1. BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Kehamilan Trimester Kedua
Yang dimaksud dengan kehamilan trimester kedua adalah masa
kehamilan sejak minggu ke 14 sampai dengan minggu ke 28.
2.2 Tanda Kehamilan Trimester Kedua
Terdapat beberapa tanda dan gejala kehamilan untuk memastikan
apakah seseorang benar – benar hamil atau tidak. Tanda dan gejala kehamilan
ini digolongkan sesuai dengan signifikansi dalam menetapkan diagnosa
positif kehamilan. Tanda – tanda tersebut dibagi menjadi : tanda subyektif,
tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan.
Berikut akan diuraikan mengenai tanda kehamilan yang terjadi dalam
trimester kedua :
Tanda Subyektif
(1) Perubahan payudara
(2) nyeri tekan, terasa berat
(3) pembesaran
(4) pigmentasi dan perubahan putting.
Gejala gejala umum
Beberapa wanita mengatakan bahwa ia merasa hamil.
(1) Terjadi perasaan mudah lelah
(2) pusing dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk tidur.
(3) Quickening ; berarti perasaan pertama adanya kehidupan. Sensasi
getaran ini seperti kupu – kupu terbang, dirasakan pertama kali oleh
calon ibu sekitar minggu ke 22, atau minggu ke 20 pada wanita yang
pernah hamil sebelumnya.
2. 2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin pada Trimester Kedua
Trimester kedua ditandai oleh timbulnya berbagai fungsi baru dan
pertumbuhan janin yang cepat, khususnya dalam ukuran panjang. Adapun
perkembangan yang terjadi meliputi:
1) Penampakan eksternal.
16 minggu : kepala masih dominan, wajah terlihat seperti manusia,
mata, telinga dan hidung terlihat khas.
Perbandingan tangan dan kaki sesuai. Tumbuh kulit di kepala. Terlihat
aktivitas motorik.
20 minggu : terlihat vernik kaseosa, terlihat laguno, kaki memanjang
dengan sesuai, terlihat kelenjar sebasea.
24 minggu : tubuh terbaring tetapi dengan proposisi yang sempurna,
kulit kemerahan dan keriput, terlihat vernik kaseosa, terbentuk
kelenjar keringat.
28 minggu : tubuh terbaring, keriput dan kemerahan makin berkurang,
terlihat kuku.
2) Pengukuran mahkota ke pantat (cm)
16 minggu : 11,5-13,5
20 minggu : 16-18,5
24 minggu : 23
28 minggu : 27
3) Perkiraan berat badan (gr)
16 minggu : 100
20 minggu : 300
24 minggu : 600
28 minggu : 1.100
3. 4) Sistem musculoskeletal
13-14 minggu : terlihat gerakan lambat bagian tubuh janin sebagai
akibat adanya rangsangan (aktivitas motorik) pada saat ini biasanya ibu
mulai dapat merasakan gerakan janin.
16 minggu : sebagian besar tulang dapat terlihat dengan jelas di seluruh
tubuh, terlihat kavitas persendian, pergerakan otot sudah dapat
dideteksi.
17 minggu : refleks menggenggam akan nyata dan berkembang
sempurna sampai minggu ke 27.
20 minggu : sternum mengalami osifikasi, pergerakan janin cukup kuat
untuk dapat dirasakan oleh ibu.
25 minggu : refleks masa baru dapat dilihat. 28 minggu : astragalus
(talus, tulang lutut) mengalami osifikasi.
5) Sistem sirkulasi
16 minggu : otot-otot jantung berkembang dengan sempurna, darah
dibentuk aktif dalam limpa.
24 minggu : pembentukan darah mengikat dalam sum-sum tulang dan
menurun dalam hepar.
6) Sistem gastrointestinal
14 minggu : gerakan menelan telah terjadi.
16 minggu : terdapat mekonium pada usus, di dalamnya terdapat cairan
usus, sisa sel usus serta sisa sel skuamus dan rambut lanugo dari cairan
amnion yang tertelan oleh janin, beberapa enzim disekresi, anus
terbuka.
17 minggu : dengan rangsang oral janin dapat menjulurkan bibir
atasnya.
20 minggu : email dan dentin terbentuk, kolon asending dapat dikenali,
dapat menjulurkan kedua bibirnya.
