1. LAPORAN RESMI MODUL I
ANTHROPOMETRY
LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN
SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2014-2015
LAPORANRESMI
PRAKTIKUMERGONOMI
PERIODESEMESTERGASAL2014
KELOMPOK 26
NAMA : DWI ANDRIYANTO
AYU RAHMAWATI
ACHMAD AGUNG F.
NIM : 130421100011
130421100043
130421100077
SHIFT : 04
ASISTEN : MIFTAKHUL FARIKHAH
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mewujudkan kualitas industri yang semakin baik dan bermanfaat bagi
banyak orang. Kita sebagai pelaku dunia industri harus bisa merancang suatu produk
yang nyaman dan aman bagi masyarakat dengan mempertimbang aspek kelebihan dan
kekurangan dari produk tersebut, kita dapat mengukur menggunakan pengukuran
antropometri, agar tercipta produk yang efektif, efisien dan ergonomis. Ergonomi
merupakan suatu cabang ilmu sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi
mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja,
sehingga manusia dapat hidup dan bekerja dalam sistem yang baik, efektif, aman dan
nyaman (Zulaihah, 2010).
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh
manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil.
Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk dengan tujuan
mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Pemakaian data
antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia,
bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas
tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya
bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan desain (design-
induced error) (Liliana, 2007).
Pada praktikum ergonomi modul 1 yaitu tentang antropometri, kita akan
mengetahui perbedaan antara sampel mahasiswa TI 2013 dengan antropometri orang
Indonesia dengan membandingkan pada tiap-tiap pengukuran antropometri. Dengan
menggunakan pengukuran antropometri statis yaitu antropometri tubuh dengan 26
dimensi, antropometri telapak tangan dengan 19 dimensi, antropometri kepala dengan
14 dimensi, antropometri telapak kaki dengan 8 dimensi dan juga antropometri dinamis
dengan 3 dimensi untuk mendapatkan produk ergonomi yang ENASE ( Efektif, Aman,
Nyaman, Sehat dan Efisien).
3. 1.2 Tujuan Praktikum
Berikut merupakan tujuan umum dan khusus dari praktikum antropometri, yaitu :
1.2.1 Tujuan Umum Praktikum
Berikut merupakan tujuan umum dari praktikum antropometri, yaitu :
1) Praktikan dapat memahami konsep-konsep dasar ergonomi.
2) Praktikan dapat memahami dan menerapkan antropometri dalam
perancangan produk
3) Praktikan dapat menghitung dan mengklasifikasikan beban kerja dari
aktivitas yang dilakukan.
1.2.2 Tujuan Khusus Praktikum
Berikut merupakan tujuan khusus dari praktikum antropometri, yaitu :
1) Mengetahui cara pengukuran antropometri statis yaitu dimensi tubuh,
tangan, dan kaki dan juga antropometri dinamis untuk kepentingan
ergonomi.
2) Melakukan pengolahan hasil pengamatan untuk menentukan data
antropometri berdasarkan masing-masing persentil.
3) Mengetahui perbedaan antropometri antara sampel mahasiwa TI 2013
dengan antropometri orang Indonesia.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antropometri
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh
manusia dan aplikasinya yang menyangkut geometri fisik, massa dan kekuatan tubuh
manusia. Data antropometri dan parameter segmen tubuh seperti proporsi panjang
segmen tubuh terhadap tinggi badan, volume, kerapatan dan massa segmen tubuh dari
antropometri orang Indonesia belum ada. Data antropometri dibutuhkan untuk
pengembangan teknologi, terutama alat penghubung manusia dan mesin, desain ruang
kerja, ruang kemudi pesawat terbang, pakaian, senjata dan sebagainya (Park dkk.,
1999).
Menurut Nurmianto (2005), manusia pada dasarnya memiliki bentuk, ukuran
tinggi, lebar, berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri
secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan
produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia.
2.2 Persentil
Menurut Nurmianto (2005), Persentil merupakan nilai yang menunjukan bahwa
presentase tertentu dari sekelompok orang yang memiliki dimensi sama dengan atau
lebih rendah dari nilai tersebut. Antropometri pada karakteristik fisik, bentuk dan
kekuatan tubuh manusia serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai rata-rata
dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. Besarnya nilai persentil dapat dilihat
dari tabel probabilitas distribusi normal. Adapun nilai distribusi normal ditandai dengan
adanya nilai yang menyatakan sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut.
