Dokumen tersebut merangkum upaya dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah setelah hijrah dari Mekkah. Beberapa upaya kunci meliputi mendirikan Masjid Nabawi sebagai pusat dakwah dan kegiatan umat, menciptakan persaudaraan baru antara muhajirin dan anshar, membuat perjanjian damai dengan masyarakat non-Muslim, serta membangun sistem pemerintahan dan sosial berdasarkan ajaran Islam.
2. PETA KONSEP
DAKWAH ISLAM PERIODE
MADINAH
DAKWAH RASULULLAH SAW DI
MADINAH
HIJRAH, TITIK AWAL DAKWAH
RASULULLAH
MENDIRIKAN RUMAH IBADAH
MENCIPTAKAN PERSAUDARAAN
BARU
PERJANJIAN DENGAN MASYARAKAT
NON MUSLIM MADINAH HIKMAH DIBALIK KISAH HIJRAH
MEMBANGUN PRANATA SOSIAL
& PEMERINTAHAN
3. A. Memahami Perjuangan Dakwah Nabi
Muhammad SAW.
1. Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
Beberapa faktor yang mendorong Rasulullah Saw hijrah ke Madinah :
a. Pada tahun 621 M, telah datang 13 orang penduduk Madinah menemui
Rasulullah di bukit Aqaba dan mereka berikrar memeluk agama islam.
b. Pada tahun 622 M, telah datang 73 orang penduduk Madinah ke Mekah yang
terdiri dari suku Aus & Khazraj dan mengajak beliau agar hijrah ke Madinah.
Faktor lain yang mendorong Rasulullah Saw hijrah ke Madinah adalah
pemboikotan yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasullah Saw dan para
pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Mutallib) pemboikotan yang dilakukan
seperti berikut :
a. Melarang setiap pedagangan & bisnis dengan pendukung Muhammad Saw.
b. Tidak diperbolehkan mengadakan ikatan perkawinan dengan kaum muslim.
c. Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
d. Musuh Muhammad harus didukung dalam keadaan bagaimanapun.
4. 1. Mendirikan Rumah Ibadah
Setelah beberapa bulan Rasulullah sampai di Madinah, beliau
memerintahkan umat Islam untuk membangun masjid di tanah yang
dibeli dari dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail asuhan Mu'adz bin
Afra. Masjid itu kelak dikenal sebagai Masjid Nabawi, sebagai pusat
dakwah, selain untuk melaksanakan ibadah, dan mengajarkan nilai-
nilai persaudaraan. Tidak hanya itu, Masjid Nabawi juga menjadi
sarana penting untuk merundingkan masalah-masalah yang dihadapi
umat Islam.
5. 2. Menciptakan Persaudaraan Baru
Umat Islam yang meninggalkan Makkah ke Madinah dikenal
sebagai golongan Muhajirin dan orang-orang Madinah disebut kaum
Anshar. Ketika berhijrah ke Madinah, banyak kaum muslimin Makkah
yang menderita kemiskinan karena meninggalkan harta kekayaan
mereka di Makkah. Untuk mengatasi hal tersebut, Nabi Muhammad
SAW mengikat persaudaraan baru antara kaum Muhajirin dan Anshar.
Sebagai misal, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Kharijah bin
Zuhair, Ja'far ibnu Abi Thalib dengan Mu'az ibnu Jabal, dan lain
sebagainya. Persaudaraan yang dibangun atas ukhuwah agama dan
disatukan sendiri oleh Nabi Muhammad itu memiliki pertalian erat,
serta kekuatan utuh dalam Islam.
6. 3. Perjanjian dengan Masyarakat Non-Muslim Madinah
Selain mempunyai hubungan baik dengan kabilah-kabilah
Arab di Madinah, Nabi Muhammad kemudian membuat perjanjian
damai dengan masyarakat Yahudi dan non-muslim Madinah.
Perjanjian itu dikenal dengan sebutan Piagam Madinah yang berisi
pernyataan bahwa para warga muslim dan non-muslim di Yatsrib
(Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani, serta
non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan
gangguan. Piagam Madinah yang berisi 47 pasal itu mengatur
perpolitikan, keamanan, kebebasan beragama, serta kesetaraan di
muka hukum, perdamaian, dan pertahanan Madinah di masa itu.
7. 4. Membangun Pranata Sosial dan Pemerintahan
Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam di Madinah
bukan hanya dalam bentuk agama, melainkan juga sistem politik,
pemerintahan, militer, dan lain sebagainya. Karena itu juga, ayat-ayat
Al-Quran yang turun di di periode Madinah (ayat-ayat Madaniah)
sebagian besar berisi aturan muamalah dan pembinaan hukum.
Strategi dakwah Nabi Muhammad adalah strategi membentuk
pratana sosial dan pemerintahan dalam bentuk negara Islam, yang
pusat pemerintahannya di Madinah. Dakwah yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW di Madinah memperoleh sambutan beragam. Ada
yang menerimanya dengan tangan terbuka, ada yang menolaknya
terang-terangan, dan ada juga yang diam-diam tidak suka atas
dakwah tersebut, namun tidak berani berterus-terang karena umat
Islam berjumlah mayoritas di Madinah.
8. Hikmah di Balik Kisah Hijrah
Semua langkah Rasulullah dalam perjalanan hijrah adalah tugas penerapan
syariat (wadhifah tasyri‘iyyah) yang mesti dijalankan. Ketika itu sudah
dilaksanakan, Rasulullah tinggal mengaitkan hatinya kepada Allah dan
bersandar hanya pada petunjuk dan pertolongan-Nya. Maka, setiap Muslim
harus menyadari bahwa mereka dilarang menyandarkan segala sesuatu
kecuali kepada Allah, tanpa mengabaikan prinsip kausalitas (sebab akibat).
Ada Mukjizat paling menonjol dalam perjalanan hijrah Rasulullah, yaitu
ketika beliau berhasil keluar dari rumahnya tanpa diketahui kaum musyrik
yang sudah mengepung rumah dan berjaga-jaga di setiap sudut. Mukjizat
ini menjadi semacam maklumat bagi kaum musyrik di setiap tempat dan
waktu bahwa penindasan dan penyiksaan yang dialami Rasulullah dan para
sahabat dalam perjuangan membela agama, tidak serta-merta
mengindikasikan bahwa Allah menelantarkan mereka dan mereka jauh dari
kemenangan. Sama-sekali tidak! Kaum musyrik dan semua musuh Islam
jangan merasa senang dulu. Sebab, pertolongan Allah amat dekat dan jalan
menuju kemenangan selalu ada, kapan pun dan di mana pun.