Dokumen ini membahas 5 bantahan terhadap teori konspirasi yang menyatakan bahwa pendaratan manusia pertama di Bulan pada tahun 1969 adalah rekayasa. Bantahan tersebut meliputi penjelasan mengapa bintang tidak terlihat di foto Bulan, bagaimana bendera AS bisa terlihat berkibar di Bulan, dosis radiasi yang di terima astronot ketika melewati sabuk radiasi Van Allen, keberadaan cermin cahaya laser di Bulan, dan penjelasan
3. KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, kami bisa menyelesaikan
makalah tentang Logam untuk penyelesaian tugas.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu pembuatan makalah ini,
sehingga makalah ini bisa selesai dan insya Allah bisa menjadi pegangan pada pengajaran Teori
Bulan.
Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami berharap
kepadaBapak/Ibu Guru untuk memberikan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
tentang Logam ini.
Sebagai penulis dari makalah ini kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya kami mengucapkan atas perhatian dari semua pihak, saya ucapkan terima kasih.
4. 5 Bantahan Teori Konspirasi Pendaratan
Manusia Pertama di Bulan
- Pada 21 Juli 1969, 45 tahun lalu, sejarah baru tercipta. Manusia akhirnya bisa menapakkan kaki
di permukaan Bulan. Diwakili oleh oleh Neil Armstrong dan Edwin 'Buzz' Aldrin, yang
mencapai permukaan satelit Bumi menggunakan Apollo 11. Michael Collins menanti dengan
harap-harap cemas di orbit.
Detik-detik Neil Armstrong menurun tangga disaksikan oleh penduduk dunia. Sekitar 1 banding
7 dari jumlah manusia Bumi kala itu -- yang mencapai 3,6 miliar-- diperkirakan menonton siaran
peristiwa paling signifikan dalam sejarah modern tersebut.
Namun, banyak orang yang mengira beberapa bagian dari program Apollo itu adalah rekayasa
alias tipuan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
NASA dan beberapa pihak dituding telah melakukan penipuan agar publik percaya bahwa
pendaratan tersebut benar-benar terjadi dengan merekayasa peralatan, juga mempersiapkan
sejumlah objek seperti foto, kaset rekaman, transmisi, dan contoh 'batuan Bulan'.
Pada tahun 1974, 2 tahun setelah misi Apollo 17, seorang penulis soal hal teknis bernama Bill
Kaysing menerbitkan buku berjudul, 'We Never Went to the Moon' -- 'Kita Tak Pernah ke Bulan'.
Dan tahun lalu Channel 5 menyiarkan dokumenter Fox berjudul, 'Did We Land On The Moon?'.
Ada sejumlah hal yang dianggap ganjil. Termasuk, bintang-bintang yang absen di langit Bulan,
bendera yang ditanam Buzz Aldrin bisa berkibar padahal tak ada di sana, juga bayangan yang
jatuh ke arah yang berbeda.
Kini, 45 tahun berlalu, tak ada salahnya kita kembali mengingat salah satu pencapaian terbesar
manusia. Sekaligus meluruskan mitos yang mengecilkan arti pentingnya.
Berikut 5 bantahan teori konspirasi pendaraatan manusia di Bulan, seperti Liputan6.com kutip
dari International Business Times.
1. Bintang absen di langit
Pada foto-foto pendaratan di bulan, tidak terlihat adanya bintang-bintang di langit. Itu
yang membuat orang berpikir, potret itu adalah rekayasa.
Untuk diketahui, Bulan -- yang atmosfernya kurang -- berbeda dengan Bumi. Bahkan di
siang hari, langitnya akan terlihat hitam. Sinar Matahari tak berpendar hingga permukaan
Bulan.
Foto di Bulan hanya menampilkan astronot mengenakan pakaian antariksa berwarna
putih terang, sejumlah peralatan yang fungsinya masih misterius, dan lanskap abu-abu --
di bawah langit gelap gulita tanpa bintang.
5. Mengapa bintang-bintang tak tampak?
Jawabannya, kamera yang digunakan disetel dengan eksposure yang pendek untuk
menghindari gambar-gambar yang over-ekspose. Permukaan bulan yang terang juga
mengharuskan kamera disetel seperti itu.
Dibandingkan dengan cahaya permukaan yang masuk ke kamera, sinar bintang tak ada
artinya. Oleh karenanya kerlip bintang-bintang tidak tertangkap kamera. Terlalu redup.
