SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1. Sebuah batu beratnya w dilemparkan vertikal ke atas diudara dari lantai dengan
kecepatan awal v0 . Jika ada gaya konstan f akibat gesekan/hambatan udara selama
melayang dan asumsikan percepatan gravitasi bumi g konstan, maka tentukan :
a). tinggi maksimum yang dicapai (nyatakan dalam : v0, g, f dan w )
b). laju batu saat menyentuh lantai kembali (nyatakan dalam : v0, f dan w)
Teori yang mendasari :
•

Hukum Newton tentang gerak

•

GLBB

v= 0

f

w w

f

hmax

v0

v

a. Batu ke atas
Percepatan (perlambatan) :
f +w
m
f


a =  + 1g
w


a=

Tinggi maksimum yang dicapai :

1
h = v 0 .t −

1 2
at
2

dim ana,
v
t= 0
a
sehingga ,
2

v0
2a

h=

2

v0
=
f

2 g  + 1
w


hmax

b. Batu ke bawah
Percepatan :
a=

w− f
g
w

Kecepatan saat menyentuh lantai :
v 2 = 2ah




2
v0
 w − f 
2

v = 2
g
 w
 2 g  w + f  

 
  w 
2 w− f
v 2 = v0
w+ f
v = v0

B.

w− f
w+ f

Sebuah sistem terdiri atas dua buah balok massanya masing-masing m dan M
(lihat gambar). Koefisien gesekan antara kedua balok µs dan tidak ada gesekan
antara balok M dengan lantai. Tentukan besar gaya F yang harus diberikan pada
balok m supaya tidak turun ke bawah (nyatakan dalam : m, M, g dan µs)
Teori yang mendasari :
•

Hukum Newton tentang gerak
f

F

m

N

M
licin

2
•

Tinjau m
Arah mendatar,
∑Fx = m.a x
F − N = m.a x ............... (1)

Arah vertikal,
∑ y =0
F
m.g = f
m.g = µ .N
s
N =

•

m.g

................... (2)

µ
s

Tinjau M
Arah mendatar,
∑Fx = M .a x
N = M .a x
ax =

N
M

.................... (3)

dari ketiga persamaan di atas didapatkan :
F=

m.g  m

 M + 1
µs 


3
2. Sebuah kereta dengan massa M dapat bergerak bebas tanpa gesekan di atas sebuah
lintasan lurus. Mula-mula ada N orang masing-masing dengan massa m berdiri diam
di atas kereta yang juga berada pada keadaan diam. Tinjau 2 kasus.
a. Semua orang di atas kereta berlari bersama ke salah satu ujung kereta dengan laju
relatif terhadap kereta vr dan kemudian melompat turun bersama-sama.
Berapakah kecepatan kereta setelah orang-orang ini melompat turun?
b. Sekarang tinjau kasus kedua. Kereta dan semua orang mula mula diam. Dalam
kasus kedua ini, semua orang lari bergantian. Jadi orang pertama lari
meninggalkan kereta dengan laju relatif terhadap kereta vr, kemudian disusul
orang kedua berlari ke ujung yang sama dengan laju relatif terhadap kereta vr.
Demikian seterusnya sampai orang ke-N. Berapakah kecepatan akhir kereta?
c. Pada kasus mana kecepatan akhir kereta lebih tinggi?
Teori yang mendasari :
•

Hukum kekekalan momentum linear

a. kekekalan momentum linier
0 = Mv + Nm ( v − vr )
Jadi, v =

Nm
vr
M + Nm

b. tinjau kondisi saat transisi dari n orang ke n-1 orang.
Momentum mula mula:
Pn = MVn + nmVn
Momentum akhir
Pn −1 = MVn −1 + ( n − 1) mVn−1 + m ( Vn −1 − vr )
Kekekalan momentum linier

( M + nm ) Vn = ( M + nm ) Vn−1 − mvr
Didapat
Vn −1 = Vn +

mvr
M + nm

Jika 1 lagi melompat turun, didapat
4
Vn − 2 = Vn +

mvr
mvr
+
M + nm M + ( n − 1) m

Atau dalam bentuk umum:
s

Vn − s = Vn + ∑
i =1

mvr
M + ( n − i + 1) m

Pada mulanya n=N, Vn = 0. Kecepatan akhir di dapat saat s=N
N

V0 = ∑
i =1

N

c. karena

N
mvr
mvr
=∑
M + ( N − i + 1) m n =1 M + nm

1

N

∑ M + nm > M + Nm

maka kecepatan pada kasus b lebih besar

n =1

daripada pada kasus a.
3. Sistem massa pegas di bawah terdiri dari suatu
balok dengan massa m dan dua pegas dengan
tali

