SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PRAKTIKUM DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK
                                     PERCOBAAN TL.6
                             TRANSFORMATOR SATU FASA


6.1. PRINSIP DASAR


       Transformator adalah suatu alat elektro magnetis yang mengubah tegangan bolak-balik
menjadi tegangan bolak-balik lain dengan suatu perbandingan transformasi tertentu untuk frekuensi
yang sama dan bekerja berdasarkan induksi. Kontruksi dasarnya terdiri dari kumparan primer dan
sekunder yang dililitkan pada inti besi dan terhubung secara elektromagnetis. Bila kumparan primer
diberi tegangan bolak-balik, maka timbul fluksi yang mengalir pada inti besi dan menginduksikan
tegangan pada kumparan sekunder.




                             N                E1 = - N1 ( dΦ / dt )
 E1      N                            E2      E2 = - N2 ( dΦ / dt )
         1                   2
                                              E1/E2 = N1/N2 = k




                  Gambar 6.1


Dengan : N1 = Jumlah lilitan sisi primer.
         N2 = Jumlah lilitan sisi sekunder.
         K = Perbandingan transfomasi trafo daya.


6.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


       1 Trafo yang di uji                                                       (T1)
       1 Trafo Geser (TG) Slide Regulator                                        (T2)
       2 Watt Meter                                                         (W1, W2)
       2 Volt Meter AC                                                       (V1, V2)
       2 Amper Meter                                                         (A1, A2)
       1 Cos ф Meter
3 Saklar                                                           (S1, S2, S3)
      1 Beban                                                                   (ZL)
      1 A – V – 0 Meter                                                         (V1)


6.3 PERCOBAAN – PERCOBAAN


   A. PERCOBAAN BEBAN NOL


      A.1. TUJUAN


 1.       Untuk memperoleh karakteristik arus beban nol sebagai fungsi tegangan
              primer.
                                      I0 = I0 (V1)


           2.Untuk memperoleh karakteristik daya beban nol sebagai fungsi tegangan primer.


                                   P0 = P0 (V1)


           3. Untuk memperoleh rugi – rugi besi.
      A.2. TEORI


             Bila sisi primer trafo diberi tegangan sebesar nilai nominalnya (V1), sedangkan
      sekunder terbuka maka amperemeter menunjukan daya pada beban nol (P0), arus beban nol
      hanya mencapai 1 – 3 % Arus nominal dan P0 merupakan jumlah rugi – rugi besi Pb dengan
      rugi – rugi tembaga Pt.
                                P0 = Pb + I02 R1                                        (3)


                                                                    V1
                                                           Φ

                            Ira R a     X d Idr


                                                               Ia
                                                     Ior




                            Gambar 6.2
I02R1 bernilai antara 0,25 – 2% rugi tembaga pada beban nominal, dengan demikian rugi
  tembaga pada beban nol dapat diabaikan terhadap rugi besi.


                  P0 = Pb                                                         (5)


  I0 akan tertinggal phasanya terhadap tegangan primer V1 dan dapat diuraikan atas komponen
  I0a yang menyebabkan rugi besi dan I0r yang menimbulkan fluksi utama.
  Dari diagram vector didapat hubungan sebagai berikut :


                  P0 = V1 I0 Cos ф
                  I0a = I0 Cos ф                               I0r = i0 sin ф 0
                  R0 = P0 / I0a2                               X = V1 / I0r


  Dari hubungan tersebut dapat digambarkan diagram phasornya :



                     A      W

             V1                    V                V




                                       Gambar 6.3


  A.3. RANGKAIAN PERCOBAAN
              Lihat gambar 6.4.


