SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
MODUL SIMULASI BATU EXCURTION FILM FESTIVAL
TATA KELOLA FESTIVAL FILM SEBAGAI PENGUATAN CITY BRANDING
Tata kelola merupakan rangkaian aturan, proses, kebiasaan, kebijakan, dan institusi yang
mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan. Festival Film sebagai sebuah
organisasi yang mengelola film yang telah diramu oleh pembuatnya untuk dipertemukan kepada
para penontonnya melalui beragam program yang telah dirancang sesuai dengan karakternya.
Venice International Film Festival merupakan festival film pertama yang terselenggara pada
tahun 1932 di kota Venezia Italia. Karakter festival film ditentukan oleh penggagasnya sebagai
ciri khas untuk memilih dan memilah film-film yang diputar serta program yang
diselenggarakan. City Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
pemerintah kota dalam rangka proses penyampaian pesan dengan jelas, memastikan kredibilitas,
menghubungkan masyarakat secara emosional, memotivasi konsumen, dan memastikan
terciptanya kesetiaan massa.
Festival Film memerlukan tata kelola agar pelaksanaannya lebih terorganisir. Festival film
dalam pelaksanaannya memerlukan perancangan yang matang karena melibatkan banyak faktor
di dalamnya baik internal maupun eksternal. Festival berasal dari Bahasa latin ‘festa’ atau dalam
bahasa Indonesia pesta yang berarti sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka merayakan
sesuatu. Program utama dalam sebuah festival film adalah pemutaran film, sedangkan program
kolaborasinya antara lain; kompetisi, workshop, kuliah umum, diskusi, produksi film bersama,
dan malam penghargaan.
Fungsi utama festival film adalah bukan untuk menghasilkan uang tetapi untuk menunjukkan
adanya perkembangan sinema sebagai ekspresi artistic dan ekspresi indentitas budaya.
Sumardjono (dalam Kristanto, 2004:225) meletakkan arti festival yang tidak mekankan segi
komersiaal, melainkan lebih bersifat kultural. Meskipun pada kenyataannya mutu film tidak
selalu sejalan dengan segi komersial, tetapi film harus memiliki unsur kultural dan tanggung
jawab kepada masyarakat. Tak hanya dipandang sebagai perayaan, festival film memiliki
peranan penting dalam perkembangan sinema serta kesesuaian visi dan misi penyelenggaraan.
Hal tersebut dapat memandang festival film sebagai sebuah kegiatan kompleks yang mampu
menyentuh dimensi sosial dan kultural kota penyelenggaraannya.
Pada dasarnya semua festival film mempunyai tujuan yang sama yakni sebagai ajang untuk
menumbuhkan apresiasi penonton terhadap film serta wujud penghargaan kerja keras kru
pembuat film melalui pemutaran film. Seiring maraknya kemunculan festival film, maka festival
film dapat diklasifikasikan berdasarkan : (1) sifatnya; (2) Negara asal film diputar: (3) tempat
penyelenggaraan: (4) jenis film yang diputar: (5) penyelenggaranya (Pemetaan Perfilman
Indonesia Tahap Dua : Menguak Peta Perfilman Indonesia, 2004 Budi Irawanto, Novi Kurnia,
dan Rahayu Hal 143).
A. PROSES PENGELOLAAN
1. Tahap Perencanaan
Langkah awal ketika perencanaan membuat sebuah festival film adalah mengenali
maksud dan tujuan penyelenggaraannya. Perumusannya mencakup kejelasan
keberadaannya, manfaat dari keberadaannya serta alasan pembuatannya.
Perencanaan merupakan kegiatan penentuan sasaran yang akan dicapai pada kurun
waktu yang telah ditentukan dan cara yang telah ditetapkan. Contoh sasaran dan target
waktu; Penyelenggaraan festival film tugas siswa kelas Produksi Film Dokumenter
tahunan yang diselenggarakan pada akhir semester genap.
Manfaat perencanaan guna mengurangi resiko ketidakpastian, memusatkan perhatian
pada sasaran, menjadi dasar bagi fungsi-fungsi pengelolaan yang lain.
Proses perencanaan; menentukan kegiatan yang harus dilakukan, mengurutkan kegiatan,
penjadualan, dan integrasi.
2. Tahap Pengorganisasian
Tujuan dari tahapan ini untuk mengoptimalkan kemampuan orang-orang terlibat dalam
festival film. Hal tersebut diwujudkan dalam struktur organisasi dengan dilengkapi
dengan uraian pekerjaan yang berisi tugas dan kewenangan masing-masing anggota serta
mekanisme kerja antar bagiannya.
Proses pengorganisasian mencakup merinci pekerjaan-pekerjaan, mengelompokkan
pekerjaan-pekerjaan, membagi tugas, dan menyusun mekanisme koordinasi.
Pengelompokkan pekerjaan dapat didasarkan pada pilihan sebagai berikut; fungsional,
kegiatan, wilayah, dan proses.
3. Tahap Pengarahan
Fungsi dari tahapan ini adalah membuat para anggota penyelenggaraan festival film
melakukan pekerjaannya sesuai dengan harapan. Pemimpin memiliki peranan penting
dalam hal ini agar seluruh pekerjaan menjadi efektif dan efesien.
Proses pengarahan; memimpin dengan memberikan instruksi, mengembangkan
kemampuan dengan melatih dan membimbing, dan meningkatkan motivasi.
4. Tahap Pengendalian
Pengendalian difungsikan untuk menjamin atau memastikan tercapainya sasaran
penyelenggaraan festival film sesuai yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Langkah-langkah dasar pengendalian; menetapkan standar dan metode pengukuran hasil,
mengukur prestasi yang ada, membandingkan hasil standar, dan mengambil tindakan.
Ciri pengendalian yang baik; fokus pada hal yang penting, ekonomis dimaksudkan agar
proses pengendalian yang dilakukan tidak lebih mahal dari hasil yang dicapai, tepat
waktu sehingga dapat diupayakan pendeteksian penyimpangan secara dini, dapat
dimengerti semua anggota, dan dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat sehingga
mereka merasa memiliki dan termotivasi untuk menggunakannya.
B. PENYELENGGARAAN FESTIVAL FILM
Pengelolaan festival film yang baik dibutuhkan agar kegiatan berlangsung dengan baik dan
berkesinambungan hingga berumur panjang serta semakin sukses. Segala sumber daya yang
ada penting untuk dikelola agar target yang telah ditetapkan terselesaikan dan tercapainya
hasil secara optimal. Elemen yang mencakup penyelenggaraan festival film; penentuan
karakter, waktu, dan biaya.
1. Tahap Perencanaan
Pembuatan rencana meliputi; perumusan maksud dan tujuan, sasaran, cakupan, struktur
uraian kegiatan, urutan kegiatan, penjadualan kegiatan, dan anggaran kegiatan festival film.
Sasaran kegiatan dirumuskan secara Spesific, Measureable, Attainable, Realistic, Time
Oriented (SMART). Tiga kategori sasaran kegiatan festival film adalah menyangkut biaya,
mutu, dan waktu.
Cakupan perencanaan merumuskan tentang apa saja yang harus dikerjakan agar sasaran
kegiatan dapat tercapai, pernyataan tentang tanggung jawab dan kewenangan para pengelola,
serta bagian-bagian yang terlibat.
2. Tahap Pengorganisasian
Organisasi kegiatan festival film dapat ditentukan berdasarkan banyaknya film yang diputar,
program yang direncanakan, lama penyelenggaraan dan target jumlah penontonnya.
3. Tahap Pengarahan
Pengarahan akan lebih mudah dijalankan jika pemimpin mengenali dan memahami dengan
baik orang yang dipimpinnya dan kemudian menggunakan pendekatan yang tepat untuk
menggerakkannya. Urutan proses pengarahan mulai dari mengasumsikan mengenai orang
dan tingkah lakunya, berkomunikasi dan memimpin penyelenggaraan festival film,
memotivasi anggota tim, dan berusaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
4. Tahap Pengendalian
Pengendalian sering kali kurang mendapatkan perhatian karena dianggap sebagai hal yang
dapat terjadi secara otomatis. Ketika pelaksanaan kegiatan tidak berhasil secara optimal
karena munculnya sebuah masalah yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya dan tidak
ditemukannya solusi atas masalah yang dihadapi.
Proses ini mencakup pemantauan, identifikasi penyimpangan, analisis sebab, alternatif
tindakan, dan pilihan tindakan.
DOKUMENTASI SEBAGAI SARANA PUBLIKASI FESTIVAL FILM
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menampilkan dokumen atau arsip
dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus
dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dalam artian umum
dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan,
penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk
mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk
kegunaan dari arsip perpustakaan dan kepustakaan. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam
sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara yang pada umumnya berisikan sebagai
berikut:
1. Penjelasan Singkat Tentang Acara, Misalnya: Tanggal, tempat, waktu pelaksanaan, dll.
2. Profile dari Penyelenggara acara.
3. Informasi tentang Kepanitiaan.
4. Jadwal acara yang telah terencana.
5. Sponsor yang telah ikut serta membantu pelaksanaan acara.
6. Materi acara.
7. Data peserta.
8. Data pembicara.
9. Foto kegiatan.
FOTOGRAFI DOKUMENTASI
Penjelasan foto dokumentasi dalam kategori fotografi memiliki pengertian sendiri yang
ruang lingkupnya lebih sempit atau bersifat personal. Misalnya, kegiatan pribadi dan keluarga.
Namun, foto dokumentasi dalam konteks yang luas memiliki pengertian bahwa semua foto yang
merekam fakta dan menjadi bagian sejarah pada akhirnya juga merupakan foto dokumentasi.
Sebab, semua foto akan menjadi dokumen. Pemahaman tersebut membuat foto dokumentasi
memiliki batasan yang lebih luas. Foto dokumentasi tidak merujuk pada foto acara atau
kepentingan pribadi. Jadi, foto jurnalistik pun menjadi bagian dari foto dokumentasi.
Dalam fotografi, semua kegiatan memotret dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan
pendokumentasian. Dokumentasi dapat dilakukan dngan merekan kejadian dalam bentuk tulisan,
foto, video, grafik maupun catatan-catatan pendukung lain.
ASPEK PENILAIAN DALAM FOTO
Dokumentasi atau arsip pada foto memiliki beberapa hal yang herus diperhatikan seperti:
1. Kualitas
Foto yang dihasilkan haruslah dapat dinikmati dalam arti secara teknik dilakukan dengan
benar. Foto harus focus, tidak over atau under eksposur. Kualitas yang bagus dapat
menampilkan foto dokumentasi yang menarik.
2. Nilai realita.
Pendokumantasian merupakan perekaman kejadian yang benar terjadi dan apa adanya.
Foto tidak disetting sehingga akan menampilkan sesuatu yang tidak sedang terjadi
sebenarnya.
3. Informatif
Foto yang dihasilkan harus memiliki nilai informatif yang dapat dipahami oleh audiens.
Informasi yang ditampilkan dapat berupa hal yang berkaitan dengan 5 W+1H.
KAEDAH DASAR DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTASI
Fotografi yang secara umum merupakan sebuah kegiatan mendokumentasikan sesuatu
dapat menjadi sumber informasi yang dapat dikaitkan dengan jurnalistik. Secara mendasar
kaedah dasar dalam fotografi dokumentasi didapat dari bidang Jurnalistik.
Adapun kaedah dalam Jurnalistik tersebut berkaitan dengan 5 W+ 1 H (What, Who, When,
Where, Why + How)
1. What
Berkaitan dengan objek/ subjek dalam foto. Peristiwa atau kejadian apa yang
didokumentasikan.
2. Who
Siapakah yang menjadi pokok bahasan dalam peristiwa tersebut.
3. When
Kapankan kejadian tersebut berlangsung.
4. Where
Di manakah kejadian tersebut berlangsung
5. Why
Mengapa kejadian tersebut berlangsung, bertujuan untuk suatu hal tertentu.
6. How
Bagaimana kejadian tersebut dilaksanakan.
Dokumentasi dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metoda. Hal tesebut berkaitan dengan
materi yang disampaikan dalam dokumentasi tersebut. Sebuah dokumentasi yang menggunakan
lebih dari 1 foto disebut dengan photo story. Photo story dapat dipahami sebagai sebuah foto
yang bercerita. Photo story dapat berupa naratif maupun desktiptif (documenter).
Dalam foto Naratif akan ditemukan sebuah alur atau plot (story). Lain halnya pada deskriptif,
dalam foto-foto deskriptif akan membentuk sebuah rangkaian foto yang memiliki issue atau
permasalahan yang sedang terjadi.
Urutan tidak penting dalam deskriptif.
1. Essay foto
Essay foto merupaka sebuah rangkaian foto yang memiliki sebuah cerita yang
berkesinambungan dan memiliki urutan peristiwa kejadian. Essay foto biasa dilakukan
dalam meotret profile seseorang yang ditujukan untuk foto jurnalistik berita.
2. Seri foto
Seri foto merupakan sebuah rangkaian foto yang memiliki sebuah tema yang sama yang
menginformasikan tentang sebuah hal. Seri foto lebih memiliki alur atau urutan yang
fleksibel.
3. Sekuel
Hampir seperti essay, sekuel merupakan sebuah rangkaian foto yang memiliki urutan
dalam sebuah kejadian atau peristiwa, yang membedakan adalah kejadian yang direkam
merupakan urutan dari sebuah proses.
DOKUMENTASI DAN PROMOSI
Dokumentasi (fotografi) dapat dijadikan sebagai sarana promosi. Hal tersebut berkaitan dengan
perekaman informasi yang akan disampaikan, dengan memasukkan unsur-unsur 5 W +1 H agar
informasi dapat terserap dengan baik kepada khalayak umum.
Ada beberapa pengertian promosi yang pernah diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya:
 Menurut Stanton (1993): Promosi adalah kegiatan memberikan informasi kepada
konsumen, memengaruhi, dan menghimbau khalayak ramai.
 Menurut Saladin (2003): Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran
perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk
konsumen tentang produk perusahaan.
 Menurut Swastha (1991): Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.
 Menurut Zimmerer (2002): Promosi adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi
yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau jasa dan untuk
memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup publisitas,
penjualan perorangan dan periklanan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa promosi dapat berguna untuk sebagai bagian dari
publikasi yang berarti menginformasikan dan mendorong para pihak agar bersedia terlibat dalam
penyelenggaraan festival film.
ASPEK TEKNIS DALAM PENYELENGGARAAN FESTIVAL FILM
Pendahuluan
Teknologi alat putar gambar bergerak (motion picture) dari waktu ke waktu terus
mengalami inovansi dalam memuaskan mata manusia. Tradisi menonton dalam ruang gelap
sudah ada sejak ditemukannya projector film seluloid. Sebuah alat mampu berputar 24fps
menggerakkan roll film yang disinari lampu pijar sehingga terproyeksikan gambar bergerak
pada layar. Penemuan ini tentunya melalui peristiwa panjang sebelumnya jika ditarik dari
penemuan magic latern di Roma oleh Althanasius Kircher pada Abad 17.
Magic Latern adalah alat untuk memproyeksikan gambar dengan menggunakan lensa,
melewati mediun transparan, dengan sumber cahaya lilin atau lampu temple sederhana. Dari
sinilah experiment lanjutan terus berkembang hingga akhirnya jatuh di era Thomas Alfa
Edison menciptakan Kinetograph alat yang mampu merekam dengan pita film seluliod 35mm
dan dapat di putar dengan alat Kinetoscope ciptaannya juga.
Dikembangkan pada rentang waktu 1880-1900, dunia tontonan gambar bergerak yang
menjadi cikal bakal dari bioskop ini terus menemukan penyempurnaan di belahan Eropa dan
Amerika.
Tercatat dalam sejarah bioskop sampai ke Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl
Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Milik seorang Belanda yang menarik harga karcis kelas I dua
gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak. Dalam perjalanannya tradisi
menonton yang hanya milik orang bourjuis akhirnya sampai juga pertunjukan gambar
bergerak ini ke lapisan masyarakat yang lebih luas. Pada era orde lama dan orde baru
bermunculan bioskop dengan kelas penonton yang berbeda beda.
Sistem Analog migrasi ke Digital teknologi
Pada tahun 1998 Era kamera Mini DV banyak kelompok dari kaum pelajar tergerak
untuk memproduksi film sendiri. Karena teknologi semakin dekomratis lagi. Muncul juga
pengiat pemutaran film alternative yang dikemas dalam bentuk ferstival film pendek. Sebut
saja KONFIDEN sebuah festival film yang sangat popular dikalangan pelajar dan mahasiswa
di tahun 2000-2004. Tradisi membuat dan apresiasi film pendek secara mandiri terus
beregenerasi sampai pada era digital sekarang ini.
Tidak hanya sebatas festival saja, pemutaran film dilakukan di kampus-kampus, kafe,
sampai dengan dibuatkan event event dengan tujuan tertentu diluar apresiasi film. Terutama
kaum pelajar banyak yang mulai tertarik mengelola kegiatan eksibisi film. Semoga ini
menjadi penyempurnaan perjalanan film alternative dan wadah para generasi baru perfilman
Indonesia untuk terus berkarya.
Untuk itu bagi yang tertarik mandalami kegiatan eksibisi film marilah kita meliterasi diri
dengan terus mengembangkan pengetahuan di era yang serba digital ini. Melalui modul yang
mungkin belum sempurna ini kita akan mencoba mempelajari dunia teknis pemutran film.
Bagaimana mengenal system, tekniknya, dan dasar dasar apa yang harus kita ketahui.
A. Piranti Teknis Pemutaran
a. BasicDigital Projektor
Projektor adalah alat vital dalam sebuah acara pemutaran. Dari alat inilah image di pancarkan
ke dalam sebuah bidang/layar putih dengan ukuran yang besar. Misalkan saja Bioskop, Ruang
Pertemuan, dan layar tancap (open Air Cinema). Ada juga yang di gunakan dalam ruang
ruang yang lebih kecil, misalkan saja home teater ataupun private movie room. Sebagai
penyelengara pemutaran kita harus paham terhadap teknis dan kemampuan maximal dari alat
yang akan kita pakai. Pengertian berikut ini akan membahas tentang seluk beluk teknis dalam
pemilihan projector yang sebaiknya kita tahu.
Apa yang Mempengaruhi kualitas gambar yang diproyeksikan?
Resolusi Materi Film VS Resolusi sensor Projektor
Resolusi adalah jumlah piksel yang tersedia untuk membuat gambar. Intinya semakin
besar resolusi sebuah gambar maka semakin banyak sebuah pixel dalam gambar dan tampilan
gambar yang akan semakin detail. Nah setelah ini kalian pasti tahu, kenapa file yang berisi
gambar gambar atau image dangan resolusi tingi mempunyai ukuran yang besar juga, karena
pixel yang terkandung di dalamnya juga semakin rapat dan banyak.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan antara resolusi materi film dengan resolusi sensor
image dari projector yang kita pakai. Materi Gambar dengan alat proyeksi harus disesuaikan
untuk menghasikan proyeksi yang sempurna. Sebelum kita akan coba uraiankan apa itu
resolusi pada gambar file film.
Tampak pada gambar perbedaan tampilan gambar yang disebabkan perbedeaan resolusi.
Resolusi ditunjukkan dengan banyaknya pixel horisontal x pixel vertical. Perkalian ini
membentuk aspect rasio pada gambar (komposisi perbandingan tampilan panjang x lebar)
yang nanti akan kita bahas lebih lanjut. Berikut ini macam macam resolusi pada gambar video
Horisontal
Vertikal
Sandart Definition : 720 x 576
High Definition : 1280 x 720, 1920 x 1080
Quad High Dehinition : 3840 x 2160, 4096 x 2160
Satuan angka pertama menunjukkan berapa banyak piksel yang ada di setiap baris
horisontal, dan angka kedua adalah berapa banyak piksel membuat setiap kolom vertikal. Jika
kita kalikan keduanya kita akan tahu berapa pixel yang terdapat pada pada gambar.
Pada gambar di atas nampak ukuran besaran pajang kali tinggi yang dihasilkan oleh
resolusi gambar. Standart Definition terdiri atas 720 x 480, ukuran pixel yang hanya maksimal
di proyeksikan di tv analog. Standart Definition maximal diproyeksikan untuk TV analog
dengan ukuran maximal 32 Inchi(27.9” x 15.7”).
Sering kita lihat TV model plasma dengan tehnologi resolusi full HD 1920 x 1080 yang
lebih canggih dan berukuran besar menjadi tidak maximal ketika menerima siaran gambar
dengan format SD 720 x 576. Ukuran tersebut menjadi terlalu besar untuk file dengan format
