Modul ajar merupakan perangkat pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk memandu proses pembelajaran. Guru diberi kebebasan untuk mengembangkan modul ajar sendiri dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Secara umum, modul ajar minimal memuat tujuan pembelajaran, langkah kegiatan, dan asesmen.
2. NAMA : INDRA SAMSUDIN, S.Pd., M.Pd
PANGKAT / NIP : PENATA / III C
19811213 2011 01 1 001
JABATAN : GURU MUDA
UNIT KERJA : SMA NEGERI 1 CIKEMBAR
ALAMAT : JL.PELABUHAN II KM. 20 CIKEMBAR
5. TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU
DALAM JABATAN
MERENCANAKAN
PEMBELAJARAN
DAN
PEMBIMBINGAN
MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN
DAN
PEMBIMBINGAN
MENILAI HASIL
PEMBELAJARAN
DAN
PEMBIMBINGAN
MEMBIMBING DAN
MELATIH PESERTA
DIDIK
MELAKSANAKAN
TUGAS TAMBAHAN
WAJIB
PERMENDIKBUD 15
TAHUN 2018
PASAL 2 AYAT 2
BEBAN KERJA GURU
37,5 JAM EFEKTIF,
MENCAKUP :
9. PRINSIP
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan TAHAP PERKEMBANGAN
dan TINGKAT PENCAPAIAN PESERTA DIDIK saat ini, sesuai kebutuhan belajar,
serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi
PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT.
Proses pembelajaran MENDUKUNG PERKEMBANGAN KOMPETENSI DAN KARAKTER
peserta didik secara holistik
Pembelajaran yang RELEVAN, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan,
dan budaya peserta didik, serta MELIBATKAN ORANGTUA DAN MASYARAKAT SEBAGAI
MITRA.
Pembelajaran BERORIENTASI PADA MASA DEPAN YANG BERKELANJUTAN,” sambungnya.
10. KELELUASAAN GURU UNTUK MEMILIH PERANGKAT AJAR YANG
SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK.
13. 1. Bapak dan Ibu memahami pentingnya
dokumen perancangan pembelajaran
(RPP/Modul Ajar)?
2. Tantangan apa yang sering muncul dalam
dalam menyiapkan/menulis dokumen
perancangan pembelajaran yang efektif,
menarik, berpusat pada siswa, serta
memperhatikan perbedaan capaian
mereka?
3. Usaha apa yang sudah Bapak dan Ibu
lakukan untuk mengatasi tantangan
tersebut?
4. Apakah Bapa/Ibu sudah pernah mendengar
tentang modul ajar?
Mari diskusi!
14. Mari berdiskusi lebih banyak, apakah
selama ini sebagai seorang guru kita telah
merancang dan melaksanakan
perencanaan pembelajaran dengan baik?
Apakah perencanaan itu disusun secara
sistematis hanya sekedar pelengkap
dokumen semata atau memang telah
digunakan secara optimal sebagai
panduan pelaksanaan pembelajaran?
Mari diskusi!
15. Mari menyimak bersama!
1. Mengapa modul ajar harus sederhana dan dapat memandu pembelajaran dengan efektif?
2. Bagaimana mengembangkan modul ajar yang sederhana namun efektif?
3. Bagaimana menentukan asesmen/penilaian untuk modul ajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa?
4. Mengapa modul ajar perlu berpusat kepada murid dan memperhatikan perbedaan
karakteristik siswa?
5. Bagaimana memilih dan memodifikasi modul ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa?
6. Bagaimana mengadaptasi modul ajar agar relevan dan sesuai dengan tingkat capaian
siswa?
7. Bagaimana memilih dan menentukan bahan ajar yang relevan untuk modul ajar?
16. • MODUL AJAR adalah sejumlah alat
atau sarana media, metode, petunjuk, dan
pedoman yang dirancang secara sistematis dan
menarik.
• Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan
Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian
Pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasilasebagai
sasaran.
• Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkanapa
yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan
berbasis perkembangan jangkapanjang.
• Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar
agar proses pembelajaran lebih menarik danbermakna.
