SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Bab 7: Eksergi              Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman                   hal.: 7.1



                       BAB 7. ANALISIS EKSERGI

• Analisis Eksergi atau Availibilitas (Ketersediaan) dapat dipakai untuk mencari
  lokasi, jenis dan besar kerugian atau kehilangan agar dapat mengefisiensikan
  penggunaan energi.
• Informasi yang diperoleh dapat dipakai untuk merancang suatu sistem termal
  dan menurunkan ketidakefisienan sistem yang ada.

• PENDAHULUAN

Perhatikan sebuah sistem terisolasi sebagai berikut:




• Sesuai dengan Hukum Termo 1: Sejalan dengan waktu, energi adalah kekal.
  Akan tetapi potensi pemakaian energinya turun.
• Eksergi: sifat potensi pemakaian energi.
• Bila ada energi masuk (bahan, bakar, listrik, aliran massa, dll.), maka akan
  keluar sesuatu dalam bentuk produk.

Akan dipelajari:
• eksergi dapat dihilangkan oleh ketidakterbalikkan (tidak kekal seperti energi).
• eksergi dapat dipindahkan dari/ke sistem.

Tujuan analisis:
• menentukan dimana eksergi dihancurkan dan kerugian terjadi, dan
• menentukan proses mana yang terpenting dan perlu diperbaiki.

Dari Bab 5: bila dua sistem dari dua tingkat keadaan yang berbeda disatukan, maka
kerja dapat diperoleh sampai kedua sistem tersebut setimbang.
Bab 7: Eksergi             Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman                  hal.: 7.2


Bila kedua sistem tersebut adalah sekeliling dan sistem tertutup, maka eksergi
secara definisi adalah kerja teoritik maksimum yang dapat diperoleh hingga
sistem tersebut mencapai kesetimbangan dengan lingkungannya (Atau kerja
minimum bila sistem berubah dari dalam kesetimbangan dengan lingkungan
ke suatu tingkat keadaan lain). Nilainya selalu positif.

• DEFINISI:
a.  Sekeliling (surrounding): semua yang di luar sistem.
b.  Sekeliling terdekat (immediate surrounding): bagian dari sekeliling yang
    terdekat dengan sistem; oada daerag ubu sifat intensifnya dapat berubah
    akibat adanya interaksi dengan sistem.
c.  Lingkungan (environment): bagian yang lebih besar dari sekeliling (di luar
    sekeliling terdekat, dapat diasumsikan pada T = 25oC (77oF), p = 1 atm, atau
    kondisi sebenarnya, dan dalam keadaan diam). Walau sifat-intensifnya
    selalu tetap, sifat-sifat ekstensifnya dapat berubah karena berinteraksi
    dengan sistem yang lain dan mempunyai hubungan sebagai berikut (Pers T-
    ds): ∆Ue = To.∆Se – po.∆Ve.

   • TINGKAT KEADAAN MATI (DEAD STATE)
      Terjadi bila tingkat keadaan sistem = tingkat keadaan lingkungan.
Bila tingkat keadaan suatu zat berbeda dengan lingkungan, maka akan ada
kesempatan untuk menghasilkan kerja. Makin dekat tingkat keadaan zat dengan
lingkungan, makin kecil kesempatan melakukan kerja ini. Bila tingkat keadaan
keduanya sama, maka diperoleh tingkat keadaan mati, dimana keduanya
mempunyai energi, tetapi eksergi sistem terhadap lingkungan adalah nol.

• PENURUNAN PERSAMAAN EKSERGI

                                Perhatikan suatu sistem kombinasi dengan batas
                                yang dipilih sehingga hanya energi sebagai kerja
                                yang dapat melewati batas sistem, sedangkan
                                panas tidak. Volume sistem kombinasi dianggap
                                konstan walau volume sistem tertutup dan volume
                                lingkungan dapat berubah-ubah.

Neraca energi sistem kombinasi: ∆Ec = Qc - Wc
     dimana: ∆Ec = (Uo – E) + ∆Ue dan Qc = 0.