SD. Ukuran HD 6x lebih besar dari pad format SD hasilnya adalah gambar telihat kabur dan
kehilangan detailnya. Ibarat file foto dari HP dengan ukuran rendah kita cetak dalam ukuran
poster yang besar. Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan file HD 1920 x 1080
diproyeksikan dalam perangkat layar yang lebih kecil. Gambar akan terkesan rapat dan padat
sehingga detail warna akan terlihat lebih maximal jika gambar diproyeksikan pada perangkat
layar yang lebih kecil. File dengan ukuran HD dipersiapkan untuk dinikmati di layar yang
lebar.
Perkembangan teknologi mengarahkan kita pada proyeksi gambar denga kualitas layar
lebar. Format resolusi pada gambar adalah salah syarat penting dalam menghasilkan sebuah
kualitas gambar. Gambar diatas memperlihatkan pada kita bagaimana pixel merespos dan
membentuk tampilan proyeksi. Semakin banyak pixel semakin padat dan rapat sehingga
menghasilkan gambar yang lebih detail dan halus.
Dalam projector resolusi ini terdapat pada sensor image, sebuah komponen projector yang
berfungsi membaca file video yang kita putar. Video yang yenge memiliki resolusi yang telah
diterangkan diatas. Seringkali, resolusi proyektor akan disebut oleh satu nomor, seperti
"720p" atau "1080p." Penunjukan ini mengacu pada resolusi vertikal, atau angka kedua dalam
dua nomor penanda, sedangkan "p" mengacu progresif-scan, yang hanya menunjukkan bahwa
seluruh gambar ditampilkan pada waktu yang sama.
Berikut adalah resolusi yang terdapat projector:
SVGA 800 X 600
XVGA 1024 X 768
WXGA 1280 X 800
720p HD
WUXGA 1920 X 1200
1080p full HD
1 2 3 4
Resolusi 1 dan 2 (SVGA dan XVGA) resolusi adalah resolusi dengan file format SD.
Garis vertical Antara 600 dan 768 batas maximal dalam membaca file 480p atau 675p.
Sedangkan Resolusi 3 dan 4 compatible dalam membaca file video berforma HD. Garis
vertical abatar 720 sampai 1200 compatible dalam membaca file 720p dan 1080p.
Keuntungan Proyektor dengan resolusi yang lebih tinggi adalah dapat menampilkan lebih
banyak detail dalam gambar (dapat merespon detail file video lebih sempurna). Bahkan telah
dikembangkan sensor yang dapat merepon file 4K (3840 x 2160) yang setara dengan hasil
perbesaran film 35mm pada projector film convesional analog (layar lebar bioskop film). Film
era digital sekarang sudah memakai projector digital 4k. Projektor yang desain khusus untuk
memutar film dengan format DCP 4K yang kita nikmati hasilnya di gedung bioskop saat ini.
Projektor dengan resolusi sensor 4 k ini maximal perbesaran proyeksi gambar sampai10x 6.5
meter atau 4 kali lebih besar dari Full HD
Tingkat Kecerahan Ruangan VS Lumen Projector
Pemutaran dengan mengunakan proyektor membutuhkan atmosfer cahaya yang
gelap.Proyeksi yang maksimal butuh suasana kecerahan cahaya yang lebih rendah antara
ruangan dimana gambar diproyesikan/bentangan layar dengan pantulan gambar hasil
proyeksi. Untuk itu kondisi pencahayaan harus juga diperhitungan dalam memproyeksikan
gambar film. Pemutaran outdoor dan indoor memiliki tantangan yang berbeda. Pemutaran
outdoor atau sering kita sebut sebagai open air cinema, pemutaran dimana layar dibentangkan
di suasana terbuka. Pendaran cahaya sekitar yang mengenai layar akan membuat kontras
proyeksi gambar berkurang. Bahkan Cahaya bulan secara alami mempengaruhi atmosfer
cahaya area pemutaran, apalagi jika disekitar lokasi ada pendaran lampu lampu yang lain,
seperti lampu taman, penerangan kota, dan juga bidang bidang yang dapat memantulkan
cahaya. Dalam kasus ini kita membutuhkan pancaran proyeksi yang kuat. Berbeda dengan
kita melakukan pemutaran di dalam ruangan karena kita bisa mengatur pencahayaan yang
gelap lebih mudah. Ketika atmofer ruangan sudah gelap brarti pancaran proyeksi yang kita
butuhkan lebih rendah.
Tingkat kuat lemahnya pancaran projector mempengaruhi kecerahan proyeksi. Kecerahan ini
ditentukan oleh lumen yang dimiliki oleh projector. Semakin tinggi lumen projector semakin
tinggi pula daya pacaran proyeksinya. Tentu saja ini menjadi pilihan penting dalam
menentukan projector yang disesuaikan dengan kondisinya. Pengaruhnya sampai ke dalam
pendanaan dalam sebuah event.
Ruang pertemuan, Ruang kelas aula, dan ruang yang tidak terlalu besar dan masih tertutup
minimum kecerahan yang dibutuhkan 2500 Lumen. Mini Home Teater dengan dengan
kondisi cahaya yang sudah cukup gelap dan tidak luas cukup dengan minimum kecerahan
1500 Lumen
Ruang terbuka seperti Lapangan, Aula sekolah, ataupun ruangan yang tidak cukup gelap
membutuhkan minimum kecerahan 6000 Lumen. Lumen pada proyektor ini juga
mempengaruhi kualitas maximal pada perbesaran gambar yang diproyesikan. Semakin besar
ukuran gambar pada layar yang akan diproyeksikan membutuhkan lumen projector yang
tinggi. Hal ini perlu diperhatikan karena untuk menjaga kecerahan dan ketajaman gambar
yang di proyeksikan.
lumens diagonal layar/feet Keterangan
500 - 1000 5 ' - 6 ' ( 152 cm - 183 cm ) cocok untuk di sebuah ruangan kecil
dengan penonton sekitar 5 - 10 orang
dan tidak ada pencahayaan
1000 - 1500 8 ' - 10 ' (244 cm - 305 cm ) bekerja dengan baik di ruang
berukuran sedang dengan penonton
sekitar 10 - 30 orang dan pencahayaan
redup
1500 - 2000 12 ' - 25 ' ( 366 cm - 762 cm ) cocok untuk layar lebih besar di ruang
pertemuan besar dengan pencahayaan
biasa dan 30 - 100 orang penonton
2000 - 4000 12 ' - 25 ' ( 366 cm - 762 cm ) baik untuk layar dan ruang yang
lebih besar dengan penonton lebih
dari 100 orang , tetapi juga dapat
digunakan dalam berbagai ukuran
kamar sedang dengan pencahayaan
yang terang
4000 - keatas 25 ' - 42 ' (7 m – 12 m) Bekerja dengan baik untuk layar besar
seperti biokop ataupun open air
cinema, dan pencahayaan biasa
Sumber :http://www.effectivemeetings.com/technology/mrtools/choose_projector.asp
Teknologi sensor projektor
Era digital memungkinkan ekplorasi teknologi yang dinamis dan selalu mengevaluasi
kekurangan dengan inovasi baru dalam menyempurnakan pencapain yang ada. Sampai
dengan modul ini ditulis ada dua jenis sensor yang terdapat pada projector yaitu 3 LCD dan
DLP. Sensor ini berfungsi sebagai alat pembaca chominan (RGB) dan luminan (BW) dari
materi gambar yang proyeksikan. Kualitas detail akan warna dan gelap terang dari sebuah
gambar ditentukan dari proses kerja sensor tersebut.
Teknologi 3 LCD adalah teknologi lama yang sampai sekarang juga masih beredar dalam
pasar projector. Cara bekerjanya adalah membaca warna dengan 3 chip terdiri dari Red sensor
chip, Green sensor chip, Blue sensor chip. Kenapa seperti itu? Karena warna tersebut adalah
warna primer yang dapat mengkontruksi semua warna yang tercipta. Sensor Red akan
mendeteksi warna merah dan turunanya, begitu juga Green dan Blue. Pada teknologi ini data
warna pada gambar yang diproyeksikan akan secara otomatis dibaca oleh 3 chip RGB hingga
akhirnya akan memunculkan proyeksi gambar yang berwarna.
Projektor jenis 3 LCD ini ukuran fisiknya cenderung besar dan lebih berat. Komponen 3 chip
membutuhkan ruang dalam bekerjanya. Kualitas detail chrominan akurat akan tetapi kurang
detail dalam membaca kontras gelap terang.
Teknologi DLP adalah teknologi sensor yang lebih baru dan lebih memadukan mainbroad
layaknya computer.Hanya terdiri dari 1 chip sensor yang bekerja dengan cara sensor berputar.
Chip tersebut mengandung sensor warna RGB dan warna turunannya ditambah dengan Grey.
Dengan tehnik berputar sensor ini membaca data warna pada gambar secara
berkesinambungan dan berpendar menghasilkan warna yang lebih cerah. Tenologi kedepan
pasar produsen projector lebih mengembangkan DLP.
Projektor jenis DLP ini ukuran fisik lebih ramping dan ringan.Terdiri dari mirroring
sensor yang lebih banyak merespon turunan warna dari RGB sehingga pembacaan atas data
warna lebih detail, hasilnya adalah gambar yang lebih matang kotras warnanya dan lebih teliti
serta tajam.
LCD Projection DLP Projektion
b. Macam macam Proyektor
Produsen menciptakan banyak model proyektor untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Kebutuhan akan presentasi dan pemutaran film dengan bebagai macam formatnya membuat
produsen terus mengembangkan inovasinya. Dalam mengejar kualitas kita sebagai pemakai
tidak akan ada puasnya. Jangan sampai sebagai pemakai kita hanya mengejar tawaran yang
baru tanpa tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Apa pun tawaranya yang harus diketahui
dalam memilih projector adalah feature Resolusinya, Lumen yang dibutuhkan, dan teknologi
Sensornya sesuai dengan kebutuhan kita. Berikut ini 7 projector yang beredar di pasaran dan
mendapat review yang baik dari kelas konsumen menengah tahun 2016. Sumber :
http://tekno.10terbaik.com/2014/05/10-proyektor-terbaik-2014.html
1. AAXA P4-X Pico Projektor
Memiliki kualitas yang baik, terang untuk ukuranya,
dikalim menghasilkan 80 lumens dengan listrik AC
atau 50 lumens dengan baterai, dan memberikan
kualitas gambar yang mengejutkan.
2. Epson BrightLink 436Wi Interaktif WXGA 3 LCD
Projector
Membawa fearture interaktif terdepan untuk
proyektor yang lebih terjangkau.
3. Epson BrightLite Home Cinema 2030
Merupakan proyektor untuk multimedia ataupun
hiburan, memberikan gambar 1080p berkualitas
tinggi,bebas artefak pelangi, baik 2D dan 3D
4. NEC NP-P501X
Proyektor yang mewarkan gambar yang cerah, data
gamabar yang berkualitas yang sangat baik, dan
system audio yang bagus, ditambah kemudahan yang
mencakup lensa zoom 1.7x
5. ViewSonic PJD6683ws
Memberikan kualitas gambar terang, gambar yang
berkualitas tinggi dan short throw yang
memungkinkan anda menampilkan gambar yang
besar dari dekat dengan layar.
6. BenQ MX720
Merupakan proyektor cerah, portable, dan
menawarkan kualitas gambar yang baik untuk data
maupun video.
7. Optoma X401
Dengan rating 4,000 lumen, proyektor Optoma X401
merupakan calon pilihan yang jelas jika anda
memerlukan proyektor XGA yang bisa melempar
gambar besar dalam ruangan yang terang
Projektor dengan teknologi paling tinggi yang masih dikembangkan adalah teknologi
projector untuk industri bioskop. Projektor untuk sekelas tayangan bioskop standart
kecerahannya mencapai 25,000 Lumens dan minimal Resolusi 4K bahkan sudah 8K.
Secara resolusi, kopi film 35mm “tradisional” masih lebih unggul dari format DCP yang
sekarang ada. Format kopi film 35mm diperkirakan setara dengan resolusi 8K sedangkan
format tayang di bioskop digital yang paling tinggi kualitasnya masih 4K. Kelebihan format
digital adalah kejernihan kualitas gambar yang selalu konsisten karena tidak adanya risiko
gambar cacat atau kotor karena sentuhan fisik seperti yang terjadi dengan kopi film.
BARC
O DP2K-20C NEC NC3240S-A
Kedua proyektor diatas memiliki kualitas bentang 4k (3.840 x 2.160 Pixel) mampu bekerja di
ukuran gambar 20x10meter.
c. Layar Projektor
Layar adalah sebuah bidang datar dimana gambar diproyeksikan. Kualitas proyeksi gambar
juga ditentukan materi layar yang digunakan. Ada yang terbuat dari kanvas, dan yang beredar
di pasar ada juga yang memakai bahan karet latex. Ada juga yang memakai media permanen
misalkan tembok, dengan syarat berwarna putih atau abu abu bersih.
Front Projection
Contoh layar yang hanya bisa
ditembak dari depan. Bahannya
tidak tembus pandang, relative
lebih murah.
Terdapat dua sisi depan berwarna
putih untuk proyeksi gambar.
Belakang warna hitam dan tidak
tembus pandang.
Rear Projection
Layar dengan bahan latex
memungkinkan kita
memproyeksikan gambar dari
belakang layar.
Menembak layar dari belakang
kadang perlu dilakukan atas dasar
kebutuhan dan lokasi pemutaran
Alternatif Projection
Proyeksi gambar pada media
permanen memanfaatkan bidang
tembok
d. Macam macam InPut AV Projector
Dalam memproyeksikan gambar ada beberapa jenis source / input gambar yang harus kita
ketahui. Gambar masuk melalui jenis input sesuai dengan teknologi dan kualitas resolusi yang
dibawanya. Untuk lebih jelasnya kita akan memgenal jenis dan fisiknya terlebih dahulu.
Pada gambar diatas tampak bagian belakang projector yang terdiri atas female jack input
video, komponen fisik yang fungsinya adalah saluran masuk dimana gambar dari alat pemutar
file film (dvd player, computer, dsb) untuk kemudian diterima oleh sensor projector dan
diproyesikan pada layar yang kita tonton. Jenis Input ini berinovasi sesuai dengan
peningkatan kualitas tayangan dan kemudahan yang ditawarkan. Jika kita urutkan dari inovasi
perkembangannya media input yang terdapat pada alat proyektor pada umumnya adalah
Video in / RCA dan S-Video, Computer in / VGA, HDMI, dan USB. Ada juga perkembangan
baru saluran in put dengan dengan melibatkan internet, maka dari ada juga yang dilengkapi
dengan LAN Port dan Wifi. Akan tetapi yang akan kita babahas adalah saluarn input yang
sering digunakan pada acara pemutaran film pada umumnya. Marilah kenali model dan
spesifikasinya.
1. Video in / RCA dan S-Video
RCA dan S-Video merupakan input dengan teknologi yang sama. Teknologi dimana format
resolusi masih SD (720x576). Bisa dikatakan pengantar gambar system analog. Ada pada
player video kaset vhs,h8 dan MiniDV, terdapat juga pada DVD player. Pada
perkembaanganya saluran rca ini kulitasnya paling buruk dari model lainya.
2. Computer in / VGA
Input VGA terdiri dari 15 pin yang memungkinkan lebih banyak membawa data. Dengan
input ini kita bisa menghubungkan perangkat computer dengan projector karena memang
perangkat ini popular pada computer. Dengan input model ini kita bisa mengatur kesesuaian
antara setting proyektor dan computer. Misalkan saja menyesuaikan resolusi dan aspek ratio
materi film antara computer player software dengan setting projector.
3. HDMI
Input HDMI teknologi lebih baru yang juga tidak hanya membawa saluran gambar saja akan
tetapi support terhadap file HD. File dengan resolusi tinggi dan kecepatan mentransfer data
digital. HDMI adalah media saluran gambar di era digital yang mampu mengatarkan gambar
full HD dan 4K. Hasil gambar lebih jernih dari pada VGA jika sama sama diaplikasikan
untuk menyambung komputer dengan projector.
4. USB
USB input merukan input yang menawarkan kemudahan dalam memutar file film. USB ini
ibarat mengantikan player DVD, Laptop, dsb. Projektor yang menawarkan input usb plug and
play berarti sudah dilengkapi software pembaca file video di sistemnya. Kita tinggal mengisi
file film ke dalam usb, kita masukkan melalui input usb projector, software projector bisa
langsung membaca dan mempoyeksikan ke layar.
e. Sound Sistem Pemutaran
Operator pemutaran film terdiri dari dua devisi yang menjadi tanggungjawabnya yaitu
operator proyeksi visual dan mixer audio. Pada umum dalam pelaksanaannya visual dan audio
dipisahkan dalam menyajikannya walaupun dalam satu gerbong yang sama materinya. Visual
di diproyesikan oleh projector sementara dari alat pemutar audionya disalurkan ke power
mixer dan kita bisa menikmatinya melalui speaker.
Pemilihan daya sound system agar terdengar suara film yang maximal seperti halnya kita
memilih lumen tang tepat untuk projector. Ruang tertutup cenderung memakai daya speaker
yang rendah. Ruangan hall yang besar membutuhnya daya speaker yang harus besar juga,
akan tetapi bisa juga dilakukan dengan penambahan speaker dengan daya yang tidak harus
besar, dengan cara diletakkan pada titik titik ruangan agar dapat menguasai pendengaran
audienya.Penonton tersebar dalam beberapa titik di ruangan, ada yang depan, tengah,
samping, pojok belakang dalam ruangan yang agak luas, menjadi tantantang kita untuk
menyajikan sound yang sesuai dengan frekuensi pendengaran manusia. Tidak harus keras
karena dengan sajian suara yang keras belum tentu mengeluarkan detail sound pada film.
Sedang sedang saja asal merata dan tidak kehilangan detail dari sound yang ada di materi
film, itulah tantangan dalam menyajikan pemutaran film.
Materi yang kita putar sudah tentu denga audio yang sudah mixing bagus oleh editornya. Kita
sebagai pelenggara pemutaran hanya melakukan penyesuain sound output melalui speaker
agar sesuai dengan master filenya. Secara sop kita tidak boleh sampai mengubah karater suara
yang ada di film, yang kita lakukan adalah menanggulangi permasalahan yang sekiranya
timbul karena karakter asmosfer ruangan tempat pemutaran. Aula kelas dengan tembok
bidang datar yang dominan menyebabkan suara memantul dan bergema. Ada pula ruang semi
terbuka yang menyebabkan suara hambar tidak menguasai psikologi pendengaran penonton.
Lokasi pemutaran di ruang yang tidak terlalu besar. Hal hal semacam itulah yang harus kita
atur penyajian suaranya melalui kemampuan power mixer dan pemilihan jenis speaker yang
kita gunakan.
Kesimpulan
Setiap file gambar digital mempunyai ukuran besar-kecil resolusi dan efeknya pada besar
kecilnya maximal gambar saat diproyesikan di layar. Lumen yang dimiliki proyektor
berdampak pada kecerahan hasil pacaran yang diproyeksikan. Pemilihan lumen projector
yang akan kita pakai berdasakan tingat kecerahan proyeksi yang diciptakan untuk merespon
atmosfer pencahayaan ruang/lokasi dimana gambar akan diproyeksikan. Dalam penyajian
suara sebisa mungkin tidak merubah karakter sound dari film. Akan tetapi lebih pada
penguasaan suara yang masimal atas karakter suara yang diahasilkan lokasi dari pemutaran.
Penyajian suara yang baik tidak harus dengan sound berdaya besar dan mengasilkan suara
keras. Akan tetapi lebih pada penguasaan psikologi pendengaran penonton dan tidak
kehilangan detail suara yang sudah di mixing sebaik mungkin oleh editor film tentunya.
B. Materi Film
Pada era digital ini materi film dalam wujud soft file yang memuat data pembetuk gambar
dalam kode kode angka. Pada intinya pemutaran dengan system digital tidak terlepas dari
fungsi penting perangkat computer. Sebagai dasar pemahaman penting kita ketahui yaitu
memahami format file film. Untuk itu mari kita pelajari bagaimana system digital cinema ini
bekerja.
a. CODEC File dan Software Pemutar File
Pernahkah andamengalami windows media player kita tidak bisa membaca file video?
Pernahkah anda laptop anda seakan akan kita terlalu berat membaca file video? Sehingga
gambar yang dihasilkan patah patah. Dan juga membaca video akan tetapi audionya tidak
keluar, ataupun sebaliknya?
Semoga keterangan singkat berikut ini dapat memberikan penjelasan untuk mempelajarinya
lebih detail. Era digital era yang sangat dinamis penjelasan hari ini mungkin akan basi dalam
hitungan bulan.
Dalam setiap format video pastinya mempunyai CODECyang kepanjanganya Compression
Decompression . Compression adalah kombinasi data dengan berbagai macam fungsi dan
fasilitasnya oleh komputer dalam file. Decompresion adalah pembacaan komputer atas
kombinasi file.
Macam Macam Jenis Codec yang popular dan sering dipakai dalam file video pemutaran
mp4, mov, avi. Selain itu masih ada DivX, XviD, Realmedia/rmvb, H264, x264, dll. Codec
video yang efisien dan direkomendasikan untuk tujuan pemutaran adalah mp4 H.264. File
tersebut mampu mengkombine file dengan data yang besar menjadi kecil akan tetapi tetap
mempertahan kualitas gambarnya karena resolusi tettap terjaga. Kombinasi yang terdapat
pada file tersebut yang akan kita putar melalui software pembaca video. Beberapa software
pembaca video dan audio yang populer seperti: Windows Media Player, FLV, Quick Time,
GOM Media Player, Jet Audio, Winamp, dll.