17. ALUR PENULISAN MODUL AJAR
CONTOH ALUR PENYUSUNAN MODUL AJAR
Mata Pelajaran : Bahasa INDONESIA
18. Komponen Modul Ajar
o Fase capaian modul ajar
o Jumlah jam pelajaran
o Model belajar
o Tujuan Pembelajaran
o Dimensi Pancasila
o Pengetahuan/Keterampilan
Prasayarat
KOMPONEN DETAIL
MODUL AJAR PER
PERTEMUAN
o Bahan ajar
o Pemahaman Bermakna
o Pertanyaan pemantik
o Indikator keberhasilan
o Asesmen
o Sarana dan prasarana
o Rencana kegiatan
LAMPIRAN
o Lembar aktivitas
o Rubrik penilaian
o Bahan ajar lain yang
relevan
19. KOMPONENMODULAJAR
• Gurudalam satuanpendidikan diberi kebebasan
untuk mengembangkan modul ajar sesuai
dengan konteks lingkungan dankebutuhan
belajar pesertadidik.
• Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang
menjadi dasar dalam prosespenyusunan.
• Komponen modul ajar dalampanduan
dibutuhkan untuk kelengkapanpersiapan
pembelajaran.
• Komponen modul ajar bisa ditambahkansesuai
dengan mata pelajaran dan kebutuhan
20. Komponen Modul Ajar Wajib
.
Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar. Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
modul ajar sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan
konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta didik
Secara umum modul ajar memiliki tiga komponen utama yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-langkah Pembelajaran atau Kegiatan Pembelajaran
3. Asesmen Pembelajaran.
Pendidik diperbolehkan apabila ingin mengembangkan modul ajar dengan komponen-
komponen tambahan di luar komponen wajib.
21. MENGEMBANGKAN PERANGKAT
AJAR YANG MEMANDU PENDIDIK
DALAM MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN
1. ESENSIAL, Pemahaman dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman
belajar lintas disiplin
2. MENARIK, BERMAKNA DAN MENANTANG, Menumbuhkan minat untuk
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu
mudah untuk tahap usianya
3. RELEVAN DAN KONTEKTUAL, Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu
dan tempat peserta didik berada
4. BERKESINAMBUNGAN, Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik
22. IDENTIFIKASI TP, yang bisa dikelompokkan
dalam satu lingkup materi. Satu MA bisa
mencakup beberapa TP
Lakukan ASESMEN DIAGNOSIS,
mengidentifikasi penguasaan kompetensi awal
peserta didik
Tentukan TEKNIK dan INSTRUMEN
ASESMEN SUMATIF, beserta indicator
keberhasilan yang akan dilakukan pada akhir
lingkup materi
Tentukan PERIODE WAKTU atau JUMLAH JP,
yang dibutuhkan
Tentukan TEKNIK dan INSTRUMEN
ASESMEN FORMATIF, berdasarkan aktivitas
pembelajaran
Buat RANGKAIAN KEGIATAN
PEMBELAJARAN, dari awal sampai akhir
Pastikan aktivitas pembelajaran SELARAS
dengan TP
Setiap kegiatan dilengkapi dengan PEMAHAMAN
BERMAKNA DAN PERTANYAAN ESENSIAL
yang menjadi acuan
Persiapkan LEMBAR BELAJAR, MATERI AJAR,
DAN MEDIA BELAJAR sesuai dengan kesiapan,
MINAT, DAN PROFIL BELAJAR peserta didik
LAMPIRKAN INSTRUMENT ASESMEN seperti
ceklis, rubrik atau lembar observasi yang
dibutuhkan
Periksa Kembali kelengkapan komponen modul
ajar
23. GRADASI KOMPETENSI DALAM FASE
Fase
Pondasi
Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
PAUD/TK 1-2 SD 3-4 SD 5-6 SD 7-8 SMP 10 SMA 11-12 SMA
Stimulasi
C1-C2 C2-C3 C3-C4 C4-C5 C5-C6 C6
• Mengingat
• Memahami
• Memahami
• Menerapkan
• Menerapkan
• Menganalisi
• Menganalisis
• Mengevaluasi
• Mengevaluasi
• Mencipta
• Mencipta
• Membuat
24. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase untuk setiap
mapel
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa
elemen atau kelompok kompetensi esensial yang
berlaku sama untuk semua fase pada mata
pelajaran
25. Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
26. Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot,
dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah
situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir
dan emosi yang terjadi secara internal.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
27. 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
28. Konsep Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek
kompetensi yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh
siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara
kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang
menjadi prasyarat menuju CP.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
• Rumusan tujuan pembelajaran tidak hanya mencakup tahapan kognitif
(mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta) dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual,
procedural, metakognitif) tetapi juga mengikutsertakan perilaku
capaian seperti kecakapan hidup (kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif) serta profil pelajar Pancasila (Beriman, berkebinekaan
global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri).