  A.4. JALAN PERCOBAAN
       1.Susunlah rangkaian percobaan seperti pada gambar 6.4 dan perhatikan rating trafo T 1
         pada primer dan sekunder (tegangan, arus dan daya KVA).
       2.Atur trafo geser T2 pada posisi minimum, kemudian masukan S1 dan S2..
       3.Atur tegangan pimer melalui T2, mulai 0 – 110% tegangan nominal secara bertahap.
       4. Catat : I0 (A1)

B. PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT
B.1. TUJUAN
        1.Untuk memperoleh karakteristik arus hubung singkat sebagai fungsi
       tegangan primer : I hs = I hs ( V l ).
      2.Untuk memperoleh karakteristik rugi tembaga total sebagai            fungsi
       tegangan primer : Pr = Pt ( V 1 )
     3.Untuk memperoleh prosen (%) tegangan hubungan singkat, (%)
       impendansi


B.2. TEORI
       Kumparan sekunder dihubung singkat, arusnya diukur oleh amperemeter A 2.
Kumparan primer diberi tegangan dan frekuensi yang tetap. Tegangan primer diatur
sedemikian sehingga arus sekunder mencapai nominal. Tegangan primer Illl dinamakan
tegangan hubung singkat yang dinyatakan dalam prosen (%).

               %Vh s = VV shn× 1 0 %
                                   0
       Karena sisi sekunder dihubung singkat, maka Ro » R2 dan Xo » X2 sehingga lo <<
12, dengan demikian Io dapat diabaikan.


Maka didapat hubungan :

                              P h s =I 1 ² R+ Pb

                             Phs = P t + Pb .
       Karena rugi besi sebanding dengan V1 dan pada hubung singkat. Sinyal kecil maka rugi
besi dapat diabaikan sehingga , P h s = P t . Dengan demikian wattmeter W1 akan
menunjukan rugi - rugi tembaga trafo pada beban nominal seluruhnya. Maka didapat
hubungan :
              X1/X1 = R1/R1                        k = N1/N2
              R2 = K² . R2                         X2 = k² . X2
              R = R1 +R2                           X = X1 + X 2
              Z² = R² - X²                         Vhs = I1 . Z
Dengan mengukur nilai R1 dan R2 maka parameter trafo yaitu R1, R2, X1 dan X2 dapat
ditentukan.

B.3. RANGKAIAN PERCOBAAN
       Lihat gambar 6.7.
B.4. JALAN PERCOBAAN
     1.Susunlah rangkaian percobaan seperti pada gambar 6.7. atur T2 minimum masukkan
      saklar S1 dan S2.
     2.Atur S2 sampai arus primer A1 mencapai 12% I1 nominal (hitung dari data trafo 1,2 ×
      Ip).
        * Dalam percobaan ini diperlukan tegangan primer yang kecil, untuk memperoleh
      arus sekunder nominal.
     3.Catat : VIP, P1 (W1), I2 (A2) setiap nilai I1(A2).
     4.Setelah arus sekunder nominal A2 didapat, turunkan T2 sampai A2 = 0, buka saklar S2
      kemudian saklar S1.
     5.Percobaan selesai.


  B.5. PENGAMATAN
      Lihat tabel pengamatan


  B.6. TUGAS
     1.Gambarkan karakteristik I2 = I2 (V2) dan P1 (V1).
     2.Hitunglah % Vhs.
      3.Hitunglah effisiensi trafo pada beban nominal dengan nilai Cos = 0,8       (periksa data
      trafo).


C. PERCOBAAN BERBEBAN


  C.1. TUJUAN
     1.Menentukan pengaturan tegangan trafo dengan beban resistif
     2.Menentukan efisiensi trafo dengan beban resistif.