22 minggu : kedua bibir dapat dikerutkan dengan rangsangan.
28-29 minggu : janin sudah dapat mengisap aktif sebagai upaya
mendapatkan makanan.
4. 7) Sistem pernafasan
16 minggu : serabut-serabut elastik terbentuk di paru-paru, terlihat
brochiolus terminal dan respiratorius.
18 minggu : gerakan pernafasan dapat terdeteksi namun perkembangan
struktur alveolus paru belum mencukupi bagi kemungkinan hidup janin
sebelum minggu ke 27-28.
20 minggu : lubang hidung terbuka kembali.
22 minggu : gerakan nafas yang diikuti oleh bunyi suara yang lemah.
24 minggu : sakus dan duktus alveolus terbentuk, gerakan seperti
pernafasan mulai terlihat, terlihat lesitin dalam cairan amnion.
28 minggu : terbentuk surfaktan di permukaan alveolar.
8) Sistem renalis
16 minggu : ginjal pada posisinya mencapai bentuknya yang khas.
9) Sistem persarafan
16 minggu : lobus – lobus cerebral mulai terlihat, cerebellum
memperlihatkan beberapa tonjolan.
20 minggu : otak secara keseluruhan terbentuk, mulai terjadi mielinisasi
korda, medula spinalis berakhir pada tingkat S-1.
24 minggu : terbentuk selaput khusus korteks serebri, proliferasi
neuronal pada korteks serebri berakhir.
28 minggu : tampak fisura serebri; konvolusi terjadi dengan cepat.
10) Organ-organ pengindera
16 minggu : organ-organ pengindera mengalami perbedaan secara
umum.
20 minggu : hidung dan telinga mengalami osifikasi.
28 minggu : kelopak mata terbuka kembali, selaput retina terbentuk
sempurna; terbentuk reseptif cahaya, pupil mampu memberikan reaksi
terhadap cahaya.
11) Sistem genitalis
24 minggu : testis turun pada cincin inguinal dalam posisi desenden ke
skrotum.
5. 2.4 Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Ibu dalam Trimester Kedua
2.4.1 Perubahan Psikologis
Kehamilan adalah saat –saat krisis, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak, dan anggota
keluarga. Efek – efek pada masa kehamilan akan dapat dipahami dengan
baik bila kita mengerti tentang kerangka kerja teori krisis. Definisi tentang
krisis dinyatakan sebagai suatu ketidak seimbangan psikologis yang
disebabkan oleh situasi atau tahap perkembangan. Pada awalnya, terdapat
periode syok dan menyangkal, kemudian kebingungan dan preoccupation
dengan berbagai masalah yang diperkirakan sebagai penyebabnya. Hal ini
diikuti oleh suatu aksi untuk menghasilkan suatu solusi, dan akhirnya terjadi
proses belajar dari pengalaman. Cara orang bereaksi terhadap krisis
tergantung pada tiga faktor : persepsi terhadap kejadian, dukungan
situasional, dan mekanisme koping mereka.
2.4.2 Perubahan Fisiologis
Fisiologi maternal yakni perubahan-perubahan sehubungan dengan
kehamilan antara lain :
1) Sistem reproduksi
suplai darah ke organ reproduksi meningkat karena peningkatan kadar
hormon steroid dan bermanfaat bagi perkembangan janin.
Terdapat tiga tanda penting yakni :
tanda Goodell ‘s : serviks teratai lunak
tanda Hegar’s : uterus lunak
tanda Chadwick’s : vagina berwarna keunguan
Pada kanalis servikalis dipenuhi mukus kental (operkulum) yang dapat
menghambat masuknya bakteri ke uterus selama persalinan yang
disebut, bloody show. Selama masa kehamilan konsistensi serviks
berubah, sebelum hamil seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung
daun telinga, pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran
uterus dengan berat meningkat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali
yang disebabkan oleh pertumbuhan serabut otot dan jaringan yang
berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf akibat
6. adanya hormon estrogen terjadi sektresi vagina yang meningkat
(leukorrhea) dan terjadi peningkatan kongesti vastilar organ vagina dan
pelvik yang menyebabkan peningkatan sensitivitas yang sangat berarti.
Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat rangsngan sexsual,
terutama antara bulan 4 dan 7 masa kehamilan.