29.
30. CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggunakan bilangan eksponen baik pangkat
bulat maupun rasional, menentukan barisan dan deret bilangan, baik barisan dan deret
aritmatika maupun barisan dan deret geometris. Peserta didik dapat membentuk dan
menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear tiga variabel, kuadrat dan
eksponensial baik secara grafik maupun aljabar. Mereka memodelkan fenomena
hubungan antara dua besaran dengan menggunakan fungsi linear, kuadrat dan
eksponensial, dan mengevaluasi kesesuaian model, serta menyelesaikan system
persamaan linear tiga variabel. Peserta didik memahami kekongruenan dan
penerapannya dalam konteks transformasi geometri, menentukan perbandingan
trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku. Mereka
menggunakan rumus volume dan luas permukaan untuk memecahkan masalah. Peserta
didik dapat memilih tampilan data yang sesuai dan menginterpretasi data menurut bentuk
distribusi data menggunakan nilai tengah (median, mean) dan sebaran (jangkauan
interkuartil, standar deviasi).
31. KALIMAT CP KONTEN/TOPIK/MATERI INTI KOMPETENSI
Pada akhir fase E, peserta didik dapat menggunakan bilangan
eksponen baik pangkat bulat maupun rasional, menentukan
barisan dan deret bilangan, baik barisan dan deret aritmatika
maupun barisan dan deret geometris. Peserta didik dapat
membentuk dan menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan
linear tiga variabel, kuadrat dan eksponensial baik secara grafik
maupun aljabar. Mereka memodelkan fenomena hubungan antara
dua besaran dengan menggunakan fungsi linear, kuadrat dan
eksponensial, dan mengevaluasi kesesuaian model, serta
menyelesaikan system persamaan linear tiga variabel. Peserta
didik memahami kekongruenan dan penerapannya
dalam konteks transformasi geometri, menentukan perbandingan
trigonometri dan memecahkan masalah yang melibatkan segitiga
siku-siku. Mereka menggunakan rumus
volume dan luas permukaan untuk memecahkan masalah.
Peserta didik dapat memilih tampilan data yang sesuai dan
menginterpretasi data menurut bentuk distribusi data
menggunakan nilai tengah (median, mean) dan sebaran
(jangkauan interkuartil, standar deviasi).
1. Bilangan eksponen
2. Barisan dan deret
3. Persamaan dan pertidaksamaan linier
tiga variable kuadrat dan eksponensial
4. Fungsi linier, kuadrat dan eksponensial
5. System persamaan linier tiga variable
6. Transformasi geometri
7. Perbandingan trigonometri
8. Segitiga siku-siku
9. Volume dan luas permukaan
10. Nilai tengah (median, mean) dan
sebaran (Jangkauan, Interkuartil dan
Standar Deviasi)
1. Menggunakan
2. Menentukan
3. Membentuk dan menyelesaikan
4. Memodelkan
5. Mengevaluasi
6. Menyelesaikan
7. Memahami dan menerapkan
8. Menentukan perbandingan
9. Memecahkan masalah
10. Menggunakan rumus
11. Memilih tampilan data
12. Menginterpretasi data
32. Rumusan Kalimat TP dari hasil analisa CP :
1. Peserta didik mampu menggunakan bilangan eksponen baik pangkat bulat maupun rasional.
2. Peserta didik dapat menentukan barisan dan deret bilangan baik barisan dan deret aritmatika maupun
barisan dan deret geometris
3. Peserta didik dapat membentuk dan menyelesaikan persamaan dan pertidaksamaan linear tiga variabel,
kuadrat dan eksponensial baik secara grafik maupun aljabar
4. Peserta didik dapat memodelkan fenomena hubungan antara dua besaran dengan menggunakan fungsi
linear, kuadrat dan eksponensial,
5. Peserta didik dapat mengevaluasi kesesuaian model,
6. Peserta didik dapat menyelesaikan system persamaan linear tiga variable
7. Peserta didik dapat memahami kekongruenan dan penerapannya dalam konteks transformasi geometri
8. Peserta didik dapat menentukan perbandingan trigonometri
9. Peserta didik dapat memecahkan masalah yang melibatkan segitiga siku-siku.
10.Peserta didik dapat menggunakan rumus volume dan luas permukaan
11.Peserta didik dapat memilih tampilan data yang sesuai
12.Peserta didik dapat menginterpretasi data menurut bentuk distribusi data
menggunakan nilai tengah (median, mean) dan sebaran (jangkauan interkuartil, standar deviasi).