Dari Persamaan T-ds untuk lingkungan: ∆Ue = To. ∆Se – po. ∆Ve

Sehingga: ∆Ec = (Uo – E) + (To. ∆Se – po.∆Ve)
Bab 7: Eksergi               Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman                 hal.: 7.3


Jadi: Wc =(E - Uo) – (To. ∆Se – po. ∆Ve)

Karena volume total sistem kombinasi adalah tetap, maka ∆Ve = - (Vo – V)
Jadi Wc = (E – Uo) + po (V - Vo) – To. ∆Se

Neraca entropi sistem kombinasi: ∆Sc = σc
     dimana: ∆Sc = (So – S) + ∆Se = σc

Masukkan persamaan ini ke dalam persamaan neraca energi, sehingga diperoleh:
               Wc = (E – Uo) + po (V – Vo) – To (S – So) – To.σc

Karena σo ≥ 0, maka kerja maksimum, atau eksergi, sistem kombinasi ini adalah:

                       E = (E – Uo) + po (V – Vo) – To (S – So)
                                     (Terbukti)

•     EKSERGI
Eksergi suatu sistem tertutup pada tingkat keadaan tertentu adalah [kJ, Btu]:
                       E = (E-Uo) + po(V – Vo) – To (S – So)
dimana: E = U + KE + PE, dan subskrip o menyatakan tingkat keadaan mati.

• Dalam bentuk intensif berbasis massa:
                     e = (e – uo) + po (v – vo) – To (s –so)
atau
                e = (u – uo) + po (v-vo) – To (s - so) + V2/2+gz

• Perubahan eksergi antara dua tingkat keadaan sistem tertutup:
                E2 – E1 = (E2 – E1) + po (V2 – V1) – To (S2 – S1)

• BEBERAPA ASPEK EKSERGI
        a. Eksergi adalah ukuran jauhnya tingkat keadaan sistem dari
           lingkungan.
        b. Eksergi adalah sifat (tidak bergantung pada proses) yang
           bergantung pada sistem dan lingkungannya.
        c. Eksergi tidak dapat bernilai negatif karena semua sistem yang
           tidak berada pada tingkat keadaan lingkungan dapat dengan
           spontan berubah ke tingkat keadaan sekeliling.
        d. Eksergi tidak kekal, tetapi dapat dihancurkan oleh
           ketakterbalikan.
        e. Eksergi dapat seluruhnya hancur bila dibiarkan secara spontan ke
           tingkat keadaan mati.
Bab 7: Eksergi                          Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman              hal.: 7.4




• KESETIMBANGAN EKSERGI UNTUK SISTEM TERTUTUP
Dari kesetimbangan energi dan entropi (lihat penurunan di buku):
                                      2⎛    T    ⎞
                          E 2 − E 1 = ∫ ⎜1 − o
                                        ⎜ T      ⎟δQ − [W − p o (V2 −V1 )] − Toσ
                                                 ⎟
                                      1⎝     b   ⎠

Perubahan eksergi = (perpindahan eksergi yang mendampingi panas – perpindahan
eksergi yang mendampingi kerja) – hancurnya eksergi (irreversibilitas)
   • To.σ = Ed = kehancuran eksergi
      (> 0 bila ketidakterbalikan terjadi, = 0 bila terbalikkan)
   • Perhatikan bahwa walau kehancuran eksergi (Ed) harus ≥ 0, tetapi ∆E dapat
      bernilai positif, negatif atau nol.

Bentuk lain persamaan eksergi (berdasarkan laju):
                                  ⎛ T          ⎞
                           dE
                              = ∑ ⎜1 − o       ⎟Q j − ⎛W − p o dV ⎞ − E d
                                                 &    ⎜ &         ⎟ &
                           dt   j ⎜            ⎟      ⎝        dt ⎠
                                  ⎝ Tj         ⎠

Untuk sistem yang terisolasi:
                                 ∆Eisolasi = -Ed|isol
Karena Ed harus positif, maka eksergi sistem terisolasi hanya mungkin berkurang
(kebalikan dari entropi).

