SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KONSEP EPIDEMIOLOGI
KEPERAWATAN MARITIM
KASUS PENYAKIT
BAROTRAUMA
Kelompok 1
Anggota Kelompok
Ade Ningsih
Adelia
Ahmad Ramadhan
Andi Asriawan
Andi Selti Asiska
Andi Umi Kaslum
Andri Mitra
Aprir Sabana
Arni Anggriani
Asnina
Az Zubair
Citra Hediana
Citra Selvia Dewi
Dandi Hardianto
DesianaTassi
Desisca Sasmita Saputri
Desiyanti
Dwi Santoso
Evi Damayanti
Fitria Ningsih
Giatni
Gita Putu Chanitya. D
Definisi Barotrauma
Barotrauma telinga adalah cedera jaringan pada telinga yang terjadi akibat
pemerataan tekanan yang tidak memadai antara ruang tubuh yang berisi gas dan
lingkungan eksternal. Dalam berbagai literatur dilaporkan bahwa insiden dan prevalensi barotrauma
telinga berkisar antara 4,1 – 82% (Ariani et al., 2020).
Barotrauma merupakan cedera yang disebabkan oleh perbedaan tekanan
antara didalam tubuh dengan ruang eksternal (Kaplan, 2017).
Barotrauma dapat terjadi pada setiap struktur tubuh, dimana terdapat ruang tertutup yang dapat ditempati
oleh udara, antara lain ruang telinga tengah, sinus, paru-paru,lambung dan usus (Arbanto etal., 2018).
Namun, barotrauma paling sering terjadi di telinga tengah, yang terutama disebabkan oleh rumitnya
fungsi tuba Eustachius. Barotrauma telinga tengah terjadi ketika tuba Eustachius tidak dapat dibuka
untuk menyeimbangkan tekanan udara (Martinus et al., 2019).
Epidemologi Barotrauma
Data yang di kumpulkan
DepKes. R.I dari 10 Propinsi
sampai dengan tahun 2008,
sebanyak 93,9%, dari 1.028
penyelam tradisional yang di
wawancarai secara langsung di
temukan penyakit dengan gejala
klinis akibat penyelaman. 39,7%
diantaranya mengalami
gangguan pendengaran ringan
sampai ketulian (Sugianto et al.,
2017).
Dalam berbagai literatur dilaporkan
bahwa insiden dan prevalensi
barotrauma telinga berkisar antara 4,1 –
82% (Ariani et al., 2020). Barotrauma
terjadi pada banyak penyelam di dunia
termasuk di Indonesia. Insiden
barotrauma cukup banyak di Indonesia
terutama pada penyelam tradisional.
Hal tersebut dikarenakan penyelam
tradisional umumnya kurang
memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja, sehingga berpotensi
terkena barotrauma telinga tengah
(Martinus et al., 2019).
Etiologi
• Barotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar
seperti pada penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit
dekompresi yang dapat menyebabkan kelainan pada telinga, paru-
paru, sinus paranasalis serta emboli udara pada arteri yang dimana
diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara tiba-tiba, misalkan
pada telinga tengah sewaktu dipesawat yang menyebabkan tuba
eustakius gagal untuk membuka. Tuba eustakius adalah penghubung
antara telinga tengah dan bagian belakang dari hidung dan bagian
atas tenggorokan. Untuk memelihara tekanan yang sama pada kedua
sisi dari gendang telinga yang intak, diperlukan fungsi tuba yang
normal. Jika tuba eustakius tersumbat, tekanan udara di dalam telinga
tengah berbeda dari tekanan di luar gendang telinga, menyebabkan
barotrauma.
Patofisiologi
Barotrauma waktu turun (descent)
Barotrauma waktu turun lebih
