SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alga (Rumput Laut)
Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat
pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi
hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Makroalga (Rumput laut), hidup di
laut yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di
dasar perairan dan menempel pada substrat (benda lain). Fungsi akar (holdfas)
pada rumput laut bukan sebagai penyerap makan melainkan saebagai alat pelekat
pada substrat. Ekstrak dari hasil metabolisme primer pada umumnya bersifat
hidrofilik koloid atau hidrokoloid, antara lain agar, karaginan, alginat, dan
furcelaran. Hasil metabolisme primer rumput laut merupakan senyawa kompleks
polisakarida yang penggunaannya sangat bervariasi di dalam berbagai industri,
seperti industri makanan, industri farmasi dan kosmetika, industri tekstil dan
industri cat (Anggadiredjo, 2006; Taurino, 2006; Agustina, 2010).
2.2 Alga Coklat
Phaeophyceae atau alga coklat adalah salah satu kelas dari alga berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen
xantofil yang menyebabkan alga berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat
dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten. Keberadaan klorofil a
pada alga coklat dilengkapi dengan pigmen aksesoris yaitu klorofil c dan
karotenoid yang berfungsi melindungi klorofil a dari fotooksidasi. Umumnya
ganggang coklat bersifat makroskopis,dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30
meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai
pelampung. Dan phaeophyta sendiri mempunyai peranan penting bagi kehidupan
manusia di antaranya: Sebagai bahan makanan, penghasil alginate di
laboratorium, dalam industri sebagai bahan kosmetik, farmasi, dan penyusun fosil.
Hampir semua jenis alga coklat hidup diperairan laut dan melekat pada substrat
keras dan dapat tumbuh dengan subur dilautan bersuhu dingin pada pinggiran
pantai dengan kedalaman tidak lebih dari 20 meter (Atmaja, 1996; Winarno,
1996).
2.3 β-Karoten
Karotenoid merupakan pigmen alami dan dikenal secara luas dari warnanya
terutama warna kuning, oranye dan merah. Pigmen ini ditemukan pada tumbuhan
besar, ganggang, jamur dan bakteri dalam jaringan fotosintesis maupun jaringan
non fotosintesis. Selain pada tumbuhan, karoten juga ditemukan pada hewan,
misalnya sebagai pigmen warna pada burung, ikan dan beberapa hewan
invertebrata. Karotenoid merupakan lipid sehingga pigmen ini bersifat liposoluble
(larut dalam lemak) dan larut dalam pelarut nonpolar. Secara struktur, karotenoid
merupakan poliena dengan rantai terkonjugasi linier dari atom-atom karbon yang
berhubungan dengan ikatan rangkap dua dan tunggal. Karotenoid tersusun atas 8
unit isoprene (C5) yang terhubung satu sama lain dengan bentuk geometris jika
diputus pada tengah strukturnya. Pada β-karoten, pemecahan pada pusat molekul
yang dikatalisis oleh enzim 15-15’-dioksigenase membentuk 2 molekul retinal
yang kemudian direduksi menjadi molekul retinol yang merupakan vitamin A.
Sebagai antioksidan β-karotenoid bekerja dengan cara memperlambat fase
inisiasi. β-karotenoid merupakan salah satu provitamin A. Pemberian vitamin A
dalam dosis tinggi dapat bersifat toksis. Akan tetapi, β-karotenoid dalam jumlah
banyak mampu memenuhi kebutuhan vitamin A, dan selebihnya tetap sebagai β-
karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan (Glover, 1960; Kosasih, 2004).
2.4 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih
elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bertendensi kuat memperoleh
elektron dari atom lain, sehingga atom lain yang kekurangan satu elektron ini
menjadi radikal bebas pula yang disebut radikal bebas sekunder. Radikal bebas
memiliki reaktivitas yang sangat tinggi dan mudah bereaksi dengan molekul lain
yaitu DNA, protein, karbohidrat dan lainnya. Radikal bebas tidak dapat
mempertahankan bentuk asli dalam waktu yang lama dan berusaha untuk
berikatan dengan molekul yang bersifat stabil dan mengambil elektronnya.
Namun, bila ada dua senyawa radikal bebas bertemu, elektron-elektron yang tidak
berpasangan dari kedua senyawa tersebut akan bergabung dan membentuk ikatan
kovalen yang stabil (Kosasih, 2004; Winarsih, 2007).
2.5 Antioksidan
Antioksidan atau reduktor berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi
atau menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan
hidrogen dan atau elektron. Vitamin C berkhasiat sebagai antiskorbut maka
dinamakan asam skorbut atau vitamin C. Vitamin C berkerja sebagai suatu
koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin
C berperan juga dalam proses pembentukan kolagen. Angka Kecukupan Gizi
(AKG) vitamin C adalah sekitar 35 mg untuk bayi dan 60 mg pada orang dewasa
(Tjay, 2002; Silalahi, 2006).
2.6 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan beberapa zat atau senyawa
dengan pelarut tertentu. Pemisahan terjadi berdasarkan kemampuan yang berbeda
dari komponen dalam campuran. Pelarut yang digunakan adalah pelarut dengan
kemampuan menjerap bahan yang dibutuhkan. Proses ekstraksi terdiri dari
beberapa tahapan yaitu pencampuran bahan dengan pelarut, pemisahan dan isolasi
ekstrak. Pada pencampuran bahan ekstrak dengan pelarut dibiarkan saling
berkontrak sehingga terjadi perpindahan massa. Setelah terjadi penjerapan, maka
pemisahan dilakukan dengan alat pemisah. Pemisahan bertujuan untuk
memisahkan larutan ekstrak dan pelarut. Setelah didapatkan fase ekstrak pelarut,
maka pelarut diuapkan (Dirjen POM 2000; Purba, 2011).
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Andi Ashillah Riskah
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Kimia
4. NIM H311 13 011
5. Tempat dan Tanggal Lahir Enrekang, 23 Agustus 1995
6. E-mail ashillahriskah@yahoo.co.id
7. Nomor Telepon/HP 085396411276
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 Enrekang SMPN 1 Enrekang SMAN 1
Enrekang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013