Dari:                      dE     ⎛ T           ⎞&
                              = ∑ ⎜1 − o
                                  ⎜ T           ⎟Qb
                                                ⎟
                           dt   j ⎝    b        ⎠

Dapat terlihat bahwa bila temperatur di lokasi perpindahan panas lebih rendah dari
temperatur lingkungan, maka perpindahan panas dan perpindahan eksergi akan
mempunyai arah yang berlawanan:
   • Bila Tb > To, maka Q searah dengan E.
   • Bila Tb < To, maka Q berlawanan arah dengan E.

• EKSERGI ALIRAN

Laju perpindahan eksergi bersama kerja aliran suatu sistem = m (p.v – po.v)

• Energi                  : me = m(u + V2/2 + gz)

• Eksergi                 : me = m[(e – uo) + po (v - vo) – To (s - so)]

• Eksergi aliran:
                                            V2
          e f = h − ho − To ( s − s o ) +      + gz
                                             2
Bab 7: Eksergi                            Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman                   hal.: 7.5




• KESETIMBANGAN LAJU EKSERGI UNTUK VOLUME ATUR
Kesetimbangan laju eksergi:
                    ⎛ T          ⎞
          dE CV
                = ∑ ⎜1 − o       ⎟Q j − ⎛WCV − p o dVCV ⎞ + ∑ mi e fi − ∑ me e fe − E d
                                   &    ⎜ &             ⎟     &           &         &
           dt     j ⎜            ⎟      ⎝           dt ⎠ i
                    ⎝ Tj         ⎠                                      e


Untuk keadaan tunak dan dengan satu masukan dan satu keluaran:
            ⎛ T ⎞
      0 = ∑ ⎜1 − o ⎟Q j − WCV + m(e f 1 − e f 2 ) − E d
                     &     &    &                   &
            ⎜ Tj ⎟
          j
            ⎝      ⎠

Dimana:
                                                           V12 − V22
          e f 1 − e f 2 = (h1 − h2 ) − To ( s1 − s 2 ) +             + g ( z1 − z 2 )
                                                               2
Bab 7: Eksergi                           Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman                                     hal.: 7.6


• EFISIENSI HUKUM II ATAU EFISIENSI EKSERGI

Menyatakan keefektifan pemakaian energi.

                                                   Balans energi:
                                                      dE
                                                      dt
                                                           &(    &    &  )
                                                         = Q s − Qu − Ql − W&


                                                   Balans Eksergi:
                                                     dE ⎡⎛ To      ⎞ & ⎛ T0        ⎞&    ⎛ T      ⎞& ⎤ ⎡&          dV ⎤ &
                                                       = ⎢⎜1 −     ⎟Q s − ⎜1 −     ⎟Qu − ⎜1 − o   ⎟Ql ⎥ − ⎢W − p o      − Ed
                                                     dt ⎣⎜ Ts
                                                         ⎢⎝
                                                                   ⎟
                                                                   ⎠
                                                                          ⎜ T
                                                                          ⎝    u
                                                                                   ⎟
                                                                                   ⎠
                                                                                         ⎜
                                                                                         ⎝   Tl   ⎟
                                                                                                  ⎠ ⎥ ⎣
                                                                                                      ⎦            dt ⎥
                                                                                                                      ⎦

Jadi:
          &     &    &
          Q s = Qu + Ql
          ⎛ To        ⎞&     ⎛ T      ⎞&    ⎛ T      ⎞&
          ⎜1 −
          ⎜ T         ⎟Q s = ⎜1 − o
                      ⎟      ⎜ T      ⎟Qu + ⎜1 − o
                                      ⎟     ⎜        ⎟Ql + E d
                                                     ⎟
                                                           &
          ⎝    s      ⎠      ⎝    u   ⎠     ⎝   Tl   ⎠

Efisiensi Energy:
                 &
                 Qu
          η=        = 100% bila           &
                                          Ql = 0
                 &
                 Qs


Efisiensi Eksergi (Efisiensi Hk. Termo II):
              ⎛ To          ⎞&      ⎛   T      ⎞
              ⎜
              ⎜1 − T        ⎟Qu
                            ⎟       ⎜1 − o     ⎟
            ε=⎝             ⎠
                                 = η⎜          ⎟
                    u                   Tu
              ⎛ To          ⎞&      ⎜   T      ⎟
              ⎜1 −          ⎟Q s    ⎜1 − 0
                                    ⎜          ⎟
                                               ⎟
              ⎜ T           ⎟       ⎝   Ts     ⎠
              ⎝      s      ⎠
Ingin ε mendekati 100% dan Ts dan Tu sesuai.