Terkadang jika terjadi kasus seperti tidak bisa diputarnya file video hal tersebut disebabkan
software pembaca video tidak punya codec yang sesuai dengan filenya. Apabila terjadi patah
patah kemungkinan compresi file terlalu besar dan membutuhkan codec yang yang sesuai
untuk membacanya. Beberapa software codec untuk mengatasi format compresi yang
bermacam macam antara lain:
1. XP Codec Pack
Dengan codec ini anda dapat memainkan atau memutar beberapa format musik atau video
dalam sebuah player.
2. K-Lite Codec Pack
Dengan Codec ini anda dapat memuter berbagai jenis format video pada video player seperti
Microsoft Media Player, Mpg Player, dll.
3. K-Lite Mega Codec Pack
Codec Pack ini digunakan untuk orang-orang yang suka mengedit video, dimana bila aplikasi
video mereka tidak mendukung salah satu format video dan audio, maka dengan diinstallnya
codec ini maka aplikasi editing tersebut dapat mengedit format video maupun audio.
b. Aspek Ratio Film
Aspek ratio adalah dimensi dari frame gambar yang
dihasilkan oleh kamera, atau komposisi
perbandingan lebar dan tinggi dari area gambar yang
terekam.
Pada dasarnya Aspek Ratio ini tergantung dari
format media perekaman, meskipun di era digital
sekarang ini aspek ratio bisa diolah di post produksi.
Beberapa aspek ratio yang dijadikan standart media
perekaman pada umumnya antara lain 4:3, 16:9, dan
1.85 :1
Adapun untuk membuat komposisi gambar dengan
aspek ratio 2.40:1 hari memakai lensa khusus
Anamorphic.
Tampak pada gambar 4:3 (four by three). Artinya, jika ketingginan 3 unit tinggi,
sebanding dengan 4 unit lebar. Ratio ini untuk standart definition (SD) di Amerika (NTSC)
dan di Eropa (PAL). Dapat juga disebut 1.33 : 1, dimana “1” menunjukkan tinggi frame dan
angka “1.33” menunjukkan lebar frame. angaka tersebut adalah pembanding lebar kali tinggi
sebuah bidang gambar. Untuk memproyeksikan materi digital cinema perlu kita cek dan
perhatikan aspect ratio dalam materi film tersebut. Aspek ratio film harus disesuaikan dengan
aspek pengaturan ratio gambar di projector kita. Pengaturan yang tidak tepat berakibat ditorsi
yang merugikan keindahan pada komposisi.
Misalkan saja materi film aspect rationya 16:9 akan tetapi setting yang ada diprojektor
memakai 4:3. Rasio film yang lebih lebar masuk ke dalam bidang proyeksi dengan lebar yang
lebih pendek . Mengakibatkan gambar tergencet dan semua terkesan lonjong keatas dan
bawah. Pada model televise lama dengan ratio 4:3 untuk dapat menerima siaran atau format
film dengan ratio 16:9 terdapat fasilitas convert Letter Box. Agar gambar bisa tampil full
frame dan normal
Begitu juga sebaliknya, jika file ratio 4:3 diproyeksikan pada rasio 16:9. File film akan
tertarik mengisi lebar rasio proyeksi yang ada. Untuk itu perlunya diperhatiakan
kesesesuaikan akan aspek rasio ini, setiap piranti alat pemutar digital cinema tentu saja sudah
dilengkapi pengaturan ini. Mengingat banyak format yang begitu mudah saling bertukar dan
bertemu di era multi medi ini.
c. Alat pemutar Materi Film
Pemutaran film dengan materi fisik seperti film seluloid sudah jarang kita temui.
Pemutaran dengan DVD player juga sudah ditinggalkan karena sudah beralih pada format
digital yang mengarah pada kualitas yang bagus gambarnya. Materi fisik DVD dan alat putar
yang masih bertahan adalah Format DVD Blu Ray. Storage pada kepingDVDBlu Ray
mencapai 25gb sehingga mampu menyimpan file dengan resolusi tinggi HD yang
membutuhkan file bitrate yang besar.Dengan resolusi 1920x1080 Full HD sudah pasti
gambarnya lebih halus dan detail. Blu-ray dapat mendukung berbagai codec video yang
meliputi SMPTE VC-1, MPEG-2, dan MPEG-2 AVC.Meskipun Blu-ray mendukung codec
diatas, hal ini tidak berarti bahwa semua film akan dirilis dengan codec tersebut.Pada
akhirnya, studio film akan memutuskan format mana yang akan digunakan untuk film
mereka. Soft ware pada perangkat player Blu Ray sudah disiapkan untuk membaca beberapa
codec video yang dipakai dalam resolusi HD.
DVD Blu Ray, Full HD Format dengan out put gambar memakai HDMI
Format pemutaran yang sedang berkembang mengantikan pemutaran dengan format
filmdi bioskop adalah DCP (Digital Cinema Pakage). Semakin pesatnya teknologi Digital
Multimedia saat ini dimana para produsen film film dunia saat ini mulai mengalihkan teknik
produksi film nya ke format Digital, hal ini semakin memaksa Bioskop Konvensional yang
terbiasa menggunakan film seloluid 35mm untuk mengkonversi ke proyektor digital atau yang
disebut DCP (Digital Cinema Package). Teknologinya masih mahal dan punya cara tersendiri
mengoperasionalnya. Cara kerjanya melibatkan on line internet. Film diputar atas kiriman dari
server pemilik film (distributor) ke server bioskop (exhibitor) dengan perantara satellite
(frekuensi internet). Server bioskop inilah yang mendownload dan memutar pada lokasi dan
waktu yang sudah ditentukan. Terutama dalam memutar film film box office, pendistribusian
film sudah melalui system online dengan syarat syarat khusus agar film tetap aman dari
pembajakan.
Cara distribusi dan exibisi film di era digital
Lantas bagaimanajika kita ingin megadakan pemutaran khusus di bioskop tersebut?.
Misalkan saja event festival film yang akan kita selenggarakan. Tidak semua film harus punya
jejaring system distribusi digital cinema on line untuk bisa diputar dalam system digital
cinema yang sedang berkembang saat ini. Kenyataaannya, karena keterbatasan infrastruktur,
sampai sekarang materi film dikirim secara fisik dalam bentuk hard disk portable ke bioskop
tujuan dan kemudian datanya ditransfer ke server bioskop. Tentu dengan format DCP yang
sudah ditentukan agar terjadi kecocokan system antara file film dengan perangkat
pembacanya.
C. Dasar Pengaturan Projector
Dalam penyelengaraan pemutaran film kita mengkolaborasikan beberapa alat. Dari hal
yang sederhana dan sering dilakukan pada umumnya kita mengkolaborasikan antara
Laptop/PC dengan Projektor untuk proyeksi gambar. Sementara suara Laptop/PC dengan
Suond Sistem. Berikut ini hal hal yang harus kita perhatikan dalam memproyeksikan gambar.
VGA Screen Resolution
Pengaturan resolusi ini ada di laptop/pc dan projector yang dipakai. Untuk bisa menghasilkan
gambar yang maksimal harus ada kesesuaian resolusi kedua alat ini.
Pada Laptop/PC kita kualitas tampilan ada
beberapa pilihan.
Tampak pada gambar maksimal pilihan
resolusi VGA pada laptop. Semakin tinggi
resolusi yang kita pilih semakin bagus
kualitas yang output gambarnya. Spesikasi
VGA yang ada pada laptop tersebut siap
membaca file kualitas gambar full HD
1080p. Karena mampu menyajikan pixel
maximal di 2560x1920.
Akan tetapi bisa percuma jika projector yang kita pakai resolusinya di bawah itu.
Misalkan jenis lama yang hanya mampu di resolusi 800x600.
Ring Focus
Ring Fokus pada projector berfungsi untuk mencari titik api jatuhnya gambar yang
diproyeksikan pada layar. Apabila tidak tepat hasilnya “blur” gambar tidak focus. Setiap lensa
projector dapat dipakai untuk acuan jarak maximal projector dengan layar.
Apabila kita mendapati titik focus lensa pada “infinity” (focus tapi diposisi paling lebar) brarti
sebenarnya jarak layar dengan projector melebihi maximal dari standartnya, karena tidak pada
posisi area focus lensa.
Key Stone
Keystone adalah fasilitas untuk mengatur proyektor jika tidak ditempatkan tegak lurus ke
centerline horisontal layar ( terlalu tinggi atau terlalu rendah ) untuk membelokkan output
gambar , sehingga membuat tetap persegi panjang dengan benar. Keterbatasan tempat
memungkinkan kita menempatkan projector tidak pada tepat pada center layar. Proyeksi yang
dihasilkan manjadi tidak sempurna. Dengan fasilitas keystone kita bisa memperbaikinya.
Distorsi karena penempatan projector tidak center di koreksidengan keystone
Mengatur Jarak Tembak
Alasan penting untuk kita menentukan jarak tembak projector ke layar adalah besar kecilnya
gambar yang diproyeksikan harus disesuaikan dengan kenyamanan jangkauan pandangan
mata penonton. Dalam setiap pemutaran pastinya ada penontn terdekat dan penonton terjauh
di ukur dari letak bentangan layar. Bagaimana cara menetukan besar kecilnya layar agar tetap
nyaman bagi penonton terjauh dan terdekat?
Aturan -468-( Empat - Enam - Delapan )
Layar disesuaikan untuk penonton , bukan untuk proyektor. 468 (empat-enam-delapan) adalah
Sebuah aturan praktis untuk ukuran jarak penonton dengan layar. Penonton terjauh sebaiknya
tidak lebih dari empat , enam atau delapan kali tinggi gambar dari layar . Tiga pilihan tersebut
tergantung pada kondisi berikut :
1. Empat kali untuk bahan dengan rincian halus seperti gambar CAD atau grafis rinci
lainnya
2. Enam kali untuk materi yang sifatnya dibaca ( spreadsheet , teks , gambar dengan teks )
3. Delapan kali untuk menonton film atau gambar
Rumusan dan ilustrasi menghitung jarak tembak
CAD: X = 4 * h Powerpoint: X = 6 * h Film: X =
8 * h
Juga tinggi gambar harus berada dalam kisaran berikut:
Jarak terjauh Viewer / 8 <Tinggi Gambar <jarak terdekat Viewer / 2
Penting: aturan ini berkembang dengan mayoritas proyeksi di XGA Format (1024 x 768).
Dengan format seperti SXGA, SXGA + dan HD (1080) ini berubah karena ketinggian layar
tidak dibangun oleh 768 piksel tetapi dengan 1024, 1050 dan 1080 piksel. Ini merupakan
kenaikan sekitar 35 sampai 40 persen. Semua rincian yang disajikan dalam resolusi pixel asli
menjadi lebih kecil untuk 35 sampai 40 persen.
Posisi layar
Bagian bawah layar harus dalam posisi vertikal yang cukup ketinggianya , sehingga orang yang
duduk di belakang penonton lainya tidak terhalang . Jarak antara lantai dan layar idealnya
sekitar 1,1 sampai 1,2 meter ( 43 " .. 48 " ) .
Jarak antara lantai dan layar : 0,9 meter ( 35 " )
- jarak terlalu rendah
Jarak antara lantai dan layar : 1,2 meter ( 47 " )
Viewing Angle
Sudut pandang yang diterima mata maksimum harus 45 derajat . Di luar itu karakter dan
elemen gambar menjadi undecipherable . Idealnya , semua penonton harus duduk dalam 30 °
dari sumbu proyeksi , dan tidak pernah lebih dari 45 ° off axis .Pusat layar sebaiknya tidak
lebih dari 20 ° di atas tingkat mata penonton apapun
Maksimum penonton melihat dari sudut horizontal : 45 derajat dari ke kedua sisi
D. Penyelenggaraan Pemutaran Film
a. Ruang Pemutaran Alternatif
Teknologi sudah mendukung kita untuk melakukan kegiatan pemutaran yang beraneka
ragam bentuknya. File digital membuat piranti alat yang digunakan semakin simple. Nah
sekarang tinggal bagaimana kita berkreasi dalam membuat program pemutaran agar menarik
target audienya. Berikut beberapa contoh pemutaran film yang dengan penegemasan yang
kreatif
Open Air Sinema
Kineforum Misbar 2014
Pemutaran dengan instalasi ruang pemutaran yang unik dan menarik memancing orang untuk
datang menghadiri. Selain itu juga menawarkan fasilitas café untuk tempat alternative
berkumpul menjadi sesuatu hal yang mahal bagi target audien masyarakat Jakarta.
Festival Film Purbalingga
Festival film yang banyak merespon masyarakat di desa desa banyumas raya. Dengan
pemutaran karya karya sineas setempat. Masyarakat desa sangat antusias sekali , menonton film
dengan bahasa dan tema tema yang dekat dengan persoalan mereka sendiri. Kedekatan akan
materi konten yang mereka olah dalam meraih target audien festival ini.
Biokop Rakyat Dinas Kebudayaan Yogyakarta
Program pemutaran yang berkolabiorasi dengan kelompok seni tradisi setempat. Untuk
memancing audien sebelumnya ada pertunjukan tarian, jatilan, gejlok lesung yang sekiranya
menjadi seni tradisi yang mereka suka. Menariknya lagi setelah pemutaran filmmaker
dipertemukan dengan penontonya yang kadang terjadi diskusi dan pertanyaan yang tidak
terduga dari audien yang sangat awam terhadap film.
Merespon Ruang dan Kegiatan Publik
Videotron yang menjamur di setiap sudut kota bias menjadi alternative pemutaran.
Seperti yang dilakukan di Taman Film Bandung. Ruang publik milik Pemda setempat ini sering
digunakan pemutaran film.
Pemutaran Film Sekolah : Pemutaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, SD, SMP, SMA,
SMK, atau di tempat yang berbasis belajar mengajar.
Gedung dengan fasilitas tempat duduk model bioskop sering kali menjadi ruang
alternatife pemutaran. Seperti Gedung Teater Taman Budaya Yogyakarta yang sering disulap
manjadi ruang pemutaran
b. Tim Pemutaran Film
Kita akan mengenal siapa dan apa yang dibutuhkan dalam event pemutaran film kaitanya
dengan kepanitiaan atau SDM. Kita coba mengenal tim pemutaran film ini melalui contoh
kegiatan pemutaran yang ada. Sebagai contoh kasus adalah event pemutaran Klub DIY
Menonton. Kita bahas dari contoh pemutaran yang sederhana yang mungkin bisa kita
referensi dan kita eveluasi. Secara kepanitiaan acara ini sederhana, seperti pada bagan berikut
ini;
Bagan Panitia
 Programer bertugas sebagai bertanggungjawab atas jalannya program pemutaran.
Orang yang memilihkan Film yang diputar atas kesesuaian gagasan programnya.
 Aministrasi difungsikan sebagai sekretaris yang ini membantu menjerial event ini
 Kordinator Acara adalah orang yang ditunjuk sebagai coordinator teknis pelaksanaan
di lokasi.
 Frontdesk adalah orang yang ditugasi dalam urusan tiket dan undangan tamu yang
dating, salain itu buku tamu.
 Traffict adalah orang yang bertanggung jawab atas teknis pemutaran baik itu audio
dan video. Traffict dibantu operator projector dan sound system. Semua file yang
diputar penetuan codec file, memastikan kelancaran saat file diputar dan system
pemutaran menjadi tanggung jawab traffic.
Pemutaran ini adalah event apresiasi dan diskusi film. Pemutaran berkala 12 kali event
dalam setahun dengan tema tema yang sudah desain oleh programernya. Tema didesain untuk
pemantik diskusi dan menarik perhatian secara isu. Menurut Suluh Pamuji programmer dari
KDM untuk bisa menghadirkan penonton tidak cukup dengan promosi pemutaran via poster,
ataupun media social. Akan tetapi harus desaian wacana isu, apa yang sekiranya penting bagi
calon penonton. Artinya teknis saja tidak cukup akan tetapi dibutuhkan juga upaya medesain
gagasan agar acara itu menjadi menarik dan penting. Acara di selengarakan atas kerjasama
antar komunitas dan melibatkan paguyuban film instansi dinas kebudayaan Yogyakarta.
Audien penonton mahasiswa dan pengagas film.
Sebagai tim screening yang diberikan tanggung jawab memutar harus punya desaian
teknis sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang kita punya. Kita adalah generasi yang
dipermudah oleh teknologi. Event Pemutaran cukup dengan alat pemutar latop dan projektor
minimum 3000 lumens kita sudah dapat kita sudah dapat menyelengrakan pemutaran.
File film yang terkumpul sebelumnya dicek codec dan ekstensi filenya. Memastikan
kualatas dan kelancaran pada saat film di putar. Untuk lebih amannya tim trafict KDM
mengcovert semua file yang ada menjadi mp4 H2.64. Codec yang bisa mengkonvert file yang
besar menjadi ringan tanpa mengubah kualitas masternya, artinya resolusinya masih terjaga.
Hal ini dilakukan atas ijin dan pemberitahuan filmmakernya.
Pemutaran dengan Laptop, Projektor, dan Screen
Film diputar dengan Windows Media Player. Output Gambar melalui HDMI masuk ke
Input projector dangan aspek ratio 16:10. Setting Screen resolusi laptop di posisi 720p HD,
karena hal ini dilakukan untuk pencapaian dan kesesaian dengan setting projector
Jack audio, Mixer, dan speaker
Audio Output melalui mini toa stereo jack masuk ke input power mixer dan disajiakan
dan dua samping kiri kanan layar speaker pasif 500w. Ruang termasuk jenis sedang, banyak
bidang datar tapi tidak terlalu mengema, dan masih bisa terjangkau dengan dua speaker yang
ditempatkan di depan.
Panitia Front Desk
Tampak di depan pintu masuk ada font desk yang difungsikan untuk penyambut tamu,
ticketing, petugas informasi, dan machendais jika ada. Jika kita memanfaatkan ruang
pemutaran alternative setidaknya terdapat dua pintu yang bisa kita fungsinya sebagai pintu
masuk dan pintu panitia.
Sambutan sie acara
Dalam event pemutaran film KDM sebelumya dibuka dengan sambutan tim progam
sekaligus pengatar film yang akan diputar. Pengantar yang singkat padat jelas membuat rasa
tertarik untuk menonton dan diskusi seusai pemutaran penting juga untuk diperhatikan. Kita
butuh orang yang menguasai public speaking dan dunia seputar film tentunya.
Pemutaran dengan Projektor 5000 Lumen
Di
kusi bareng Sutradara seusai nonton film
Selesai pemutaran sutradara dari film yang diputar maju kedapan untuk sesi diskusi dengan
moderator programmer acara.
Daftar Pustaka
Achsan Permas dkk. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. PPM, Jakarta.
Douglas Katz, Steven. 1991. Film Directing Shot by Shot: Visualizing from Concept to Screen.
Focal Press, USA
Elkins S.O.C, David. The Camera Assistant’s Manual FIFTH EDITION,Focal Press, London.
Heru Effendi. 2002. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Panduan, Yogyakarta.
Mascelli , Joseph V.. 1986. Angle, Continity, Cutting, Close Up, Commpotition dalam
Sinematografi (Tjemahan H.M.Y. Biran). Yayasan Citra, Jakarta.
Thompson, Roy. 2009. Grammar of The Shot, Focal Press. Great Britain.
Referensi Internet
http://www.nec-display.com/ap/en_projector/m361x/#
https://lrpctech.files.wordpress.com/2010/01/rez-chart.jpg
https://goo.gl/images/lYYHZw
http://4k.com/resolution/#
http://animesalvation.com/wp-content/uploads/2013/06/HD_vs_SD.jpg
http://animesalvation.com/wp-content/uploads/2013/06/diff-hd-v-sd.jpg
http://www.effectivemeetings.com/technology/mrtools/choose_projector.asp
http://www.bnoack.com/index.html?http&&&www.bnoack.com/video/projectionrules.html
http://www.projectorcentral.com/lcd-dlp-color-light-output.htm?page=TEST-1:-Uncalibrated
http://www.necdisplay.com/p/digital-cinema-projectors/nc3240s-a
http://www.kaskus.co.id/thread/51a0505a0975b46f6000000b/mengenal-lebih-jauh-teknologi-
bioskop-digital/
https://estereoscopia3d.files.wordpress.com/2012/04/dci_3d_web07.jpg
http://docplayer.net/7989657-This-is-a-revised-version-of-an-article-which-first-appeared-in-
amia-tech-review-volume-2-october-2010-2.html
http://www.trmtv.it/home/2016/03/20/
http://www.isunshare.com/windows-8/change-screen-resolution-in-windows-8-8.1.html
http://www.aliexpress.com/item/Good-View-Projection-Screen-Fabric-120-inch-Diagonal-16-
9-For-Video-Projector-2-65x1-
https://www.skylightcinema.co.uk/private-screening-in-north-wales/
https://smarttech.com/us/Support/Browse+Support/Support+Documents/KB3/136952.aspx
http://orwww2.benq.com/product/projector/mw665
http://users.telenet.be/thomasweynants/toy.magic.lantern.html
https://todayinottawashistory.wordpress.com/tag/vitascope/
https://twitter.com/klubdiymenonton
http://sydneysocial101.com/whats-on-peroni-vip-night-at-st-george-openair-cinema/
http://cinemapoetica.com/a-fragmented-history-short-films-in-indonesia/
https://filmfreeway.com/festival/FestivalFilmDokumenter
http://www.jogjafilm.com/id/news/read/screening-film
Pengertian dokumentasi https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumentasi (diakses tanggal 19 Juli
2016)
Dokumentasi http://komunikasi-pembangunan.blogspot.co.id/2010/06/foto-dokumentasi.html
(diakses tanggal 19 Juli 2016)
Pengertian promosi http://www.pengertianahli.com/ (Diakses tanggal 28 Juli 2016)
Modul Workshop Pengelolaan Festival Film Sebagai Penguatan City Branding Batu Excurtion Film Festival

