Dokumen tersebut membahas tentang penelitian bio-baterai yang menggunakan lumpur aktif sebagai elektrolit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan lumpur aktif dan air yang optimal sebagai elektrolit serta logam elektroda mana yang paling baik. Penelitian ini akan menghasilkan prototipe bio-baterai dan artikel ilmiah tentang pemanfaatan lumpur aktif sebagai elektrolit bio-baterai sebagai alternatif energi listrik
1. 1
A. JUDUL
Bio-baterai dari Lumpur sebagai Alternatif Energi Listrik di Masa Depan
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Baterai merupakan sumber energi paling praktis dan murah yang
digunakan masyarakat saat ini. Baterai yang umum dijumpai adalah baterai
kering dan litium. Namun baterai tersebut memiliki kelemahan yaitu
terdapatnya komponen elektrolit yang rentan bocor dan dapat menjadi limbah
yang bersifat racun dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
alternatif pengganti komponen baterai ramah lingkungan dan mudah
diperoleh.
Persediaan lumpur di Indonesia sangat banyak, misalnya sumber
lumpur yang berada di Sidoarjo Jawa Timur yang dikenal sebagai ‘lumpur
Lapindo”, di pesisir pulau Kalimantan dan sebagian daerah pesisir Sumatera
yang dikenal sebagai tanah gambut serta lumpur- lumpur yang berasal dari
pendangkalan sungai perkotaan. Lumpur tersebut belum banyak dimanfaatkan,
sehingga bila dapat mengolah akan menjadi nilai tambah bagi penduduk di
sekitarnya.
Lumpur aktif (activated sludge) adalah flok yang terbentuk oleh
mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular
yang mengendap di tangki penjernihan. Lumpur aktif biasa digunakan dalam
pengolahan air limbah.
Bakteri merupakan unsur utama dalam flok lumpur aktif. Jumlah total
bakteri dalam lumpur aktif standard adalah 108 CFU/mg lumpur. Lumpur aktif
mengandung lebih dari 300 jenis bakteri. Genus yang umum dijumpai adalah :
Zooglea, Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes, Bacillus,
Achromobacter, Corynebacterium, Comomonas, Brevibacterium, dan
Acinetobacter, ada pula mikroorganisme berfilamen, yaitu Sphaerotilus,
Beggiatoa, Vitreoscilla, dan Klebsiella aerogenes (Arie Herlambang, 2010)
Kandungan mikroorganisme dalam lumpur aktif dapat menghantarkan
arus listrik sehingga memungkinkan lumpur aktif dimanfaatkan sebagai
2. 2
elektrolit Bio-baterai. Untuk membuktikan hal tersebut, maka diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas pemanfaatan lumpur aktif
(activated sludge) sebagai elektrolit Bio-baterai.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang muncul
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Sebagai elektrolit baterai, berapa perbandingan lumpur dan air yang
(activated sludge) menghasilkan beda potensial terbesar ?
2. Logam apa yang paling baik digunakan sebagai elektroda Bio-baterai
dengan lumpur aktif (activated sludge) sebagai elektrolitnya?
D. TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah :
1. Mengetahui perbandingan lumpur (activated sludge) dan air terbaik
sebagai elektrolit baterai.
2. Mengetahui logam yang paling baik digunakan sebagai elektroda Bio-
baterai dengan lumpur aktif (activated sludge) sebagai elektrolitnya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah prototipe Bio-
baterai dengan elektrolit lumpur aktif (activated sludge) sebagai alternatif
sumber energi listrik serta artikel dalam jurnal ilmiah mengenai pemanfaatan
lumpur aktif (activated sludge) sebagai sebagai elektrolit Bio-baterai untuk
alternatif energi listrik masa depan.
F. KEGUNAAN
1. Bagi Peneliti
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk dikembangkan
lebih lanjut.
3. 3
b. Mengetahui manfaat lain dari lumpur aktif (activated sludge), yakni
sebagai elektrolit Bio-baterai.
