Program rehabilitasi paska medial patellofemoral ligament reconstruction di Poli Fisioterapi RSUP memberikan ringkasan singkat tentang:
1. Rekonstruksi ligamen medial patellofemoral yang menjadi prosedur stabilisasi utama untuk pengobatan dislokasi patela lateral
2. Program latihan yang dirancang untuk mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak dan kekuatan otot, serta meningkatkan fungsi dan kemampuan beraktivitas
3. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai perke
1. PRESENTASI KASUS
PROGRAM REHABILITASI PASKA MEDIAL PATELLOFEMORAL
LIGAMNET RECONSTRUCTION DI POLI FISIOTERAPI RSUP
Oleh :
Arif Yulianto
Program Studi Profesi Fisioterapi
Poltekkes Kemenkes Surakarta
2023
Bergerak-bermanfaat-bermartabat
1
2. • Medial Patellofemoral Ligament (MPFL) merupakan
ligament utama yang memberikan 60% pertahanan
terhadap dislokasi patella, juga bertanggung jawab sebagai
stabilisasi lutut untuk mencegah dislokasi patella lateral
(Endo et al., 2011).
• Medial Patellofemoral menyumbang 53% sampai 60% dari
resistensi terhadap dislokasi patella lateral(Sos et al., 2021).
• Ketika dislokasi berulang terjadi, pasien biasanya
dikananm untuk penilaian Magnetic Resonance Imaging
(MRI).
• Penilaian ini akan menentukan apakah medial patello
femoral ligamen robek dan apakah pembedahan diperlukan
(Duchman KR et al., 2013)
PENDAHULUAN
• Medial Patellofemoral Ligament Rekontruksi telah
menjadi prosedur stabilisasi utama dalam
pengobatan dislokasi patella lateral(Straume-
Næsheim et al., 2022a).
• Rekonstruksi MPFL adalah salah satu dari beberapa
pendekatan perawatan operatif yang tersedia untuk
mengobati ketidakstabilan patela, yang ditandai
dengan dislokasi patela akut atau berulang, yang
sering muncul dengan keluhan ketidakstabilan dan
nyeri lutut anterior
Rekontruksi MPFL dikatakan berhasil ketika pasien tidak mengalami cedera berulang, tidak ada sisa rasa
sakit, dan menunjukkan kamampuan untuk berpartisipasi dalam olahraga. Oleh karena itu diperlukan
program rehabilitasi fisioterapi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
2
3. Bergerak-bermanfaat-bermartabat
3
ETIOLOGI RUPTUR MPFL
Biasanya terjadi ketika kaki ditanam (planted) dan
gaya rotasi internal diterapkan pada lutut yang
tertekuk di posisi valgus. Ini adalah struktur
terpenting yang terluka dalam kasus dislokasi patela
akut. (Sillanpaa et all, 2008)
FAKTOR RESIKO RUPTUR MPFL
• Patella alta
• Hyperlaxity
• Genu valgus
• Increase Q angle
• Increase trochlea dysplasia Bentuk rekonstruksi MPFL
4. STUDI KASUS
• N a m a : Nn. Mitha A
• Umur : 19 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : mahasiswa
• Alamat : Gentan, Gantiwarna, Klaten
• No. RM : 1136903
IDENTITAS PASIEN :
Bergerak-bermanfaat-bermartabat
4
5. • KeluhanUtama :
• pasien mengeluh nyeri lutut kanan dan
untuk menekuk belum bisa maksimal. Untuk
jalan masih belum nyaman.
• Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien mengalami cidera pada lutut kanannya saat berolahraga renang.
Proses terjadinya cidera; tanggal 15 Mei 2023 sewaktu pasien mau naik ke tepi
kolam dengan posisi membelakangi tepi kolam, dengan hentakan kuat pasien
merasakan lutut kanannya sakit sekali. Kemudian diperisakan ke RS
diponegoro Klaten, singkat cerita didiagnosa rupture parsial ACL nya dan
dilakukan Tindakan repair ACL, setelah itu di fisioterapi di RS tersebut selama
sebulan akan tetapi nyerinya tak kunjung sembuh/berkurang.kemudian
diperiksakan ke Dr. Rathomy di RSST, kemudian di MRI dan ditemukan kalua
patella subluxatie ke lateral karena ligamen dilutut bagian dalam mengalami
kerobekan.
Kemudian tanggal 19 Juni 2023 dilakukan Tindakan rekonstruksi MPFL.
Setelah operasi, pasien dirujuk ke poli fisioterapi untuk menjalani program
rehabilitasi.