2) Sistem integument
Terdapat rasa kesemutan nyeri tekan pada payudara yang membesar
karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolan dan suplai darah.
Putting susu menonjol dan keras dan mengeluarkan cairan jernih
(kolostrum). Areola lebih gelap dan kelenjar montgomery menonjol
keluar.
Terdapat striae gravidarum yang berupa regangan kulit akibat serabut
elastik dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Terjadi pigmentasi
kulit berupa linea nigra pada abdomen, dan Cholasma, yaitu bintik-
bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak juga
meningkat.
3) Sistem endokrin
Terjadi perubahan hormonal yaitu : peningkatan progesteron dan
estrogen, plasenta menghasilkan hCG, hPL, hCT, pulau langerhans
membentuk insulin lebih banyak, hormon-hormon pituitari secara
signifikan terpengaruh, kortek ardenal membentuk kortin lebih banyak.
Terutama kelenjar paratiroit yang ukurannya meningkat selama minggu
kel 15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar, tanpa hormon
paratiroit tersebut metabolisme tulang dan otot terganggu.
4) Sistem kardiovaskuler
Terjadi peningkatan volume darah, cairan tubuh (bisa terjadi) edema
jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat
sehingga bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan.
Mungkin terjadi pula sindrom hipotensi supinasi akibat oleh tekanan
uterus pada vena kava, lebih buruk lagi terjadinya trombosis vena
sehubungan dengan peningkatan fibrin dan stastis vena.
7. 5) Sistim musculoskeletal
Kebutuhan kalsium meningkat 33 % tetapi tidak diambil dari gigi. Sendi
pelvik sedikit dapat bergerak untuk mengkompensasi pembesaran janin,
bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung.
Terjadinya kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya,
mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor,
kurangnya drainase sisa metabolisme otot atau postur yang tidak
seimbang.
6) Sistim pernafasan
Akibat bentuk rongga torak berubah dan karena pernafasan yang lebih
cepat, sekitar 60% wanita hamil mengeluh sesak nafas. Kapasitas paru
tidak berubah, pada kenyataanya tidal volume meningkat. Terjadi
bengkak seperti arlegi pada membran mukosa merupakan hal umum
yang dapat menyebabkan gejala serak, hudung tersumbat, dispnea, sakit
tenggorokan, perdaran hidung, hilangnya indra penciuman.
7) Sistem gastrointestinal
Pada awal kehamilan wanita hamil mengalami mual muntah, sekresi
saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan
asam lambung dan perlambatan pengosongan lambung dapat
menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja
menyebabkan mual tetapi juga konstipasi.
8) Sistem perkemihan
Terjadi gerakan urine kekandung kemih yang lebih lambat dan dapat
meningkatkan kemungkinan pielovefritis. Suplai darah kekandung
kemih meningkat dan pembesaran uterus menekan kandung kemih dapat
menyebabkan meningkatnya berkemih.
9) Sistem persarafan
Kadang terjadinya perubahan postur pada kehamilan dapat
menyebabkan acrodysesthesia sehubungan dengan tekanan mekanik,
atau numbness, tingling, dan kaku.
8. BAB III
ASUHAN KJEBIDANAN PADA KEHAMILAN
TRIMESTER KEDUA
3.1 Pengkajian
Pengkajian meliputi data dasar dan riwayat kesehatan ibu, antara lain
meliputi:
1) Identitas (nama, umur, pekerjaan, agama, dsb.)
2) Berat badan/ tinggi badan
3) Status pernikahan (pernikahan ke berapa)
4) Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/ tidak, tempat
berkunjung tetap/ pindah, dst.)
