SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
ANALISA HARGA SATUAN
BOW (BURGERLIJKE OPENBARE
WERKEN)
 Suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan
oleh Pemerintah Kolonial Belanda tanggal 28 Pebruari
1921.
 Analisa BOW hanya bisa dilakukan pada proses
kontruksi yang menggunakan sistim padat karya
atau sistim pekerjaan yang menggunakan banyak
tenaga kerja secara manual, yang berarti hanya untuk
pekerjaan bangunan sederhana saja walaupun pada
kenyataannya di beberapa wilayah Indonesia proyek
pembangunan ruko setinggi 4 lantai pun, masih banyak
dilakukan secara manual padat karya.
 Estimasi pada proyek gedung saat ini masih
mengacu pada analisa BOW walaupun dengan
revisi yang dilakukan untuk menyesuai dengan
kondisi pada saat ini .Dalam praktek nya, sebuah
konsultan atau kontraktor biasanya tidak
melakukan analisa berulang kali setiap melakukan
penghitungan tender.
 Analisa angka acuan dasar akan dipakai berulang
kali dan yang yang akan dilakukan penyesuaian
adalah angka material bangunan serta upah atau
ongkos pemasangan yang biasanya selalu
berfluktuasi naik turun mengikuti tingkat inflasi.
SNI
 Melihat banyaknya variasi dalam aplikasi BOW,
maka Pemerintah melalui Puslitbang Bidang
Permukiman pada Tahun 1987 sd 1991 melakukan
penelitian untuk mengembangkan BOW
 Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :
 Tahap 1 : Melakukan pengumpulan data sekunder dari
harga yang berlaku di BUMN, Kontraktor skala nasional
 Tahap 2 : Penelitian di lapangan sebagai cross check
terhadap data sekunder
SNI (STANDART NASIONAL INDONESIA)
 Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang
menunjukkan jumlah kebutuhan bahan atau tenaga kerja
dalam satuan tertentu
 Angka-angka ini digunakan untuk menghitung RAB
(rencana anggaran biaya) suatu pekerjaan bangunan.
Biasa yang kita gunakan adalah koefisien yang diambil
dari SNI
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai koefisien pada kolom indeks.
Untuk memasang bata merah dengan luasan 1 m2 memerlukan 70 buah bata.
Angka 70 ini tentu berdasarkan penelitian ditambah dengan safety factornya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, sebenarnya untuk memasang 1 m2 hanya
membutuhkan sekitar 60 buah. Namun pada SNI ini menjadi 70 karena sudah
ditambah dengan nilai safety factornya. Begitu juga dengan semen dan pasir,
setiap pasangan 1 m2 membutuhkan 8,32 kg semen dan 0,049 m3 pasir.
Untuk tenaga kerja menggunakan satuan OH (orang per hari) yang artinya
adalah untuk memasang 1 m2 bata merah hanya memerlukan 1 pekerja dengan
durasi pekerjaan 0,3 hari. Artinya dalam 1 hari pekerja bisa menghasilkan lebih
dari 1 m2 pasangan bata. 1/0.3 x 1 m2 = 3.33 m2. Sedangkan untuk tukang
batunya mempunyai produktivitas 1/0.1x 1 m2 = 10 m2 pasangan dinding.
SIAPA YANG MENENTUKAN ANGKA
KOEFISIEN
 Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara
perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi
bangunan gedung dan perumahan adalah revisi dari SNI 03-
6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan
dinding, yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia
dengan melakukan modifikasi terhadap indeks harga satuan.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Struktur
dan Konstruksi Bangunan pada Subpanitia Teknis Bahan,
Sains, Struktur dan Konstruksi Bangunan.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman
Standardisasi Nasional 08:2007 serta telah dibahas dalam
rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 7 s/d 8
Desember 2006 oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para
nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
ASAL PERHITUNGAN SNI
CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA
 Pekerjaan Galian Tanah 1 m3 dengan alat cangkul
a. Produktivitas
Kapasitas Produksi 1 cangkul , P = 200 mm, L = 200 mm, ketebalan 45 mm.
Maka volume = 0,2 x 0,2 x 0,045 = 0,0018 m3
Kapasitas tukang gali = 1m3/0,0018 m3 = 556 kali mencangkul (Asumsi tanah biasa)
Menghitung Waktu Mencangkul+Membuang : (Asumsi 30 detik/1 kali cangkul) = 556 x 30
detik = 16680 dtk = 4,63 jam
b. Analisa Harga
Upah tukang gali = 60.000/hari, 1 hari 7 jam kerja
60.000/4,63 = Rp. 12.958,96 O/jam x 7 = Rp. 90.712,74 OH
c. Koefisien
90.712,74 : 60.000 = 1,512 tukang gali
Untuk perhitungan kepala tukang, 1 kepala tukang membawahi 10 tukang gali, maka
koefisien kepala tukang = 1,512/10 = 0,1512 kepala tukang
Jika 1 mandor membawahi 3 kepala tukang, maka koefisien mandor = 0,1512/3 = 0,053
mandor
CONTOH KOEFISISEN ANALISA HARGA SATUAN
BANGUNAN
 Untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding, koefisien analisa harga
satuannya adalah sebagai berikut :
Analisa untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1pc : 4 ps
Keofisien analisa bahan
0,2170 zak semen
0,02830 m2 pasir pasang
Koefisien analisa tenaga
0.0125 hari mandor
0.0200 hari kepala tukang
0.2000 hari tukang batu
0.2500 hari pekerja
Angka – angka di atas merupakan koefisien analisa
untuk menyelesaikan 1 m2 plesteran.
Jika akan mengerjakan 100 m2 plesteran, maka kita
harus menyediakan
Bahan
0,2170 x 100 = 21,7 zak semen
0,0283 x 100 = 2,83 m3 pasir
Pekerja
0.0125 x 100 = 1,25 hari mandor
0.0200 x 100 = 20 hari kepala tukang
0.2000 x 100 = 20 hari tukang batu
0.2500 x 100 = 25 hari pekerja