konstanta pegas k dan 3k. Massa m dapat
berosilasi ke atas dan ke bawah, tetapi
orientasinya dipertahankan mendatar. Kedua
pegas dihubungkan dengan suatu tali tanpa

k

3k

massa melalui suatu katrol licin. Berapakah
periode osilasi sistem? (nyatakan dalam : m

m
x

dan k)
Teori yang mendasari :
•

Hukum Hooke

•

Osilasi

Untuk memudahkan pembahasan, kita akan namakan pegas k sebagai pegas 1 dan
pegas 3k sebagai pegas 2.
Tegangan kedua pegas sama, karena dihubungkan lewat satu tali maka :
k∆x1 = 3k∆x2.
Simpangan massa m = ∆x.
5
Dari geometri jelas bahwa,
2∆x = ∆x1 + ∆x2.
Jadi,
∆x1 =

3
1
∆x , ∆x2 = ∆x
2
2

Gaya yang bekerja pada massa m :
2 k∆x1= 3 k∆x.
Persamaan gerak sistem:
d 2x
m 2 + 3kx = 0
dt
Diperoleh T = 2π

m
3k

4. Sebuah cincin dengan massa m
mempunyai

ω0

suatu titik manik-

manik ditempel di pinggiran cincin
itu. Massa manik-manik m juga.
Jari jari cincin adalah R (momen
inersia cincin I = mR 2 ). Abaikan
dimensi

manik-manik

(anggap

Keadaan mula mula

seperti massa titik). Cincin dan
manik-manik bergerak bersama. Mula-mula kecepatan sudut mereka adalah ω0 dan
manik-manik berada di posisi paling rendah. Berapakah nilai maksimum ω0 agar
sistem tidak melompat saat manik-manik berada pada posisi tertinggi?
Anggap lantai kasar, sehingga sistem cincin manik-manik bisa menggelinding tanpa
slip.
Teori yang mendasari :
•

Kekekalan energi

•

Hukum Newton tentang gerak

6
Energi kinetik sistem terdiri dari energi kinetik cincin ditambah energi kinetik manik
manik. Pada saat mula-mula manik manik berada di dasar, sehingga kecepatannya
persis nol.
EK 0 =

1 2 1 2 1
1
2
2
mv0 + I ω0 = mω0 R 2 + mR 2ω02 = mR 2ω0
2
2
2
2

Pada saat manik-manik berada di puncak, energi kinetik cincin diberikan oleh
EK = mR 2ω 2
Energi kinetik manik manik
EK m =

1 2
mv
2

Kecepatan manik-manik v = kecepatan manik manik terhadap pusat cincin +
kecepatan pusat cincin
= kecepatan translasi pusat cincin + kecepatan akibat
rotasi cincin
= ωR + ωR = 2ωR.
Energi kinetik manik manik

=

1
2
m ( 2ω R ) = 2mω 2 R 2
2

Energi potensial manik manik = 2mgR.
Kekekalan energi:
2
mR 2ω0 = mR 2ω 2 + 2mR 2ω 2 + 2mgR

Sederhanakan:
1 2 2g
ω 2 = ω0 −
3
3R
Gaya normal yang diberikan oleh lantai diberikan oleh gaya berat dari manik-manik
dan cincin dikurangi dengan gaya sentripegal akibat rotasi manik-manik terhadap
pusat cincin.
N = 2mg − mω 2 R
Syarat supaya lepas dari lantai, N = 0.
Didapatkan :
1
2mg
2
2mg − mω0 R +
=0
3
3
7
Sederhanakan:

ω02 =
ω0 =

8g
R
8g
R

5. Model untuk pegas bersama.
Suatu pegas memiliki konstanta pegas k dan massa m. Untuk memudahkan
perhitungan, pegas ini bisa dimodelkan dengan sistem yang terdiri atas susunan massa
dan pegas. Untuk pendekatan pertama, anggap system pegas bermassa ini ekuivalen
dengan sistem massa-pegas yang terdiri dari dua massa identik m’ dan dua pegas
identik yang tak bermassa dengan konstanta k’. Jika