5) riwayat kehamilan dan persalinan (kehamilan ke berapa, abortus, pre
eklampsia, perdarahan)
6) riwayat imunisasi ibu (MMR,TORCH, TT)
7) riwayat penyakit sekarang dan terdahulu
8) riwayat alergi makanan dan obat-obatan
9) riwayat penyakit dalam keluarg
10) riwayat psiko sosial
Selain pengkajian data dasar tersebut diatas, dilakukan pula pengkajian
terhadap:
(1) Aktivitas / istirahat
(2) Integritas ego
(3) Eliminasi
(4) Makanan/ cairan
(5) Nyeri / ketidak nyamana
(6) Pernafasan
(7) Keamanan
(8) Seksualitas
(9) Penghentian menstruasi
(10) Interaksi social
9. 3.2 Diagnosa
1) Gangguan pola nafas sehubungan dengan ketidak efektifan pergeseran
difragma karena pembesaran uterus
2) Gangguan curah jantung sehubungan dengan kebutuhan sirkulasi,
perubahan preload (penurunan aliran balik vena) dan after load
(peningkatan tahanan vaskuler perifer), hipertrofi ventrikel
3) Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme
regulator, retensi natrium/ air
4) Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh,
efek hormon-hormon, ketidakseimbangan elektrolit
5) Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai
perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik
6) Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi,
kerentanan pribadi dan persepsi tidak realistis
7) Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan biofisik dan
respon orang lain
8) Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan minimnya pengalaman dan
info yang diperoleh tentang perubahan fisiologis/ psikologis yang normal
pada trimester ke II
9) Resiko tinggi pada janin (kelainan) sehubungan dengan masalah
kesehatan ibu, adanya ekspos dengan agen infeksi/ teratogen
3.3. Rencana Intervensi
Diagnosa
Ketidakefektifan pola pernafasan sehubungan dengan pergeseran diagfragma
akibat pembesaran uterus yang ditandai dengan keluhan sesak nafas, dispnea,
perubahan kedalaman pernafasan.
Hasil yang diharapkan :
1. Klien akan melaporkan penurunan frekwensi atau beratnya keluhan.
2. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernafasan.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Kaji status pernafasan Menentukan luas atau beratnya masalah. Meski kapasitas
10. vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun
pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi sebelumnya, misal
alergi, asma , tuberkolusis Masalah lain dapat terus mengubah pola pernafasan
dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin.
Kaji kadar Hb dan Ht, tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat.
Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengecerkan kadar
Hb, mengakibatkan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
Beri informasi tentang rasional kesulitan pernafasan dan program latihan yang
realistis Menurunkan kemungkinan gejala pernafasan yang disebabkan oleh
kelebihan.
Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah,
misalnya postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering. Postur
yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik,
meningkatkan ketersedian ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan
persedian oksigen untuk pertukaran ibu-janin
Diagnosa keperawatan :
Dekompensasi curah jantung sehubungan dengan peningkatan kebutuhan
sirkulasi, perubahan preload (penurunan aliran balik vena), dan afterload
(peningkatan tahanan vascular perifer), hipertrofi ventrikel.
Hasil yang diharapkan :
1. Tetap normotensitif selama perjalanan prenatal
2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK
3. Mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah
kardiovaskular
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan abnormal, tanda-tanda,
dan gejala – gejala Selama trimester kedua, hipertrofi ventrikel jantung menjamin
peningkatan curah jantung, yang memuncak pada gestasi minggu ke 25 – 27
untuk memenuhi oksigen dan nutrien ibu/ janin. Normalnya, system
kardiovaskuler mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi
pembuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan
pembacaan tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg, tekanan diastolic menurun kira-
kira 12 mmHg. Peningkatan cairan, stress, dan masalah jantung sebelumnya,
dapat membahaya-kan sistem
Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah jantung/ ginjal/
diabetik. Klien ini menghadapi resiko tertinggi ter-hadap masalah jantung selama
trimester kedua, bila curah jantung memuncak
Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan sistolik lebih dari
30 mmHg dan diastolic lebih dari 15 mmHg Peningkatan TD dapat menunjukkan
HAK, khususnya pada klien dengan pe-nyakit jantung/ ginjal, DM, atau adanya
kehamilan multiple atau mola hidatidosa
Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur Murmur sistolik sering ringan dan
11. mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah,
perubahan posisi jantung, atau torsio pembuluh darah besar. Namun, murmur
dapat menandakan terjadinya kerusakan
Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varieses kaki, vulva dan rectum.
Bedakan antara edema fisiologis dan potensial berbahaya Edema dependen dari
ekstremitas bawah (edema fisiologis) sering terjadi karena stasis vena akibat
vasodilatasi dari aktifitas progesterone, herediter, retensi kelebihan cairan, dan
tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko
pembentukan thrombus vena. Edema wajah dan/ atau akstremitas atas dapat
menandakan HAK
Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam
waktu yang lama; pasang kaus kaki penyokong sebelum bangun di pagi hari;
menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul dan
vulva vertikal ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikkan
telapak kaki keatas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama
periode lama Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya
edema, varises atau trobosis vena
Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homan’s. Bila ada, rujuk pada dokter.