2. Bagi Masyarakat
a. Memberikan alternatif sumber energi listrik dalam bentuk Bio-baterai.
b. Memberikan alternatif pemanfaatan lumpur aktif (activated sludge)
sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomisnya.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Lumpur aktif
Istilah lumpur aktif sering diartikan sebagai nama proses itu
sendiri, selain itu juga sering diartikan sebagai padatan biologis yang
berada di dalam proses pengolahan (Zakaria et al, 2008).
Lumpur aktif (activated sludge) sebagai nama proses merupakan
proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang pertama kali dilakukan
di Inggris pada awal abad 19. Proses ini diadopsi seluruh dunia sebagai
pengolah air limbah domestik sekunder secara biologi. Proses ini pada
dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material
organik menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomassa baru
(Herlambang, 2010).
Lumpur aktif dalam artian kedua sebagai padatan biologis
adalah flok lumpur aktif yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama
bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular yang mengendap di
tangki penjernihan. Selama pengendapan flok, material yang terdispersi
seperti sel bakteri dan flok kecil menempel pada permukaan flok.
(Herlambang, 2010).
b. Organisme dalam lumpur aktif
Flok lumpur aktif mengandung sel bakteri disamping partikel
anorganik dan organik. Ukuran flok bervariasi antara <1 mm sampai
dengan 1000 mm atau lebih (Arie Herlambang, 2010).
4. 4
Gambar 1.Distribusi ukuran partikel dalam lumpur aktif (Herlambang,
2010).
Mikroorganisme yang terdapat dalam flok lumpur aktif antara lain:
1) Bakteri
Jumlah total bakteri dalam lumpur aktif standard adalah 108
CFU/mg lumpur. Sebagian besar bakteri yang diisolasi diidentifikasi
sebagai spesies-spesies Comamonas-Psudomonas.
Tabel 1. Distribusi Bakteri Heteropik Aerobik dalam Lumpur Aktif
Standard (Herlambang, 2010).
GENUS PERSENTASI
KELOMPOK DARI TOTAL ISOLAT
Comamonas-Pseudomonas 50
Alkaligenes 5,8
Pseudomonas (Kelompok
1,9
Florescent)
Paracoccus 11,5
Unidentified (gram negative rods) 1,9
Aeromomas 1,9
Flavobacterium - Cytophaga 13,5
Bacillus 1,9
Micrococcus 1,9
Coryneform 5,8
5. 5
Arthrobacter 1,9
Aureobacterium-Microbacterium 1,9
2) Fungi
Lumpur aktif umumnya tidak mendukung kehidupan fungi
meskipun beberapa fungi berfilamen kadang ditemukan dalam flok
lumpur aktif. Genus yang dominan ditemukan dalam lumpur aktif
adalah Geotrichum, Penicillium, Cephalosporium, Cladosporium,
dan Alternaria (Herlambang, 2010).
3) Protozoa
Protozoa yang paling sering ditemukan dalam lumpur aktif
adalah Carchesium, Paramecium sp, Opercularia sp, Chilodenella
sp, Vorticella sp, dan Apidisca sp (Herlambang, 2010)
4) Cilliata
Siliata dibagi menjadi tiga, yaitu : Siliata bebas, merayap, dan
bertangkai. Genus yang paling sering ditemukan dalam lumpur aktif
adalah Chilodonella, Colpidium, Blepharisma, Euplotes,
Paramecium, Lionotus, Trachelophyllum, dan Spirostomum.
5) Rotifers
Rotifers adalah metazoa (organisme bersel banyak) dengan
ukuran bervariasi dari 100 mm - 500 mm. Peranan rotifers dalam
lumpur aktif adalah : (1) menghilangkan bakteri tersuspensi; (2)
memberi kontribusi terhadap pembentukan flok melalui pelet
kotoran yang dikelilingi oleh mukus.
c. Baterai
Baterai adalah suatu alat yang dapat menghasilkan energi listrik
dengan melibatkan transfer elektron melalui suatu media yang bersifat
konduktif dari dua elektroda (anoda dan katoda) sehingga menghasilkan
arus listrik dan beda beda potensial. Komponen utama pada baterai
terdiri dari elektroda dan elektrolit. (Kartawidjaja et al, 2008)
6. 6
Bahan dan luas permukaan elektroda mampu mempengaruhi
jumlah beda potensial yang dihasilkan. Setiap bahan elektroda memiliki
tingkat potensial elektroda (E°) yang berbeda-beda. Jika luas
permukaan elektroda diperbesar maka akan semakin banyak elektron
yang dapat dioksidasi dibandingkan dengan elektroda dengan luas
permukaan yang kecil (Kartawidjaja et al, 2008).