A

A

kita menambahkan terus jumlah massa dan pegas
dalam model ini maka akan semakin mendekati

k’

pegas sesungguhnya.
Mula-mula

sistem

dibiarkan

pada

keadaan

setimbang. Panjang pegas menjadi L (panjang

k, m

≡

m’

kendurnya L0 ). Jika ujung atas A dipotong,
a. berapa percepatan massa bawah menurut

k’

model ini ?
b. Berapa percepatan massa atas menurut
model ini ?
Asumsikan percepatan gravitasi g tetap.
Teori yang mendasari :
•

Hukum hooke tentang pegas

•

Hukum Newton tentang gerak

- Hubungan antara m dan m’ :
2m ' = m

- Hubungan antara k dengan k’ :
8

m’
F 2F
= '
k
k
'
k = 2k

Saat mula-mula,
- Pertambahan panjang pegas bawah karena gaya gravitasi,
F

= k '∆ 1
x

m' g = k '∆ 1
x
m' g
k'
m
g
= 2
2k
1 mg
=
4 k

∆1 =
x

- Tegangan pegas bawah,
k ' ∆x1 = 2k
=

1 mg
4 k

1
mg
2

- Pertambahan panjang pegas atas,
F

= k ' ∆x 2

2m ' g = k ' ∆x 2
2m ' g
k'
m
2 g
= 2
2k
mg
=
2k

∆x 2 =

∆x 2

- Tegangan pegas atas,
mg
2k
= mg

k ' ∆x 2 = 2k

Saat sambungan dengan langit-langit dipotong (titik A),
-

Tegangan pegas atas = nol

9
-

mg
2

Tegangan pegas bawah =

Gaya pada massa bawah :
1. Gaya gravitasi = m’g
=

mg
2

(arah ke bawah)
mg
2

2. Gaya dari pegas bawah =

(arah ke atas)

Jadi total gaya pada massa bawah = nol, sehingga massa bawah tidak
dipercepat.
Gaya pada massa atas :
1. Gaya gravitasi = m ' g
=

mg
2

(arah ke bawah)
mg
2

2. Gaya dari pegas bawah =

(arah ke bawah)

Jadi total gaya pada massa atas = mg,
Percepatan massa atas =

mg
m'

= 2g

6.

Perhatikan sistem di bawah ini.
F

m

L
µ2
M
µ1
10
Ada dua balok, masing-masing massanya m dan M. Koefisien gesekan antara balok
M dengan lantai µ1 , sedangkan koefisien gesekan antara balok m dengan balok M
adalah µ2. Pada balok m diberi gaya mendatar F yang cukup besar sehingga balok
m akan bergerak dipunggung balok M, dan balok M juga bergerak akibat gaya F ini
(asumsi µ2 cukup besar). Jika balok m berpindah sejauh L relatif terhadap balok M,
berapa usaha yang dilakukan gaya F ?
Untuk memudahkan hitungan anggap :
M = 2m, F = λmg = 5,6mg , µ 2 = 0,5, µ1 = 0,1

Teori yang mendasari :
•

Hukum Newton tentang gerak

•

GLBB

•

Usaha

Tinjau balok m,
N2
F

m

a2

f2
mg
N2 = gaya normal pada m karena M
 ΣFy = 0
N 2 = mg

 ΣFx = ma 2
F − f 2 = ma 2

f 2 = µ2 N 2

F − µ2 mg = ma 2

= µ2 mg

F − µ2 mg
m
a 2 = percepatan m relatif terhadap kerangka lab.
a2 =

11
Tinjau M,
N1
a1

N2’

f2

M
f1
mg
N2’ = reaksi dari N2
= mg

ΣFy = 0


'
N 1 − N 2 − Mg = 0
1
N 1 = N 2 + Mg

N 1 = (m + M ) g

 ΣFx = Ma1
f 2 − f 1 = Ma1

f 2 = µ 2 mg

µ 2 mg − µ1 ( m + M ) g = Ma1
[ µ m − µ1 (m + M )] g
a1 = 2
M

f 1 = µ1 (m + M ) g

Total pergeseran massa M setelah selang waktu t :
1
a1t 2
2
1 [ µ2 m − µ1 (m + M )] 2
=
gt
2
M

S1 =

Total pergeseran massa m terhadap kerangka lab setelah selang waktu t :
1
a2t 2
2
1 F − µ2 mg 2
=
t
2
m

S2 =

Selisih jarak :

12
t2
gt 2
( F − µ2 mg ) −
[ µ2 m − µ1 (m + M )]
2m
2M

µ2 m µ1 m
gt 2  F
=
 mg − µ2 − M + M + µ1 
2 


S 2 − S1 =

=

gt 2
[ λ − µ2 − µ2 γ + µ1γ + µ1 ] ,
2

dimana λ =

Setelah t=t0, selisih jarak = L
L = S2 – S1
2
gt 0
[ λ − µ 2 − µ 2γ + µ1γ + µ1 ]
L=
2
2
gt 0
L
=
2
λ − µ 2 − µ 2 γ + µ 1γ + µ 1