2. Kibaran bendera AS
Fakta menunjukkan bahwa tidak ada angin di bulan. Namun, dalam foto bendera AS
terlihat berkibar.
Lalu mengapa seperti itu yang terlihat?
Sejatinya itu adalah cara NASA agar bendera terlihat berkibar. Dengan cara memasang
sebuah pipa horizontal kecil di atas tiang -- yang membuatnya berbentuk huruf L terbalik.
Bendera itu tertahan oleh pipa horizontal dan kerutan pada bendera menciptakan efek
berkibar.
3. Radiasi mematikan
Konon untuk mencapai bulan, para astronot harus melintasi sabuk radiasi Van Allen yang
hampir tidak mungkin dilakukan. Sabuk itu terdiri dari partikel dan radiasi kosmik yang
tertangkap oleh medan magnetik bumi.
Menurut para pendukung teori konspirasi, tidak akan mungkin melintasi sabuk radiasi itu.
Namun data menunjukkan lain. NASA telah memperhitungkan semuanya sebelum
menerbangkan manusia ke Bulan.
6. Mereka menginvestasikan waktu dan uang yang tidak sedikit untuk meneliti risiko ini.
Akhirnya mereka menyimpulkan bahwa radiasi itu hanya membawa risiko minimal.
Butuh waktu sekitar satu jam bagi Apollo untuk melewati sabuk radiasi itu. Total dosis
radiasi yang diterima para astronot akibat radiasi itu ternyata hanya 10 milliSieverts --
sama dengan saat menjalani CT scan.
Satu lagi bukti tak terbantahkan adalah, fakta bahwa selama kurun waktu 3 tahun, 12 pria
berjalan di permukaan Bulan dan kembali ke Bumi dengan selamat dan bisa bertahan
hidup cukup lama.
4. Kok ada cermin di Bulan
Selain jejak kaki, bendera, bola golf, kendaraan Bulan senilai US$ 38 juta, astronot
Apollo meninggalkan sesuatu yang lain pada permukaan Bulan -- sebuah cermin besar,
mirip dengan reflektor.
Ini latar belakangnya: sifat Bulan sangat reflektif, namun albedo (jumlah cahaya yang
direfleksikan) hanya 0,12 -- hampir sama dengan batubara. Alasan mengapa rembulan
terlihat bercahaya dan putih, sebagian karena kekontrasannya dengan kelamnya angkasa.
Juga karena reflektifitas Bulan cukup direksional -- cahaya yang jatuh di permukaan
cenderung berefleksi ke arah yang sama -- membuat satelit bumi itu terlihat sangat
terang.
Cermin yang dipasang menjadi alat memantulkan kembali sinar laser ke stasiun-stasiun
pengamat dan observatorium di Bumi dalam proyek Lunar Laser Ranging Experiment.
Dengan itu, manusia bisa jarak Bumi ke Bulan dengan tepat, misalnya ternyata ia
menjauh 3,8 cm per tahun.
7. 5. Bayangan ke segala arah
Selain cermin, teori konspirasi juga mempersoalkan arah bayangan yang tidak seragam.
Diduga ada lebih dari satu sumber pencahayaan seperti di sebuah studio. Padahal,
Matahari adalah satu-satunya sumber cahaya di sana.
Hal itu dikarenakan bahwa permukaan bulan ditutupi oleh kawah, batu-batuan, dan
gundukan-gundukan, bukan permukaan yang rata. Karena itu cahaya yang menyentuh
permukaan yang tidak rata itu akan terlihat membelok ke segala arah, tergantung kondisi
permukaannya. Jika permukaannya naik, maka bayangan akan terlihat lebih pendek, jika
permukaannya menurun, maka bayangannya akan memanjang.
Bagaimanapun, program Apollo melibatkan ribuan orang yang bekerja keras demi satu
tujuan. Setiap tahap dari misi dan setiap komponen pesawat ruang angkasa direncanakan
secara rinci oleh para ahli latar belakang keilmuan berbeda.
Jika benar pencapaian itu rekayasa, untuk apa kerja susah payah itu dilakukan. Apalagi,
pendaratan di Bulan telah dikonfirmasi secara independen, bahkan oleh Uni Soviet --
yang jadi lawan tanding AS dalam penjelajahan angkasa luar di era itu. (Ali)