Tanda Homan’s positif dapat menunjukkan tromboflebitis
Kaji adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk mengindari perubahan posisi
dengan cepat Perubahan posisi cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah
terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi
Diagnosa keperawatan :
Kelebihan volume cairan sehubungan dengan perubahan mekanisme regulator,
retensi natrium/ air
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
2. Klien dapat mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi /
intervensi medis
3. Bebas dari hipertensi, albuminuria, retensi cairan berlebihan dan edema wajah
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Pantau berat badan secara teratur Mendeteksi penambahan berat badan berlebihan
dan retensi cairan yang tidak kelihatan, yang potensial patologis. Selama trimester
kedua, total cairan tubuh (plasma dan SDM) meningkat 1000 ml karena sebagian
kadar estrogen merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan aldosteron yang
menahan natrium dan air. Meski sampai 5 lb (3,6 Kg) cairan dapat ditahan dengan
edema tidak tampak, peningkatan ini dapat memperberat dekompensasi jantung
Kaji adanya tanda – tanda HAK, perhatikan tekanan darah. Pantau lokasi/ luasnya
edema, masukan atau keluaran cairan. Perhatikan laporan – laporan gangguan
penglihatan, sakit kepala, nyeri epigastrik atau adanya hiperrefleksia Indikator
edema patologis. Meskipun HAK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak
terlihat sampai akhir minggu ke 10 kehamilan, dapat terjadi diawal, khususnya
pada klien dengan factor predisposisi seperti DM, penyakit ginjal, hipertensi,
12. gestasi multiple, malnutrisi (kelebihan BB/ kurang BB), mola hidatidosa
Tes urin terhadap albumin Deteksi masalah vascular berkenaan dengan spasme
glomerular dari ginjal, yang menurunkan resorpsi albumin
Berikan informasi tentang diet (mis, peningkatan protein, tidak menambahkan
garam meja, menghindari makan dan minum tinggi natrium) Nutrisi adekuat,
khususnya peningkatan HAK. Na berlebihan dapat memperberat retensi air
(terlalu sedikit Na dapat mengakibatkan dehidrasi)
Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari Edema fisiologis
dari ekstremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal tetapi harus dapat
diatasi dengan tindakan sederhana. Bila tidak teratasi pemberi pelayanan
kesehatan harus diberi tau
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Jadwalkan kunjungan prenatal lebih sering dan lakukan pengobatan bila ada
HAK. Perawatan membantu meningkatkan kesejahteraan ibu/ janin
Diagnosa keperawatan :
Ketidaknyamanan sehubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek
hormon, ketidakseimbangan elektrolit yang ditandai oleh ketegangan pada
punggung, kram kaki, nyeri ulu hati
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri
yang tepat
2. Ketidaknyamanan dicegah atau diminimalkan
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Perhatikan adanya masalah yang berhubungan dengan curah jantung atau
kesulitan pernafasan dan rujuk pada diagnosa keperawatan yang tepat Meskipun
kondisi ini adalah hal sering mengakibatkan ketidaknyamanan, klien biasanya
mengalami rasa nyaman secara fisik, bebas dari ketidaknyamanan khas, pada
trimester ketiga
Kaji ulang adanya perubahan BAB dan hemoroid Penurunan motilitas
gastrointestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan/ Penurunan
motilitas gastro-intestinal, efek suplemen zat besi dan peningkatan tekanan
perubahan posisi dari pembesaran uterus mempengaruhi fungsi normal
Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feces Membantu
dalam pencegahan/ penata laksanaan konstipasi
Perhatikan adanya nyeri ulu hati (pirosis), tinjau ulang riwayat diet. Jelaskan
fisiologis masalah. Anjurkan klien menghindari makanan gorengan /berlemak,
makan enam kali sehari dalam porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari
makanan yang sangat dingin Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastric,
makan sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi fowler,
menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan dingin membantu
mencegah refluks gastric
13. Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung bagian bawah.