Untuk waktu t0 ini, massa m telah berpindah sejauh :
1
2
a2 t 0
2
1 F − µ 2 mg 2
=
t0
2
m
gt 2  F

= 0 
− µ2 
2  mg


S2 =

2
gt 0
[λ − µ2 ]
2
L[ λ − µ 2 ]
=
λ − µ 2 − µ 2γ + µ1γ + µ1

=

Usaha yang dilakukan oleh gaya F :
WF = F .S 2
= mgλ

L[ λ − µ 2 ]
λ − µ 2 − µ 2 γ + µ1γ + µ1

λ [ λ − µ 2 ] mgL
λ − µ 2 − µ 2 γ + µ1γ + µ1
= 5,712mgL
=

13

F
m
dan γ =
mg
M
14

More Related Content

What's hot (9)

04 bab 3
04 bab 304 bab 3
04 bab 3
 
Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum Pusat massa dan momentum
Pusat massa dan momentum
 
Bagian f
Bagian fBagian f
Bagian f
 
Solusi kab 2009
Solusi kab 2009Solusi kab 2009
Solusi kab 2009
 
Bagian e
Bagian eBagian e
Bagian e
 
Bagian b
Bagian bBagian b
Bagian b
 
Bahan pembinaanosn fisika
Bahan pembinaanosn fisikaBahan pembinaanosn fisika
Bahan pembinaanosn fisika
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian D
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian DMateri olimpiade fisika Mekanika bagian D
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian D
 
Fisika 1-pertemuan-4
Fisika 1-pertemuan-4Fisika 1-pertemuan-4
Fisika 1-pertemuan-4
 

Viewers also liked

Presentasi Biologi xi bab 2
Presentasi Biologi xi bab 2Presentasi Biologi xi bab 2
Presentasi Biologi xi bab 2anggawibisono91
 
Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9
Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9
Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9maximilianyong
 
Persentasi Geografi ; Struktur Tanah
Persentasi Geografi ; Struktur TanahPersentasi Geografi ; Struktur Tanah
Persentasi Geografi ; Struktur Tanahanggawibisono91
 

Viewers also liked (8)

Osn 2009 final soal
Osn 2009 final soalOsn 2009 final soal
Osn 2009 final soal
 
Solusi soal ayunan
Solusi soal ayunanSolusi soal ayunan
Solusi soal ayunan
 
Solusi osn-2009
Solusi osn-2009Solusi osn-2009
Solusi osn-2009
 
Presentasi Biologi xi bab 2
Presentasi Biologi xi bab 2Presentasi Biologi xi bab 2
Presentasi Biologi xi bab 2
 
Buku Biologi xi bab 1
Buku Biologi  xi bab 1Buku Biologi  xi bab 1
Buku Biologi xi bab 1
 
Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9
Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9
Jesus Sends His Holy Spirit Rcia 2008 9
 
Persentasi Geografi ; Struktur Tanah
Persentasi Geografi ; Struktur TanahPersentasi Geografi ; Struktur Tanah
Persentasi Geografi ; Struktur Tanah
 
Buku Biologi xi bab 3
Buku Biologi xi bab 3Buku Biologi xi bab 3
Buku Biologi xi bab 3
 

Similar to Solusi seleksi propinsi 2007

Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian CSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian Cdattebayo90
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian B
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian BSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian B
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian Bdattebayo90
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptxElaSiama
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsAndy Muson
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian ESoal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian Edattebayo90
 
hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringDavi Conan
 
Xi bab elastisitas dan gerak harmonis marthen
Xi bab elastisitas dan gerak harmonis marthenXi bab elastisitas dan gerak harmonis marthen
Xi bab elastisitas dan gerak harmonis martheneli priyatna laidan
 
Gerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaGerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaaulia rodlia
 

Similar to Solusi seleksi propinsi 2007 (20)

Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian CSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian C
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian c
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian cMateri olimpiade fisika Mekanika bagian c
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian c
 
Mekanika c
Mekanika cMekanika c
Mekanika c
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian B
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian BSoal Jawab Fisika Mekanika Bagian B
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian B
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian b
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian bMateri olimpiade fisika Mekanika bagian b
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian b
 