  C.2. TEORI
      Pada sisi sekunder dipasang beban dan pada sisi primer diberikan tegangan         tetap V
      Volt. Dengan adanya beban sisi sekunder maka akan mengalir arus pada kedua
      kumparan.
      Dari gambar 6.8 didapat persamaan – persamaan :
                 V2 = E2 – I1 (R2 + j.X2)                            E1 = k . E2
                 V1 = E1 + I1 (R1 + j.X1)
                  I1 = I0 + I1                                 I1 = I 2 / k
Jelaslah bahwa arus primer merupakan arus beban. Perubahan beban mulai nol sampai
         beban nominal dibanding dengan tegangan sekunder beban nol pada tegangan primer
         tetap, dinamakan pengaturan tegangan.
                                          V02 − V2
                                      =     V02
                                                       × 100%
                                          V1 .k − V2
         Prosen pengaturan tegangan   =    V1 / k
                                                       × 100%
                                      = P2 / P1 × 100%

         P1 dan P2 adalah masing – masing daya input dan output.


     C.3. RANGKAIAN PERCOBAAN
        Lihat gambar 6.9


     C.4. JALAN PERCOBAAN
       1.Susunlah rangkaian percobaan seperti gambar 6.9 T2 pada posisi minimum dan ZL
         maksimum. Masukan saklar S2 dan S1.
       2.Atur T2 sampai tegangan primer V1 = 85 % Vb dan jaga tetap.
       3.Masukan S3 dan turunkan beban ZL secara bertahap sehingga I2 (A2) akan naik.
       4.Catat A1, W1, V1, W2, untuk setiap nilai A2 (sampai mencapai arus I2 yang ditentukan
         oleh asisten).
       5.Kembalikan ZL pada posisi maksimum, ulangi percobaan untuk tegagan primer 100%
         dan 115% Vp.
       6.Turunkan T2, untuk buat Rb maksimum, Buka saklar berturut-turut mulai saklar S3,
         saklar S2, kemudian S1.
       7.Percobaan selesai.


     C.5. PENGAMATAN


        Lihat tabel pengamatan




6.4. HASIL PERCOBAAN
A.           PERCOBAAN BEBAN NOL “TRANSFORMATOR SATU FASA”


                Io (A)        Po (W)           V1 (V)         V2 (V)
                 0,17            3               50            12
                 0,23            8              100            24
                 0,28           17              150            36
                 0,36           29              200            48
                 0,44           35              220            54



       B. HUBUNG SINGKAT “TRANSFORMATOR SATU FASA”



               V1 (V)      P1 (W)        I2 (A)         V2 (V)

                 12          10           1,2            0,05
                 11          8            1,5            0,04

                 10          6            1              0,04

                 9           6              0,8          0,05

                 8           5            0,7            0,03



       C PERCOBAAN BERBEBAN “TRANSFORMATOR SATU FASA”




                           BEBAN RESISTIF ( R )                                WATT

                                                                        I2
       I1          P1         Faktor           V1        V2                      P2
     (A1 –        W1 –         Daya
                                                                       (A2-
     Am )         Watt       ( cos φ )        (Volt)    (Volt)                (W2-Watt)
                                                                       Amp)
      2,6            495      0,99     190               42             10      400
      2,4            410      0,99     165               37              9      325
      2,1            280      0,99     134               29              8      225
      1,8            190      0,99     108               23              7      150
     1,55            120      0,99      85               18              6      100
                           BEBAN INDUKTIF (L)                                  COS φ
      0.2             6       0.97      50               12            0.05     0.9
     0.26            20       0.97     100               14            0.09     0.9
     0.33            40       0.96     150               37            0.12     0.9
     0.46            70       0.88     200               50            0.23     0.9
     0.57            84       0.78     220               55            0.32     0.9

More Related Content

What's hot

13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balikSimon Patabang
 
Teknik tenaga listrik pertemuan 2
Teknik tenaga listrik  pertemuan 2Teknik tenaga listrik  pertemuan 2
Teknik tenaga listrik pertemuan 2indra putra
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balikSimon Patabang
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezonrezon arif
 
Unit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombangUnit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombangDedi Riwanto
 
Rumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balikRumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balikFitri Immawati
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika dayaEko Supriyadi
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
Aplikasi dioda
Aplikasi diodaAplikasi dioda
Aplikasi diodamansen3
 