More Related Content

Similar to Modul Workshop Pengelolaan Festival Film Sebagai Penguatan City Branding Batu Excurtion Film Festival

Week - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptx
Week - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptxWeek - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptx
Week - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptxSetyaAristuPranoto
 
Laporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigment
Laporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigmentLaporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigment
Laporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigmentbang my
 
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatanPerencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatanmoehammadjoesoef
 
Menyelenggarakan sebuah event corporate
Menyelenggarakan sebuah event corporateMenyelenggarakan sebuah event corporate
Menyelenggarakan sebuah event corporatetine yuliantini
 
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdfTerm 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdfHospitality Industry
 
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdfTerm 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdfHospitality Industry
 
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptxPerencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptxArianiNurHasanah
 
Manajemen sampah perkotaan.pptx
Manajemen sampah perkotaan.pptxManajemen sampah perkotaan.pptx
Manajemen sampah perkotaan.pptxTriCahyono27
 
Struktur organisasi bfr eo
Struktur organisasi bfr eoStruktur organisasi bfr eo
Struktur organisasi bfr eoQku Zeth
 
Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris _Pelatihan "Professional Secretary ...
Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris  _Pelatihan "Professional Secretary ...Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris  _Pelatihan "Professional Secretary ...
Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris _Pelatihan "Professional Secretary ...Kanaidi ken
 
MARKETING_PLAN_ala_fita.pptx
MARKETING_PLAN_ala_fita.pptxMARKETING_PLAN_ala_fita.pptx
MARKETING_PLAN_ala_fita.pptxrahmawanAndi
 
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Lingkar Association (Perkumpulan Lingkar)
 
Mpu24011 Sukan Berkredit- Topik Pengelolaan Aktiviti
Mpu24011 Sukan Berkredit-  Topik Pengelolaan AktivitiMpu24011 Sukan Berkredit-  Topik Pengelolaan Aktiviti
Mpu24011 Sukan Berkredit- Topik Pengelolaan Aktivitinoorhayati78
 
001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docx001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docxHeriHermawan66
 

Similar to Modul Workshop Pengelolaan Festival Film Sebagai Penguatan City Branding Batu Excurtion Film Festival (20)

Week - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptx
Week - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptxWeek - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptx
Week - 11 - Manajemen & Sustainable MICE.pptx
 
Pack3013 pengurusan acara : PENULISAN AKADEMIK
Pack3013  pengurusan acara : PENULISAN AKADEMIKPack3013  pengurusan acara : PENULISAN AKADEMIK
Pack3013 pengurusan acara : PENULISAN AKADEMIK
 
Laporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigment
Laporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigmentLaporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigment
Laporan baca tentang deskripsi tugas bhs indonesia new assigment
 
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatanPerencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
Perencanaan program dan penyusunan usulan kegiatan
 
Mice
MiceMice
Mice
 
Menyelenggarakan sebuah event corporate
Menyelenggarakan sebuah event corporateMenyelenggarakan sebuah event corporate
Menyelenggarakan sebuah event corporate
 
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdfTerm 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
 
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdfTerm 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
Term 2 KONSEP DASAR MANAJEMEN EVEN.pdf
 
Nota event
Nota eventNota event
Nota event
 
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptxPerencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
Perencanaan Kebijaksanaan Operasional.pptx
 
Manajemen sampah perkotaan.pptx
Manajemen sampah perkotaan.pptxManajemen sampah perkotaan.pptx
Manajemen sampah perkotaan.pptx
 
Inisiasi 4
Inisiasi 4Inisiasi 4
Inisiasi 4
 
EVENT MANAGEMENT PROCESS
EVENT MANAGEMENT PROCESSEVENT MANAGEMENT PROCESS
EVENT MANAGEMENT PROCESS
 
Struktur organisasi bfr eo
Struktur organisasi bfr eoStruktur organisasi bfr eo
Struktur organisasi bfr eo
 
Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris _Pelatihan "Professional Secretary ...
Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris  _Pelatihan "Professional Secretary ...Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris  _Pelatihan "Professional Secretary ...
Manajemen Event Korporat bagi Sekretaris _Pelatihan "Professional Secretary ...
 