Elektrolit atau konduktor ionik yaitu sebagai penyedia sarana
untuk mentransfer ion. Elektrolit terdiri dari elektrolit cair dan elektrolit
padat. Jenis elektrolit cair memiliki kelemahan diantaranya rentan
terhadap kebocoran dan mudah terbakar, sedangkan elektrolit dalam
bentuk padatan cenderung lebih aman, mudah dipakai, bebas dari
kebocoran dan dapat dibuat dengan dimensi lebih kecil (Riyanto, 2011).
Kerja baterai menggunakan prinsip elektrokimia dengan
memanfaatkan proses reduksi-oksidasi dimana elektroda negatif
(anoda) mengalami reaksi oksidasi sehingga elektron yang berada pada
permukaan anoda akan terlepas dan dibawa oleh ion elektrolit menuju
elektroda positif (katoda). Transfer elektron oleh ion elektrolit ini
kemudian akan menghasilkan beda beda potensial dan arus listrik jika
dihubungkan atau dirangkaikan dengan komponen elektronika seperti
dioda, resistor atau kapasitor (Kartawidjaja et al, 2008).
Gambar 2. Proses transfer elektron pada baterai dalam (Kartawidjaja et
al, 2008)
2. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Sari Dewi, Norita Afridiana,
Rika Kurnia, Steven, dan Henry Eka Diyana mengenai baterai dengan bahan
baku Chitosan. Dari penelitian tersebut diketahui Chitosan merupakan
7. 7
polimer linear yang tersusun oleh 2000-3000 monomer D-glukosamin
(GlcN) dalam ikatan β-(1,4) mengandung unit berulang 2-amino-2-deoksi-
D-glukopiranosa, hasil dari proses deasetilasi chitin. Karakteristik unik
tersebut menjadikan chitosan sebagai polimer yang dapat diaplikasikan pada
baterai. (Riyanto, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh David Kasidi mengenai sintesis
polimer elektrolit dari limbah sabut kelapa. Polimer elektrolit dibuat melalui
pencampuran selulosa asetat dengan garam litium sebagai ion elektrolitnya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan sifat mekanik
dan hantaran polimer elektrolit dengan meningkatnya garam litium yang
ditambahkan, akan tetapi kestabilan termalnya menurun (Kasidi, 2009).
Peneliti di Amerika menciptakan baterai “litium ion” yang dapat
diisi ulang (rechargeable) dengan memanfaatkan virus genetika terprogram.
Peneliti MIT memberikan hasil bahwa katoda berbasiskan virus mampu
mencapai kapasitas pengisian listrik sebesar 130mAh/g yang berarti
sebanding atau serupa dengan kemampuan dari material elektroda LiFePO4.
(http://www.rsc.org/chemistryworld/News/2009/April/02040902.asp)
H. METODE PELAKSANAAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen yaitu
menentukan perbandingan massa lumpur aktif dan volume air sebagai
elektrolit lumpur aktif dan kombinasi elektroda paling tepat guna
menghasilkan beda potensial listrik serta membuat prototipe Bio-baterai
lumpur aktif.
2. Subjek dan objek penelitian
a. Subjek penelitian : lumpur aktif (activated sludge).
b. Objek penelitian : beda potensial yang dihasilkan oleh Bio-baterai
lumpur aktif.