Demontrasikan latihan (mis; mengangkat panggul, berbaring datar pada punggung
dan punggung menekan lantai). Tinjau ulang yang dikenakan dengan tepat mis;
sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman Menghilangkan tegang pada
punggung bawah yang disebabkan oleh peningkatan lengkung vertebra
lumbosakral dan pengencangan otot punggung
Kaji ulang adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan kaki dan
dorsofleksikan telapak kaki Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium
jaringan, potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan dorsofleksi
telapak kaki meningkatkan perfusi/ oksigenasi jaringan dan membantu
menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas bagian bawah
Anjurkan mengurangi masukan produk susu dan menggunakan aluminium laktat
atau melanjutkan dengan 1 quart susu setiap hari dan menggunakan aluminium
hidroksida, bila kram kaki berat atau menetap Masukan makanan yang
mengandung kalsium/ produk kalsium secara terus menerus, meningkatkan kadar
plasma terionisasi. Aluminium hidroksida meng-ikat fosfor pada saluran usus,
meng-imbangi ketidak seimbangan kalsium-fosfor
Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang dijual bebas.
Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir atau produk kalsium jika
diperlukan Mungkin menimbulkan konstipasi dan atau dapat mengandung bahan,
seperti Na, yang merupakan kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya
meretensi air. Penggunaan antasida yang me-ngandung kalsium sebagai tambahan
masukan makanan tinggi kalsium dapat memperberat ketidak seimbangan
kalsium-fosfor dan terjadinya kram otot.
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Beri antasida rendah Na Menetralisir keasaman gastric; penurunan kadar fosfor
Beri suplemen kalsium dan aluminium dalam bentuk jeli dengan cepat Tambahan
untuk produk susu akibat adanya intoleransi diet. Dapat menurun-kan kadar fosfor
Diagnosa keperawatan :
Perubahan pola seksualitas sehubungan dengan konflik mengenai perubahan
hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera fisik yang ditandai oleh kesulitan,
pembatasan atau perubahan dalam perilaku seksual
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mendiskusikan masalah seksual
2. Klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang alasan yang mungkin untuk
diubah
3. Klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi
kebutuhan individu
4. Klien dapat mengungkapkan kepuasan bersama atau konseling, bila dibutuhkan
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus yang normal Kepuasan
14. seksual yang optimal untuk klien prenatal terjadi pada trimestr kedua karena
vasokongesti pelvis/ perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat
mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat
pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan/ peningkatan hasrat
seksualitasnya sendiri dalam memberi respon terhadap perubahan bentuk tubuh
pasangannya
Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam
peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan
koitus secara aktual Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang
umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat
membantu menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik
apabila keduanya terpuaskan
Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktifitas seksual
Membantu pasangan untuk memper-timbangkan/ membuat pilihan
Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak
sesuai dari pria Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadi lebih tinggi (mis,
perkosaan, incest, kejahatan, kekerasan, dan per-selingkuhan ekstramarital) bila
pasangan sedang hamil
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Rujuk pada perawat klinis spesialis/ konseling sesuai indikasi Mungkin perlu
bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar yang dapat berkembang selama
kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya
Diagnosa keperawatan :
Ketidakefektifan koping individual sehubungan dengan krisis situasi/ maturasi,
kerentanan pribadi, persepsi tidak realistis
Hasil yang diharapkan :
1. Mengekspresiksn perasaan dengan bebas
2. Mengidentifikasi kekuatan individual
3. Menunjukkan keterampilan koping dan pemecahan masalah yang efektif
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Identifikasi rasa takut/ angan-angan klien yang mungkin dimiliki Rasa takut dan
angan angan yang umum dari wanita/ pria dapat timbul pada saat ini. Wanita
mungkin takut kematian dari suami, dan pria berfantasi tentang jika dirinya hamil
Kuatkan pasangan bahwa rasa takut dan fantasi tersebut adalah normal Dapat
menyulitkan bagi individu yang tidak melihat kenormalan dari pengalaman ini
Evaluasi derajat disfungsi klien yang dialami untuk mengubah apa yang sedang
terjadi dan yang sudah diperkirakan Klien yang mengalami kesulitan
menyesuaikan tugas – tugas yang berlebihan berkenaan dengan kehamilan/
menjadi orang tua dapat bermanifestasi tidak sesuai dalam melewati perawatan
kesehatan prenatal dari kelabilan emosi-nya. Pasangan pria dapat mende-
monstrasikan koping negatif seperti asyik dengan kerja/ hobi baru, kurang
15. berminat terhadap kehamilan, atau keterlibatan dalam aktivitas ekstra marital
Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasan tentang kehamilan dan menjadi
orang tua Mengakui dan mengekspresikan perasaan dapat membantu individu
mulai meng-identifikasikan masalah dan memulai proses pemecahan masalah
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Rujuk untuk konseling dan penyuluhan sesuai kebutuhan Mungkin perlu
tambahan bantuan untuk mengatasi masalah pokok
Diagnosa keperawatan :
Gangguan citra tubuh sehubungan dengan persepsi perubahan bio fisik, respon
orang lain
Hasil yang diharapkan :
1. Klien akan mengungkapkan penerimaan atau adaptasi bertahap untuk
mengubah konsep diri.