More Related Content

What's hot

Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Reski Aprilia
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Farid Thahura
 
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Syukri Ghazali
 

What's hot (20)

Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan Komposit
 
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
Pd t 05-2005-b - perencanaan tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan meto...
 
Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000Sni 03-2834-2000
Sni 03-2834-2000
 
72219130 sondir
72219130 sondir72219130 sondir
72219130 sondir
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
PPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdfPPT Jalan Jalan.pdf
PPT Jalan Jalan.pdf
 
Perencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan rayaPerencanaan perkerasan jalan raya
Perencanaan perkerasan jalan raya
 
Bekerjanya alat berat kelompok 2
Bekerjanya alat berat kelompok 2Bekerjanya alat berat kelompok 2
Bekerjanya alat berat kelompok 2
 
PCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
PCM Contoh Paparan Presentasi.pptPCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
PCM Contoh Paparan Presentasi.ppt
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan rayaContoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
Contoh metode pelaksanaan pekerjaan jalan raya
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 

Similar to Analisa harga satuan (12)

Materi 5-manpro
Materi 5-manproMateri 5-manpro
Materi 5-manpro
 
Analisa Harga.pptx
Analisa Harga.pptxAnalisa Harga.pptx
Analisa Harga.pptx
 
Menghitung pondasi batu kali rumah sederhana type 21
Menghitung pondasi batu kali rumah sederhana type 21Menghitung pondasi batu kali rumah sederhana type 21
Menghitung pondasi batu kali rumah sederhana type 21
 
Menghitung harga 1_m3_galian_tanah_biasa
Menghitung harga 1_m3_galian_tanah_biasaMenghitung harga 1_m3_galian_tanah_biasa
Menghitung harga 1_m3_galian_tanah_biasa
 
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasiPekerjaan pondasi
Pekerjaan pondasi
 
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
Sni 2836-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk kons...
 
Sni 2008
Sni 2008Sni 2008
Sni 2008
 
Bintek western Hotel.pptx
Bintek western Hotel.pptxBintek western Hotel.pptx
Bintek western Hotel.pptx
 
02. Definisi DED, RKS dan RAB.pdf
02. Definisi DED, RKS dan RAB.pdf02. Definisi DED, RKS dan RAB.pdf
02. Definisi DED, RKS dan RAB.pdf
 
01. PROGRES MINGGU KE 1 TGL 5 SD 11 OKTB 121021 edit bob.pptx
01. PROGRES MINGGU KE 1 TGL 5 SD 11 OKTB 121021 edit bob.pptx01. PROGRES MINGGU KE 1 TGL 5 SD 11 OKTB 121021 edit bob.pptx
01. PROGRES MINGGU KE 1 TGL 5 SD 11 OKTB 121021 edit bob.pptx
 
tugas akhir teknik sipil
tugas akhir teknik sipiltugas akhir teknik sipil
tugas akhir teknik sipil
 
04-Menetukan Durasi dan Koefisien Pekerjaan.pdf
04-Menetukan Durasi dan Koefisien Pekerjaan.pdf04-Menetukan Durasi dan Koefisien Pekerjaan.pdf
04-Menetukan Durasi dan Koefisien Pekerjaan.pdf
 

Recently uploaded

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
Mas PauLs
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
DoddiKELAS7A
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
aji guru
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
AgusSuarno2
 

Recently uploaded (20)

443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptxAksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
Aksi Nyata Cegah Perundungan Mulai dari Kelas [Guru].pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 