3. Variabel penelitian
a. Variabel bebas: kombinasi elektroda dan perbandingan massa
8. 8
lumpur aktif dan volume air sebagai elektrolit
bio-
baterai
b. Variabel kontrol : suhu sistem dan pH sistem
c. Variabel terikat : beda potensial yang dihasilkan Bio-baterai
lumpur
aktif
4. Waktu dan tempat pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Kimia Fisika dan Laboratorium
Biologi FMIPA UNY dan selama bulan April sampai Juli 2012
5. Tahapan pelaksanaan
a. Bahan yang digunakan pada penelitian
1) Lumpur aktif 20 kg, sebagai bahan elektrolit Bio-baterai
2) Akuades 10 liter, sebagai pengencer konsentrasi elektrolit.
3) Kertas saring, sebagai penyaring dalam pengeringan lumpur aktif.
4) Silika gel, sebagai penyerap air dalam pengeringan lumpur aktif.
5) Tembaga (Cu), sebagai elektroda.
6) Seng (Zn), sebagai elektroda.
7) Besi (Fe), sebagai elektroda.
8) Alumunium (Al), sebagai elektroda.
9) Case tabung film-cannery 16 buah, sebagai wadah (case) prototipe
Bio-baterai lumpur aktif.
b. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini diantaranya:
1) Loyang, sebagai alas untuk mengeringkan lumpur aktif
2) Desikator, sebagai alat mengurangi hidrat lumpur aktif
3) Timbangan Ohauss Triple Beam Balance 2610 gr, sebagai alat
pengukur massa lumpur aktif.
4) Tabung ukur BG1F 250 ml, sebagai wadah engukur akuades.
5) Beaker glass 1000 ml, sebagai wadah mencampur lumpur aktif dan
akuades.
6) Pipet volume, sebagai alat menambahkan atau mengurangi zat cair.
9. 9
7) Spatula (pengaduk), sebagai pengaduk bahan agar homogen.
8) Mikroskop, sebagai alat mengakarakterisasi bakteri, protozoa,
fungi, cilliata, dan rotifiers dalam lumpur aktif.
9) Kaca preparat, sebagai tempat meletakkan preparat lumpur aktif.
10) Beaker glass 50 ml, sebagai tempat elektrolit lumpur aktif.
11) Gunting logam, untuk menggunting elektroda
12) Jangka Sorong Tricycle Brand, sebagai alat untuk mengukur luas
permukaan elektroda.
13) Kabel dan jepit buaya, sebagai penghubung rangkaian Bio-baterai
lumpur aktif dan multimeter
14) Multimeter Digital Peak Tech 2000 DMM, sebagai alat pengukur
beda potensial Bio-baterai lumpur aktif.
15) Stopwatch, sebagai alat pengukur waktu.
c. Pelaksanaan penelitian
Secara umum pelaksanaan program ini dibagi menjadi 5 tahap, yakni:
1) Tahap Pengeringan Lumpur Aktif
Sejumlah 20 kg sampel lumpur aktif ditempatkan di atas
loyang yang telah diberi kertas saring. Pengeringan dilakukan pada
temperatur ruang selama 10 hari. Untuk meminimalkan kembali
kandungan air, selanjutnya lumpur aktif tersebut dimasukkan ke
dalam desikator yang berisi silika gel. Pengeringan dalam desikator
dilakukan selama 5 hari. Pengeringan lumpur aktif tersebut
dilakukan hingga berat lumpur konstan ketika ditimbang dengan
neraca analitis.
2) Pembuatan larutan induk lumpur aktif
Larutan induk lumpur aktif dibuat dengan perbandingan
massa lumpur aktif (kg) : volume akuades (L) = 5 : 1. Di timbang
10 kg lumpur aktif kering dan dilarutkan dalam 2 L akuades.
Campuran diaduk selama 6 jam sehingga diperoleh campuran
homogen.
10. 10
3) Tahap karakterisasi jenis bakteri, fungi, protozoa, cilliata, rotifiers
dalam lumpur aktif.
Mengambil sejumlah 3 gram dari sampel larutan induk
lumpur aktif dan menempatkannya pada kaca preparat. Pengamatan
dilakukan terhadap keberadaan jenis-jenis bakteri, fungi, protozoa,
cilliata, rotifiers dalam lumpur aktif. Pengamatan dilakukan di
Laboratorium Biologi dengan menggunakan mikroskop. Hasil
pengamatan dicatat dan dianalisa dengan melakukan komparasi
terhadap teori.