More Related Content

What's hot

INFOGRAFIS Kitin dan kitosan
INFOGRAFIS Kitin dan kitosan INFOGRAFIS Kitin dan kitosan
INFOGRAFIS Kitin dan kitosan salni nindita
 
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderDinda Gusti Ayu
 
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid ALLKuliah
 
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...AlfiNurAini3
 
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoidKIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoidDarnisyah R
 
Presentasi Glikosida
Presentasi Glikosida Presentasi Glikosida
Presentasi Glikosida ALLKuliah
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDSapan Nada
 
Biotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oralBiotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oraljenjenjean11
 
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan proteinMakalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan proteinFitry Fitros
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiMifta Rahmat
 

What's hot (20)

INFOGRAFIS Kitin dan kitosan
INFOGRAFIS Kitin dan kitosan INFOGRAFIS Kitin dan kitosan
INFOGRAFIS Kitin dan kitosan
 
Bagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunderBagian 1 metabolit sekunder
Bagian 1 metabolit sekunder
 
Jurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloidJurnal review alkaloid
Jurnal review alkaloid
 
Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid Presentasi alkaloid
Presentasi alkaloid
 
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
 
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoidKIMIA ORGANIK BAHAN ALAM  terpenoid
KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM terpenoid
 
234868230 makalah-glikosida
234868230 makalah-glikosida234868230 makalah-glikosida
234868230 makalah-glikosida
 
Kompleksasi
KompleksasiKompleksasi
Kompleksasi
 
Presentasi Glikosida
Presentasi Glikosida Presentasi Glikosida
Presentasi Glikosida
 
Farmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOIDFarmakognosi ALKALOID
Farmakognosi ALKALOID
 
Biotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oralBiotransformasi sediaan oral
Biotransformasi sediaan oral
 
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan proteinMakalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
Makalah fisika farmasi kompleksasi dan ikatan protein
 
Rpp makromolekul
Rpp makromolekulRpp makromolekul
Rpp makromolekul
 
Antioksidan
AntioksidanAntioksidan
Antioksidan
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
 
Vitamin kel 3
Vitamin kel 3Vitamin kel 3
Vitamin kel 3
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Alkaloid 2014
Alkaloid 2014Alkaloid 2014
Alkaloid 2014
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
 
Ppt makro molekul
Ppt makro molekulPpt makro molekul
Ppt makro molekul
 

Similar to Tipus pkm

Sel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptx
Sel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptxSel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptx
Sel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptxGrahaMedika
 