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acAhmad Ilhami
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaSyihab Ikbal
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
 
2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dc2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dcSimon Patabang
 
Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Ajir Aja
 

What's hot (19)

13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
Teknik tenaga listrik pertemuan 2
Teknik tenaga listrik  pertemuan 2Teknik tenaga listrik  pertemuan 2
Teknik tenaga listrik pertemuan 2
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
Converter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_RezonConverter Ac Ac_Rezon
Converter Ac Ac_Rezon
 
Unit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombangUnit 6 penyearah gelombang
Unit 6 penyearah gelombang
 
Rumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balikRumus arus bolak balik
Rumus arus bolak balik
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Kd 3. 15 thyristor
Kd 3. 15  thyristorKd 3. 15  thyristor
Kd 3. 15 thyristor
 
Aplikasi dioda
Aplikasi diodaAplikasi dioda
Aplikasi dioda
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Arus Bolak Balik
Arus Bolak BalikArus Bolak Balik
Arus Bolak Balik
 
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan ac
 
Eksperimen Elektronika
Eksperimen ElektronikaEksperimen Elektronika
Eksperimen Elektronika
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dc2 pemanfaatan energi arus dc
2 pemanfaatan energi arus dc
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
5 rangkaian dioda
5 rangkaian dioda5 rangkaian dioda
5 rangkaian dioda
 
Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]Jembatan arus bolak-balik[1]
Jembatan arus bolak-balik[1]
 

Viewers also liked

The personal learning environment
The personal learning environmentThe personal learning environment
The personal learning environmentMbongiseni Ndaba
 
Recycling is a process using materials
Recycling is a process using materialsRecycling is a process using materials
Recycling is a process using materialsDheny Huda
 
Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)
Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)
Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)Mbongiseni Ndaba
 
Alfred nobel
Alfred nobelAlfred nobel
Alfred nobelroxiip
 
AAOS Guidelines Infection Work-Up
AAOS Guidelines Infection Work-UpAAOS Guidelines Infection Work-Up
AAOS Guidelines Infection Work-Upwashingtonortho
 
How an ESR Test Works
How an ESR Test Works How an ESR Test Works
How an ESR Test Works ESR Stat Plus
 
Review Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa Wijeratne
Review Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa WijeratneReview Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa Wijeratne
Review Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa WijeratneYapa
 
Copy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory Esr
Copy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory EsrCopy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory Esr
Copy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory EsrMiami Dade
 

Viewers also liked (12)

Professional studies3 a,
Professional studies3 a,Professional studies3 a,
Professional studies3 a,
 
Human reproduction
Human reproductionHuman reproduction
Human reproduction
 
The personal learning environment
The personal learning environmentThe personal learning environment
The personal learning environment
 
Recycling is a process using materials
Recycling is a process using materialsRecycling is a process using materials
Recycling is a process using materials
 
Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)
Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)
Unit 1 genetics nucleic acids dna(2)
 
Alfred nobel
Alfred nobelAlfred nobel
Alfred nobel
 
Modul 3 pram
Modul 3 pramModul 3 pram
Modul 3 pram
 
Reklama1
Reklama1Reklama1
Reklama1
 
AAOS Guidelines Infection Work-Up
AAOS Guidelines Infection Work-UpAAOS Guidelines Infection Work-Up
AAOS Guidelines Infection Work-Up
 
How an ESR Test Works
How an ESR Test Works How an ESR Test Works
How an ESR Test Works
 
Review Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa Wijeratne
Review Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa WijeratneReview Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa Wijeratne
Review Of Physiology Practicals Blood & Circulation by Yapa Wijeratne
 
Copy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory Esr
Copy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory EsrCopy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory Esr
Copy (2) Of Lesson 2 12 Laboratory Esr
 

Similar to TL6-Transf

Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanYgrex Thebygdanns
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahSyihab Ikbal
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararelSimon Patabang
 