2. Klien akan mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan
kepuasan penampilan keseluruhan.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, dsb. Pada trimester
kedua, perubahan bentuk tubuh telah tampak. Respon negatif dapat terjadi pada
klien yang memiliki konsep diri rapuh. Efek lain seperti kloasma, striae
gravidarum, telangiektasis, jerawat dapat memperberat perubahan emosi.
Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien terhadap perubahan.
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan. Individu bereaksi secara
berbeda terhadap perubahan. Informasi dapat membantu memahami atau
menerima apa yang terjadi.
Anjurkan gaya dan sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil. Situasi individu
menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan meningkatkan penampilan klien
dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
Diskusikan metoda perawatan kulit dan berhias, menggunakan kaos kaki
penyokong, pemeliharaan postur dan progam latihan sedang. Belajar dan ikut
melihat dan merasa lebih baik mungkin membantu untuk memper-tahankan
perasaan positif tentang dirinya. Aturan latihan perinatal yang bukan latihan
ketahanan cenderung memper-pendek persalinan, meningkatkan ke-mungkinan
kelahiran vaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi
oksitosin.
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan atau kelas pendidikan kelahiran
anak dan menjadi orang tua. Mungkin membantu dalam memberikan dukungan
tambahan, selama periode perubahan dan mengidentifikasi model peran.
16. Diagnosa keperawatan :
Kurangnya pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan sehubungan
dengan terus membutuhkanya informasi sesuai perubahan trimester kedua yang
dialami yang ditandai dengan permintaan informasi, pernyataan masalah atau
konsep yang salah.
Hasil yang diharapkan :
1. Klien dapat mengungkapkan atau mendemonstrasikan perilaku perawatan diri
yang meningkatkan kesejahteraan.
2. Klien akan bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatannya sendiri.
3. Klien akan mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan
mencegah faktor resiko.
4. Klien dapat mengidentifikasikan tanda bahaya atau mencari perawatan medis
yang tepat.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester kedua. Pertanyaan
timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa memperhatikan apakah
diharapkan atau tidak.
Lakukan progaram penyuluhan sesuai pedoman Pengulangan menguatkan
penyuluhan dan bila klien belum melihat sebelumnya informasi bermanfaat saat
ini.
Beri informasi tentang kebutuhan fero sulfat dan asam folat. Fero sulfat dan asam
folat membantu memertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam folat
memperberat anemia megaloblastik, kemungkinan aborsi dan malformasi janin.
Identififkasi kemungkinan resiko kesehatan individu, misal aborsi spontan,
penyakit jantung, hipertensi akibat kehamilan, DM gestasional. Membantu
mengingatkan klien tentang potensial situasi resiko tinggi yang memerlukan
pemantauan lebih ketat dan atau intervensi.
Kolaborasi
Diskusikan obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol atau
mengatasi masalah medis. Membantu dalam memilih kegiatan karena kebutuhan
harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
Diskusikan kebutuhan terhadap pemerik-saan lab khusus skrining dan pemantauan
sesuai indikasi . Kunjungan pranatal yang sering mungkin diperlukan untuk
meningkatkan kesejahtraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht menggunakan
elektroforesis mendeteksi anemia khusus dan membantu menentukan penyebab.