Untuk Ts = 2200 K dan η = 100%, maka:
Bab 7: Eksergi                                     Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman                                                           hal.: 7.7


• PEMAKAIAN EFISIENSI HUKUM TERMO II
Asumsi: proses adiabatik, tunak.

1.    TURBIN
             ⎛ T ⎞
       0 = ∑ ⎜1 − 0 ⎟Q j − WCV + m(e f 1 − e f 2 ) − E d
                      &     &    &                   &
             ⎜ Tj ⎟
Atau:        ⎝      ⎠
                              &
                             WCV E d&
         e f1 − e f 2 =           +
                               m&   m &
Efisiensi Eksergi Turbin (efektivitas penurunan eksergi menjadi kerja):
                   &
                  WCV / m &
          ε=
                 e f1 − e f 2

2.      KOMPRESOR dan POMPA
               &
            − WCV                 &
                                  E
                  = e f 2 − e f1 + d
              m&                   m&

Efisiensi Eksergi Kompresor/Pompa (efektivitas konversi kerja yang dimasukkan
menjadi kenaikan eksergi):
                        e f 2 − e f1
                  ε=
                        (   &
                        −W / m   CV&     )
3.      PENUKAR PANAS TANPA CAMPURAN

                                                          ⎛ T ⎞
                                                          ⎜ Tj ⎟
                                                                              &          & (        &          &   ) (
                                                    0 = ∑ ⎜1 − 0 ⎟Q j − WCV + mh e f 1 + mc e f 3 − mh e f 2 + mc e f 4 − Ed
                                                                   &     &                                                &                     )
                                                          ⎝      ⎠
                                                     &   (              )&       (          &
                                                     m h e f 1 − e f 2 = mc e f 4 − e f 3 + E d )
Efisiensi Eksergi Penukar Panas Tanpa Campuran (keefektivan penukaran eksergi
panas ke dingin):              m (e − e )
                                &
                                                    ε=
                                                             c   f4         f3

                                                         m h (e f 1 − e f 2 )
                                                         &

4.      PENUKAR PANAS DENGAN CAMPURAN
                                                                            ⎛ T ⎞
                                                                            ⎜ Tj ⎟
                                                                                                &         &   (
                                                                      0 = ∑ ⎜1 − 0 ⎟Q j − WCV + m1e f 1 + m2 e f 2 − m3e f 3 − E d
                                                                                     &     &                         &         &                       )
                                                                            ⎝      ⎠
                                                                      Karena m3 = m1 +m2, maka
                                                                             &
                                                                             m1 e(   f1   − e   f 3   )=   & (
                                                                                                           m2 e   f 3   − e   f 2   )+ E
                                                                                                                                       &
                                                                                                                                           d


Efektivitas:
                              (
                        m2 e f 3 − e f 2
                        &                      )
                   ε=
                            m (e
                            &1     f1   −ef3   )

More Related Content

What's hot

Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
iwandra doank
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
Khairul Fadli
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
Rock Sandy
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
Rock Sandy
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
Alen Pepa
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
Ibnu Hamdun
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
APRIL
 

What's hot (20)

Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Termodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalorTermodinamika dan mesin kalor
Termodinamika dan mesin kalor
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Termodinamika (12) b reservoar_energi_panas
Termodinamika (12) b reservoar_energi_panasTermodinamika (12) b reservoar_energi_panas
Termodinamika (12) b reservoar_energi_panas
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
Ppt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; latenPpt kalor sensibel &amp; laten
Ppt kalor sensibel &amp; laten
 