34. Nomor Dokumen : ….........................
Tanggal : ….........................
No. Edisi/ No Revisi : ….........................
Halaman : ….........................
Jenis : ….........................
AN PT OLYMP LCT DLL
KET
ANALISIS KEBUTUHAN
IDENTIFIKASI
MATERI
CAPAIAN
PEMBELAJARAN /
TUJUAN
PEMBELAJARAN
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS WILAYAH V
Jalan Raya Selabintana Km. 6 Nomor 398 Ds. Karawang Kec. Sukabumi Kode POS 43151
Email : kcdwilayah5@gmail.com
35. Fase CP pada fase Elemen
CP berdasarkan
elemen
Komponen kompetensi
(keterampilan/kemampua
n)
Komponen konten
(lingkup materi)
Rumusan kalimat TP
Perkiraan
jumlah JP
Dimensi
profil pelajar
pancasila
Karakteristik
sekolah
yang terkait
Model
Pembelajaran
Pertanyaan
pemantik
Pemahaman
bermakna
Model asesmen
Mapel
Kolaborati
f
Bilangan Di akhir fase E, peserta
didik dapat
menggeneralisasi sifat-
sifat bilangan berpangkat
(termasuk bilangan
pangkat pecahan). Mereka
dapat menerapkan
barisan dan deret
aritmetika dan geometri,
termasuk masalah yang
terkait bunga tunggal dan
bunga majemuk.
1. Memahami
2. Menemukan
3. Menggeneralisasi
4. Membedakan
5. Mengaplikasikan
1. Bilangan berpangkat baik
pangkat bulat atau pecahan
2. Bilangan akar dan logaritma
3. Barisan dan deret aritmatika,
barisan dan deret geometri
serta aplikasi deret geometri
1. Peserta didik mampu memahami definisi
bilangan berpangkat baik pangkat bulat atau
pangkat pecahan
2. Peserta didik mampu menemukan sifat-sifat
bilangan berpangkat berdasarkan definisi
bilangan berpangkat
3. Peserta didik mampu menemukan sifat
operasi hitung pada akar dan logaritma
berdasakan definisi bilangan berpangkat
4. Peserta didik mampu menerapkan sifat-sifat
bilangan berpangkat dalam menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan
pangkat
5. Peserta didik mampu membedakan barisan
aritmatika dan geometri
6. Peserta didik mampu mengaplikasikan konsep
deret geometri pada masalh bunga tunggal dan
bunga majemuk
12 JP
1. Beriman dan
bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak
mulia
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Mandiri
5. Bergotong
royong
Peserta didik
sebagian besar
tinggal di
perkotaan dan
sekitarnya, melek
terhadap gadget,
memiliki orang tua
yang
berpenghasilan
cukup
1. Discovery learning
2. Problem based
learning
3. Project based
learning
Bagaimana kita bisa
tahu banyaknya
jumlah bakteri pada
suatu periode waktu
tertentu
Menyederhanakan
masalah dengan
membuat model
matematika menjadi
sebuah formula yang
dapat digunakan di
lain kesempatan
dengan masalah
yang sama bahkan
bisa dikembangkan
lebih luas lagi
1. Model asesmen diagnostik
2. Model aesemen formatif
3. Model asesmen sumatif
1. Ekonomi
2. Fisika
3. Biologi
Aljabar dan
Fungsi
Di akhir fase E, peserta
didik dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear tiga
variabel dan sistem
pertidaksamaan linear dua
variabel. Mereka dapat
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
persamaan dan fungsi
kuadrat (termasuk akar
imajiner), dan persamaan
eksponensial (berbasis
sama) dan fungsi
eksponensial.