Skrining untuk DMG pada klien berisiko dapat mendeteksi hiperglikemia, dapat
memerlukan tindakan insulin dan atau diet.
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi terhadap cidera pada janin sehubungan dengan masalah kesehatan
ibu, pemajanan pada teratogen atau agen infeksi
17. Hasil yang diharapkan :
1. Klien akan mengungkapkan kesadaran tentang faktor resiko individu.
2. Klien akan menghindari faktor dan perilaku yang dapat memperberat cedera
janin.
Tindakan atau Intervensi :
Mandiri
Intervensi Rasional
Tentukan pemahaman sebelum informasi diberikan Mengidentifikasikan
kebutuhan atau masalah individu dan memberikan kesempatan untuk memperjelas
kesalahan konsep, khususnya untuk klien yang berkunjung pertama kali.
Tinjau ulang status kesehatan ibu, misal malnutrisi, penyalahgunaan penggunaan
zat. Faktor ini dapat mempunyai dampak besar pada perkembangan jaringan dan
organ jaringan dan identifikasi serta interfensi awal dapat mencegah hasil yang
buruk.
Kaji faktor lain yang mungkin berbahaya pada janin, misal pemajanan virus atau
PHS, faktor lingkungan. Identifikasi memungkinkan pendiskusian cara-cara untuk
meminimalkan atau men-cegah cidera. PHS atau virus merupakan masalah ringan
tapi berdampak negatif besar pada kesejahteraan janin.
Perhatikan quickening dan denyut jantung janin. Rujuk pada dokter bila
ditemukan masalah. Pergerakan janin dapat dirasakan pada dirasakan pada
minggu ke 16 – 20, kurang gerakan dapat menandakan adanya masalah. Gagal
untuk mendeteksi DJJ dapat menandakan penurunan atau tidak adanya janin atau
adanya mola hidatidosa.
Kaji pertumbuhan uterus dan tinggi fundus pada tiap kunjungan. Merupakan
skrining untuk gestasi multipel, pertumbuhan janin normal atau abnormal,dapat
mendeteksi masalah yang berhubungan dengan polihidramnion atau
oligohidramnion
Beri informasi tentang tes diagnostik atau prosedur dan tinjau ulang resiko dan
potensial efek samping Mempunyai informasi yang membantu klien atau
pasangan untuk menghadapi situasi dan membuat keputusan berdasarkan
informasi.
Kolaborasi
Intervensi Rasional
Bantu dengan prosedur ultrasonografi, dan jelaskan tujuannya Mendeteksi adanya
janin di awal minggu ke 5-6 gestasi dan memberikan informasi tentang
pertumbuhan janin dengan menggunakan pengukuran kepala sampai kaki, panjang
femur, dan diameter biparietal, untuk memastikan usia gestasi dan
mengesampingkan retardasio pertumbuhan. Juga menentukan ukuran dan lokasi
plasenta dan dapat mendeteksi bebeapa abnormalitas janin
Dapatkan sampel serum ibu untuk kadar alfa fetoprotein (AFT) diantara minggu
ke 14 dan 16 Pada NTD terbuka (paling umum spina divida dan anencephali),
AFP, protein yang diproduksi oleh kantung yolk dan hepar janin, ada pada serum
ibu dengan kadar 8 kali lebih tinggi dari normal pada gestasi minggu ke 15
Bantu dengan amniosintesis bila kadar AFP abnormal khususnya pada populasi
resiko tinggi (misalnya; Klien dengan kemungkinan kelainan genetic/ anak
sebelumnya mengalami abnormalitas kromosom, gravida tua lebih dari usia 35
18. tahun), Bila klien belum dilakukan sample vilus korionik (SVK) Analisis cairan
amniotic mendeteksi kelainan genetic/ kromosom dan NTD
Ikuti konseling genetic, bila perlu Klien akan memerlukan informasi untuk
membuat keputusan berdasarkan infor-masi tentang perjalanan tindakan selama
kehamilan ini serta yang akan datang
Lakukan skrining klien terhadap DMG dengan tes toleransi glukosa (TTG) pada
gestasi minggu ke 24-26 sesuai indikasi. DMG dihubungkan dengan makrosomia
dan masalah distosia
http://nazran.wordpress.com/2009/04/30/kehamilan-trimester-2/