5. Manakala seseorang bisa membuat orang
lain melakukan apa yang ia inginkan,
maka dapat dikatakan orang tersebut
memiliki “power” atas orang lain tersebut.
LEADERSHIP meliputi POWER yaitu:
Kemampuan/Kekuatan/Kekuasaan untuk
mempengaruhi orang lain (atau membuat
sesuatu terlaksana/terjadi) dengan cara
apapun.
6. Kekuasaan seseorang terbatas pada
konteks pengaruhnya, dengan demikian
kekuatannya tidak universal tetapi
terbatas pada orang-orang yang dapat
dipengaruhi saja.
7. Sumber kekuatan pemimpin
Referent power= istmw
Legitimate power = syah
Expert power = keahlian
Reward Power = memberi
Coercive Power = paksaan
8. Teori-teori dalam studi Kepemimpinan
• Teori Great Man dan Teori Big Bang
• Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
• Teori Perilaku (Behavior Theories)
• Teori Kontingensi atau Teori Situasional
9. Teori Great Man
• Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan sejak
seseorang lahir
• Bennis & Nanus (1990) menjelaskan bhw teori ini
berasumsi pemimpin dilahirkan bukan diciptakan
• Kekuasaan berada pd sejumlah org tertentu, yang
melalui proses pewarisan memiliki kemampuan
memimpin atau karena keberuntungan memiliki
bakat untuk menempati posisi sebagai pemimpin
• “Asal Raja Menjadi Raja”
10. Teori Big Bang
• Suatu peristiwa besar menciptakan seseorang
menjadi pemimpin
• Mengintegrasikan antara situasi dan pengikut
• Situasi mrpk peristiwa besar seperti revolusi,
kekacauan/kerusuhan, pemberontakan,
reformasi dll
• Pengikut adalah orang yang menokohkan
seseorang dan bersedia patuh dan taat
11. Teori Sifat (Karakteristik) Kepribadian
Trait Theories
• Seseorg dpt menjadi pemimpin apabila memiliki sifat
yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin
• Titik tolak teori : keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik
maupun psikologis
• Keefektifan pemimpin ditentukan oleh sifat, perangai
atau ciri kepribadian yang bukan saja bersumber dari
bakat, tapi dari pengalaman dan hasil belajar
12. Ringkasan dari Sifat
• Intelegensi (kecerdasan)
• Kematangan dan keluasan pandangan sosial
• Memiliki motivasi dan keinginan berprestasi
• Memiliki hubungan manusiawi
13. Kelemahan Teori Sifat
• Tidak selalu ada relevansi antara sifat-sifat
yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan
• Situasi dan kondisi tertentu yang ternyata
memerlukan sifat tertentu pula berbeda dari
yang lain
14. Teori Perilaku
(Behavior Theories)
• Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung
pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan
• Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara
melakukan pengambilan keputusan, cara
memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan,
cara membimbing dan mengarahkan, cara
menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara
menegur dan memberikan sanksi
16. Teori Kontingensi atau
Teori Situasional
• Resistensi atas teori kepemimpinan
sebelumnya yang memberlakukan asas-asas
umum untuk semua situasi
• Teori ini berpendapat bhw tidak ada satu jalan
(kepemimpinan) terbaik untuk mengelola dan
mengurus satu organisasi
17. Filosofi Teori
• Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada
pendapat bahwa dalam menghadapi situasi
yang berbeda diperlukan perilaku atau gaya
kepemimpinan yang berbeda
• Situational Approach
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus sesuai
dengan situasi yang dihadapi oleh seorang
pemimpin
18. Gaya Kemepimpinan
• Teori X (McGregor): dg asumsi bahwa orang harus
dipaksa, dikendalikan dan diancam dengan hukuman
untuk mau bekerja
• Teori Y (McGregor): dg asumsi bahwa bekerja pada
hakikatnya sama dengan bermain atau beristirahat;
orang-orang akan mengen-dalikan diri sendiri untuk
mencapai tujuan; mereka mempunyai
potensi,kepandaian, dan kreativitas.
