SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
ItsDanicaPutrys’
Rigor mortis
Proses yang terjadi setelah makhluk hidup
mati diawali fase prarigor dan diakhiri dengan
terjadinya kekakuan pada otot
Waktu yang dibutuhkan untuk
terbentuknya rigor mortis tergantung pada
jumlah ATP yang tersedia
Kecepatan Rigor mortis
bergantung pada:
Tingkat tekanan (stress) pada
makhluk hidup
Pemanasan dengan suhu tinggi
saat disembelih
Akibat:
1.pH daging tinggi
2. kualitas daging yang akan dihasilkan menjadi
rendah (warna merah gelap, kering dan
strukturnya merapat) dan tidak bertahan lama
dalam penyimpanan sekalipun pada suhu dingin.
Spesies
Jenis serat: serat
merah lebih lambat
dibanding serat putih
Fase Prarigor
1. Sebelum mati, glikolisis berjalan secara aerob dan
pengahasilan ATP dalam jumlah banyak melalui jalur asam
piruvat.
2. Setelah mati, perubahan glikolisis jadi asam laktat
secara anaerob
3. Simpanan ATP dari hasil glikolisis tersebut menjadi bantalan atau
pembatas bagi protein miofibril berupa aktin dan miosin
4. Tersisanya ATP membuat jarak aktin dan misin saling berjauhan sehingga
kontraksi otot akan jarang terjadi.
Kondisi paling ideal
olahan daging dimasak,
kondisi daging kenyal,
lunak, kadar air tinggi
Fase Rigor
Mortis
1. Proses glikolisis akan berhenti dan
produksi ATP semakin berkurang
2. Glikolisis diubah menjadi asam laktat secara anaerob
3. Berkurangnya ATP membuat pembatas aktin dan miosin semakin tipis
sehingga aktin dan miosin mudah untuk berdekatan dan kemudian bersatu
dan membentuk aktoniosin
Akibat: Daging mengalami
fase tegang, otot menjadi
keras, kadar pH tinggi
Fase Post
Rigor
1. Kembali lunak --- peranan enzim
katepsin membantu pemecahan
protein aktomiosin menjadi protein
sederhana
2. Karena terlalu lama terpapar, kontaminasi
bakteri sudah terjadi
Kondisi yang
baik untuk
pengolahan
daging, tapi
harus segera
diolah!!!
Akibat: pemecahan protein
menjadi protein sederhana yang
menyisakan gugus amino (alkali)
dan sulfur yang merupakan
senyawa yang menyebabkan
timbulnya bau busuk pada
daging,
PENURUNAN MUTU !!!
Kondisi hidup:
pertautan kedua miofilamen ini (tebal dan tipis)
berlangsung secara reversible (ulang alik) yakni
kontraksi dan relaksasi. Ketika kedua miofilamen
bergesek maka dikatakan terjadi kontraksi dan
sarkomer (panjang serat) akan memenedek sebaliknya
pada saat kedua miofilamen saling melepas (tidak
terjadi pergesekan) maka disebut terjadi relaksasi
ditnadai dengan sarkomer memanjang.
Kondisi mati:
kontraksi otot masih berlangsung
sampai ATP habis dan aktomiosin
terkunci (irreversible). Otot menjadi
kaku (kejang mayat) dan tidak
ekstensible
Perubahan karakteristik fisikokimia
Pemendekan Otot: akibat otot yang masih prarigor (masih
berkontraksi) didinginkan pada suhu mendekati titik nol ( cold
shortening ), otot kehilangan cairan
pH akhir otot menjadi asam akan terjadi setelah rigor mortis
terbentuk secara sempurna, akibat: daya ikat air menurun, ketika
pH tinggi, akan bertambah daya ikat tersebut
Denaturasi protein miofibriler dapat terjadi pada pH otot dibawah
titik isoelektrik mengakibatkan otot menjadi pucat, berair dan
strukturnya longgar (mudah terurai)
Warna daging menjadi merah cerah pada saat pH mencapai
pH akhir normal (5.5 – 5.8) pada saat terbentuknya rigor
mortis

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Metabolisme Mikroba
Metabolisme MikrobaMetabolisme Mikroba
Metabolisme Mikroba
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Komunikasi sel
Komunikasi selKomunikasi sel
Komunikasi sel
 
Sintesis protein
Sintesis proteinSintesis protein
Sintesis protein
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Ppt metabolisme
Ppt  metabolismePpt  metabolisme
Ppt metabolisme
 
Power point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinalPower point kelompok saraf spinal
Power point kelompok saraf spinal
 