2.3 Uji Keseragaman
Menurut Norfiza (2011), Uji keseragaman merupakan menganalisa
data keseragaman dari masing-masing dimensi yang bertujuan untuk mengetahui data
yang seragam dari masing-masing dimensi, dimensi tersebut meliputi dimensi tubuh,
dimensi tangan, dimensi kaki, dimensi kepala dan antropometri dinamis. Data yang
seragam adalah data yang stabil dan rata-rata sama. Cara pengolahannya adalah setelah
5. memindahkan dimensi data ke software SPSS, kita dapat mengetahui data UCL, LCL,
Average dari control chart ini kita dapat mengetahui urutan data orang yang outlier.
2.4. Uji Kenormalan
Menurut Norfiza (2011), Uji kenormalan data merupakan pengujian yang
dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh merupakan data yang berdistribusi
normal atau tidak, dalam uji kenormalan menggunakan hipotesis seperti H0 : Data
berdistribusi normal, dan H1 : Data tidak berdistribusi normal. Dimana sebuah sampel
atau data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila probabilitas (Sig) > 0,05 dan data
dikatakan tidak berdistribusi normal apabila probabilitas (Sig) < 0,05.
2.5 Uji-t
Menurut Norfiza (2011), Uji-t satu sampel (one sample t-test) digunakan untuk
menguji rata-rata (mean) dari sampel tunggal terhadap suatu rata-rata acuan (µo) dengan
asumsi bahwa data berdistribusi normal. Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari
dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila
kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok
sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak.
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu:
tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence
interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05.
Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Tingkat signifikan
adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis
ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%,
yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai
sample akan mewakili nilai populasi dimana sample berasal.
2.6 Penyebab Variabilitas
Menurut Nurmianto (2005), Perbedaan antara satu populasi dengan populasi
yang lain adalah dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
6. a. Keacakan atau random,
Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama
jenis kelamin, suku/bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih akan ada
perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam masyarakat. Distribusi
frekuensi secara statistik dari dimensi kelompok anggota masyarakat jelas dapat
diapromaksimasikan dengan menggunakan distribusi normal, yaitu dengan
menggunakan data persentil yang telah diduga, jika mean (rata-rata) dan standar
deviasinya telah diestimasi.
b. Jenis kelamin,
Ada perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk
kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean dan nilai
perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen
badannya daripada wanita sehingga data antropometri untuk kedua jenis kelamin
tersebut selalu disajikan secara terpisah.
c. Suku bangsa,
Variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak
kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu Negara ke
negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah
penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan
angkatan kerja (industrial workforce), maka akan mempengaruhi anthropometry secara
nasional.
d. Usia,
Secara umum dimensi tubuh manusia dapat digolongkan atas berbagai kelompok
usia, yaitu:
1.Balita
2.Anak-anak
3.Remaja
4.Dewasa
5.Lanjut usia
Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk anthropometry
anak-anak. Antropometrinya cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa.
Namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai
7. kecenderungan menurun yang disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang
(intervertebral discs) dan berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
e. Jenis pekerjaan,
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi
karyawannya, misalnya: buruh dermaga atau pelabuhan harus mempunyai postur tubuh
yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
Apalagi jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan militer.
Selain faktor-faktor tersebut terdapat juga faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
karena mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia seperti (Wignjosoebroto,
1995):
a. Tebal/Tipisnya Pakaian,
Hal ini juga merupakan sumber keragaman karena disebabkan oleh
bervariasinya iklim/musim yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya
terutama untuk daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu musim dingin
manusia akan memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif lebih
besar. Ataupun untuk para pekerja di pertambangan, pengeboran lepas pantai,
pengecoran logam. Bahkan para penerbang dan astronaut pun harus mempunyai pakaian
khusus.
b. Kehamilan pada wanita,
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisis
perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
c. Cacat tubuh secara fisik,
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan
diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para
penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan
“kesamaan” dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi di dalam pelayanan untuk
masyarakat. Masalah yang sering timbul misalnya: keterbatasan jarak jangkauan,
dibutuhkan ruang kaki (knee space) untuk desain meja kerja, lorong/jalur khusus untuk
kursi roda, ruang khusus di dalam lavatory, jalur khusus untuk keluar masuk
perkantoran, kampus, hotel, restoran, supermarket dan lain-lain.
8. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Dalam melakukan praktikum modul satu mengenai atropometri dibutuhkan alat dan
bahan sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Kursi Antropometri
2. Mistar penggaris minimal 2 buah
3. Meteran kain
4. Observation sheet
3.2 Prosedur Pelaksanaan Pratikum
Prosedur praktikum ergonomi modul satu mengenai antropometri adalah sebagai
berikut:
1) Pengukuran dilakukan oleh seluruh praktikan.