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisa masalah
3. Membuat model matematis dari
masalh kontekstual
4. Menyelesaikan masalah
kontekstual
1. SPLDV
2. SPLTV
3. Aplikasi SPL
4. Persamaan Kuadrat
5. Fungsi Kuadrat
6. Persamaan eksponensial
7. Fungsi eksponensial
1. Peserta didik mampu menentukan solusi dari
SPLDV dan SPLTV dengan berbagai metode
2. Peserta didik mampu membuat model
matematika dari masalah kontekstual yang
berkaitan dengan konsep SPLTV
3. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah
kkontekstual yang berkaitan dengan SPLTV
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk
umum dari persamaan kuadrat serta unsur-
unsurnya
5. Peserta didik mampu memahami macam
metode untuk menentukan solusi persamaan
kuadrat berikut karakteristiknya
6. Peserta didik mampu menentukan solusi
persamaan kuadrat berdasarkan metode yang
telah dipelajari
7. Peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk
grafik fungsi kuadrat beradasarkan unsur-unsur
yang ada pada fungsi kuadrat
8. Peserta didik mampu membuat model
matematika dari masalah kontekstual yang
berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat
serta menyelesaikannya
9. Peserta didik mampu memahami bentuk
umum persamaan dan fungsi eksponensila
berikut unsur-unsurnya
10. Peserta didik mampu mengaplikasikan
konsep persamaan dan funsgi eksponensial ke
dalam masalah nyata.
14 JP
1. Bernalar kritis
2. Kreatif
3. Mandiri
4. Bergotong
royong
1. Peserta didik
sebagian besar
tinggal di
perkotaan dan
sekitarnya, melek
terhadap gadget,
memiliki orang tua
yang
berpenghasilan
cukup
2. Koperasi dan
kantin sekolah
sebagai sarana
untuk
mengaplikasikan
konsep SPL dan
fungsi kuadrat
1. Discovery learning
2. Problem based
learning
3. Project based
learning
Bagaimana kita bisa
mengetahui
keuntungan
maksimum dalam
sebuah proses
produksi
Menyederhanakan
masalah dengan
membuat model
matematika menjadi
sebuah formula yang
dapat digunakan di
lain kesempatan
dengan masalah
yang sama bahkan
bisa dikembangkan
lebih luas lagi
1. Model asesmen diagnostik
2. Model aesemen formatif
3. Model asesmen sumatif
1. Ekonomi
2. Fisika
3. Geografi
4. Biologi
Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menggeneralisasi sifatsifat operasi bilangan
berpangkat (eksponen), serta menggunakan
barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam
bunga tunggal dan bunga majemuk. Mereka dapat
menggunakan sistem persamaan linear tiga
variabel, sistem pertidaksamaan linear dua variabel,
persamaan dan fungsi kuadrat dan persamaan dan
fungsi eksponensial dalam menyelesaikan
masalah. Mereka dapat menentukan perbandingan
trigonometri dan memecahkan masalah yang
melibatkan segitiga siku-siku. Mereka juga dapat
menginterpretasi dan membandingkan himpunan
data berdasarkan distribusi data, menggunakan
diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data
numerik, dan mengevaluasi laporan berbasis
statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan
menentukan frekuensi harapan dari kejadian
majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas
dan saling lepas.
Fase E
36. Fase CP pada fase Elemen
CP berdasarkan
elemen
Komponen kompetensi
(keterampilan/kemampua
n)
Komponen konten
(lingkup materi)
Rumusan kalimat TP
Perkiraan
jumlah JP
Dimensi
profil pelajar
pancasila
Karakteristik
sekolah
yang terkait
Model
Pembelajaran
Pertanyaan
pemantik
Pemahaman
bermakna
Model asesmen
Mapel
Kolaborati
f
Bilangan Di akhir fase E, peserta
didik dapat
menggeneralisasi sifat-
sifat bilangan berpangkat
(termasuk bilangan
pangkat pecahan). Mereka
dapat menerapkan
barisan dan deret
aritmetika dan geometri,
termasuk masalah yang
terkait bunga tunggal dan
bunga majemuk.