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  79921060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799Fahmi Rahman
 
Isi modul dasar elektro ady
Isi modul dasar elektro   adyIsi modul dasar elektro   ady
Isi modul dasar elektro adyAdy Purnomo
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameterampas03
 
Konsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-cKonsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-cfillaf
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarKevin Maulana
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifiernuricho22
 

Similar to TL6-Transf (20)

Elektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihanElektronika analog 1_ch2_latihan
Elektronika analog 1_ch2_latihan
 
Trafo distribusi
Trafo distribusiTrafo distribusi
Trafo distribusi
 
06rangkaiandioda
06rangkaiandioda06rangkaiandioda
06rangkaiandioda
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
Dioda tunel
Dioda tunelDioda tunel
Dioda tunel
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Rangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus SearahRangkaian Arus Searah
Rangkaian Arus Searah
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  79921060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796  799
21060113083006 (m farda najih arifani ) hal 796 799
 
Isi modul dasar elektro ady
Isi modul dasar elektro   adyIsi modul dasar elektro   ady
Isi modul dasar elektro ady
 
Pertemuan 12
 Pertemuan 12 Pertemuan 12
Pertemuan 12
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameter
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Ppt modul 10
Ppt modul 10Ppt modul 10
Ppt modul 10
 
Konsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-cKonsep dasar-listrik-c
Konsep dasar-listrik-c
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasar
 
Tr saklar
Tr saklarTr saklar
Tr saklar
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifier
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 