2) Setiap pengukuran dilakukan, praktikan dibagi menjadi tiga bagian:
a. Bagian pertama (antropometri tubuh)
1) Persiapan alat ukur yaitu antropometer, meteran, dan mistar.
2) Ukur dimensi tubuh tiap praktikan, dimana dimensi yang diukur sebanyak buah
(lihat tabel antropometri, Nurmianto (1998), p-63-65)
b. Bagian kedua (antropometri telapak tangan)
1) Persiapkan alat pengukur yaitu mistar.
2) Ukur dimensi tangan tiap praktikan, dimana dimensi tangan yang diukur
sebanyak 20 dimensi telapak tangan (lihat tabel antropometri, Nurmianto
(1998),p-67).
c. Bagian ketiga (antropometri telapak kaki)
1) Persiapkan alat pengukur yaitu antropometer, meteran, dan mistar.
2) Ukur dimensi kaki tiap praktikan, dimana dimensi kaki yang diukur sebanyak 8
dimensi telapak kaki (lihat tabel antropometri, Nurmianto(1998),p-69).
9. d. Bagian keempat (antropometri kepala)
Persiapkan alat pengukur yaitu antropometer, meteran, dan mistar.
Ukur dimensi kaki tiap praktikan, dimana dimensi kepala yang diukur
sebanyak 14 dimensi kepala (lihat tabel antropometri, Nurmianto(1998), p-
68).
e. Bagian kelima (antropometri dinamis)
Terdiri dari 3 dimensi putaran pergelangan tangan, putaran telapak kaki dan
putaran lengan.
10. 3.3 Flowchart Prosedur Praktikum
Berikut prosedur yang dilakukan pada praktikum ini dalam bentuk flowchart.
Gambar 1.3.1 Flowchart Prosedur Praktikum Modul 1
Mulai
Mempersiapkan alat dan bahan praktikum
Penetapan Tujuan
1. Mengetahui cara pengukuran antropometri statis yaitu dimensi tubuh, tangan,
dan kaki, dan juga antropometri dinamis untuk kepentingan ergonomi.
2. Melakukan pengolahan hasil pengamatan untuk menentukan data
antropometri berdasakan masing-masing persentil.
3. Mengetahui perbedaan antropometri antara sampel mahasiswa TI 2013
dengan antropometri orang Indonesia.
Tinjauan Pustaka
Penerapan Metode
Pengumpulan Data
1. Pengukuran antropometri tubuh
2. Pengukuran antropometri telapak tangan
3. Pengukuran antropometri telapak kaki
4. Pengukuran antropometri kepala
5. Pengukuran antropometri dinamis
Pengolahan Data
1. Uji keseragaman data
2. Uji kenormalan data
3. Uji t-test
4. Membandingkan rata-rata hasil ukur dengan rata-rata orang eropa.
5. Membandingkan rata-rata hadil ukur dengan wanita
6. Mencari persentil segmen tubuh
7. Membandingkan persentil hasil ukur dengan persentil orang Indonesia
8.
Analisa dan Interprestasi Data
Tahap Persiapan
Tahap
Pengumpulan
Data
Tahap
Penetapan
Tujuan
Tahap
Pengolahan
&
Analisa
Data
Selesai
Kesimpulan dan Saran Tahap
Mengambil
Kesimpulan
& Saran
11. BAB IV
PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
Pada praktikum tentang antropometri didapatkan sekumpulan data numerik
mengenai ukuran karakter fisik tubuh manusia. Dan antropometri dibagi menjadi 2
kelompok besar, yaitu Antropometri Statis dan Antropometri Dinamis.
4.1.1 Antropometri statis
Merupakan pengukuran pada dimensi tubuh manusia dengan orang yang
diukur dalam keadaan diam/tidak bergerak.