Termo siklus rankine
Termo siklus rankineTermo siklus rankine
Termo siklus rankine
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
Bab 12 prestasi_mesin (8 files merged)
 
Turbin Air
Turbin AirTurbin Air
Turbin Air
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
Lab Teknik Kimia ITENAS - Aliran Fluida 1
 

Similar to Bab 7 analisis eksergi

Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakTermodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
jayamartha
 
Non isothermal+reactor+(repaired)
Non isothermal+reactor+(repaired)Non isothermal+reactor+(repaired)
Non isothermal+reactor+(repaired)
Adun Dudun
 
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Agustinus Wiyarno
 
6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika
Habibur Rohman
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
Winda Cynthia
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
jayamartha
 
Bab6 kesetimbangan kimia
Bab6 kesetimbangan kimiaBab6 kesetimbangan kimia
Bab6 kesetimbangan kimia
Imo Priyanto
 
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimiaBab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
ZhefSena Al-Djamil
 

Similar to Bab 7 analisis eksergi (20)

FISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptxFISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptx
 
Hukum I termodinamika
Hukum I termodinamikaHukum I termodinamika
Hukum I termodinamika
 
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksakTermodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
Termodinamika (1,2) a diferensial_eksak_dan_tak_eksak
 
383626358-Pertemuan-Neraca-Energi-Tanpa-Reaksi.pptx
383626358-Pertemuan-Neraca-Energi-Tanpa-Reaksi.pptx383626358-Pertemuan-Neraca-Energi-Tanpa-Reaksi.pptx
383626358-Pertemuan-Neraca-Energi-Tanpa-Reaksi.pptx
 
Non isothermal+reactor+(repaired)
Non isothermal+reactor+(repaired)Non isothermal+reactor+(repaired)
Non isothermal+reactor+(repaired)
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika  I - Siklus TertutupHukum Thermodinamika  I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
 
02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx02_Termodinamika.pptx
02_Termodinamika.pptx
 
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09Hukum termod-nol-dan-pertama-09
Hukum termod-nol-dan-pertama-09
 
6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika
 
Termodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptxTermodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptx
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
 
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksakTermodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
Termodinamika (1-2) a Diferensial eksak dan tak eksak
 
Bab6 kesetimbangan kimia
Bab6 kesetimbangan kimiaBab6 kesetimbangan kimia
Bab6 kesetimbangan kimia
 
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimiaBab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
Bab6 hubungan energi dalam reaksi kimia
 
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKAKIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
KIMIA FISIKA TERMODINAMIKA
 
Materi 3 5-panas_kerja_dan_energi
Materi 3 5-panas_kerja_dan_energiMateri 3 5-panas_kerja_dan_energi
Materi 3 5-panas_kerja_dan_energi
 