• Terori Z(Fiedler): kombinasi dari keduanya
(situasional/kontingensi)
20. Variasi kemauan dan kemampuan bawahan :
• Ada bawahan yang tidak mau dan tidak
mampu
• Ada bawahan yang mau, tetapi tidak mampu
• Ada bawahan yang tidak mau, tetapi mampu
• Ada bawahan yang mau dan mampu
21. Disarankan kepada Pemimpin:
• Mengkaji situasi mereka-orang-orang, tugas,
dan organisasi
• Luwes dalam menggunakan berbagai
keterampilan dalam keseluruhan gaya
• Mempertimbangkan untuk memodifikasi
unsur-unsur pekerjaan mereka guna
memperoleh kesesuaian yang lebih baik
dengan gaya yang mereka sukai.
22. Bila ingin memimpin, kenali 6 hal:
• Kenali dirimu sendiri
• Kenali situasi yang dihadapi
• Pilih gaya yang cocok dengan situasi tersebut
• Penuhi kebutuhan tugas
• Penuhi kebutuhan kelompok
• Penuhi kebutuhan individu
23. Gaya kepemimpinan versi Ki Hadjar
Dewantara
• Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi
contoh)
• Ing Madyo mangun karso (di tengah
memberikan memotivasi)
• Tut Wuri Handayani (di belakang memberi
dorongan/support)
26. Bagaimanakah gaya kepemimpinan yang
efektif ?
• Tidak ada satu cara yang terbaik untuk
mempengaruhi perilaku orang-orang.
• Gaya kepemimpinan yang efektif adalah
kepemimpinan yang disesuaikan dengan
tingkat kedewasaan (maturity) bawahan.
• Kedewasaan bawahan terkait dengan dua hal,
kematangan pekerjaan dan kematangan
psikologis.
27. Semakin matang bawahan, pemimpin harus mengurangi
tingkat struktur tugas/ task orientationnya dan menambah
human orientation nya sampai pada tingkat kematangan rata-
rata.
Melampaui tingkat kematangan rata-rata, pemimpin harus
mengurangi task orientation dan human orientation nya
S3 S2
S4 S1
HIGH
LOW HIGH
R
e
l
a
t
i
o
n
s
h
i
p
MATURE
TASK
IMATUR
E
28. S1 (High task-low relationship) untuk kondisi R1 (taraf
kematangan rendah), pemimpin harus memberi instruksi
dan mengarahkan bawahan terhadap tugas yang harus
diselesaikan secara spesifik melalui komukasi satu arah
(telling : tahap memberitahu)
S2 (High task-high relationship) untuk kondisi R2 (taraf
kematangan rendah menuju sedang), pemimpin masih
memberikan instruksi dan pengarahan namun dalam porsi
secukupnya. Komunikasi bersifat dua arah yang diwarnai
oleh adanya dukungan sosio-emosional dari pemimpin
serta adanya kesempatan bagi bawahan untuk bertanya dan
meminta kejelasan tugas (selling: tahap menjual)
29. S3 (Low task-high relationship) untuk kondisi
R3 (taraf kematangan sedang menuju tinggi),
pemimpin hanya bertindak sebagai fasilitator
bagi kelancaran tugas bawahan. Keputusan
dibuat bersama-sama oleh pemimpin dan
bawahan (participating: tahap berpartisipasi)
S4 (Low task-low relationship) untuk kondisi R4
(taraf kematangan tinggi), pemimpin hanya
memberikan arahan tentang tujuan umum yang
akan dicapai, selebihnya bawahan sendiri yang
bertangung jawab untuk mengambil keputusan
(delegating: tahap pendelegasian)
30. Memotivasi terutama diperlukan di kondisi R1 dan R3 dan
diarahkan untuk meningkatkan need for achievement
(S.A.N/G.N)
Perkiraan urutan taraf efektivitas gaya kepemimpinan:
R1 : S1-S2-S3-S4
R2 : S2-S1-S3-S4
R3 : S3-S2-S4-S1
R4 : S4-S3-S2-S1
31.
32.
33.
34.
35. Kesimpulan: Mengapa kita perlu adanya
kepemimpinan?
1. Orang yang memiliki status atau jabatan pemimpin belum
tentu memiliki kepemimpinan
2. Kepemimpinan adalah suatu daya atau pengaruh
3. Daya itu adalah untuk
• menggali makna,
• merumuskan visi,
• menginspirasikan atau menggerakkan orang,
• mentransformasi orang dan komunitasnya serta
• menggangkat hati mereka sepanjang derap maju mereka
4. Sebagian besar orang yang bekerja di organisasi atau
komunitas Anda, adalah orang biasa, artinya, menjadi
penganut hidup rutin, minimalis, dan bergairah hanya
sesuai siklus hidupnya.
35