4.1.1.1 Data antropometri tubuh
Keterangan Dimensi pada data Antropometri Tubuh:
D1 : Tinggi tubuh posisi berdiri tegak
D2 : Tinggi mata
D3 : Tinggi bahu
D4 : Tinggi siku
D5 : Tinggi genggaman tangan ( knuckle ) pada posisi relaks ke bawah
D6 : Tinggi badan pada posisi duduk
D7 : Tinggi mata pada posisi duduk
D8 : Tinggi bahu pada posisi duduk
D9 : Tinggi siku pada posisi duduk
D10 : Tebal paha
D11 : Jarak dari pantat ke lutut
D12 : Jarak dari lipat lutut ( popliteal ) ke pantat
D13 : Tinggi lutut
D14 : Tinggi lipat lutut ( popliteal )
D15 : Lebar bahu
D16 : Lebar panggul
D17 : Tebal dada
D18 : Tebal perut ( abdominal )
D19 : Jarak dari siku ke ujung jari
D20 : Lebar kepala
12. D21 : Panjang tangan
D22 : Lebar tangan
D23 : Jarak bentang dari ujung jari tangan kanan ke kiri
D24 : Tinggi pegangan ( grip ) pada posisi tangan vertikal ke atas dan
berdiri tegak
D25 : Tinggi pegangan tangan ( grip ) pada posisi tangan vertikal ke atas
dan duduk
D26 : Jarak genggaman tangan ( grip ) ke punggung pada posisi tangan ke
depan (horisontal)
17. 4.1.1.2 Data antropometri tangan
Keterangan Dimensi Pada Data Antropometri Tangan:
D1 : Panjang tangan
D2 : Panjang telapak tangan
D3 : Panjang ibu jari
D4 : Panjang jari telunjuk
D5 : Panjang jari tengah
D6 : Panjang jari manis
D7 : Panjang jari kelingking
D8 : Lebar ibu jari (IPJ)
D9 : Tebal ibu jari (IPJ)
D10: Lebar jari telunjuk (PIPJ)
D11: Tebal jari telunjuk (PIPJ)
D12: Lebar telapak tangan ( Metacarpal )
D13: Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)
D14: Tebal telapak tangan ( Metacarpal )
D15: Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)
D16: Diameter genggam (maksimum)
D17: Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking)
D18: Lebar fungsional maksimum (ibu jari ke jari lain)
D19: Segi empat minimum yang dapat dilewati telapak tanga
35. 4.2 Pengolahan Data
Dengan menggunakan sampel data yang telah ditentukan sebelumnya akan
dilanjutkan dengan uji keseragaman data, uji kenormalan data, data antropometri, uji
variabilitas, persentil dan perbandingan persentil hasil pengukuran dengan persentil
orang Indonesia.
4.2.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman merupakan menganalisa data keseragaman dari masing-masing
dimensi yang bertujuan untuk mengetahui data yang seragaman dari masing-masing
dimensi.
4.2.1.1 Uji keseragaman data antropometri statis
Uji keseragaman data antropometri statis dilakukan pada data antropometri
tubuh, tangan, kaki dan kepala.
a. Uji keseragaman data antropometri tubuh
Hasil uji keseragaman data antropometri tubuh dapat dilihat dari Control
Chart di bawah ini.
Uji Keseragaman Data ( Control Chart )
Gambar 1.4.2 Grafik Uji Keseragaman Antropometri Tubuh
36. Analisa
Dalam uji keseragaman data tersebut membuktikan bahwa tidak ada data yang
kurang atau melebihi batas outlier. Dapat disimpulkan data yang didapat satu sama lain
seragam.
Rekap Uji keseragaman Data Antropometri Tubuh
Berikut merupakan data rekapitulasi uji keseragaman data antropometri tubuh
dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.11 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Antropometri Tubuh
Analisa
Dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji keseragaman data
antropometri tubuh pada dimensi D1, D2, D5, D7, D8, D11, D12, D14, D15, D16, D18,
D19, D20, D21, D22, D23 dan D26 adalah seragam. Sedangkan pada dimensi D3, D4,
D6, D10, D11, D13, D17, D24 dan D25 adalah tidak seragam.
No Dimensi UCL LCL Average Kesimpulan Keterangan
1 D1 1899.855 1314.212 1607.033 Seragam −
2 D2 709.4488 345.4846 527.4667 Seragam −
3 D3 1613.497 1056.503 1335 Tidak Seragam pada data ke 11
4 D4 1147.633 841.1254 994.3793 Tidak Seragam pada data ke 19
5 D5 824.7691 532.4976 678.6333 Seragam −
6 D6 1035.828 610.8644 823.3462 Tidak Seragam pada data ke 15, 25, 26, 27
7 D7 858.7399 502.6601 680.7 Seragam −
8 D8 709.4488 345.4846 527.4667 Seragam −
9 D9 299.8324 109.5469 204.6897 Seragam pada data ke 17
10 D10 202.1547 46.0522 124.1034 Tidak Seragam pada data ke 14
11 D11 703.7896 352.477 528.1333 Seragam −
12 D12 589.5372 275.9962 432.7667 Seragam −
13 D13 574.573 398.5304 486.5517 Tidak Seragam pada data ke 13
14 D14 497.886 329.3807 413.6333 Seragam −
15 D15 539.4568 307.8765 423.6667 Seragam −
16 D16 419.4474 203.6192 311.6333 Seragam −
17 D17 286.0923 120.1146 203.1034 Tidak Seragam pada data ke 1
18 D18 305.515 75.9517 190.7333 Seragam −
19 D19 552.8649 324.4017 438.6333 Seragam −
20 D20 239.5514 90.1152 164.8333 Seragam −
21 D21 222.5892 132.7441 177.6667 Seragam −
22 D22 123.9468 45.6532 84.8 Seragam −
23 D23 2035.736 1229.331 1632.533 Seragam −
24 D24 2479.875 1362.49 1921.172 Tidak Seragam pada data ke 21
25 D25 1365.22 933.9229 1149.571 Tidak Seragam pada data ke 3, 12
26 D26 832.7227 485.8107 659.2667 Seragam −
37. b. Uji keseragaman data antropometri tangan
Hasil uji keseragaman data antropometri tubuh dapat dilihat dari Control
Chart di bawah ini.