termodinamika
termodinamikatermodinamika
termodinamika
 
Energetika kimia
Energetika kimiaEnergetika kimia
Energetika kimia
 

Bab 7 analisis eksergi

  • 1. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.1 BAB 7. ANALISIS EKSERGI • Analisis Eksergi atau Availibilitas (Ketersediaan) dapat dipakai untuk mencari lokasi, jenis dan besar kerugian atau kehilangan agar dapat mengefisiensikan penggunaan energi. • Informasi yang diperoleh dapat dipakai untuk merancang suatu sistem termal dan menurunkan ketidakefisienan sistem yang ada. • PENDAHULUAN Perhatikan sebuah sistem terisolasi sebagai berikut: • Sesuai dengan Hukum Termo 1: Sejalan dengan waktu, energi adalah kekal. Akan tetapi potensi pemakaian energinya turun. • Eksergi: sifat potensi pemakaian energi. • Bila ada energi masuk (bahan, bakar, listrik, aliran massa, dll.), maka akan keluar sesuatu dalam bentuk produk. Akan dipelajari: • eksergi dapat dihilangkan oleh ketidakterbalikkan (tidak kekal seperti energi). • eksergi dapat dipindahkan dari/ke sistem. Tujuan analisis: • menentukan dimana eksergi dihancurkan dan kerugian terjadi, dan • menentukan proses mana yang terpenting dan perlu diperbaiki. Dari Bab 5: bila dua sistem dari dua tingkat keadaan yang berbeda disatukan, maka kerja dapat diperoleh sampai kedua sistem tersebut setimbang.
  • 2. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.2 Bila kedua sistem tersebut adalah sekeliling dan sistem tertutup, maka eksergi secara definisi adalah kerja teoritik maksimum yang dapat diperoleh hingga sistem tersebut mencapai kesetimbangan dengan lingkungannya (Atau kerja minimum bila sistem berubah dari dalam kesetimbangan dengan lingkungan ke suatu tingkat keadaan lain). Nilainya selalu positif. • DEFINISI: a. Sekeliling (surrounding): semua yang di luar sistem. b. Sekeliling terdekat (immediate surrounding): bagian dari sekeliling yang terdekat dengan sistem; oada daerag ubu sifat intensifnya dapat berubah akibat adanya interaksi dengan sistem. c. Lingkungan (environment): bagian yang lebih besar dari sekeliling (di luar sekeliling terdekat, dapat diasumsikan pada T = 25oC (77oF), p = 1 atm, atau kondisi sebenarnya, dan dalam keadaan diam). Walau sifat-intensifnya selalu tetap, sifat-sifat ekstensifnya dapat berubah karena berinteraksi dengan sistem yang lain dan mempunyai hubungan sebagai berikut (Pers T- ds): ∆Ue = To.∆Se – po.∆Ve. • TINGKAT KEADAAN MATI (DEAD STATE) Terjadi bila tingkat keadaan sistem = tingkat keadaan lingkungan. Bila tingkat keadaan suatu zat berbeda dengan lingkungan, maka akan ada kesempatan untuk menghasilkan kerja. Makin dekat tingkat keadaan zat dengan lingkungan, makin kecil kesempatan melakukan kerja ini. Bila tingkat keadaan keduanya sama, maka diperoleh tingkat keadaan mati, dimana keduanya mempunyai energi, tetapi eksergi sistem terhadap lingkungan adalah nol. • PENURUNAN PERSAMAAN EKSERGI Perhatikan suatu sistem kombinasi dengan batas yang dipilih sehingga hanya energi sebagai kerja yang dapat melewati batas sistem, sedangkan panas tidak. Volume sistem kombinasi dianggap konstan walau volume sistem tertutup dan volume lingkungan dapat berubah-ubah. Neraca energi sistem kombinasi: ∆Ec = Qc - Wc dimana: ∆Ec = (Uo – E) + ∆Ue dan Qc = 0. Dari Persamaan T-ds untuk lingkungan: ∆Ue = To. ∆Se – po. ∆Ve Sehingga: ∆Ec = (Uo – E) + (To. ∆Se – po.∆Ve)