4) Pengukuran beda potensial pada Bio-baterai lumpur aktif dengan
variasi elektroda dan konsentrasi elektrolit lumpur aktif
Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi bahan
elektroda dan variasi konsentrasi lumpur aktif yang tepat sehingga
menghasilkan beda potensial Bio-baterai lumpur aktif yang
optimal. Untuk membuat elektroda baterai, bahan-bahan plat Cu,
Zn, Fe dan Al dipotong berbentuk persegi panjang dengan ukuran
lebar 1 cm dan panjang 8 cm.
Penelitian ini menggunakan elektrolit lumpur aktif dengan
perbandingan konsentrasi lumpur aktif dan akuades 5:1, 5:2, 5:3,
dan 5:4 yang diisikan sebanyak 10 gr ke dalam beaker glass yang
telah dipasangi elektroda dengan luas permukaan 8 cm2 dan jarak
antar elektroda 1 cm.
Kedua elektroda disambungkan secara seri dengan
multimeter menggunakan kabel jepit buaya. Multimeter digunakan
sebagai alat pengukur beda potensial Bio-baterai lumpur aktif.
Beda potensial yang muncul pada multimeter dicatat setiap 10 detik
sebanyak 10 kali. Selanjutnya pengukuran diulang dengan
menggunakan larutan baru untuk setiap kombinasi elektroda yang
berbeda, yaitu: Cu-Fe, Al-Zn, Al-Fe dan Cu-Al.
5) Desain dan pembuatan device prototipe Bio-baterai lumpur aktif.
11. 11
Pertama wadah film-cannery yang akan digunakan sebagai
case Bio-baterai lumpur aktif disiapkan sebanyak 5 buah,
kemudian tutup (cap) di buat lubang dengan ukuran sesuai luas
permukaan elektroda. Elektroda yang telah disiapkan sebelumnya
dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat tersebut. Selanjutnya
case diisi dengan larutan elektrolit lumpur aktif sebanyak 10 gram.
Tutup case dengan cap yang telah dipasangi elektroda.
Gambar 3. Prototipe Bio-baterai lumpur aktif
6) Analisa data dan kesimpulan
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Tabel beda potensial dengan elektode Cu-Fe
b. Tabel beda potensial dengan elektode Al-Zn
c. Tabel beda potensial dengan elektode Al-Fe
d. Tabel beda potensial dengan elektode Cu-Al
Beda potensial (V)
t (s) perbandingan massa lumpur aktif : volume akuades
5:1 5:2 5:3 5:4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
12. 12
Dari data yang diperoleh kemudian di analisis sehingga
dapat diketahui perbandingan lumpur (activated sludge) dan air
terbaik sebagai elektrolit baterai serta logam yang paling baik
digunakan sebagai elektroda Bio-baterai.
I. JADWAL KEGIATAN
Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan proposal
Persiapan alat dan bahan
Pengeringan lumpur aktif
Pembuatan larutan induk
lumpur aktif
karakterisasi jenis bakteri,
fungi, protozoa, cilliata,
rotifiers
Pengukuran beda potensial
pada Bio-baterai lumpur
aktif dengan variasi bahan
elektroda dan variasi
konsentrasi elektrolit
lumpur aktif
Desain dan pembuatan
device prototipe Bio-
baterai lumpur aktif
Analisa data dan
kesimpulan
Evaluasi progam
Laporan hasil
J. RANCANGAN BIAYA
1. Bahan Habis Pakai
No. Nama Bahan/ Alat Jumlah Biaya Satuan Biaya
(Rp)
1. Lumpur aktif 20 kg 7.500 150.000
2. Akuades 10 liter 5.000 50.000
3. Case tabung film- 16 buah 5.000 80.000
cannery
13. 13
4. Silika gel 5 kg 9.000 45.000
5. Kertas saring 1 gulung 50.000 50.000
6. Tembaga (Cu) 1 meter 25.000 25.000
7. Seng (Zn) 1 meter 15.000 15.000
8. Alumunium (Al) 1 meter 25.000 25.000
9. Besi (Fe) 1 meter 15.000 15.000
10. Loyang 5 buah 15.000 75.000
11. Gunting 1 buah 20.000 20.000
12 Kaca preparat I box 40.000 40.000
13. Sewa Laboratorium 2 ruang 150.000 300.000
Kimia Fisika dan
Biologi
Jumlah 890.000
2. Laporan dan Referensi
No. Uraian Kegiatan Biaya (Rp)
1. Penyusunan dan penggandaan proposal 50.000
2. Referensi (Buku, Fotokopi referensi, Datasheet) 10.000
3. Penyusunan dan penggandaan laporan 50.000
Jumlah 110.000
Total Biaya Pengeluaran 1.000.000
K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pemanfaatan Kulit Pisang sebagai Bahan Baku Baterei Kering.