Uji Keseragaman Data ( Control Chart )
Gambar 1.4.3 Grafik Uji Keseragaman Antropometri Tangan
Analisa
Dalam uji keseragaman data tersebut membuktikan bahwa tidak ada data yang
kurang atau melebihi batas outlier. Dapat disimpulkan data yang didapat satu sama lain
seragam.
38. Rekap Uji Keseragaman Data Antropometri Tangan
Berikut merupakan data rekapitulasi uji keseragaman data antropometri tangan
dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.12 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Antropometri Tangan
Analisa
Dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji keseragaman data
antropometri tangan pada dimensi D1, D2, D3, D6, D7, D9, D11, D12, D13, D15 dan
D18 adalah seragam. Sedangkan pada dimensi D4, D5, D8, D10, D14, D16, D17 dan
D19 adalah tidak seragam.
No Dimensi UCL LCL Average Kesimpulan Keterangan
1 D1 208.7713 137.6287 173.2 Seragam −
2 D2 128.7793 62.954 95.8667 Seragam −
3 D3 77.8605 43.9395 60.9 Seragam −
4 D4 83.9266 57.9306 70.9286 Tidak Seragam pada data ke 11, 17
5 D5 95.0136 61.4002 78.2069 Tidak Seragam pada data ke 11
6 D6 83.8349 59.6318 71.7333 Seragam −
7 D7 71.2519 42.2814 56.7667 Seragam −
8 D8 22.039 17.8776 19.9583 Seragam pada data ke 5, 7, 8, 13, 20, 23
9 D9 26.3762 7.4904 16.9333 Seragam −
10 D10 25.5892 7.928 16.7586 Tidak Seragam pada data ke 15
11 D11 20.5008 8.76599 14.6333 Seragam −
12 D12 95.6528 53.4806 74.5667 Seragam −
13 D13 120.987 65.613 93.3 Seragam −
14 D14 31.1841 16.5082 23.8462 Tidak Seragam pada data ke 9, 11, 14, 21
15 D15 71.0705 13.1295 42.1 Seragam −
16 D16 74.3256 29.8173 52.0714 Tidak Seragam pada data ke 13, 14
17 D17 253.3186 136.3366 194.8276 Tidak Seragam pada data ke 14
18 D18 229.5592 88.3741 158.9667 Seragam −
19 D19 84.0128 39.7015 61.8571 Tidak Seragam pada data ke 13, 6
39. c. Uji keseragaman data antropometri kaki
Hasil uji keseragaman data antropometri kaki dapat dilihat dari Control Chart
di bawah ini.
Uji Keseragaman Data ( Control Chart )
Gambar 1.4.4 Grafik Uji Keseragaman Antropometri Kaki
Analisa
Dalam uji keseragaman data tersebut membuktikan bahwa tidak ada data yang
kurang atau melebihi batas outlier. Dapat disimpulkan data yang didapat satu sama lain
seragam.
Rekap Uji Keseragaman Data Antropometri Kaki
Berikut merupakan data rekapitulasi uji keseragaman data antropometri tangan
dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.13 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Antropometri Kaki
No Dimensi UCL LCL Average Kesimpulan Keterangan
1 D1 277.6056 192.5278 235.0667 Seragam −
2 D2 207.9632 133.1403 170.5517 Tidak Seragam pada data ke 17
3 D3 269.4597 120.9403 195.2 Seragam −
4 D4 107.6111 65.2556 86.4333 Seragam −
5 D5 77.6032 28.4635 53.0333 Seragam −
6 D6 104.1795 35.4205 69.8 Seragam −
7 D7 97.8465 23.2201 60.5333 Seragam −
8 D8 71.0416 21.0964 46.069 Tidak Seragam pada data ke 19
40. Analisa
Dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji keseragaman data
antropometri kaki pada dimensi D1, D3, D4, D5, D6 dan D7 adalah seragam.