sering terjadi daripada waktu naik.
Saat penyelam turun, tubuhnya
mendapat penambahan tekanan dari
luar.
Barotrauma waktu naik (ascent Barotrauma)
Sebaliknya, waktu penyelam naik ke
permukaan penyelam mengalami penurunan
tekanan di sekelilingnya. Sesuai hukum
Boyle penurunan tekanan mengakibatkan
pengembangan (expansion) udara dalam
rongga-rongga fisiologis tubuh.
Gejala-gejala klinik barotrauma telinga
Gejala descent barotrauma
Nyeri (bervariasi)
pada telinga yang
terpapar
Kadang ada
bercak darah
dihidung atau
nasofaring
Rasa tersumbat
dalam telinga/tuli
konduktif
Gejala ascent barotrauma
Rasa tertekan
atau nyeri dalam
telinga
1)Vertigo.
Tinnitus/tuli
ringan
Kelainan pada paru-paru
Barotrauma pada paru-paru dapat diakibatkan oleh menyelam, ketika penyelam hendak naik dari
permukaan bawah laut ke atas maka dapat terjadi barotrauma. Barotrauma paru waktu naik (burst lung)
dibagi menjadi empat kelompok yaitu:
1. Kerusakan jaringan paru-paru. Penyebabnya adalah penyelam pada waktu naik terlalu cepat, penyelam pada
waktu naik tidak menghembuskan udara. Gejalanya sesak sanaf, batuk disertai dahak yang berdarah, kepala
terasa pusing, sakit dada dan cyanosis.
2. Surgical empiesema adalah penyakit akibat dari pecahnya kantung-kantung udara dalam paru-paru yang sangat
kecil, sehingga gas akan masuk ke dalam jaringan-jaringan disekitar paru-paru.
3. Pneumothorak (udara dalam rongga dada) adalah penyakit akibat dari pecahnya paru-paru dekat permukaan
paru-paru itu sendiri, sehingga udara dalam tempat ini dilepaskan ke dalam rongga dada dan dapat
menyebabkan kolaps paru-paru. Penyebabnya adalah penyelam pada waktu naik tidak menghembuskan udara.
4. Emboli udara: (pengembangan paru-paru) adalah keadaan paling berbahaya dari pecahnya paru-paru dan dapat
menyebabkan kerusakan otak yang berat.
Kelainan pada sinus paranasal
Rongga tubuh yang lain yang sering mendapat gangguan akibat adanya perbedaan tekanan
antara di dalam rongga dan sekitar tubuh adalah sinus paranasalis. Dinding sinus ini dilapisi
mukosa dan muaranya pada cavum nasi. Ada 4 buah sinus pada tubuh kita, tapi yang sering
terganggu adalah 2 buah, yaitu sinus maxilaris dan sinus frontalis, sedang yang 2 buah lagi,
yaitu sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis jarang terganggu. Kelainan di sinus-sinus ini
disebut : Barosinusitis. Prosentase kejadiannya kira-kira 1,17 — 1,5%.
Diagnosis
Tes pendengaran, untuk memeriksa fungsi pendengaran
dan mendeteksi kerusakan pada telinga
Foto Rontgen, untuk mendeteksi tumpukan cairan atau
udara di bagian tubuh, seperti sinus atau rongga perut
CT scan atau MRI, untuk memeriksa kondisi organ yang
dicurigai mengalami barotrauma, misalnya paru-paru atau
saluran pencernaan
Penatalakasanaan
Saat ini diketahui ada 4 cara menyeimbangkan tekanan di rongga telinga
tengah yaitu:
 dengan menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan,
 meniup perlahan dengan lubang hidung tertutup (teknik Valsava)
 menelan ludah (metode Toynbee) dan
 menguap (Arbanto et al., 2018).
KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN MARITIM (1).pptx

