Teks eksplanasi ini menjelaskan proses terbentuknya kelompok pergunjingan dalam interaksi sosial. Kelompok pergunjingan terbentuk ketika sekelompok orang merasa kecewa terhadap objek yang sama dan berkumpul untuk saling berbagi keluhan, tanpa ada niat mencari solusi. Faktor penyebab lainnya adalah adanya pikiran yang menganggur sehingga orang cenderung bergosip untuk mengisi waktu luang.
5 bantahan teori konspirasi pendaratan manusia pertama di bulan 1
Cara Terbentuknya Gunung Berapi dan Gempa Bumi
1. Teks Eksplanasi (Sosial)
Proses Terbentuknya Kelompok Pergunjingan
dalam
Interaksi Sosial
Pergunjingan merupakan bagian dari kehidupan sosial manusia sebagai sarana untuk
meluapkan kekecewaan seseorang dalam interaksi sosialnya. Pergunjingan tidak diciptakan
untuk mencari solusi, karena mereka hanya sekadar menyampaikan kepenatan sosial. Ruang
gunjing selalu tercipta bahkan menjadi rutinitas. Dalam pergunjingan terpendam hasrat dan
kepuasan ketika bisa mengorek aib kehidupan orang lain, termasuk menikmati kehancuran orang
lain dalam interaksi sosial. Umumnya setiap agama mengutuk perbuatan bergunjing ini. Di masa
ini, kita kadang menyebutnya dengan pembunuhan karakter. Sebenarnya, mengapa dan
bagaimana pergunjingan itu dapat terjadi dalam kehidupan sosial?
Salah satu penyebab menjamurnya kelompok pergunjingan dalam interaksi sosial adalah
adanya pikiran menganggur yang tidak mendapat pekerjaan tepat. Kondisi yang demikian, akan
mendorong interaksi antar manusia untuk saling menjejali pekerjaan pikiran berupa gunjingan
aib orang lain, akibat dari kelebihan energi pikirannya.
Pergunjingan terjadi begitu saja, tanpa ada sponsor dan moderator. Dalam kesehariannya,
manusia saling berbicara tentang berbagai hal ringan. Seperti sekadar berbasa-basi dan bertukar
canda. Hal itu memiliki dampak positif yang sangat besar dalam interaksi sosial manusia. Di
dalam hubungan pertemanan misalnya, hal yang demikian dapat mempererat keakraban dan
kehangatan satu sama lain. Namun, segala sesuatu yang berlebihan pasti akan berdampak
negatif. Ketika seseorang telah merasakan kekecewaan pada objek yang sama dengan orang lain,
mereka akan dengan mudah membentuk kelompok sosial yang tujuannya adalah sebagai wahana
pencurahan atas kekecewaannya tadi. Kelompok tersebut disebut kelompok pergunjingan.
Setelah terbentuk kelompok pergunjingan atas dasar perasaan senasib sepenanggungan
tersebut, individu secara personal akan mengungkapkan rasa kekecewaannya dengan rinci tanpa
ada yang tertinggal. Masing-masing individu akan saling menyetujui, meyakinkan, dan
mengiyakan semua hal yang mereka anggap benar dalam forum pembicaraan tidak resmi itu. Di
sini, ruang gunjing sangat memberi dampak positif bagi si pelaku pergunjingan, karena secara
tidak langsung dapat meringankan kepenatan sosial.
Dengan demikian, pergunjingan terjadi dengan diawali adanya pikiran yang menganggur.
Kemudian terjadi interaksi sosial yang didukung perasaan senasib sepenanggungan atas dasar
kekecewaan yang sama, serta sikap egois yang akan mendorong terbentuknya interaksi sosial
antar manusia untuk saling menjejali pikiran masing-masing dengan berupa gunjingan aib orang
lain.
2. Teks Eksplanasi Gunung Meletus
Setelah meletusnya Gunung Sinabung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara, kini giliran Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur mengeluarkan
laharnya. Gunung Sinabung telah 'mendahului' sejak bulan September 2013 sedangkan Gunung
Kelud baru meletus Kamis (13/2) pukul 22:50 WIB. Letusan Gunung Kelud diikuti dengan
semburan lava dan kilatan petir. Salah satu warga Pare, Kabupaten Kediri, Anita Erie, mengaku
rumahnya sedang terkena hujan kerikil. Padahal, jarak sumber letusan ke rumahnya sekitar 25
kilometer. Hal itu menandakan erupsi Gunung Kelud sangat kuat memuntahkan segala isi dalam
perut bumi. Pihak berwenang telah membatasi jarak agar masyarakat tidak mendekati dan
menjauhi zona berbahaya namun dampak yang juga terasa adalah munculnya hujan abu vulkanik
hingga puluhan kilometer dari lokasi. Bagaimana sebenarnya sebuah gunung dapat meletus
(erupsi)?