Deskripsi Pasien dan Keluhan Utama
• Riwayat Penyakit penyerta :
Tidak ada penyakit penyerta
5
• Riwayat Penyakit dahulu :
Pernah repair ACL dextra karena cidera
sewaktu berolahraga renang
Assessment fisioterapi pertama dilakukan pada
tanggal 4Agustus 2023
6. DATA MEDIS PASIEN
• Hasil MRI:
1)Trochlear dysplasia dengan spectrum patella
alta
2)Transient patellar dislocation dengan medial
patellofemoral ligament partial tear
• Medika mentosa:
Asam mefenamic 500mg, calcium lactate
500mg, kolkatriol cp (7tab), ciprofloxacine
500mg, ranitidine tb (14 tab)
6
Pemeriksaan Tanda Vital ( Umum)
• Tekanan Darah : 128/75 mm Hg
• Denyut Nadi : 84 x/menit
• Pernapasan : 20 x/menit
• Temperature : 360 C
• Tinggi badan : 155 cm
• Berat badan : 52 kg
6
7. Inspeksi statis
• Wajah tidak terlihat pucat
• Lutut kanan terlihat bengkak
• Terlihat bekas luka incisi di bagian
patella dan medial lutut kanan
Inspeksi dinamis
• Pola jalan terlihat sedikit pincang
• Pasien terlihat kesakitan Ketika lutut
menekuk maksimal
Palpasi
• Suhu lokal di lutut kanan tidak panas
• Ada spasme dan nyeri tekan pada otot
quadricep kanan
Pemeriksaan Gerak Dasar :
• Gerak aktif :
Pasien mampu menggerakkan sendi lututnya akan tetapi
belum bisa maksimal dan terasa nyeri Ketika menekuk
maksimal
• Gerak pasif :
Ketika lutut ditekuk tidak bisa maksimal nekuknya dan
pasien merasakan nyeri sekali, dan end feelnya "Mushy"
tissue stretch (sensasi penghentian Gerakan
karena kekakuan otot)
• Gerak isometrik Melawan Tahanan :
Pasien mampu melawan tahanan kearah fleksi dan ekstensi
lutut akan tetapi kurang kuat
7
8. • Pemeriksaan nyeri dengan VAS
8
Muscle Test dan Antopometri
• Pemeriksaan LGS dengan goniometer
• Pemeriksaan Kekuatan otot dengan MMT
• Pemeriksaan Bengkak dengan Meterline
9. Pemeriksaan Kemampuan fungsional dengan
LEFS (The Lower Extremity Functional Scale)
Binkley JM, Stratford PW, Lott SA, Riddle DL. The
Lower Extremity Functional Scale (LEFS): scale
development, measurement properties, and clinical
application. North American Orthopaedic
Rehabilitation Research Network. Phys Ther. 1999
Apr;79(4):371-83
9
Total score: 36/ 80,
Interpretasi Skor: % Dari maksimal fungsi =
(LEFS skor) / 80 * 100
36/80 x 100= 45 %
13. 13
1
Impairment
Adanya nyeri lutut kanan
Adanya bengkak lutut kanan
Penurunan LGS lutut kanan
Penurunan kekuatan otot fleksor dan ekstensor lutut kanan
Functional Limitation
Adanya kesulitan dalam melakukan aktifitas yang menggunakan tungkai kanan seperti; berjalan,
jongkok, naik-turun tangga, berlari
Adanya penurunan aktifitas fungsional sehari-hari seperti; melakukan aktifitas pekerjaan di rumah,
toileting, memakai sepatu, dll
Disability / Participation restriction
Kesulitan berpartisipasi di kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, berolahraga bersama
DIAGNOSIS FISIOTERAPI
14. 14
1
Tujuan Jangka Panjang
Meningkatkan kemampuan aktifitas sehari-hari
Meningkatkan kemampuan functional tungkai
kanan secara bertahap
Meningkatkan kemampuan pasien dalam
berpartisipasi di kegiatan kemasyarakatan
• Tujuan Jangka Pendek
Mengurangi nyeri lutut kanan
Mengurangi bengkak lutut kanan
Menambah lingkup gerak sendi lutut kanan
Meningkatkan kekuatan otot-otot tungkai
kanan
PROGRAM FISIOTERAPI
• Cold therapy dengan menggunakan Cryotherapy Cold therapy
adalah pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri dan mengurangi gejala
peradangan lainnya. Istilah cryotherapy digunakan untuk penggunaan
terapi dingin yang sangat ekstrim, biasanya mengunakan cairan nitrogen
yang digunakan sebagai anesthetic-analgesia (Swenson et al, 1996:193).