MARKETING_PLAN_ala_fita.pptx
MARKETING_PLAN_ala_fita.pptxMARKETING_PLAN_ala_fita.pptx
MARKETING_PLAN_ala_fita.pptx
 
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
Monitoring Evaluasi Partisipatif PRBBK, Lingkar/Untung Winarso, Copyright UND...
 
Desain Event.pdf
Desain Event.pdfDesain Event.pdf
Desain Event.pdf
 
Mpu24011 Sukan Berkredit- Topik Pengelolaan Aktiviti
Mpu24011 Sukan Berkredit-  Topik Pengelolaan AktivitiMpu24011 Sukan Berkredit-  Topik Pengelolaan Aktiviti
Mpu24011 Sukan Berkredit- Topik Pengelolaan Aktiviti
 
001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docx001. Prosedur Monev Program CSR.docx
001. Prosedur Monev Program CSR.docx
 

More from budi dwi arifianto

Sinematografi dasar kamera laguage
Sinematografi dasar kamera laguageSinematografi dasar kamera laguage
Sinematografi dasar kamera laguagebudi dwi arifianto
 
Panduan desain produksi tugas mata kuliah Video Klip
Panduan desain produksi tugas mata kuliah Video KlipPanduan desain produksi tugas mata kuliah Video Klip
Panduan desain produksi tugas mata kuliah Video Klipbudi dwi arifianto
 
Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"
Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"
Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"budi dwi arifianto
 
Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"
Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"
Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"budi dwi arifianto
 
Dasar Penulisan Program Siaran
Dasar Penulisan Program SiaranDasar Penulisan Program Siaran
Dasar Penulisan Program Siaranbudi dwi arifianto
 
Grade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMY
Grade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMYGrade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMY
Grade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMYbudi dwi arifianto
 
Introduce to lighting_Pengantar Tata Cahaya
Introduce to lighting_Pengantar Tata CahayaIntroduce to lighting_Pengantar Tata Cahaya
Introduce to lighting_Pengantar Tata Cahayabudi dwi arifianto
 

More from budi dwi arifianto (11)

Dasar dasar Tata Kamera
Dasar dasar Tata KameraDasar dasar Tata Kamera
Dasar dasar Tata Kamera
 
Sinematografi dasar kamera laguage
Sinematografi dasar kamera laguageSinematografi dasar kamera laguage
Sinematografi dasar kamera laguage
 
Panduan desain produksi tugas mata kuliah Video Klip
Panduan desain produksi tugas mata kuliah Video KlipPanduan desain produksi tugas mata kuliah Video Klip
Panduan desain produksi tugas mata kuliah Video Klip
 
Dinamic range
Dinamic rangeDinamic range
Dinamic range
 
Camera comparison
Camera comparisonCamera comparison
Camera comparison
 
Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"
Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"
Contoh Rundown Program Non Drama "Untukmu Guru"
 
Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"
Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"
Contoh Rundown Program Televisi "Para Kyai"
 
Dasar Penulisan Program Siaran
Dasar Penulisan Program SiaranDasar Penulisan Program Siaran
Dasar Penulisan Program Siaran
 
Depht of Field
Depht of FieldDepht of Field
Depht of Field
 
Grade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMY
Grade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMYGrade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMY
Grade dan bobot peilaian evaluasi kuliah Penulisan Naskah IK UMY
 
Introduce to lighting_Pengantar Tata Cahaya
Introduce to lighting_Pengantar Tata CahayaIntroduce to lighting_Pengantar Tata Cahaya
Introduce to lighting_Pengantar Tata Cahaya
 

Recently uploaded

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 

Modul Workshop Pengelolaan Festival Film Sebagai Penguatan City Branding Batu Excurtion Film Festival