TL6-Transf

  • 1. PRAKTIKUM DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK PERCOBAAN TL.6 TRANSFORMATOR SATU FASA 6.1. PRINSIP DASAR Transformator adalah suatu alat elektro magnetis yang mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan bolak-balik lain dengan suatu perbandingan transformasi tertentu untuk frekuensi yang sama dan bekerja berdasarkan induksi. Kontruksi dasarnya terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang dililitkan pada inti besi dan terhubung secara elektromagnetis. Bila kumparan primer diberi tegangan bolak-balik, maka timbul fluksi yang mengalir pada inti besi dan menginduksikan tegangan pada kumparan sekunder. N E1 = - N1 ( dΦ / dt ) E1 N E2 E2 = - N2 ( dΦ / dt ) 1 2 E1/E2 = N1/N2 = k Gambar 6.1 Dengan : N1 = Jumlah lilitan sisi primer. N2 = Jumlah lilitan sisi sekunder. K = Perbandingan transfomasi trafo daya. 6.2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN 1 Trafo yang di uji (T1) 1 Trafo Geser (TG) Slide Regulator (T2) 2 Watt Meter (W1, W2) 2 Volt Meter AC (V1, V2) 2 Amper Meter (A1, A2) 1 Cos ф Meter
  • 2. 3 Saklar (S1, S2, S3) 1 Beban (ZL) 1 A – V – 0 Meter (V1) 6.3 PERCOBAAN – PERCOBAAN A. PERCOBAAN BEBAN NOL A.1. TUJUAN 1. Untuk memperoleh karakteristik arus beban nol sebagai fungsi tegangan primer. I0 = I0 (V1) 2.Untuk memperoleh karakteristik daya beban nol sebagai fungsi tegangan primer. P0 = P0 (V1) 3. Untuk memperoleh rugi – rugi besi. A.2. TEORI Bila sisi primer trafo diberi tegangan sebesar nilai nominalnya (V1), sedangkan sekunder terbuka maka amperemeter menunjukan daya pada beban nol (P0), arus beban nol hanya mencapai 1 – 3 % Arus nominal dan P0 merupakan jumlah rugi – rugi besi Pb dengan rugi – rugi tembaga Pt. P0 = Pb + I02 R1 (3) V1 Φ Ira R a X d Idr Ia Ior Gambar 6.2
  • 3. I02R1 bernilai antara 0,25 – 2% rugi tembaga pada beban nominal, dengan demikian rugi tembaga pada beban nol dapat diabaikan terhadap rugi besi. P0 = Pb (5) I0 akan tertinggal phasanya terhadap tegangan primer V1 dan dapat diuraikan atas komponen I0a yang menyebabkan rugi besi dan I0r yang menimbulkan fluksi utama. Dari diagram vector didapat hubungan sebagai berikut : P0 = V1 I0 Cos ф I0a = I0 Cos ф I0r = i0 sin ф 0 R0 = P0 / I0a2 X = V1 / I0r Dari hubungan tersebut dapat digambarkan diagram phasornya : A W V1 V V Gambar 6.3 A.3. RANGKAIAN PERCOBAAN Lihat gambar 6.4. A.4. JALAN PERCOBAAN 1.Susunlah rangkaian percobaan seperti pada gambar 6.4 dan perhatikan rating trafo T 1 pada primer dan sekunder (tegangan, arus dan daya KVA). 2.Atur trafo geser T2 pada posisi minimum, kemudian masukan S1 dan S2.. 3.Atur tegangan pimer melalui T2, mulai 0 – 110% tegangan nominal secara bertahap. 4. Catat : I0 (A1) B. PERCOBAAN HUBUNG SINGKAT
  • 4. B.1. TUJUAN 1.Untuk memperoleh karakteristik arus hubung singkat sebagai fungsi tegangan primer : I hs = I hs ( V l ). 2.Untuk memperoleh karakteristik rugi tembaga total sebagai fungsi tegangan primer : Pr = Pt ( V 1 ) 3.Untuk memperoleh prosen (%) tegangan hubungan singkat, (%) impendansi B.2. TEORI Kumparan sekunder dihubung singkat, arusnya diukur oleh amperemeter A 2. Kumparan primer diberi tegangan dan frekuensi yang tetap. Tegangan primer diatur sedemikian sehingga arus sekunder mencapai nominal. Tegangan primer Illl dinamakan tegangan hubung singkat yang dinyatakan dalam prosen (%). %Vh s = VV shn× 1 0 % 0 Karena sisi sekunder dihubung singkat, maka Ro » R2 dan Xo » X2 sehingga lo << 12, dengan demikian Io dapat diabaikan. Maka didapat hubungan : P h s =I 1 ² R+ Pb Phs = P t + Pb . Karena rugi besi sebanding dengan V1 dan pada hubung singkat. Sinyal kecil maka rugi besi dapat diabaikan sehingga , P h s = P t . Dengan demikian wattmeter W1 akan menunjukan rugi - rugi tembaga trafo pada beban nominal seluruhnya. Maka didapat hubungan : X1/X1 = R1/R1 k = N1/N2 R2 = K² . R2 X2 = k² . X2 R = R1 +R2 X = X1 + X 2 Z² = R² - X² Vhs = I1 . Z Dengan mengukur nilai R1 dan R2 maka parameter trafo yaitu R1, R2, X1 dan X2 dapat ditentukan. B.3. RANGKAIAN PERCOBAAN Lihat gambar 6.7.