• Exercise Therapy
Program exercise therapy untuk pemulihan paska rekonstruksi MPFL ini
menggunakan protocol rehabilitasi post reconstruction ACL impairment
paska operasinya cukup mirip (Terrence G. McGee, 2017). Tujuan rehabilitasi
termasuk menghilangkan tanda-tanda peradangan aktif (nyeri dan
bengkak), meningkatkan rentang gerak (ROM) dan kekuatan (paha depan
dan, akhirnya, bagian bawah), meningkatkan/mempertahankan kebugaran
kardiovaskular, memulihkan keseimbangan/kontrol proprioseptif, dan
normalisasi pola jalan.
Teknologi Intervensi Fisioterapi
15. 15
1
• RENCANA EVALUASI
Evaluasi dilakukan sebelum, selama dan setelah tindakan fisioterapi
Evaluasi akhir dilakukan setelah 5 kali tindakan fisioterapi
Evaluasi dilakukan terhadap:
Tingkat nyeri dengan menggunakan VAS,
Evaluasi bengkak lingkar segmen dengan meterline
Lingkup Gerak Sendi dengan menggunakan Goniometer,
Kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing,
Evaluasi kemampuan fungsional pasien dengan LEFS
• PROGNOSIS
Quo advita : bonam
Quo adsanam : bonam
Quo adcosmetic : bonam
Quo adfungsionam : dubia adbonam
16. 16
1
Cryotherapy
Persiapan alat
Pastikan alat dalam kondisi baik/tidak rusak, pastikan kabel
dalam keadaan baik dan aman digunakan. Colokkan kabel ke
stop kontak lalu tekan tombol power untuk menyalakan alat.
Persiapan pasien
• Terapis melakukan tes sensibilitas kepada kulit pasien yang
akan diberikan cryotherapy.
• Bersihkan area yang akan diterapi dan pastikan terbebas dari
pakaian.
• Posisikan lutut senyaman mungkin dan rileks
Intensitas: 5oC sampai 15oC.
Waktu: 5-10 menit.
Frekuensi: 2 x seminggu, sebelum dan atau setelah exercise
therapy
PELAKSANAAN TERAPI
17. 17
Exercise therapy
1. Ankle exercise: 10 x 3 set
2. Quad sets: 10 x 3 set
4. SLR exercise; Fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi
5. Heel slide: 30 – 50 x
3. Ham sets: 10 x 3 set
• Fase 2 , masuk minggu ke-7 ( pertemuan ke 1, tanggal 9 Agustus 2023), Strength and
neuromuscular control)
Penguatan otot-otot tungkai lebih ditingkatkan bebannya dengan; squads dan single leg squad,
latihan keseimbangan, latihan propioceptif pada permukaan stabil maupun tidak stabil (bosu,
balance board)
18. 18
1
6. Pasive ROM exsercise
9. Gait training
7. Squat & Lunges: 10 x 3 set
11. Ergocysle: 15 menit
10. naik-turun tangga
8. Calf rising
19. 19
1
• EDUKASI DAN HOME PROGRAM
Disarankan untuk selalu hati-hati ketika melakukan aktifitas keseharian dirumah
Selalu mengulang-ulang gerakan-gerakan yang sudah diajarkan oleh terapis Ketika dirumah, minimal sehari
sekali
Istiqomah untuk menjalani program rehabilitasi di RS seminggu 2 kali
12. Single leg balance; minimal 30 detik
20. 20
• Evaluasi nyeri dengan VAS
• Evaluasi kekuatan otot dengan MMT
1
• Evaluasi LGS dengan Goniometer
Evaluasi Setelah tindakan FT ke-2 (11 Agt’23)
Evaluasi Setelah tindakan FT ke-6 (24Agt’23)
Evaluasi
21. • Evaluasi kemampuan fungsional
dengan LEFS, setelah FT ke-5
21
1
• Evaluasi bengkak&lingkar segmen dengan
meterline
Total score: 52/ 80,
Interpretasi Skor:
% Dari maksimal fungsi = (LEFS skor) / 80 * 100
= 45/80 x 100 = 65%
23. HASIL TERAPI AKHIR
Pasien atas nama Nn. Mitha umur 19 tahun paska rekonstruksi MPFL
minggu ke-7 (masuk fase 2) dengan keluhan nyeri lutut kanan,
menekuk belum maksimal, dan jalannya masih belum nyaman.
Setelah diberikan tindakan fisioterapi menggunakan modalitas
cryotherapy dan exercise therapy menggunakan protocol rehabilitasi
post recontruction MPFL sebanyak 6 kali terapi pasien mengalami
kemajuan yang signifikan. Nyeri sudah berkurang, ROM mampu
maksimal, dan pola jalan semakin bagus.
Bergerak-bermanfaat-bermartabat
1