5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
5. neurulasi dan organogenesis ektoderm5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
5. neurulasi dan organogenesis ektoderm
 
Biokimia Pencernaan
Biokimia PencernaanBiokimia Pencernaan
Biokimia Pencernaan
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
 
METABOLISME PROTEIN
METABOLISME PROTEINMETABOLISME PROTEIN
METABOLISME PROTEIN
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
147084215 makalah-struktur-gen-dan-kromosom-1
147084215 makalah-struktur-gen-dan-kromosom-1147084215 makalah-struktur-gen-dan-kromosom-1
147084215 makalah-struktur-gen-dan-kromosom-1
 
Translasi
TranslasiTranslasi
Translasi
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
Kerja Enzim
Kerja EnzimKerja Enzim
Kerja Enzim
 

Similar to Rigor mortis proses penting

09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
PPT Referat Thanatologi.pptx
PPT Referat Thanatologi.pptxPPT Referat Thanatologi.pptx
PPT Referat Thanatologi.pptxSelfiAsmr
 
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxKarakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxVennyAgustin3
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxSerlindaArjuni
 
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2Lazuardi ardi
 
METABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxMETABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxAyuPuspita73
 
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptxBAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptxAyuPuspita73
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme ProteinProses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme Proteinpjj_kemenkes
 

Similar to Rigor mortis proses penting (17)

09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
UTS MMT
UTS MMTUTS MMT
UTS MMT
 
UTS MMT
UTS MMTUTS MMT
UTS MMT
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
PPT Referat Thanatologi.pptx
PPT Referat Thanatologi.pptxPPT Referat Thanatologi.pptx
PPT Referat Thanatologi.pptx
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
Uts Mmt
Uts MmtUts Mmt
Uts Mmt
 
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptxKarakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
Karakteristik Fisiko-Kimia Hasil Perikanan.pptx
 
Metabolisme dan Suhu Tubuh.pptx
Metabolisme dan Suhu Tubuh.pptxMetabolisme dan Suhu Tubuh.pptx
Metabolisme dan Suhu Tubuh.pptx
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docxMAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
MAKALAH METABOLISME PROTEIN.docx
 
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
Dampak cemaran mbm, melamin dan beta 2 2
 
METABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptxMETABOLISME XII.pptx
METABOLISME XII.pptx
 
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptxBAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
BAB 2 METABOLISME KELAS XII.pptx
 
Pencernaan Protein
Pencernaan ProteinPencernaan Protein
Pencernaan Protein
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme ProteinProses Pencernaan dan Metabolisme Protein
Proses Pencernaan dan Metabolisme Protein
 

More from Princess is Ntxhais

Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPrincess is Ntxhais
 
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrysTransfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrysPrincess is Ntxhais
 
Outdoor outfit ideas -- danica putri
Outdoor outfit ideas  -- danica putriOutdoor outfit ideas  -- danica putri
Outdoor outfit ideas -- danica putriPrincess is Ntxhais
 
Ppt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanian
Ppt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanianPpt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanian
Ppt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanianPrincess is Ntxhais
 
School life fashion show danica putri
School life fashion show danica putriSchool life fashion show danica putri
School life fashion show danica putriPrincess is Ntxhais
 
Permutation and combination - Math Statistic
Permutation and combination - Math StatisticPermutation and combination - Math Statistic
Permutation and combination - Math StatisticPrincess is Ntxhais
 

More from Princess is Ntxhais (13)

Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrysPengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
Pengenalan aktivitas air dan pertumbuhan mikroba by ItsDanicaPutrys
 
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrysTransfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan ---  itsdanicaputrys
Transfer inti, Fusi sel, Kultur jaringan --- itsdanicaputrys
 
Fairy and mermaidia
Fairy and mermaidiaFairy and mermaidia
Fairy and mermaidia
 
Materi biologi sel -- kloning
Materi biologi sel  --  kloningMateri biologi sel  --  kloning
Materi biologi sel -- kloning
 
Fantasy series -- Danica Putri
Fantasy series  -- Danica PutriFantasy series  -- Danica Putri
Fantasy series -- Danica Putri
 
Outdoor outfit ideas -- danica putri
Outdoor outfit ideas  -- danica putriOutdoor outfit ideas  -- danica putri
Outdoor outfit ideas -- danica putri
 
Ppt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanian
Ppt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanianPpt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanian
Ppt makalah kelompok 1 ---daya saing komoditas produksi pertanian
 
School life fashion show danica putri
School life fashion show danica putriSchool life fashion show danica putri
School life fashion show danica putri
 
Cosplayer ( Danica Putri )
Cosplayer ( Danica Putri )Cosplayer ( Danica Putri )
Cosplayer ( Danica Putri )
 