1. Memahami
2. Menemukan
3. Menggeneralisasi
4. Membedakan
5. Mengaplikasikan
1. Bilangan berpangkat baik
pangkat bulat atau pecahan
2. Bilangan akar dan logaritma
3. Barisan dan deret aritmatika,
barisan dan deret geometri
serta aplikasi deret geometri
1. Peserta didik mampu memahami definisi
bilangan berpangkat baik pangkat bulat atau
pangkat pecahan
2. Peserta didik mampu menemukan sifat-sifat
bilangan berpangkat berdasarkan definisi
bilangan berpangkat
3. Peserta didik mampu menemukan sifat
operasi hitung pada akar dan logaritma
berdasakan definisi bilangan berpangkat
4. Peserta didik mampu menerapkan sifat-sifat
bilangan berpangkat dalam menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan
pangkat
5. Peserta didik mampu membedakan barisan
aritmatika dan geometri
6. Peserta didik mampu mengaplikasikan konsep
deret geometri pada masalh bunga tunggal dan
bunga majemuk
12 JP
1. Beriman dan
bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak
mulia
2. Bernalar kritis
3. Kreatif
4. Mandiri
5. Bergotong
royong
Peserta didik
sebagian besar
tinggal di
perkotaan dan
sekitarnya, melek
terhadap gadget,
memiliki orang tua
yang
berpenghasilan
cukup
1. Discovery learning
2. Problem based
learning
3. Project based
learning
Bagaimana kita bisa
tahu banyaknya
jumlah bakteri pada
suatu periode waktu
tertentu
Menyederhanakan
masalah dengan
membuat model
matematika menjadi
sebuah formula yang
dapat digunakan di
lain kesempatan
dengan masalah
yang sama bahkan
bisa dikembangkan
lebih luas lagi
1. Model asesmen diagnostik
2. Model aesemen formatif
3. Model asesmen sumatif
1. Ekonomi
2. Fisika
3. Biologi
Aljabar dan
Fungsi
Di akhir fase E, peserta
didik dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan
dengan sistem
persamaan linear tiga
variabel dan sistem
pertidaksamaan linear dua
variabel. Mereka dapat
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
persamaan dan fungsi
kuadrat (termasuk akar
imajiner), dan persamaan
eksponensial (berbasis
sama) dan fungsi
eksponensial.
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisa masalah
3. Membuat model matematis dari
masalh kontekstual
4. Menyelesaikan masalah
kontekstual
1. SPLDV
2. SPLTV
3. Aplikasi SPL
4. Persamaan Kuadrat
5. Fungsi Kuadrat
6. Persamaan eksponensial
7. Fungsi eksponensial
1. Peserta didik mampu menentukan solusi dari
SPLDV dan SPLTV dengan berbagai metode
2. Peserta didik mampu membuat model
matematika dari masalah kontekstual yang
berkaitan dengan konsep SPLTV
3. Peserta didik mampu menyelesaikan masalah
kkontekstual yang berkaitan dengan SPLTV
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk
umum dari persamaan kuadrat serta unsur-
unsurnya
5. Peserta didik mampu memahami macam
metode untuk menentukan solusi persamaan
kuadrat berikut karakteristiknya
6. Peserta didik mampu menentukan solusi
persamaan kuadrat berdasarkan metode yang
telah dipelajari
7. Peserta didik mampu mengidentifikasi bentuk
grafik fungsi kuadrat beradasarkan unsur-unsur
yang ada pada fungsi kuadrat
8. Peserta didik mampu membuat model
matematika dari masalah kontekstual yang
berkaitan dengan persamaan dan fungsi kuadrat
serta menyelesaikannya
9. Peserta didik mampu memahami bentuk
umum persamaan dan fungsi eksponensila
berikut unsur-unsurnya
10. Peserta didik mampu mengaplikasikan
konsep persamaan dan funsgi eksponensial ke
dalam masalah nyata.
14 JP
1. Bernalar kritis
2. Kreatif
3. Mandiri
4. Bergotong
royong
1. Peserta didik
sebagian besar
tinggal di
perkotaan dan
sekitarnya, melek
terhadap gadget,
memiliki orang tua
yang
berpenghasilan
cukup
2. Koperasi dan
kantin sekolah
sebagai sarana
untuk
mengaplikasikan
konsep SPL dan
fungsi kuadrat
1. Discovery learning
2. Problem based
learning
3. Project based
learning
Bagaimana kita bisa
mengetahui
keuntungan
maksimum dalam
sebuah proses
produksi
Menyederhanakan
masalah dengan
membuat model
matematika menjadi
sebuah formula yang
dapat digunakan di
lain kesempatan
dengan masalah
yang sama bahkan
bisa dikembangkan
lebih luas lagi
1. Model asesmen diagnostik
2. Model aesemen formatif
3. Model asesmen sumatif
1. Ekonomi
2. Fisika
3. Geografi
4. Biologi
Pada akhir fase E, peserta didik dapat
menggeneralisasi sifatsifat operasi bilangan
berpangkat (eksponen), serta menggunakan
barisan dan deret (aritmetika dan geometri) dalam
bunga tunggal dan bunga majemuk. Mereka dapat
menggunakan sistem persamaan linear tiga
variabel, sistem pertidaksamaan linear dua variabel,
persamaan dan fungsi kuadrat dan persamaan dan
fungsi eksponensial dalam menyelesaikan
masalah. Mereka dapat menentukan perbandingan
trigonometri dan memecahkan masalah yang
melibatkan segitiga siku-siku. Mereka juga dapat
menginterpretasi dan membandingkan himpunan
data berdasarkan distribusi data, menggunakan
diagram pencar untuk menyelidiki hubungan data
numerik, dan mengevaluasi laporan berbasis
statistika. Mereka dapat menjelaskan peluang dan
menentukan frekuensi harapan dari kejadian
majemuk, dan konsep dari kejadian saling bebas
dan saling lepas.