Sedangkan pada dimensi D2 dan D8 adalah tidak seragam.
d. Uji keseragaman data antropometri kepala
Hasil uji keseragaman data antropometri kepala dapat dilihat dari Control
Chart di bawah ini.
Uji Keseragaman Data ( Control Chart )
Gambar 1.4.5 Grafik Uji Keseragaman Antropometri Kepala
Analisa
Dalam uji keseragaman data tersebut membuktikan bahwa tidak ada data yang
kurang atau melebihi batas outlier. Dapat disimpulkan data yang didapat satu sama lain
seragam.
41. Rekap Uji Keseragaman Data Antropometri Kepala
Berikut merupakan data rekapitulasi uji keseragaman data antropometri tangan
dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.14 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Antropometri Kepala
Analisa
Dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji keseragaman data
antropometri kepala pada dimensi D4, D5, D6, D7, D11, D12 dan D13 adalah seragam.
Sedangkan pada dimensi D1, D2, D3, D8, D9, D10 dan D14 adalah tidak seragam.
4.2.1.2 Uji keseragaman data antropometri dinamis
Uji keseragaman data antropometri dinamis dilakukan pada data
antropometri lekukan lengan tangan, kaki dan telapak tangan.
a. Uji keseragaman data antropometri dinamis
Hasil uji keseragaman data antropometri kepala dapat dilihat dari
Control Chart di bawah ini.
Uji Keseragaman Data ( Control Chart )
Gambar 1.4.6 Grafik Uji Keseragaman Antropometri Dinamis
No Dimensi UCL LCL Average Kesimpulan Keterangan
1 D1 231.9732 128.8544 180.4138 Tidak Seragam pada data ke 11
2 D2 216.1141 121.0397 168.5769 Tidak Seragam pada data ke 1, 17, 24, 28
3 D3 321.5875 189.0332 255.3103 Tidak Seragam pada data ke 20
4 D4 288.0752 157.5248 222.8 Seragam −
5 D5 193.5661 75.3006 134.4333 Seragam −
6 D6 121.764 35.7694 78.7667 Seragam −
7 D7 234.2666 107.9334 171.1 Seragam −
8 D8 157.0636 73.695 115.3793 Tidak Seragam pada data ke 4
9 D9 215.0318 121.6825 168.3571 Tidak Seragam pada data ke 3, 25
10 D10 101.5593 42.0836 71.8214 Tidak Seragam pada data ke 2, 18
11 D11 216.5496 94.9837 155.7667 Seragam −
12 D12 251.8247 128.9753 190.4 Seragam −
13 D13 239.5151 135.5515 187.5333 Seragam −
14 D14 66.4423 44.1503 55.2963 Tidak Seragam pada data ke 1, 2, 13
42. Analisa
Dalam uji keseragaman data tersebut membuktikan bahwa tidak ada data yang
kurang atau melebihi batas outlier. Dapat disimpulkan data yang didapat satu sama lain
seragam.
Rekap Uji Keseragaman Data Antropometri Dinamis
Berikut merupakan data rekapitulasi uji keseragaman data antropometri dinamis
dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.15 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Antropometri Dinamis
Analisa
Dari tabel di atas diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji keseragaman data
antropometri dinamis pada dimensi D2 adalah seragam. Sedangkan pada dimensi D1
dan D3 adalah tidak seragam.
4.2.2 Uji kenormalan data
Uji kenormalan data merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah
data yang diperoleh merupakan data yang terdistribusi normal atau tidak.
Uji Hipotesa
H0 : Data rata-rata dimensi antropometri tubuh berdistribusi normal
H1 : Data rata-rata dimensi antropometri tubuh tidak berdistribusi normal
Pengambilan Keputusan
Jika probabilitas (sig) ≥ 0,05 terima H0
Jika probabilitas (sig) < 0,05 tolak H0
No Dimensi UCL LCL Average Kesimpulan Keterangan
1 D1 111.212 38.0983 74.6552 Tidak Seragam pada data ke 26
2 D2 102.4649 2.5351 52.5 Seragam −
3 D3 165.5998 105.7795 135.7792 Tidak Seragam pada data ke 25
43. 4.2.2.1 Uji kenormalan data antropometri statis
Uji keseragaman data antropometri statis dilakukan pada data
Antropometri tubuh, tangan, kaki dan kepala.
a. Uji kenormalan data antropometri tubuh
Hasil uji kenormalan data antropometri tubuh dapat dilihat dari tabel
Kolmogorov-Sminorv.