Powerpoint sel kel. 3
Powerpoint sel kel. 3Powerpoint sel kel. 3
Powerpoint sel kel. 3Az'End Love
 
Powerpointselkel 140312015528-phpapp01
Powerpointselkel 140312015528-phpapp01Powerpointselkel 140312015528-phpapp01
Powerpointselkel 140312015528-phpapp01Athour Rahman
 
Makro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdf
Makro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdfMakro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdf
Makro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdfkartinarina
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxALLKuliah
 
Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...
Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...
Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAJosua Sitorus
 
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanModul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanSofyan F
 
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanModul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanfiriwijarini
 
Rumput Laut - Lalu Sukarno
Rumput Laut - Lalu SukarnoRumput Laut - Lalu Sukarno
Rumput Laut - Lalu SukarnoMudrikan Nacong
 
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Rahayu Wahyu Ningsih
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Rahmahhutami
 
Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)
Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)
Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)Muhammad Lyan Pratama
 

Similar to Tipus pkm (20)

Algae
AlgaeAlgae
Algae
 
Sel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptx
Sel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptxSel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptx
Sel_Prokariotik_dan_Eukariotik.pptx
 
Powerpoint sel kel. 3
Powerpoint sel kel. 3Powerpoint sel kel. 3
Powerpoint sel kel. 3
 
Powerpointselkel 140312015528-phpapp01
Powerpointselkel 140312015528-phpapp01Powerpointselkel 140312015528-phpapp01
Powerpointselkel 140312015528-phpapp01
 
Makro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdf
Makro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdfMakro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdf
Makro Alga khususnya diperairan Indonesia.pdf
 
ALGA
ALGAALGA
ALGA
 
PPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptxPPT alga merah.pptx
PPT alga merah.pptx
 
Cyanobacteria
CyanobacteriaCyanobacteria
Cyanobacteria
 
Monera cyanobacteria
Monera cyanobacteriaMonera cyanobacteria
Monera cyanobacteria
 
Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...
Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...
Biologi sel : 2. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan l Kelas : 1I lDosen: Yayuk Putri ...
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
ikan nila hita,
ikan nila hita,ikan nila hita,
ikan nila hita,
 
Alga kelompok
Alga kelompokAlga kelompok
Alga kelompok
 
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhanModul 2 keanekaragaman tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman tumbuhan
 
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhanModul 2 keanekaragaman_tumbuhan
Modul 2 keanekaragaman_tumbuhan
 
Rumput Laut - Lalu Sukarno
Rumput Laut - Lalu SukarnoRumput Laut - Lalu Sukarno
Rumput Laut - Lalu Sukarno
 
Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)
 
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
 
Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)
Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)
Biologi pertanian 14 sept 2017 (pendahuluan, sel, sel & jaringan daun)
 