Fase E
37.
38. Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa
dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.
Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:
Tujuan Asesmen Diagnostik
Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial
emosi siswa
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
• Mengetahui kondisi keluarga siswa
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat
siswa
• Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
• Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
kompetensi rata-rata siswa
• Memberikan kelas remedial atau pelajaran
tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
bawah rata-rata
39. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan
untuk menggali hal-hal seperti berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi sisiwa
• Aktivitas siswa selama belajar di rumah
• Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
• Gaya belajar, karakter, serta minat siswa
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. TindakLanjut
Tips:
Ketrampilan bertanya dan
membuat pertanyaan penting
pada asesmen ini!
40. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan
1. Siapkan alat bantu berupa
gambar-gambar yang
mewakili emosi
Siapkan pertanyaan panduan
seperti berikut:
1. Apa yang sedang kamu rasakan
saat ini?
2. Bagaimana perasaanmu saat
belajar di rumah?
2. Buat daftar pertanyaan kunci
mengenai aktivitas siswa
Siapkan pertanyaan kunci seperti
berikut:
1. Apa saja kegiatanmu selama belajar di
rumah?
2. Apa hal yang paling menyenangkan dan
tidak menyenangkan ketika belajar di
rumah?
3. Apa harapanmu?
41. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan
Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar
di rumah serta menjelaskan aktivitasnya
Bercerita Menulis Menggambar
42. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan
• Berikan penguatan
• Berikan pertanyaan lanjutan
untuk menggali lebih dalam
• Mengembalikan fokus jika
jawaban mulai menyimpang
Saat siswa
menjawabpertanyaan
• Langsung menjawab
pertanyaan siswa
• Membantu siswa untuk
dapat menjawab
pertanyaannya sendiri
Saat siswa
balik bertanya
• Mencoba mengarahkan
kembali pertanyaan
• Memparafrasekan
pertanyaan agar lebih mudah
dipahami
• Menunggu beberapa saat
Saat siswa
menjawabpertanyaan
43. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Tindak Lanjut
1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi
empat mata
2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa serta
orang tua bila diperlukan
3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal pembelajaran
44. Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan
dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang
disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal
pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan
membahas topik, dan waktu lain.
Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun
Asesmen Sumatif.
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
Penting!
Guru melakukan asesmen
diagnosis kognitif untuk
menyesuaikan tingkat
pembelajaran dengan
kemampuan siswa, bukan untuk
mengejar target kurikulum.
45. 1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen
2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
• 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
• 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
• 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan
Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar di
rumah
46. 1. Lakukan pengolahan hasil asesmen
• Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”
• Hitung rata-rata kelas
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok:
• Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai
fasenya
• Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan
pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi
• Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan
siswa
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan strategi
yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut
Penting!
Guru menyesuaikan
aktivitas dan materi
belajar di kelas
denganpeningkatan
rata-rata semua
murid di kelas
47. Paradigma Asesmen
Yang Harus
Diperhatikan
Dalam
Menentukan
Asesmen
Penerapan Pola Pikir
Bertumbuh (Growth
Mindset
Terpadu dimana Asesmen
mencakup kompetensi pada
ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang saling
terkait.
Sekolah diberikan
keleluasaan untuk
menentukan teknik dan
jenis asesmen.
Khusus SMK, terdapat juga bentuk
asesmen khas yang membedakan
dengan jenjang yang lain, yaitu
Asesmen Praktek Kerja Lapangan,
Uji Kompetensi Kejuruan dan uji
unit kompetensi
Keleluasaan dalam
menentukan kriteria
ketercapaian tujuan
pembelajaran.
