : Schmertmann, 1967) Tabel 2. Nilai Gesekan untuk Desain Pondasi Tiang Pancang (Sumber : Schmertmann, 1967)
  • 21. Tipikal kelompok tiang Konfigurasi Kelompok Tiang Tipikal Tegangan di Bawah Ujung Tiang Tunggal dan Kelompok Tiang
  • 22. Efisiensi dan Daya Dukung Kelompok Tiang  Efisiensi kelompok tiang didefinisikan sebagai:  Efisiensi kelompok tiang tergantung pada beberapa faktor diantaranya  Jumlah tiang, panjang, diameter, pengaturan, dan terutama jarak antara as ke as tiang.  Modus pengalihan beban (gesekan selimut atau tahanan ujung).  Prosedur pelaksanaan konstruksi (tiang pancang atau tiang bor).  Urutan instalasi tiang.  Jangka waktu setelah pemancangan.  Interaksi antara pile cap dan tanah di permukaan. tunggal tiang dukung daya x ng Jumlah tia iang kelompok t dukung Daya Eg 
  • 23. Efisiensi kelompok tiang pada tanah pasiran  Formula Sederhana Formula ini didasarkan pada jumlah daya dukung gesekan dari kelompok tiang sebagai satu kesatuan (blok). dimana : m = Jumlah tiang pada deretan baris. n = jumlah tiang pada deretan kolom. s = jarak antar tiang. D = diameter atau sisi tiang . p = keliling dari penampang tiang. p.m.n 4D 2)s - n m ( 2 Eg   
  • 24. Efisiensi kelompok tiang pada tanah pasiran  Formula Converse-Labarre dimana :  = arc tan (D/s)  Formula Los Angeles  Formula Seiler-Keeney s dalam satuan meter. θ 90.m.n 1)n - (m 1)m - (n - 1 Eg           2 1) - 1)(n - (m 1) - n(m 1) - m(n n m s π D 1 Eg        n m 0.3 1) - n (m 7) (75s 2) - n (m 36s - 1 E 2 g            
  • 25. Efisiensi kelompok tiang pada tanah pasiran Formula Fled Dalam metoda ini kapasitas pondasi individual tiang berkurang sebesar 1/16 akibat adanya tiang yang berdampingan baik dalam arah lurus maupun dalam arah diagonal. Ilustrasi hasil perhitungan formula ini diberikan pada Gbr. 4. Efisiensi Kelompok Tiang Berdasarkan Formula Fled
  • 26. 26 Daya dukung kelompok tiang pada tanah lempung Daya dukung batas kelompok tiang pada tanah lempung didasarkan pada aksi blok yaitu bila kelompok tersebut berperan sebagai blok. Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok               L p c α c 9 A m.n ) Q m.n(Q Q u u(p) p s p u  Daya dukung kelompok tiang dihitung sebagai berikut : 1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang dimana : Ap = luas penampang tiang tunggal (m2) p = keliling tiang (m)  L = panjang segmen tiang qp = daya dukung ujung tiang (ton/m2) fs = tahanan sellimut (ton/m2)
  • 27. Daya dukung kelompok tiang pada tanah lempung 2. Tentukan daya dukung blok berukuran LxBgxD dimana : Lg = panjang blok Bg = lebar blok 3. Bandingkan kedua besaran Qu di atas. Harga daya dukung diambil nilai yang lebih kecil. L . )c B (L 2 .N .c B L Q u g g. * c (p) u g g. u       Alternatif untuk menentukan efisiensi kelompok tiang pada tanah kohesif diberikan oleh NAVFAC DM 7.2 (1982) sebagaimana ditunjukkan oleh Gbr. 6. Efisiensi Kelompok Tiang pada Tanah Kohesif