  • 3. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.3 Jadi: Wc =(E - Uo) – (To. ∆Se – po. ∆Ve) Karena volume total sistem kombinasi adalah tetap, maka ∆Ve = - (Vo – V) Jadi Wc = (E – Uo) + po (V - Vo) – To. ∆Se Neraca entropi sistem kombinasi: ∆Sc = σc dimana: ∆Sc = (So – S) + ∆Se = σc Masukkan persamaan ini ke dalam persamaan neraca energi, sehingga diperoleh: Wc = (E – Uo) + po (V – Vo) – To (S – So) – To.σc Karena σo ≥ 0, maka kerja maksimum, atau eksergi, sistem kombinasi ini adalah: E = (E – Uo) + po (V – Vo) – To (S – So) (Terbukti) • EKSERGI Eksergi suatu sistem tertutup pada tingkat keadaan tertentu adalah [kJ, Btu]: E = (E-Uo) + po(V – Vo) – To (S – So) dimana: E = U + KE + PE, dan subskrip o menyatakan tingkat keadaan mati. • Dalam bentuk intensif berbasis massa: e = (e – uo) + po (v – vo) – To (s –so) atau e = (u – uo) + po (v-vo) – To (s - so) + V2/2+gz • Perubahan eksergi antara dua tingkat keadaan sistem tertutup: E2 – E1 = (E2 – E1) + po (V2 – V1) – To (S2 – S1) • BEBERAPA ASPEK EKSERGI a. Eksergi adalah ukuran jauhnya tingkat keadaan sistem dari lingkungan. b. Eksergi adalah sifat (tidak bergantung pada proses) yang bergantung pada sistem dan lingkungannya. c. Eksergi tidak dapat bernilai negatif karena semua sistem yang tidak berada pada tingkat keadaan lingkungan dapat dengan spontan berubah ke tingkat keadaan sekeliling. d. Eksergi tidak kekal, tetapi dapat dihancurkan oleh ketakterbalikan. e. Eksergi dapat seluruhnya hancur bila dibiarkan secara spontan ke tingkat keadaan mati.
  • 4. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.4 • KESETIMBANGAN EKSERGI UNTUK SISTEM TERTUTUP Dari kesetimbangan energi dan entropi (lihat penurunan di buku): 2⎛ T ⎞ E 2 − E 1 = ∫ ⎜1 − o ⎜ T ⎟δQ − [W − p o (V2 −V1 )] − Toσ ⎟ 1⎝ b ⎠ Perubahan eksergi = (perpindahan eksergi yang mendampingi panas – perpindahan eksergi yang mendampingi kerja) – hancurnya eksergi (irreversibilitas) • To.σ = Ed = kehancuran eksergi (> 0 bila ketidakterbalikan terjadi, = 0 bila terbalikkan) • Perhatikan bahwa walau kehancuran eksergi (Ed) harus ≥ 0, tetapi ∆E dapat bernilai positif, negatif atau nol. Bentuk lain persamaan eksergi (berdasarkan laju): ⎛ T ⎞ dE = ∑ ⎜1 − o ⎟Q j − ⎛W − p o dV ⎞ − E d & ⎜ & ⎟ & dt j ⎜ ⎟ ⎝ dt ⎠ ⎝ Tj ⎠ Untuk sistem yang terisolasi: ∆Eisolasi = -Ed|isol Karena Ed harus positif, maka eksergi sistem terisolasi hanya mungkin berkurang (kebalikan dari entropi). Dari: dE ⎛ T ⎞& = ∑ ⎜1 − o ⎜ T ⎟Qb ⎟ dt j ⎝ b ⎠ Dapat terlihat bahwa bila