Uji Kenormalan Data (Tabel Kolmogorov-Sminorv)
Tabel 1.4.16 Uji Kenormalan Data Antropometri Tubuh D1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
D1_Tubuh .106 30 .200*
.952 30 .190
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Analisa
Dalam uji kenormalan data (Tabel Kolmogorov-Sminorv) tersebut membuktikan
bahwa nilai sig sebesar 0,200 dengan menggunakan data antropometri tubuh. Nilai sig
sebesar 0,200 kurang dari 0,05 sehingga tolak H0. Jadi, rata-rata dimensi antropometri
tubuh tidak berdistribusi normal.
44. Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan pengambilan keputusan uji keseragaman data antropometri
tubuh dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.17 Pengambilan Keputusan Uji Kenormalan Antropometri Tubuh
Analisa
Dengan memperhatikan nilai sig yang telah didapatkan sebelumnya
menunjukkan hasil yang lebih kecil dan lebih besar dari nilai α=0,05 yang telah
ditetapkan. Untuk nilai sig yang lebih kecil dari α=0,05 terdapat pada dimensi D4, D5,
D6, D8. D9, D10, D11, D12, D14, D17, D18, D20, D21, D22, D26 dan D26.
Sedangkan untuk nilai sig yang lebih besar dari α=0.05 terdapat pada dimensi D1, D2,
D3, D7, D8, D13, D15, D16, D19, D23 dan D24.
No Dimensi sig < / ≥ α Kesimpulan Keterangan
1 D1 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
2 D2 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
3 D3 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
4 D4 0.155 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
5 D5 0.011 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
6 D6 0.007 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
7 D7 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
8 D8 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
9 D9 0.049 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
10 D10 0.003 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
11 D11 0.172 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
12 D12 0.105 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
13 D13 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
14 D14 0.009 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
15 D15 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
16 D16 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
17 D17 0.13 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
18 D18 0.105 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
19 D19 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
20 D20 0.086 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
21 D21 0.026 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
22 D22 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
23 D23 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
24 D24 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
25 D25 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
26 D26 0.072 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
45. b. Uji kenormalan data antropometri tangan
Hasil uji kenormalan data antropometri tangan dapat dilihat dari tabel
Kolmogorov-Sminorv.
Uji Kenormalan Data (Tabel Kolmogorov-Sminorv)
Tabel 1.4.18 Uji Kenormalan Data Antropometri Tangan D1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
D1_Tangan .230 30 .000 .939 30 .087
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa
Dalam uji kenormalan data (Tabel Kolmogorov-Sminorv) tersebut membuktikan
bahwa nilai sig sebesar 0 dengan menggunakan data antropometri tangan. Nilai sig
sebesar 0 kurang dari 0,05 sehingga tolak H0. Jadi, rata-rata dimensi antropometri tubuh
tidak berdistribusi normal.
Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan pengambilan keputusan uji keseragaman data antropometri
tangan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.19 Pengambilan Keputusan Uji Kenormalan Antropometri Tangan
No Dimensi sig < / ≥ α Kesimpulan Keterangan
1 D1 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
2 D2 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
3 D3 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
4 D4 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
5 D5 0.14 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
6 D6 0.01 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
7 D7 0.172 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
8 D8 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
9 D9 0.012 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
10 D10 0.049 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
11 D11 0.018 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
12 D12 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
13 D13 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
14 D14 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
15 D15 0.13 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
16 D16 0 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
17 D17 0.012 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
18 D18 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
19 D19 0.021 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
46. Analisa
Dengan memperhatikan nilai sig yang telah didapatkan sebelumnya
menunjukkan hasil yang lebih kecil dan lebih besar dari nilai α=0,05 yang telah
ditetapkan. Untuk nilai sig yang lebih kecil dari α=0,05 terdapat pada dimensi D1, D3,
D4, D6, D7, D8, D9, D10, D11, D14, D16, D17 dan D19. Sedangkan untuk nilai sig
yang lebih besar dari α=0,05 terdapat pada dimensi D2, D5, D12, D13, D15 dan D18.
c. Uji kenormalan data antropometri kaki
Hasil uji kenormalan data antropometri tangan dapat dilihat dari tabel
Kolmogorov-Sminorv.