Mekanika b
Mekanika bMekanika b
Mekanika b
 
Solusi prov-2009
Solusi prov-2009Solusi prov-2009
Solusi prov-2009
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
 
Prov 2008 solusi
Prov 2008 solusiProv 2008 solusi
Prov 2008 solusi
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian ESoal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian E
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian e
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian eMateri olimpiade fisika Mekanika bagian e
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian e
 
Mekanika e
Mekanika eMekanika e
Mekanika e
 
Bagian e
Bagian eBagian e
Bagian e
 
hukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miringhukum 2 newton dan bidang miring
hukum 2 newton dan bidang miring
 
Xi bab elastisitas dan gerak harmonis marthen
Xi bab elastisitas dan gerak harmonis marthenXi bab elastisitas dan gerak harmonis marthen
Xi bab elastisitas dan gerak harmonis marthen
 
Gerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhanaGerak harmoni sederhana
Gerak harmoni sederhana
 
Mekanika f
Mekanika fMekanika f
Mekanika f
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian F
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian FMateri olimpiade fisika Mekanika bagian F
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian F
 

More from anggawibisono91

Osn 2007 soal jawab_teori
Osn       2007 soal jawab_teoriOsn       2007 soal jawab_teori
Osn 2007 soal jawab_teorianggawibisono91
 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenanggawibisono91
 
Eksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis finalEksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis finalanggawibisono91
 
Eksperimen osn2007 soal jawab_
Eksperimen osn2007 soal jawab_Eksperimen osn2007 soal jawab_
Eksperimen osn2007 soal jawab_anggawibisono91
 
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimenEksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimenanggawibisono91
 
Soal teori osn 2006(final 2) b
Soal teori osn 2006(final 2) bSoal teori osn 2006(final 2) b
Soal teori osn 2006(final 2) banggawibisono91
 
Soal seleksi propinsi 2004
Soal seleksi propinsi 2004Soal seleksi propinsi 2004
Soal seleksi propinsi 2004anggawibisono91
 
Solusi eksperimen osn 2006
Solusi eksperimen osn 2006Solusi eksperimen osn 2006
Solusi eksperimen osn 2006anggawibisono91
 

More from anggawibisono91 (16)

Soal kab 2009
Soal  kab 2009Soal  kab 2009
Soal kab 2009
 
Provinsi 2009 soal
Provinsi 2009 soalProvinsi 2009 soal
Provinsi 2009 soal
 
Prov2008
Prov2008Prov2008
Prov2008
 
Osn 08 final-akhir soal
Osn 08 final-akhir soalOsn 08 final-akhir soal
Osn 08 final-akhir soal
 
Osn 2007 soal jawab_teori
Osn       2007 soal jawab_teoriOsn       2007 soal jawab_teori
Osn 2007 soal jawab_teori
 
Kabupaten 2008
Kabupaten 2008Kabupaten 2008
Kabupaten 2008
 
Kabupaten 2008 solusi
Kabupaten 2008 solusiKabupaten 2008 solusi
Kabupaten 2008 solusi
 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
 
Eksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis finalEksperimen soal ayunan fisis final
Eksperimen soal ayunan fisis final
 
Eksperimen osn2007 soal jawab_
Eksperimen osn2007 soal jawab_Eksperimen osn2007 soal jawab_
Eksperimen osn2007 soal jawab_
 
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimenEksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
 
Soal teori osn 2006(final 2) b
Soal teori osn 2006(final 2) bSoal teori osn 2006(final 2) b
Soal teori osn 2006(final 2) b
 
Soal propinsi 2006
Soal propinsi 2006Soal propinsi 2006
Soal propinsi 2006
 
Soal seleksi propinsi 2004
Soal seleksi propinsi 2004Soal seleksi propinsi 2004
Soal seleksi propinsi 2004
 
Soal eksperimen fisika
Soal eksperimen fisikaSoal eksperimen fisika
Soal eksperimen fisika
 
Solusi eksperimen osn 2006
Solusi eksperimen osn 2006Solusi eksperimen osn 2006
Solusi eksperimen osn 2006
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Solusi seleksi propinsi 2007

