Dokumen tersebut membahas tentang cara mengetahui fonem dalam bahasa melalui pembuktian secara empiris dengan membandingkan bentuk linguistik yang mirip namun memiliki makna yang berbeda. Fonem dapat dibuktikan jika terdapat pasangan minimal yang hanya berbeda satu bunyi namun memiliki makna yang berbeda. Dokumen juga menjelaskan tentang distribusi komplementer dan variasi bebas sebagai cara mengetahui fonem.
2. HOME
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
Fonem adalah kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa yang berfungsi
membedakan makna. Yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengetahui
bahwa kesatuan bunyi terkecil tersebut berfungsi sebagai pembeda makna? Satu-
satunya cara yang bisa ditempuh adalah melakukan pembuktian secara empris,
yaitu dengan membandingkan bentuk-bentuk linguistik bahasa yang diteliti.
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus
mencari sebuah satuan bahasa biasanya sebuah kata yang mengandung bunyi
tersebut. Lalu membandingkannya dengan satuan bahasa yang mirip dengan satuan
bahasa yang pertama. Kalau ternyata kedua satuan bahasa itu berbeda maknanya,
maka berarti bunyi tersebut adalah sebuah fonem karena dia bisa berfungsi
membedakan makna kedua satuan bahasa itu.
3. HOME
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
Untuk mengetahui kontras tidaknya bunyi-bunyi suatu bahasa dilakukan
dengan cara pasangan minimal, yaitu penjajaran dua atau lebih bentuk bahasa
terkecil dan bermakna dalam bahasa tertentu yang secara ideal (berbunyi) sama,
kecuali satu bunyi yang berbeda.
4. HOME
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
Kedua kata itu mirip benar.
Masing-masing terdiri dari 4 buah
bunyi yang pertama mempunyai
bunyi /L/, /a/, /b/, /a/, dan yang
kedua mempunyai bunyi /r/, /a/, /b/
dan /a/.
Jika kita bandingkan:
/L/ /a/ /b/ /a/
/R/ /a/ /b/ /a/
Laba Raba
5. HOME REFERENSI
PENYUSUN
Ternyata perbedaannya hanya pada bunyi yang pertama yaitu bunyi /L/ dan /r/
kesimpulannya bahwa bunyi /L/ dan /r/ adalah dua buah fonem yang berbeda di
dalam bahasa Indonesia.
Contoh pendukung:
MATERI
Labu Rabu
Langka RangkaLupa Rupa
Dalam Bahasa
Indonesia terdapat
fonem /l/ dan /r/
6. HOME
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
Contoh lain pada kata di
samping, yang masing-masing
terdiri dari 2 buah bunyi maka bunyi
/k/ pada kata pertama dan bunyi
/h/ pada kata ke 2 masing-masing
adalah fonem yang berlainan yaitu
fonem /k/ dan /h/.
Baku Bahu
10. HOME
MATERI
REFERENSI
PENYUSUN
/ikat/ dan /ikut/ adalah
fonemik kontras dalam lingkungan
yang sama, terdapat dua fonem
yang berbeda yaitu ‘a’ dan ‘u’ yang
dapat membedakan makna pula.
Ikat Ikut
15. HOME REFERENSI
PENYUSUN
Bentuk bisa dipisah menjadi lima bentuk linguistik
yang lebih kecil, yaitu dan
Namun, jika salah satu bentuk linguistik terkecil tersebut
(misalnya ) diganti dengan bentuk linguistik terkecil lain
(misal diganti , , , , , ), maka akan
berbentuk linguistik yang lebih besar, yaitu
MATERI
16. HOME REFERENSI
PENYUSUN
Jadi untuk membuktikan sebuah fonem atau bukan harus mencari
pasangan minimalnya. Kendalanya kadang-kadang pasangan minimal ini
tidak mempunyai jumlah bunyi yang persis sama, misalnya “muda” dengan
“mudah”. Ini merupakan pasangan minimal sebab tiadanya bunyi /h/ pada
kata pertama dan adanya bunyi /h/ pada kata kedua menyebabkan kedua
kat aitu berbeda-beda makna. Jadi bunyi /h/ adalah sebuah fonem.
MATERI
Berdasarkan bukti empiris tersebut diketahui bahwa bentuk linguistik terkecil [p]
berfungsi membedakan makna terhadap bentuk linguistik yang lebih besar, yaitu
[palang], walaupun [p] sendiri tidak mempunyai makna. Begitu pula pada kasus
fonem /h/ di atas.
17. HOME REFERENSI
PENYUSUN
Kemudian pada lingkungan yang mirip,
contoh pasangan minimal dalam lingungan yang mirip:
[ciri] - [jari]
[kilap] - [gelap]
Dengan lingkungan yang mirip, yaitu [c...ri]-[j...ri] dan [k...lap]-[g...lap] masing-masing
pasangan tersebut berbeda maknanya sebagai akibat dari perbedaan satu bunyi,
yaitu [i]-[a] dan [i]-[e].
MATERI
Oleh karena bunyi-bunyi tersebut berkontras dalam lingkungan yang mirip,
bunyi-bunyi tersebut digolongkan ke dalam fonem yang berbeda, yaitu fonem /i/
/a/ dan /e/.
19. HOME REFERENSI
PENYUSUN
• Yang dimaksud dengan Distribusi Komplementer adalah distribusi
yang tempatnya tidak bisa dipertukarkan juga tidak akan menimbulkan perbedaan
makna. Bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip apabila berdistribusi komplementer
merupakan sebuah fonem. Contoh : bunyi /k/ pada paku dan/k/ pada maki seara
fonetis sama persis. Bunyi /k/ yang pertama tergolong velar belakang karena
dipengaruhi bunyi vokal /u/, dan bunyi /k/ yang kedua tergolong velar depan
karena dipengaruhi vokal /i/. juga pada /y/ pada yaitu dan yang.
Variasi bebas adalah bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip, jika dapat saling
menggantikan dalam suatu kata dan tidak menyebabkan perubahan arti. Hal ini
merupakan sebuah fonem. Hal ini terdapat dalam bahasa-bahasa yang
mempunyai beberapa dialek.
• Misal : telur patur lubang pikir sipat
telor pastor lobang fikir sifat
MATERI