Analisa harga satuan

  • 2. BOW (BURGERLIJKE OPENBARE WERKEN)  Suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda tanggal 28 Pebruari 1921.  Analisa BOW hanya bisa dilakukan pada proses kontruksi yang menggunakan sistim padat karya atau sistim pekerjaan yang menggunakan banyak tenaga kerja secara manual, yang berarti hanya untuk pekerjaan bangunan sederhana saja walaupun pada kenyataannya di beberapa wilayah Indonesia proyek pembangunan ruko setinggi 4 lantai pun, masih banyak dilakukan secara manual padat karya.
  • 3.  Estimasi pada proyek gedung saat ini masih mengacu pada analisa BOW walaupun dengan revisi yang dilakukan untuk menyesuai dengan kondisi pada saat ini .Dalam praktek nya, sebuah konsultan atau kontraktor biasanya tidak melakukan analisa berulang kali setiap melakukan penghitungan tender.  Analisa angka acuan dasar akan dipakai berulang kali dan yang yang akan dilakukan penyesuaian adalah angka material bangunan serta upah atau ongkos pemasangan yang biasanya selalu berfluktuasi naik turun mengikuti tingkat inflasi.
  • 4. SNI  Melihat banyaknya variasi dalam aplikasi BOW, maka Pemerintah melalui Puslitbang Bidang Permukiman pada Tahun 1987 sd 1991 melakukan penelitian untuk mengembangkan BOW  Penelitian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :  Tahap 1 : Melakukan pengumpulan data sekunder dari harga yang berlaku di BUMN, Kontraktor skala nasional  Tahap 2 : Penelitian di lapangan sebagai cross check terhadap data sekunder
  • 5. SNI (STANDART NASIONAL INDONESIA)  Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan bahan atau tenaga kerja dalam satuan tertentu  Angka-angka ini digunakan untuk menghitung RAB (rencana anggaran biaya) suatu pekerjaan bangunan. Biasa yang kita gunakan adalah koefisien yang diambil dari SNI
  • 6. Dari tabel di atas dapat diketahui nilai koefisien pada kolom indeks. Untuk memasang bata merah dengan luasan 1 m2 memerlukan 70 buah bata. Angka 70 ini tentu berdasarkan penelitian ditambah dengan safety factornya. Berdasarkan pengalaman pribadi, sebenarnya untuk memasang 1 m2 hanya membutuhkan sekitar 60 buah. Namun pada SNI ini menjadi 70 karena sudah ditambah dengan nilai safety factornya. Begitu juga dengan semen dan pasir, setiap pasangan 1 m2 membutuhkan 8,32 kg semen dan 0,049 m3 pasir. Untuk tenaga kerja menggunakan satuan OH (orang per hari) yang artinya adalah untuk memasang 1 m2 bata merah hanya memerlukan 1 pekerja dengan durasi pekerjaan 0,3 hari. Artinya dalam 1 hari pekerja bisa menghasilkan lebih dari 1 m2 pasangan bata. 1/0.3 x 1 m2 = 3.33 m2. Sedangkan untuk tukang batunya mempunyai produktivitas 1/0.1x 1 m2 = 10 m2 pasangan dinding.
  • 7. SIAPA YANG MENENTUKAN ANGKA KOEFISIEN  Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan adalah revisi dari SNI 03- 6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding, yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia dengan melakukan modifikasi terhadap indeks harga satuan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Struktur dan Konstruksi Bangunan pada Subpanitia Teknis Bahan, Sains, Struktur dan Konstruksi Bangunan.  Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 serta telah dibahas dalam rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 7 s/d 8 Desember 2006 oleh Subpanitia Teknis yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
  • 9. CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA  Pekerjaan Galian Tanah 1 m3 dengan alat cangkul a. Produktivitas Kapasitas Produksi 1 cangkul , P = 200 mm, L = 200 mm, ketebalan 45 mm. Maka volume = 0,2 x 0,2 x 0,045 = 0,0018 m3 Kapasitas tukang gali = 1m3/0,0018 m3 = 556 kali mencangkul (Asumsi tanah biasa) Menghitung Waktu Mencangkul+Membuang : (Asumsi 30 detik/1 kali cangkul) = 556 x 30 detik = 16680 dtk = 4,63 jam b. Analisa Harga Upah tukang gali = 60.000/hari, 1 hari 7 jam kerja 60.000/4,63 = Rp. 12.958,96 O/jam x 7 = Rp. 90.712,74 OH c. Koefisien 90.712,74 : 60.000 = 1,512 tukang gali Untuk perhitungan kepala tukang, 1 kepala tukang membawahi 10 tukang gali, maka koefisien kepala tukang = 1,512/10 = 0,1512 kepala tukang Jika 1 mandor membawahi 3 kepala tukang, maka koefisien mandor = 0,1512/3 = 0,053 mandor
  • 10. CONTOH KOEFISISEN ANALISA HARGA SATUAN BANGUNAN  Untuk 1 m2 pekerjaan plesteran dinding, koefisien analisa harga satuannya adalah sebagai berikut : Analisa untuk 1 m2 pekerjaan plesteran 1pc : 4 ps Keofisien analisa bahan 0,2170 zak semen 0,02830 m2 pasir pasang Koefisien analisa tenaga 0.0125 hari mandor 0.0200 hari kepala tukang 0.2000 hari tukang batu 0.2500 hari pekerja
  • 11. Angka – angka di atas merupakan koefisien analisa untuk menyelesaikan 1 m2 plesteran. Jika akan mengerjakan 100 m2 plesteran, maka kita harus menyediakan Bahan 0,2170 x 100 = 21,7 zak semen 0,0283 x 100 = 2,83 m3 pasir Pekerja 0.0125 x 100 = 1,25 hari mandor 0.0200 x 100 = 20 hari kepala tukang 0.2000 x 100 = 20 hari tukang batu 0.2500 x 100 = 25 hari pekerja