Sport illustrated danica putri
Sport illustrated danica putriSport illustrated danica putri
Sport illustrated danica putri
 
Design and chemistry materials
Design and chemistry materialsDesign and chemistry materials
Design and chemistry materials
 
Permutation and combination - Math Statistic
Permutation and combination - Math StatisticPermutation and combination - Math Statistic
Permutation and combination - Math Statistic
 
Chemistry - State of Matter ;)
Chemistry - State of Matter ;)Chemistry - State of Matter ;)
Chemistry - State of Matter ;)
 

Recently uploaded

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 

Recently uploaded (20)

IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 

Rigor mortis proses penting

  • 2. Rigor mortis Proses yang terjadi setelah makhluk hidup mati diawali fase prarigor dan diakhiri dengan terjadinya kekakuan pada otot Waktu yang dibutuhkan untuk terbentuknya rigor mortis tergantung pada jumlah ATP yang tersedia
  • 3. Kecepatan Rigor mortis bergantung pada: Tingkat tekanan (stress) pada makhluk hidup Pemanasan dengan suhu tinggi saat disembelih Akibat: 1.pH daging tinggi 2. kualitas daging yang akan dihasilkan menjadi rendah (warna merah gelap, kering dan strukturnya merapat) dan tidak bertahan lama dalam penyimpanan sekalipun pada suhu dingin. Spesies Jenis serat: serat merah lebih lambat dibanding serat putih
  • 4. Fase Prarigor 1. Sebelum mati, glikolisis berjalan secara aerob dan pengahasilan ATP dalam jumlah banyak melalui jalur asam piruvat. 2. Setelah mati, perubahan glikolisis jadi asam laktat secara anaerob 3. Simpanan ATP dari hasil glikolisis tersebut menjadi bantalan atau pembatas bagi protein miofibril berupa aktin dan miosin 4. Tersisanya ATP membuat jarak aktin dan misin saling berjauhan sehingga kontraksi otot akan jarang terjadi. Kondisi paling ideal olahan daging dimasak, kondisi daging kenyal, lunak, kadar air tinggi
  • 5. Fase Rigor Mortis 1. Proses glikolisis akan berhenti dan produksi ATP semakin berkurang 2. Glikolisis diubah menjadi asam laktat secara anaerob 3. Berkurangnya ATP membuat pembatas aktin dan miosin semakin tipis sehingga aktin dan miosin mudah untuk berdekatan dan kemudian bersatu dan membentuk aktoniosin Akibat: Daging mengalami fase tegang, otot menjadi keras, kadar pH tinggi
  • 6. Fase Post Rigor 1. Kembali lunak --- peranan enzim katepsin membantu pemecahan protein aktomiosin menjadi protein sederhana 2. Karena terlalu lama terpapar, kontaminasi bakteri sudah terjadi Kondisi yang baik untuk pengolahan daging, tapi harus segera diolah!!! Akibat: pemecahan protein menjadi protein sederhana yang menyisakan gugus amino (alkali) dan sulfur yang merupakan senyawa yang menyebabkan timbulnya bau busuk pada daging, PENURUNAN MUTU !!!
  • 7. Kondisi hidup: pertautan kedua miofilamen ini (tebal dan tipis) berlangsung secara reversible (ulang alik) yakni kontraksi dan relaksasi. Ketika kedua miofilamen bergesek maka dikatakan terjadi kontraksi dan sarkomer (panjang serat) akan memenedek sebaliknya pada saat kedua miofilamen saling melepas (tidak terjadi pergesekan) maka disebut terjadi relaksasi ditnadai dengan sarkomer memanjang. Kondisi mati: kontraksi otot masih berlangsung sampai ATP habis dan aktomiosin terkunci (irreversible). Otot menjadi kaku (kejang mayat) dan tidak ekstensible
  • 8. Perubahan karakteristik fisikokimia Pemendekan Otot: akibat otot yang masih prarigor (masih berkontraksi) didinginkan pada suhu mendekati titik nol ( cold shortening ), otot kehilangan cairan pH akhir otot menjadi asam akan terjadi setelah rigor mortis terbentuk secara sempurna, akibat: daya ikat air menurun, ketika pH tinggi, akan bertambah daya ikat tersebut Denaturasi protein miofibriler dapat terjadi pada pH otot dibawah titik isoelektrik mengakibatkan otot menjadi pucat, berair dan strukturnya longgar (mudah terurai) Warna daging menjadi merah cerah pada saat pH mencapai pH akhir normal (5.5 – 5.8) pada saat terbentuknya rigor mortis