  • 1.
  • 2. MODUL SIMULASI BATU EXCURTION FILM FESTIVAL TATA KELOLA FESTIVAL FILM SEBAGAI PENGUATAN CITY BRANDING Tata kelola merupakan rangkaian aturan, proses, kebiasaan, kebijakan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan. Festival Film sebagai sebuah organisasi yang mengelola film yang telah diramu oleh pembuatnya untuk dipertemukan kepada para penontonnya melalui beragam program yang telah dirancang sesuai dengan karakternya. Venice International Film Festival merupakan festival film pertama yang terselenggara pada tahun 1932 di kota Venezia Italia. Karakter festival film ditentukan oleh penggagasnya sebagai ciri khas untuk memilih dan memilah film-film yang diputar serta program yang diselenggarakan. City Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah kota dalam rangka proses penyampaian pesan dengan jelas, memastikan kredibilitas, menghubungkan masyarakat secara emosional, memotivasi konsumen, dan memastikan terciptanya kesetiaan massa. Festival Film memerlukan tata kelola agar pelaksanaannya lebih terorganisir. Festival film dalam pelaksanaannya memerlukan perancangan yang matang karena melibatkan banyak faktor di dalamnya baik internal maupun eksternal. Festival berasal dari Bahasa latin ‘festa’ atau dalam bahasa Indonesia pesta yang berarti sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka merayakan sesuatu. Program utama dalam sebuah festival film adalah pemutaran film, sedangkan program kolaborasinya antara lain; kompetisi, workshop, kuliah umum, diskusi, produksi film bersama, dan malam penghargaan. Fungsi utama festival film adalah bukan untuk menghasilkan uang tetapi untuk menunjukkan adanya perkembangan sinema sebagai ekspresi artistic dan ekspresi indentitas budaya. Sumardjono (dalam Kristanto, 2004:225) meletakkan arti festival yang tidak mekankan segi komersiaal, melainkan lebih bersifat kultural. Meskipun pada kenyataannya mutu film tidak selalu sejalan dengan segi komersial, tetapi film harus memiliki unsur kultural dan tanggung jawab kepada masyarakat. Tak hanya dipandang sebagai perayaan, festival film memiliki peranan penting dalam perkembangan sinema serta kesesuaian visi dan misi penyelenggaraan. Hal tersebut dapat memandang festival film sebagai sebuah kegiatan kompleks yang mampu menyentuh dimensi sosial dan kultural kota penyelenggaraannya. Pada dasarnya semua festival film mempunyai tujuan yang sama yakni sebagai ajang untuk menumbuhkan apresiasi penonton terhadap film serta wujud penghargaan kerja keras kru pembuat film melalui pemutaran film. Seiring maraknya kemunculan festival film, maka festival film dapat diklasifikasikan berdasarkan : (1) sifatnya; (2) Negara asal film diputar: (3) tempat penyelenggaraan: (4) jenis film yang diputar: (5) penyelenggaranya (Pemetaan Perfilman Indonesia Tahap Dua : Menguak Peta Perfilman Indonesia, 2004 Budi Irawanto, Novi Kurnia, dan Rahayu Hal 143). A. PROSES PENGELOLAAN
  • 3. 1. Tahap Perencanaan Langkah awal ketika perencanaan membuat sebuah festival film adalah mengenali maksud dan tujuan penyelenggaraannya. Perumusannya mencakup kejelasan keberadaannya, manfaat dari keberadaannya serta alasan pembuatannya. Perencanaan merupakan kegiatan penentuan sasaran yang akan dicapai pada kurun waktu yang telah ditentukan dan cara yang telah ditetapkan. Contoh sasaran dan target waktu; Penyelenggaraan festival film tugas siswa kelas Produksi Film Dokumenter tahunan yang diselenggarakan pada akhir semester genap. Manfaat perencanaan guna mengurangi resiko ketidakpastian, memusatkan perhatian pada sasaran, menjadi dasar bagi fungsi-fungsi pengelolaan yang lain. Proses perencanaan; menentukan kegiatan yang harus dilakukan, mengurutkan kegiatan, penjadualan, dan integrasi. 2. Tahap Pengorganisasian Tujuan dari tahapan ini untuk mengoptimalkan kemampuan orang-orang terlibat dalam festival film. Hal tersebut diwujudkan dalam struktur organisasi dengan dilengkapi dengan uraian pekerjaan yang berisi tugas dan kewenangan masing-masing anggota serta mekanisme kerja antar bagiannya. Proses pengorganisasian mencakup merinci pekerjaan-pekerjaan, mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan, membagi tugas, dan menyusun mekanisme koordinasi. Pengelompokkan pekerjaan dapat didasarkan pada pilihan sebagai berikut; fungsional, kegiatan, wilayah, dan proses. 3. Tahap Pengarahan Fungsi dari tahapan ini adalah membuat para anggota penyelenggaraan festival film melakukan pekerjaannya sesuai dengan harapan. Pemimpin memiliki peranan penting dalam hal ini agar seluruh pekerjaan menjadi efektif dan efesien. Proses pengarahan; memimpin dengan memberikan instruksi, mengembangkan kemampuan dengan melatih dan membimbing, dan meningkatkan motivasi. 4. Tahap Pengendalian Pengendalian difungsikan untuk menjamin atau memastikan tercapainya sasaran penyelenggaraan festival film sesuai yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Langkah-langkah dasar pengendalian; menetapkan standar dan metode pengukuran hasil, mengukur prestasi yang ada, membandingkan hasil standar, dan mengambil tindakan. Ciri pengendalian yang baik; fokus pada hal yang penting, ekonomis dimaksudkan agar proses pengendalian yang dilakukan tidak lebih mahal dari hasil yang dicapai, tepat waktu sehingga dapat diupayakan pendeteksian penyimpangan secara dini, dapat dimengerti semua anggota, dan dapat diterima oleh seluruh pihak yang terlibat sehingga mereka merasa memiliki dan termotivasi untuk menggunakannya. B. PENYELENGGARAAN FESTIVAL FILM
  • 4. Pengelolaan festival film yang baik dibutuhkan agar kegiatan berlangsung dengan baik dan berkesinambungan hingga berumur panjang serta semakin sukses. Segala sumber daya yang ada penting untuk dikelola agar target yang telah ditetapkan terselesaikan dan tercapainya hasil secara optimal. Elemen yang mencakup penyelenggaraan festival film; penentuan karakter, waktu, dan biaya. 1. Tahap Perencanaan Pembuatan rencana meliputi; perumusan maksud dan tujuan, sasaran, cakupan, struktur uraian kegiatan, urutan kegiatan, penjadualan kegiatan, dan anggaran kegiatan festival film. Sasaran kegiatan dirumuskan secara Spesific, Measureable, Attainable, Realistic, Time Oriented (SMART). Tiga kategori sasaran kegiatan festival film adalah menyangkut biaya, mutu, dan waktu. Cakupan perencanaan merumuskan tentang apa saja yang harus dikerjakan agar sasaran kegiatan dapat tercapai, pernyataan tentang tanggung jawab dan kewenangan para pengelola, serta bagian-bagian yang terlibat. 2. Tahap Pengorganisasian Organisasi kegiatan festival film dapat ditentukan berdasarkan banyaknya film yang diputar, program yang direncanakan, lama penyelenggaraan dan target jumlah penontonnya. 3. Tahap Pengarahan Pengarahan akan lebih mudah dijalankan jika pemimpin mengenali dan memahami dengan baik orang yang dipimpinnya dan kemudian menggunakan pendekatan yang tepat untuk menggerakkannya. Urutan proses pengarahan mulai dari mengasumsikan mengenai orang dan tingkah lakunya, berkomunikasi dan memimpin penyelenggaraan festival film, memotivasi anggota tim, dan berusaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 4. Tahap Pengendalian Pengendalian sering kali kurang mendapatkan perhatian karena dianggap sebagai hal yang dapat terjadi secara otomatis. Ketika pelaksanaan kegiatan tidak berhasil secara optimal karena munculnya sebuah masalah yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya dan tidak ditemukannya solusi atas masalah yang dihadapi. Proses ini mencakup pemantauan, identifikasi penyimpangan, analisis sebab, alternatif tindakan, dan pilihan tindakan.
  • 5. DOKUMENTASI SEBAGAI SARANA PUBLIKASI FESTIVAL FILM Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menampilkan dokumen atau arsip dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dalam artian umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidikan, pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakaian dan penyediaan dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan dari arsip perpustakaan dan kepustakaan. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara yang pada umumnya berisikan sebagai berikut: 1. Penjelasan Singkat Tentang Acara, Misalnya: Tanggal, tempat, waktu pelaksanaan, dll. 2. Profile dari Penyelenggara acara. 3. Informasi tentang Kepanitiaan. 4. Jadwal acara yang telah terencana. 5. Sponsor yang telah ikut serta membantu pelaksanaan acara. 6. Materi acara. 7. Data peserta. 8. Data pembicara. 9. Foto kegiatan. FOTOGRAFI DOKUMENTASI Penjelasan foto dokumentasi dalam kategori fotografi memiliki pengertian sendiri yang ruang lingkupnya lebih sempit atau bersifat personal. Misalnya, kegiatan pribadi dan keluarga. Namun, foto dokumentasi dalam konteks yang luas memiliki pengertian bahwa semua foto yang merekam fakta dan menjadi bagian sejarah pada akhirnya juga merupakan foto dokumentasi. Sebab, semua foto akan menjadi dokumen. Pemahaman tersebut membuat foto dokumentasi memiliki batasan yang lebih luas. Foto dokumentasi tidak merujuk pada foto acara atau kepentingan pribadi. Jadi, foto jurnalistik pun menjadi bagian dari foto dokumentasi. Dalam fotografi, semua kegiatan memotret dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan pendokumentasian. Dokumentasi dapat dilakukan dngan merekan kejadian dalam bentuk tulisan, foto, video, grafik maupun catatan-catatan pendukung lain. ASPEK PENILAIAN DALAM FOTO Dokumentasi atau arsip pada foto memiliki beberapa hal yang herus diperhatikan seperti: 1. Kualitas
  • 6. Foto yang dihasilkan haruslah dapat dinikmati dalam arti secara teknik dilakukan dengan benar. Foto harus focus, tidak over atau under eksposur. Kualitas yang bagus dapat menampilkan foto dokumentasi yang menarik. 2. Nilai realita. Pendokumantasian merupakan perekaman kejadian yang benar terjadi dan apa adanya. Foto tidak disetting sehingga akan menampilkan sesuatu yang tidak sedang terjadi sebenarnya. 3. Informatif Foto yang dihasilkan harus memiliki nilai informatif yang dapat dipahami oleh audiens. Informasi yang ditampilkan dapat berupa hal yang berkaitan dengan 5 W+1H. KAEDAH DASAR DALAM FOTOGRAFI DOKUMENTASI Fotografi yang secara umum merupakan sebuah kegiatan mendokumentasikan sesuatu dapat menjadi sumber informasi yang dapat dikaitkan dengan jurnalistik. Secara mendasar kaedah dasar dalam fotografi dokumentasi didapat dari bidang Jurnalistik. Adapun kaedah dalam Jurnalistik tersebut berkaitan dengan 5 W+ 1 H (What, Who, When, Where, Why + How) 1. What Berkaitan dengan objek/ subjek dalam foto. Peristiwa atau kejadian apa yang didokumentasikan. 2. Who Siapakah yang menjadi pokok bahasan dalam peristiwa tersebut. 3. When Kapankan kejadian tersebut berlangsung. 4. Where Di manakah kejadian tersebut berlangsung 5. Why Mengapa kejadian tersebut berlangsung, bertujuan untuk suatu hal tertentu. 6. How Bagaimana kejadian tersebut dilaksanakan. Dokumentasi dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metoda. Hal tesebut berkaitan dengan materi yang disampaikan dalam dokumentasi tersebut. Sebuah dokumentasi yang menggunakan lebih dari 1 foto disebut dengan photo story. Photo story dapat dipahami sebagai sebuah foto yang bercerita. Photo story dapat berupa naratif maupun desktiptif (documenter). Dalam foto Naratif akan ditemukan sebuah alur atau plot (story). Lain halnya pada deskriptif, dalam foto-foto deskriptif akan membentuk sebuah rangkaian foto yang memiliki issue atau permasalahan yang sedang terjadi.
  • 7. Urutan tidak penting dalam deskriptif. 1. Essay foto Essay foto merupaka sebuah rangkaian foto yang memiliki sebuah cerita yang berkesinambungan dan memiliki urutan peristiwa kejadian. Essay foto biasa dilakukan dalam meotret profile seseorang yang ditujukan untuk foto jurnalistik berita. 2. Seri foto Seri foto merupakan sebuah rangkaian foto yang memiliki sebuah tema yang sama yang menginformasikan tentang sebuah hal. Seri foto lebih memiliki alur atau urutan yang fleksibel. 3. Sekuel Hampir seperti essay, sekuel merupakan sebuah rangkaian foto yang memiliki urutan dalam sebuah kejadian atau peristiwa, yang membedakan adalah kejadian yang direkam merupakan urutan dari sebuah proses. DOKUMENTASI DAN PROMOSI Dokumentasi (fotografi) dapat dijadikan sebagai sarana promosi. Hal tersebut berkaitan dengan perekaman informasi yang akan disampaikan, dengan memasukkan unsur-unsur 5 W +1 H agar informasi dapat terserap dengan baik kepada khalayak umum. Ada beberapa pengertian promosi yang pernah diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya:  Menurut Stanton (1993): Promosi adalah kegiatan memberikan informasi kepada konsumen, memengaruhi, dan menghimbau khalayak ramai.  Menurut Saladin (2003): Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, mengingatkan, dan membujuk konsumen tentang produk perusahaan.  Menurut Swastha (1991): Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.  Menurut Zimmerer (2002): Promosi adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan tentang produk atau jasa dan untuk memengaruhi mereka agar membeli barang atau jasa tersebut yang mencakup publisitas, penjualan perorangan dan periklanan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa promosi dapat berguna untuk sebagai bagian dari publikasi yang berarti menginformasikan dan mendorong para pihak agar bersedia terlibat dalam penyelenggaraan festival film.
  • 8. ASPEK TEKNIS DALAM PENYELENGGARAAN FESTIVAL FILM Pendahuluan Teknologi alat putar gambar bergerak (motion picture) dari waktu ke waktu terus mengalami inovansi dalam memuaskan mata manusia. Tradisi menonton dalam ruang gelap sudah ada sejak ditemukannya projector film seluloid. Sebuah alat mampu berputar 24fps menggerakkan roll film yang disinari lampu pijar sehingga terproyeksikan gambar bergerak pada layar. Penemuan ini tentunya melalui peristiwa panjang sebelumnya jika ditarik dari penemuan magic latern di Roma oleh Althanasius Kircher pada Abad 17. Magic Latern adalah alat untuk memproyeksikan gambar dengan menggunakan lensa, melewati mediun transparan, dengan sumber cahaya lilin atau lampu temple sederhana. Dari sinilah experiment lanjutan terus berkembang hingga akhirnya jatuh di era Thomas Alfa Edison menciptakan Kinetograph alat yang mampu merekam dengan pita film seluliod 35mm dan dapat di putar dengan alat Kinetoscope ciptaannya juga. Dikembangkan pada rentang waktu 1880-1900, dunia tontonan gambar bergerak yang menjadi cikal bakal dari bioskop ini terus menemukan penyempurnaan di belahan Eropa dan Amerika. Tercatat dalam sejarah bioskop sampai ke Indonesia berdiri pada Desember 1900, di Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat. Milik seorang Belanda yang menarik harga karcis kelas I dua gulden (perak) dan harga karcis kelas dua setengah perak. Dalam perjalanannya tradisi menonton yang hanya milik orang bourjuis akhirnya sampai juga pertunjukan gambar bergerak ini ke lapisan masyarakat yang lebih luas. Pada era orde lama dan orde baru bermunculan bioskop dengan kelas penonton yang berbeda beda.
  • 9. Sistem Analog migrasi ke Digital teknologi Pada tahun 1998 Era kamera Mini DV banyak kelompok dari kaum pelajar tergerak untuk memproduksi film sendiri. Karena teknologi semakin dekomratis lagi. Muncul juga pengiat pemutaran film alternative yang dikemas dalam bentuk ferstival film pendek. Sebut saja KONFIDEN sebuah festival film yang sangat popular dikalangan pelajar dan mahasiswa di tahun 2000-2004. Tradisi membuat dan apresiasi film pendek secara mandiri terus beregenerasi sampai pada era digital sekarang ini. Tidak hanya sebatas festival saja, pemutaran film dilakukan di kampus-kampus, kafe, sampai dengan dibuatkan event event dengan tujuan tertentu diluar apresiasi film. Terutama kaum pelajar banyak yang mulai tertarik mengelola kegiatan eksibisi film. Semoga ini menjadi penyempurnaan perjalanan film alternative dan wadah para generasi baru perfilman Indonesia untuk terus berkarya. Untuk itu bagi yang tertarik mandalami kegiatan eksibisi film marilah kita meliterasi diri dengan terus mengembangkan pengetahuan di era yang serba digital ini. Melalui modul yang mungkin belum sempurna ini kita akan mencoba mempelajari dunia teknis pemutran film. Bagaimana mengenal system, tekniknya, dan dasar dasar apa yang harus kita ketahui. A. Piranti Teknis Pemutaran a. BasicDigital Projektor Projektor adalah alat vital dalam sebuah acara pemutaran. Dari alat inilah image di pancarkan ke dalam sebuah bidang/layar putih dengan ukuran yang besar. Misalkan saja Bioskop, Ruang Pertemuan, dan layar tancap (open Air Cinema). Ada juga yang di gunakan dalam ruang ruang yang lebih kecil, misalkan saja home teater ataupun private movie room. Sebagai penyelengara pemutaran kita harus paham terhadap teknis dan kemampuan maximal dari alat yang akan kita pakai. Pengertian berikut ini akan membahas tentang seluk beluk teknis dalam pemilihan projector yang sebaiknya kita tahu. Apa yang Mempengaruhi kualitas gambar yang diproyeksikan? Resolusi Materi Film VS Resolusi sensor Projektor Resolusi adalah jumlah piksel yang tersedia untuk membuat gambar. Intinya semakin besar resolusi sebuah gambar maka semakin banyak sebuah pixel dalam gambar dan tampilan gambar yang akan semakin detail. Nah setelah ini kalian pasti tahu, kenapa file yang berisi
  • 10. gambar gambar atau image dangan resolusi tingi mempunyai ukuran yang besar juga, karena pixel yang terkandung di dalamnya juga semakin rapat dan banyak. Dalam hal ini kita harus memperhatikan antara resolusi materi film dengan resolusi sensor image dari projector yang kita pakai. Materi Gambar dengan alat proyeksi harus disesuaikan untuk menghasikan proyeksi yang sempurna. Sebelum kita akan coba uraiankan apa itu resolusi pada gambar file film. Tampak pada gambar perbedaan tampilan gambar yang disebabkan perbedeaan resolusi. Resolusi ditunjukkan dengan banyaknya pixel horisontal x pixel vertical. Perkalian ini membentuk aspect rasio pada gambar (komposisi perbandingan tampilan panjang x lebar) yang nanti akan kita bahas lebih lanjut. Berikut ini macam macam resolusi pada gambar video Horisontal Vertikal Sandart Definition : 720 x 576 High Definition : 1280 x 720, 1920 x 1080 Quad High Dehinition : 3840 x 2160, 4096 x 2160 Satuan angka pertama menunjukkan berapa banyak piksel yang ada di setiap baris horisontal, dan angka kedua adalah berapa banyak piksel membuat setiap kolom vertikal. Jika kita kalikan keduanya kita akan tahu berapa pixel yang terdapat pada pada gambar.
  • 11. Pada gambar di atas nampak ukuran besaran pajang kali tinggi yang dihasilkan oleh resolusi gambar. Standart Definition terdiri atas 720 x 480, ukuran pixel yang hanya maksimal di proyeksikan di tv analog. Standart Definition maximal diproyeksikan untuk TV analog dengan ukuran maximal 32 Inchi(27.9” x 15.7”). Sering kita lihat TV model plasma dengan tehnologi resolusi full HD 1920 x 1080 yang lebih canggih dan berukuran besar menjadi tidak maximal ketika menerima siaran gambar dengan format SD 720 x 576. Ukuran tersebut menjadi terlalu besar untuk file dengan format SD. Ukuran HD 6x lebih besar dari pad format SD hasilnya adalah gambar telihat kabur dan kehilangan detailnya. Ibarat file foto dari HP dengan ukuran rendah kita cetak dalam ukuran poster yang besar. Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan file HD 1920 x 1080 diproyeksikan dalam perangkat layar yang lebih kecil. Gambar akan terkesan rapat dan padat sehingga detail warna akan terlihat lebih maximal jika gambar diproyeksikan pada perangkat layar yang lebih kecil. File dengan ukuran HD dipersiapkan untuk dinikmati di layar yang lebar.