Uji Kenormalan Data (Tabel Kolmogorov-Sminorv)
Tabel 1.4.20 Uji Kenormalan Data Antropometri Kaki D1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
D1_Kaki .149 30 .089 .950 30 .168
a. Lilliefors Significance Correction
Analisa
Dalam uji kenormalan data (Tabel Kolmogorov-Sminorv) tersebut membuktikan
bahwa nilai sig sebesar 0,089 dengan menggunakan data antropometri kaki. Nilai sig
sebesar 0,089 kurang dari 0,05 sehingga tolak H0. Jadi, rata-rata dimensi antropometri
tubuh tidak berdistribusi normal.
Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan pengambilan keputusan uji keseragaman data antropometri
tangan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.21 Pengambilan Keputusan Uji Kenormalan Antropometri Kaki
No Dimensi sig < / ≥ α Kesimpulan Keterangan
1 D1 0.089 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
2 D2 0.081 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
3 D3 0.048 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
4 D4 0.061 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
5 D5 0.004 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
6 D6 0.002 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
7 D7 0.092 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
8 D8 0.011 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
47. Analisa
Dengan memperhatikan nilai sig yang telah didapatkan sebelumnya
menunjukkan nilai semua dimensi sig lebih kecil dari nilai α=0,05. Sehingga semua
dimensi pada antropometri kaki tidak berdistribusi normal.
d. Uji kenormalan data antropometri kepala
Hasil uji kenormalan data antropometri tangan dapat dilihat dari tabel
Kolmogorov-Sminorv.
Uji Kenormalan Data (Tabel Kolmogorov-Sminorv)
Tabel 1.4.22 Uji Kenormalan Data Antropometri Kepala D1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
D1_Kepala .096 29 .200*
.947 29 .152
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Analisa
Dalam uji kenormalan data (Tabel Kolmogorov-Sminorv) tersebut membuktikan
bahwa nilai sig sebesar 0,200 dengan menggunakan data antropometri kepala. Nilai sig
sebesar 0,200 kurang dari 0,05 sehingga tolak H0. Jadi, rata-rata dimensi antropometri
tubuh tidak berdistribusi normal.
Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan pengambilan keputusan uji keseragaman data antropometri
tangan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.23 Pengambilan Keputusan Uji Kenormalan Antropometri Kepala
No Dimensi sig < / ≥ α Kesimpulan Keterangan
1 D1 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
2 D2 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
3 D3 0.2 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
4 D4 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
5 D5 0.09 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
6 D6 0.042 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
7 D7 0.036 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
8 D8 0.006 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
9 D9 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
10 D10 0.128 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
11 D11 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
12 D12 0.02 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
13 D13 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
14 D14 0.02 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal
48. Analisa
Dengan memperhatikan nilai sig yang telah didapatkan sebelumnya
menunjukkan hasil yang lebih kecil dan lebih besar dari nilai α=0,05 yang telah
ditetapkan. Untuk nilai sig yang lebih kecil dari α=0,05 terdapat pada dimensi D3, D6,
D7, D8. D10, D12 dan D14. Sedangkan untuk nilai sig yang lebih besar dari α=0,05
terdapat pada dimensi D1, D2, D4, D5, D9, D11 dan D13.
e. Uji kenormalan data antropometri dinamis
Hasil uji kenormalan data antropometri dinamis dapat dilihat dari tabel
Kolmogorov-Sminorv.
Uji Kenormalan Data (Tabel Kolmogorov-Sminorv)
Tabel 1.4.24 Uji Kenormalan Data Antropometri Antropometri D1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
D1_Dinamis .121 29 .200*
.971 29 .596
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Analisa
Dalam uji kenormalan data (Tabel Kolmogorov-Sminorv) tersebut membuktikan
bahwa nilai sig sebesar 0,200 dengan menggunakan data antropometri dinamis. Nilai sig
sebesar 0,200 kurang dari 0,05 sehingga tolak H0. Jadi, rata-rata dimensi antropometri
tubuh tidak berdistribusi normal.
Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan pengambilan keputusan uji keseragaman data antropometri
tangan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.4.25 Pengambilan Keputusan Uji Kenromalan Antropometri Dinamis
Analisa
Dengan memperhatikan nilai sig yang telah didapatkan sebelumnya
menunjukkan hasil yang lebih kecil dan lebih besar dari nilai α=0,05 yang telah
ditetapkan. Untuk nilai sig yang lebih kecil dari α=0,05 terdapat pada dimensi D3.
Sedangkan untuk nilai sig yang lebih besar dari α=0,05 terdapat pada dimensi D1 dan
D2.
No Dimensi sig < / ≥ α Kesimpulan Keterangan
1 D1 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
2 D2 0.2 > 0.05 Terima Berdistribusi Normal
3 D3 0.012 < 0.05 Tolak Tidak Berdistribusi Normal