48. Asesmen Awal Pembelajaran
Asesmen awal
pembelajaran dapat
dilakukan untuk
mengidentifikasi
kebutuhan belajar
peserta didik, dan
hasilnya digunakan
untuk merancang
pembelajaran yang
sesuai dengan tahap
capaian peserta didik.
Pendidik dapat melaksanakan
asesmen awal pembelajaran sesuai
kebutuhan, misalnya pada awal
tahun pelajaran, pada awal
semester, sebelum memulai satu
lingkup materi (dapat berupa 1
atau beberapa TP), atau sebelum
menyusun modul ajar secara
mandiri. Dengan demikian,
asesmen awal pembelajaran tidak
perlu dilakukan setiap mengawali
tatap muka.
Asesmen pada awal pembelajaran
diharapkan tidak memberatkan
pendidik atau satuan
pendidikan. Namun demikian jika
pendidik atau satuan pendidikan
memiliki kemampuan, dapat
melengkapi data tambahan dengan
melakukan asesmen non kognitif
yang mencakup, kesiapan belajar,
minat, profil belajar, latar belakang
keluarga, riwayat tumbuh kembang,
dll.
49. Asesmen Pembelajaran
o Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya.
o Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
o Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
o Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai
serta strategi tindak lanjutnya.
o Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
52. Alur Asesmen
1. Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi).
2. Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator
yang mencakup aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
3. Menyusun strategi asesmen
4. Menyiapkan alat ukur atau instrumennya (rubrik)
5. menyiapkan instruksi atau panduan untuk murid (Lembar kerja)
6. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk
membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran
7. Menyusun rapor
53. Kondisi saat ini
Harapan dengan
kurikulum baru
Assessment of
Learning
Assessment
for Learning
Assessment
as Learning
Assessment of
Learning
Assessment
for Learning
Assessment as
Learning
Assessment of learning paling dominan dilakukan oleh Guru
Mengutamakan assessment as learning dan assessment for
learning
Penilaian yang dilakukan pendidik tidak hanya
penilaian atas pembelajaran (ASSESSMENT OF
LEARNING), melainkan juga penilaian untuk
pembelajaran (ASSESSMENT FOR LEARNING) dan
penilaian sebagai pembelajaran (ASSESSMENT AS
LEARNING).
Penilaian atas pembelajaran dilakukan untuk mengukur
capaian peserta didik terhadap kompetensi yang telah
ditetapkan.
Penilaian untuk pembelajaran memungkinkan pendidik
menggunakan informasi kondisi peserta didik untuk
memperbaiki pembelajaran, sedangkan
Penilaian sebagai pembelajaran memungkinkan peserta didik
melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk menentukan
target belajar.
54. Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Bentuk
Asesmen
Formatif dan
Sumatif
DISKUSI KELAS
- Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi antar
siswa.
- Belajar berdemokrasi, menghargai
pendapat orang lain serta berani
berpendapat.
DRAMA
PRODUK
TES LISAN
PRESENTASI
- Melatih kepercayaan diri dan
jiwa seni.
- Belajar bekerjasama,
komunikasi serta berfikiri kritis.
- Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi.
- Belajar memahami topik secara
mendalam, berfikir dan bernalar
kritis.
- Mengembangkan kkreatifitas
- Meningkatkan ketelitian dan jiwa
seni.
- Meningkatkan kemampuan
berbicara
- mengkonfirmasi pemahaman.
- Menerapkan umpan balik
55. o Pelaksanaan Asesmen Sumatif dan Formatif
Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal berikut:
o Dilaksanakan bersamaan dalam proses
pembelajaran, yang kemudian ditindaklanjuti
untuk memberi perlakuan berdasarkan
kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses
pembelajaran.
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
seperti observasi, performa (kinerja, produk,
proyek, portofolio), maupun tes.
o Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan
langsung dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi.
o Pendidik dapat mempersiapkan berbagai
instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal,
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung
(Infografis)
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal berikut:
o Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi
untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki
dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir
semester.
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
seperti portofolio, performa (kinerja, produk,
proyek, portofolio), maupun tes.
o Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan
memberikan umpan balik atau melakukan
intervensi kepada peserta didik maupun proses
pembelajaran yang telah dilakukan
Penting bagi para guru untuk
memegang rubrik penilaian sebagai
dasar penilaian pada siswa.