Tipus pkm

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alga (Rumput Laut) Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Makroalga (Rumput laut), hidup di laut yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar perairan dan menempel pada substrat (benda lain). Fungsi akar (holdfas) pada rumput laut bukan sebagai penyerap makan melainkan saebagai alat pelekat pada substrat. Ekstrak dari hasil metabolisme primer pada umumnya bersifat hidrofilik koloid atau hidrokoloid, antara lain agar, karaginan, alginat, dan furcelaran. Hasil metabolisme primer rumput laut merupakan senyawa kompleks polisakarida yang penggunaannya sangat bervariasi di dalam berbagai industri, seperti industri makanan, industri farmasi dan kosmetika, industri tekstil dan industri cat (Anggadiredjo, 2006; Taurino, 2006; Agustina, 2010). 2.2 Alga Coklat Phaeophyceae atau alga coklat adalah salah satu kelas dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan alga berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten. Keberadaan klorofil a pada alga coklat dilengkapi dengan pigmen aksesoris yaitu klorofil c dan karotenoid yang berfungsi melindungi klorofil a dari fotooksidasi. Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis,dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung. Dan phaeophyta sendiri mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia di antaranya: Sebagai bahan makanan, penghasil alginate di laboratorium, dalam industri sebagai bahan kosmetik, farmasi, dan penyusun fosil. Hampir semua jenis alga coklat hidup diperairan laut dan melekat pada substrat keras dan dapat tumbuh dengan subur dilautan bersuhu dingin pada pinggiran pantai dengan kedalaman tidak lebih dari 20 meter (Atmaja, 1996; Winarno, 1996). 2.3 β-Karoten Karotenoid merupakan pigmen alami dan dikenal secara luas dari warnanya terutama warna kuning, oranye dan merah. Pigmen ini ditemukan pada tumbuhan besar, ganggang, jamur dan bakteri dalam jaringan fotosintesis maupun jaringan non fotosintesis. Selain pada tumbuhan, karoten juga ditemukan pada hewan, misalnya sebagai pigmen warna pada burung, ikan dan beberapa hewan invertebrata. Karotenoid merupakan lipid sehingga pigmen ini bersifat liposoluble (larut dalam lemak) dan larut dalam pelarut nonpolar. Secara struktur, karotenoid merupakan poliena dengan rantai terkonjugasi linier dari atom-atom karbon yang
  • 2. berhubungan dengan ikatan rangkap dua dan tunggal. Karotenoid tersusun atas 8 unit isoprene (C5) yang terhubung satu sama lain dengan bentuk geometris jika diputus pada tengah strukturnya. Pada β-karoten, pemecahan pada pusat molekul yang dikatalisis oleh enzim 15-15’-dioksigenase membentuk 2 molekul retinal yang kemudian direduksi menjadi molekul retinol yang merupakan vitamin A. Sebagai antioksidan β-karotenoid bekerja dengan cara memperlambat fase inisiasi. β-karotenoid merupakan salah satu provitamin A. Pemberian vitamin A dalam dosis tinggi dapat bersifat toksis. Akan tetapi, β-karotenoid dalam jumlah banyak mampu memenuhi kebutuhan vitamin A, dan selebihnya tetap sebagai β- karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan (Glover, 1960; Kosasih, 2004). 2.4 Radikal Bebas Radikal bebas adalah setiap molekul yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas bertendensi kuat memperoleh elektron dari atom lain, sehingga atom lain yang kekurangan satu elektron ini menjadi radikal bebas pula yang disebut radikal bebas sekunder. Radikal bebas memiliki reaktivitas yang sangat tinggi dan mudah bereaksi dengan molekul lain yaitu DNA, protein, karbohidrat dan lainnya. Radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu yang lama dan berusaha untuk berikatan dengan molekul yang bersifat stabil dan mengambil elektronnya. Namun, bila ada dua senyawa radikal bebas bertemu, elektron-elektron yang tidak berpasangan dari kedua senyawa tersebut akan bergabung dan membentuk ikatan kovalen yang stabil (Kosasih, 2004; Winarsih, 2007). 2.5 Antioksidan Antioksidan atau reduktor berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi atau menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan hidrogen dan atau elektron. Vitamin C berkhasiat sebagai antiskorbut maka dinamakan asam skorbut atau vitamin C. Vitamin C berkerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin C berperan juga dalam proses pembentukan kolagen. Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin C adalah sekitar 35 mg untuk bayi dan 60 mg pada orang dewasa (Tjay, 2002; Silalahi, 2006). 2.6 Ekstraksi Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan beberapa zat atau senyawa dengan pelarut tertentu. Pemisahan terjadi berdasarkan kemampuan yang berbeda dari komponen dalam campuran. Pelarut yang digunakan adalah pelarut dengan kemampuan menjerap bahan yang dibutuhkan. Proses ekstraksi terdiri dari beberapa tahapan yaitu pencampuran bahan dengan pelarut, pemisahan dan isolasi ekstrak. Pada pencampuran bahan ekstrak dengan pelarut dibiarkan saling berkontrak sehingga terjadi perpindahan massa. Setelah terjadi penjerapan, maka pemisahan dilakukan dengan alat pemisah. Pemisahan bertujuan untuk memisahkan larutan ekstrak dan pelarut. Setelah didapatkan fase ekstrak pelarut, maka pelarut diuapkan (Dirjen POM 2000; Purba, 2011).
  • 3. A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap Andi Ashillah Riskah 2. Jenis Kelamin Perempuan 3. Program Studi Kimia 4. NIM H311 13 011 5. Tempat dan Tanggal Lahir Enrekang, 23 Agustus 1995 6. E-mail ashillahriskah@yahoo.co.id 7. Nomor Telepon/HP 085396411276 B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDN 1 Enrekang SMPN 1 Enrekang SMAN 1 Enrekang Jurusan - - IPA Tahun Masuk-Lulus 2001-2007 2007-2010 2010-2013