  • 5. B.4. JALAN PERCOBAAN 1.Susunlah rangkaian percobaan seperti pada gambar 6.7. atur T2 minimum masukkan saklar S1 dan S2. 2.Atur S2 sampai arus primer A1 mencapai 12% I1 nominal (hitung dari data trafo 1,2 × Ip). * Dalam percobaan ini diperlukan tegangan primer yang kecil, untuk memperoleh arus sekunder nominal. 3.Catat : VIP, P1 (W1), I2 (A2) setiap nilai I1(A2). 4.Setelah arus sekunder nominal A2 didapat, turunkan T2 sampai A2 = 0, buka saklar S2 kemudian saklar S1. 5.Percobaan selesai. B.5. PENGAMATAN Lihat tabel pengamatan B.6. TUGAS 1.Gambarkan karakteristik I2 = I2 (V2) dan P1 (V1). 2.Hitunglah % Vhs. 3.Hitunglah effisiensi trafo pada beban nominal dengan nilai Cos = 0,8 (periksa data trafo). C. PERCOBAAN BERBEBAN C.1. TUJUAN 1.Menentukan pengaturan tegangan trafo dengan beban resistif 2.Menentukan efisiensi trafo dengan beban resistif. C.2. TEORI Pada sisi sekunder dipasang beban dan pada sisi primer diberikan tegangan tetap V Volt. Dengan adanya beban sisi sekunder maka akan mengalir arus pada kedua kumparan. Dari gambar 6.8 didapat persamaan – persamaan : V2 = E2 – I1 (R2 + j.X2) E1 = k . E2 V1 = E1 + I1 (R1 + j.X1) I1 = I0 + I1 I1 = I 2 / k
  • 6. Jelaslah bahwa arus primer merupakan arus beban. Perubahan beban mulai nol sampai beban nominal dibanding dengan tegangan sekunder beban nol pada tegangan primer tetap, dinamakan pengaturan tegangan. V02 − V2 = V02 × 100% V1 .k − V2 Prosen pengaturan tegangan = V1 / k × 100% = P2 / P1 × 100% P1 dan P2 adalah masing – masing daya input dan output. C.3. RANGKAIAN PERCOBAAN Lihat gambar 6.9 C.4. JALAN PERCOBAAN 1.Susunlah rangkaian percobaan seperti gambar 6.9 T2 pada posisi minimum dan ZL maksimum. Masukan saklar S2 dan S1. 2.Atur T2 sampai tegangan primer V1 = 85 % Vb dan jaga tetap. 3.Masukan S3 dan turunkan beban ZL secara bertahap sehingga I2 (A2) akan naik. 4.Catat A1, W1, V1, W2, untuk setiap nilai A2 (sampai mencapai arus I2 yang ditentukan oleh asisten). 5.Kembalikan ZL pada posisi maksimum, ulangi percobaan untuk tegagan primer 100% dan 115% Vp. 6.Turunkan T2, untuk buat Rb maksimum, Buka saklar berturut-turut mulai saklar S3, saklar S2, kemudian S1. 7.Percobaan selesai. C.5. PENGAMATAN Lihat tabel pengamatan 6.4. HASIL PERCOBAAN
  • 7. A. PERCOBAAN BEBAN NOL “TRANSFORMATOR SATU FASA” Io (A) Po (W) V1 (V) V2 (V) 0,17 3 50 12 0,23 8 100 24 0,28 17 150 36 0,36 29 200 48 0,44 35 220 54 B. HUBUNG SINGKAT “TRANSFORMATOR SATU FASA” V1 (V) P1 (W) I2 (A) V2 (V) 12 10 1,2 0,05 11 8 1,5 0,04 10 6 1 0,04 9 6 0,8 0,05 8 5 0,7 0,03 C PERCOBAAN BERBEBAN “TRANSFORMATOR SATU FASA” BEBAN RESISTIF ( R ) WATT I2 I1 P1 Faktor V1 V2 P2 (A1 – W1 – Daya (A2- Am ) Watt ( cos φ ) (Volt) (Volt) (W2-Watt) Amp) 2,6 495 0,99 190 42 10 400 2,4 410 0,99 165 37 9 325 2,1 280 0,99 134 29 8 225 1,8 190 0,99 108 23 7 150 1,55 120 0,99 85 18 6 100 BEBAN INDUKTIF (L) COS φ 0.2 6 0.97 50 12 0.05 0.9 0.26 20 0.97 100 14 0.09 0.9 0.33 40 0.96 150 37 0.12 0.9 0.46 70 0.88 200 50 0.23 0.9 0.57 84 0.78 220 55 0.32 0.9