  • 12. Perkembangan teknologi mengarahkan kita pada proyeksi gambar denga kualitas layar lebar. Format resolusi pada gambar adalah salah syarat penting dalam menghasilkan sebuah kualitas gambar. Gambar diatas memperlihatkan pada kita bagaimana pixel merespos dan membentuk tampilan proyeksi. Semakin banyak pixel semakin padat dan rapat sehingga menghasilkan gambar yang lebih detail dan halus. Dalam projector resolusi ini terdapat pada sensor image, sebuah komponen projector yang berfungsi membaca file video yang kita putar. Video yang yenge memiliki resolusi yang telah diterangkan diatas. Seringkali, resolusi proyektor akan disebut oleh satu nomor, seperti "720p" atau "1080p." Penunjukan ini mengacu pada resolusi vertikal, atau angka kedua dalam dua nomor penanda, sedangkan "p" mengacu progresif-scan, yang hanya menunjukkan bahwa seluruh gambar ditampilkan pada waktu yang sama. Berikut adalah resolusi yang terdapat projector: SVGA 800 X 600 XVGA 1024 X 768 WXGA 1280 X 800 720p HD WUXGA 1920 X 1200 1080p full HD 1 2 3 4 Resolusi 1 dan 2 (SVGA dan XVGA) resolusi adalah resolusi dengan file format SD. Garis vertical Antara 600 dan 768 batas maximal dalam membaca file 480p atau 675p. Sedangkan Resolusi 3 dan 4 compatible dalam membaca file video berforma HD. Garis vertical abatar 720 sampai 1200 compatible dalam membaca file 720p dan 1080p. Keuntungan Proyektor dengan resolusi yang lebih tinggi adalah dapat menampilkan lebih banyak detail dalam gambar (dapat merespon detail file video lebih sempurna). Bahkan telah
  • 13. dikembangkan sensor yang dapat merepon file 4K (3840 x 2160) yang setara dengan hasil perbesaran film 35mm pada projector film convesional analog (layar lebar bioskop film). Film era digital sekarang sudah memakai projector digital 4k. Projektor yang desain khusus untuk memutar film dengan format DCP 4K yang kita nikmati hasilnya di gedung bioskop saat ini. Projektor dengan resolusi sensor 4 k ini maximal perbesaran proyeksi gambar sampai10x 6.5 meter atau 4 kali lebih besar dari Full HD Tingkat Kecerahan Ruangan VS Lumen Projector Pemutaran dengan mengunakan proyektor membutuhkan atmosfer cahaya yang gelap.Proyeksi yang maksimal butuh suasana kecerahan cahaya yang lebih rendah antara ruangan dimana gambar diproyesikan/bentangan layar dengan pantulan gambar hasil proyeksi. Untuk itu kondisi pencahayaan harus juga diperhitungan dalam memproyeksikan gambar film. Pemutaran outdoor dan indoor memiliki tantangan yang berbeda. Pemutaran outdoor atau sering kita sebut sebagai open air cinema, pemutaran dimana layar dibentangkan di suasana terbuka. Pendaran cahaya sekitar yang mengenai layar akan membuat kontras proyeksi gambar berkurang. Bahkan Cahaya bulan secara alami mempengaruhi atmosfer cahaya area pemutaran, apalagi jika disekitar lokasi ada pendaran lampu lampu yang lain, seperti lampu taman, penerangan kota, dan juga bidang bidang yang dapat memantulkan cahaya. Dalam kasus ini kita membutuhkan pancaran proyeksi yang kuat. Berbeda dengan kita melakukan pemutaran di dalam ruangan karena kita bisa mengatur pencahayaan yang gelap lebih mudah. Ketika atmofer ruangan sudah gelap brarti pancaran proyeksi yang kita butuhkan lebih rendah. Tingkat kuat lemahnya pancaran projector mempengaruhi kecerahan proyeksi. Kecerahan ini ditentukan oleh lumen yang dimiliki oleh projector. Semakin tinggi lumen projector semakin tinggi pula daya pacaran proyeksinya. Tentu saja ini menjadi pilihan penting dalam menentukan projector yang disesuaikan dengan kondisinya. Pengaruhnya sampai ke dalam pendanaan dalam sebuah event. Ruang pertemuan, Ruang kelas aula, dan ruang yang tidak terlalu besar dan masih tertutup minimum kecerahan yang dibutuhkan 2500 Lumen. Mini Home Teater dengan dengan kondisi cahaya yang sudah cukup gelap dan tidak luas cukup dengan minimum kecerahan 1500 Lumen
  • 14. Ruang terbuka seperti Lapangan, Aula sekolah, ataupun ruangan yang tidak cukup gelap membutuhkan minimum kecerahan 6000 Lumen. Lumen pada proyektor ini juga mempengaruhi kualitas maximal pada perbesaran gambar yang diproyesikan. Semakin besar ukuran gambar pada layar yang akan diproyeksikan membutuhkan lumen projector yang tinggi. Hal ini perlu diperhatikan karena untuk menjaga kecerahan dan ketajaman gambar yang di proyeksikan. lumens diagonal layar/feet Keterangan 500 - 1000 5 ' - 6 ' ( 152 cm - 183 cm ) cocok untuk di sebuah ruangan kecil dengan penonton sekitar 5 - 10 orang dan tidak ada pencahayaan 1000 - 1500 8 ' - 10 ' (244 cm - 305 cm ) bekerja dengan baik di ruang berukuran sedang dengan penonton sekitar 10 - 30 orang dan pencahayaan redup 1500 - 2000 12 ' - 25 ' ( 366 cm - 762 cm ) cocok untuk layar lebih besar di ruang pertemuan besar dengan pencahayaan biasa dan 30 - 100 orang penonton 2000 - 4000 12 ' - 25 ' ( 366 cm - 762 cm ) baik untuk layar dan ruang yang lebih besar dengan penonton lebih dari 100 orang , tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai ukuran kamar sedang dengan pencahayaan yang terang 4000 - keatas 25 ' - 42 ' (7 m – 12 m) Bekerja dengan baik untuk layar besar seperti biokop ataupun open air cinema, dan pencahayaan biasa Sumber :http://www.effectivemeetings.com/technology/mrtools/choose_projector.asp Teknologi sensor projektor Era digital memungkinkan ekplorasi teknologi yang dinamis dan selalu mengevaluasi kekurangan dengan inovasi baru dalam menyempurnakan pencapain yang ada. Sampai
  • 15. dengan modul ini ditulis ada dua jenis sensor yang terdapat pada projector yaitu 3 LCD dan DLP. Sensor ini berfungsi sebagai alat pembaca chominan (RGB) dan luminan (BW) dari materi gambar yang proyeksikan. Kualitas detail akan warna dan gelap terang dari sebuah gambar ditentukan dari proses kerja sensor tersebut. Teknologi 3 LCD adalah teknologi lama yang sampai sekarang juga masih beredar dalam pasar projector. Cara bekerjanya adalah membaca warna dengan 3 chip terdiri dari Red sensor chip, Green sensor chip, Blue sensor chip. Kenapa seperti itu? Karena warna tersebut adalah warna primer yang dapat mengkontruksi semua warna yang tercipta. Sensor Red akan mendeteksi warna merah dan turunanya, begitu juga Green dan Blue. Pada teknologi ini data warna pada gambar yang diproyeksikan akan secara otomatis dibaca oleh 3 chip RGB hingga akhirnya akan memunculkan proyeksi gambar yang berwarna. Projektor jenis 3 LCD ini ukuran fisiknya cenderung besar dan lebih berat. Komponen 3 chip membutuhkan ruang dalam bekerjanya. Kualitas detail chrominan akurat akan tetapi kurang detail dalam membaca kontras gelap terang. Teknologi DLP adalah teknologi sensor yang lebih baru dan lebih memadukan mainbroad layaknya computer.Hanya terdiri dari 1 chip sensor yang bekerja dengan cara sensor berputar. Chip tersebut mengandung sensor warna RGB dan warna turunannya ditambah dengan Grey. Dengan tehnik berputar sensor ini membaca data warna pada gambar secara berkesinambungan dan berpendar menghasilkan warna yang lebih cerah. Tenologi kedepan pasar produsen projector lebih mengembangkan DLP. Projektor jenis DLP ini ukuran fisik lebih ramping dan ringan.Terdiri dari mirroring sensor yang lebih banyak merespon turunan warna dari RGB sehingga pembacaan atas data
  • 16. warna lebih detail, hasilnya adalah gambar yang lebih matang kotras warnanya dan lebih teliti serta tajam. LCD Projection DLP Projektion b. Macam macam Proyektor Produsen menciptakan banyak model proyektor untuk memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan akan presentasi dan pemutaran film dengan bebagai macam formatnya membuat produsen terus mengembangkan inovasinya. Dalam mengejar kualitas kita sebagai pemakai tidak akan ada puasnya. Jangan sampai sebagai pemakai kita hanya mengejar tawaran yang baru tanpa tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Apa pun tawaranya yang harus diketahui dalam memilih projector adalah feature Resolusinya, Lumen yang dibutuhkan, dan teknologi Sensornya sesuai dengan kebutuhan kita. Berikut ini 7 projector yang beredar di pasaran dan mendapat review yang baik dari kelas konsumen menengah tahun 2016. Sumber : http://tekno.10terbaik.com/2014/05/10-proyektor-terbaik-2014.html 1. AAXA P4-X Pico Projektor Memiliki kualitas yang baik, terang untuk ukuranya, dikalim menghasilkan 80 lumens dengan listrik AC atau 50 lumens dengan baterai, dan memberikan kualitas gambar yang mengejutkan. 2. Epson BrightLink 436Wi Interaktif WXGA 3 LCD Projector Membawa fearture interaktif terdepan untuk proyektor yang lebih terjangkau. 3. Epson BrightLite Home Cinema 2030 Merupakan proyektor untuk multimedia ataupun hiburan, memberikan gambar 1080p berkualitas tinggi,bebas artefak pelangi, baik 2D dan 3D
  • 17. 4. NEC NP-P501X Proyektor yang mewarkan gambar yang cerah, data gamabar yang berkualitas yang sangat baik, dan system audio yang bagus, ditambah kemudahan yang mencakup lensa zoom 1.7x 5. ViewSonic PJD6683ws Memberikan kualitas gambar terang, gambar yang berkualitas tinggi dan short throw yang memungkinkan anda menampilkan gambar yang besar dari dekat dengan layar. 6. BenQ MX720 Merupakan proyektor cerah, portable, dan menawarkan kualitas gambar yang baik untuk data maupun video. 7. Optoma X401 Dengan rating 4,000 lumen, proyektor Optoma X401 merupakan calon pilihan yang jelas jika anda memerlukan proyektor XGA yang bisa melempar gambar besar dalam ruangan yang terang Projektor dengan teknologi paling tinggi yang masih dikembangkan adalah teknologi projector untuk industri bioskop. Projektor untuk sekelas tayangan bioskop standart kecerahannya mencapai 25,000 Lumens dan minimal Resolusi 4K bahkan sudah 8K. Secara resolusi, kopi film 35mm “tradisional” masih lebih unggul dari format DCP yang sekarang ada. Format kopi film 35mm diperkirakan setara dengan resolusi 8K sedangkan format tayang di bioskop digital yang paling tinggi kualitasnya masih 4K. Kelebihan format digital adalah kejernihan kualitas gambar yang selalu konsisten karena tidak adanya risiko gambar cacat atau kotor karena sentuhan fisik seperti yang terjadi dengan kopi film. BARC
  • 18. O DP2K-20C NEC NC3240S-A Kedua proyektor diatas memiliki kualitas bentang 4k (3.840 x 2.160 Pixel) mampu bekerja di ukuran gambar 20x10meter. c. Layar Projektor Layar adalah sebuah bidang datar dimana gambar diproyeksikan. Kualitas proyeksi gambar juga ditentukan materi layar yang digunakan. Ada yang terbuat dari kanvas, dan yang beredar di pasar ada juga yang memakai bahan karet latex. Ada juga yang memakai media permanen misalkan tembok, dengan syarat berwarna putih atau abu abu bersih. Front Projection Contoh layar yang hanya bisa ditembak dari depan. Bahannya tidak tembus pandang, relative lebih murah. Terdapat dua sisi depan berwarna putih untuk proyeksi gambar. Belakang warna hitam dan tidak tembus pandang. Rear Projection Layar dengan bahan latex memungkinkan kita memproyeksikan gambar dari belakang layar. Menembak layar dari belakang kadang perlu dilakukan atas dasar kebutuhan dan lokasi pemutaran Alternatif Projection Proyeksi gambar pada media permanen memanfaatkan bidang tembok
  • 19. d. Macam macam InPut AV Projector Dalam memproyeksikan gambar ada beberapa jenis source / input gambar yang harus kita ketahui. Gambar masuk melalui jenis input sesuai dengan teknologi dan kualitas resolusi yang dibawanya. Untuk lebih jelasnya kita akan memgenal jenis dan fisiknya terlebih dahulu. Pada gambar diatas tampak bagian belakang projector yang terdiri atas female jack input video, komponen fisik yang fungsinya adalah saluran masuk dimana gambar dari alat pemutar file film (dvd player, computer, dsb) untuk kemudian diterima oleh sensor projector dan diproyesikan pada layar yang kita tonton. Jenis Input ini berinovasi sesuai dengan peningkatan kualitas tayangan dan kemudahan yang ditawarkan. Jika kita urutkan dari inovasi perkembangannya media input yang terdapat pada alat proyektor pada umumnya adalah Video in / RCA dan S-Video, Computer in / VGA, HDMI, dan USB. Ada juga perkembangan baru saluran in put dengan dengan melibatkan internet, maka dari ada juga yang dilengkapi dengan LAN Port dan Wifi. Akan tetapi yang akan kita babahas adalah saluarn input yang sering digunakan pada acara pemutaran film pada umumnya. Marilah kenali model dan spesifikasinya. 1. Video in / RCA dan S-Video RCA dan S-Video merupakan input dengan teknologi yang sama. Teknologi dimana format resolusi masih SD (720x576). Bisa dikatakan pengantar gambar system analog. Ada pada player video kaset vhs,h8 dan MiniDV, terdapat juga pada DVD player. Pada perkembaanganya saluran rca ini kulitasnya paling buruk dari model lainya. 2. Computer in / VGA
  • 20. Input VGA terdiri dari 15 pin yang memungkinkan lebih banyak membawa data. Dengan input ini kita bisa menghubungkan perangkat computer dengan projector karena memang perangkat ini popular pada computer. Dengan input model ini kita bisa mengatur kesesuaian antara setting proyektor dan computer. Misalkan saja menyesuaikan resolusi dan aspek ratio materi film antara computer player software dengan setting projector. 3. HDMI Input HDMI teknologi lebih baru yang juga tidak hanya membawa saluran gambar saja akan tetapi support terhadap file HD. File dengan resolusi tinggi dan kecepatan mentransfer data digital. HDMI adalah media saluran gambar di era digital yang mampu mengatarkan gambar full HD dan 4K. Hasil gambar lebih jernih dari pada VGA jika sama sama diaplikasikan untuk menyambung komputer dengan projector. 4. USB USB input merukan input yang menawarkan kemudahan dalam memutar file film. USB ini ibarat mengantikan player DVD, Laptop, dsb. Projektor yang menawarkan input usb plug and play berarti sudah dilengkapi software pembaca file video di sistemnya. Kita tinggal mengisi file film ke dalam usb, kita masukkan melalui input usb projector, software projector bisa langsung membaca dan mempoyeksikan ke layar. e. Sound Sistem Pemutaran Operator pemutaran film terdiri dari dua devisi yang menjadi tanggungjawabnya yaitu operator proyeksi visual dan mixer audio. Pada umum dalam pelaksanaannya visual dan audio dipisahkan dalam menyajikannya walaupun dalam satu gerbong yang sama materinya. Visual di diproyesikan oleh projector sementara dari alat pemutar audionya disalurkan ke power mixer dan kita bisa menikmatinya melalui speaker. Pemilihan daya sound system agar terdengar suara film yang maximal seperti halnya kita memilih lumen tang tepat untuk projector. Ruang tertutup cenderung memakai daya speaker
  • 21. yang rendah. Ruangan hall yang besar membutuhnya daya speaker yang harus besar juga, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan penambahan speaker dengan daya yang tidak harus besar, dengan cara diletakkan pada titik titik ruangan agar dapat menguasai pendengaran audienya.Penonton tersebar dalam beberapa titik di ruangan, ada yang depan, tengah, samping, pojok belakang dalam ruangan yang agak luas, menjadi tantantang kita untuk menyajikan sound yang sesuai dengan frekuensi pendengaran manusia. Tidak harus keras karena dengan sajian suara yang keras belum tentu mengeluarkan detail sound pada film. Sedang sedang saja asal merata dan tidak kehilangan detail dari sound yang ada di materi film, itulah tantangan dalam menyajikan pemutaran film. Materi yang kita putar sudah tentu denga audio yang sudah mixing bagus oleh editornya. Kita sebagai pelenggara pemutaran hanya melakukan penyesuain sound output melalui speaker agar sesuai dengan master filenya. Secara sop kita tidak boleh sampai mengubah karater suara yang ada di film, yang kita lakukan adalah menanggulangi permasalahan yang sekiranya timbul karena karakter asmosfer ruangan tempat pemutaran. Aula kelas dengan tembok bidang datar yang dominan menyebabkan suara memantul dan bergema. Ada pula ruang semi terbuka yang menyebabkan suara hambar tidak menguasai psikologi pendengaran penonton. Lokasi pemutaran di ruang yang tidak terlalu besar. Hal hal semacam itulah yang harus kita atur penyajian suaranya melalui kemampuan power mixer dan pemilihan jenis speaker yang kita gunakan. Kesimpulan Setiap file gambar digital mempunyai ukuran besar-kecil resolusi dan efeknya pada besar kecilnya maximal gambar saat diproyesikan di layar. Lumen yang dimiliki proyektor berdampak pada kecerahan hasil pacaran yang diproyeksikan. Pemilihan lumen projector yang akan kita pakai berdasakan tingat kecerahan proyeksi yang diciptakan untuk merespon atmosfer pencahayaan ruang/lokasi dimana gambar akan diproyeksikan. Dalam penyajian suara sebisa mungkin tidak merubah karakter sound dari film. Akan tetapi lebih pada penguasaan suara yang masimal atas karakter suara yang diahasilkan lokasi dari pemutaran. Penyajian suara yang baik tidak harus dengan sound berdaya besar dan mengasilkan suara keras. Akan tetapi lebih pada penguasaan psikologi pendengaran penonton dan tidak kehilangan detail suara yang sudah di mixing sebaik mungkin oleh editor film tentunya. B. Materi Film Pada era digital ini materi film dalam wujud soft file yang memuat data pembetuk gambar dalam kode kode angka. Pada intinya pemutaran dengan system digital tidak terlepas dari fungsi penting perangkat computer. Sebagai dasar pemahaman penting kita ketahui yaitu memahami format file film. Untuk itu mari kita pelajari bagaimana system digital cinema ini bekerja. a. CODEC File dan Software Pemutar File
  • 22. Pernahkah andamengalami windows media player kita tidak bisa membaca file video? Pernahkah anda laptop anda seakan akan kita terlalu berat membaca file video? Sehingga gambar yang dihasilkan patah patah. Dan juga membaca video akan tetapi audionya tidak keluar, ataupun sebaliknya? Semoga keterangan singkat berikut ini dapat memberikan penjelasan untuk mempelajarinya lebih detail. Era digital era yang sangat dinamis penjelasan hari ini mungkin akan basi dalam hitungan bulan. Dalam setiap format video pastinya mempunyai CODECyang kepanjanganya Compression Decompression . Compression adalah kombinasi data dengan berbagai macam fungsi dan fasilitasnya oleh komputer dalam file. Decompresion adalah pembacaan komputer atas kombinasi file. Macam Macam Jenis Codec yang popular dan sering dipakai dalam file video pemutaran mp4, mov, avi. Selain itu masih ada DivX, XviD, Realmedia/rmvb, H264, x264, dll. Codec video yang efisien dan direkomendasikan untuk tujuan pemutaran adalah mp4 H.264. File tersebut mampu mengkombine file dengan data yang besar menjadi kecil akan tetapi tetap mempertahan kualitas gambarnya karena resolusi tettap terjaga. Kombinasi yang terdapat pada file tersebut yang akan kita putar melalui software pembaca video. Beberapa software pembaca video dan audio yang populer seperti: Windows Media Player, FLV, Quick Time, GOM Media Player, Jet Audio, Winamp, dll. Terkadang jika terjadi kasus seperti tidak bisa diputarnya file video hal tersebut disebabkan software pembaca video tidak punya codec yang sesuai dengan filenya. Apabila terjadi patah patah kemungkinan compresi file terlalu besar dan membutuhkan codec yang yang sesuai untuk membacanya. Beberapa software codec untuk mengatasi format compresi yang bermacam macam antara lain: 1. XP Codec Pack Dengan codec ini anda dapat memainkan atau memutar beberapa format musik atau video dalam sebuah player. 2. K-Lite Codec Pack Dengan Codec ini anda dapat memuter berbagai jenis format video pada video player seperti Microsoft Media Player, Mpg Player, dll. 3. K-Lite Mega Codec Pack