More Related Content

Similar to KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN MARITIM (1).pptx

Similar to KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN MARITIM (1).pptx (20)

Kelainan pada pernafasan
Kelainan pada pernafasanKelainan pada pernafasan
Kelainan pada pernafasan
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
jurnal efusu flaura
jurnal efusu flaurajurnal efusu flaura
jurnal efusu flaura
 
Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi
Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologiPerubahan pasca trauma sk 1 traumatologi
Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi
 
traumatologi
traumatologitraumatologi
traumatologi
 
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdfpneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
 
Asma bronchiale
Asma bronchialeAsma bronchiale
Asma bronchiale
 
Barotrauma sinus
Barotrauma sinusBarotrauma sinus
Barotrauma sinus
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Yang betul
Yang betulYang betul
Yang betul
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
Preskas pneumothorax wa
Preskas pneumothorax waPreskas pneumothorax wa
Preskas pneumothorax wa
 
Askep trauma dada lia & ian
Askep trauma dada lia &  ianAskep trauma dada lia &  ian
Askep trauma dada lia & ian
 
Askep trauma dada lia & ian
Askep trauma dada lia &  ianAskep trauma dada lia &  ian
Askep trauma dada lia & ian
 
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia &  ian Akper pemkab munaAskep trauma dada lia &  ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
 
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNAAskep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
 
Indera manusia telinga (biologi)
Indera manusia telinga (biologi)Indera manusia telinga (biologi)
Indera manusia telinga (biologi)
 
Askep trauma dada lia & ian
Askep trauma dada lia &  ianAskep trauma dada lia &  ian
Askep trauma dada lia & ian
 