  • 1. 1. Sebuah batu beratnya w dilemparkan vertikal ke atas diudara dari lantai dengan kecepatan awal v0 . Jika ada gaya konstan f akibat gesekan/hambatan udara selama melayang dan asumsikan percepatan gravitasi bumi g konstan, maka tentukan : a). tinggi maksimum yang dicapai (nyatakan dalam : v0, g, f dan w ) b). laju batu saat menyentuh lantai kembali (nyatakan dalam : v0, f dan w) Teori yang mendasari : • Hukum Newton tentang gerak • GLBB v= 0 f w w f hmax v0 v a. Batu ke atas Percepatan (perlambatan) : f +w m f   a =  + 1g w   a= Tinggi maksimum yang dicapai : 1
  • 2. h = v 0 .t − 1 2 at 2 dim ana, v t= 0 a sehingga , 2 v0 2a h= 2 v0 = f  2 g  + 1 w  hmax b. Batu ke bawah Percepatan : a= w− f g w Kecepatan saat menyentuh lantai : v 2 = 2ah     2 v0  w − f  2  v = 2 g  w  2 g  w + f        w  2 w− f v 2 = v0 w+ f v = v0 B. w− f w+ f Sebuah sistem terdiri atas dua buah balok massanya masing-masing m dan M (lihat gambar). Koefisien gesekan antara kedua balok µs dan tidak ada gesekan antara balok M dengan lantai. Tentukan besar gaya F yang harus diberikan pada balok m supaya tidak turun ke bawah (nyatakan dalam : m, M, g dan µs) Teori yang mendasari : • Hukum Newton tentang gerak f F m N M licin 2
  • 3. • Tinjau m Arah mendatar, ∑Fx = m.a x F − N = m.a x ............... (1) Arah vertikal, ∑ y =0 F m.g = f m.g = µ .N s N = • m.g ................... (2) µ s Tinjau M Arah mendatar, ∑Fx = M .a x N = M .a x ax = N M .................... (3) dari ketiga persamaan di atas didapatkan : F= m.g  m   M + 1 µs   3
  • 4. 2. Sebuah kereta dengan massa M dapat bergerak bebas tanpa gesekan di atas sebuah lintasan lurus. Mula-mula ada N orang masing-masing dengan massa m berdiri diam di atas kereta yang juga berada pada keadaan diam. Tinjau 2 kasus. a. Semua orang di atas kereta berlari bersama ke salah satu ujung kereta dengan laju relatif terhadap kereta vr dan kemudian melompat turun bersama-sama. Berapakah kecepatan kereta setelah orang-orang ini melompat turun? b. Sekarang tinjau kasus kedua. Kereta dan semua orang mula mula diam. Dalam kasus kedua ini, semua orang lari bergantian. Jadi orang pertama lari meninggalkan kereta dengan laju relatif terhadap kereta vr, kemudian disusul orang kedua berlari ke ujung yang sama dengan laju relatif terhadap kereta vr. Demikian seterusnya sampai orang ke-N. Berapakah kecepatan akhir kereta? c. Pada kasus mana kecepatan akhir kereta lebih tinggi? Teori yang mendasari : • Hukum kekekalan momentum linear a. kekekalan momentum linier 0 = Mv + Nm ( v − vr ) Jadi, v = Nm vr M + Nm b. tinjau kondisi saat transisi dari n orang ke n-1 orang. Momentum mula mula: Pn = MVn + nmVn Momentum akhir Pn −1 = MVn −1 + ( n − 1) mVn−1 + m ( Vn −1 − vr ) Kekekalan momentum linier ( M + nm ) Vn = ( M + nm ) Vn−1 − mvr Didapat Vn −1 = Vn + mvr M + nm Jika 1 lagi melompat turun, didapat 4