  • 23. Codec Pack ini digunakan untuk orang-orang yang suka mengedit video, dimana bila aplikasi video mereka tidak mendukung salah satu format video dan audio, maka dengan diinstallnya codec ini maka aplikasi editing tersebut dapat mengedit format video maupun audio. b. Aspek Ratio Film Aspek ratio adalah dimensi dari frame gambar yang dihasilkan oleh kamera, atau komposisi perbandingan lebar dan tinggi dari area gambar yang terekam. Pada dasarnya Aspek Ratio ini tergantung dari format media perekaman, meskipun di era digital sekarang ini aspek ratio bisa diolah di post produksi. Beberapa aspek ratio yang dijadikan standart media perekaman pada umumnya antara lain 4:3, 16:9, dan 1.85 :1 Adapun untuk membuat komposisi gambar dengan aspek ratio 2.40:1 hari memakai lensa khusus Anamorphic. Tampak pada gambar 4:3 (four by three). Artinya, jika ketingginan 3 unit tinggi, sebanding dengan 4 unit lebar. Ratio ini untuk standart definition (SD) di Amerika (NTSC) dan di Eropa (PAL). Dapat juga disebut 1.33 : 1, dimana “1” menunjukkan tinggi frame dan angka “1.33” menunjukkan lebar frame. angaka tersebut adalah pembanding lebar kali tinggi sebuah bidang gambar. Untuk memproyeksikan materi digital cinema perlu kita cek dan perhatikan aspect ratio dalam materi film tersebut. Aspek ratio film harus disesuaikan dengan aspek pengaturan ratio gambar di projector kita. Pengaturan yang tidak tepat berakibat ditorsi yang merugikan keindahan pada komposisi.
  • 24. Misalkan saja materi film aspect rationya 16:9 akan tetapi setting yang ada diprojektor memakai 4:3. Rasio film yang lebih lebar masuk ke dalam bidang proyeksi dengan lebar yang lebih pendek . Mengakibatkan gambar tergencet dan semua terkesan lonjong keatas dan bawah. Pada model televise lama dengan ratio 4:3 untuk dapat menerima siaran atau format film dengan ratio 16:9 terdapat fasilitas convert Letter Box. Agar gambar bisa tampil full frame dan normal Begitu juga sebaliknya, jika file ratio 4:3 diproyeksikan pada rasio 16:9. File film akan tertarik mengisi lebar rasio proyeksi yang ada. Untuk itu perlunya diperhatiakan kesesesuaikan akan aspek rasio ini, setiap piranti alat pemutar digital cinema tentu saja sudah dilengkapi pengaturan ini. Mengingat banyak format yang begitu mudah saling bertukar dan bertemu di era multi medi ini. c. Alat pemutar Materi Film Pemutaran film dengan materi fisik seperti film seluloid sudah jarang kita temui. Pemutaran dengan DVD player juga sudah ditinggalkan karena sudah beralih pada format digital yang mengarah pada kualitas yang bagus gambarnya. Materi fisik DVD dan alat putar yang masih bertahan adalah Format DVD Blu Ray. Storage pada kepingDVDBlu Ray mencapai 25gb sehingga mampu menyimpan file dengan resolusi tinggi HD yang membutuhkan file bitrate yang besar.Dengan resolusi 1920x1080 Full HD sudah pasti gambarnya lebih halus dan detail. Blu-ray dapat mendukung berbagai codec video yang meliputi SMPTE VC-1, MPEG-2, dan MPEG-2 AVC.Meskipun Blu-ray mendukung codec diatas, hal ini tidak berarti bahwa semua film akan dirilis dengan codec tersebut.Pada akhirnya, studio film akan memutuskan format mana yang akan digunakan untuk film mereka. Soft ware pada perangkat player Blu Ray sudah disiapkan untuk membaca beberapa codec video yang dipakai dalam resolusi HD.
  • 25. DVD Blu Ray, Full HD Format dengan out put gambar memakai HDMI Format pemutaran yang sedang berkembang mengantikan pemutaran dengan format filmdi bioskop adalah DCP (Digital Cinema Pakage). Semakin pesatnya teknologi Digital Multimedia saat ini dimana para produsen film film dunia saat ini mulai mengalihkan teknik produksi film nya ke format Digital, hal ini semakin memaksa Bioskop Konvensional yang terbiasa menggunakan film seloluid 35mm untuk mengkonversi ke proyektor digital atau yang disebut DCP (Digital Cinema Package). Teknologinya masih mahal dan punya cara tersendiri mengoperasionalnya. Cara kerjanya melibatkan on line internet. Film diputar atas kiriman dari server pemilik film (distributor) ke server bioskop (exhibitor) dengan perantara satellite (frekuensi internet). Server bioskop inilah yang mendownload dan memutar pada lokasi dan waktu yang sudah ditentukan. Terutama dalam memutar film film box office, pendistribusian film sudah melalui system online dengan syarat syarat khusus agar film tetap aman dari pembajakan. Cara distribusi dan exibisi film di era digital Lantas bagaimanajika kita ingin megadakan pemutaran khusus di bioskop tersebut?. Misalkan saja event festival film yang akan kita selenggarakan. Tidak semua film harus punya jejaring system distribusi digital cinema on line untuk bisa diputar dalam system digital cinema yang sedang berkembang saat ini. Kenyataaannya, karena keterbatasan infrastruktur, sampai sekarang materi film dikirim secara fisik dalam bentuk hard disk portable ke bioskop tujuan dan kemudian datanya ditransfer ke server bioskop. Tentu dengan format DCP yang
  • 26. sudah ditentukan agar terjadi kecocokan system antara file film dengan perangkat pembacanya. C. Dasar Pengaturan Projector Dalam penyelengaraan pemutaran film kita mengkolaborasikan beberapa alat. Dari hal yang sederhana dan sering dilakukan pada umumnya kita mengkolaborasikan antara Laptop/PC dengan Projektor untuk proyeksi gambar. Sementara suara Laptop/PC dengan Suond Sistem. Berikut ini hal hal yang harus kita perhatikan dalam memproyeksikan gambar. VGA Screen Resolution Pengaturan resolusi ini ada di laptop/pc dan projector yang dipakai. Untuk bisa menghasilkan gambar yang maksimal harus ada kesesuaian resolusi kedua alat ini. Pada Laptop/PC kita kualitas tampilan ada beberapa pilihan. Tampak pada gambar maksimal pilihan resolusi VGA pada laptop. Semakin tinggi resolusi yang kita pilih semakin bagus kualitas yang output gambarnya. Spesikasi VGA yang ada pada laptop tersebut siap membaca file kualitas gambar full HD 1080p. Karena mampu menyajikan pixel maximal di 2560x1920. Akan tetapi bisa percuma jika projector yang kita pakai resolusinya di bawah itu. Misalkan jenis lama yang hanya mampu di resolusi 800x600. Ring Focus
  • 27. Ring Fokus pada projector berfungsi untuk mencari titik api jatuhnya gambar yang diproyeksikan pada layar. Apabila tidak tepat hasilnya “blur” gambar tidak focus. Setiap lensa projector dapat dipakai untuk acuan jarak maximal projector dengan layar. Apabila kita mendapati titik focus lensa pada “infinity” (focus tapi diposisi paling lebar) brarti sebenarnya jarak layar dengan projector melebihi maximal dari standartnya, karena tidak pada posisi area focus lensa. Key Stone Keystone adalah fasilitas untuk mengatur proyektor jika tidak ditempatkan tegak lurus ke centerline horisontal layar ( terlalu tinggi atau terlalu rendah ) untuk membelokkan output gambar , sehingga membuat tetap persegi panjang dengan benar. Keterbatasan tempat memungkinkan kita menempatkan projector tidak pada tepat pada center layar. Proyeksi yang dihasilkan manjadi tidak sempurna. Dengan fasilitas keystone kita bisa memperbaikinya. Distorsi karena penempatan projector tidak center di koreksidengan keystone Mengatur Jarak Tembak Alasan penting untuk kita menentukan jarak tembak projector ke layar adalah besar kecilnya gambar yang diproyeksikan harus disesuaikan dengan kenyamanan jangkauan pandangan mata penonton. Dalam setiap pemutaran pastinya ada penontn terdekat dan penonton terjauh di ukur dari letak bentangan layar. Bagaimana cara menetukan besar kecilnya layar agar tetap nyaman bagi penonton terjauh dan terdekat? Aturan -468-( Empat - Enam - Delapan ) Layar disesuaikan untuk penonton , bukan untuk proyektor. 468 (empat-enam-delapan) adalah Sebuah aturan praktis untuk ukuran jarak penonton dengan layar. Penonton terjauh sebaiknya tidak lebih dari empat , enam atau delapan kali tinggi gambar dari layar . Tiga pilihan tersebut tergantung pada kondisi berikut : 1. Empat kali untuk bahan dengan rincian halus seperti gambar CAD atau grafis rinci lainnya 2. Enam kali untuk materi yang sifatnya dibaca ( spreadsheet , teks , gambar dengan teks ) 3. Delapan kali untuk menonton film atau gambar
  • 28. Rumusan dan ilustrasi menghitung jarak tembak CAD: X = 4 * h Powerpoint: X = 6 * h Film: X = 8 * h Juga tinggi gambar harus berada dalam kisaran berikut: Jarak terjauh Viewer / 8 <Tinggi Gambar <jarak terdekat Viewer / 2 Penting: aturan ini berkembang dengan mayoritas proyeksi di XGA Format (1024 x 768). Dengan format seperti SXGA, SXGA + dan HD (1080) ini berubah karena ketinggian layar tidak dibangun oleh 768 piksel tetapi dengan 1024, 1050 dan 1080 piksel. Ini merupakan kenaikan sekitar 35 sampai 40 persen. Semua rincian yang disajikan dalam resolusi pixel asli menjadi lebih kecil untuk 35 sampai 40 persen. Posisi layar Bagian bawah layar harus dalam posisi vertikal yang cukup ketinggianya , sehingga orang yang duduk di belakang penonton lainya tidak terhalang . Jarak antara lantai dan layar idealnya sekitar 1,1 sampai 1,2 meter ( 43 " .. 48 " ) . Jarak antara lantai dan layar : 0,9 meter ( 35 " ) - jarak terlalu rendah Jarak antara lantai dan layar : 1,2 meter ( 47 " ) Viewing Angle Sudut pandang yang diterima mata maksimum harus 45 derajat . Di luar itu karakter dan elemen gambar menjadi undecipherable . Idealnya , semua penonton harus duduk dalam 30 °
  • 29. dari sumbu proyeksi , dan tidak pernah lebih dari 45 ° off axis .Pusat layar sebaiknya tidak lebih dari 20 ° di atas tingkat mata penonton apapun Maksimum penonton melihat dari sudut horizontal : 45 derajat dari ke kedua sisi D. Penyelenggaraan Pemutaran Film a. Ruang Pemutaran Alternatif Teknologi sudah mendukung kita untuk melakukan kegiatan pemutaran yang beraneka ragam bentuknya. File digital membuat piranti alat yang digunakan semakin simple. Nah sekarang tinggal bagaimana kita berkreasi dalam membuat program pemutaran agar menarik target audienya. Berikut beberapa contoh pemutaran film yang dengan penegemasan yang kreatif Open Air Sinema Kineforum Misbar 2014
  • 30. Pemutaran dengan instalasi ruang pemutaran yang unik dan menarik memancing orang untuk datang menghadiri. Selain itu juga menawarkan fasilitas café untuk tempat alternative berkumpul menjadi sesuatu hal yang mahal bagi target audien masyarakat Jakarta. Festival Film Purbalingga Festival film yang banyak merespon masyarakat di desa desa banyumas raya. Dengan pemutaran karya karya sineas setempat. Masyarakat desa sangat antusias sekali , menonton film dengan bahasa dan tema tema yang dekat dengan persoalan mereka sendiri. Kedekatan akan materi konten yang mereka olah dalam meraih target audien festival ini. Biokop Rakyat Dinas Kebudayaan Yogyakarta Program pemutaran yang berkolabiorasi dengan kelompok seni tradisi setempat. Untuk memancing audien sebelumnya ada pertunjukan tarian, jatilan, gejlok lesung yang sekiranya menjadi seni tradisi yang mereka suka. Menariknya lagi setelah pemutaran filmmaker dipertemukan dengan penontonya yang kadang terjadi diskusi dan pertanyaan yang tidak terduga dari audien yang sangat awam terhadap film. Merespon Ruang dan Kegiatan Publik Videotron yang menjamur di setiap sudut kota bias menjadi alternative pemutaran. Seperti yang dilakukan di Taman Film Bandung. Ruang publik milik Pemda setempat ini sering digunakan pemutaran film. Pemutaran Film Sekolah : Pemutaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, SD, SMP, SMA, SMK, atau di tempat yang berbasis belajar mengajar.
  • 31. Gedung dengan fasilitas tempat duduk model bioskop sering kali menjadi ruang alternatife pemutaran. Seperti Gedung Teater Taman Budaya Yogyakarta yang sering disulap manjadi ruang pemutaran b. Tim Pemutaran Film Kita akan mengenal siapa dan apa yang dibutuhkan dalam event pemutaran film kaitanya dengan kepanitiaan atau SDM. Kita coba mengenal tim pemutaran film ini melalui contoh kegiatan pemutaran yang ada. Sebagai contoh kasus adalah event pemutaran Klub DIY Menonton. Kita bahas dari contoh pemutaran yang sederhana yang mungkin bisa kita referensi dan kita eveluasi. Secara kepanitiaan acara ini sederhana, seperti pada bagan berikut ini; Bagan Panitia
  • 32.  Programer bertugas sebagai bertanggungjawab atas jalannya program pemutaran. Orang yang memilihkan Film yang diputar atas kesesuaian gagasan programnya.  Aministrasi difungsikan sebagai sekretaris yang ini membantu menjerial event ini  Kordinator Acara adalah orang yang ditunjuk sebagai coordinator teknis pelaksanaan di lokasi.  Frontdesk adalah orang yang ditugasi dalam urusan tiket dan undangan tamu yang dating, salain itu buku tamu.  Traffict adalah orang yang bertanggung jawab atas teknis pemutaran baik itu audio dan video. Traffict dibantu operator projector dan sound system. Semua file yang diputar penetuan codec file, memastikan kelancaran saat file diputar dan system pemutaran menjadi tanggung jawab traffic. Pemutaran ini adalah event apresiasi dan diskusi film. Pemutaran berkala 12 kali event dalam setahun dengan tema tema yang sudah desain oleh programernya. Tema didesain untuk pemantik diskusi dan menarik perhatian secara isu. Menurut Suluh Pamuji programmer dari KDM untuk bisa menghadirkan penonton tidak cukup dengan promosi pemutaran via poster, ataupun media social. Akan tetapi harus desaian wacana isu, apa yang sekiranya penting bagi calon penonton. Artinya teknis saja tidak cukup akan tetapi dibutuhkan juga upaya medesain gagasan agar acara itu menjadi menarik dan penting. Acara di selengarakan atas kerjasama antar komunitas dan melibatkan paguyuban film instansi dinas kebudayaan Yogyakarta. Audien penonton mahasiswa dan pengagas film. Sebagai tim screening yang diberikan tanggung jawab memutar harus punya desaian teknis sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang kita punya. Kita adalah generasi yang dipermudah oleh teknologi. Event Pemutaran cukup dengan alat pemutar latop dan projektor minimum 3000 lumens kita sudah dapat kita sudah dapat menyelengrakan pemutaran. File film yang terkumpul sebelumnya dicek codec dan ekstensi filenya. Memastikan kualatas dan kelancaran pada saat film di putar. Untuk lebih amannya tim trafict KDM mengcovert semua file yang ada menjadi mp4 H2.64. Codec yang bisa mengkonvert file yang besar menjadi ringan tanpa mengubah kualitas masternya, artinya resolusinya masih terjaga. Hal ini dilakukan atas ijin dan pemberitahuan filmmakernya.
  • 33. Pemutaran dengan Laptop, Projektor, dan Screen Film diputar dengan Windows Media Player. Output Gambar melalui HDMI masuk ke Input projector dangan aspek ratio 16:10. Setting Screen resolusi laptop di posisi 720p HD, karena hal ini dilakukan untuk pencapaian dan kesesaian dengan setting projector Jack audio, Mixer, dan speaker Audio Output melalui mini toa stereo jack masuk ke input power mixer dan disajiakan dan dua samping kiri kanan layar speaker pasif 500w. Ruang termasuk jenis sedang, banyak bidang datar tapi tidak terlalu mengema, dan masih bisa terjangkau dengan dua speaker yang ditempatkan di depan. Panitia Front Desk Tampak di depan pintu masuk ada font desk yang difungsikan untuk penyambut tamu, ticketing, petugas informasi, dan machendais jika ada. Jika kita memanfaatkan ruang pemutaran alternative setidaknya terdapat dua pintu yang bisa kita fungsinya sebagai pintu masuk dan pintu panitia.
  • 34. Sambutan sie acara Dalam event pemutaran film KDM sebelumya dibuka dengan sambutan tim progam sekaligus pengatar film yang akan diputar. Pengantar yang singkat padat jelas membuat rasa tertarik untuk menonton dan diskusi seusai pemutaran penting juga untuk diperhatikan. Kita butuh orang yang menguasai public speaking dan dunia seputar film tentunya. Pemutaran dengan Projektor 5000 Lumen Di kusi bareng Sutradara seusai nonton film Selesai pemutaran sutradara dari film yang diputar maju kedapan untuk sesi diskusi dengan moderator programmer acara. Daftar Pustaka Achsan Permas dkk. 2003. Manajemen Organisasi Seni Pertunjukan. PPM, Jakarta. Douglas Katz, Steven. 1991. Film Directing Shot by Shot: Visualizing from Concept to Screen. Focal Press, USA Elkins S.O.C, David. The Camera Assistant’s Manual FIFTH EDITION,Focal Press, London.
  • 35. Heru Effendi. 2002. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser. Panduan, Yogyakarta. Mascelli , Joseph V.. 1986. Angle, Continity, Cutting, Close Up, Commpotition dalam Sinematografi (Tjemahan H.M.Y. Biran). Yayasan Citra, Jakarta. Thompson, Roy. 2009. Grammar of The Shot, Focal Press. Great Britain. Referensi Internet http://www.nec-display.com/ap/en_projector/m361x/# https://lrpctech.files.wordpress.com/2010/01/rez-chart.jpg https://goo.gl/images/lYYHZw http://4k.com/resolution/# http://animesalvation.com/wp-content/uploads/2013/06/HD_vs_SD.jpg http://animesalvation.com/wp-content/uploads/2013/06/diff-hd-v-sd.jpg http://www.effectivemeetings.com/technology/mrtools/choose_projector.asp http://www.bnoack.com/index.html?http&&&www.bnoack.com/video/projectionrules.html http://www.projectorcentral.com/lcd-dlp-color-light-output.htm?page=TEST-1:-Uncalibrated http://www.necdisplay.com/p/digital-cinema-projectors/nc3240s-a http://www.kaskus.co.id/thread/51a0505a0975b46f6000000b/mengenal-lebih-jauh-teknologi- bioskop-digital/ https://estereoscopia3d.files.wordpress.com/2012/04/dci_3d_web07.jpg http://docplayer.net/7989657-This-is-a-revised-version-of-an-article-which-first-appeared-in- amia-tech-review-volume-2-october-2010-2.html http://www.trmtv.it/home/2016/03/20/ http://www.isunshare.com/windows-8/change-screen-resolution-in-windows-8-8.1.html http://www.aliexpress.com/item/Good-View-Projection-Screen-Fabric-120-inch-Diagonal-16- 9-For-Video-Projector-2-65x1- https://www.skylightcinema.co.uk/private-screening-in-north-wales/ https://smarttech.com/us/Support/Browse+Support/Support+Documents/KB3/136952.aspx http://orwww2.benq.com/product/projector/mw665 http://users.telenet.be/thomasweynants/toy.magic.lantern.html https://todayinottawashistory.wordpress.com/tag/vitascope/ https://twitter.com/klubdiymenonton http://sydneysocial101.com/whats-on-peroni-vip-night-at-st-george-openair-cinema/ http://cinemapoetica.com/a-fragmented-history-short-films-in-indonesia/ https://filmfreeway.com/festival/FestivalFilmDokumenter http://www.jogjafilm.com/id/news/read/screening-film Pengertian dokumentasi https://id.wikipedia.org/wiki/Dokumentasi (diakses tanggal 19 Juli 2016) Dokumentasi http://komunikasi-pembangunan.blogspot.co.id/2010/06/foto-dokumentasi.html (diakses tanggal 19 Juli 2016) Pengertian promosi http://www.pengertianahli.com/ (Diakses tanggal 28 Juli 2016)