Kolaps paru
Kolaps paruKolaps paru
Kolaps paru
 

Recently uploaded

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN MARITIM (1).pptx

  • 1. KONSEP EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN MARITIM KASUS PENYAKIT BAROTRAUMA Kelompok 1
  • 2. Anggota Kelompok Ade Ningsih Adelia Ahmad Ramadhan Andi Asriawan Andi Selti Asiska Andi Umi Kaslum Andri Mitra Aprir Sabana Arni Anggriani Asnina Az Zubair Citra Hediana Citra Selvia Dewi Dandi Hardianto DesianaTassi Desisca Sasmita Saputri Desiyanti Dwi Santoso Evi Damayanti Fitria Ningsih Giatni Gita Putu Chanitya. D
  • 3. Definisi Barotrauma Barotrauma telinga adalah cedera jaringan pada telinga yang terjadi akibat pemerataan tekanan yang tidak memadai antara ruang tubuh yang berisi gas dan lingkungan eksternal. Dalam berbagai literatur dilaporkan bahwa insiden dan prevalensi barotrauma telinga berkisar antara 4,1 – 82% (Ariani et al., 2020). Barotrauma merupakan cedera yang disebabkan oleh perbedaan tekanan antara didalam tubuh dengan ruang eksternal (Kaplan, 2017). Barotrauma dapat terjadi pada setiap struktur tubuh, dimana terdapat ruang tertutup yang dapat ditempati oleh udara, antara lain ruang telinga tengah, sinus, paru-paru,lambung dan usus (Arbanto etal., 2018). Namun, barotrauma paling sering terjadi di telinga tengah, yang terutama disebabkan oleh rumitnya fungsi tuba Eustachius. Barotrauma telinga tengah terjadi ketika tuba Eustachius tidak dapat dibuka untuk menyeimbangkan tekanan udara (Martinus et al., 2019).
  • 4. Epidemologi Barotrauma Data yang di kumpulkan DepKes. R.I dari 10 Propinsi sampai dengan tahun 2008, sebanyak 93,9%, dari 1.028 penyelam tradisional yang di wawancarai secara langsung di temukan penyakit dengan gejala klinis akibat penyelaman. 39,7% diantaranya mengalami gangguan pendengaran ringan sampai ketulian (Sugianto et al., 2017). Dalam berbagai literatur dilaporkan bahwa insiden dan prevalensi barotrauma telinga berkisar antara 4,1 – 82% (Ariani et al., 2020). Barotrauma terjadi pada banyak penyelam di dunia termasuk di Indonesia. Insiden barotrauma cukup banyak di Indonesia terutama pada penyelam tradisional. Hal tersebut dikarenakan penyelam tradisional umumnya kurang memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga berpotensi terkena barotrauma telinga tengah (Martinus et al., 2019).
  • 5. Etiologi • Barotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti pada penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat menyebabkan kelainan pada telinga, paru- paru, sinus paranasalis serta emboli udara pada arteri yang dimana diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah sewaktu dipesawat yang menyebabkan tuba eustakius gagal untuk membuka. Tuba eustakius adalah penghubung antara telinga tengah dan bagian belakang dari hidung dan bagian atas tenggorokan. Untuk memelihara tekanan yang sama pada kedua sisi dari gendang telinga yang intak, diperlukan fungsi tuba yang normal. Jika tuba eustakius tersumbat, tekanan udara di dalam telinga tengah berbeda dari tekanan di luar gendang telinga, menyebabkan barotrauma.
  • 6. Patofisiologi Barotrauma waktu turun (descent) Barotrauma waktu turun lebih sering terjadi daripada waktu naik. Saat penyelam turun, tubuhnya mendapat penambahan tekanan dari luar. Barotrauma waktu naik (ascent Barotrauma) Sebaliknya, waktu penyelam naik ke permukaan penyelam mengalami penurunan tekanan di sekelilingnya. Sesuai hukum Boyle penurunan tekanan mengakibatkan pengembangan (expansion) udara dalam rongga-rongga fisiologis tubuh.
  • 7. Gejala-gejala klinik barotrauma telinga Gejala descent barotrauma Nyeri (bervariasi) pada telinga yang terpapar Kadang ada bercak darah dihidung atau nasofaring Rasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif Gejala ascent barotrauma Rasa tertekan atau nyeri dalam telinga 1)Vertigo. Tinnitus/tuli ringan
  • 8. Kelainan pada paru-paru Barotrauma pada paru-paru dapat diakibatkan oleh menyelam, ketika penyelam hendak naik dari permukaan bawah laut ke atas maka dapat terjadi barotrauma. Barotrauma paru waktu naik (burst lung) dibagi menjadi empat kelompok yaitu: 1. Kerusakan jaringan paru-paru. Penyebabnya adalah penyelam pada waktu naik terlalu cepat, penyelam pada waktu naik tidak menghembuskan udara. Gejalanya sesak sanaf, batuk disertai dahak yang berdarah, kepala terasa pusing, sakit dada dan cyanosis. 2. Surgical empiesema adalah penyakit akibat dari pecahnya kantung-kantung udara dalam paru-paru yang sangat kecil, sehingga gas akan masuk ke dalam jaringan-jaringan disekitar paru-paru. 3. Pneumothorak (udara dalam rongga dada) adalah penyakit akibat dari pecahnya paru-paru dekat permukaan paru-paru itu sendiri, sehingga udara dalam tempat ini dilepaskan ke dalam rongga dada dan dapat menyebabkan kolaps paru-paru. Penyebabnya adalah penyelam pada waktu naik tidak menghembuskan udara. 4. Emboli udara: (pengembangan paru-paru) adalah keadaan paling berbahaya dari pecahnya paru-paru dan dapat menyebabkan kerusakan otak yang berat.
  • 9. Kelainan pada sinus paranasal Rongga tubuh yang lain yang sering mendapat gangguan akibat adanya perbedaan tekanan antara di dalam rongga dan sekitar tubuh adalah sinus paranasalis. Dinding sinus ini dilapisi mukosa dan muaranya pada cavum nasi. Ada 4 buah sinus pada tubuh kita, tapi yang sering terganggu adalah 2 buah, yaitu sinus maxilaris dan sinus frontalis, sedang yang 2 buah lagi, yaitu sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis jarang terganggu. Kelainan di sinus-sinus ini disebut : Barosinusitis. Prosentase kejadiannya kira-kira 1,17 — 1,5%.
  • 10. Diagnosis Tes pendengaran, untuk memeriksa fungsi pendengaran dan mendeteksi kerusakan pada telinga Foto Rontgen, untuk mendeteksi tumpukan cairan atau udara di bagian tubuh, seperti sinus atau rongga perut CT scan atau MRI, untuk memeriksa kondisi organ yang dicurigai mengalami barotrauma, misalnya paru-paru atau saluran pencernaan
  • 11. Penatalakasanaan Saat ini diketahui ada 4 cara menyeimbangkan tekanan di rongga telinga tengah yaitu:  dengan menggerakkan rahang ke kiri dan ke kanan,  meniup perlahan dengan lubang hidung tertutup (teknik Valsava)  menelan ludah (metode Toynbee) dan  menguap (Arbanto et al., 2018).