temperatur di lokasi perpindahan panas lebih rendah dari temperatur lingkungan, maka perpindahan panas dan perpindahan eksergi akan mempunyai arah yang berlawanan: • Bila Tb > To, maka Q searah dengan E. • Bila Tb < To, maka Q berlawanan arah dengan E. • EKSERGI ALIRAN Laju perpindahan eksergi bersama kerja aliran suatu sistem = m (p.v – po.v) • Energi : me = m(u + V2/2 + gz) • Eksergi : me = m[(e – uo) + po (v - vo) – To (s - so)] • Eksergi aliran: V2 e f = h − ho − To ( s − s o ) + + gz 2
  • 5. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.5 • KESETIMBANGAN LAJU EKSERGI UNTUK VOLUME ATUR Kesetimbangan laju eksergi: ⎛ T ⎞ dE CV = ∑ ⎜1 − o ⎟Q j − ⎛WCV − p o dVCV ⎞ + ∑ mi e fi − ∑ me e fe − E d & ⎜ & ⎟ & & & dt j ⎜ ⎟ ⎝ dt ⎠ i ⎝ Tj ⎠ e Untuk keadaan tunak dan dengan satu masukan dan satu keluaran: ⎛ T ⎞ 0 = ∑ ⎜1 − o ⎟Q j − WCV + m(e f 1 − e f 2 ) − E d & & & & ⎜ Tj ⎟ j ⎝ ⎠ Dimana: V12 − V22 e f 1 − e f 2 = (h1 − h2 ) − To ( s1 − s 2 ) + + g ( z1 − z 2 ) 2
  • 6. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.6 • EFISIENSI HUKUM II ATAU EFISIENSI EKSERGI Menyatakan keefektifan pemakaian energi. Balans energi: dE dt &( & & ) = Q s − Qu − Ql − W& Balans Eksergi: dE ⎡⎛ To ⎞ & ⎛ T0 ⎞& ⎛ T ⎞& ⎤ ⎡& dV ⎤ & = ⎢⎜1 − ⎟Q s − ⎜1 − ⎟Qu − ⎜1 − o ⎟Ql ⎥ − ⎢W − p o − Ed dt ⎣⎜ Ts ⎢⎝ ⎟ ⎠ ⎜ T ⎝ u ⎟ ⎠ ⎜ ⎝ Tl ⎟ ⎠ ⎥ ⎣ ⎦ dt ⎥ ⎦ Jadi: & & & Q s = Qu + Ql ⎛ To ⎞& ⎛ T ⎞& ⎛ T ⎞& ⎜1 − ⎜ T ⎟Q s = ⎜1 − o ⎟ ⎜ T ⎟Qu + ⎜1 − o ⎟ ⎜ ⎟Ql + E d ⎟ & ⎝ s ⎠ ⎝ u ⎠ ⎝ Tl ⎠ Efisiensi Energy: & Qu η= = 100% bila & Ql = 0 & Qs Efisiensi Eksergi (Efisiensi Hk. Termo II): ⎛ To ⎞& ⎛ T ⎞ ⎜ ⎜1 − T ⎟Qu ⎟ ⎜1 − o ⎟ ε=⎝ ⎠ = η⎜ ⎟ u Tu ⎛ To ⎞& ⎜ T ⎟ ⎜1 − ⎟Q s ⎜1 − 0 ⎜ ⎟ ⎟ ⎜ T ⎟ ⎝ Ts ⎠ ⎝ s ⎠ Ingin ε mendekati 100% dan Ts dan Tu sesuai. Untuk Ts = 2200 K dan η = 100%, maka:
  • 7. Bab 7: Eksergi Dr. Ir. T. A. Fauzi Soelaiman hal.: 7.7 • PEMAKAIAN EFISIENSI HUKUM TERMO II Asumsi: proses adiabatik, tunak. 1. TURBIN ⎛ T ⎞ 0 = ∑ ⎜1 − 0 ⎟Q j − WCV + m(e f 1 − e f 2 ) − E d & & & & ⎜ Tj ⎟ Atau: ⎝ ⎠ & WCV E d& e f1 − e f 2 = + m& m & Efisiensi Eksergi Turbin (efektivitas penurunan eksergi menjadi kerja): & WCV / m & ε= e f1 − e f 2 2. KOMPRESOR dan POMPA & − WCV & E = e f 2 − e f1 + d m& m& Efisiensi Eksergi Kompresor/Pompa (efektivitas konversi kerja yang dimasukkan menjadi kenaikan eksergi): e f 2 − e f1 ε= ( & −W / m CV& ) 3. PENUKAR PANAS TANPA CAMPURAN ⎛ T ⎞ ⎜ Tj ⎟ & & ( & & ) ( 0 = ∑ ⎜1 − 0 ⎟Q j − WCV + mh e f 1 + mc e f 3 − mh e f 2 + mc e f 4 − Ed & & & ) ⎝ ⎠ & ( )& ( & m h e f 1 − e f 2 = mc e f 4 − e f 3 + E d ) Efisiensi Eksergi Penukar Panas Tanpa Campuran (keefektivan penukaran eksergi panas ke dingin): m (e − e ) & ε= c f4 f3 m h (e f 1 − e f 2 ) & 4. PENUKAR PANAS DENGAN CAMPURAN ⎛ T ⎞ ⎜ Tj ⎟ & & ( 0 = ∑ ⎜1 − 0 ⎟Q j − WCV + m1e f 1 + m2 e f 2 − m3e f 3 − E d & & & & ) ⎝ ⎠ Karena m3 = m1 +m2, maka & m1 e( f1 − e f 3 )= & ( m2 e f 3 − e f 2 )+ E & d Efektivitas: ( m2 e f 3 − e f 2 & ) ε= m (e &1 f1 −ef3 )