  • 5. Vn − 2 = Vn + mvr mvr + M + nm M + ( n − 1) m Atau dalam bentuk umum: s Vn − s = Vn + ∑ i =1 mvr M + ( n − i + 1) m Pada mulanya n=N, Vn = 0. Kecepatan akhir di dapat saat s=N N V0 = ∑ i =1 N c. karena N mvr mvr =∑ M + ( N − i + 1) m n =1 M + nm 1 N ∑ M + nm > M + Nm maka kecepatan pada kasus b lebih besar n =1 daripada pada kasus a. 3. Sistem massa pegas di bawah terdiri dari suatu balok dengan massa m dan dua pegas dengan tali konstanta pegas k dan 3k. Massa m dapat berosilasi ke atas dan ke bawah, tetapi orientasinya dipertahankan mendatar. Kedua pegas dihubungkan dengan suatu tali tanpa k 3k massa melalui suatu katrol licin. Berapakah periode osilasi sistem? (nyatakan dalam : m m x dan k) Teori yang mendasari : • Hukum Hooke • Osilasi Untuk memudahkan pembahasan, kita akan namakan pegas k sebagai pegas 1 dan pegas 3k sebagai pegas 2. Tegangan kedua pegas sama, karena dihubungkan lewat satu tali maka : k∆x1 = 3k∆x2. Simpangan massa m = ∆x. 5
  • 6. Dari geometri jelas bahwa, 2∆x = ∆x1 + ∆x2. Jadi, ∆x1 = 3 1 ∆x , ∆x2 = ∆x 2 2 Gaya yang bekerja pada massa m : 2 k∆x1= 3 k∆x. Persamaan gerak sistem: d 2x m 2 + 3kx = 0 dt Diperoleh T = 2π m 3k 4. Sebuah cincin dengan massa m mempunyai ω0 suatu titik manik- manik ditempel di pinggiran cincin itu. Massa manik-manik m juga. Jari jari cincin adalah R (momen inersia cincin I = mR 2 ). Abaikan dimensi manik-manik (anggap Keadaan mula mula seperti massa titik). Cincin dan manik-manik bergerak bersama. Mula-mula kecepatan sudut mereka adalah ω0 dan manik-manik berada di posisi paling rendah. Berapakah nilai maksimum ω0 agar sistem tidak melompat saat manik-manik berada pada posisi tertinggi? Anggap lantai kasar, sehingga sistem cincin manik-manik bisa menggelinding tanpa slip. Teori yang mendasari : • Kekekalan energi • Hukum Newton tentang gerak 6
  • 7. Energi kinetik sistem terdiri dari energi kinetik cincin ditambah energi kinetik manik manik. Pada saat mula-mula manik manik berada di dasar, sehingga kecepatannya persis nol. EK 0 = 1 2 1 2 1 1 2 2 mv0 + I ω0 = mω0 R 2 + mR 2ω02 = mR 2ω0 2 2 2 2 Pada saat manik-manik berada di puncak, energi kinetik cincin diberikan oleh EK = mR 2ω 2 Energi kinetik manik manik EK m = 1 2 mv 2 Kecepatan manik-manik v = kecepatan manik manik terhadap pusat cincin + kecepatan pusat cincin = kecepatan translasi pusat cincin + kecepatan akibat rotasi cincin = ωR + ωR = 2ωR. Energi kinetik manik manik = 1 2 m ( 2ω R ) = 2mω 2 R 2 2 Energi potensial manik manik = 2mgR. Kekekalan energi: 2 mR 2ω0 = mR 2ω 2 + 2mR 2ω 2 + 2mgR Sederhanakan: 1 2 2g ω 2 = ω0 − 3 3R Gaya normal yang diberikan oleh lantai diberikan oleh gaya berat dari manik-manik dan cincin dikurangi dengan gaya sentripegal akibat rotasi manik-manik terhadap pusat cincin. N = 2mg − mω 2 R Syarat supaya lepas dari lantai, N = 0. Didapatkan : 1 2mg 2 2mg − mω0 R + =0 3 3 7
  • 8. Sederhanakan: ω02 = ω0 = 8g R 8g R 5. Model untuk pegas bersama. Suatu pegas memiliki konstanta pegas k dan massa m. Untuk memudahkan perhitungan, pegas ini bisa dimodelkan dengan sistem yang terdiri atas susunan massa dan pegas. Untuk pendekatan pertama, anggap system pegas bermassa ini ekuivalen dengan sistem massa-pegas yang terdiri dari dua massa identik m’ dan dua pegas identik yang tak bermassa dengan konstanta k’. Jika A A kita menambahkan terus jumlah massa dan pegas dalam model ini maka akan semakin mendekati k’ pegas sesungguhnya. Mula-mula sistem dibiarkan pada keadaan setimbang. Panjang pegas menjadi L (panjang k, m ≡ m’ kendurnya L0 ). Jika ujung atas A dipotong, a. berapa percepatan massa bawah menurut k’ model ini ? b. Berapa percepatan massa atas menurut model ini ? Asumsikan percepatan gravitasi g tetap. Teori yang mendasari : • Hukum hooke tentang pegas • Hukum Newton tentang gerak - Hubungan antara m dan m’ : 2m ' = m - Hubungan antara k dengan k’ : 8 m’