Diakses melalui http://onlinebuku.com/2011/12/10/ pemanfaatan-kulit-
pisang-sebagai-bahan-baku-baterai-kering/#more-2807 pada tanggal 25
Februari 2012.
Anonim. 2011. Baterai dengan Tenaga Biologis. Diakses melalui http://www.-
rsc.org/chemistryworld/News/2009/April/02040902.asp pada tanggal
26 Februari 2012.
Brown, M.J. and Lester, J.N. (1982a). Role of Bacterial Extracellular
Polymers in Metal Uptake in Pure Bacterial Culture and Activated
Sludge – I. Wat. Res., 16, 1539–1548.
Herlambang, Arie. 2010. Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil
dengan Sistem Lumpur Aktif. Diakses melalui
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Tekstil/-tekstil.html pada
tanggal 26 Februari 2012.
Kartawidjaja, M. 2008. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II
2008. Lampung: Universitas Lampung.
Kasidi, David. 2009. Sintesis Polimer Elektrolit dari Selulosa Asetat Limbah
Sabut Kelapa untuk Aplikasi Baterai Ion Litium. Diakses melalui http://
digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id-=jbptitbpp-gdl-
davidkasid-34143 pada tanggal 26 Februari 2012.
14. 14
Riyanto, Bambang. 2011. Elektrolit Baterai dari Polimer Chitosan. Diakses
melalui http://bambangriyanto.staff.ipb.ac.id/category/aplikasi-modern-
chitosan/ pada tanggal 28 Februari 2012.
Zakaria, Muhammad; Setiadi, Tjandra; Sudjarwo, Hermanto et al. 2008.
Manual Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta:
PUSTEKLIM.
L. LAMPIRAN
1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
a. Ketua pelaksana kegiatan
Nama Lengkap : Atini Wahyu Utami
NIM : 09303241038
Fakultas/Prodi : MIPA/Pendidikan Kimia
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Waktu Untuk Kegiatan Penelitian : 10 jam/minggu
Yogyakarta, 14 Maret 2012
Atini Wahyu Utami
NIM. 09303241038
b. Anggota pelaksana
1) Nama Lengkap : Novika Indriyani
NIM : 09303241026
Fakultas/Prodi : MIPA/Pendidikan Kimia
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Waktu Untuk Kegiatan Penelitian: 10 jam/minggu
Yogyakarta, 14 Maret 2012
Novika Indriyani
NIM. 09303241026
16. 16
2) Nama Lengkap : Dwi Meyliana
NIM : 09303241045
Fakultas/Pro : MIPA/Pendidikan Kimia
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Waktu Untuk Kegiatan Penelitian: 10 jam/minggu
Yogyakarta, 14 Maret 2012
Dwi Meyliana
NIM. 09303241045
2. Biodata Dosen Pendamping
Nama Lengkap : Dr. Endang Widjajanti LFX
NIP : 19621203 198601 2 001
Golongan Pangkat : Pembina IV/a
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Jabatan Struktural :-
Fakultas / Prodi : MIPA/Kimia
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
Bidang Keahlian : Kimia Fisika
Waktu Untuk Supervisi Penelitian : 2 jam/minggu
Yogyakarta, 14 Maret 2012
Dr. Endang Widjajanti LFX
NIP.19621203 198601 2 001