Contoh Teks Eksplanasi Gunung Meletus
Kerak bumi adalah lapisan tipis batuan padat (10 hingga 70 Km) yang mengambang di lapisan
lebih tebal dari batuan cair, mantel, di mana batu berada pada suhu 1100-1200° C di lapisan
paling dangkal dan lebih panas dan semakin panas dengan meningkatnya kedalaman. Batuan cair
ini adalah cairan magma yang keluar dari gunung berapi pada permukaan kerak bumi dan
menjadi batu lava ketika membeku.
Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang cenderung terhadap
keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi, yang terbentuk oleh beberapa
patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk kerucut yang
khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama ratusan ribu tahun.
Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi.
Letusan magma mereda oleh gas-gas terlarut di dalamnya, terutama karena magma melintasi
lapisan kerak bumi dan mendekomposisi bagian dari batuan di sepanjang jalan. Jadi magma
jenuh di bawah tekanan besar dengan gas-gas seperti CO2, SO2, HCl, HF, H2O, H2 dan lainnya.
Ketika magma naik sepanjang lubang utama dari gunung berapi, tekanan berkurang dan gas
terpisah dari magma membentuk gelembung. Ini cenderung untuk naik ke atas dan meningkatkan
tekanan yang diberikan ke atas oleh lava.
Penting untuk diketahui bahwa magma meletus dari gunung berapi tidak datang langsung dari
mantel, tetapi dari ruang magmatik besar atau "kaldera" dan terletak di dalam kerak bumi.
Kaldera tersebut terletak pada beberapa kilometer di bawah gunung berapi, langsung
berhubungan dengan kawahnya.
Viskositas magma sangat penting untuk menjelaskan letusan gunung berapi karena sangat
bervariasi. Magma yang paling kental membentuk gunung berapi di mana batuan cair cenderung
memadat segera setelah letusan atau bahkan sebelum keluar dari kawah. Akibatnya, magma ini
cenderung menyumbat vulkanik menyumbat lubang dengan tutup dari magma padat pada akhir
setiap letusan. Kesimpulan untuk setiap letusan eksplosif hanya merupakan langkah pertama
menuju letusan berikutnya, walaupun terjadi setelah beberapa abad, bahkan tekanan dari dasar
magma dan gas, cepat atau lambat cenderung membuat tutup tersebut meledak sehingga letusan
dari gunung berapi biasanya mendadak dan eksplosif, setelah periode waktu panjang yang
tenang.
3. TEKS EKSPLANASI GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah suatu bencana alam yang biasa terjadi di daerah yang memiliki
banyak gunung aktif dan juga didaerah yang dikelilingi laut. Gempa bumi merupakan getaran
atau guncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan tanah didalam bumi atau aktifitas gunung
berapi.
Gempa yang paling sering terjadi adalah gempa vulkanik dan tekntonik. Gempa vulkanik
adalah gempa yang terjadi karena aktifitas magma di perut bumi. Gempa vulkanik biasanya
terjadi sesaat sebelum terjadi letusan gunung api, dan gempa ini dirasakan oleh penduduk di
daerah sekitar gunung berapi yang akan meletus. Contoh dari gempa vulkanik adalah gempa
yang terjadi di daerah sekitar Gunung Kelud.
Sedangkan gempa bumi tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh aktifitas pergeseran
lempengan tanah didalam bumi. Gempa tektonik merupakan gempa yang memiliki daya rusak
yang cukup dahsyat, gempa ini mampu meluluh lantah kan rumah. contohnya adalah gempa di
Yogyakarta pada tahun 2006 yang memakan banyak korban, ratusan rumah hancur dan ribuan
jiwa melayang karena jiwa tersebut.
Akibat dari gempa sendiri utamanya hancurnya rumah-rumah dan gedung bangunan.
namun apabila gempa ini terjadi di daerah pegunungan atau dataran tinggi gempa dapat
mengakibatkan tanah longsor, lain halnya dengan gempa yang terjadi di daerah pantai atau
pinggiran laut, gempa ini dapat mengakibatkan tsunami yang mampu memakan lebih banyak
korban. Sedangkan akibat gempa bagi masyarakat adalah kehilangan tempat tinggal, lingkungan
yang kumuh, kekurangan air, timbul bibit penyakit, dan masih banyak lainnya.