  • 9. F 2F = ' k k ' k = 2k Saat mula-mula, - Pertambahan panjang pegas bawah karena gaya gravitasi, F = k '∆ 1 x m' g = k '∆ 1 x m' g k' m g = 2 2k 1 mg = 4 k ∆1 = x - Tegangan pegas bawah, k ' ∆x1 = 2k = 1 mg 4 k 1 mg 2 - Pertambahan panjang pegas atas, F = k ' ∆x 2 2m ' g = k ' ∆x 2 2m ' g k' m 2 g = 2 2k mg = 2k ∆x 2 = ∆x 2 - Tegangan pegas atas, mg 2k = mg k ' ∆x 2 = 2k Saat sambungan dengan langit-langit dipotong (titik A), - Tegangan pegas atas = nol 9
  • 10. - mg 2 Tegangan pegas bawah = Gaya pada massa bawah : 1. Gaya gravitasi = m’g = mg 2 (arah ke bawah) mg 2 2. Gaya dari pegas bawah = (arah ke atas) Jadi total gaya pada massa bawah = nol, sehingga massa bawah tidak dipercepat. Gaya pada massa atas : 1. Gaya gravitasi = m ' g = mg 2 (arah ke bawah) mg 2 2. Gaya dari pegas bawah = (arah ke bawah) Jadi total gaya pada massa atas = mg, Percepatan massa atas = mg m' = 2g 6. Perhatikan sistem di bawah ini. F m L µ2 M µ1 10
  • 11. Ada dua balok, masing-masing massanya m dan M. Koefisien gesekan antara balok M dengan lantai µ1 , sedangkan koefisien gesekan antara balok m dengan balok M adalah µ2. Pada balok m diberi gaya mendatar F yang cukup besar sehingga balok m akan bergerak dipunggung balok M, dan balok M juga bergerak akibat gaya F ini (asumsi µ2 cukup besar). Jika balok m berpindah sejauh L relatif terhadap balok M, berapa usaha yang dilakukan gaya F ? Untuk memudahkan hitungan anggap : M = 2m, F = λmg = 5,6mg , µ 2 = 0,5, µ1 = 0,1 Teori yang mendasari : • Hukum Newton tentang gerak • GLBB • Usaha Tinjau balok m, N2 F m a2 f2 mg N2 = gaya normal pada m karena M  ΣFy = 0 N 2 = mg  ΣFx = ma 2 F − f 2 = ma 2 f 2 = µ2 N 2 F − µ2 mg = ma 2 = µ2 mg F − µ2 mg m a 2 = percepatan m relatif terhadap kerangka lab. a2 = 11
  • 12. Tinjau M, N1 a1 N2’ f2 M f1 mg N2’ = reaksi dari N2 = mg ΣFy = 0  ' N 1 − N 2 − Mg = 0 1 N 1 = N 2 + Mg N 1 = (m + M ) g  ΣFx = Ma1 f 2 − f 1 = Ma1 f 2 = µ 2 mg µ 2 mg − µ1 ( m + M ) g = Ma1 [ µ m − µ1 (m + M )] g a1 = 2 M f 1 = µ1 (m + M ) g Total pergeseran massa M setelah selang waktu t : 1 a1t 2 2 1 [ µ2 m − µ1 (m + M )] 2 = gt 2 M S1 = Total pergeseran massa m terhadap kerangka lab setelah selang waktu t : 1 a2t 2 2 1 F − µ2 mg 2 = t 2 m S2 = Selisih jarak : 12
  • 13. t2 gt 2 ( F − µ2 mg ) − [ µ2 m − µ1 (m + M )] 2m 2M  µ2 m µ1 m gt 2  F =  mg − µ2 − M + M + µ1  2   S 2 − S1 = = gt 2 [ λ − µ2 − µ2 γ + µ1γ + µ1 ] , 2 dimana λ = Setelah t=t0, selisih jarak = L L = S2 – S1 2 gt 0 [ λ − µ 2 − µ 2γ + µ1γ + µ1 ] L= 2 2 gt 0 L = 2 λ − µ 2 − µ 2 γ + µ 1γ + µ 1 Untuk waktu t0 ini, massa m telah berpindah sejauh : 1 2 a2 t 0 2 1 F − µ 2 mg 2 = t0 2 m gt 2  F  = 0  − µ2  2  mg  S2 = 2 gt 0 [λ − µ2 ] 2 L[ λ − µ 2 ] = λ − µ 2 − µ 2γ + µ1γ + µ1 = Usaha yang dilakukan oleh gaya F : WF = F .S 2 = mgλ L[ λ − µ 2 ] λ − µ 2 − µ 2 γ + µ1γ + µ1 λ [ λ − µ 2 ] mgL λ − µ 2 − µ 2 γ + µ1γ + µ1 = 5,712mgL = 13 F m dan γ = mg M
  • 14. 14